• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGISI POLA DENGAN MEDIA BIJI-BIJIAN DI TK NEGERI I PEMBINA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGISI POLA DENGAN MEDIA BIJI-BIJIAN DI TK NEGERI I PEMBINA MEDAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Guru TK Negeri 1 Pembina

135

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGISI POLA DENGAN MEDIA

BIJI-BIJIAN DI TK NEGERI I PEMBINA MEDAN Rahmi Bachtar

Surel: rahmi27091966@gmail.com ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola dengan media biji-bijian. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah anak taman kanak-kanak kelas B yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan data kuantitatif berupa test dan data kualitatif berupa observasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus I guru (peneliti) sudah dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan baik (43%) dan pada siklus II guru (peneliti) dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dengan sangat baik (88%).

Kata Kunci : motorik halus, mengisi pola, media

PENDAHULUAN

Dunia anak merupakan

dunia yang penuh dengan canda tawa dan kegembiraan dengan berbagai prilaku yang tidak dibuat-buat, sehingga orang dewasa akan ikut terhibur dengan hanya melihat tingkah polah mereka.

Perkembangan fisik motorik memegang peranan yang sama

penting dengan perkembangan

kognitif dan sosial. Berkaitan

dengan perkembangan fisik ini, Kuhlen dan Thomson dalam

Aisyiyah (2013: 4.14)

mengemukakan bahwa

perkembangan fisik seorang anak meliputi 4 aspek, yaitu: (1) Sistim saraf di otak yang mempengaruhi

perkembangan kecerdasan dan

emosi, (2) Otot-otot yang

mempengaruhi perkembangan

kekuatan dan perkembangan

motorik, (3) Kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola

tingkah laku baru, dan (4) Struktur tubuh/fisik, meliputi tinggi, berat dan proporsi.

Menurut Gallahue (dalam widia 2010: 9.16) menyatakan bahwa “usia prasekolah merupakan waktu yang paling optimal untuk perkembangan motorik anak”. Agar kemampuan motorik halus anak usia dini dapat berkembang sebagaimana mestinya, maka perlu memadukan pembelajaran melalui bermain dengan program kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak, salah satunya yaitu melalui kegiatan mengisi pola atau kolase dengan biji-bijian.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola dengan biji-bijian di TK Negeri Pembina 1 Medan.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

(2)

Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….

p-ISSN : 2355-1720

e-ISSN : 2407-4926 136

menambah pengetahuan dan

pengalaman melalui media kartu kata bergambar meningkatkan kemampuan motorik halus dalam kegiatan mengisi pola atau kolase dengan biji-bijian.

b. Sebagai dasar untuk penelitian

lebih lanjut sehingga dapat

meningkatkan dan menambah

wawasan bagi peneliti dalam

mengembangkan ilmu dan

teknologi pendidikan pada

umumnya dan khususnya siswa usia dini.

METODE PENELITIAN

Subjek penelitian adalah

murid di kelompok B TK Negeri Pembina 1 Medan yang berjumlah 15 orang, dengan anak laki-laki 6 orang dan anak perempuan 9 oranG. Penelitian ini dilakukan di TK

Negeri Pembina 1Medan yang

berada di Jln. Karya ujung Kota Medan.

Data penelitian tindakan yang

dikumpulkan berupa

informasi-informasi tentang kemampuan siswa dalam mengkolase biji-bijian sesuai

dengan kemampuannya.

Kemampuan siswa dalam

mengkolase tersebut meliputi

penguasaan-penguasaan: (1)

Mengelem, (2) Menyusun biji-bijian, dan (3) Merapikan. Di samping hal-hal tersebut, diperlukan pula data tentang kemampuan guru dalam menyusun RKH dan penguasaan

dalam melaksanakan proses

pembelajaran di kelas.

Sumber data dalam penelitian ini adalah daftar nilai hasil belajar

pada tahap penjajagan (data awal), anak, peneliti, obsever dan kepala sekolah sebagai data pendukung, jenis data yang didapat dari:

a. Proses belajar mengajar b. Nilai test anak

c. Observasi selama pembelajaran d. Wawancara

Sumber data dari penelitian ini berasal dari, anak TK Negeri Pembina 1 Medan, orang tua anak, guru–guru dan yang berada di TK Negeri Pembina 1 Medan.

Metode pengumpulan data

merupakan usaha sadar untuk

mengumpulkan data yang

dilaksanakan secara sistematis

dengan prosedur yang standar. Suharsimi Arikunto (2002:1997). Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap sumber data. Sedangkan alat untuk

pengumpul data menggunakan

kamera dan dokumen resmi data anak yang terlibat dalam penelitian.

Penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi

Prosedur penelitian SIKLUS I

Sebelum melakukan

Penelitian Tindakan Kelas, peneliti

terlebih dahulu melaksanakan

pembelajaran pra siklus. Hal ini dimaksud sebagai survey awal untuk melihat sampai dimana kemampuan fisik motorik halus anak telah

(3)

SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926 137

berkembang, sehingga nantinya akan

diperbaiki. Adapun rangkaian

rencana perbaikan pembelajaran

yang akan dilakukan oleh peneliti adalah:

a. Alternatif perbaikan mencakup kinerja guru

Dalam pelaksanaan pra

siklus ini, rencana perbaikan

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan tema lingkungan dan tema spesifik adalah kegunaan rumah sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh peserta didik. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah

anak melaksanakan kegiatan

mengisi pola / kolase dengan

menggunakan biji-bijian pada

lembar kerja anak. Setelah itu peneliti mengevaluasi kegiatan pada hari itu dimulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.

Setelah evaluasi

dilaksanakan, peneliti bersama

teman sejawat melakukan refleksi dan berdiskusi terhadap masalah

yang ditemukan selama

pembelajaran berlangsung. Setelah refleksi dilakukan maka ditemukan

masalah pembelajaran yaitu

lemahnya kemampuan fisik motorik halus anak dalam melaksanakan

kegiatan mengisi pola/ kolase

dengan menggunakan biji-bijian

tersebut. Maka peneliti dan teman sejawat sepakat mengambil masalah

ini untuk dilakukan perbaikan

pembelajaran dan mengambil

masalah ini untuk dipecahkan dalam siklus I.

b. Tindakan yang akan

dilaksanakan untuk perbaikan

pembelajaran adalah: (1)

Melaksanakan peningkatan

kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan mengisi

pola/ kolase dengan

menggunakan biji-bijian sesuai

dengan tema yang diawali

dengan kegiatan baris

berbaris,bernyanyi dan

bercakap-cakap sesuai dengan tema pada hari itu. Agar anak

termotivasi untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran. (2)

Mengelola kelas secara

menyeluruh, yaitu menciptakan suasana kelas yang menarik dan menyenangkan. (3) Menyiapkan media dan sumber belajar yang menarik, dan (4) Memberikan reward atas hasil kerja anak sehingga dapat menyenangkan hati anak.

c. Langkah–langkah yang akan

dilakukan peneliti dalam

memperbaiki pembelajaran

adalah: (1) Gurumengajak anak berbaris kemudian bersama-sama masuk kedalam kelas. (2) Guru

mengajak anak bernyanyi

selamat pagi dan mengucapkan salam serta berdoa. (3) Guru melakukan tanya jawab pada anak tentang kegunaan rumah. (4) Guru mengelompokkan anak

berdasarkan kegiatan yang

diinginkannya, dan (5) Guru memberikan reward pada anak.

Prosedur pelaksanaan

penelitian tindakan kelas ini adalah dengan membuat Rencana Kegiatan

(4)

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926

Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….

138

Harian sesuai dengan indikator yang

akan dicapai. Setelah kegiatan

pembelajaran dilaksanakan, maka

dilakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan pembelajaran,

kemampuan anak,maupun

pembelajaran yang telah dilakukan guru dalam hal ini peneliti.

Setelah evaluasi dilakukan, guru bersama obsever melakukan

refleksi dan diskusi tentang

kelebihan dan kekurangan yang

ditemukan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung kolaborator mengamati, menilai dan memberi bimbingan kepada guru

dalam hal ini peneliti dalam

melakukan rancangan kegiatan

pembelajaran. Sewaktu ditemukan masalah pembelajaran yang menjadi penghambat perkembangan anak,

maka peneliti dan kolaborator

bersama-sama memecahkannya

dalam siklus I.

Dalam hal ini menjadi fokus guru untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi yaitu bagaimana upaya guru untuk memudahkan anak mencapai kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola/ kolase dengan menggunakan media biji-bijian. Maka dirancanglah langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola/ kolase dengan menggunakan media biji-bijian.

Adapun langkah-langkah

penelitian tersebut adalah:

a. Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan tema lingkungan dan tema spesifiknya adalah kegunaan rumah sesuai dengan indikator yang akan dicapai oleh peserta didik. b. Guru mengajak anak bernyanyi

lagu selamat pagi dan

mengucapkan salam untuk

menarik minat anak melakukan kegiatan pembelajaran.

c. Guru melakukan tanya jawab pada anak tentang kegunaan rumah, metode yang digunakan adalah metode tanya jawab. d. Membagikan lembar kerja dan

media pada anak untuk kegiatan mengisi pola/ kolase dengan menggunakan biji-bijian yang

bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan

motorik halus anak

Pada tahap observasi dilakukan secara langsung dengan memakai format observasi yang telah disusun serta melakukan penilaian terhadap hasil tindakan ketika berlangsungnya pembelajaran,penilaian dalam hal ini bertindak sebagai obsever melakukan pengamatan pencatatan yang terjadi selama kegiatan baik kepada guru maupun anak didik. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai

dalam kegiatan pembelajaran

diantaranya:

a. Penugasan guru dalam

mengkolase dengan

menggunakan biji-bijian

b. Untuk mengetahui kemampuan anak dalam mengkolase dengan biji-bijian.

(5)

SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926 139

Aspek-aspek yang diamati pada peserta didik adalah: (1) Anak dapat mengkolase dengan biji-bijian, dan (2) Anak mampu meningkatkan kemampuan motorik halus.

Berdasarkan pelaksanaan

tahap observasi dan evaluasi

sebelumnya, data yang diperoleh

selanjutnya menjadi evaluasi

sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Refleksi terhadap pra siklus yang meliputi: Kegiatan

Pembelajaran yang direncanakan

telah sesuai dengan perkembangan anak, begitu juga instrumen penilaian yang digunakan terhadap anak telah sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Namun masih

ada kelemahan pada saat

pembelajaran berlangsung Anak

masih banyak meminta bantuan guru dalam melaksanakan kegiatan.Media yang dibuat kurang menarik menarik minat anak untuk belajar sehingga hasil kerja anak masih belum berkembang sesuai harapan. Bertolak dari hasil refleksi yang dilakukan oleh obsever dan peneliti maka perlu

dilakukan penelitian untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy

Moelong dalam Sarwiji

Suwandi,2008:69). Validitas data yang digunakan antara lain dengan

triangulasi sumber data dan

triangulasi metode pengumpulan

data. Dalam penelitian ini teknik

triangulasi untuk mengetahui

kesulitan yang dihadapi siswa dalam kemampuan motorik halus dan faktor penyebabnya. Untuk itu peneliti membandingkan data hasil penelitian dari berbagai metode antara lain

dengan tes, observasi dan

dokumentasi. Triangulasi data

dilakukan dengan cara:

a. Cross checking, peneliti

melakukan pengecekan

(checking) antara hasil metode pengumpulan data yang diperoleh

melalui tes, observasi dan

dokumentasi dengan memadukan hasil ketiganya. Dalam hal ini bertujuan memperoleh informasi yang benar dan meyakinkan. b. Cek ricek, yaitu pengulangan

kembali data yang diperoleh melalui berbagai sumber data, waktu, maupun metode dan

informasi serta tempat

memperoleh data (setting)

Analisis data dilakukan

melalui teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi interpretasi

dilakukan bersama dengan

pelaksanaan tindakan perbaikan.

Interpretasi dilakukan untuk

menginterpretasikan data mengenai

fenomena/ gejala yang diteliti.

Observasi dilakukan berdasarkan 5 prinsip: (1) Guru dan kolaborator merencanakan kegiatan bersama– sama, (2) Guru dan kolaborator

(6)

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926 SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016

140

Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan ….

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926

menetapkan fokus observasi, (3) Guru dan kolaborator membangun kriteria observasi, (4) Guru dan kolaborator memiliki keterampilan observasi, dan (5) Balikan (feedback) diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan sistematis.

Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, yaitu :

a. Pada tahap pertama data

diseleksi, difokuskan jika perlu ada yang direduksi (reduksi data).

b. Data yang sudah terorganisasi

dideskripsikan sehingga

bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik maupun tabel.

c. Berdasarkan paparan atau

deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan.

Data tes dianalisis dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar dengan memakai rumus sebagai berikut: a. Nilai akhir rata-rata yang di

peroleh anak menggunakan

rumus (Suharsimi, 2002 :264):

𝑥̅ =

∑ 𝑋

𝑁

Keterangan :

𝑥̅

= Nilai Akhir Rata-rata anak ΣX = Jumlah Nilai akhir anak N = Jumlah Siswa

b. Ketuntasan belajar secara

klasikal dihitung dengan

menggunakan rumus (Suharsimi, 1987):

𝑃 = 𝑛

𝑁𝑥100%

Keterangan :

P = Tingkat Kemampuan

n = jumlah anak yang diperoleh

dari data

N = Jumlah anak

100% = Nilai Konstan

Menurut Sarwiji Suwandi

(2008:70) Indikator kinerja

merupakan kinerja yang akan

dijadikan acuan dalam menentukan

keberhasilan atau keefektifan

penelitian. Indikator kinerja

keberhasilan penelitian adalah

mengalami peningkatan hasil belajar dari sebelum melakukan kegiatan mengkolase dengan biji-bijian dalam pengembangan motorik halus di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bromo Medan. Acuan dalam menentukan

keberhasilan atau keefektifan

penelitian adalah adanya peningkatan kemampuan motorik halus anak

dalam mengkolase dengan

menggunakan biji-bijian memperoleh nilai lebih dari 70%.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Siklus I

Data hasil penelitian yang diperoleh guru dan kolaborator melalui observasi dan hasil kerja

anak selama proses kegiatan.

Adapun deskripsi hasil data meliputi data tentang rencana, pelaksanaan

pengamatan dan refleksi pada

tindakan perbaikan siklus I.

Rencana pada siklus I, yaitu 1) Melaksanakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan media biji-bijian sesuai dengan tema yang diawali dengan kegiatan bernyanyi dan bercakap-cakap sesuai dengan tema pada hari itu, 2) Mengelola

(7)

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926 SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016

140

kelas secara menyeluruh, yaitu menciptakan suasana kelas yang PAIKEM, 3) Menyiapkan media dan sumber belajar yang menarik, 4) Memberikan reward atas hasil karya anak sehingga dapat memotivasi anak untuk melakukan kegiatan mengisi pola, dan 5) Guru membuat skenario perbaikan pembelajaran

dan memeriksa kemungkinan

keterlaksanaannya.

Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21-25 Juli 2014. Kegiatannya bernyanyi selamat pagi, berdoa dan tanya jawab tentang rumahku. Penataan ruangan dengan area kosong di tengah ruangan agar tidak mengganggu kegiatan awal dan

membagi anak menjadi tiga

kelompok dan mengatur posisi duduk anak pada kelompoknya masing-masing.

Langkah-langkah yang

dilakukan guru pada proses

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Guru melakukan kegiatan

pembukaan yang dapat

menyenangkan anak

b. Guru memberikan gambaran

tempat yang akan ditanyakan c. Guru bertanya pada anak tempat

dia tinggal

d. Guru menggunakan metode

tanya jawab pada anak tentang rumah

e. Guru membagi anak menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda.

f. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada anak yaitu

mengisi pola dengan

menggunakan biji-bijian.

g. Guru menunjukkan alat yang akan digunakan dalam kegiatan

mengisi pola dengan

menggunakan biji-bijian dan

memperlihatkan media yang

telah dibuat guru pada kelompok

anak yang menjadi target

perbaikan dan meyuruh anak mengerjakannya.

h. Anak-anak mengerjakan

kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian pada

lembar kerja yang telah

disediakan guru.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator, ditemukan hal- hal yang

terjadi selama pembelajaran

perbaikan yaitu: Kegiatan

pembelajaran berlangsung seperti yang diharapkan. Ada beberapa anak yang mampu mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian dengan sangat baik dan ada juga beberapa anak yang belum berkembang kemampuan motorik halusnya. Hal ini terlihat anak tidak dapat menempelkan biji-bijian ke dalam pola yang telah disediakan guru. Kegiatan pembelajaran telah sesuai dengan indikator dan tingkat perkembangan anak, namun ada

beberapa kegiatan yang harus

dikembangkan dengan berbagai

metode pembelajaran untuk

memotivasi anak dalam melakukan kegiatan.Media pembelajaran yang dibuat guru dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang besar pada anak, dan alat penilaian yang digunakan

(8)

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926

Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….

142

dapat mengukur perkembangan

motorik halus anak. Sedangkan,

refleksi proses pengembangan

pembelajaran telah sesuai dengan RKH yang disusun sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan.Kekuatan

dalam merancang dan melaksanakan

kegiatan pengembangan

pembelajaran telah sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan

motorik halus anak dimana

pelaksanaannya mengikuti skenario perbaikan pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan RKH kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian yang selama ini jarang dilakukan

guru karena merepotkan dan

membutuhkan perhatian. Sedangkan,

kegiatan mengisi pola dengan

menggunakan biji-bijian ini dapat melatih konsentrasi dan motorik halus anak.

Dalam siklus I ini masih banyak kekurangannya antara lain:

Beberapa anak tidak mau

mengerjakan kegiatan mengisi pola

dengan menggunakan biji-bijian

yang dibuat guru karna anak belum memahami cara melakukankegiatan dan masih belum paham apa yang harus dilakukan. Media yang dibuat guru kurang menarik karena hanya menggunakan satu jenis biji-bijian disamping itu guru tidak memberikan reward terhadap hasil karya anak sehingga hasil yang diharapkan belum sesuai dengan harapan.

Setelah peneliti merefleksi hasil kegiatan siklus I, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Dari 15 orang jumlah siswa yang

terlibat dalam penelitian hanya 5-7 berkembang sesuai harapan, 4-8 orang yang mulai berkembang, dan 2-4 orang yang belum berkembang

dari indikator pencapaian

perkembangan dan belum ada yang berkembang sangat baik maka perlu dilanjutkan ke siklus II.

Berdasarkan hasil refleksi,

peneliti memutuskan untuk

mengadakan perbaikan karena hasil kemampuan perkembangan motorik halus anak pada siklus pertama

belum memenuhi target yang

ditetapkan yaitu rata-rata 3 atau hanya sekitar 43%. Adapun rencana

perbaikan yang akan peneliti

lakukan untuk siklus II adalah: Memberikan penjelasan sebelum

memulai kegiatan pembelajaran

dengan bahasa yang mudah

dipahami anak dan mencontohkan

pada anak bagaimana cara

mengerjakan kegiatan mengisi pola

dengan menggunakan biji-bijian

supaya hasilnya baik dan

menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik dan menambah jenis biji-bijian yaitu biji kacang hijau serta memberikan reward terhadap hasil karya anak.

Siklus II Rencana

Rencana perbaikan telah

disusun berdasarkan akademis,

sarana, prasarana dan fasilitas. Pengelolaan kelas sama seperti

siklus I yaitu dengan model

kelompok.

a. Guru melaksanakan kegiatan mengisi pola dengan mengguna-

(9)

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926 SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016

143

kan biji-bijian dengan

memberikan dua macam biji-bijian seperti kacang hijau dan biji saga agar menarik perhatian anak.

b. Guru membuat skenario

perbaikan pembelajaran yang

telah ditetapkan sebagai hasil refleksi kegiatan siklus I.

Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 02-06 Agustus 2014. Kegiatannnya menyanyikan lagu selamat pagi, tanya jawab tentang rumahku. Penataan ruangan sama seperti siklus I.

Pelaksanaan

Langkah–langkah yang

dilakukan guru pada proses

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Guru tetap melakukan

penenangan terhadap anak

b. Guru memberikan gambaran

tempat yang akan ditanyakan c. Guru melakukan tanya jawab

pada anak tentang lingkungan rumahnya.

d. Guru membagi anak menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda.

e. Guru memberikan penjelasan tentang cara melakukan kegiatan

mengisi pola dengan

menggunakan biji-bijian.

f. Guru menunjukkan media

kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian yang telah dibuat guru pada kelompok

anak yang menjadi target

perbaikan serta mencontohkan cara mengerjakannya.

g. Anak-anak mengerjakan

kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian pada

lembar kerja yang telah

disediakan guru dan anak

diperintahkan bebas berkreasi pada hasil karyanya.

h. Guru memberikan pujian pada anak yang telah berhasil mengerjakan dengan baik.

Pengamatan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan teman kolaborator, ditemukan hal-hal yang terjadi selama perbaikan yaitu: Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tertib, dan hampir seluruh anak mampu mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan

biji-bijian dengan sangat baik,

terdapat 2 orang anak yang belum berkembang kemampuan motorik halusnya namun sudah ada kemajuan dari belum berkembang menjadi mulai berkembang. Hal ini terlihat

anak cukup mampu

mengkoordinasikan antara tangan dengan matanya. Terlihat beberapa anak meminta media lain untuk mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian lagi untuk membuat kreasi yang lain.

Anak sudah bersemangat dan

termotivasi dalam mengisi pola dengan media biji-bijian.

Refleksi

Dari hasi penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan

sebagai berkut: Kegiatan

(10)

Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….

p-ISSN : 2355-1720

(11)

Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926

144

beberapa kegiatan yang harus

dikembangkan dengan berbagai

metode pembelajaran untuk

merangsang anak belajar.Media

pembelajaran yang diberikan guru

dapat menimbulkan rasa

keingintahuan yang besar pada anak, dan alat penilaian yang digunakan

dapat mengukur kemampuan

perkembangan motorik halus

anak.Refleksi proses pengembangan pembelajaran telah sesuai dengan RKH yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.Kekuatan dalam

merancang dan melaksanakan

kegiatan pengembangan pembelajaran menunjukkan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan

motorik halus anak dimana

pelaksanaannya tetap mengikuti

langkah-langkah perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan RKH, dan media yang digunakan dalam kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian telah ditambah guru dari satu jenis biji-bijian menjadi dua jenis biji-bijian sehingga menarik perhatian anak. Dengan media yang bervariasi membuat anak asyik melakukan kegiatannya mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian.

Secara umum kegiatan

mengisi pola dengan menggunakan media biji-bijian berjalan sesuai harapan, namun ada 2 orang yang masih memerlukan bantuan guru untuk melakukan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan media biji-bijian. Hal ini disebabkan karena kemampuan motorik halus anak baru mulai berkembang belum seperti

anak yang lainnya. Berdasarkan pada hasil observasi teman sejawat dan penilaian dari osever serta hasil refleksi dari keseluruhan proses dan analisis dari hasil belajar dan

kegiatan anak maka rata-rata

perkemangan motorik halus anak mencapai 87%. Maka dapat diambil keputusan bahwa tidak perlu lagi dilakukan perbaikan lanjutan karena perbaikan pada siklus II telah memenuhi target atau telah berhasil

yaitu sudah melebihi indikator

kinerja yang ditentukan (70%).

Pembahasan Siklus I

Pada perbaikan siklus I ada

beberapa temuan yang menjadi

perhatian baik dari peneliti (guru), teman sejawat maupun supervisor sebagai penilai. Adapun temuan tersebut antara lain:

a. Kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan tertib dan

menyenangkan.Guru harus

memiliki banyak metode dalam kegiatan pembelajaran sehingga anak menjadi asyik dan gembira. Hal tersebut membuat proses belajar tidak membosankan bagi anak.

b. Beberapa anak yang mampu mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan media biji-bijian sesuai harapan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan fisik motorik halus anak telah

berkembang sebagai mana

mestinya.

c. Ada juga beberapa anak yang belum berkembang kemampuan

(12)

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926 SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016

145

motorik halusnya. Hal ini terlihat anak tidak dapat melatih otot-otot tangan dan jarinya.

Hasil penilaian kegiatan anak keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

Persentase Pencapaian kemampuan motorik halus anak pada siklus I

No Aspek yang dinilai Jumlah anak

BSB BSH MB BB

1

Keterampilan menggunakan jari jemari - 7 4 4

Persentase - 46% 27% 27%

2

Eksplorasi dengan berbagai media - 6 6 3

Persentase - 40% 40% 20%

3

Koordinasi tangan dengan mata - 8 5 2

Persentase - 53% 33% 14%

4

Ketelitian anak dalam bekerja

- 5 8 2

Persentase - 33% 53% 14%

5

Melatih otot-otot tangan dan jari - 6 5 4

Persentase - 40% 33% 27%

Keterangan Nilai :

BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang

BSH: Berkembang Sesuai Harapan BSB: Berkembang Sangat Baik

Grafik pencapaian kemampuan motorik halus anak pada siklus I

40% 60% 80%

73%

61% 70% 70%

Keterampilan menggunakan Jari jemari ekplorasi dengan berbagai media kordinasi tangan dengan mata Ketelitian anak dalam bekerja

(13)

Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926

146

Menurut data dari penilaian

grafik diatas terlihat bahwa

kemampuan dalam keterampilan

menggunakan jari jemari

keberhasilannya hanya mencapai

46%, bereksplorasi dengan berbagai

media keberhasilannya 40%,

koordinasi tangan dengan mata

keberhasilannya mencapai53%,

dalam Ketelitian anak dalam bekerja keberhasilannya hanya 33% serta dalam Melatih otot-otot tangan dan jari keberhasilannya hanya 40%. Jadi secara keseluruhan pelaksanaan perbaikan belum berhasil karena

keberhasilan anak didik hanya

mencapai 43%.

Siklus II

Secara umum perbaikan pada siklus II menunjukkan hasil yang memuaskan. Adapun hal-hal penting yang akan dibahas pada siklus ini

adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan tertib dan menyenangkan.

b. Hal ini dapat tercapai karena usaha guru memberikan motivasi

dan menyediakan media

pembelajaran yang menarik minat anak .

c. Hampir seluruh anak mampu mengerjakan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian dengan sangat baik.

d. Ada 2 orang anak yang belum berkembang kemampuan motorik

halusnya namun sudah ada

kemajuan dari belum berkembang menjadi mulai berkembang. e. Beberapa anak meminta kertas

untuk mengerjakan kegiatan

mengisi pola dengan

menggunakan biji-bijian lagi

membuat kreasi yang lain.

Persentase Pencapaian kemampuan motorik halus anak pada siklus II

No Aspek yang dinilai

Jumlah anak

BSB BSH MB BB

1

Keterampilan menggunakan jari jemari 7 6 2 -

Persentase 47% 40% 13% -

2

Bereksplorasi dengan berbagai media 5 9 1 -

Persentase 33% 60% 7% -

3

Koordinasi tangan dengan mata 9 4 2 - Persentase 60% 27% 13% -

4

Ketelitian anak dalam bekerja

7 5 3 -

Persentase 47% 33% 20% -

5

Melatih otot-otot tangan dan jari 6 7 2 - Persentase 40% 47% 13% -

Keterangan Nilai :

BB : Belum Berkembang MB : Mulai Berkembang

(14)

SEJ VOLUME 6 NO. 1 DES 2016

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926 147

BSH: Berkembang Sesuai Harapan BSB: Berkembang Sangat Baik

Capaian perkembangan fisik motorik halus anak pada Siklus II

Berdasarkan data dari

penilaian grafik diatas terlihat bahwa

kemampuan dalam keterampilan

menggunakan jari jemari dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan

dan Berkembang Sangat Baik

keberhasilannya telah mencapai 87%, bereksplorasi dengan berbagai media

keberhasilannya 93%, koordinasi

tangan dengan mata keberhasilannya mencapai87%, dalam Ketelitian anak dalam bekerja keberhasilannya 80%, serta dalam Melatih otot-otot tangan

dan jari keberhasilannya telah

mencapai 87%. Jadi secara

keseluruhan pelaksanaan perbaikan pada siklus II telah berhasil dengan perolehan keberhasilan anak didik mencapai 88%.

Pencapaian kemampuan

motorik halus anak setelah

diterapkan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian di

TK Negeri Pembina 1

Medanmengalami perkembangan

rata-rata pada siklus I adalah 43%, dan pada siklus II adalah 88% yang dapat dilihat dari gambar 9 dibawah ini: 70% 75% 80% 85% 90% 95% 87% 93% 87% 80%

keterampilan mrnggunakan jari jemari Berekplorasi dengan berbagai media Koordinasi tangan dengan mata Ketelitian dalam bekerja

(15)

Rahmi Bachtar : Upaya Meningkatkan Motorik ….

p-ISSN : 2355-1720 e-ISSN : 2407-4926

148

Pencapaian kemampuan motorik halus anak padaSiklus I dan Siklus II

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan tentang upaya

meningkatkan perkembangan

kemampuan fisik motorik halus anak usia dini melalui kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian di TK Negeri Pembina 1 Medan dapat disimpulkan bahwa :

a. Perkembangan fisik motorik

halus anak di TK Negeri Pembina 1 Medan sebelum diterapkan kegiatan mengisi pola dengan menggunakan biji-bijian masih belum optimal kematangannya. b. Penerapan kegiatan mengisi pola

dengan menggunakan biji-bijian di TK Negeri Pembina 1 Medan

untuk meningkatkan

perkembangan fisik motorik halus anak usia dini dapat berjalan sesuai perencanaan dan sangat efektif.

c. Adapun cara meningkatkan

perkembangan fisik motorik halus anak usia dini di TK Negeri

Pembina 1 Medan dengan

optimal seperti yang diharapkan yang dilakukan peneliti yaitu

dengan menerapkan kegiatan

mengisi pola dengan

menggunakan media biji-bijian.

DAFTAR RUJUKAN

Aisyah, Siti, dkk. 2012.

Perkembangan danKonsep DasarPengembanganAnak Usia Dini. Universitas Terbuka.

Gunarti, Winda, dkk. 2012. Metode

Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Universitas Terbuka.

May Lwin, dkk. 2006. Cara

Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta:

Erlangga.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2012.

Pengembangan Kecerdasan Majemuk. UniversitasTerbuka. Simanungkalit, E., & Sianipar, F. (2014).

Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Student Teams

Achievement Division (Stad) Untuk

Meningkatkan Kemampuan

Membaca Siswa Di Kelas Iv Sd Negeri 106836 Tanjung Morawa. School Education Journal,

2(1),24-41.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional. 0% 50% 100% 43% 88% Siklus I Siklus II

(16)
(17)

Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …

p-ISSN : 2355-1720

(18)

Bungaria Sipayung : Penerapan Metode Demons …

p-ISSN : 2355-1720

Gambar

Grafik pencapaian kemampuan motorik halus anak pada siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Faktor ± faktor yang mempengaruhi kemenangan Joko Widodo ± Jusuf Kalla pada pemilu presiden tahun 2014 di Kecamatan Pondok Melati inilah yang menjadi objek

Tim Seleksi Pengadaan Jasa Pos Bantuan Hukum Pengadilan Agama Tangerang Kelas IB Tahun Anggaran 2017 akan melaksanakan SELEKSI SEDERHANA untuk Paket Pekerjaan Pengadaan jasa

Dalam penelitian dilakukan analisis dua sistem inferensi fuzzy, yaitu metode tsukamoto dan sugeno untuk menentukan metode mana yang paling akurat yang akan digunakan untuk

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu proses isolasi α -selulosa dari serbuk tandan kosong kelapa sawit, dan proses sintesis selulosa dengan penambahan

Meningkatkan Kelincahan Dalam Kebugaran Jasmani Melalui Permainan Ambil Bendera Dan Model Team Games Tournament.. Jurnal Mimbar

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Natalia Siow (2013) mengenai Kualitas Layanan dan Kepercayaan Pelanggan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki

Hasil penelitian mengenai respon masyarakat/nasabah terhadap produk- produk Islami Bank Syariah Mandiri cabang Medan, dari jumlah instrumen pertanyaan sebanyak 5 item

Terlepas dari riba yang mempunyai unsur agama, sistem non-bunga ini tetap memberikan nilai tambah bagi produk-produk perbankan syariah yang dapat memancing respon positif