Standar Layanan Informasi
& Sengketa Informasi
Disusun oleh Ramly Amin Simbolon
Komisioner Komisi Informasi Pusat
(2009-2013)
Disampaikan pada acara Sosialisasi Pelayanan Informasi Kementerian
Bio Data
• Nama
: H. Ramly Amin, S, SSos, Msi
• Jabatan : Komisioner KIP (2009 – 2013)
• Pendidikan
Terakhir : Magister Kriminologi
FISIP - Universitas Indonesia.
• Pengalaman : Wartawan di Grup Pos Kota
Jakarta.
• Jabatan Terakhir: Wk Pemred Harian Terbit.
• Email : ramliamin@yahoo.com
Pasal 3
-Undangundang ini bertujuan untuk:
1. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;
2. MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK.
3. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yg baik;
4.MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BAIK, YAITU YANG TRANSPARAN, EFEKTIF DAN EFISIEN, AKUTABEL, SERTA DAPAT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN.
5. Mengetahui alasan kebijakan publik yg mempengaruhi hajat hidup orang banyak
6. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
7.Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
Beberapa Pengertian
Sengketa Informasi Publik
adalah sengketa yang terjadi antarabadan publik dan pengguna informasi publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundangundangan
Komisi Informasi
adalah lembaga mandiri yang berfungsimenjalankan UndangUndang ini dan peraturan pelaksanaannya,
menetapkan
petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan
menyelesaikan sengketa informasi publik
melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.Mediasi
adalah penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak melalui bantuan mediator komisi informasi. Mediasi bersifat sukarela.Ajudikasi non litigasi
adalah penyelesaian sengketa informasi publik di luar pengadilan yang diputus oleh komisi informasi yang putusannya memiliki kekuatan setara dengan putusan pengadilanDitolak/ Dicabut 36% Pemeriksaan Pendahuluan 12% Mediasi berjalan 18% Mediasi Selesai 20% Ajudikasi berjalan 6% Ajudikasi selesai 8 %
Kinerja Penanganan Sengketa di KIP
… perkembangan perkara hingga akhir tahun 2012
817 perkara
Dari 817 permohonan
sengketa informasi yang
masuk, 426 pengaduan
yang layak sengketa,
selebihnya 97 sengketa
masih dalam proses.
Kenapa Terjadi Sengketa ?
• Pasal 1 ayat 5 UU No.14 /2008
- Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan
menggunakan informasi berdasarkan undang-undang.
• Kenapa Sengketa Informasi terjadi?
1. Penolakan permintaan IP dengan alasan pengecualian; 2. Tidak disediakannya informasi publik secara berkala 3. Tak ditanggapinya permintaan IP;
4. Permintaan IP tidak ditanggapi sebagaimana diminta; 5. Tak dipenuhinya permintaan informasi;
6. Pengenaan biaya perolehan yang tidak wajar; dan/atau
7.Penyampaian informasi melebihi waktu yang diatur dalam UU KIP. 8. Akses informasi publik yang asimetris (tidak sama)
Perki No.1 Tahun 2010 tentang
Standar Layanan Informasi
Bab I Ketentuan Umum... 2 Bab II Badan Publik...4 Bab III Informasi yang wajib
disediakan dan
diumumkan...10 Bab IV Informasi yang
dikecualikan...17 Bab V Standar Layanan Informasi
Publik...19
Bab VI Tata Cara Pengelolaan Keberatan... 30 Bab VII Laporan dan Evaluasi..35 Bab VIII Penyusunan Standar
Prosedur Operasional Layanan Informasi Oleh Badan Publik... 38 Bab IX Ketentuan Peralihan...39 Bab X Ketentuan Penutup...39
Batang Tubuh Peraturan KI Peraturan Komisi Informasi Pusat tentang Standar Layanan Informasi bertujuan:
a. Memberikan standar bagi badan publik dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan informasi publik.
b. Meningkatkan pelayanan informasi di lingkungan badan publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
c. Menjamin pemenuhan hak warga negara untuk memperoleh akses informasi publik.
d. Menjamin terwujudnya tujuan
penyelenggaraan keterbukaan informasi sebagaimana diatur dalam Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik.
• Bertanggung jawab atas pelayanan informasi di lingkungan Unit Layanan List inf. Yg dikecualikan List inf. Yg dikecualikan Pimpinan Badan Publik Pimpinan Satuan Kerja Pimpinan Unit Pelayanan • Melakukan uji konsekuensi • Menyusun kebijakan pe-ngelolaan informasi BP • Bertanggung jawab atas kinerja pelayanan infor-masi di lingkungan BP PPID kepala PPID pelaksana PPID pelaksana • Bertanggung jawab atas pelayanan informasi di lingkungan Satker Penetapan (Tim Pertim-bangan?)
1.PPID bertugas dan bertanggungjawab melakukan pelayanan informasi yang meliputi proses penyimpanan,
pendokumentasian, penyediaan dan pelayanan informasi.
2. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, PPID berwenang:
a. Mengkoordinasikan setiap unit/satuan kerja di badan publik dalam melaksanakan pelayanan IP;
b. Memutuskan suatu informasi dapat diakses publik atau tidak;
c. Menolak permohonan informasi secara tertulis apabila informasi yang dimohon termasuk informasi yang
dikecualikan/rahasia disertai alasan serta pemberitahuan tentang hak dan tata cara bagi pemohon untuk mengajukan
keberatan atas penolakan tersebut.
d. Menugaskan pejabat fungsional dan/atau petugas informasi di bawah wewenang dan koordinasinya untuk membuat,
memelihara, dan/atau memutakhirkan daftar IP secara berkala
sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan dalam hal Badan Publik memiliki pejabat
fungsional dan/atau petugas informasi;
Badan Publik & Informasi Publik
Badan Publik adalah:
• eksekutif, • legislatif, • yudikatif, dan
• badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau
• organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari APBN dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
Informasi Publik
Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan
penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan UndangUndang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
Pasal 1 ayat 3 UU KIP
Informasi yang dikecualikan (Pasal 17), karena memiliki konsekuensi sbb:
a.Dapat menghambat proses penegakan hukum, b.Dapat mengganggu kepentingan perlindungan
hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
c.Dapat membahayakan hankamneg;
d.Dapat mengungkapkan kekayaan alam RI;
e.Dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional: f. Dapat merugikan kepentingan hubungan LN : g.Dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang;
h.Dapat mengungkap rahasia pribadi (misal rekaman medik).
i. Memorandum atau suratsurat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan;
j. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan UU.
INFORMASI YG WAJIB DISEDIAKAN DAN
DIUMUMKAN (
Pasal 9 UU KIP
):
BAGIAN SATU: SECARA BERKALA (ayat 1 s/d 6).
Ayat (1) Setiap Badan Publik wajib mengumumkan Informasi
Publik secara berkala.
Ayat (2) mengatur ttg informasi: (a) yg berkaitan dgn Badan
Publik (BP), (b) mengenai kegiatan dan kinerja BP, (c)info
laporan keuangan, (d) info lain yg diatur dlm peraturan
perundangan.
Kewajiban menyampaikan informasi ini paling sedikit 6 bulan
sekali (ayat 3), disampaikan dgn cara mudah dijangkau dan
mudah dipahami (ayat 4).
Kewajiban yg dimaksud (ayat 1; 2 dan 3 )diatur lebih lanjut
dgn Petunjuk Teknis yg disusun KI.
BAGIAN KEDUA: SECARA SERTA MERTA
(Pasal 10 ayat 1 dan ayat 2 UU KIP):
• BP wajib mengumumkan secara serta merta suatu informasi
yg dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan
ketertiban umum.
• Kewajiban menyebarluaskan informasi sbgmana dimaksud pd
ayat (1) disampaikan dengan cara yg mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dalam bahasa yg mudah dipahami.
BAGIAN KETIGA: TERSEDIA SETIAP SAAT
(Pasal 11 ayat 1, ayat 2 dan 3)
Meliputi: (1 a) daftar seluruh IP yg berada di bawah
penguasaannya, tak termasuk yg dikecualikan; (1 b) hasil
keputusan BP dan pertimbangannya; (1 c) seluruh kebijakan
yg ada berikut dokumen pendukung; (1 d) rencana kerja
proyek termasuk perkiraan pengeluaran tahunan BP; (1 e)
perjanjian BP dgn pihak ke-3; (1 f) informasi & kebijakan yg
disampaikan pejabat publik dlm pertemuan terbuka utk
umum... dst (1 g) dan (1 h).
• Ayt 2: IP yg telah dinyatakan terbuka bagi masyarakat
berdasarkan sengketa dinyatakan sbg IP yg dpt diakses
pengguna IP
Permohonan PPID Mencatat: Nama Alamat Subyek Format Carapenyampaian informasi yang diminta Memberi: Tanda bukti penerimaan permintaan Nomor pendaftaran
Saat menerima permintaan (langsung/elektronik) Saat pengiriman informasi (surat).
Pemberitahuan tertulis &
Pemberian informasi
Informasi berada dibawah penguasaannya/tidak;
Memberitahu keberadaan info yang diminta jika tidak berada di bawah penguasaannya;
Menerima/menolak permintaan jika diterima (sebagian/seluruhnya) dicantumkan informasi yang diminta;
Menghitamkan/mengaburkan dokumen yang mengandung informasi yang dikecualikan Alat penyampaian dan format informasi; Biaya dan cara pembayaran;
Pemberitahuan perpanjangan waktu dan alasannya
Maksimal 10 hari kerja +
Perpanjangan 7 hari kerja
Mekanisme Memperoleh Informasi
Wajib
menyertakan
alasan
Siapa yg Berhak Meminta Informasi?
• Pasal 4 UU KIP:
Ayat 1: Setiap
orang
berhak memperoleh informasi publik sesuai ketentuan UU ini.Ayat 2: Setiap
orang
berhak:a. Melihat dan mengetahui informasi publik
b. Menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh informasi publik.
c. Mendapatkan salinan informasi publik melalui permohonan sesuai dengan UU ini, dan/ atau
d.menyebarluaskan informasi publik sesuai peraturan perundang-undangan.
Ayat 3: Setiap pemohon informasi publik berhak mengajukan permintaan
informasi publik disertai alasan permintaan tersebut.
Ayat4: Setiap pemohon informasi publik berhak mengajukan gugatan ke pengadilan
apabila dalam memperoleh informasi publik mendapatkan hambatan atau kegagalan sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.
Siapa yang Dimaksud dgn Orang?
• Pasal 1 UU KIP yang mengatur tentang Ketentuan Umum, pada ayat 10
menyebutkan: Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan
hukum atau badan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
ini.
• Pasal 1 ayat 6 Peraturan Komisi Informasi No.2 Tahun 2010 (Perki 2/2010)
tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi menyebutkan:
Pemohon Penyelesaian Sengketa Informasi ... Adalah orang perseorangan
warga Indonesia, kelompok orang Indonesia, atau badan hukum Indonesia
yang mengajukan permohonan penyelesaian PSI. (Jadi, badan hukum asing
atau pun warga negara asing tidak termasuk)
(Dalam praktek: saat bersengketa pemohon selalu dimintakan legal
standing-nya seperti kartu identitas bagi individu atau pun kelompok
orang, akte pendirian bagi badan hukum atau LSM. Karenanya tidak salah,
jika ketika meminta informasi Badan Publik memintakan hal serupa).
Pengajuan Permohon an Puas ? Pengajuan Keberatan ke Atasan Puas ? Selesai (10 + 7) hari kerja 14 hari kerja
• Jika PPID tidak
memberitahukan
kebutuhan perpanjangan,
pemohon dapat
mengajukan kpd atasan
PPID
• Maksimum waktu
perpanjangan 7 hari kerja
• Jika Atasan PPID tidak
memberikan jawaban,
berarti sama dengan
penolakan
• Pemohon diberikan waktu
maksimum 14 hari kerja
untuk mengajukan
keberatan melalui komisi
informasi
Pengajuan Sengketa T T Y Selesai Y 30 hari kerjaSiapa yang bersengketa?
• Pasal 44 ayat 2 UU KIP menetapkan: Pihak termohon...adalah
pimpinan Badan Publik atau pejabat terkait yang ditunjuk yang
didengar keterangannya dalam proses pemeriksaan.
• Tanggung jawab pimpinan Badan Publik ini juga diisyaratkan melalui
pasal 52 UU KIP, yaitu di bagian penjelasannya. Pasal itu mengatur
ketentuan Pidana, yg menyebutkan BP yg dengan sengaja tak
menyediakan, tak memberikan, dan/ atau tdk menerbitkan
Informasi Publik...dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain
dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp 5000.000.
• Dalam praktik, kewajiban pimpinan ini sering terabaikan. Yang datang ke acara mediasi/ajudikasi sering pejabat bawahan yang bahkan tak dibekali surat
1. Melakukan assesment cepat ke
stakeholders tentang kebutuhan
informasi prioritas
2. Menetapkan Struktur Pejabat
Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID)
3. Mengklasifikasikan informasi
(mendaftar informasi yang
dikecualikan bila ada)
4. Menyusun SOP pelayanan
Informasi
5. Menyiapkan Personal
(pengetahuan dan skill)
6. Memanfaatkan dan
mengembang-kan infrastruktur yang telah ada.
Apa yang dimaksud dgn SOP
• Standar Operating Procedure atau sebut saja dengan
Prosedur Tetap (Protap), yaitu suatu ketentuan intern
atau peraturan yang menjadi standar bagi Badan Publik
(BP) dalam melaksanakan pelayanan informasi publik;
• Ketentuan itu bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
informasi publik di lingkungan BP.
• Menjamin pemenuhan hak warga negara untuk
memperoleh akses informasi publik;
• Menjamin terwujudnya tujuan penyelenggaraan
keterbukaan informasi publik sebagaimana diatur dan
diharapkan UU KIP.
Hal-hal yang perlu dimuat SOP
Kejelasan tentang pejabat yang ditunjuk sebagai
PPID;
Kejelasan pembagian tugas, tanggungjawab, dan
kewenangan PPID dalam hal terdapat lebih dari
satu PPID;
Kejelasan tentang pejabat yang menduduki
kedudukan sebagai atasan PPID yang
bertanggungjawab mengeluarkan tanggapan atas
keberatan yang diajukan oleh pemohon informasi;
Standar layanan informasi publik
Tata cara pengelolaan keberataan di lingkungan
internal BP;
Tata cara pembuatan laporan tahunan tentang
layanan informasi publik.
No Ringkasan Isi Informasi Pejabat/Unit /Satker yg Menguasai Penanggung jawab Pembuatan/ Penerbitan Informasi Waktu & Tempat Pembuatan Informasi Format Informasi yang Tersedia Jangka Waktu Penyimpan 1. Perda 2. DIPA 3. RKAKL 4. Renstra 5. Laporan Pengadaan Barjas 6. Dst
Kategori Ringkasan Isi Infor-masi Pejabat/ Unit/Satker yg Mengu-asai Penanggung -jawab Pem- buatan/Pe-nerbitan Informasi Waktu & Tempat Pembuatan Informasi Format In-formasi yang Tersedia Dasar/Alas an Penge-cualian Masa retensi Umum DP3 dst Khusus Studi Kelayakan Pemohon Izin dst
DAFTAR INFORMASI YANG DIKECUALIKAN
Catatan:
Kategori umum = Semua dokumen informasi yang dimiliki setiap Satker (Misal: Anggaran/Keuangan, Kepegawaian, Daftar Inventaris, Aset, dll
Kategori Khusus = Dokumen informasi yang sesuai tupoksi satker
-Pengecualian Informasi
Pengecualian berdasarkan daftar vs pengecualian berdasarkan permintaan
KLARIFIKASI PERMOHONAN INFORMASI MENGIDENTIFIKASI DASAR HUKUM PENGECUALIAN MENGIDENTIFIKASI KONSEKUENSI YANG TIMBUL (UJI KONSEKUENSI) MENGKAJI KEPENTINGAN PUBLIK* 1 2 3
4 Mempertimbangkan apakah menutup informasi dapat melindungi kepentingan yang lebih besar atau sebaliknya. Untuk itu perlu dilakukan:
a.mengidentifikasi faktor yang relevan.
b. mempertimbangkan apakah faktor tersebut dapat terpenuhi. Mengidentifikasi informasi yang dimohon dan melakukan klarifikasi
kepada pemohon untuk memperjelas informasi apa yang
sesungguhnya mereka minta, sehingga dapat diketahui dokumen mana yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Mengidentifikasi tujuan pengecualian atas dasar konsekuensi yang ditimbulkan (relevansi terhadap pasal 17 UUKIP):
a.Memanfaatkan risalah pembahasan UU atau pendapat ahli (Untuk pengecualian berdasarkan UU lain)
b. Menetapkan tujuan pengecualian dan relevansinya terhadap pasal 17 UU KIP.
Mengidentifikasi ketentuan legal yang menjadi dasar pengecualian (dapat bersumber dari UU KIP atau UU lain), dan pasal
balancing(pengecualian atas pengecualian) jika ada.
*) Pengujian atas kepentingan publik (Public Interest Test) hanya relevan dilakukan jika hasil pengujian atas konsekuensi membuktikan bahwa informasi yang dimohon termasuk dikecualikan.
Bertujuan untuk menyelesaikan sengketa melalui kesepakatan antara para
pihak terkait dengan pokok perkara yang terdapat dalam Pasal 35 ayat (1)
huruf b sampai huruf g.
Pasal 35 UU KIP
1. Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi berdasarkan alasan berikut:
a. penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;
b. tidak disediakannya informasi berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; c. tidak ditanggapinya permintaan informasi;
d. permintaan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta; e. tidak dipenuhinya permintaan informasi;
f. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau
g. penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam UndangUndang ini. 2. Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf g dapat
diselesaikan secara musyawarah oleh kedua belah pihak.
1. Ajudikasi untuk jenis informasi yang dikecualikan:
• Bertujuan untuk melakukan uji kepentingan publik dengan hasil putusan: (i) membuka sebagian atau seluruh informasi untuk melindungi kepentingan publik yang lebih luas; dan/atau (ii) menutup sebagian atau seluruh informasi untuk melindungi kepentingan publik yang lebih luas.
• Hanya dilakukan jika informasi yang disengketakan memang termasuk
informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam pasal 17 UU KIP dan telah dilakukan pengujian konsekuensi oleh badan publik.
2. Ajudikasi untuk jenis informasi yang terbuka namun tak diperoleh kesepakatan dalam proses mediasi:
• Ajudikasi tidak dapat mengubah status informasi yang terbuka menjadi informasi yang dikecualikan (dirahasiakan).
• Bertujuan untuk memutuskan pokok perkara yang terdapat dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b sampai huruf g, dengan putusan:
a. memerintahkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi untuk menjalankan kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam UU ini;
b. memerintahkan Badan Publik untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pemberian informasi sebagaimana diatur dalam UU; atau
c. mengukuhkan pertimbangan atasan Badan Publik atau memutuskan mengenai biaya penelusuran dan/atau penggandaan informasi.
Prinsip Penyelesaian
Sengketa Informasi
• Membatalkan putusan atasan BP dan memutuskan untuk memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh pemohon
• Mengukuhkan putusan atasan PPID untuk tidak memberikan informasi yang diminta sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 17
• Putusan KI diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, kecuali putusan yang menyangkut informasi yang dikecualikan
PUTUSAN KOMISI INFORMASI
Penyelesaian Sengketa Informasi di Komisi
Informasi hanya dapat dilakukan apabila Pemohon
telah menempuh proses pengajuan keberatan di
internal Badan Publik
Perma No.2 Tahun 2011
• KEWENANGAN (Pasal 3)
Sesuai dengan Pasal 47 dan Pasal 48 UU NO.14 Tahun 2008 tentang KIP:
a. Pengadilan Negeri berwenang untuk mengadili sengketa yangh diajukan oleh Badan Publik selain Badan Publik Negara dan/atau Pemohon Informasi yang meminta informasi kepada Badan Publik selain Badan Publik Negara.
b. PTUN berwenang untuk mengadili sengketa yang diajukan oleh Badan Negara dan/atau Pemohon lnformasi yang meminta informasi kpd BP Negara.
TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN (Pasal 4):
(1) Salah satu atau para pihak yang tidak mener ima putusan Komisi Informasi dapat mengajukan keberatan secara tertulis ke Pengadilan yang berwenang.
(2) Keberatan sebagaimana dimaksud ayat( 1) diajukan dalam tenggang w aktu 14 (empat belas) hari sejak salinan putusan Komisi Informasi diterima oleh para
pihak berdasarkan tanda bukti penerimaan.
(3) Dalam hal salah satu satu atau para pihakt idak mengajukan keberatan
sebagaimana dimaksud ayat( 2) maka putusan Komis Informasi berkekuatan hukum tetap.
PASAL 51-57 UU No. 14 thn 2008
• Sengaja menggunakan informasi secara melawan hukum dipidana 1 tahun penjara dan/atau denda
maksimal 5 juta; (Pasal 51) • Sengaja tidak menyediakan,
memberikan, dan/atau tidak
menerbitkan informasi publik secara berkala, yang wajib diumumkan secara serta merta, dan tersedia setiap saat, yang mengakibatkan kerugian orang laindipidana 1 tahun kurungan dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 52)
• Sengaja dan melawan hukum
menghancurkan, merusak, menghilangkan dokumen yang dilindungi negara dan/atau terkait dengan kepentingan umum dipidana 2 tahun penjara dan/atau denda maksimal 10 juta; (Pasal 53)
• Sengaja dan tanpa hak
mengakses/memperoleh/memberikan informasi yang dikecualikan dipidana 2 th penjara dan denda maksimal 10 juta serta 3 tahun penjara dan denda maksimal 20 juta untuk kerahasiaan pertahanan dan
keamanan dan ketahanan ekonomi nasional; (Pasal 54)
• Sengaja membuat informasi yang tidak benar atau menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian orang lain
dipidana 1 tahun penjara dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 55)
• Setiap pelanggaran yg dikenai sanksi pidana dlm UU ini dan juga diancam dgn sanksi pidana dlm UU lain yg bersifat khusus, yg berrlaku adalah sanksi pidana dari UU yg lebih khusus tersebut. (ps 56)
• Tuntutan pidana dalam UU KIP adalah delik aduan dan diajukan melalui peradilan
Pasal 52 : Siapa yang menanggung pidana?
Yang dapat dikenakan sanksi pidana terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi dijatuhkan kepada;
• a. badan hukum, perseroan, perkumpulan, atau yayasan;
• b. mereka yang memberi perintah melakukan tindak pidana atau yang bertindak sebagai pimpinan dalam melakukan tindak pidana; atau
• c. Kedua-duanya.
Pasal 54 : Siapa yang menerima sanksi?
• Ayat (1) ayat (2):Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan atau kelompok orang atau badan hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
Pasal 56 :
Misalnya, penghancuran dokumen sebagaimana dimaksud Pasal 53 UU KIP, sanksi yang akan dikenakan adalah sanksi sebagaimana diatur