• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan rasa syukur kami kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya semata, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2019 ini dapat disusun dan selesai sesuai waktu yang ditetapkan.

Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2019 ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Atas Laporan Kinerja yang di dalamnya memuat Indikator Sasaran yang dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Selanjutnya dilakukan analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan pencapaian kinerja indikator sasaran dalam mendukung tercapainya Sasaran dari Misi Bupati yang telah ditetapkan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019 Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pencapaian sasaran strategis selama tahun anggaran 2019. Dengan adanya Laporan Kinerja ini kami berharap dapat memperoleh masukan yang bersifat konstruktif sebagai perbaikan di masa yang akan datang.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Blitar, Maret 2020

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

dr. KUSPARDANI

Pembina Utama Muda NIP. 19601212 198701 2 002

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

a. Latar belakang 1

b. Maksud dan Tujuan 1

c. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar 2

d. Isu Strategis 3

e. Dasar Hukum 4

f. Sistematika 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA 7

BAB III AKUNTABILITAS 8

a. Capaian Kinerja 8 b. Realisasi Anggaran 15 BAB IV PENUTUP 16 LAMPIRAN-LAMPIRAN a. Perjanjian Kinerja b. Matriks Renstra

(4)

B A B I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam mencapai tujuan dan cita-cita, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Sehubungan dengan hal tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Kepala Dinas Kesehatan selama Tahun 2019 kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Adapun secara teknis penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Atas Laporan Kinerja.

B. Maksud Dan Tujuan

Penyusunan LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar ini dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian Indikator Kinerja Utama dengan target yang telah ditetapkan. Adapun tujuannya adalah: a. Untuk memberikan informasi mengenai kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

selama tahun anggaran 2019

b. Sebagai bahan evaluasi kinerja serta masukan dalam perencanaan program di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang lebih baik di masa mendatang

c. Untuk mewujudkan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang akuntabel sehingga dapat bekerja secara efisien, efektif dan representatif, serta dapat mengakomodir aspirasi masyarakat dan lingkungan.

(5)

C. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dalam Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dipimpin oleh Kepala Dinas yang di bantu oleh Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang dimana setiap Kepala Bidang membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi sesuai bidangnya, sedangkan Sekretaris dibantu 3 (tiga) Kepala Sub Bagian. Berikut adalah struktur yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yaitu : 1. Sekretariat, terdiri dari :

 Kasubbag Umum dan Kepegawaian  Kasubbag Keuangan

 Kasubbag Penyusunan Program 2. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:

 Seksi Pelayanan Kesehatan Primer  Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan  Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional

3. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri dari:  Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa  Seksi Surveilans dan Imunisasi

4. Bidang Pengembangan Sumberdaya Kesehatan, terdiri dari:  Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

 Seksi Kefarmasian

 Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga 5. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari:

 Seksi Promosi Kesehatan  Seksi Kesehatan Keluarga

 Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga

Berdasarkan Perda tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati melaksanakan sebagian urusan pemerintahan dibidang kesehatan berdasarkan azas otonomi dan pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mempunyai fungsi:

(6)

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang kesehatan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;

d. Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas; e. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya;

D. Isu Strategis

Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar. Mengusung Visi Bupati Blitar yaitu Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing dan Misi ketiga Bupati yaitu Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Sasaran Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat maka sebagai dasar tersebut diatas Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menyusun Rencana Kinerja selama lima Tahun yang tertuang dalam Dokumen Renstra Tahun 2016-2021.

Di dalam Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 telah dijabarkan bahwa berdasarkan telaah dari Visi dan Misi Bupati, Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menetapkan permasalahan utama atau biasa yang disebut Isu Strategis yang sedang dihadapi di Kabupaten Blitar. Isu Strategis tersebut antara lain :

1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) 2. Belum optimalnya penanggulangan masalah gizi

3. Belum optimalnya pengendalian penyakit menular, tidak menular dan akibat bencana 4. Belum optimalnya pembiayaan kesehatan

5. Belum optimalnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan

6. Masih rendahnya akses terhadap lingkungan yang sehat dan berkualitas 7. Masih belum optimalnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

Dari beberapa isu strategis diatas, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menyusun program dan kegiatan yang dituangkan pada Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar tahun 2019 berdasarkan isu-isu terkini dan SDG’s sektor kesehatan. Sektor kesehatan pada SDGs terdapat 4 Goals, 19 Target dan 31 Indikator. 4 Goals tersebut adalah :

(7)

a. SDGs no 2 : Nol Kelaparan (Mengakhiri Kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan)

b. SDGs no 3 : Kesehatan yang baik (Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia)

c. SDGs no 5 : Kesetaraan Gender (Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan.

d. SDGs no 6 : Air Bersih dan Sanitasi (Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang)

Meninjau dari isu stategis dan SDGs sektor kesehatan maka program dan kegiatan dalam Rencana Kerja Dinas Kesehatan tahun 2019 yang menjadi prioritas adalah:

1) Program 100-0-100 untuk untuk Indonesia bersih dan sehat. 2) Eliminasi Tuberkulosis (TBC)

3) Penurunan stunting

4) Peningkatan mutu serta capaian imunisasi

Program dan kegiatan Dinas Kesehatan disusun untuk mendukung tercapainya SDGs tersebut. Selain itu program dan kegiatan yang dijalankan pada tahun 2019 sesuai dengan RENTRA dan RKPD yang sudah direncanakan sebagai perwujudan dari tugas dan fungsi Dinas Kesehatan periode tahun 2019.

E. Dasar Hukum

Sebagai Dasar Hukum penyusunan LKjIP adalah:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ;

b. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur ;

c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas korupsi, kolusi dan Nepotisme

d. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

e. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Lembaga Administrasi Negara

f. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara

g. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(8)

h. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

i. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014

j. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

F. Sistematika

Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah didasarkan atas ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Juncto Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, adapun pelaksanaan lebih lanjut didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan susunan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi.

BAB. II PERENCANAAN KINERJA

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :

(9)

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Rencana Strategis

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada)

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan Dokumen Perjanjian Kinerja.

BAB. IV PENUTUP

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN – LAMPIRAN

a. Perjanjian Kinerja b. Matrik Renstra

(10)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Berdasarkan isu strategis yang sudah dirumuskan, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menetapkan Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pembangunan bidang kesehatan beserta Indikator Sasarannya yang selanjutnya Indikator tersebut menjadi Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar (Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021).

Indikator – indikator ini tertuang dalam Perjanjian Kinerja yang disusun pada awal tahun kegiatan dengan target yang sudah ditetapkan setiap tahunnya dan menjadi tanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan kepada Bupati.

Berikut adalah Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2019 yang telah disusun :

No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target

1 Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan 77% Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan

Persentase Keluarga Sehat 100%

Perjanjian Kinerja tersebut di atas dilaksanakan melalui beberapa program dengan rincian anggaran yang diperlukan dan sumber dana sebagai berikut:

No. Program Anggaran Sumber Dana

1. Program Pelayanan Kesehatan Rp. 220.481.696.997,37,- APBD, DAK, JKN, DBHCHT

2. Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

Rp. 20.518.133.316,- APBD, DAK

3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Rp. 31.637.572.000,- APBD, DAK, BK Prop

4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular

(11)

BAB. III

AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur. Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penghitungan capaian kinerja memperhatikan karakteristik indikator kinerja yang memiliki kondisi :

1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik.

2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja

Cara peyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

85 s/d 100 : Sangat berhasil (SB) 70 s/d < 85 : Berhasil (B)

55 s/d < 70 : Cukup berhasil (CB) 0 s/d < 55 : Kurang berhasil (KB)

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

(12)

Tabel 3.1

Pencapaian Kinerja Tahun 2019

No Sasaran Indikator Sasaran Target Realisasi % Capaian

1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan 77% 75,7% 98,31% (SB) 2 Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan

Persentase Keluarga Sehat 100% 99% 99%

(SB)

Berdasarkan tabel 3.1 Pencapaian Kinerja, dapat dilihat bahwa kedua indikator di atas belum mencapai target yang telah ditetapkan, namun demikian sudah mencapai predikat Sangat Berhasil (SB).

Tabel 3.2

Perbandingan Realisasi Kinerja

No Sasaran Indikator Sasaran Target Realisasi

2017 2018 2019 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan 77% n/a 75,2% 75,7% 2 Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Persentase Keluarga Sehat 100% n/a 24,48% 99%

Berdasarkan Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja antara tahun 2019 dengan tahun 2018 menunjukkan bahwa capaian realisasi indikator Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan mengalami peningkatan sebesar 0,5%, sedangkan Persentase Keluarga Sehat mengalami peningkatan 74,52%. Perbandingan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Tahun 2018 dan 2019 per unsur pelayanan adalah sebagai berikut:

No. Unsur Pelayanan 2018 2019 Ket Nilai IKM Nilai IKM Mutu Pelayanan Kinerja Nilai IKM Mutu Pelayanan Kinerja 1 Persyaratan 75,2 C Kurang Baik 75,7 C Kurang Baik Naik 2 Sistem, Mekanisme dan Prosedur 75,2 C Kurang Baik 76,1 C Kurang Baik Naik 3 Waktu Penyelesaian 72,5 C Kurang Baik 75,4 C Kurang Baik Naik 4 Biaya / Tarif 74,6 C Kurang

Baik 77,3 B Baik Naik 5 Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan 75,8 C Kurang Baik 76,1 C Kurang Baik Naik

(13)

No. Unsur Pelayanan 2018 2019 Ket Nilai IKM Nilai IKM Mutu Pelayanan Kinerja Nilai IKM Mutu Pelayanan Kinerja 6 Kompetensi Pelaksana

77,2 B Baik 77,1 B Baik Turun

7 Perilaku Pelaksana

78,9 B Baik 77,6 B Baik Turun

8 Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan 74,9 C Kurang Baik 74,1 C Kurang Baik Turun 9 Sarana dan Prasarana 72,4 C Kurang Baik 71,7 C Kurang Baik Turun 75,2 C Kurang Baik 75,7 C Kurang Baik Naik Tabel 3.3

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d akhir periode RENSTRA

No Sasaran Indikator Sasaran

Target akhir RENSTRA Realisasi Tingkat Kemajuan 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan 79% 75,7% 95,82% 2 Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan

Persentase Keluarga Sehat 100% 99% 99%

Berdasarkan Tabel 3.3 menunjukkan bahwa tingkat kemajuan realisasi dibandingkan dengan target akhir Renstra adalah sebagai berikut:

a. Untuk indikator Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan tingkat kemajuannya cukup tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan tuntutan akreditasi Puskesmas yang mendorong Puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selain itu diharapkan hasil pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan pengambilan kebijakan pengelolaan puskesmas menjadi lebih baik berdasarkan tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan pada 24 Puskesmas di Kabupaten Blitar. b. Untuk Indikator Persentase Keluarga Sehat tingkat kemajuannya sangat tinggi dari

target akhir Renstra karena Pendataan Keluarga Sehat merupakan program prioritas Kementerian Kesehatan sampai dengan akhir tahun 2019 sudah tercapai 99% dari target sebesar 100% dan selanjutnya pada tahun 2020 akan tercapai 100%.

(14)

Tabel 3.4

Perbandingan Kinerja dengan Realisasi Nasional

No Sasaran Indikator Sasaran Realisasi

2019 Realisasi Nasional Ket (+/-) 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan 75,7% 76,61%*) (-) 2 Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan

Persentase Keluarga Sehat 99% 96% **) (-)

*) Sumber Data Permenpan kategori baik **) Data Capaian Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan Tabel 3.4 bila dibandingkan antara realisasi kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2019 dengan realisasi nasional / provinsi adalah sebagai berikut:

a. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan di 24 Puskesmas berdasarkan 9 unsur pelayanan mencapai 75,7%. Sedangkan secara target berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggaran Pelayanan Publik dinyatakan kategori baik apabila nilai interval konversinya minimal 76,61%.

b. Indikator sasaran Persentase Keluarga Sehat dalam pendataan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Kabupaten Blitar sudah mencapai 99% dari total 360.150 KK. Status pendataan PIS-PK Kabupaten Blitar berada pada peringkat 3 dari 38 Kabupaten / Kota se Jawa Timur, dimana persentase pendataan PIS-PK Jawa Timur adalah 96% dan diharapkan pada tahun 2020 pendataan PIS-PK sudah mencapai 100%.

Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan tabel-tabel di atas, realisasi kinerja Dinas Kesehatan tahun 2019 ditinjau dari realisasi dibandingkan dengan target, perbandingan dengan tahun sebelumnya dan perbandingan dengan capaian nasional masih belum tercapai/memenuhi target tetapi sudah mencapai predikat Sangat Berhasil (SB) untuk Pencapaian Kinerjanya. Dari hasil Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Blitar dapat disimpulkan sebagai berikut:

(15)

1. Perlu adanya perbaikan dan peningkatan sarana prasarana puskesmas

2. Kualitas pelayanan kesehatan yang sudah baik agar dipertahankan dan ditingkatkan. Untuk Persentase Keluarga Sehat kendala yang dialami saat ini yaitu Aplikasi PIS-PK yang terbaru yaitu Versi 2 membutuhkan koneksi internet yang kuat, sedangkan beberapa wilayah Puskesmas di Kabupaten Blitar berada pada wilayah koneksi internet yang kurang kuat sehingga proses entri masih belum optimal.

Analisa atas efisiensi penggunaan Sumber Daya

Tabel 3.5

Alokasi Per Sasaran Pembangunan

No Sasaran Indikator Sasaran Anggaran % Anggaran

1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan

232.379.830.313,37 82,94%

2 Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan

Persentase Keluarga Sehat 34.198.024.000 12,20%

Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukkan bawa alokasi anggaran per sasaran strategis terbesar adalah Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan yaitu sebesar 82,94% dari Total Anggaran. Tingginya anggaran pada sasaran tersebut disebabkan oleh adanya Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Srengat yaitu sebesar Rp. 134.400.361.400,- (47,97 % dari total anggaran Dinas Kesehatan).

Tabel 3.6

Pencapaian Kinerja dan Anggaran Sasaran Indikator

Sasaran

Kinerja Anggaran

Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan 77% 75,7% 98,31% 232.379.830.313,37 207.194.252.074 89,16% Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Persentase Keluarga Sehat 100% 99% 99% 34.198.024.000 31.001.407.216 90,65%

(16)

Tabel 3.7

Efisiensi penggunaan Sumber Daya

No Sasaran Indikator Sasaran Capaian

Kinerja Penyerapan Anggaran (%) Tingkat Efisiensi (%) 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan 98,31% 89,16% 9,15% 2 Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan

Persentase Keluarga Sehat 99% 90,65% 8,35%

Tingkat efisiensi digunakan untuk mengukur seberapa besar efisensi besarnya anggaran dengan pencapaian hasil kinerja. Berdasarkan Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa tingkat efisiensi penyerapan anggaran adalah sebesar 9,15% untuk sasaran meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 8,35% untuk sasaran meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan.

Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja

Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja adalah : 1. Program Pelayanan Kesehatan

Di dalam program ini terdapat satu kegiatan besar dengan sumber pembiayaan yang besar juga yaitu Pembangunan RSUD Srengat, dimana pada akhir tahun 2019 progress fisik pembangunan Rumah Sakit Srengat sudah mencapai 100%. Selain Pembangunan RSUD Srengat pada program ini juga terdapat anggaran kegiatan untuk 24 Puskesmas, Proses Akreditasi Puskesmas, Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan jaringannya, serta kegiatan Asuhan Mandiri TOGA dan akupressure serta pemenuhan sarana prasarana RSUD Srengat untuk persiapan operasional yang ditargetkan pada pertengahan tahun 2020.

2. Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

Di dalam program ini terdapat kegiatan untuk pemenuhan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas, alat-alat kesehatan serta peningkatan kapasitas SDM kesehatan. Dengan kegiatan tersebut diatas dapat memenuhi kebutuhan dari 24 Puskesmas sehingga Puskesmas dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat.

(17)

3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan untuk menekan AKI dan AKB yang mana yang sasarannya adalah ibu, bayi, balita, anak pra sekolah, remaja, lansia, kesehatan reproduksi serta kegiatan yang khusus menangani masalah-masalah gizi untuk menekan angka gizi buruk dan stunting di Kabupaten Blitar. Selain kegiatan tersebut diatas di program ini terdapat juga kegiatan penyehatan lingkungan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat berkualitas. Pada tahun 2019 Kabupaten Blitar juga berhasil memperoleh predikat Kabupaten Sehat kategori Swasti Saba Wistara.

4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan antara lain :

a. Pencegahan, pengendalian dan penanggulangan penyakit menular seperti DBD, HIV, TB

b. Pencegahan, pengendalian dan penanggulangan penyakit tidak menular melalui Posbindu PTM, Perilaku CERDIK, Pemeriksaan IVA. Sebagai salah satu keberhasilan Kabupaten Blitar dalam mendukung penanggulangan Penyakit Tidak Menular dengan penetapan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), yang selanjutnya pada tahun yang sama Pemerintah Kabupaten Blitar menerima Penghargaan Pastika Parahita Tingkat Nasional, dimana penghargaan ini diberikan kepada daerah yang telah mempunyai Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok. Implementasi Perda ini ke depan tentu memerlukan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak serta berbagai upaya intensif untuk mensosialisasikan perda dimaksud guna mengajak keterlibatan masyarakat dalam mendukung Kawasan Tanpa Rokok beserta pengawasannya.

c. Penanganan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan Pasung d. Kegiatan Imunisasi dan Surveilans

Selain program/kegiatan yang berasal dari Dinas Kesehatan, ada juga program/kegiatan dari Pusat/Propinsi untuk Kabupaten Blitar seperti kegiatan yang bersumber dari DAK, Bantuan Keuangan (BK) Propinsi serta pengadaan - pengadaan baik dari pusat maupun propinsi seperti pengadaan Buku KIA, PMT, Vaksin dll yang langsung di droping ke Kabupaten Blitar dalam upaya untuk mendukung pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.

(18)

B. REALISASI ANGGARAN

Pada Tahun 2019 total anggaran Dinas Kesehatan adalah sebesar Rp. 280.172.380.313,37 dan terealisasi sebesar Rp. 251.072.901.893,87 atau sebesar

89,61%.

Tabel 3.8

Rincian Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2019 Per Sumber Dana

Sumber dana Anggaran Realisasi %

DAU / DID 185.348.897.619,00 170.985.624.455,65 92,25%

JKN 51.871.864.394,00 40.718.216.092,79 78.50%

BK PROP 2.082.869.000,00 1.787.289.000,00 85.81%

DAK FISIK 8.080.406.300,00 7.796.775.629,00 96.49%

DAK NON FISIK 24.168.343.000,00 21.640.541.759,00 89.54%

DBHCHT 8.620.000.000,00 8.144.454.957,00 94.48%

(19)

BAB. IV P E N U T U P

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan sarana untuk mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan dengan dasar penilaian capaian target / realisasi.

LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar tahun 2019 secara umum telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang baik atas sasaran-sasaran strategis dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbandingan Realisasi Kinerja antara tahun 2019 dengan tahun 2018 menunjukkan bahwa capaian realisasi indikator Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan mengalami peningkatan sebesar 0,5%, sedangkan Persentase Keluarga Sehat mengalami peningkatan 74,52%.

2. Penyerapan anggaran Dinas Kesehatan tahun 2019 adalah sebesar 89,61% penyerapan ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 59,78%.

3. Terhadap indikator kinerja yang belum tercapai akan menjadi evaluasi dan perhatian khusus Dinas Kesehatan supaya ke depan dapat meningkat dan mencapai target yang telah ditetapkan.

Demikian laporan ini disusun dan kepada semua pihak yang telah bekerjasama ikut membangun/meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Blitar disampaikan terima kasih.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengujian terhadap DUT pertama ini maka dibuat tabel hasil pengujian yang berdasarkan hasil pengujian yang didapat nilai frekuensi saat terjadi nya emisi serta

Pada penelitian ini didapatkan dari total 40 pasien subjek DM bila dilakukan analisis latensi gelombang P100 terhadap 4 variabel bebas yaitu jenis kelamin, umur, lama DM

Hal ini dapat dilihat dari indeks kepuasan pelanggan (CSI) yang memiliki nilai sebesar 83,10%, artinya adalah tingkat kepuasan total berada pada 0,81 – 1,00 yang

Di BMT Al-Fataa jumlah anggota pembiayaan musyarakah mengalami situasi yang tidak menentu. Pada tahun 2010 anggota yang melakukan pembiayaan musyarakah berjumlah

Kita ketahui bahwa proses yang ada dalam pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dalam hal ini adalah pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan perbedaan dialek bahasa Minangkabau Kenagarian Padang Air Dingin dengan Kenagarian Lubuk Malako Kecamatan

Dalam javascript, setiap kali akan menggunakan variabel, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendeklarasikan keberadaan nama variabel.. Hal ini perlu

Dengan menggunakan perangkat lunak ini, pemakai yang awam dengan perintah XML dapat dengan mudah membuat suatu XSD yang digunakan dalam suatu file XML.. Dengan perangkat lunak ini