BERITA
RESMI
STATISTIK
Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Bulan Maret 2021 No. 021/04/63/Th. XXV, 1 April 2021
Perkembangan Nilai Tukar Petani
Dan Harga Produsen Gabah
Bulan Maret 2021
• NTP Kalimantan Selatan Maret 2021 sebesar 107,97 atau naik 1,65 persen dibanding NTP Februari 2021 yang mencapai 106,21. Kenaikan NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik 1,92 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) hanya naik sebesar 0,26 persen. • Pada Maret 2021 terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah
Tangga (IKRT) di Kalimantan Selatan sebesar 0,32 persen dari 106,57 menjadi 106,91 dibulan Maret 2021 disebabkan oleh naiknya Indeks dibeberapa kelompok penyusunan IKRT, terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau. • Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan
Selatan Maret 2021 sebesar 109,08 atau naik 1,85 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
• Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani turun 3,55 persen, dari Rp 5.826,23 per Kg di bulan Februari 2021 menjadi Rp 5.619,51 per Kg di bulan Maret 2021. Dan harga gabah di tingkat penggilingan turun 3,78 persen dari Rp 5.919,81 per Kg di bulan Februari 2021 menjadi Rp 5.695,92 per Kg di bulan Maret 2021.
Nilai Tukar
Petani (NTP)
Maret 2021
sebesar 107,97
atau naik 1,65
persen.
BADAN PUSAT STATISTIK
1. Perkembangan Nilai Tukar Petani
1.1. Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.
Pada Maret 2021, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 107,97 atau naik 1,65 persen jika dibandingkan NTP pada Februari 2021 yang mencapai 106,21 persen. Kenaikan NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,92 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) hanya naik sebesar 0,26 persen. Dimana indeks konsumsi rumah tangga naik 0,32 persen dan indeks BPPBM naik 0,07 persen.
Tabel 1
Nilai Tukar Petani Februari 2021 - Maret 2021 Menurut Subsektor dan Perubahannya (2018 = 100)
Subsektor Februari 2021 Maret 2021 Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
Gabungan
a. Nilai Tukar Petani (NTP) 106,21 107,97 1,65
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 112,74 114,91 1,92
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 106,15 106,43 0,26
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 106,57 106,91 0,32
- Indeks BPPBM 105,28 105,35 0,07
Gabungan Tanpa Perikanan
a. Nilai Tukar Petani (NTP) 106,85 108,81 1,84
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,37 115,76 2,11
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 106,11 106,39 0,26
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 106,49 106,83 0,32
- Indeks BPPBM 105,23 105,30 0,06
1. Tanaman Pangan
Lanjutan Tabel 1
Subsektor Februari 2021 Maret 2021 Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 110,18 110,34 0,15
- Padi 110,06 110,26 0,18
- Palawija 112,18 111,80 -0,34
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 105,77 106,02 0,24
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 105,95 106,25 0,28
- Indeks BPPBM 105,19 105,29 0,09
2. Hortikultura
a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 103,89 105,62 1,67
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 110,87 113,08 1,99
- Sayur-sayuran 108,32 111,93 3,34
- Buah-buahan 115,66 116,87 1,05
- Tanaman Obat 105,09 102,05 -2,89
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 106,71 107,06 0,32
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,23 107,61 0,35
- Indeks BPPBM 104,46 104,64 0,17
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) 112,89 118,20 4,70
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,54 126,56 4,99
- Tanaman Perkebunan Rakyat 120,54 126,56 4,99
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 106,77 107,07 0,28
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,05 107,45 0,37
- Indeks BPPBM 105,73 105,67 -0,06
4. Peternakan
a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) 99,80 101,08 1,28
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 104,73 106,40 1,60
- Ternak Besar 107,97 108,35 0,35
- Ternak Kecil 108,80 107,51 -1,19
- Unggas 102,91 105,32 2,34
- Hasil ternak 103,65 103,27 -0,37
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 104,94 105,27 0,32
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,22 107,59 0,34
- Indeks BPPBM 103,77 104,09 0,30
5. Perikanan
a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 97,61 96,50 -1,13
Lanjutan Tabel 1
Jika dilihat masing-masing subsektor pada Maret 2021, Kenaikan nilai NTP gabungan disebabkan oleh naiknya NTP subsektor tanaman hortikultura naik 1,67 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 4,70 persen, subsektor peternakan naik 1,28 persen, sementara subsektor tanaman pangan turun 0,09 persen dan subsektor perikanan turun sebesar 1,13 persen.
1.2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Maret 2021, It gabungan terjadi kenaikan sebesar 1,92 persen dibandingkan Februari 2021, yaitu dari 112,74 menjadi 114,91. Bila dilihat masing-masing subsektor, indeks It subsektor tanaman pangan naik 0,15 persen, subsektor hortikultura naik 1,99 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 4,99 persen, subsektor peternakan naik 1,60 persen, sementara subsektor perikanan turun 0,87 persen.
1.3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang
Subsektor Februari 2021 Maret 2021 Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
- Tangkap 104,39 103,08 -1,25
- Budidaya 103,11 103,73 0,60
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 106,68 106,96 0,26
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,59 107,96 0,34
- Indeks BPPBM 105,85 106,03 0,17
5.1. Perikanan Tangkap
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 97,57 96,13 -1,48
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 104,39 103,08 -1,25
- Penangkapan Perairan Umum 106,62 106,83 0,20
- Penangkapan Laut 103,85 102,17 -1,62
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 106,99 107,23 0,23
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107,79 108,15 0,33
- Indeks BPPBM 106,12 106,23 0,11
5.2. Perikanan Budidaya
a. Nilai Tukar Budidaya Ikan (NTPi) 97,73 97,93 0,20
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 103,11 103,73 0,60
- Budidaya Air Tawar 103,12 104,12 0,97
- Budidaya Air Payau 103,06 101,19 -1,82
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 105,50 105,93 0,40
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 106,84 107,23 0,37
diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Pada Maret 2021, Ib gabungan mengalami kenaikan 0,26 persen dibandingkan dengan Ib Februari 2021, yaitu dari 106,15 menjadi 106,43. Bila dilihat masing-masing subsektor. Subsektor tanaman pangan naik 0,24 persen, subsektor hortikultura naik 0,32 persen, subsektor perkebunan rakyat naik 0,28 persen, subsektor peternakan naik 0,32 persen, dan subsektor perikanan naik 0,26 persen.
1.4. NTP Subsektor
a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)
Pada Maret 2021 NTP-P sebesar 104,07 atau turun 0,09 persen. Pada bulan ini It hanya naik sebesar 0,15 persen sedangkan Ib naik 0,24 persen, sehingga Indeks yang diterima petani (it) bulan Maret 2021 sebesar 110,34 lebih tinggi dari indeks yang dibayarkan petani (Ib) sebesar 105,77 sehingga NTP-P di atas 100.
It pada Maret 2021 secara gabungan terjadi kenaikan sebesar 0,15 persen. Indeks harga yang diterima kelompok padi terjadi kenaikan 0,18 persen, sedangkan kelompok palawija mengalami penurunan sebesar 0,34 persen. Naiknya kelompok padi karena masa panen yang telah lewat, juga pasca bencana banjir mempengaruhi ketersediaan gabah di petani yang sedikit terutama padi lokal sehingga terjadi kenaikan harga. Untuk Kelompok palawija mengalami penurunan terutama disebabkan turunnya harga komoditi ubi jalar dan ubi kayu. Indeks yang dibayar petani (Ib) Maret 2021 naik 0,24 persen, dikarenakan naiknya indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga 0,28 persen, dan indeks harga kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,09 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP-H bulan Maret 2021 mencapai 105,62 persen. Pada bulan ini NTP-H naik sebesar 1,67 persen. Hal ini disebabkan it naik 1,99 persen menjadi 113,08 pada bulan Maret 2021, sementara Ib hanya naik 0,32 persen menjadi 107,06. Indeks It lebih besar dari indeks Ib Sehingga NTP-H diatas 100.
Naiknya It Maret 2021 terutama karena naiknyanya indeks harga komoditas pada kelompok sayur-sayuran sebesar 3,34 persen. Kenaikan It kelompok sayur-sayuran karena naiknya harga cabai rawit, tomat dan beberapa komoditas lainnya, begitu juga kelompok buah-buahan sementara tanaman obat-obatan mengalami penurunan. Kenaikan pada Ib disebabkan naiknya indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,35 persen dan indeks BPPBM naik 0,17 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR)
Pada Maret 2021, NTP-TPR mencapai 118,20 atau naik 4,70 persen. Hal ini terjadi karena It hanya naik 4,99 persen menjadi 126,56, dan Ib hanya naik sebesar 0,28 persen menjadi 107,07 pada Maret 2021. Indeks yang diterima petani (it) Maret 2021 lebih besar dari indeks yang dibayarkan petani (Ib) sehingga NTP-TPR di atas 100.
Indeks harga yang diterima pada kelompok tanaman perkebunan rakyat dari 120,54 pada Februari 2021 menjadi 126,56 pada Maret 2021, kenaikan terjadi terutama karena naiknya harga kelapa sawit, karet dan beberapa komoditas lainnya. Sedangkan Ib naik disebabkan naiknya indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,37 persen, dan indeks BPPBM turun sebesar 0,06 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTP-TR)
Pada bulan Maret 2021, NTP-TR mencapai 101,08 atau naik 1,28 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 1,60 persen, begitu juga Ib naik sebesar 0,32 persen, namun lebih kecil dari kenaikan it.
Kenaikan It bulan Maret 2021 karena naiknya indeks harga beberapa kelompok, kelompok ternak besar naik 0,35 persen, kelompok ternak kecil turun 1,19 persen, unggas naik 2,34 persen dan hasil ternak turun 0,37 persen. Kenaikan pada Ib yang disebabkan oleh indeks konsumsi rumah tangga naik 0,34 dan indeks BPPBM naik 0,30 persen. Indeks yang diterima petani (it) lebih besar dari indeks yang dibayarkan petani (Ib) sehingga NTP-TR di atas 100.
e. Subsektor Perikanan (NTNP)
Pada Maret 2021, NTNP mencapai 96,50 atau turun 1,13 persen. Hal ini karena It turun sebesar 0,87 persen, sedangkan Ib naik 0,26 persen. Penurunan It pada bulan Maret 2021 disebabkan indeks kelompok perikanan tangkap secara rata-rata turun 1,25 persen, walaupun kelompok perikanan budidaya naik 0,60 persen. Kenaikan Ib disebabkan naiknya indeks harga kelompok KRT sebesar 0,34 persen, dan indeks kelompok BPPBM naik 0,17 persen. Indeks It subsektor perikanan lebih kecil dari indeks Ib sehingga NTN-P di bawah 100.
1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)
Pada Maret 2021, NTN mencapai 96,13 atau turun 1,48 persen. Penurunan NTN karena indeks yang diterima (It) turun 1,25 persen, sedangkan Ib naik sebesar 0,23 persen. Penurunan It karena kelompok penangkapan di laut turun 1,62 persen, walaupun kelompok penangkapan di perairan umum naik sebesar 0,20 persen. Kenaikan pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok KRT naik 0,33 persen, dan kelompok BPPBM naik 0,11 persen. Indeks It kelompok penangkapan ikan lebih kecil dari indeks Ib sehingga NTN di bawah 100.
2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)
Pada Maret 2021, NTPi mencapai 97,93 atau naik 0,20 persen. Indeks yang diterima petani (It) naik 0,60 persen. Kenaikan tersebut terjadi karena It kelompok budidaya air tawar naik 0,97 persen dan kelompok budidaya air payau turun 1,82 persen. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,40 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks kelompok KRT naik 0,37 persen, dan kelompok BPPBM naik 0,42 persen. Indeks It kelompok budidaya ikan lebih kecil dari indeks Ib sehingga NTPi di bawah 100.
1.5. Perbandingan Antar Provinsi
Provinsi dengan NTP tertinggi pada Maret 2021 adalah Provinsi Riau sebesar 137,64 dan terendah Provinsi Bali dengan NTP sebesar 91,46. Provinsi Kalimantan Selatan bulan Maret 2021 berada diurutan ke 10, di atas NTP Nasional yang mencapai 103,29. Pada bulan ini terdapat 22 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 12 provinsi mengalami penurunan NTP. Dilihat dari besar kenaikan NTP, tertinggi terjadi di Provinsi Bangka Belitung yang naik 3,93 persen, dan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang turun 1,84 persen.
120,82 persen dikuti oleh Kalimantan Timur sebesar 117,84 persen, Kalimantan Tengah sebesar 112,16 persen, Kalimantan Selatan sebesar 107,97 persen dan Kalimantan Utara 104,30 persen. Dilihat besarnya kenaikan/penurunan NTP, Provinsi Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 2,98 persen, Provinsi Kalimantan Tengah naik 1,82 persen, Kalimantan Selatan naik 1,65 persen, Kalimantan Timur naik 0,85 persen dan Kalimantan Utara naik 0,36 persen, atau dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2
Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) Februari 2021 – Maret 2021 (2018 = 100)
PROVINSI Februari 2021 PROVINSI Maret 2021
NTP Ranking % NTP Ranking % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) RIAU 133,04 1 0,09 RIAU 137,64 1 3,46 BENGKULU 124,71 2 -0,16 BENGKULU 128,78 2 3,26 JAMBI 118,38 3 -0,72 JAMBI 122,17 3 3,20 KALBAR 117,31 4 0,28 BABEL 121,89 4 3,93 BABEL 117,28 5 0,93 KALBAR 120,82 5 2,98 KALTIM 116,85 6 0,52 KALTIM 117,84 6 0,85 SULBAR 116,67 7 -0,21 SUMUT 117,05 7 2,06 SUMUT 114,69 8 -0,23 SULBAR 117,03 8 0,30 KALTENG 110,15 9 0,66 KALTENG 112,16 9 1,82 NTB 109,01 10 -0,29 KALSEL 107,97 10 1,65 KALSEL 106,21 11 0,31 NTB 107,01 11 -1,84 KALTARA 103,92 12 0,29 SUMBAR 105,57 12 1,83 SUMBAR 103,67 13 0,77 SUMSEL 104,99 13 2,91 PAPUA 103,00 14 -0,26 KALTARA 104,30 14 0,36 KEPRI 102,23 15 -0,52 PAPUA 102,90 15 -0,10 SUMSEL 102,03 16 2,02 KEPRI 102,79 16 0,54 SULUT 101,62 17 -0,63 SULUT 102,27 17 0,64
BANTEN 100,92 18 -0,24 PAPUA BARAT 100,99 18 0,09
PAPUA BARAT 100,90 19 -1,20 GORONTALO 100,01 19 -0,40
GORONTALO 100,40 20 -0,93 BANTEN 99,69 20 -1,22
JATIM 100,38 21 -0,29 NAD 99,47 21 0,72
JATENG 100,37 22 -0,60 JATENG 99,30 22 -1,06
DKI 100,07 23 0,07 JATIM 99,19 23 -1,19
JABAR 99,85 24 -0,21 JABAR 99,08 24 -0,77
MALUKU UTARA 98,86 25 -0,06 MALUKU 98,99 25 1,12
NAD 98,76 26 -0,27 MALUKU UTARA 98,54 26 -0,33
Lanjutan Tabel 2
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
Konsumsi rumah tangga petani merupakan salah satu komponen nilai yang dibayar oleh petani. Pada Maret 2021, Kalimantan Selatan terjadi kenaikan IKRT sebesar 0,32 persen. Perubahan terutama terjadi karena naiknya indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,55 persen, sedangkan kelompok lainnya terjadi kenaikan/penurunan berkisar antara 0,02 - 0,42 persen, lebih rinci pada tabel 3 berikut.
Tabel 3
Indeks Harga Konsumen Perdesaan dan Persentase Perubahannya, Februari 2021 – Maret 2021 (2018 = 100)
PROVINSI Februari 2021 PROVINSI Maret 2021
NTP Ranking % NTP Ranking % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) MALUKU 97,89 28 -0,68 SULSEL 98,11 28 0,64 SULSEL 97,48 29 0,51 LAMPUNG 97,85 29 1,14 LAMPUNG 96,75 30 0,19 YOGYAKARTA 97,05 30 -1,22 SULTRA 96,64 31 -0,37 SULTRA 96,89 31 0,26 NTT 95,75 32 -0,71 SULTENG 96,81 32 1,16 SULTENG 95,70 33 -0,29 NTT 94,65 33 -1,15 BALI 92,46 34 -0,67 BALI 91,46 34 -1,08 NASIONAL 103,10 -0,15 NASIONAL 103,29 0,18
Subsektor Februari 2021 Maret 2021 Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
1. Makanan, Minuman, dan Tembakau 108,65 109,24 0,55
2. Pakaian dan Alas Kaki 109,47 109,64 0,15
3. Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga 101,97 102,02 0,05
4. Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 107,65 107,85 0,19
5. Kesehatan 105,54 105,98 0,42
6. Transportasi 105,09 105,11 0,02
7. Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 99,83 99,83 0,00
8. Rekreasi, Olahraga dan Budaya 102,58 102,70 0,11
9. Pendidikan 100,37 100,37 0,00
10. Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 103,76 103,98 0,21
11. Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 109,58 109,36 -0,20
1.6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga merupakan perbandingan antara Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dengan Indeks Harga yang dibayar oleh petani (Ib) dimana komponen Ib hanya meliputi Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Secara konseptual, NTUP mengukur seberapa cepat Indeks Harga yang Diterima oleh Petani dibandingkan dengan Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal.
Pada Maret 2021, NTUP mengalami kenaikan sebesar 1,85 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 1,92 persen dan indeks BPPBM hanya naik 0,07 persen. Kenaikan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 5,06 persen, lebih rinci terlihat pada tabel 4, terdapat beberapa subsektor mengalami kenaikan/penurunan NTUP.
Tabel 4
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Februari 2021 - Maret 2021 (2018 = 100)
Subsektor Februari 2021 Maret 2021 Persentase Perubahan
(1) (2) (3) (4)
1. Tanaman Pangan 104,74 104,80 0,06
2. Hortikultura 106,13 108,06 1,67
3. Tanaman Perkebunan Rakyat 114,01 119,77 5,06
4. Peternakan 100,92 102,22 1,29
5. Perikanan 98,37 97,35 -1,04
a. Tangkap 98,38 97,04 -1,36
b. Budidaya 98,35 98,53 0,18
2. Perkembangan Harga Produsen Gabah
Survei harga produsen gabah Maret 2021 dilakukan di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 49 observasi.
Tabel 5
Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Maret 2021 Kalimantan Selatan
Dibulan Maret 2021 Harga terendah ditingkat petani sebesar RP 4.700,00 per kilogram dengan varitas Ciherang, Ir 42, Mekongga terjadi di Kecamatan Tapin Tengah, Bungur Kabupaten Tapin dan Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Harga tertinggi mencapai Rp 8.181,00 per kilogram terdapat di Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten Barito Kuala dengan varitas Siam Karang Dukuh.
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani turun 3,55 persen, dari Rp 5.826,23 per Kg di bulan Februari 2021 menjadi Rp 5.619,51 per Kg di bulan Maret 2021, dimana pada bulan ini penurunan harga gabah cenderung disebabkan oleh jenis transaksi/penjualan gabah lebih banyak gabah varitas unggul dibandingkan transaksi/penjualan pada bulan lalu yang lebih banyak gabah varitas lokal. Begitu juga Harga gabah di tingkat penggilingan turun 3,78 persen dari Rp 5.919,81 per Kg di bulan Februari 2021 menjadi Rp 5.695,92 per Kg di bulan Maret 2021, seperti pada tabel 6 berikut.
Tabel 6
Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas Februari 2021 – Maret 2021
kelompok Kualitas
Tingkat Petani (Rp/Kg) Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Februari
2021 Maret 2021 (3) thd (2) (%)Perubahan Februari 2021 Maret 2021 Perubahan (6) thd (5) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) GKP 5.826,23 5.619,51 -3,55 5.919,81 5.695,92 -3,78 kelompok Kualitas Jml Observasi (%)
Harga di tingkat Petani (Rp/Kg) rata di Tingkat Harga Rata-Penggilingan (Rp/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (RP/Kg) Selisih (5) & (6) thd (7)
Terendah tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) GKP 49 (100%) 4.700,00 8.181,00 5.619,51 5.695,92 4.200,00 (petani) 1.419,51 133,80 Ciherang, Ir 42, Mekongga Kec. Tapin Tengah, Kec. Bugur Kab. Tapin.
Kec. Pandawan Kab. Hulu Sungai
Tengah
Siam Karang Dukuh Kec. Rantau
Badauh Kab. Barito Kuala
4.250,00
(Penggilingan) 1.445,92 134,02 Keterangan:
GKG :KA 14,00% dan KH 3,00%
GKP :KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%)
Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan Maret 2021 masih cenderung fluktuatif dengan perbedaan yang tidak terlalu besar, pada bulan ini terjadi penurunan persentase kadar air dari 15,41 persen dibulan Februari 2021 menjadi 15,28 persen dibulan Maret 2021, dan kadar hampa/kotoran terjadi kenaikan dari bulan sebelumnya. Kadar Hampa/kotoran gabah kualitas GKP bulan Maret 2021 sebesar 3,32 persen.
Tabel 7
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kualitas Gabah Februari 2021 – Maret 2021
kelompok Kualitas Kadar Air (%) Kadar Hampa/Kotoran (%)
Februari 2021 Maret 2021 Februari 2021 Maret 2021
(1) (2) (3) (4) (5)
Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengo-munikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.
Diterbitkan oleh:
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Jl. Soekarno-Hatta No. 7, Banjarbaru Kalimantan Selatan-Indonesia, 70713 Bidang Statistik Distribusi Telepon: 0511-6749001 E-mail: [email protected] Website : www.kalsel.bps.go.id