• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Geomigas Unhas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Geomigas Unhas"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

(Kode MK/SKS : 265H2203/3 sks)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BUKU AJAR

GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

(Kode MK/SKS : 265H2203/3 sks)

Oleh :

Makhrani, S.Si, M.Si

Program Studi Geofisika

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Hasanuddin

2012

GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH PENULISAN BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012

Judul Buku/Mata Kuliah : Geologi Minyak dan Gas Bumi Nama Lengkap : Makhrani, S.Si, M.Si

Penanggung Jawab Penulisan : Makhrani, S.Si, M.Si

N I P / N I D N : 19720227 199802 2 002 / 0027027201 Pangkat/Golongan : Penata / IIIc

Program Studi : Geofisika

Fakultas : MIPA

Email : rani_anshar@yahoo.co.id

Anggota Tim Penulis :

Biaya : Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)

Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas

Hasanuddin tahun 2012 sesuai SK Rektor Unhas No

Makassar, 25 November 2012

Dekan Fakultas Mipa Penanggungjawab Penulisan

Prof. Dr. H. Abd Wahid Wahab, M.Sc Makhrani, S.Si, M.Si

NIP . 19490827 197602 1 001 NIP 19720227 199802 2 002

Mengetahui,

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan

Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc. NIP 19630501 198803 1 004

(3)

KATA PENGANTAR

Atas rakhmat Allah Yang Maha Pengasih serta terdorong oleh hasrat hati untuk menyumbangkan sesuatu yang Insyaallah bisa berguna dalam memperlancar proses pembelajaran khususnya pada program studi geofisika Jurusan Fisika FMipa Unhas, dengan ini kami persembahkan satu buku ajar untuk mata kuliah Geologi Minyak dan Gas Bumi yang disusun secara sederhana agar mudah dipahami oleh mahasiswa terutama untuk para peminat mata kuliah ini.

Maksud dan tujuan buku ajar ini yaitu sebagai bahan pembelajaran dan pedoman untuk lebih memahami bagaimana kaitan antara kondisi geologis dengan keberadaan minyak dan gas bumi, dimana faktor ini biasanya melibatkan metode-metode geofisika seperti seismic, geoloistrik dll.

Struktur materi dalam buku ajar ini diawali dengan penjelasan tentang istilah-istilah dasar yang ada dalam Geologi Minyak dan Gas Bumi serta keterkaitannya dengan ilmu-ilmu yang lain. Pada Bagian selanjutanya disajikan pembahasan tentang hakikat minyak dan gas bumi sebagai bahan hidrokarbon sampai pada bagian akhir yang berbicara tentang tahapan-tahapan eksplorasi migas bahkan juga daerah-daerah yang potensil mengandung minyak dan gas bumi. Jadi secara terpadu materi yang disajikan diharapkan mampu memberi nilai tambah dalam proses pembelajaran, selain itu pula karena mata kuliah ini sangat membantu dalam memberikan pemahaman sebagai modal dalam memasuki dunia kerja khususnya dibidang industri minyak yang memang sangat terkait sekali dengan program studi geofisika.

Kami menyadari bahwa buku ajar ini masih harus diperbaharui lebih lanjut, untuk itu segala masukan dan kritikan yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Ucapan terimah kasih juga tak lupa kami haturkan kepada LKPP yang telah memberikan kepercayaan dan bantuan dana untuk penyusunan buku ajar ini. Akhir kata mudah-mudahan bermanfaat. Wassalam

Makassar Oktober 2012

(4)

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Pengesahan i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Senarai Kata Penting iv

Bab I Pendahuluan 1

A. Profil Lulusan Program Studi 1

B. Kompetensi Lulusan 1

C. Analisis Kebutuhan Pembelajaran 3 D. Garis Besar Program Pengajaran (GBRP) 5

Bab II Arti Penting Minyak dan Gas Bumi 8

Bab III Hakikat Minyak dan Gas Bumi 22

Bab IV Cara Terdapatnya Minyak dan Gas Bumi 35

Bab V Batuan Reservoir 43

Bab VI Perangkap Reservoir 54

Bab VII Asal Minyak dan Gas Bumi 63

Bab VIII Batuan Induk, Pematangan, Migrasi Serta Akumulasi

Minyak dan Gas Bumi 81

Bab IX Eksplorasi MInyak dan Gas Bumi 92

Bab X Geologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia 101

Evaluasi 118

Penutup 119

Daftar Pustaka 122

(5)

SENARAI KATA PENTING (GLOSARIUM)

Antiklin : Suatu lipatan ke atas yang berbentuk busur (arc)

Akumulasi minyak : cara terdapatnya minyak yang dalam jumlah besar atau

dari segi ekonomi terkumpul secara menguntungkan.

Back arc basin : Cekungan yang berbentuk busur yang terjadi akibat penipisan

kerak dibelakang busur magmatic.

Basalt: Batuan beku berbutir halus dengan komposisi gabro.

Bidang perlapisan : Bidang yang memisahkan lapisan-lapisan batuan

sedimen.

Eksplorasi : tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh

informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

Eksplorasi minyak dan gas bumi : Semua kegiatan dari permulaan sampai

akhir dalam usaha dan penambahan cadangan minyak bumi yang baru.

Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.

Fasies : Kelompok sifat yang dapat dibedakan dalam satuan batuan. Fossil : Sisa kehidupan masa lampau yang terawetkan.

Formasi : Satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi. Formasi harus

memiliki keseragaman atau gejala-gejala litologi yang nyata baik terdiri dari satu macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih ; beberapa jenis batuan yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda dari satuan formasi lainnya.

Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi

tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi.

(6)

Kerogen : Bahan organik, tidak larut, dijumpai pada batuan sedimen terutama

shale.

Lapangan minyak : Daerah yang dibawahnya mempunyai akumulasi minyak

dalam beberapa telaga minyak dan terdapat dalam suatu gejala geologi yang sama.

Lipatan :Pelengkungan atau flexure pada batuan.

Migrasi :Pergerakan minyak atau gas dari batuan induk ke batuan reservoir. Migrasi Primer : Keluarnya minyak dan gas bumi dari batuan induk dan

masuk ke batuan lapisan penyalur (carrier bed)

Migrasi Sekunder : Pergerakan minyak dan gas bumi dari lapisan penyalur ke

tempat akumulasi (tempat tetes-tetes atau gumpalan-gumpalan minyak terkumpul atau terperangkap).

Minyak dan gas bumi ialah bahan-bahan galian minyak bumi, aspal, lilin

bumi, semua jenis bitumen baik yang padat maupun yang cair dan semua gas bumi serta semua hasil-hasil pemurnian dan pengolahan bahan-bahan galian antrasit dan segala macam batu bara, baik yang tua maupun yang muda.

Oil shale : Shale yang kaya akan hidrokarbon.

Oil shows : Terdapatnya dalam jumlah kecil atau sebagai tanda-tanda minyak. Perangkap minyak :Bentuk lapisan penyekat yang sedemikian rupa sehingga

minyak tidak dapat lari kemana-mana lagi.

Perangkap Struktur : Perangkap minyak yang dibentuk karena gaya tektonik

atau struktur misalnya pelipatan dan pematahan.

Perangkap Stratigrafi : Perangkap minyak yang terjadi karena berbagai variasi

lateral dalam litologi suatu lapisan reservoir atau penghentian dalam kelanjutan penyaluran minyak dalam bumi.

Permeabilitas : sifat dari batuan reservoir yang mampu meloloskan fluida atau

cairan melalui pori-pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk atau kerangka batuan tersebut.

(7)

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang

Porositas : Perbandingan (dalam persen) antara pori-pori dalam batuan

dengan volume batuan.

Propinsi atau daerah minyak : daerah dimana sejumlah telaga dan lapangan

minyak berkelompok dalam lingkungan geologi yang sama.

Rembesan (seep) : Bentuk keberadaan minyak bumi dipermukaan yang tidak

mempunyai nilai komersil tetapi bisa menunjukkan daerah kemungkinan adanya minyak di bawah permukaan.

Reservoir :Wadah dimana minyak terkumpul.

Sesar : Permukaan dimana tubuh batuan patah dan bergeser.

Shale : Batuan sedimen klastik berbutir halus akibat konsolidasi lempung dan

lumpur.

Tar : Minyak bumi sangat kental, tidak dapat mengalir.

Tekanan reservoir : Tekanan yang diberikan oleh zat yang mengisi rongga

reservoir, baik gas, minyak maupun air.

Tektonik : Studi mengenai pergerakan dan deformasi litosfer.

Telaga minyak : Bahagian dari suatu reservoir yang seluruhnya terisi oleh

minyak.

Usaha Pertambangan : kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau

batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI

Kelulusan mahasiswa dari Program Studi Geofisika dikendalikan dari mutu lulusan yang menyangkut sikap wawasan dan kemampuan. Tingkat kompleksitas dan spesifikasi pengetahuan dasar dari lulusan Program Studi Geofisika memerlukan kematangan intelektual yang perlu pengembangan yang meliputi bidang-bidang:

a. Kognitif menyangkut kematangan wawasan b. Psikomotorik menyangkut ketarmpilan

c. Afektif menyangkut kematangan sikap/perilaku

d. Kemandirian menyangkut kemampuan tindakan pengelolaan yang dimanifestasikan dalam mutu peneitian.

Berdasarkan pengembangan bidang-bidang tersebut di atas, maka profil lulusan Program Studi Geofisika dan komponennya disusun sebagai berikut: 1. Kepribadian : Memiliki integritas dan etika ilmiah yang tinggi dalam

berkehidupan bermasyarakat serta movitasi yang tinggi untuk bekerja sepanjang hayat.

2. Profesionalisme :Memiliki kemampuan dan ketrampilan pengembangan metode ilmiah berdasarkan pemahaman knowledge

foundationdalam bidang lingkungan, sumberdaya alam dan

informasi.

3. Kecendekiaan : Memiliki dasar keilmuan geofisika yang kuat dan keterampilan yang tinggi untuk menyelesaikan masalah IPTEKS, sosial budaya masyarakat.

4. Adapatsi : Memiliki kemampuan keilmuan dan keterampilan untuk beradaptasi dan bekerja sama dalam kegitan lintas displin.

B. KOMPETENSI LULUSAN

Pernyataan kompetensi PS Geofisika Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin berdasarkan Kepmendiknas No. 045/U/2002 adalah sebagai berikut:

(9)

a. Kompetensi Utama (U)

1. Menjunjung tinggi norma, tata nilai, moral, agama, etika dan tanggung jawab profesional sebagai sarjana geofisika.

2. Memiliki pengetahuan dasar geofisika secara komprehensif sehingga mereka dapat berprofesi sebagai ahli geofisika melalui penguasaan secara operasional sains dasar (matematika, fisika, kimia, biologi, geologi), disamping ilmu geofisika secara umum.

3. Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melakukan permodelan matematis/fisis berbagai proses geofisika.

4. Memiliki pengetahuan keahlian dalam merancang dan melaksanakan survei geofisika praktis secara lengkap (pengumpulan data, pemrosesan data, dan interpretasi) dan menuangkan hasilnya dalam bentuk laporan penelitian.

5. Memiliki penguasaan secara operasional semua metode geofisika (a.l. seismik, gravitasi, magnetik, elektrik, elektromagnetik, termik, radio-aktivitas), metode survey hidro-oseanografi dan prediksi cuaca yang akurat.

b. Kompetensi Pendukung (P)

1. Mampu berkomunikasi secara efektif dalam bidang geofisika khususnya dan masyarakat luas dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

2. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu geofisika dalam melakukan mitigasi dan adaptasi bencana alam.

3. Mandiri untuk belajar lebih lanjut (mengembangkan diri) dan berfikir secara logis dan analitis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara profesional.

c. Kompetensi Lainnya

1. Memiliki pemahaman, kesadaran dan kearifan tentang berbagai aspek sosial, ekonomi dan budaya akibat dampak laju perkembangan IPTEKS yang pesat.

2. Memiliki integritas, adaptif, mampu bekerjasama (team work) dan memiliki etika ilmiah yang tinggi baik dalam lingkungan kerja maupun dalam

(10)

3. Memiliki kesadaran, kepedulian dan komitmen terhadap perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

Hubungan antara profil lulusan dan kompetensi lulusan Program Studi Geofisika ditunjukkan pada Tabel-1.

Tabel-1Matriks hubungan antara Profil dan Kompetensi Lulusan

Profil Lulusan

Kompetensi yang seharusnya dimiliki Kompetensi Utama Kompetensi Pendukung Kompetensi Lainnya Kepribadian U1 P1 L1, L2 Profesionalisme U4, U5 P2 L3 Kecendekiaan U2, U3 P1 L3 Adapatsi U1 P5 L2

C. ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN

Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, pimpinan fakultas mensyaratkan kehadiran mahasiswa 80 persen untuk dapat mengikuti ujian akhir seperti yang tertuang di dalam Peraturan Akademik Universitas Hasanuddin. Aturan yang sama juga berlaku bagi penyajian materi matakuliah, dimana hanya matakuliah yang telah memproses kegiatan belajarnya di kelas minimal 80 persen yang dapat diujikan di akhir semester. Dosen yang tidak melaksanakan tugas perkuliahan dengan baik, diingatkan pada setiap rapat rutin di tingkat jurusan.

Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui: (1) kesesuaian materi perkuliahan dengan GBRP; (2) penguasaan materi oleh dosen; (3) sistematika penyajian; (4) penguasaan alat bantu (media elektronik, hand-out); (5) kemampuan memberikan umpan-balik terhadap tanggapan (pertanyaan dan komentar)

(11)

mahasiswa; dan (6) kemampuan dosen mengkomunikasikan materi perkuliahan.

Selain itu kurikulum merupakan bagian yang sangat penting untuk pelaksanaan proses pembelajaran. Revisi kurukulum dilakukan setiap selang waktu tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna lulusan (industri, institusi swasta dan pemerintah). Struktur kurikulum yang dijalankan oleh Program Studi Geofisika berdasarkan kelompok matakuliah sesuai dengan Kepmendiknas No. 232/U/2000. KBK ini terbagi ke dalam lima kelompok matakuliah, yaitu:

1. MPK (Matakuliah Pengembangan Kepribadian), yang berbobot: 12 sks (7,3 %)

2. MKK (Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan), yang berbobot: 72 sks (43,4 %)

3. MKB (Matakuliah Keahlian Berkarya), yang berbobot: 56 sks (33,7 %) 4. MPB (Matakuliah Perilaku Berkarya), yang berbobot: 11 sks (6,6 %)

5. MBB (Matakuliah Berkehidupan Bersama), yang berbobot: 15 SKS (9,0 %)

D. GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)

Garis Besar Rencana Pembelajaran untuk mata kuliah Geologi Minyak dan Gas Bumi disajikan pada halaman berikut :

(12)

GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH : GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

KODE MATAKULIAH : 265H2203

DOSEN PENGAMPU : MAKHRANI,S.Si, M.Si ; SABRIANTO ASWAD, S.Si, M.Si

Matakuliah Prasyarat : Geologi Dasar

Kompetensi Utama : Kemampuan memiliki pemahaman dan penguasaan tentang dasar-dasar dalam Geologi Minyak dan Gas Bumi yang Meliputi Pengertian, Asal Mula, Keberadaan Migas, Kegiatan Eksplorasi Serta Perkembangan Industri Minyak dan Gas Bumi.

Kompetensi Pendukung : Dapat Melakukan Interpretasi Terhadap Rekaman Seismik Pantul dan Mamahami Tentang Keberadaan Minyak dan Gas Bumi Kompetensi Lainnya : Kemampuan menjadi pribadi yang mempunyai visi untuk tetap melestarikan sumber daya alam

Memiliki pemahaman dan penguasaan tentang optimalisasi eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam Kemampuan berinteraksi secara berkelompok

Minggu

ke Sasaran Pembelajaran Materi Pembelajaran Strategi Pembelajaran Kriteria Penilaian Nilai (%)Bobot 1 Membentuk kelompok belajar Kontrak Perkuliahan Ceramah

2 Menjelaskan pengertian minyak dan gasbumi serta sejarah dan perkembangan

industri minyakbumi di

Pendahuluan Ceramah + tugas mandiri Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

(13)

Indonesia

3 Menjelaskan Hakikat minyak dan gas bumi dalam bentuk hidrokarbon padat, cair dan

gas

Hakikat minyak dan gas bumi dalam bentuk hidrokarbon padat, cair

dan gas

Ceramah interaktif + Tugas

Mandiri Ketepatan penerapan konsep pada jawaban 10 % 4 Menjelaskan cara terdapatnya

minyak dan gas bumi pada permukaan, dalam kerak bumi dan penyebarannya

Cara terdapatnya Minyak

dan gas bumi Collaborative Learning + tugas Ceramah Interakif + kelompok

Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian 10 % 5-6 Menjelaskan pengertian

permeabilitas, hakekat rongga pori, batuan reservoir, dan

jenis-jenis batuan reservoir

Batuan Reservoir Collaborative Learning + Tugas

kelompok Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian 10 %

7-8 Memahami perangkap migas dalam keadaan hidrostatik,

perangkap struktur, perangkap stratigrafi, ketidakselarasan, perangkap

sekunder dan perangkap desitter

Perangkap Reservoir Small Group Disscussion dan

presentasi Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian 10 %

8-9 Memahami teori asal anorganik, teori organik, akumulasi mibas, pengawetan dan transformasi zat organik dalam sedimen

Asal Minyak dan Gas Bumi Small Group Disscussion dan

presentasi Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian 10 %

10-11 Memahami konsep batuan

(14)

induk, pematangan migas, migrasi dan proses akumulasinya

Akumulasi Migas kerjasama tim

12-13 Mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan eksplorasi migas serta

tahapan-tahapan eksplorasi

Eksplorasi Minyak dan Gas

Bumi Collaborative Learning Kejelasan uraian serta kerjasama tim

10 %

14-15 Mengetahui daerah-daerah yang potensil mengandung migas di Indonesia serta memahami beberapa cekungan minyak yang ada di Indonesia

Geologi Minyak dan Gas

Bumi di Indonesia Study Case Ketepatan penerapan konsep dan contoh serta kejelasan uraian

5 %

16 Mengingat kembali pemahaman konsep dari keseluruhan isi materi yang telah diperoleh

Evaluasi Final Test Ketepatan penerapan konsep

pada jawaban 15 %

Referensi :

1. Koesoemadinata.R.P.1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi ; Jilid 1, Penerbit ITB Bandung. 2. Koesoemadinata.R.P.1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi ; Jilid 2, Penerbit ITB Bandung. 3. Ginanjar. 1984. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Diktat. Workshop Geofisika. Unpad. Bandung 4. Skinner.b.j.1980. Earth’s Energy and Mineral Resources. William Kaufumann inc Los Altos

(15)

BAB II

ARTI MINYAK DAN GAS BUMI SERTA SEJARAH

PERKEMBANGAN INDUSTRI MIGAS

II.1 PENDAHULUAN

Pada materi ini ada beberapa sasaran belajar yang akan dicapai yaitu terdiri dari sasaran umum dan sasaran khusus. Adapun sasaran umumnya yaitu ; mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman yang luas tentang arti pentingnya minyak dan gas bumi serta mengetahui sejarah perkembangan industry migas.

Sasaran khususnya yaitu :

 Mahasiswa mengetahui beberapa pengertian dasar yang akan sering dijumpai pada materi ini

 Mahasiswa memahami beberapa keunggulan migas sebagai sumber energy

 Mahasiswa mengetahui ruang lingkup Geologi Minyak dan Gas Bumi  Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang sejarah migas khususnya

yang menyangkut sejarah metoda eksplorasi di Indonesia

Dalam proses pembelajaran tentang materi ini ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu :

 Mahasiswa diharapkan membaca materinya sebelum masuk ke ruang kuliah untuk memperlancar proses diskusi yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung.

 Mahasiswa diharapkan telah memiliki referensi pendukung lainnya yang nantinya akan memperkaya informasi tentang materi ini.

II.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN II.2.1 ARTI MINYAK DAN GAS BUMI

Minyak dan gas bumi merupakan istilah Indonesia yang pemakaiannya telah mendarah daging pada kita. Sebelumnya, kita lebih banyak menggunakan istilah minyak tanah yang berarti minyak yang berasal dari dalam tanah untuk mendefenisikan arti minyak bumi/minyak mentah. Selain itu, istilah gas bumi yang dalam bahasa Inggris disebut Earth Gas juga tidak banyak digunakan.

(16)

Istilah yang lazim digunakan pada masyarakat kita untuk mendefenisikan gas bumi adalah Liquid Petroleum Gas (LPG). Dengan diketahuinya bahwa minyak bumi terdapat bersama-sama dengan gas bumi, maka istilah yang lazim yang digunakan sekarang adalah minyak dan gas bumi.

Menurut Undang-Undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang : Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi, yang dimaksud dengan minyak dan gas bumi ialah bahan-bahan galian minyak bumi, aspal, lilin bumi, semua jenis bitumen baik yang padat maupun yang cair dan semua gas bumi serta semua hasil-hasil pemurnian dan pengolahan bahan-bahan galian antrasit dan segala macam batu bara, baik yang tua maupun yang muda.

A. Kepentingan Minyak dan Gas Bumi dalam Peradaban

Sebelum akhir tahun 1973 pentingnya minyak dan gas bumi sebagai bahan galian tidaklah terlalu terasa. Penurunan produksi minyak bumi telah mengakibatkan timbulnya krisis di seluruh dunia dan memberikan pengaruh politik ataupun ekonomi.

Dari sini dapat dilihat,bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber kekayaan yang sangat penting,yang berpengaruh ataupun yang merupakan salah satu faktor peradaban manusia. Minyak bumi mempunyai peranan khusus karena bukan semata-mata bersifat bahan galian,tetapi juga berupa bahan bakar. Jadi merupakan sumber energi yang penting.

Adapun sumber energi yang lazim kita kenal pada saat ini selain minyak dan gas bumi antara lain :

1. Arang dan Kayu 2. Batubara

3. Sumber Hidro-Listrik 4. Energi Nuklir

5. Energi Matahari

6. Energi Panas Bumi (Geothermal)

B. Keunggulan Minyak dan Gas Bumi Sebagai Sumber Energi

Minyak dan gas bumi,terutama minyak bumi,mempunyai keunggulan daripada sumber energi lainnya yang telah diutarakan di atas. Keunggulan

(17)

tersebut disebabkan karena berbagai sifat fisika tertentu dari minyak dan gasbumi,yaitu antara lain:

1. Sifat cair minyak bumi.

2. Minyak dan gas bumi memiliki nilai kalor yang tinggi.

3. Minyak dan gas bumi menghasilkan berbagai macam bahan bakar. 4. Minyak dan gas bumi menghasilkan berbagai macam pelumas.

5. Minyak dan gas bumi dapat bersifat sebagai bahan baku, yaitu bahan petrokimia.

Tabel II.1 Nilai Kalori Beberapa Jenis Bahan Bakar

Bahan Bakar Kal/gram

Kayu Arang Kayu Batubara Muda/Lignit Batubara Subbitumina Batubara Bitumina Lemak Hewan Minyak Nabati Alkohol/Etil Aspal Minyak Mentah Minyak Bunker Solar Minyak Tanah Bensin 3.990-4.420 7.260 3.328-3.339 5.289-5.862 5.650-8.200 9.500 9.300-9.500 6.456 5.295 10.419-10.839 10.283-10.764 10.667 11.006 11.528 Sumber : RP Koesoemadinata, 1980

C. Beberapa Pokok Kebijaksanaan dalam Penggunaan Minyak Bumi Sebagai Sumber Energi

Dalam pemanfaatan minyak dan gas bumi kita perlu memperhatikan tiga pokok kebijaksanaan sebagai berikut :

(18)

1. Kenyataan bahwa minyak bumi merupakan bahan dapat habis

(exhaustible) atau dapat dikatakan tidak dapat diperbaharui kembali.

Hal ini mengandung arti bahwa eksplorasi minyak bumi harus terus menerus dilakukan, selain itu harus pula ditentukan garis besar kebijaksanaan mengenai pengelolaan energy yaitu bahwa untuk setiap barrel minyak yang diproduksikan secara minimal haruslah diikuti dengan penemuan satu barrel minyak pada kegiatan eksplorasi. Jadi pihak manapun atau Negara manapun haruslah memegang suatu kebijaksanaan bahwa eksplorasi harus terus menerus dilakukan bukan semata-mata hanya untuk menembah jumlah cadangan tetapi juga untuk mengganti cadangan yang telah diproduksi. 2. Konsumsi minyak bumi terus-menerus meningkat. Kita ketahui bersama

bahwa peradaban atau kehidupan manusia sangat tidak bisa lepas dari kebutuhan akan minyak dan gas bumi, baik itu dinegara yang sedang berkembang apalagi Negara-negara maju. Untuk itu kebijakan ini haruslah dijadikan pedoman baik itu Negara penghasil minyak maupun Negara konsumen. Untuk Asia Tenggara misalnya, jika dewasa ini produksi Indonesian berlebihan mungkin saja ditahun-tahun yang akan datang karena meningkatnya permintaan akan minyak bumi mengakibatkan Negara ini akan mengimpor dari Negara luar kecuali jika ia mampu mempertinggi produksi dan memperbesar cadangan minyaknya.

3. Kebijaksanaan harus juga didasarkan pada tidak meratanya sumber

daya minyak bumi di seluruh dunia. Hal ini bukan saja di seluruh dunia

melainkan pada suatu lingkup wilayah yang lebik kecil misalnya suatu Negara maka keberadaan minyak atau penyebarannya juga tidak merata. Kita ambil contoh di Negara Indonesia yang juga termasuk salah satu Negara penghasil minyak, tidak semua wilayahnya mempunyai kandungan minyak. Dari masa lampau hingga sekarang tidak meratanya penyebaran minyak bumi telah menyebabkan politik ekspansi. Banyak Negara berusaha untuk menguasai suatu wilayah yang kaya akan kandungan minyak bukan ditinjau dari segi militer tetapi segi politik ekonomi. Jadi apabila suatu Negara ingin maju maka Negara itupun harus mengamankan persediaan minyaknya dengan perencanaan untuk waktu yang cukup lama.

(19)

D. Minyak Bumi Sebagai Zat Unik dalam Kerak Bumi

Minyakbumi merupakan suatu zat yang unik di dalam kerak bumi yang sebetulnya serba padat disamping air. Keunikan tersebut dapat kita perinci sebagai berikut :

1. Sifatnya yang cair membedakannya dengan zat lain disekitarnya,kecuali air. 2. Sifatnya yang cair menyebabkan geologi sejarah minyakbumi pun berlainan

dari kerak bumi sendiri.

3. Susunan kimia minyakbumi juga berbeda dengan kerak bumi.

4. Secara kimia minyakbumi mempunyai hubungan erat dengan zat organik sehingga batuan sedimen merupakan habitat minyak dalam kerak bumi.

E. Ruang Lingkup Geologi Minyak dan Gas Bumi

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa minyak bumi dan batu bara merupakan bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil bersifat organik, maka sangatlah erat hubungannya dengan batuan sedimen. Selain itu, kita dapat melihat pula hubungan yang sangat erat antara bijih-bijih dengan berbagai bahan baku seperti logam dan sebagainya, yang pada umumnya berhubungan dengan batuan beku dan sedimen. Dengan demikian, kita dapat melihat perbedaan yang menyolok antara bahan bakar yang berhubungan dengan batuan sedimen di satu pihak dan di pihak lain bahan baku yang berhubungan erat dengan batuan beku dan metamorf. Berdasarkan kenyataan di atas, kita dapat membedakan dua bidang utama dalam ilmu geologi, yaitu :

Geologi Batuan Keras (hard-rock geology), yaitu bidang geologi yang khusus mempelajari bijih-bijih logam yang berhubungan erat dengan dengan batuan kristalin atau batuan beku dan metamorf. Bidang ini sering digolongkan dalam Geologi Ekonomi.

Geologi Batuan Lunak (soft-rock geology), yaitu bidang yang mempelajari batuan sedimen, terutama untuk mencari minyak dan batu bara yang erat hubungannya dengan batuan sedimen. Geologi Batuan Lunak juga disebut sebagai Geologi Bahan Bakar (fuel geology).

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa ruang lingkup geologi minyak dan gas bumi ini merupakan pengkajian dari batuan sedimen dan semua faktor yang

(20)

menentukan cara terdapatnya, penyebarannya dan cara berakumulasinya minyak dan gas bumi di dalam kerak bumi.

II.2.2 Sejarah dan Perkembangan Industri Minyak Bumi A. Sejarah Umum dan Perkembangan Industri Minyak Bumi

Di dalam sejarah manusia, minyak bumi pertama kali ditemukan atau dikenal orang di Timur Tengah, di Iran atau Parsi Kuno yang juga dikenal sebagai daerah Mesopotamia, minyak bumi mula-mula dikenal sebagai rembasan dan sumber yang terdapat di permukaan bumi. Nabi Nuh as yang diperkirakan hidup di daerah ini adalah manusia yang mungkin pertama kali memanfaatkan minyak bumi (dalam hal ini aspal) untuk melapisi perahunya agar tidak kemasukan air.

Di zaman Harun Al-Rasyid, minyak bumi juga telah dikenal dan digunakan sebagai pembakar yang dinamakan naptha. Hal ini terjadi jauh sebelum perkembangan minyak bumi modern timbul. Pada zaman Cina Kuno bahkan telah dikenal industri pengusahaan minyak bumi dan menurut catatan sejarah, orang Cina bahkan telah mencoba membor minyak bumi sejak zaman sebelum masehi.

Industri minyak bumi yang modern muncul di Amerika Serikat pada abad ke-19, yang segera disusul oleh beberapa negara Eropa dan bagian dunia lainnya. Sebelum ditemukan pengusahaannya secara komersiil, minyak bumi telah dikenal di Amerika Serikat sebagai rembasan yang muncul dari permukaan bumi, semula sering dianggap sebagai barang aneh dan juga diperjualbelikan sebagai obat. Namun, Jauh sebelum minyak bumi digunakan dalam industri, Haquet pada tahun 1794 telah mengemukakan teorinya bahwa minyak bumi berasal dari daging ataupun zat organik lainnya, seperti kerang atau moluska. Hal ini dikemukakan karena batuan yang mengandung minyak biasanya mengandung fosil binatang laut.

Pada tahun 1805, Von Humbold dan Gay Lussac mengira bahwa minyak bumi berhubungan dengan aktivitas gunung api, seperti gunung venesius. Ide serupa dikemukakan pula oleh ahli geologi Perancis Virlet d’Aoust pada tahun 1834. Teorinya didasarkan pada gejala bahwa seringkali minyak bumi ditemukan bersamaan dengan lumpur gunung api.

(21)

Pada tahun 1842, Sir William Logan, direktur Jawatan Geologi Kanada menghubungkan terdapatnya rembasan minyak dengan struktur antiklin, seperti di pulau Gespe yang terdapat di sungai St. Lawrence. Pada tahun 1847 di Glasgow Inggris untuk pertama kali mengolah minyak bumi menjadi minyak lampu yang menggantikan lilin yang merupakan sumber penerangan utama pada saat itu. Sejak saat itu, minyak menjadi bahan yang banyak dicari oleh pengusaha. Hal ini menimbulkan ide bagi Kolonel William Drake untuk membor minyak yang dapat diproduksikan secara komersiil.

Tahun 1859 merupakan saat bersejarah yang sangat penting, yaitu saat permulaan timbulnya industri minyak. Pengeboran dilaksanakan di Titusville, negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, dan minyak berhasil ditemukan serta di produksikan dari kedalaman 69 kaki. Pemboran dilakukan di dekat suatu rembasan atau sumber minyak bumi ,dan ternyata dapat dihasilkan produksi yang lebih besar daripada yang keluar dari rembasan. Sejak saat itulah pemboran merupakan satu-satunya cara untuk mengexploitasi dan mengexplorasi minyak bumi secara komersiil.

Pada tahun 1860, Henry D. Rogers mengemukakan bahwa akumulasi minyak bumi terdapat pada sumbu antiklin. B.B Andrews mengemukakan pula terdapatnya minyak dan gas bumi sepanjang sumbu antiklin di dekat Cairo, di nagara bagian Virginia Barat. Akan tetapi diterangkannya bahwa akumulasi minyak dan gas bumi merupakan hasil retakan yang terjadi di atas sumbu antiklin yang batuannya telah dihancurkan oleh pengangkatan dan pelipatan.

Prof. Alexander Winchell dari Universitas Michigan pada tahun 1960

berpendapat bahwa batu pasir sendiri cukup mempunyai porositas untuk mengandung minyak tanpa adanya retakan.

Pada tahun 1861 Sterry Hunt menyatakan secara resmi Teori Antiklin dalam suatu ceramah di Montreal, Canada dan dipublikasikan dalam suatu majalah bernama “Montreal Gazette” pada tanggal 1 Maret 1861. I.C White adalah ahli geologi pertama yang berani mendemonstrasikan kebenaran Teori

Antiklin unuk akumulasi minyak dan gas bumi, dan mendatangi suatu lapangan

dan menunjukkan lokasi pada struktur tersebut dengan berhasil.

Pada tahun 1889, E. Orton memeberikan suatu karya lengkap mengenai geologi minyak dan gas bumi, dimana antara lain ia berkesimpulan bahwa

(22)

minyak bumi oleh perusahaan Southern Pacific Oil Company. Pada awal abad ke-20, perusahaan minyak bumi Amerika Serikat telah mempunyai bagian geologi sebagai “Exploration Departement”. Pada tahun 1917 para ahli geologi Amerika mendirikan “The American Association of Petroleum Geologist” yang mengkhususkan diri pada pencarian minyak dan gas bumi.

B. Perkembangan Metoda Eksplorasi Minyak Bumi

Menjelang abad ke-20, atau sekitar 50 tahun setelah penemuan sumber minyak yang pertama di Amerik Serikat, sedikit sekali bantuan teknik yang diberikan untuk penentuan lokasi pomboran. Minyak biasanya ditemukan dengan membor dekat rembasan atau indikasi permukaan, malahan kadang-kadang dilakukan pemboran secara membabi buta.

Pada tahun 1912, para ahli geologi mulai melakukan perpetaan singkapan untuk penentuan tempat pemboran yang paling baik. Penelitian ini memberikan hasil yang sangat menggembirakan dan dalam waktu beberapa tahun saja sumber minyak telah dibor sampai kedalaman yang yang dapat dicapai oleh alat pembor, sekitar 1000 sampai 1300 meter dengan menggunakan bor tumbuk (cable tool).

Pada tahun 1921, metoda pemboran putar (rotary-drilling) pertama kali dipergunakan di lapangan minyak Spindletop di Texas. Dengan ditemukannya baja yang lebih baik, metode pemboran cara putar diperbaiki dan awal tahun 20-an cara ini merupakan metoda utama untuk pemboran sumur yang dapat menjangkau 1500-2000 meter di bawah permukaan bumi.

Pada permulaan tahun 1920, para ahli geologi telah memulai metode eksplorasi bawah permukaan. Pemboran inti dan penggalian sumur telah digunakan untuk mencari lapisan penunjuk yang dapat dipetakan di bawah permukaan. Paleontologi terutama mikropaleontologi digunakan untuk mencari korelasi lapisan beberapa sumur. Adanya penelitian mengenai mineral berat di bawah permukaan juga membantu mencari korelasi lapisan beberapa sumur.

Perkembangan paling penting dalam pencarian minyak bumi adalah ditemukannya berbagai cara geofisika, yang oleh industri minyak Amerika mulai dipergunakan pada pertengahan tahun duapuluhan. Metoda yang pertama kali adalah metoda seismik refraksi yang dikembangkan oleh beberapa ahli jerman

(23)

patahan), tanpa memberikan hasil. Setelah dilakukan berbagai perbaikan berhasillah mereka melokalisir suatu kubah garam yang pertama di daerah Gulf-Coast pada tahun 1924. Setelah itu ditemukan juga banyak kubah lainnya dalam waktu yang sangat pendek.

Pada tahun 1929 metoda seismik refleksi dikembangkan oleh para ahli Amerika. Ternyata kedalaman tegak yang dapat dijangkau dengan cara ini dapat mencapai ribuan kaki. Penggunaan cara ini memberikan hasil sangat menakjubkan. Pada tahun 1923, bersamaan waktunya dengan dimasukkannya cara seismik refraksi (bias), suatu prinsip pencarian minyak bumi yang lain diimpor dari Eropa ke Amerika, yaitu metoda gravitasi. Alat yang dipergunakan ialah neraca puntir (torsion balance), suatu penemuan Hongaria tahun 1890. Ternyata metoda ini juga memberikan hasil yang besar dalam pencarian kubah garam di daerah Gulf-coast, tetapi kurang berhasil untuk daerah pegunungan. Gravimeter jenis lainnya dikembangkan di berbagai laboratorium Amerika menjadi suatu alat yang cukup baik dan masih dipergunakan dewasa ini. Juga pada permulaan tahun duapuluhan metoda magnetik dikembangkan. Metoda tersebut ditemukan dan dikembangkan di Jerman dan ternyata merupakan metoda yang sangat baik.

Pada tahun 1950 pertama kali helikopter dipergunakan untuk menunjang explorasi seismik di Irian Jaya. Pada tahun 1958 pertama kali dilakukan pemboran dengan menggunakan helikopter sebagai alat angkut, juga di Irian Jaya, pada pemboran sumur Wapili di pulau Salawati. Pada tahun 1960 dimulai explorasi seismik secara besar-besaran di lepas pantai. Dalam tahun 60-an terjadi kemajuan luar biasa dalam penggunaan cara seismik. Pita rekaman mulai digunakan untuk pencatatan. Metoda pengolahan data seismik secara elektronik juga telah mulai menggunakan komputer. Menjelang akhir tahun 60-an dikemb60-angk60-an pula cara y60-ang dinamak60-an pengindera60-an jauh (remote sensing).

C. Perkembangan Industri Minyak Bumi di Indonesia

 Perkembangan Industri Minyak Sebelum Perang Kemerdekaan

Minyak bumi telah dikenal rakyat Indonesia sejak abad pertengahan, misalnya penggunaan minyak bumi oleh orang Aceh untuk memerangi armada Portugis. Industri minyak bumi modern di Indonesia dimulai pada tahun 1871

(24)

Maja, Majalengka, Jawa Barat, oleh seorang pengusaha asal Belanda bernama

Jan Reerink. Namun usaha pemboran yang dilakukan di dekat suatu rembasan

akhirnya mengalami kegagalan.

Penemuan sumber minyak yang pertama di Indonesia ialah pada tahun 1883, yaitu dengan ditemukannya lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga Said di dekat Pangkalan Brandan di Sumatera Utara oleh seorang Belanda bernama A.G Zeijlker. Penemuan ini disusul oleh penemuan lain, yaitu lapangan minyak di Pangkalan Brandan dan Telaga Tunggal. Pada waktu yang bersamaan juga ditemukan lapangan minyak Ledok di Cepu, Jawa Tengah. Minyak hitam di dekat Muara Enim di Sumatera Selatan, dan Riam Kiwa di daerah Sanga-Sanga di Kalimantan. Penemuan sumber minyak Telaga Said oleh A.G Zeijlker merupakan modal pertama bagi berdirinya suatu perusaaan yang dewasa ini dikenal dengan nama Shell.

Menjelang akhir abad ke-19 terdapat 18 perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan suatu perusahaan terbatas bernama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang dimodali oleh penemuan

A.G Zeijlker di Sumatera utara tersebut. Kemudian perusahaan ini bergabung

dengan Shell Transport Trading Company dan dilebur menjadi satu perusahaan yang dinamakan The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum Company. Pada tahun 1907 didirikan Shell Group yang terdiri dari Bataafsche

Petroleum Maatschappij (BPM) dan Anglo Saxon.

Pada tahun 1912 perusahaan Amerika mulai masuk ke Indonesia dengan mendirikan perusahaan N.V Standard Vacuum Petroleum Maatschappij yang mempunyai cabang di Sumatera Selatan bernama Nederlandsche Koloniale

Petroleum Maatschappij (NKPM) yang setelah peran kemerdekaan berubah

menjadi P.T Stanvac Indonesia. Perusahaan ini menemukan lapangan minyak Pendopo pada tahun 1921 di Sumatera Selatan yang merupakan lapangan minyak terbesar di Indonesia pada saat itu.

Untuk mengimbangi perusahaan Amerika yang masuk pada saat itu, pemerintah Belanda mendirikan perusahaan gabungan antara pemerintah dan Bataafsche Petroleum Maatschappij, yaitu Nederlandsche Indische Aardolie

Maatschappij, yang setelah perang dunia II menjadi P.T Permindo dan

(25)

Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika yang baru yaitu Standard

Oil of California dan Texaco, yang pada tahun 1930 membentuk Nederlandsche

Pacific Petroleum Mij (NPPM) dan sekarang telah mejelma menjadi P.T Caltex

Pasifik Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi secara besar-besaran pada tahun 1935 di Sumatera Tengah dan menemukan lapangan minyak Sebangga pada tahun 1940 serta lapangan minyak Duri tahun 1941. Di daerah konsesi perusahaan ini, tentara Jepang menemukan lapangan minyak raksasa Minas pada tahun 1944 dan dibor kembali oleh Caltex pada tahun 1950.

Pada tahun 1935 untuk mengeksplorasi minyak bumi di Irian Jaya dibentuk sebuah perusahaan gabungan antara BPM, NPPM, NKPM, dan satu anak perusahaan diberi nama Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij (NNGPM) dengan hak mengadakan eksplorasi minyak bumi selama 25 tahun. Pada tahun 1938 lapangan minyak klamono ditemukan, disusul dengan lapangan minyak Wasian, Mogoi, dan Sele. Namun, perusahaan ini tidak berhasil menemukan lapangan minyak yang berarti, dan pada tahun 1960 diserahterimakan kepada perusahaan SPCO dan kemudian diambil alih oleh Permina pada tahun 1965. Ini adalah perkembangan industri minyak sebelum perang kemerdekaan.

 Sejarah Metoda Eksplorasi di Indonesia

Di Indonesia pencarian minyak dilakukan mula-mula oleh Bataafsche

Petroleum Maatschappij (BPM) yang pada waktu itu bernama Koninklijke. Pada

saat perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia disewanya dua orang ahli geologi yaitu Dr. C. Porro dan Dr. C. Schmidt yang kemudian menjadi guru besar dalam ilmu geologi di Brussel. Pada awalnya hanya dilakukan pemetaan geologi permukaan dengan mengadakan eksplorasi di sepanjang sungai unuk mencari singkapan, dan kemudian dilakukan pemboran. Para ahli geologi membuat peta geologi berdasarkan singkapan, terutama peta sruktur, dan kemudian dilakukan suatu prognase dan pemboran eksplorasi. Hingga perang dunia I eksplorasi sampai beribu meter merupakan suatu hal yang luar biasa. Pada tahun 1910 mulai dilakukan pemboran inti dan pada tahun 1918 dilakukan pemboran spiral tangan. Pemboran geologi yang lebih dalam menggunakan mesin berbahan bakar bensin.

(26)

Pada tahun 1920 metode baru mulai dimasukkan di Indonesia yaitu metode geofisika. Metode geofisika yang pertama kali digunakan adalah metode gravitasi dan metode seismik, kedua metode ini dilakukan oleh Bataafsche

Petroleum Maatschappij (BPM) dalam eksplorasi minyak bumi. Namun, secara

luas metode gravitasi digunakan di Indonesia pada tahun 1924 setelah berhasil baik di Amerika dan penggunaan metode seismik dilakukan di Indonesia sejak tahun 1937. Permulaan pemakaian log pertama kali dilakukan oleh Perusahaan Schlumberger bersamaan dengan penerapan mikropaleontologi di Indonesia. Metode pemetaan udara dilakukan pertama kali di Indonesia pada tahun 1932, yaitu di Sumatera Selatan dan kemudian di Sumatera Utara pada tahun 1934. Pemetaan dilakukan oleh angkatan darat Hindia-Belanda dengan skala 1 : 10.000. Pada tahun itu pula dilakukan pemetaan udara secara besar-basaran di Kepala Burung, Irian Jaya. Pemetaan udara berlangsung dari tahun 1935-1937. Pemetaan udara sangat membantu dalam interpretasi geologi daerah tersebut. Pemetaan udara berikutnya dilakukan pada tahun 1938 di Kalimantan.

 Perkembangan Industri Minyak Setelah Perang Kemerdekaan

Pada revolusi fisik tahun 1945-1950 terjadilah pengambilalihan semua instalasi minyak oleh Republik Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T Minyak Nasional Rakyat yang pada tahun 1954 berubah menjadi Perusahaan

Tambang Minyak Sumatera Utara. Pada tahun 1957 didirikan P.T Permina oleh

Kolonel Ibnu Sutuwo yang kemudian menjadi P.N Permina pada tahun 1960. Pada tahun 1959 Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij menjelma menjadi P.T Permindo yang kemudian pada tahun 1961 menjadi P.N Pertamin. Pada waktu itu juga di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah berdiri Perusahaan

Tambang Minyak Republik Indonesia yang kemudian menjelma menjadi P.N

Permigan dan setelah tahun 1965 dilikuidasi dan diambillah oleh P.N Permina.

Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapuskan dan diganti dengan sistem kontrak karya.

Pada tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan kepada P.N Permina. Tahun 1965 merupakan sejarah baru dalam perminyakan Indonesia dengan dibelinya seluruh kekayaan Bataafsche Petroleum Maatschappij – Shell oleh P.N Permina. Pada tahun itu seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah

(27)

hasil (production sharing). Perusahaan asing hanya bisa bergerak sebagai kontrakor saja dengan hasil produksi minyak dibagikan dan bukan dalam bentuk pembayaran royalti.

Sejak tahun 1967 eksplorasi besar-besaran dilakukan oleh P.N Pertamin dan P.N Permina baik di darat maupun di laut yang bekerja sama dengan kontrakor asing. Tahun 1966 P.N Pertamin dan P.N Permina digabung menjadi

P.N Pertamina yang kemudian merupakan satu-satunya perusahaan minyak

nasional. Tahun 1969 merupakan tahun yang sangat penting karena ditemukannya lapangan minyak lepas pantai (lapangan minyak Arjuna) di dekat Pamanukan Jawa Barat dan tidak lama kemudian ditemukan pula lapangan minyak Jatibarang oleh Pertamina. Pada tahun 1970 menyusul dengan ditemukannya lapangan minyak Kasim di Irian Jaya di daerah yang ditinggalkan oleh Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij (NNGPM) yang kemudian ternyata merupakan sumur dengan produksi yang paling besar, yaitu 20.000 barel/hari.

II.3 PENUTUP

II.3.1 SOAL LATIHAN

Setelah mahasiswa memahami isi materi ini diharapkan memberikan tanggapan atau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

1. Jelaskan pengertian minyak dan gas bumi serta keunikannya sebagai salah satu sumber energy yang sangat penting bagi peradaban manusia. 2. Dalam pemanfaatan minyak dan gas bumi sebagai sumber energy yang

sangat penting ada pokok-pokok kebijakan yang harus diperhatikan, jelaskan pokok-pokok kebijakan tersebut!

3. Uraikan apa yang anda pahami tentang sejarah perkembangan industry minyak dan gas bumi khususnya tentang penkembangan eksplorasi minyak bumi di Indonesia.

4. Cari satu contoh kasus eksplorasi yang dilakukan di wilayah Negara Indonesia yang memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap keberadaan Indonesia sebagai salah satu Negara penghasil minyak di Asia Tenggara.

(28)

II.3.2 DAFTAR PUSTAKA

Hardjono, A., 2007. Teknologi Minyak Bumi, Cetakan kedua, Yogyakarta: UGM Press.

Hasan, A., 1985. Gas and Oil Separation and Process, PT. TRIEC.

Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Edisi kedua jilid satu, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Undang-Undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang : Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi

(29)

BAB III

HAKEKAT MINYAK DAN GAS BUMI

III.1 PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan ini diberikan sasaran umum yang hendak dicapai dalam mempelajari materi ini yaitu untuk mengetahui hakekat dari minyak dan gas bumi baik dari segi kimia maupun fisika dan mengetahui klasifikasi dari minyak dan gas bumi. Adapun sasaran khusus yang hendak dicapai yakni :

 Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang apa yang dimaksud hidrokarbon baik dalam bentuk padat, cair maupun hidrokarbon gas  Mahasiswa mampu menyebutkan sifat-sifat fisika dan kimia dari

hidrokarbon atau minyak bumi

Pada materi ini sangat penting sekali adanya informasi awal yang dimiliki oleh mahasiswa terkait materi yang akan dipelajari. Untuk itu mahasiswa pada pertemuan sebelumnya ditugaskan mencari literature yang terkait dengan materi.

III.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

Minyak bumi adalah suatu bahan bakar yang terbuat dari fosil. Disebut suatu bahan bakar fosil sebab dibentuk dari sisa binatang dan tumbuhan laut kecil atau organisme-organisme yang telah punah berjuta-juta tahun yang lalu. Ketika organisme tersebut mati, mereka tenggelam di dasar samudra. Di sini mereka terkubur oleh lapisan-lapisan pasir dan lanau. Dari waktu ke waktu, campuran organik ini mengalami tekanan yang sangat besar, dan panas yang meningkat. Campuran dibuat dari atom karbon hidrokarbon dan hidrogen yang akhirnya minyak memenuhi batuan seperti spons yang basah.

Tidak semua material organik berubah menjadi minyak. Pada kondisi tertentu harus terdapat pada batuan oil-rich. Harus ada suatu perangkap batuan penyerap yang mencegah minyak dari perembesan ke luar, perangkap seperti tanah liat atau lempung misalnya. Di bawah kondisi - kondisi ini, hanya sekitar dua persen dari meterial organik tersebut yang menjadi minyak.

Kebanyakan batuan reservoir adalah batugamping atau batupasir dimana minyak terjebak. Minyak di dalamnya mungkin sama encer seperti

(30)

bensin atau kental seperti ter. Minyak bumi disebut sebagai sumber energi

nonrenewable karena memerlukan waktu berjuta-juta tahun untuk

pembentukannya. Kita tidak dapat membuat cadangan baru dari minyak bumi. Minyak dan gas bumi yang merupakan senyawa hidrokarbon terdiri dari unsur kimia sebagaimana tertera pada tabel III.1 berikut:

Tabel III.1: Susunan kimia minyak dan gasbumi dalam persen berat

Unsur Gasbumi Aspal Minyak mentah

(Levorsen) (Levorsen) (Levorsen) (Purdy) Karbon (C) 65 – 80 80 – 85 82.2 – 87.1 83 – 87 Hidrogen (H) 1 – 25 8.5 – 11 11.7 – 14.7 11 – 25 Belerang (S) Jejak – 0.2 2 – 8 0.1 – 5.5 0 – 6 Nitrogen (N) 1 – 15 0 – 2 0.1 – 1.5 0 – 0.7 Oksigen (O) – – 0.1 – 4.5 0 – 0.5 Logam – – – 0 – 0.1

Dari tabel diatas nampak bahwa, pada umumnya minyak bumi terdiri dari 80 hingga 85% unsur C atau karbon, 20 hingga 15% unsur H atau Hidrogen sementara unsur lain seperti Oksigen, Nitrogen, Belerang, terdapat kurang dari 5% malah kadang-kadang kurang 1%.

Zat hidrokarbon merupakan senyawa yang beraneka ragam. Abraham (1945) mengklasifikasikan zat hidrokarbon menjadi dua golongan yaitu bitumina dan nonbitumina. Zat bitumina sering juga disebut sebagai petroleum. jadi ada kesamaan pengertian antara petroleum dan zat bitumina, akan tetapi tidak dengan zat hidrokarbon padat, pirobitumina dan lain-lain.

(31)

Larut tak larut

Cairan padat Dapat dilumerkan tidak dapat dilumerkan

Lumer sukar dilumerkan`

1. semua minyak bumi bebas oksigen mengandung 2. semua rembesan minyak oksigen

3. ozokerit 7. Barmudez pitch 11.Gilsonit

4. Lilin montan 8. Tabbyit 12. Grahamit

14. Wurtzelit 19. gambut 5. Hatcherrit 9. Gilsonit cair 13. Glance pitch 15. Elaterit 20. Lignit 6. scheererit 10. Argulit 16. Albertit 21. Batubara

17. Impsonit 18. Ingramit

Gambar III.1 Diagram Klasifikasi Hidrokarbon Alam (menurut H. Abraham, 1945)

Pembagian tersebut diatas sama sekali didasarkan atas kelarutan zat hidrokarbon dalam CS2. Dalam hal petroleum, Herberg (1964) dalam

Koesoemadinata (1980) mendefenisikannya sebagai suatu campuran kompleks yang terdiri dari zat hidrokarbon yang terdapat secara alam dan dapat berupa cairan, gas atau padat seperti minyak mentah, gas alam serta aspal alam yang komersil didalam industri minyak. Dapat dicatat disini bahwa istilah petroleum dalam bahasa inggris menunjukkan suatu cairan yang biasanya sinonim dengan minyak bumi. Tetapi menurut Levorsen (1956) dalam Koesoemadinata (1980), istilah petroleum juga dipakai secara bersama dengan istilah bitumina yang terdiri dari zat padat atau setengah padat yang biasanya terdiri dari hidrokarbon berat seperti aspal, ter, albertit, gilsonit, dan lain-lain.

Dalam diagram Abraham (1945), hidrokarbon yang larut dalam karbondisulfida disebut bitumina sedangkan yang tidak larut disebut nonbitumina. Bitumina dibagi menjadi yang bersifat cair dan bersifat padat.

Kelarutan dalam karbon disulfida

bitumina Nonbitumina

Minyak bumi

aspal

Lilin mineral aspalit

Piro-bitumina pirobitumina yang bersifat aspal Pirobitumina yangbersifat bukan aspal

(32)

Yang bersifat cair disebut sabagai petroleum atau minyak bumi yang terdiri dari semua minyak mentah yang didapatkan dari sumur pemboran ataupun yang keluar sendiri pada permukaan sebagai rembasan, sedangkan yang bersifat padat terbagi menjadi dua bagian yakni yang mudah melumer dan yang sulit melumer. Yang mudah melumer dibagi menjadi lilin mineral dan aspal sedangkan yang sukar melumer terdiri dari apa yang dinamakan aspalit.

Golongan nonbitumina dibagi menjadi yang dapat dilumerkan dan yang tak dapat dilumerkan. Yang tidak lumer disebut sebagai piro-bitumina yang terbagi menjadi yang bersifat aspal dan yang bersifat non-aspal seperti batubara muda, dan batubara. Termaksud juga dalam piro-bitumina adalah karogen yang tidak lain daripada zat organik yang tidak larut dan terdapat dal;am batuan sedimen yang secara pirolisis dengan temperatur yang yang sangat tinggi menghasilkan hidrokarbon.

Diagram Abraham juga memperlihatkan bahwa disebelah kiri kadar hidrogen dalam hidrokarbon paling tinggi, sedangkan makin kekanan makin berkurang dan kadar oksigen bertambah. Selain itu juga indeks bias dari kiri kekanan makin meningkat, sedangkan titik lebur dan keatsirian (volatility) serta kesempatan untuk membakar secara cepat makin kekanan makin kurang. Dari diagram tersebut jelaslah bahwa minyak bumi hanya merupakan sebagian hanya saja dari berbagai jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam. Namun demikian minyak bumi adalah hidrokarbon yang paling penting karena jumlahnya yang paling banyak diantara hidrokarbon lainnya.

III.2.1 HIDROKARBON PADAT

Sebagaiana telah didiagramkan diatas, hidrokarbon padat terdiri dari golongan bitumina dan nonbitumina. Golongan bitumina terdiri dari lilin mineral antara lain ozokerit, lilin montan, hatcherit dan scheererit dan golongan aspal antara lain bermudez pitch, tabbyit, gilsonit cair, dan argulit. kemudian golongan aspaltit (yaitu zat yang sukar dilumerkan) antara lain gilsonit, grahamit, dan glance pitch.

Golongan nonbitumina antara lain adalah pirobitumina yang terdiri atas dua golongan yaitu pirobitumina aspal dan pirobitumina nonaspal. Golongan pirobitumina aspal antara lain wurtzelit, eleterit, albertit, impsonit, dan ingramit

(33)

sedangkan pirobitumina non aspal antara lain batubara muda, gambut, lignit dan batu bara.

Hidrokarbon yang bersifat padat biasanya terdapat bersamaan satu dengan yang lain. Misalnya lilin mineral banyak terdapat di dalam Green River Formation, yang mengandung zat koragen. Lilin mineral biasanya terdapat dalam bentuk urat-urat, begitupun aspaltit dan gilsonit dan juga pirobitumina non-aspal misalnya wurtzelit. Semua zat ini seolah-olah kelihatan sebagai zat kimia yang merupakan hasil pemerasan serpih minyak dan kemudian didesakkan secara paksa kedalam rekahan sehingga membentuk terbentuknya yang sebenarnya daripada hidrokarbon padat tersebut. Termaksud dalam bitumina padat ini ialah pasir-ter(tarsand) dan minyak serpih (oil shale).

Dibeberapa tempat didunia, misalnya Kanada sebelah barat dan di Venezuela, terdapat berbagai lapisan pasir yang telah dijenuhi dengan hidrokarbon yang sudah kental dan setengah aspal. Lapisan pasir ini meliputi luas ribuan kilometer persegi serta puluhan meter ketebalan dan merupakan cadangan minyak terbesar didunia. Namun hidrokarbon ini sukar sekali dipisahkan dari pasir untuk dapat ditampung. Misalnya di Kanada sebelah barat, didapatkan lapisan pasir yang disebut Athabasca tarsand (McMurray Sand). Cadangan minyak atau hidrokarbon yang terkandung didalam pasir-ter ini meliputi milyaran barrel. Dewasa ini karena keadaan krisis minyak, kesulitan memprosesnya sudah dapat diatasi dengan cara menguntungkan. Dengan pemanasan atau dengan distalasi destruktif, minyak bumi dapat dihasilkan dari pasir ter. Juga pernah dipikirkan untuk menggunakan suatu ledakan nuklir untuk membebaskan minyak dari tarsand yang padat ini. Cara terbentuknya pasir-ter atau Athabasca tarsand yang padat ini tidaklah begitu jelas tetapi diduga berasal dari minyak bumi yang dihasilkan dari rembasan dan terjadi bersama-sama pengendapan pasir tersebut.

Serpih minyak atau oil-shale adalah suatu serpih yang mengandung zat organik yang jika dipanaskan pada temperatur tinggi (diatas 400oC) dengan akan mengurai dan kemudian menghasilkan hidrokarbon cair yang serupa dengan minyak bumi. Zat organik yang menghasilkan minyak pada suatu pemanasan atau distilasi yang sifatnya destruktif disebut juga suatu piro-bitumina, sebagaimana telah dikatakan diatas dan nama lainnya adalah

(34)

kerogen. Suatu endapan serpih minyak yang terkenal adalah formasi Gren River yang terdapat di Uinta-Basin, dinegara bagian Colorado, Utah dan wyoming. Serpih yang mengandung karogen ini cukup tebal dan penyebarannya sangat luas, sehingga memberikan cadangan minyak bukan saja milyaran barrel tetapi sampai milyaran barrel. Kadar serpih minyak ini hampir dapat mencapai 150 galon per ton, tetapi kebanyakan adalah antara 25 dan 50 galon per ton. Kerogennya sendiri bukanlah minyak bumi dan juga batu bara, tetapi merupakan suatu zat yang mempunyai sifat diantara kedua hidrokarbon tersebut. Kerogen pernah dikira sebagai zat induk minyak bumi, tetapi pernah pula diperkirakan sebagai salah satu jenis hidrokarbon lain yang tidak mempunyai hubungan atau mempunyai sedikit hubungan dengan minyak bumi. Serpih minyak juga menghasilkan minyak bumi bebas dan dapat dilarutkan oleh pelarut minyak seperti kloroform dan karbontetraklorida. Susunan kimia dari pada kerogen adalah kira-kira karbon: 69-80%, hidrogen: 7-11%, nitrogen: 1,25-2,5%, belerang: 1-8% dan oksigen: 9-17%. Dapat dicatat bahwa perbedaan khas dengan minyak bumi adalah kadar oksigen dan nitrogennya. Dibawah mikroskop, kerogen terlihat terdiri dari suatu masa zat organik yang telah dihancurkan luluhkan, terutama sebagai bekas tumbuhan, ganggang, spora, pollen, arpus, lilin dan lain-lain. Suatu serpih yang mengandung kerogen dapat secara berangsur-angsur berubah tanpa kelihatan menjadi batubara. Beberapa tempat lain dimana minyak serpih didapatkan antara lain diJerman utara. Di daerah itu minyak serpih dikenal dengan sebutan Kuchersicher.

III.2.2 HIDROKARBON CAIR A. Hakekat Kimia

Minyak bumi merupakan zat paling penting diantara semua hidrokarbon ataupun diantara semua bitumina. Susunan kimia minyak bumi tertera dalam tabel 1. Jelas kelihatan disini bahwa minyak bumi terdiri dari 80 hingga 85% Karbon dan selebihnya Hidrogen. Kadar Belerang dapat meningkat sampai 2% misalnya pada minyak bumi Timur tengah, tetapi khususnya di Indonesia terkenal dengan kadar Belerang rendah. Kadar zat Oksigen dan Nitrogennya sangat rendah dan hanya merupakan jejak saja. Walaupun minyak bumi

(35)

terutama hanya terdiri dari dua unsur yaitu karbon dan hidrogen, namun kedua unsur ini dapat membentuk berbagai macam senyawa molekuler dengan rantai panjang dan struktur lingkaran. Malah rantai yang terdiri dari pada C dan H tersebut dapat bercabang-cabang ke berbagai arah dan dapat membentuk berbagai macam struktur tiga dimensi. Dengan demikian C dan H ini dapat membentuk molekul yang sangat besar dan jumlah karbon C dalam setiap molekul dapat berjumlah puluhan bahkan secara teotitis bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. Sifat dari pada hidrokarbon untuk membentuk molekul yang berlainan dengan susunan atau dengan rumus kimia yang sama disebut sifat membentuk isomer.

Walaupun hidrokarbon dapat membuat isomer secara tidak terhingga, namun ada aturan tertentu dalam cara pembuatan rantai panjang. Selain dapat membuat rantai panjang dan struktur isomer, hidrokarbon juga dapat bersifat jenuh dan tak jenuh. Yang dinamakan jenuh adalah jika salah satu valensinya tidak diikat oleh atom hidrogen tetapi terdapat ikatan rangkap antara dua atau tiga atom karbon. Contoh suatu hidrokarbon tidak jenuh adalah alken, yang merupakan suatu ikatan valensi alkan. Misalnya etan dengan rumus C2H4,

karena dua valensi atom karbon diikat rangkap.

Ada beberapa aturan dalam susunan minyakbumi yang memudahkan kita mempelajarinya, antara lain:

1. Pada umumnya minyak bumi hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon yang bersifat jenuh.

2. Hidrokarbon yang terdapat didalam bumi merupakan berbagai macam seri homolog. Yang dimaksud dengan homolog adalah suatu seri susunan hidrokarbon berdasarkan penambahan atom C membentuk suatu susunan yang hampir sama akan tetapi rantainya menjadi lebih panjang ataupun lingkarannya menjadi ruwet.

3. Dalam seri homolog biasanya terdapat beberapa keluarga homolog yang disebut golongan isomer. Golongan ini biasanya terdiri dari rantai yang yang menerus dari pada senyawa berbagai macam jenis minyak bumi. Anggota pertama dari seri homolog selalu terdapat secara lebih banyak terkonsentrasikan didalam minyak bumi dari pada anggota yang lebih besar

(36)

berat molekulnya. Malah pada beberapa minyak bumi anggota yang lebih besar ini bisa hilang atau tidak ada sama sekali.

4. pada umumnya seri homolog dalam minyak bumi dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yakni:

a. I golongan asiklis atau alifat, juga disebut alkan atau parafin yang dibagi menjadi 2 kelompok yakni seri parafin normal dan seri iso-parafin

b. II golongan siklis yang dibagi menjadi 3 kelompok yakni seri naften atau siklo-parafin, seri aromat dan seri aromat-sikloparafin-polisiklis (termaksud kompleks aspal)

Analisa dan klasifikasi minyak bumi

1. Distalasi berfraksi, merupakan penyulingan serta pengembunan kembali berbagai macam cairan yang mempunyai titik didih yang berbeda-beda. 2. Analisa Hemple

3. Indeks Korelasi dan klasifikasi dasar minyak bumi Secara umum minyak bumi diklasifikasikan:

1. minyak bumi berdasar parafin (paraffin base) yang menghasilkan parafin pada pendinginan

2. minyak bumi berdasarkan aspal (asphalt base), jika mengandung residu aspal

3. minyak bumi berdasarkan peralihan (intermediate base)

B. Hakekat Fisika

Sebagaimana cairan lainnya, kuantitas minyak bumi diukur berdasarkan volumnya. Khusus di Indonesia, ukuran yang dipergunakan adalah meter kubik atau sering juga ton. sedangkan didunia perdagangan digunakan satuan barrel yang setara dengan 159 liter.

Berat jenis atau gravitasi jenis

Salah satu sifat minyak bumi yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan adalah berat jenis atau gravitasi jenis. Berat jenis minyak bumi atau dalam istilah dunia perdagangan dikenal dengan API Gravity minyak bumi , sering menunjukkan kualitas minyak bumi yang mana makin kecil berat jenisnya atau makin tinggi derajat API Gravitymya, minyak bumi itu semakin berharga karena lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin rendah

(37)

derajat APInya atau makin berat berat jenisnya , mutu minyak bumi itu kurang baik karena lebih banyak mengandung lilin atau residu aspal.

Viskositas

Sifat penting lain dari pada minyak bumi adalah viskositasnya. Viskositas merupakan daya hambatan yang dilakukan oleh cairan jika suatu benda berputar pada cairan tersebut. Satuan viskositas adalah centipoise. pada umumnya makin tinggi derajat API, makin ringan minyak bumi tersebut maka makin kecil viskositasnya dan sebaliknya.

Titik Didih dan Titik Nyala

Titik didih minyak bumi berbeda-beda sesuai dengan gravitas APInya. Kalau gravitasi API rendah, maka titik didihnya tinggi sedangkan kalau gravitasi APInya tinggi maka titik didihnya rendah. Hal ini disebabkan karena minyak bumi berderajat API rendah mengandung banyak fraksi berat (berat jenis tinggi) dan dengan demikian titik didihnya tinggi sedangkan jika derajat APInya tinggi maka lebih banyak mengandung fraksi ringan seperti bensin degan demikian titik didihnya rendah.

Titik nyala adalah suatu titik temperatur dimana minyak bumi dapat terbakar karena suatu percikan api. Makin tinggi gravitasi APInya titik didihnya makin rendah, maka jelaslah flash-point juga makin rendah dan mudah dapat terbakar karena percikan api.

Warna

Minyak bumi tidak selalu memperlihatkan warna hitam adakalanya malah tidak berwarna sama sekali. Pada umumnya warna berhubungan dengan berat jenisnya. Kalau berat jenisnya tinggi, warna jadi hijau kehitam-hitaman sedangkan kalau berat jenisnya rendah warna jadi cokelat kehitam-hitaman. Warna ini disebabkan karena berbagai pengotoran misalnya oksidasi senyawa hidrokarbon karena senyawa hidrokarbon sendiri tidak memperlihatkan warna tertentu.

Flurosensi

Minyak bumi memiliki sifat flurosensi yaitu jika terkena sinar ultra-violet akan memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa. Warna flurosensi minyak bumi adalah kuning sampai kuning keemas-emasan dan kelihatan sangat hidup. Sifat flurosensi ini sangat penting karena sedikit saja minyak bumi

(38)

terdapat dalam kepingan batuan atau dalam lumpur pemboran memperluhatkan flurosensi secara kuat sehingga mudah dideteksi dengan mempergunakan lampu ultra-violet.

Indeks refraksi

Minyak bumi memperlihatkan berbagai macam indeks refraksi dari 1.4 sampai 1.6. Perbedaan indeks refraksi tergantung dari derajat APInya atau berat jenisnya. Makin tinggi berat jenis atau makin rendah derajat APInya akan tinggi pula refraksinya dan sebalknya.

Aktivitas Optik

Kebanyakan minyak bumi memperlihatkan aktivitas optik, yaitu suatu daya memutar bidang polarisasi cahaya yang terpolarisasi. Kisaran rata-rata adalah dari 0 sampai 0.2o.

Bau

Minyak bumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak, yang biasa disebabkan oleh p-engaruh molekul aromat. Umumnya minyak bumi yang berasal dari Indonesia tidak berbau sedap oleh karena senyawa nitrogen ataupun belerang.

Nilai Kalori

Nilai kalori m inyak bumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh satu gram minyak bumi yaitu dengan meningkatkan temperatur satu gram air dari 3.5 derajat celcius dan satuannya adalah kalori .

III.2.3 HIDROKARBON GAS ATAUPUN GAS BUMI

Didalam reservoir gas bumi bisa terdapat sebagai larutan yang besar dalam jumlah yang sangat sedikit sekali sampai meliputi 100% dari reservoir. Berbagai jenis gas bumi diantaranya:

1. Gas bebas, yang merupakan fase bebas dari pada minyak bumi. Hanya terdapat pada bagian atas dari reservoir yang terisi minyak bumi

2. Gas terlarut dalam minyak bumi. Karena gas dan minyak bumi adalah hidrokarbon, maka wajarlah jika jumlah gas yang larut dalam minyak bumi tergantung dari sifat kedua zat tersebut dan juga dari tekanan dan temperatur didalam reservoir. Semua minyakbumi yang terdapat didalam

(39)

reservoir, mengandung gas dalam larutan dari hanya beberapa m3 hingga

ribuan m3. Untuk setiap m3 minyak bumi, jumlah gasbumi yang terlarut didalamnya dinyatakan dalam jumlah sedikit saja, maka gas dapat dipisahkan dari minyak segera setelah dihasilkan dari sumur pemboran, dalam suatu alat yang dinamakan gas-separator dan kemudian dibakar. Tetapi jika jumlahnya cukup banyak, gas tersebut dapat dipergunakan untuk diperdagangkan ataupun dipompakan kembali kedalam reservoir.

Jika suatu reservoir tidak memperlihatkan topi gas bebas(gas cap), berarti bahwa semua gas terdapat dalam larutan dan keadaan itu disebut tidak jenuh, sedangkan kalau gas terdapat sebagai topi gas bebas diatas reservoir, didapatkan suatu reservoir yang jenuh. Temperatur dan tekanan pada waktu gas itu mulai keluar dari larutan disebut titik gelembung (bubble point). Jika temperatur konstan, maka tekanan titik gelembung disebut titik jenuh. Selain itu gas dapat juga larutv dalam air, dalam jumlah yang dapat mencapai 20 m3setiap m3minyak pada tekanan 5000 psi.

3. Gas tercairkan, dibawah kedalaman 2000 meter biasanya keadaan reservoir mempunyai temperatur dan tekanan yang tinggi, sehingga secarac fisik gas dan minyak bumi tidak bisa dibedakan. Dalam keadaan demikian didap[atkan reservoir kondestant.

Susunan Kimia Gas Bumi

Metan (CH4) adalah hidrokarbon yang paling stabil dan merupakan

penyusun utama bumi. Selain itu terdapat juga hidrokarbon lainnya dalam jumlah kecil seperti etan, propan, butan, pentan, heksan, dan dalam kasus tertentu juga hekten , oktan, dan nonan. Hidrogen bebas jarang sekali didapatkan dalam gas alam kecuali didaerah yang bersifat volkanik sedangkan karbon monoksida dan gas yang tidak jenuh jarang sekali didapatkan. Metan merupakan senyawa yang selalu terdapat didalamnya dan tidak dapat dikondensasikan pada temperatur dan tekanan reservoir minyak, sedangkan yang lainnya bisa didapatkan sebagai cairan.kerapatan gas bumi berkisar dari 0.554 (untuk metan) terhadap udara sampai lebih tinggi dari pada udara untuk gas yang bersifat basah. Umumnya berkisar antara 0.6 sampai 0.90 jika dibandingkan dengan udara.

Gambar

Tabel II.1 Nilai Kalori Beberapa Jenis Bahan Bakar  Bahan Bakar Kal/gram
Tabel III.1: Susunan kimia minyak dan gasbumi dalam persen berat
Gambar III.1 Diagram Klasifikasi Hidrokarbon Alam (menurut H. Abraham,  1945)
Gambar  V.1  Grafik  permeabilitas  relative  dengan  perbedaan  penjenuhan  air  dan  minyak  (Lavorsen,  1958  dalam  Koesoemadinata,1980)
+7

Referensi

Dokumen terkait

– Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... Keadaan Geografi ... Luas Penggunaan Lahan ... Mata Pencaharian ... Pertanian Tanaman Pangan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai kuat tekan, kuat tarik belah, waktu ikat semen, absorbsi beton, dan nilai slump.. Dari hasil pengujian didapatkan nilai

Peluang terjadinya suatu hasil percobaan sebanding dengan panjang selang waktu dan luas tempat percobaan terjadi.. Hal ini berlaku hanya untuk selang waktu yang singkat dan

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... Keadaan Geografi ... Luas Penggunaan Lahan ... Mata Pencaharian ... Pertanian Tanaman Pangan

Sehubungan dengan keperluan yang cukup mendesak, maka Tim Penyusun Harga Satuan Upah dan Bahan melaksanakan survey dengan waktu yang sangat singkat, maka dalam hal

pengendalian ini adalah dapat dilakukan dengan segera, meliputi daerah yang luas,. sehingga dapat menekan populasi serangga dalam waktu

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama. Iklim bersifat tetap, meliputi tempat yang luas, dan berlaku untuk waktu yang lama. Contohnya,