• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2012

Jl. Raya Jabon Gayaman Km. 2 Mojoanyar Mojokerto Telp. (0321) 329915 Fax. (0321) 329915

Nama : ……… NIM : ………

(2)

PROGRAM STUDI DIII : KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN ALAMAT : JL. Raya Jabon - Gayaman Km. 2 Telp. (0321) 329915 Fax. (0321) 32991

MOJOKERTO 61363

KEPUTUSAN

DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO

NOMOR : /SK-PKM/V.b/2015

tentang BUKU PEDOMAN

PENULISAN DAN TATA CARA PENGUJIAN

KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI TUGAS AKHIR MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO

DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO, MENIMBANG : Bahwa penulisan serta tata cara pengujian Karya

Tulis Ilmiah (KTI) sebagai tugas akhir mahasiswa, perlu disusun satu buku pedoman yang ditetapkan dengan Direktur Politeknik Kesehatan Majapahit. MENGINGAT : 1. SK Yayasan Kesejahteraan Warga Kesehatan No.

020/IV.b/2003

2. Statuta Poltekkes Majapahit Mojokerto MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

PERTAMA : Buku pedoman penulisan dan tata cara pengujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai tugas akhir mahasiswa Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto, yang naskahnya tercantum dalam lampiran keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan atau kekurangan dikemudian hari akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Mojokerto Pada tanggal : 31 Januari 2015

Direktur

Dr. Rahmi Syarifatun Abidah

(3)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

TIM PENYUSUN dr. Hj. RAHMI. S. A Hj SULISDIANA, MKes.

EKA DIAH KARTININGRUM, SKM., MKes. DWIHARINI PUSPITANINGSIH, Skep.Ns., M.Kep.

DIAN IRAWATI, SSiT., SKM., MKes. FARIDA YULIANI, SSiT., SKM., MKes.

SARI PRIYANTI, SSiT., SKM., MKes. EDITOR

EKA DIAH KARTININGRUM, SKM., MKes. WIDYA PUSPITANINGSIH, AMd

(4)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perkenannya sehingga buku Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dapat kami terbitkan. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah disusun dengan tujuan memfasilitasi kebutuhan mahasiswa dalam penyusunan karya tulis ilmiah sehingga secara langsung dapat mempermudah pencapaian visi dan misi perguruan tinggi menuju terwujudnya Research University.

Sejalan dengan visi dan misi tersebut, telah disusun beberapa upaya dalam pembelajaran, diantaranya kompetisi penulisan KTI dan penyusunan KTI sebagai persyaratan untuk kelulusan semua program studi. Sehingga diharapkan kompetensi lulusan tidak hanya terbatas pada pengembangan ketrampilan (skill) saja, melainkan juga memiliki kemampuan dalam berfikir secara ilmiah dan mampu melakukan problem solving yang ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan kata lain, mahasiswa mampu mengaplikasikan segala ilmu yang telah dimiliki secara komprehensif dan pada akhirnya mampu mengembangkan institusi tempat bekerjanya secara profesional. Di samping itu, pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi menuntut semua civitas akademika untuk melaksanakan Penelitian dalam rangka untuk pengembangan keilmuan sesuai dengan bidangnya.

Kami berharap buku Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dapat bermanfaat dan digunakan sebagai acuan baik oleh mahasiswa maupun dosen untuk menyusun dan mengikuti kompetisi proposal penelitian. Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan edisi selanjutnya.

(5)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

DAFTAR ISI

Judul

Halaman

TIM PENYUSUN DAN EDITOR ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

I. BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Kedudukan KTI dan bobot SKS ... 1

B. Tujuan Penyusunan KTI ... 1

C. Kualifikasi Mahasiswa, Pembimbing dan Penguji ... 2

D. Proses Penyusunan dan Pengajuan Proposal KTI ... 3

E. Proses Bimbingan KTI ... 4

F. Ujian KTI ... 4

II. BAB 2 TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ... 6

A. BAGIAN AWAL ... 6

B. BAGIAN INTI NASKAH KARYA TULIS ILMIAH ... 11

Penjelasan BAB 1 PENDAHULUAN ... 15

A. Latar Belakang ... 15

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 17

C. Tujuan Penelitian ... 18

D. Manfaat Penelitian ... 21

Penjelasn BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 22

A. Landasan Teori ... 22

B. Kerangka Teori ... 23

Penjelasan BAB 3 METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis dan Rancang – bangun Penelitian ... 25

B. Frame Work ... 25

C. Hipotesis Penelitian ... 26

D. Variabel ... 26

E. Definisi Operasional Variabel ... 29

F. Populasi ... 30

(6)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

H. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

I. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data ... 31

J. Teknik Analisis Data ... 33

K. Etika Penelitian ... 33

L. Keterbatasan penelitian ... 34

Penjelasan BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 34

Penjelasan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Simpulan ... 36

B. Saran ... 37

C. BAGIAN AKHIR ... 37

A. Daftar Pustaka ... 37

B. Lampiran ... 37

BAB 3 TEKNIK TATA TULIS ILMIAH ... 39

A. Penomoran Halaman ... 39

B. Penulisan Tabel, Gambar, dan Semacamnya ... 40

C. Penggunaan Huruf ... 41

D. Rujukan dan Kutipan ... 42

E. Penulisan Daftar Pustaka ... 45

BAB 4 KARYA ILMIAH ... 52

Lampiran 1 ... 53 Lampiran 2 ... 54 Lampiran 3 ... 55 Lampiran 4 ... 56 Lampiran 5 ... 57 Lampiran 6 ... 58 Lampiran 7 ... 59 Lampiran 8 ... 60 Lampiran 9 ... 61 Lampiran 10... 62 Lampiran 11... 63 Lampiran 12... 64

(7)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH Lampiran 13... 65 Lampiran 14... 67 Lampiran 15... 68 Lampiran 16... 69 Lampiran 17... 70 DAFTAR PUSTAKA ... 71

(8)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAB 1

PENDAHULUAN

Karya Tulis Ilmiah (KTI) atau scientific paper adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan baik kebidanan ataupun keperawatan. KTI disusun oleh mahasiswa semester VI dalam rangka untuk menyelesaikan program pendidikan diploma III kebidanan ataupun keperawatan. Penyusunan buku panduan KTI ditujukan untuk memfasilitasi dosen dan mahasiswa yang dalam terlibat penyusunan laporan KTI. Namun buku panduan KTI ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan dalam penerbitan selanjutnya. Agar sesuai dengan perkembangan ilmu kebidanan dan keperawatan maka setiap 3 tahun sekali buku panduan KTI akan mengalami perbaikan.

A. Kedudukan KTI dan bobot SKS

Karya tulis ilmiah merupakan program wajib bagi mahasiswa diploma tiga baik program kebidanan ataupun keperawatan yang mempunyai kedudukan sebagai mata kuliah pada semester VI dengan bobot SKS sebesar 3 bagi mahasiswa kebidanan dan 4 bagi mahasiswa keperawatan.

B. Tujuan Penyusunan KTI

Tujuan dalam Penulisan karya Tulis Ilmiah adalah agar mahasiswa mampu :

1. Berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

2. Memiliki etos ilmiah sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen)

(9)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.

3. Menyusun proposal penelitian ataupun laporan pendahuluan asuhan kebidanan pada ibu hamil, melahirkan, neonatus, nifas dan KB 4. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, melahirkan, dan

masa nifas dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

5. Menyusun dokumentasi hasil penelitian ataupun asuhan kebidanan kepada ibu hamil, melahirkan, neonatus, nifas dan KB.

6. Membuat wahana transformasi pengetahuan antara kampus dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.

7. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

8. Memiliki keterampilan dasar untuk melakukan penelitian. C. Kualifikasi Mahasiswa, Pembimbing dan Penguji

Mahasiswa yang memprogram KTI harus memenuhi persyaratan akademik sebagai berikut:

1. Telah mengumpulkan satuan kredit semester sekurang-kurangnya 100 SKS

2. Memiliki IPK minimal 2,75

3. Telah lulus mata kuliah Metodologi penelitian dan biostatistik dasar bagi mahasiswa kebidanan dan pengantar riset keperawatan bagi mahasiswa keperawatan.

4. Telah memenuhi semua syarat administratif yang meliputi terdaftar sebagai mahasiswa Poltekkes, memprogram KTI dalam Kartu Rencana Studi (KRS) dan telah mengisi formulir pemrogaman KTI yang telah disediakan oleh program studi.

Selama penyusunan KTI ini, mahasiswa dibimbing oleh tim pembimbing, yang terdiri atas 2 orang pembimbing, yaitu:pembimbing utama dan pembimbing pendamping. Persyaratan Pembimbing KTI

(10)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

disesuaikan dengan peraturan tentang kewenangan tenaga akademik seperti yang diatur oleh Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan peraturan yang berlaku di Poltekkes Majapahit serta mempertimbangkan kemampuan, profesi dan keahlian. Pembimbing ditunjuk oleh dan disahkan dengan surat keputusan Direktur Poltekkes Majapahit. Pembimbing adalah dosen di lingkungan jurusan kebidanan dan keperawatan Poltekkes Majapahit. Pembimbing KTI mahasiswa dalam bentuk studi kasus harus memiliki kemampuan menyusun dan melaksanakan asuhan kebidanan.Pembimbing Utama dan pembimbing pendamping memiliki hak dan kewajiban yang sama, dilakukan secara bijaksana, proporsional dalam semangat kerjasama tim.

Syarat Pembimbing KTI:

1. Pembimbing 1 adalah dosen dengan pendidikan minimal S2 2. Pembimbing 2 adalah dosen dengan pendidikan minimal D IV/ S1 3. Persetujuan tema penelitian adalah kewenangan pembimbing 1. Sedangkan penguji KTI terdiri dari 3 orang yang meliputi ketua penguji dan anggota penguji yang terdiri dari dosen pembimbing utama dan pembimbing pendamping. Penguji adalah dosen di lingkungan Poltekkes Majapahit, yang memenuhi persyaratan kualifikasi sebagai dosen, dan memiliki kemauan sebagai penguji dan pembimbing KTI dalam bentuk asuhan kebidanan dengan pendekatan manajemen kebidanan

Syarat Penguji Utama:

1. Berpendidikan S2 dan memiliki Jabatan Akademik

2. Khusus untuk studi kasus harus memiliki kompetensi dalam asuhan kebidanan/ keperawatan

D. Proses Penyusunan dan Pengajuan Proposal KTI

Penyusunan proposal KTI merupakan langkah awal yang penting dalam proses penyusunan KTI. Proposal KTI merupakan rencana penelitian yang berisi gambaran konkrit dan jelas tentang arah, tujuan, dan hasil akhir yang akan dicapai dalam penelitian. Suatu penelitian akan dapat dikerjakan dengan baik jika didasarai oleh proposal yang

(11)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

dirancang sesuai dengan kaidah penelitian. Proposal KTI yang telah disetujui oleh dosen pembimbing dapat diajukan ke koordinator KTI pada masing-masing prodi dan selanjutnya mahasiswa melakukan seminar dengan dosen pembimbing dan penguji yang dihadiri juga oleh mahasiswa lain untuk mempertanggungjawabkan proposal yang telah disusunnya. Mahasiswa wajib mengikuti seminar proposal yang diselenggarakan temannya minimal 10 kali sebagai syarat ujian akhir KTI.

E. Proses Bimbingan KTI

Bimbingan KTI dilakukan selama 1 semester diawali pada permulaan semester dan berakhir pada akhir semester. Bimbingan KTI dilaksanakan secara individual, terstruktur, terjadwal, dan terdokumentasi. Bimbingan dilakukan sekurang-kurangnya sekali seminggu yang lamanya disesuaikan dengan dengan keperluan bimbingan. Untuk maksud tersebut disediakan kartu bimbingan yang diisi dan dilaporkan pada prodi sekurang-kurangnya satu bulan sekali. Agar bimbingan berjalan lancar dan selesai pada jangka waktu yang telah ditentukan maka prodi menyusun jadwal bimbingan KTI. Jadwal disusun untuk satu semester dan tercantum pada jadwal kuliah semester tersebut.Untuk mengadakan seminar proposal, mahasiswa wajib mengikuti proses bimbingan pada kedua pembimbing masing-masing minimal 3 kali.

F. Ujian KTI

1. Syarat Ujian KTI

Mahasiswa yang akan mengikuti ujian KTI harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: telah menulis KTI sesuai dengan format yang berlaku di Poltekkes dan telah disetujui oleh dosen pembimbing KTI, dan menyerahkan naskah KTI rangkap tiga kepada prodi selambat-lambatnya 3 hari sebelum ujian.

(12)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH 2. Panitia Ujian KTI

Panitia ujian KTI terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan tim penguji yang meliputi ketua penguji dan 2 anggota yang terdiri dari pembimbing utama dan pendamping.

3. Aspek yang dinilai dalam ujian KTI

Aspek yang dinilai dalam ujian meliputi isi KTI dan penampilan dalam ujian. Isi KTI yang dinilai antara lain kesesuaian format dengan aturan yang berlaku, bahasa, kejelasan dan rumusan masalah, hipotesis, pembahasan, simpulan, dan saran, kesesuaian desain penelitian dengan tujuan penelitian, manfaat temuan, tingkat keaslian serta relevansi dan kedalaman kajian pustaka.

Penampilan dalam ujian meliputi penguasaan isi KTI, kejelasan pengungkapan isi KTI, kejelasan dam kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diajukan tim penguji, serta keterbukaan dan kejujuran.

4. Cara Ujian dan Penilaian

a. Tim penguji KTI secara bersama-sama menghadapi seorang mahasiswa yang diuji.

b. Penetapan kelulusan ujian KTI dilakukan oleh tim penguji. Mahasiswa dinyatakan lulus ujian apabila memperoleh nilai sekurang-kurangnya B. Keputusan kelulusan ujian KTI disampaikan kepada mahasiswa yang bersangkutan oleh ketua penguji. Perbaikan KTI harus dikonsultasi kepada tim penguji dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Setelah disetujui (ditandatangani oleh tim penguji), KTI dijilid dan diserahkan kepada ketua prodi rangkap 2, setelah itu nilai ujian KTI dapat diumumkan. Mahasiswa yang memperoleh nilai kurang dari C diberi kesempatan untuk mendaftarkan ujian ulang setelah memenuhi persyaratan ujian yang berlaku. Pada saat menyerahkan KTI mahasiswa juga wajib menyerahkan artikel ilmiah hasil penelitian dan abstrak dalam bentuk CD dan hardcopy.

(13)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAB 2

TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Kerangka penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari: bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.

A. BAGIAN AWAL

Bagian awal dari Karya Tulis Ilmiah (KTI) terdiri dari: (1) Halaman judul / sampul luar, (2) Halaman judul dalam, (3) Halaman pengesahan, (4) Halaman penetapan tim penguji, (5) Halaman persetujuan, (6) Halaman originalitas, (7) Halaman persembahan dan Motto, (8) Kata pengantar, (9) Abstrak dan Abstract, (10) Daftar isi, (11) Daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan (12) Daftar arti lambang, singkatan dan istilah.

Penjelasan masing-masing isi dari bagian awal adalah sebagai berikut: 1. Halaman Judul/Sampul Luar

Halaman sampul luar memuat secara berurutan hal-hal sebagai berikut:

1) Tulisan "KARYA TULIS ILMIAH" 2) Judul Karya Tulis Ilmiah (KTI) 3) Logo Politeknik Kesehatan Majapahit

4) Nama lengkap mahasiswa dengan huruf kapital 5) Nomor Induk Mahasiswa (NIM)

6) Program Studi

7) Nama tempat pendidikan (Poltekkes Majapahit) 8) Nama kota tempat pendidikan

9) Tahun Karya Tulis Ilmiah (KTI) diajukan

Judul harus singkat dan jelas, antara 9-12 kata (Notoatmojo, 2010). Jika tidak memungkinkan maka ditulis sub judul. Judul mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian, dan target populasi. Besar font 14 bold jenis times new roman. Ketentuan spasi

(14)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

pada halaman judul disesuaikan dengan nilai estetika. Judul ditulis dalam bentuk piramida terbalik. Halaman sampul luar dicetak pada kertas yang tebal (hard cover) dengan warna tulisan hitam cetak timbul dan logo berdiameter 6 cm. Contoh ’halaman sampul luar’ dapat dilihat pada lampiran 1. Judul merupakan cerminan keseluruhan isi karya tulis ilmiah. Menurut Notoatmojo (2010) judul merupakan gambaran dari tujuan penelitian. Karena tujuan penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian maka judul mampu menggambarkan masalah penelitian. Namun dalam judul tidak dicantumkan jenis analisa yang digunakan seperti hubungan, gambaran, tingkatan, pengaruh dan lain-lain.

Materi penelitian hendaknya menarik minat peneliti dan mampu dilaksanakan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan ketika penelitian yang dilakukan adalah suatu hal yang menarik dan diminati oleh peneliti akan memberikan motivasi tersendiri bagi peneliti, dan penelitian yang dilakukan sesuai dengan kemampuan peneliti akan memperlancar proses pelaksanaan penelitian tersebut. Jadi, materi penelitian harus disesuaikan dengan masalah yang dibidangi oleh peneliti. Di samping itu, penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti serta bermanfaat untuk masyarakat.

Syarat umum judul yang baik antara lain : a. Tersedia cukup data untuk menunjang penelitian b. Tidak ada duplikasi dengan judul lain

c. Judul harus mengandung variabel yang diteliti

d. Judul hendaknya berupa kalimat pertanyaan sebab lebih mudah dipahami oleh pembaca

e. Judul hendaknya disusun secara jelas, singkat dan tepat serta mengandung kejelasan isi terhadap masalah yang diteliti.

Halaman judul luar dicetak di kertas tebal (hard cover) warna biru tua (dark blue 25%) ( ). Jika menggunakan data sekunder maka tahun pengambilan data harus dicantumkan dalam judul. Sedangkan untuk data primer tidak perlu mencantumkan tahun penelitian karena sama dengan tahun penulisan karya tulis ilmiah.

(15)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Untuk studi kasus maka ketentuan judul adalah sebagai berikut: Judul dibuat singkat, jelas, dan menyatakan continuity of care pada pasien X. Bila judul tidak dapat dibuat judul yang singkat (lebih dari 16 kata), maka dapat dibuat sub judul di bawah judul pokok yang hurufnya lebih kecil dan merupakan kalimat penjelasan. Untuk lebih jelasnya contoh halaman judul untuk penelitian dan studi kasus terdapat dilampiran 1 dan 2.

2. Halaman Judul Dalam

Isi halaman judul dalam terdiri dari judul, pernyataan untuk memenuhi persyaratan pendidikan Diploma 3, nama, NIM dan institusi serta tahun. Halaman judul dalam ditulis pada kertas putih sama dengan isi KTI. Contoh ’halaman judul dalam’ dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Halaman Pengesahan

Halaman ini merupakan lembar pengesahan oleh Ketua Program Studi dan Direktur Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto. Halaman ini memuat tanggal KTI diujikan dan nama para penguji KTI lengkap dengan gelarnya beserta NIK. Contoh ’halaman pengesahan’ dapat dilihat pada lampiran 4.

4. Halaman Penetapan Tim Penguji

Halaman ini berisi lembar penetapan yang ditandatangani oleh Ketua penguji, penguji 1, dan penguji 2 yang menyatakan bahwa penelitian tersebut telah diujikan pada tanggal yang tercantum di lembar ini. Contoh dapat dilihat pada lampiran 5.

5. Halaman Persetujuan

Halaman ini merupakan lembar persetujuan oleh Pembimbing 1 dan 2. Dalam halaman ini memuat tanggal Karya Tulis Ilmiah diajukan untuk diseminarkan/diujikan pada pembimbing dan ditandatangani Pembimbing 1 dan 2 lengkap dengan nama dan gelarnya dengan urutan pembimbing 1 berada diatas pembimbing 2. Sebelum seminar proposal dan sidang akhir

(16)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

KTI halaman persetujuan harus sudah ditanda tangani.Contoh halaman persetujuan dapat dilihat pada lampiran 6.

6. Halaman Pernyataan Originalitas

Halaman ini memuat tentang pernyataan penulis bahwa karya tulis ini adalah hasil karya cipta penulis sendiri dengan menghidari segala bentuk upaya plagiat dan ditulis menurut kaidah penulisan ilmiah. Halaman ini ditanda tangani diatas materai Rp. 6000. Untuk bendel KTI yang dikumpulkan dilembaga dibubuhi materai yang asli sedangkan bila digandakan lebih dari satu maka yang lain adalah fotokopi dari lembar originalitas yang asli.Contoh halaman pernyataan originalitas dapat dilihat pada lampiran 7.

7. Halaman Persembahan dan Motto

Halaman ini merupakan lembar ungkapan persembahan yang ditujukan untuk orang – orang yang mendukung penyelesaian Karya Tulis Ilmiah secara informal, seperti orang tua, istri, suami, anak dan lain – lain. Motto yang dicantumkan merupakan motto penulis pada saat awal pembuatan sampai penyelesaian Karya Tulis Ilmiah. Motto bisa berupa terjemahan ayat – ayat Al-Qur’an atau puisi yang ditulis dengan menggunakan times new roman besar font 14 untuk judul, font 12 untuk naskah dan tanpa background. Contoh halaman persembahan dan motto dapat dilihat pada lampiran 8.

8. Kata Pengantar

Penulisan kata pengantar dapat diawali dengan kalimat yang dapat mengantarkan pembaca tentang gambaran penelitian yang telah dilakukan. Halaman ini juga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan rasa terima kasih pembuat KTI kepada pihak – pihak tertentu yang telah membantu dalam penyusunan proposal, pengumpulan, dan analisis serta interpretasi data sampai tersusunnya laporan KTI. Urutan pemberian ucapan terima kasih harus disesuaikan dengan status jabatan, misalnya: 1) Direktur Politeknik Kesehatan Majapahit (tanpa nama), 2) Direktur institusi tempat penelitian, 3) Ketua Program Studi (tanpa nama), 4) Pembimbing 1 dan

(17)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Pembimbing 2, 5) Responden dan lain – lain. Contoh ’kata pengantar’ dapat dilihat di lampiran 9.

9. Abstract

Abstract merupakan penjelasan singkat dan lengkap tentang keseluruhan unsur yang ada dalam KTI menggunakan Bahasa Inggris yang harus disahkan oleh ahli bahasa/ translator. Abstract antara lain berisi tentang :

I : Introduction (pengenalan masalah) M : Methodology (metodologi)

R : Result (hasil riset)

A : Analyze (analisa masalah)

D : Discussion (pembahasan, kesimpulan, dan saran, ketiga konsep tersebut harus ada)

Abstract ditulis satu spasi dengan jumlah kata 200 – 300 kata, oleh karena itu diharapkan hanya menggunakan kata inti saja dan tidak perlu menambahkan kata – kata imbuhan yang tidak diperlukan. Harapannya adalah ketika membaca abstrak, pembaca dapat mendapatkan gambaran intisari dari isi KTI tersebut.

Pada bagian akhir (di bawah baris terakhir pada paragraf terakhir) dilengkapi dengan kata kunci (key words) yang terdiri dari 3 – 5 kata. Untuk kepentingan publikasi dalam web, maka abstrak ditulis dalam dua bahasa, yaitu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan abstract merupakan bentuk abstrak dalam bahasa Inggris. Contoh ’abstrak’ dan ’abstract’ dapat dilihat di lampiran 10. Hanya abstract dalam Bahasa Inggris yang dicantumkan dalam laporan KTI.

10. Daftar Isi

Daftar isi merupakan petunjuk tentang topik tertentu yang ditulis dan halaman yang memuatnya yang ditujukan untuk memudahkan mencari topik – topik tersebut. Spasi 1. Huruf times new roman 12 Daftar isi memuat judul bab font 14, sub-sub bab, daftar pustaka, dan lapiran beserta halamannya. Contoh ’daftar isi’ dapat dilihat di lampiran 11.

(18)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH 11. Daftar Lain – lain

Daftar lain – lain terdiri dari daftar tabel, gambar, dan lampiran serta arti lambang dan singkatan, yang disajikan dalam halaman tersebut.

1) Daftar Tabel

Daftar tabel berisi nomor urut tabel, judul tabel dan halaman untuk setiap tabel. Contoh dapat dilihat pada lampiran 12.

2) Daftar Gambar

Daftar gambar berisi nomor urut gambar, judul gambar dan halaman untuk setiap gambar. Contoh dapat dilihat di lampiran 13.

3) Daftar Lampiran

Daftar lampiran berisi nomor urut lampiran, judul lampiran dan halaman untuk setiap lampiran. Contoh dapat dilihat di lampiran 14.

4) Daftar Arti Lambang Dan Singkatan

Daftar lambang dan singkatan berisi arti dari semua lambang dan singkatan yang digunakan dalam naskah KTI. Contoh dapat dilihat di lampiran 15.

Penulisan daftar-daftar tersebut menggunakan times new roman dengan besar font 12 dan Spasi 1.

B. BAGIAN INTI NASKAH KARYA TULIS ILMIAH

Bagian inti karya tulis ilmiah yang merupakan hasil laporan dari penelitian analitik baik eksperimental maupun observasional terdiri dari: BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum 2.Tujuan Khusus D. Manfaat Penelitian BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(19)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH B. Kerangka Teori

BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang-bangun Penelitian B. Frame Work C. Hipotesis Penelitian D. Variabel 1.Jenis Variabel 2.Definisi Operasional E. Populasi F. Sampel

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data I. Teknik Analisis Data

J. Etika Penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

B. Saran

Pada penelitian kualitatif dan deskriptif susunan inti karya tulis ilmiah antara lain sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus D. Manfaat Penelitian BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori B. Kerangka Teori

(20)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang-bangun Penelitian B. Variabel

1. Jenis Variabel 2. Definisi Operasional C. Subyek Penelitian

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data F. Analisis Data

G. Etika Penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

B. Saran

Sedangkan bila mahasiswa menggunakan studi kasus sebagai laporan KTI maka susunannya adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan B. Identifikasi masalah C. Tujuan Penyusunan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus D. Manfaat 1. Manfaat teoritis 2. Manfaat praktis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar/Teori (menggambarkan continuity of care) 1. Pengertian

2. Proses

(21)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH 4. Kebutuhan kesehatan

B. Konsep dasar asuhan Kebidanan

Menggunakan manajemen Varney/kompetensi bidan /Kep menkes 369/tahun 2007, yang menggambarkan continuity of care.

BAB 3 ASUHAN KEBIDANAN

Pelaksanaan asuhan Kebidanan di dokumentasikan menggunakan dokumentasi/catatan SOAP mengacu pada kepmenkes RI no 369/2007 S ubyektip O byektip A nalisa P enatalaksanaan BAB 4 PEMBAHASAN

Berdasarkan SOAP pada pelaksanaan asuhan kebidanan S ubyektip

O byektip A nalisa

P enatalaksanaan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

B. Saran Daftar Pustaka

Jika ditinjau dari jenis sumber data dan tempat penelitian dilakukan, maka penelitian kesehatan dibedakan menjadi library research, laboratory research, dan field research (Notoatmojo, 2010). Library research merupakan penelitian yang dilakukan hanya dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur, laporan dan dokumen serta mengkaji masalah berdasarkan penelitian yang telah dilaporkan dalam bentuk jurnal penelitian dan dokumen lain di perpustakaan. Untuk penelitian jenis library research tidak menggunakan subyek penelitian.Penjelasan dan contoh tentang setiap bab dan sub-bab akan diberikan pada pembahasan dibawah ini.

(22)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH Penjelasan BAB 1PENDAHULUAN

Pendahuluan memberikan informasi tentang penelitian kepada pembaca, serta menjelaskan kepada pembaca tentang keterkaitan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian kualitatif, peneliti menggunakan pendahuluan untuk mengeksplorasi masalah yang akan diteliti, karena biasanya penelitian kualitatif bersifat eksploratif. Namun dalam penelitian kuantitatif pendahuluan digunakan untuk menjelaskan masalah yang diteliti ditinjau dari sudut pandang variabel penyebab lengkap dengan outcome yang akuntabel (Wilkinson, 1991 dalam Creswell, 2009). Penulisan bab 1 dan pendahuluan ditulis terpisah, dengan jarak spasi sebesar 1 pt, dan jarak antara tulisan pendahuluan dengan keterangan dibawahnya adalah 3 pt.

A. Latar Belakang

Latar belakang dalam penelitian merupakan pengantar informasi tentang fakta, pengalaman peneliti, hasil penelitian orang lain atau teori yang melatarbelakangi masalah yang ingin diteliti untuk menjelaskan pada pembaca bahwa masalah yang diteliti benar-benar penting untuk diteliti (Notoatmojo, 2010).

Dalam latar belakang diuraikan pengenalan masalah secara umum. Uraian dapat dimulai dengan memberikan gambaran tentang masalah secara global diikuti dengan uraian secara nasional dan regional. Pengenalan masalah mencakup luasnya masalah, penyebab masalah atau faktor resikonya maupun konsekuensi (akibat) yang akan timbul dengan adanya masalah tersebut. Diuraikan pula landasan teori yang digunakan. Pada umumnya, pokok – pokok yang ditulis dalam latar belakang harus mengandung 4 unsur yang tercantum secara tersirat dalam pengembangan gagasan/masalah, antara lain :

1. Pentingnya masalah, yaitu menunjukkan pentingnya masalah untuk diteliti.

2. Skala masalah, yaitu menunjukkan derajat pentingnya masalah penelitian untuk diteliti dan dampak masalah penelitian bagi

(23)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

kehidupan, yang didiskripsikan dengan jelas menggunakan bukti otentik.

3. Kronologis masalah, pada latar belakang masalah ini dijelaskan proses terjadinya masalah atau relevansi penelitian terdahulu/ada, serta ditunjang dengan data empiris dari permasalahan penelitian yang akan diteliti. Penelitian terdahulu berfungsi untuk memperkuat dan memperkokoh sub bab landasan teori, agar teori – teori yang dikemukakan pada landasan teori mempunyai bukti yang kuat karena dapat dibuktikan secara empiris. Penelitian terdahulu tidak mutlak ada, sebab penulisan literatur tentang penelitian terdahulu hanya wajib dilakukan untuk laporan penelitian yang hanya menyadur hasil penelitian orang lain.

4. Alternatif solusi masalah yang dapat dilakukan dalam penelitian. Untuk mengungkap kronologis masalah sampai mengkerucut pada satu pokok masalah yang jelas, fenomena yang diungkap dalam skripsi dilengkapi dengan data yang lengkap mulai tingkat nasional sampai data fenomena dilokasi penelitian yang diperoleh melalui studi pendahuluan. Studi pendahuluan merupakan studi awal yang digunakan sebelum melakukan suatu penelitian. Ada beberapa keuntungan dilakukannya studi pendahuluan, yaitu : 1) Besarnya masalah penelitian dapat diketahui dengan jelas, 2) Dapat diketahui lebih dahulu tentang dimana informasi dapat diperoleh dan untuk siapa informasi diberikan, 3) Dapat diketahui tentang cara memperoleh data yang tepat, 4) Dapat diketahui cara menganalisis data, 5) Dapat diketahui tentang cara membuat simpulan yang benar. Dengan dilakukannya studi pendahuluan yang tepat, maka peneliti dapat mengukur kemampuannya, baik kemampuan menguasai permasalahan maupun kemampuan untuk menjalankan hasil penelitian. Dengan adanya studi pendahuluan, masalah di lokasi penelitian dapat secara pasti dan jelas diketahui oleh peneliti.

Pada studi kasus, latar belakang masalah harus dapat menjelaskan alasan memilih asuhan pada pasien tersebut secara continuity of care. Untuk itu perlu diuraikan terlebih dahulu, secara singkat dan jelas,

(24)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH F : I : N : E : R : Feasible Interesting : Novel : Ethical : Relevan :

Tersedia subyek penelitian, dana, waktu, alat dan keahlian. Masalah hendaknya menarik untuk diteliti.

Masalah dapat membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu, melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu, atau menemukan sesuatu yang baru.

Masalah penelian tidak bertentangan dengan etika.

Masalah penelitian relevan atau sesuai dengan perkembangan IPTEK, bertujuan untuk peningkatan keilmuan serta untuk kelanjutan penelitian.

masalah apa yang akan ditulis. Dituliskan secara jelas masalah kesehatan fisiologis dan patologis yang sering terjadi pada asuhan yang diberikan, didukung oleh fakta empiris dan bila memungkinkan didukung oleh data-data yang menunjang. Penyusun harus dapat meyakinkan pembaca/pembimbing bahwa asuhan pada pasien tersebut perlu dilakukan dengan pendekatan manajemen kebidanan. Pada bagian ini perlu juga diuraikan apa akibat dari masalah tersebut bila tidak segera ditangani. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bagian ini adalah: Pernyataan ruang lingkup dari obyek penulisan secara jelas; Pembenaran (justifikasi) mengapa ruang lingkup itu perlu problem solving (berkaitan dengan data-data, penemuan, literatur, dll); Dampak masalah bila tidak dilakukan asuhan; Konsep solusi penanganan masalah yang dapat direncanakan.

Aturan penulisan latar belakang adalah sebagai berikut: penulisan bab 1 dan Pendahuluan ditulis menggunakan times new roman dengan besar Font 14 dan jarak spasi 1. Sedangkan antara tulisan pendahuluan dengan naskah latar belakang ditulis pada jarak 3 spasi. Besar font latar belakang adalah 12 dengan jarak spasi 2.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Menurut Adebo (1974) dalam Nursalam (2003) masalah adalah suatu kondisi yang memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahan. Baik buruknya suatu penelitian ditentukan oleh research problem (Polit & Hungler, 1993 dalam Nursalam, 2003). Menurut Sastro Asmoro dan Ismail (1995) dalam Nursalam (2003) mengatakan bahwa masalah penelitian harus mengandung unsur “FINER”, yaitu :

(25)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Rumusan masalah dalam penelitian hendaknya memiliki konsekuensi terhadap relevansi maksud dan tujuan penelitian, kegunaan, kerangka konsep dan metode penelitian. Selain harus jelas, rumusan masalah harus diuraikan dengan pendekatan dan konsep sehingga dapat menjawab masalah yang diteliti dan membuktikan dugaan atau hipotesis yang telah dirumuskan. Rumusan masalah berupa pertanyaan masalah

Mengingat banyaknya faktor – faktor yang mempengaruhi masalah dan efek yang terjadi akibat dari suatu masalah serta terbatasnya sumber daya dalam penelitian, maka faktor atau efek yang akan diteliti perlu dibatasi. Alasan pemilihan atau pembatasan faktor/efek tersebut karena faktor/efek yang dipilih belum pernah diteliti atau sangat jarang diteliti, penelitian sudah ada tetapi hasilnya belum lengkap atau kurang tajam, atau hasil penelitian masih kontradiktif dan belum konsisten.

Rumusan masalah disusun berdasarkan faktor/efek yang telah dipilih dalam pembatasan masalah. Rumusan masalah menggambarkan variabel yang akan diteliti. Rumusan masalah ditulis secara konkrit dalam bentuk kalimat tanya (research questions) yang akan dibuktikan dalam penelitian. Ada dua pendekatan dalam merumuskan masalah, yaitu rumusan yang ditulis secara umum (faktor/konsep/konstrak) dan ada yang ditulis lebih terinci (variabel yang akan diteliti).

Dalam penyusunan studi kasus, berdasarkan ruang lingkup asuhan yang diberikan kepada ibu hamil , melahirkan, masa nifas, neonatus dan KB, maka pada penyusunan KTI ini mahasiswa membatasi berdasarkan continuity of care

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah penelitian yang telah dirumuskan. Tujuan mencakup langkah – langkah dari penelitian yang akan dilakukan. Tujuan hendaknya diuraikan secara singkat dan menggunakan kata – kata yang positif (seperti: menjajaki, menguraikan, mengidentifikasi, dan lain – lain). Penulisan tujuan dapat dilakukan dalam 2 (dua) jenis, yaitu :

(26)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari suatu penelitian.

Tujuan umum pada studi kasus merupakan tujuan secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui pemberian asuhan kebidanan secara continuity of care. Tujuan umum dituliskan dengan kata keadaan. Contoh tujuan umum dalam studi kasus : Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan uraian langkah demi langkah untuk mencapai tujuan umum. Tujuan ini langsung berkaitan dengan masalah penelitian dan menunjukkan variabel – variabel yang akan diperiksa dan diukur. Isi dari tujuan khusus terutama merupakan janji peneliti dalam melaksanakan suatu kegiatan spesifik yang bersifat tindakan. Penulisan tujuan khusus diawali dengan kata kerja.

Tujuan khusus dalam studi kasus merupakan penjabaran dan tahapan untuk mencapai tujuan umum, sifatnya lebih operasional dan spesifik, sesuai kerangka pikir manajemen yang digunakan. Penulisan tujuan khusus dimulai dengan kata kerja.

Contoh tujuan khusus dalam studi kasus:

1. Melakukan Pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB

2. Menyusun diagnosa Kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB

3. Merencanakanan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB

4. Melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil sampai bersalin pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB 5. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB

6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan SOAP notes

(27)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Dalam studi kasus, tujuan juga terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan harus ditulis jelas, spesifik, bisa diukur. Tujuan umum merupakan tujuan secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui pemberian asuhan kebidanan secara continuity of care. Tujuan umum dituliskan dengan kata keadaan. Contoh tujuan umum: Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Sedangkan tujuan khusus merupakan penjabaran dan tahapan untuk mencapai tujuan umum, sifatnya lebih operasional dan spesifik, sesuai kerangka pikir manajemen yang digunakan. Penulisan tujuan khusus dimulai dengan kata kerja.

Contoh:

1. Melakukan Pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB

2. Menyusun diagnosa Kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB

3. Merencanakanan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB

4. Melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil sampai bersalin pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB 5. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB

6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan SOAP notes Pada studi kasus setelah tujuan dirumuskan maka dirumuskan pula ruang lingkup. Ruang lingkup Asuhan kebidanan meliputi:

1. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu dengan memperhatikan continuity of care mulai hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB. Hal ini mengacu pada KepMenkes RI no.369 th 2007, tentang Kompetensi bidan di Indonesia, bahwa asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang

(28)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.

2. Tempat

Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu adalah semua lahan praktek yang telah memiliki MOU dengan Poltekkes Majapahit, atau tempat lain yang terjangkau atas persetujuan pembimbing.

3. Waktu

Waktu yang diperlukan mulai dari penyusunan proposal sampai memberikan asuhan kebidanan di semester VI dengan mengacu pada kalender akademik Poltekkes Majapahit.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian harus diuraikan secara singkat dan jelas yang menunjukkan manfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni pemecahan masalah, pengembangan institusi dan profesi serta kesehatan masyarakat. Manfaat hasil penelitian dikaitkan dengan manfaat untuk diri sendiri, manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat praktis adalah implikasi hasil penelitian bagi kebijakan, perbaikan program, pemecahan masalah program yang sedang berjalan dan masa mendatang. Manfaat teoritis berkaitan dengan sumbangannya terhadap pengembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan yang telah ada. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.Sedangkan bagi studi kasus, pada bagian ini dijelaskan manfaat dari asuhan kebidanan yang dilakukan guna peningkatan mutu pelayanan kebidanan.

(29)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH Penjelasan Bab 2TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Dalam bab ini diuraikan secara sistematik semua teori dan konsep yang digunakan menyusun latar belakang, menentukan masalah, membangun kerangka teori konsep, menentukan metode penelitian, dan memperkaya pembahasan hasil penelitian. Pustaka yang dipakai sebagai acuan atau sumber terdiri dari text book dan jurnal penelitian yang mutakhir. Kumpulan pustaka yang memadai akan menjelaskan membantu peneliti dalam memilih metode yang tepat, melaksanakan penelitian, dan menyusun argumentasi dalam pembahasan. Pengacuan pustaka harus tercantum dalam daftar pustaka. Kepustakaan yang diambil berasal dari terbitan minimal 10 tahun terakhir untuk buku teks dan 1 tahun terakhir untuk jurnal. Dalam studi kasus diuraikan telaah pustaka secara sistematik dari ibu hamil yang akan dilakukan asuhan kebidanan, secara runtut yang menggambarkan kesinambungan (continuity of care) sampai masa nifas, BBL dan kebutuhan KB. Penyusun melakukan kajian mendalam tentang fakta, teori, konsep atau pendekatan asuhan kebidanan kepada individu dan keluarga. Referensi bisa didapatkan dari berbagai sumber informasi: textbook, jurnal hasil penelitian, jurnal internet, makalah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Asuhan Kebidanan

Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. Asuhan Kebidanan adalah bantuan oleh bidan kepada klien, dengan menggunakan langkah-langkah manajemern kebidanan. Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam

(30)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

menerapkan metode pemecahan masalah secara sistimatis mulai dari pengumpulan data, analisis data untuk diagnose kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (KepMenkes RI no.369 th 2007) Atau manajemen menurut Varney, 1997): adalah: proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk meng organisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.(7 langkah: Pengumpulan data;interpretasi data untuk diagnose dan atau masalah actual; menentukan diagnose potensial dan antisipasi diagnose potensial; identifikasi kebutuhan tindakan segera; menyusun rencana tindakan; melaksanakan tindakan sesuai rencana; melaksanakan evaluasi asuhan yang telah dilaksanakan).

B. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah skema yang menjelaskan ringkasan dari landasan teori/ konsep-konsep yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Kerangka teori yang digunakan dalam suatu penelitian disusun dari hasil sintesis tinjauan pustaka. Kerangka teori merupakan kerangka pikir yang dipakai untuk menjawab masalah dan tujuan penelitian, disamping itu juga digunakan untuk menyusun hipotesis penelitian. Kerangka teori akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Kerangka teori digambarkan dalam bentuk skema dengan arah panah yang jelas.

Langkah-langkah penyusunan kerangka konseptual adalah sebagai berikut: 1. seleksi dan definisikan konsep yang dimaksudkan

2. identifikasi teori yang dipergunakan sebagai dasar penelitian 3. gambarkan hubungan antar variabel dengan arah / garis:

a. Arah (direction) dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah b. Tempat (position). Apabila variabel A lebih besar pengaruhnya

terhadap variabel B maka A ditulis lebih dulu dari pada B, dengan bentuk sebagai berikut:

A Y

(31)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

c. Tanda dan simbol (sign &symbols). Dikotak putus-putus untuk kumpulan konsep yang diteliti, digaris jelas untuk variabel dalam kotak yang diteliti dan digaris putus-putus untuk variabel dalam kotak yang tidak diteliti.

d. Keterangan untuk setiap tujuan penelitian: 1) Hubungan / hipotesis (A B) 2) Pengaruh (A B)

3) Sebab akibat (A B) (Nursalam, 2003).

Dibawah skema wajib dituliskan sumber dari skema tersebut. Penyusunan kerangka konseptual dapat berasal dari satu sumber atau modifikasi/ penggabungan dari beberapa sumber. Bagian akhir dari kerangka konseptual adalah uraian (narasi) untuk menjelaskan teori tersebut.

Penjelasan Bab 3METODE PENELITIAN

Dalam studi kasus bab 3 berisi tentang pendokumentasian dari asuhan kebidanan/keperawatan. Pendokumentasian atau pencatatan pelaksanaan asuhan kebidanan menggunakan catatan perkembangan meliputi subyektip, obyektip, analisa dan penatalaksanaan, disingkat SOAP Note mengacu pada Kepmenkes RI nomor 938/Menkes/VIII/2007 tentang standar asuhan kebidanan

S: data subyektif terfokus mencatat hasil anamnesa, autoanamnesa maupun alloanamnesa, sesuai keadaan klien.

O: data obyektif terfokus mencatat hasil pemeriksaan : fisik, laboratorium dan penunjang, sesuai keadaan klien.

A: hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan, berdasakan data fokus pada klien

P: penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan yang sudah dilakukan seperti : tindakan antisipatif, tindakan segera,

(32)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/tindak lanjut dan rujukan

Sedangkan pada KTI deskriptif maupun analitik baik observasional maupun eksperimental, metode penelitian secara terinci memuat hal – hal berikut ini:

A. Jenis dan Rancang-bangun Penelitian

Pada bagian ini harus disebutkan secara jelas jenis dan rancang-bangun penelitian yang akan diterapkan dan alasan pmilihannya, dan disebutkan pula keuntungan dan kelemahan dari rancang-bangun yang dipilih dan upaya untuk mengurangi kekurangan tersebut. Meskipun rancang-bangun penelitian sifatnya spesifik namun secara umum dapat dikelompokkan menjadi rancang-bangun yang bersifat deskriptif dan analitik. Sedangkan rancang-bangun analitik dibedakan menjadi 2, yaitu observasional atau eksperimental.

Pemilihan rancang-bangun penelitian perlu dilakukan karena merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesa atau menjawab pertanyaan penelitian serta sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan variabel yang berpengaruh dalam penelitian. Unsur – unsur penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan rancang-bangun penelitian antara lain : 1) Ada atau tidaknya perlakuan, 2) Jumlah sampel dalam populasi, 3) Frekuensi dan waktu pengumpulan data, 4) Metode sampling, 5) Instrumen pengumpulan data, 6) Dan kontrol yang dipilih untuk mengendalikan variabel perancu.

B. Framework

Framework adalah kerangka konseptual yang digunakan dalam suatu studi. Tidak semua studi berbasis pada model teori atau konseptual tertentu, tapi setiap studi harus mempunyai framework. Dalam suatu studi yang berdasarkan pada suatu teori, framework yang dibuat disebut theoritical framework. Sedangkan studi yang berakar pada suatu model konseptual yang spesifik menggunakan framework yang disebut conceptual framework.

(33)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Framework adalah sesuatu yang abstrak, logis secara arti harfiah, dan akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan body of knowledge. Pemahaman tentang framework sangat penting dalam melakukan riset, mengkritik dan menggunakan hasil penemuan. Kata yang berhubungan dengan framework meliputi konsep, pernyataan yang sesuai teori dan konsep tentang model serta beberapa konsep yang berkaitan dalam pelaksanaan riset. Pernyataan yang sesuai menunjukkan bahwa ada beberapa yang terkait antara dua atau lebih dari konsep. Dalam penelitian deskriptif tidak perlu mencantumkan framework.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tidak selalu ada dalam suatu penelitian. Ada atau tidaknya hipotesis tergantung pada jenis permasalahan. Hipotesis dibuat apabila akan dilakukan pembuktian secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan. Hipotesis dapat berbentuk hubungan, beda atau pengaruh dari satu variabel dengan variabel yang lain. Hipotesis yang dicantumkan dalam proposal penelitian adalah hipotesis yang sudah sesuai dengan konsep dalam tinjauan pustaka dan kerangka teori.

D. Variabel

Harus dijelaskan secara rinci klarifikasi variabel dan variabel apa saja yang akan diukur, cara pengukurannya serta definisi operasional dari seluruh variabel yang diukur.

1. Jenis Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain – lain) (Soeparto, Putra, dan Haryanto, 2005 : 54 dalam Nursalam, 2003). Variabel yang digunakan dalam penelitian harus berupa suatu konsep yang konkrit dan dapat diukur (ada alat ukurnya). Beberapa jenis variabel dalam penelitian, antara lain: a. Variabel Independen/Variabel Bebas

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Keberadaan variabel independen memberikan dampak pada variabel dependen. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel

(34)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

lain. Dalam penelitian eksperimental, variabel bebas biasanya adalah stimulus atau intervensi atau perlakuan yang diberikan pada sampel.

b. Variabel Dependen/Variabel Terikat

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh keberadaan variabel lain. Variabel ini muncul sebagai respon akibat manipulasi dari variabel – variabel lain. Dalam penelitian eksperimen, variabel dependen adalah dampak yang diakibatkan oleh perlakuan yang diberikan oleh peneliti. Jadi, variabel dependen adalah variabel yang dikenai pengaruh atau dampak dari keberadaan variabel yang lain.

c. Variabel Intervening/Variabel Unique/Variabel Antara/Variabel Moderator

Variabel intervening adalah variabel yang bisa berposisi sebagai variabel bebas dan tergantung. Variabel ini seringkali disebut sebagai variabel bebas yang kedua, dengan asumsi bahwa variabel tersebut dapat mempengaruhi hubungan antara variabel dependen dan independen. Contoh: Peneliti ingin mengetahui hubungan antara variabel A dan B. Kedua variabel tersebut dapat berubah karena keberadaan dari variabel C, maka variabel C disebut sebagai variabel intervening.

Untuk mengetahui pengaruh yang lebih jelas maka dilakukan analisis jalur (path analysis). Contoh: Jika seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh tingkat konsumsi zat gizi sekelompok masyarakat terhadap status gizi balita namun tingkat pendidikan keluarga juga mempengaruhi keragaman konsumsi zat gizi, sehingga tingkat konsumsi ini akan berpengaruh terhadap status gizi. Tingkat pendidikan inilah yang disebut sebagai variabel intervening.

d. Variabel Perancu/Confounding Variabel

Variabel perancu adalah variabel yang menentukan nilai dari variabel dependen, baik secara langsung maupun tidak langsung serta memiliki hubungan dengan variabel bebas dan terikat, namun variabel ini bukan merupakan intervening variable. Identifikasi terhadap variabel perancu sangat penting karena jika tidak dilakukan maka akan membawa kearah kesimpulan yang salah. Misalnya: Jika seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh tingkat konsumsi zat gizi sekelompok masyarakat terhadap status

(35)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

gizi balita. Namun aksesibilitas terhadap bahan pangan mempengaruhi tingkat konsumsi zat gizi dan aksesibilitas terhadap bahan pangan termasuk salah satu faktor yang menentukan status gizi, maka aksesibilitas terhadap bahan pangan termasuk confounding variable.

Untuk menyingkirkan variabel perancu dapat dilakukan dengan cara: 1) Restriksi, yaitu menyingkirkan variabel perancu dari setiap subyek

penelitian

2) Matching, yaitu proses menyamakan variabel perancu diantara 2 (dua) kelompok

3) Randomisasi, yaitu menyingkirkan pengaruh variabel perancu dengan melalukan randomisasi sehingga variabel perancu tersebar dalam kelompok.

Uji statistik yang cocok untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan keberadaan variabel perancu adalah uji Anova (Analysis of Variance).

e. Variabel Kontrol/Controlling Variabel

Variabel kontrol adalah variabel yang nilainya dikendalikan dalam penelitian. Oleh karena tidak semua variabel dipelajari dalam penelitian, maka sebagian variabel harus dinetralkan pengaruhnya sehingga tidak mengganggu hubungan antara variabel dependen dan independen. Variabel intervening berbeda dengan variabel kontrol sebab penetapan variabel intervening adalah untuk dianalisis pengaruhnya terhadap variabel dependen dan independen, sedangkan penetapan variabel kontrol adalah untuk menyamakan pengaruhnya antara 2 (dua) kelompok berdasarkan variabel dependen. Contoh: Suatu penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh pendampingan terhadap kelancaran persalinan namun paritas sangat mempengaruhi kelancaran persalinan. Maka dalam penelitian tersebut kelompok yang diteliti adalah semua ibu hamil yang primigravida dan paritas dinamakan sebagai variabel kontrol.

f. Variabel Random

Variabel random adalah variabel yang tanpa diduga ternyata berperan dalam hubungan antara variabel dependen dan independen, namun secara sengaja kita abaikan keberadaanya. Contoh: Suatu penelitian dilakukan

(36)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

untuk melihat pengaruh tingkat pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, dan agama terhadap tingkat konsumsi pangan keluarga. Variabel agama kita anggap sebagai variabel random.

E. Definisi Operasional Variabel

Pada bagian ini semua variabel dibuat definisi operasionalnya, agar setiap orang mempunyai persepsi yang sama terhadap variabel yang diteliti. Definisi operasional minimal harus mempunyai unsur – unsur definisinya sendiri (parameter), cara mengukur, dan alat ukur yang digunakan. Bila diperlukan pengelompokan (klasifikasi) harus ditetapkan kriteria pengelompokannya. Untuk membantu dan memudahkan dalam analisis data, dapat ditambahkan skala ukuran variabel (nominal, ordinal, interval atau rasio).

Biasanya penulisan definisi operasional variabel dalam bentuk tabel, seperti contoh berikut:

Tabel 1. Tabel Definisi Operasional Variabel VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL KRITERIA SKALA

Tingkat pendidikan Atau Kemampuan seseorang menyelesaikan pendidikan formal, diukur dengan menanyakan langsung dengan panduan kuesioner.

Jumlah tahun sukses dalam menyelesaikan pendidikan formal, diukur dengan Tidak tamat SMP = Rendah Tamat SLTA = Cukup Tamat Akademi/PT = Tinggi Ordinal Interval

(37)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL KRITERIA SKALA

Atau

melihat ijazah/tanda lulus dan pengakuan dengan panduan kuesioner

Jumlah tahun sukses dalam menyelesaikan pendidikan formal, diukur dengan melihat ijazah/tanda lulus dan pengakuan dengan panduan kuesioner 0 – 9 tahun = Rendah 10– 14 tahun = cukup > 14 tahun = Tinggi Ordinal F. Populasi

Populasi merupakan rumpunan obyek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi peneltian merupakan keseluruhan dari obyek penelitian baik berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya yang dapat dijadikan sumber data penelitian (Bungin, 2004). Populasi adalah sekelompok subyek penelitian yang akan diukur parameternya. Pada sebagian besar penelitian yang menggunakan subyek manusia dengan karakteristik yang beragam, sangat sulit untuk melakukan penelitian secara lengkap. Oleh karena itu, populasi harus disusun sedemikian rupa sehingga karakteristik dari subyek dalam populasi tersebut dapat diketahui dan diukur dengan tepat.

G. Sampel dan Sampling

Sampel merupakan bagian dari populasi sedangkan sampling adalah teknik seleksi sampel dari populasi. Secara garis besar ada 2 (dua) macam sampling, yaitu probability sampling dan non probability sampling. Pada sampel yang termasuk dalam kategori probability sampling, penentuan

(38)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

besar sampelnya dilakukan dengan menggunakan rumus tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Demikian pula dalam menentukan anggota sampel, dilakukan dengan cara acak (random).

Pada non probability sampling, penentuan besar sampel berdasarkan kriteria tertentu dan dalam menentukan anggota sampelnya tidak harus secara acak. Perlu diingat bahwa hanya hasil penelitian dari sampel probability sampling saja yang dapat degeneralisasikan (melalui uji statistik) sedang yang berasal dari sampel non probability sampling, tidak dapat digeneralisasikan dan hasilnya hanya berlaku pada subyek yang diteliti.

Teknik probability sampling yang bisa digunakan antara lain: simple random sampling, cluster random sampling, stratified random sampling, multistage random sampling atau kombinasi antara satu dengan yang lainnya.

H. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian harus disebutkan dengan jelas, minimal sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota, yang disertai alasan pemilihan lokasi tersebut. Contoh: “Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Bangilan dan Senori di Kabupaten Tuban Jawa Timur. Pemilihan daerah tersebut didasarkan pada jumlah kejadian diare selama tahun 2003 paling tinggi di Kabupaten Tuban “.

Waktu penelitian dihitung sejak pengambilan data primer sampai pengumpulan data selesai.

I. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Bagian ini memuat uraian secara terinci dan jelas bagaimana cara atau proses pengumpulan data. Peneliti dianjurkan untuk mengumpulkan data sendiri. Apabila peneliti tidak sanggup dan pengumpulan data dilakukan oleh orang lain, maka harus dijelaskan langkah apa saja yang dilakukan oleh peneliti terhadap peneliti pembantu untuk menjamin validitas dan reliabilitas data yang diperoleh. Pada bagian ini harus disebutkan alat atau instrumen apa yang digunakan untuk pengumpulan data, alasan pemilihan instrumen atau alat tersebut. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian antara lain :

(39)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

1. Untuk pengukuran biofisiologi digunakan instrumen in vivo dan in vitro

2. Untuk pengukuran observasi digunakan instrumen tidak terstruktur dengan FGD dan terstruktur dengan checklist dan rating scale

3. Interview tidak terstruktur dengan wawancara langsung, focus interview, FGD, riwayat hidup, diaries; sedangkan yang terstruktur dengan daftar pertanyaan

4. Kuesioner dengan Open-ended questions, Closed-ended questions, Ranting questions, Cafetaria questions, Rank order question, Forced choice questions. Instrumen yang tidak berdasarkan teks dan jurnal wajib dilakukan uji validitas dan realibilitas.

J. Teknik Analisis Data

Bagian ini berisi uraian secara terinci dan jelas cara atau teknik analisis yang digunakan dan alasan menggunakan cara atau teknik tersebut. Bila menggunakan uji statistic perlu diperhatikan jenis data yang didapat, nominal, ordinal, interval, atau rasio. Jenis data ini akan menentukan uji statistik yang akan dipergunakan. Perlu dicantumkan rumus uji statistik yang digunakan dan keterangannya.

Cara Pemilihan Uji Statistik Univariate dan Bivariate Macam

data

Bentuk Hipotesis Deskriptif

(1 Var)

Komparatif (2 sampel) Komparatif (> 2 sampel)

Asosiatif (Hubungan) Related Independent Related Indepen-

dent Nomi- Nal  Binomial (uji tanda)  X2 1 sampel Mc Nemar  Fisher Exact Probability  X2 2 samples  X2 2 samples  Cochran Q  X2 for k samples  Contingen - cy coefficient C  Koefisien Korelasi Phi Ordinal  Run Test  Uji K-S (Kolmogorov Smirnov)  Sign test  Wilcox on Matche d Pairs  Median Test  Mann Whitney (U-test)  Kolmogorov Smirnov  Friedman  Two way Anova  Median Extensi on  Kruskal Walis  One  Spearman rank  Correlatio n Kendall tau

(40)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH test  Wald Wolfowitz Way Anova Interval / Rasio  t-test t test related  t test independent samples  One way Anova  Two Way Anova  One way Anova  Two Way Anova  Pearson Product Moment  Partial Correlation  Multiple Correlation  Regression K. Etika Penelitian

Menjelaskan tentang etika apa saja dalam penelitian keperawatan seperti informed consent sebelum melakukan penelitian, anomity (tanda nama) pada saat melakukan pengukuran atau pengumpulan data, dan confidentiality (kerahasiaan).

1. Informed Concent

Menjelaskan cara memberikan informed concent seperti berikut : sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembar persetujuan untuk menjadi responden dengan tujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya, jika subyek bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Anomity (Tanpa Nama)

Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan

Menjelaskan masalah – masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

(41)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH L. Keterbatasan penelitian

Dalam keterbatasan penelitian diungkapkan semua hal yang menjadi hambatan dan kelemahan dalam penelitian ditinjau dari sudut pandang kualitas peneliti, kondisi daerah penelitian atau hal-hal lain yang berkaitan dengan proses penelitian. Kualitas peneliti yang dianggap sebagai keterbatasan bukan ditinjau dari segi dana, waktu dan tenaga namun ditinjau dari proses penelitian seperti validitas instrumen, randomisasi subyek, pengendalian variabel confounding, atau yang lain. Keterbatasan secara rinci dijelaskan dalam hasil dan pembahasan penelitian (bab 4). Penjelasan Bab 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Merupakan bagian dari suatu karya tulis ilmiah yang berisikan hasil penelitian yang harus disajikan secara informatif dan komunikatif serta relevan dengan tujuan dan hipotesis penelitian. Biasanya pada bagian awal hasil penelitian ini diuraikan secara singkat dan jelas kondisi atau keadaan umum dari subyek penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian. Penyajian hasil penelitian dapat dibuat dalam bentuk teks, tabel atau gambar yang mudah dibaca dan dipahami dengan tetap memperhatikan tata cara penulisan tabel dan gambar. Ingat bahwa tabel dan gambar berfungsi untuk lebih memperjelas uraian atau teks.

Jika menggunakan data sekunder harus disebutkan sumber dibawah gambar atau tabel. Dalam bab ini belum dilakukan pembahasan dan analisis mengenai data yang diperoleh.

Isi dari hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Pengantar

2. Gambaran Lokasi Penelitian 3. Karakteristik responden

4. Data Khusus: sesuai dengan tujuan khusus penelitian B. Pembahasan

Pada bagian pembahasan, peneliti menuliskan atau mengemukakan semua makna penemuan yang telah dinyatakan dalam hasil dan menghubungkannya dengan perumusan masalah dan hipótesis. Dalam bab

(42)

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

ini yang bisa dilakukan adalah membandingkan penemuan tersebut dengan penemuan sebelumnya untuk menunjukkan apakah hasil tersebut memperkuat, berlawanan atau sama sekali tidak sama dengan penemuan sebelumnya (baru).

Bagian ini merupakan penguasaan terpenting dalam penulisan karya ilmiah baik thesis, disertasi, skripsi maupun KTI. Bagian ini menunjukkan tingkat pengusaan peneliti terhadap perkembangan ilmu, paradigma, konsep dan teori yang dipadukan dengan hasil penelitian. Pembahasan sekurang-kurangnya mencakup hal sebagai berikut:

1. Penalaran hasil penelitian baik secara teoritis, empiris maupun non empiris, sehingga dapat menjawab dengan menjelaskan rumusan masalah yang diajukan.

2. Perpaduan temuan penelitian dengan hasil penelitian sebelumnya dan konsekuensi serta pengembangannya di masa yang akan datang. Pembahasan akan lebih menarik dan relevan jika di dalamnya juga dicantumkan temuan – temuan orang lain yang sudah lebih dulu melakukan penelitian dan mendukung hasil penelitian orang lain yang berbeda sehingga peneliti mampu memberikan penjelasan teoritis.

3. Perumusan teori yang dihasilkan dari penelitian ( khususnya untuk disertasi)

4. Pemahaman terhadap keterbatasan penelitian yang dilakukan sehingga dapat memberikan saran bagi peneliti selanjutnya.

Secara operasional isi pembahasan meliputi:

a) Fakta berdasarkan hasil penelitian: perlu dijabarkan mengapa dan bagaimana (tidak mengulang-ulang angka yang sudah dianalisa pada bagian hasil).

b) Teori: hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang relevan (apakah memperkuat atau bertentangan)

c) Opini: merupakan pendapat/ pandangan peneliti terhadap komparasi fakta dan teori yang ada termasuk keterbatasan penelitian yang dilakukan.

Gambar

Tabel 1. Tabel Definisi Operasional Variabel  VARIABEL  DEFINISI

Referensi

Dokumen terkait

Anggapan bahwa ketidakmampuan keluarga memiliki anak adalah kesalahan dari pihak istri (baik di zaman kuno maupun yang terjadi sampai saat ini, meskipun kemajuan

Assalamu'alaikum wr. Puji dan syukur kami panjatkan kepada Alloh yang Maha Kuasa, yang Mengguasai Semesta Alam, sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan

A. Pada gerak "arabola/gesekannya diabaikan/dan gaya yang bekerja hanya gaya berat atau "erce"atan gra0itasinya saja. Gerak yang lintasannya berbentuk

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ““Analisis

Pri trditvi »Kazanje čustev je znak šibkosti, ki ga lahko sogovornik uporabi proti meni« je 30,8 % sodelujočih odgovorilo z niti da niti ne, 28,2 % sodelujočih se delno ne strinja

Apabila persaman terdisi dari tiga suku atau lebih dipangkatkan dengan pangkat tinggi n kita bisa menetukan koefisien dari suku yang dinginkan dengan menggunakan

Ada beberapa siswa yang kurang menghormati mahasiswa yang sedang mengajar di dalam kelas, serta ada beberapa siswa yang membuat gaduh atau mengantuk. Untuk itu perlu

Dengan adanya pengabdian masyarakat ini dapat mengembangkan media 3D sebagai salah satu media pengajaran yang akan digunakan di kedua mitra tersebut sehingga dapat