• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PERENCANAAN JEMBATAN KOMPOSIT TANJUNG MENGKUDUDESA KUALU, KABUPATEN KAMPAR,RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PERENCANAAN JEMBATAN KOMPOSIT TANJUNG MENGKUDUDESA KUALU, KABUPATEN KAMPAR,RIAU"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PERENCANAAN JEMBATAN KOMPOSIT TANJUNG

MENGKUDUDESA KUALU, KABUPATEN KAMPAR,RIAU

Afrinaliza,Bahrul Anif,Rahmat

Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Universitas Bung Hatta Padang E-mail : Afrinaliza88@yahoo.co.id , Bahrulanif@gmail.com , R4mt_99@yahoo.com

Abstrak

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan merupakan prasarana pendukung jalan yang berfungsi untuk memperlancar arus lalulintas dari suatu tempat ketempat lain yang terhahang oleh sungai,jurang,selat,dan lain-lain.Tujuan dari perencanaan Jembatan Tanjung Mengkudu secara umum adalah untuk memperlancar arus transportasi dari arah Kubang Raya menuju Danau Bingkuang maupun sebaliknya. Perencanaan jembatan menggunakan struktur kamposit dengan panjang bentang 30 meter dengan lebar jembatan 7 meter. Perencanaan jembatan ini mengacu pada RSNI-T 02-2005 tentang Pedoman Pembebanan Untuk Jembatan.Dari perhitungan digunakan dimensi profil gelagar baja IWF 500.300.11.15 mm. Dimensi profil balok diafragma H 150.100.6.9 mm.Penghubung geser menggunakan paku stud D25.Tulangan lantai kendaraan D13-175 mm, dengan tebal plat lantai 20cm, tulangan trotoar D13-200 mm,dengan lebar abutment 3,5 m dan panjang 7 m.Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang berdiameter 40 cm dengan kedalaman tanah keras mencapai 18 m.

Kata kunci : Jembatan,Komposit,Gelagar baja,Abutment

(2)

Review DISIGN BRIDGE COMPOSITE OF TANJUNG

MENGUDU-VILLAGE KUALU KABUPATEN KAMPAR,RIAU

Afrinaliza, Bahrul Anif, Rahmat

Civil Engineering Department, Civil Engineering and Planning Faculty, Bung Hatta University Padang

E- mail : : Afrinaliza88@yahoo.co.id , Bahrulanif@gmail.com , R4mt_99@yahoo.com

Abstract

The bridge has significant meaning for everyone.But the level of interest not there for everybody, so as to be an interesting study.Bridges are infrastructure supporting a road that serves in order to ease traffic flow from somewhere other all the way being hidered by a river,a ravine, the strait,and others.The purpose of planning the bridge tanjung mengkudu in general is to facilitate the tranportation from Kubang Raya to Danau Bingkuang and vice versa.Bridge is designed to from a structure with 30 m long and 7 m wide.Planning a bridge is refers to RSNI-T 02-2005 imposition of standar for bridge. Of calculation used demensions of the main girder profil is IWF 500.300.11.15 mm.Diaphragm beam profil dimensions H 150.100.6.9 mm,shear connector stud using nails D25, the vehicle slab reinforcement D13-175 mm, with a 20 cm thick floor slab,pavement reinforcement D13-200mm,with a width of 3,5 m abutment,and 7 m long.The foundation used was a pile foundatin with a diameter of 40 cm soil depth loud read 18 m.

(3)

1. PENDAHULUAN

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan merupakan prasarana pendukung jalan yang berfungsi untuk memperlancar arus lalulintas dari suatu tempat ketempat lain yang terhahang oleh sungai,jurang,selat,dan lain-lain.

Dapat dikatakan bahwa sejarah jembatan sejalan dengan waktu sejarah peradaban manusia. Akan tetapi keberhasilan dibidang teknik jembatan bukan berarti suatu hal yang mudah untuk menjadi seperti sekarang, tentunya melalui sebuah proses yang cukp panjang. Struktur jembatan berkembang dalam jenis-jenis desainnya seperti jembatan beton biasa (conventional), jembatan rangka baja, jembatan prestress, jembatan lengkung dan jembatan cable stay atau jembatan gantung.

Karena jembatan merupakan salah satu alat yang vital bagi kelancaran lalu lintas, maka jembatan harus di desain cukup kuat dan tahan, tidak mudah rusak sesuai dengan kelas jembatan tersebut. Namun demikian bukan berarti jembatan didesain lebih kuat dan kokoh secara berkelebihan. Akan tetapi harus juga dilihat dari segi ekonomis. Jadi konstruksi suatu jembatan harus diusahakan

yang paling ekonomis, baik mengenai kekuatannya, bahan- bahannya maupun pembuatannya.

Secara garis besar susunan jembatan dikelompokkan atas :

1. Struktur Atas (superstructure) 2. Struktur Bawah (substructure)

Dengan berbagai macam jenis jembatan. Dengan data yang telah didapat dari Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II. Jembatan buayan merupakan jembatan penghubung dari

arah Kubang Raya menuju Danau

Bingkuang maupun sebaliknya.

2. METODOLOGI

Sebelum melakukan proses perencanaan terlebih dahulu dilakukan survey lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan seperti data-data di bawah ini,

1. Data potongan melintang sungai

2. Data daya dukung tanah 3. Data muka banjir maksimum 4. Data curah hujan

Setelah semua data terkumpul perlu dilakukan evaluasi, apakah semua data yang telah didapatkan memenuhi kriteria untuk

(4)

merencanakan sebuah jembatan. Kalau belum mencukupi harus dilakukan survey ulang. setelah semua data lengakap kemudian dilakukan desain awal yang akan menentukan:

1. Tipe struktur 2. Bahan struktur 3. Model struktur

4. Dimensi model struktur 5. Hitungan awal

Dari desain awal ini dapat di evaluasi apakah suatu bangunan layak untuk di bangun atau tidak. Selain itu baru masuk kepada desain akhir yang akan menghasilkan :

1. Modifikasi akhir 2. Model struktur akhir 3. Hitungan akhir

Produk dari perencanaan yang kita lakukan akan menghasilkan:

• Gambar DED(Detail Engineering Design)

2.1 Teknik Pengumpulan Data

1. Penulis tidak mengadakan tinjauan langsung kelapangan untuk mengamati, melihat dan mencatat informasi dari pelaksanaan pekerjaan proyek kemudian dianalisa dan dipahami jadi data yang penulis dapatkan hanya data primer.

2. Interview (Tanya jawab)

Untuk mengetahui cara-cara pelaksanaan tersebut maka penulis melakukan tanya jawab/komunikasi

langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan pada pelaksanaan proyek tersebut

3. Analisa dari gambar kerja dan bestek 4. Referensi kepustakaan

2.2 Standar Perencanaan

“Standar Pembebanan Untuk Jembatan Jalan Raya RSNI T-02-2005”

Ruang lingkup : tata cara ini digunakan untuk beban-beban gaya-gaya untuk perhitungan tegangan-tegangan yang terjadi pada setiap bagian jembatan.

1. SNI 03-2833-1992. Pedoman

1989, tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan jalan raya. 2. RSNI T-12-2004.

Tentang

Perencanaan struktur beton untuk jembatan.

3. RSNI T – 03 – 2005. Tentang

tata cara perencanaan baja untuk jembatan.

(5)

Gambar 1: Diagram alir proses perencanaan jembatan komposit

Beban – beban yang harus diperhitungkan dalam perencanaan jembatan adalah:

1. Beban Primer 2. Beban Sekunder 3. Beban Khusus

Penyebaran beban “D” pada arah melintang jembatan

Beban “D” harus disusun pada arah melintang sedemikian rupa sehingga menimbulkan momen maksimum.Penyusunan komponen-komponen BTR dan BGT dari beban arah melintang harus sama.penempatan ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

e1). Bila lebar lajur kendaraan jembatan kurang atau sama dengan 5,5 m, maka beban “D” harus ditempatkan pada seluruh jalur dengan intensitas 100%.

e2). Apabila lebar jalur lebih besar dari 5,5m, beban “D” harus ditempatkan pada jumlah lajur lalu lintas rencana (n1) yang berdekatan, (table 2.2), dengan intensitas 100%. Hasilnya adalah beban garis ekivalen sebesar n1 x 2,75 q kN/m dan beban terpusat ekivalen sebesar n1 x 2,75 p Kn, kedua-duanya bekerja berupa strip pada jalur selebar n1 x 2,75 m.

e3). Lajur lalu lintas rencana yang membentuk strip ini bias ditempatkan dimana saja pada jalur jembatan. Beban “D” tambahan harus ditempatkan pada seluruh lebar sisa dari jalur dengan intensitas sebesar 50%.

Faktor beban “D”

factor beban “D” dengan jangka waktu transien (sementara) dapat dilihat dalam table berikut,

factor beban akibat beban lajur “D”

JANGKA WAKTU FAKTOR BEBAN Kondisi service (layan) KondisiUltimate (batas) Transien 1.0 1.8 Sumber : RSNI T 02 – 2005’ Pembebanan Truk “T”

Pembebanan truk “T” terdiri dari kendaraan truk semi- trailer yang mempunyai susunan dan berat as seperti terlihat dalam gambar 3 di bawah. Berat dari masing-masing as disebarkan menjadi 2 beban merata sama besar yang merupaknan bidang kontak antara roda dengan permukaan lantai. Jarak antara 2 as

(6)

tersebut bisa diubah-ubah antara 4,0 m sampai 9,0 m untuk mendapatkan pengaruh terbesar pada arah memanjang jembatan. Posisi dan penyebaran pembebanan truk “T” dalam arah melintang jembatan

Terlepas dari panjang jembatan atau susunan bentang, hanya ada satu kendaraan truk “T” yang bisa ditempatkan pada satu lajur lalu lintas rencana. Kendaraan truk “T” ini harus ditempatkan ditengah-tengah lajur lalu lintas rencana seperti terlihat dalam gambar 2.

Gambar 2: Pembebanan Truk “T”

Sumber : RSNI T – 02 – 2005

Faktor Beban Dinamis

a. Factor beban dinamis merupakan hasil interaksi antar kendaraan yang bergerak dengan jembatan. Besarnya FBD tergantung pada frekwensi dasar dari suspensi kendaraan., biasanya antara 2 sampai 5 Hz untuk kendaraan berat, dan frekwensi dari getaran lentur jembatan. Untuk peencanaan,FBD dinyatakan sebagai beban statis ekivalen. b. Besarnya BGT dari pembebanan lajur “D” dan beban roda dari pembebanan truk “T” harus cukup untuk memberikan terjadinya interaksi antara kendaraan

yang bergerak dengan jembatan. Besarnya nilai tambah dinyatakan dalam fraksi dari beban statis. FBD ini diterapkan pada keadaan batas daya layan dan batas ultimit.

c. Untuk pembebanan “D” FBD merupakan fungsi dari panjang bentang ekivalen seperti tercantum dalam gambar 2.17. untuk bentang menerus panjang bentang ekivalen LE diberikan dengan rumus:

Dimana,

Lav adalah panjang bentang rata-rata dari kelompok bentang yang disambunkan secara menerus.

Lmax adalah panjang bentang maksimum dalam kelompok bentang yang disambung secara menerus.

d. Untuk pembebanan truk “T” diambil 30% . JANGKA WAKTU FAKTOR BEBAN Kondisi service (layan) KondisiUltimate (batas) Transien 1.0 1.8

harga FBD yang dihitung digunakan pada seluruh bagian bangunan bawah dan fondasi yang berada dibawah garis permukaan, harga FBD harus diambil sebagai peraliahan liniar dari harga pada garis permukaan tanah sampai nol pada kedalaman 2 meter.

(7)

Untuk banguanan yang terkubur, seperti halnya gorong-gorong dan struktur baja tanah, harga FBD jangan diambil kurang dari 40% untuk kedalaman nol dan jangan kurang dari 10% untuk kedalaman 2 m. untuk kedalaman yang dipilih harus diterapkan untuk bangunan seutuhnya.

Gambar 3: Faktor Beban Dinamis (FBD) untuk BGT, pembebanan lajur

“D” Sumber : RSNI T 02 – 2005 Catatan : Unuk L ≤ 50 m FBD = 0,4 Untuk 50 m < L < 90 m FBD = 0,4 – 0,0025 . Untuk L > 90 m FBD = 0,3 Gaya Rem

Bekerjanya gaya-gaya diarah memanjang jembatan, akibat gaya rem dan traksi, harus ditinjau untuk kedua jurusan lalu lintas. Pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan gaya rem sebesar 5% dari jurusan lalu lintas. Pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan gaya rem sebesar 5% dari beban jalur “D” yang dianggap ada pada semua jalur lalu lintas ,(table 2.2 gambar 2.11), tanpa dikalikan dengan factor beban dinamis dan dalam

satu jurusan. Gaya remtersebut dianggap bekerja horizontal dalam arah sumbu jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8 m diatas permukaan lantai kendaraan. Beban lajur “D” disini jangan direduksi bila panjang bentang melebihi 30 m, digunakan rumus “D” q = 9 kPa.

Beban pada trotoar,kerb dan sandaran

Kerb harus direnncanakan untuk menahan beban rencana ultimit sebesar 15 KN/m yang bekerja sepanjang bagian atas kerb.

Sandaran untuk pejalan kaki harus direncanakan untuk dua pembebanan rencana daya layan yaitu w* = 0,75 KN/m. Beban ini bekerja secara bersamaan dalam arah menyilang dan vertical pada masing-masing sandaran.

Tiang sandaran direncanakan untuk beban daya layan rencana:

w*L

L adalah bentang palang diantara tiang dalam m,hanya dari bagan atas sandaran.

Apabila trotoar memungkinkan digunakan untuk kendraan ringan dan ternak

,maka trotoar harus direncanakan untuk bias memikul beban hidup terpusat sebesar 20 KN. Semua elemen dari trotoar atau jembatan penyeberangan yang langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan untuk beban nominal 5 kPa.(sumber : RSNI T-02-2005)

(8)

3. HASIL

Perhitungan Struktur Atas a) Pelat Lantai Kendaraan

• Berat Sendiri (MS)

NO Jenis b h Wc Qms

1 Lapisan beton

1 0.20 25 5.00

b = Lebar yang tinjau untuk slab lantai jembata(m)

h = Tebal slab lantai jembtan (m) wc = Berat jenis beton bertulang (kN/m)

QMS = Berat sendiri (kN/m3)

• Berat Mati Tambahan (MA)

• Beban Truck T PTT = (1+0,3)x 11,25

= 14,625 ton • Beban Angin (EW)

TEW = 0,0012 . CW . (VW) 2

CW = Koefisien seret =1, 2

VW = Kecepatan angin= 30m/s

TEW = 0,0012 . CW . (VW) 2

= 1, 296 Kn/m Momen Pada Slab Lantai Kendaraan

Formasi pembebanan slab untuk mendapatkan momen maksimum pada bentang menerus dilakukan seperti gambar . momen maksimum pada slab dihitung berdasarkan metoda one way slab dengan beban sebagai berikut:

Gambar 4.4 : Nilai koefien momen pada pelat satu arah

K= Koefisien momen

Jarak antar gelagar s = 1.5 m Untuk beban merata M = k* Q * s2 Untuk beban terpusat M = k * P * s Untuk beban temperatur

ΔT =k * α * ΔT * EC * s3

Momen akibat berat sendiri (MS)

Momen tumpuan, M MS = 1/10 * QMS * s2

= 1.71 kNm Momen lapangan, M MS = 1/16 * QMS * s2

= 1.07 kNm Momen akibat beban tambahan (MA) Momen tumpuan, M MS = 1/10 * QMA * s2

= 0.73 kNm Momen lapangan, M MS = 1/16 * QMA * s2

(9)

Momen akibat beban truk (TT)

Momen tumpuan, M TT = 1/10 * PTT * s

= 27.07 kNm Momen lapangan, M MS = 1/16 * PTT * s

= 16.91 kNm Momen akibat beban angin (EW) Momen tumpuan, M TT = 1/10 * PEW* s

= 0.081 kNm Momen lapangan, M MS = 1/16 * PEW * s

= 0.051 kNm

Momen akibat beban Temperatur (ET) Momen tumpuan, M TT = 1/10 α * ΔT

* EC * s3 = 1.66 kNm

Momen lapangan, M MS = 1/16 * α* ΔT * EC

* s3 = 1.04 kNm

Pembesian Slab

• Tulangan Lentur Negatif

Momen rencana tumpuan = 54.502 kNm Mutu beton K – 250

Kuat tekan beton fc’ = 20 Mpa Mutu baja : BJ – 32

Tegangan leleh baja, fy = 320 Mpa Tebal sbal beton, h = 200mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d’ =35 mm

Modulus elastisitas baja, E = 200.000 Faktor bentuk distribusi tegangan,

β1 = 0.85 ρb = β1 x 0.85 x fc ′ fyx600 (600+𝑓𝑓𝑓𝑓 ) =0.029 Rmax = 0.75 * ρb * fy * �1 − 1 2∗0.75∗𝜌𝜌𝜌𝜌 ∗𝑓𝑓𝑓𝑓 0.85∗𝑓𝑓𝑓𝑓′ � = 5.535

Faktor reduksi kekuatan lentur, φ = 0.80 Tebal efektif slab beton , d = h - d'

=200 - 35 = 165 mm Ditinjau slab beton selebar 1 m,b=1000 mm Momen nominal rencana, Mn = Mu / φ = 68.13 kNm Faktor tahanan momen,

Rn = 𝑀𝑀𝑛𝑛∗10

6

(𝜌𝜌∗ 𝑑𝑑2) = 2.503 kNm

Rn < Rmax

= 2.503< 5.535 ….OK!!! Batas maksimum rasio penulanga

ρ mak s = 0.75ρb

= 0.75 x 0.029 = 0.0218 Rasio tulangan yang diperlukan :

ρ = 0.85 *𝑓𝑓𝑓𝑓′𝑓𝑓𝑓𝑓 ∗ �1 − �1 − 2∗𝑅𝑅𝑛𝑛

0.85∗𝑓𝑓𝑓𝑓′

(10)

Rasio tulangan minimum, ρmin = (1.4/fy) = 0.004

Jadi ρ min < ρ perlu < ρ maks

0.004< 0.0085<0.0218 Luas tulangan yang diperlukan,

ρ= 0.0085

Luas tulangan yang diperlukan,

As =ρ*b*d =0.0085*1000*165 = 1402.5 mm² Diameter tulangan yang digunakan,

D=13mm

Jarak tulangan yang diperlukan, = 94.59 mm Digunakan tulangan, D = 13 – 90 mm = 1474.06 mm²

Tulangan bagi/ susut diambil 50% dari tulangan pokok

As’ = 50% * As = 701.25 mm² Diameter tulangan yang digunakan,

D = 13 mm

Jarak tulangan yang diperlukan,

= 18 9.18 mm Digunakan tulangan, D = 13 – 175 mm = 758.09 mm² Tulangan Lentur Positif

Momen rencana lapangan = 34.06kNm Mutu beton K – 250

Kuat tekan beton fc’ = 20 Mpa

Mutu baja : BJ – 32

Tegangan leleh baja, fy = 320 Mpa Tebal sbal beton, h = 200mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d’ = 35 mm Modulus elastisitas baja, E = 200.000 Faktor bentuk distribusi tegangan, β1= 0.85

ρb = β1 x 0.85 x fc ′ fyx600 (600+𝑓𝑓𝑓𝑓 ) = 0.029 Rmax = 0.75 * ρb * fy * �1 − 1 2∗0.75∗𝜌𝜌𝜌𝜌 ∗𝑓𝑓𝑓𝑓 0.85∗𝑓𝑓𝑓𝑓′ � = 5.535

As

b

d

s

*

*

*

4

1

2

=

π

5 . 1402 1000 * 13 * 14 . 3 * 4 1 2      = 90 1000 * 13 * 14 . 3 * 4 1 2       = s b d As * * * 4 1 2       = π 25 . 701 1000 * 13 * 14 . 3 * 4 1 2       =

As

b

d

s

*

*

*

4

1

2

=

π

s b d As * * * 4 1 2       = π 175 1000 * 13 * 14 . 3 * 4 1 2       =

(11)

Faktor reduksi kekuatan lentur, φ = 0.80

Tebal efektif slab beton, d = h - d' =200 -35 = 165 mm

Ditinjau slab beton selebar 1 m, b= 1000 mm Momen nominal rencana,

Mn = Mu / φ = 42.58 kNm Faktor tahanan momen,

Rn = 𝑀𝑀𝑛𝑛∗10

6

(𝜌𝜌∗ 𝑑𝑑2) = 1.56 kNm

Rn < Rmax

= 1.56 < 5.535 OK!!! Rasio tulangan yang diperlukan :

ρ = 0.85 *𝑓𝑓𝑓𝑓′𝑓𝑓𝑓𝑓 ∗ �1 − �1 − 2∗𝑅𝑅𝑛𝑛

0.85∗𝑓𝑓𝑓𝑓′

= 0.0051

Rasio tulangan minimum, ρmin = (1.4/fy) = 0.004

Luas tulangan yang diperlukan, ρ = 0.0051 Luas tulangan yang diperlukan,

As =ρ*b*d = 0.0051*1000*165 =845.12 mm² Diameter tulangan yang digunakan,

D = 13 mm

Jarak tulangan yang diperlukan,

= 156.98mm

Digunakan tulangan, D =13 – 90 mm

= 1474.06 mm2 Tulangan bagi/ susut diambil 50% dari tulangan pokok

As’ = 50% * As = 422.56mm² Diameter tulangan yang digunakan,

D = 13 mm

Jarak tulangan yang diperlukan,

= 313.95 mm

Digunakan tulangan,

D = 13 – 175 mm

= 758.09 mm²

(12)

Perhitungan Gelagar Utama

Gambar 5 : potongan melintang jembatan Tabel : Data jembatan

Uraian Notasi Dimensi Satuan Panjang total jembatan L 30.0 m Jarak antara girder baja S 1.50 m Tebal pelat lantai ha 0.20 m Lebar genangan air th 0.05 m Lebar lajur lalu lintas bl 6.00 m Lebar trotoar b2 0.50 m Lebar total jembatan b 7.00 m

Tabel : spesific gravity

Uraian Berat (Kn/m3) Beton bertulang 25.00 Berat baja 77,00 Beton 24.00 Aspal 22.00 Air hujan 9.80

Digunakan profil baja : WF 500x 300 Berat prfil baja W profil = 1.14 kN/m

Tinggi h = 482 mm Lebar b = 300 mm Tebal badan tw= 11mm

Tebal sayap tf = 15 mm Luas penampang A= 14550 mm2 Tahanan momen wx =2500000 mm3 Momen inersia Ix =6,04E+09 mm4

Panjang bentang girder L = 30000 mm Tebal slab beton h = 200 mm Jarak antara girder s = 1500 mm Kondisi Girder Sebelum Komposit

1. beban sebelum komposit

Tabel: beban sebelum komposit

NO Jenis bahan Beban (kN/m) 1 Berat sendiri profil baja 1.14 2 Berat diafragma 0.20* W profil 0.228 3 Slab beton 7.500 Qd =8.868 kN/m Total beban pada girder sebelum komposit

Qt = Qd = 8.868 kN/m 2. tegangan baja sebelum komposit

panjang bentang girder keseluruhan L = 30.00

jarak antar gelagar s = 1.5 m momen maksimum akibat beban mati

Mmax = 1/8 *Qt *L2

= 1/8 * 8.868 * 302

= 997.65 kN/m

Gambar 4.12 : diagram girder baja Tegangan lentur yang terjadi

b h tf tw ftw ftw

(13)

F= 𝑀𝑀 𝑥𝑥 106

𝑊𝑊𝑥𝑥

= 997.65 x106

2500000

= 399.06 Mpa

3. lendutan baja sebelum komposit Qt = 8.868 kN/m E = 200000000 kPa L = 30 m Ix=60.4 m4 𝛿𝛿 =384 × 𝑄𝑄𝑄𝑄 × 𝐿𝐿5 4/(𝐸𝐸 × 𝐼𝐼𝑥𝑥) = 5 384× 8.868 × 30(200000000 × 60.4 ) = 0.000077 m 𝛿𝛿< L/240 0.000077m < 0,125 m ...OK lebar efektif slab beton

lebar efektif slab beton ditentukan dari nilai terkecil berikut ini :

L/4 = 30m / 4 = 7500 mm S = 1500 mm

12 * h = 2400 mm

Diambil lebar efektif slab beton Be= 1500 mm

Balok Komposit

Rasio perbandingan modulus elastic n= Es /Ec =9.52

bE/n = 1.5/9.52=0.16m =16 cm

luas penampang beton transformasi

Ac= (16) .(30) = 480 luas penampang komposit

Acom = A + Ac = 145.5 + 480 = 625.5 jarak garis netral komposit

Acom * yc = A* d / 2 + Act*(d + h /2) yc = (A* d / 2 + Ac*(d + h /2)) / Acom

= (145.5 * 482/2 +480*(482 +200/2)/ 625.5 = 502.68

Acom > 200... ris netral berada di daerah baja

Jarak garis netral komposit terhadap serat bawah baja Ys = (d + h )- yc

= (482 + 200) - 502.68 = 179.32 mm

Jarak sisi atas slab beton terhadap garis netral yc = 502.68 mm

Jarak garis netral beton terhadap haris netral komposit

dc =yc- (0,5 * h) =502.68 –(0.5 * 200) =402.68 mm

Jarak garis netral baja terhadap garis netral komposit

ds = (0,5 * h)- ys =(0.5*482)- 179.32

=61.68 mm

Momen inersia penampang komposit 1/2 * Be * h3/n = ½*1500*2003/9.52 =777310924.4 mm4

Ac* (b/n)2*(dc) = 480* (300/9.52)2 * 402.68 =191941953.3 mm4

(14)

Ix = 6040000000 mm4 A*(ds)^2 = 14550 (61.68 ) 2

=55354345.92 mm4 Icom = 7064607224 mm4 Tegangan izin lentur beton

Fc = 0.4* fc' = 8 Mpa Tegangan izin lentur baja

Fs = 0,8 * Fs = 170.7Mpa

Beban Pada Girder Komposit 1. Berat sendiri (MS)

Tabel: Berat sendiri

No Jenis kontruksi Beban (kN/m) 1 Girder baja 1.14

2 Diafragma 0.228

3 Slab lantai 7.500

Qms = 8,868 kN/m

Panjang bentang L = 30 m Momen dan gaya geser maksimum akibat,

Mms = 1/8 * Qms *L2

=1/8 * 8,868 *302 = 997,65 kN/m Vms = ½ * Qms *L

= ½ *6.368 * 30 =133,02 kN 2. Beban mati tambahan (MA)

Tabel : Beban Mati Tambahan

Qma = 2.385kN/m

Panjang bentang L = 30 m

Momen dan gaya geser maksimum akibat beban mati tambahan,

Mma = 1/8* Qma *L2

=1/8 *2.385*302 = 268.313 kNm

Vma = ½ * Qma *L

=1/2 *2.385*30 =35.775 kN

Tegangan Pada Girder Icom = 7064607224mm4

n = 9.52

Tegangan pada sisi atas beton,

fc = M * 106 * Yc/ (n*Icom) Tegangan pada sisi bawah baja,

fs = M * 106 * Yc/ Icom Tegangan Pada girder komposit Tegangan –tegangan yang terjadi pada

sisi

Atas beton

Bawah baja No Jenis Beban Momen(kNm) Fc

(Mpa) Fs(Mpa) 1 Berat Sendiri(MS) 716.4 4.55 50.97 2 Berat Tambahan(MA 268.313 2.00 19.091

No Jenis Konstruksi Beban (kN/m)

1. Aspal 1.65

(15)

3 Beban Lajur “D”(TD) 255.7 1,019 18.19 4 Gaya Rem (TB) 105.38 0.79 7.49 5 Beban Angin (EW) 113.175 0.85 8.05 6 Beban Gempa(EQ) 116.18 0.87 8.27

Tabel : Resume Tegangan

Teganagan tegangan yang terjadi Atas beton Bawah baja No Kombinasi Fc (Mpa) Fs (Mpa) 1 Kombinasi -1 7.569 88.2559 2 Kombinasi - 2 8.419 96.3059 3 Kombinasi - 3 10.079 112.061 4 Kombinasi - 4 9.289 104.571

Lendutan Pada Girder Komposit Lendutan max. Pada girder akibat:

1. Beban merata Q: δmax =5/384*Q*L4 /(Es*Icom) 2. Beban terpusat P: δmax =1/48*P*L3 /(Es*Icom) 3. Beban momen M:

δmax = 1/(72 √3)*M*L²/(Es* Icom) Panjang bentang girder L = 30,0 m Modulus elastis Es = 2.0E+08 kPa Momen inrsia Icom = 0.00706 N o Jenis beban Q (kN) P (kN) M (kN/m) δmax 1 Berat Sendiri (MS) 6,368 0,0475 3 2 Berat Tambahan (MA) 2,385 0,0178 3 Beban Lajur "D" (TD) 0,5 40,778 0,0096 8 4 Gaya Rem (TB) 210.75 0,0000 1 5 Beban Angin (EW) 1,023 0,0076 4 6 Beban Gempa (EQ) 0,875 3,3E-07

Batasan lendutan elastis L/240 = 0.125

Tabel : resume V maksimal pada girder

No Jenis beban % tegangan izin Vmax (kN) Gaya geser (kN) 1 Kombinasi -1 100% 152,022 152,0223 2 Kombinasi - 2 125% 167,112 133,6898 3 Kombinasi - 3 130% 174,137 124,3838 4 Kombinasi - 4 150% 189,628 126,4188

Perencanaan Shear Connector

Shear connector menggunakan stud Ø 25 mm dengan tinggi stud (H) = 100 mm

Gambar : pemasangan paku stud pada gelagar

Perencanaan sambungan pada titik C Perhitungan kekuatan baut:

Sambungan menggunakan baut mutu tinggi A-325. Kekuatan baut tiap buah dihitung terhadap geser dengan persamaan :

Ng = kuat geser baut

10 cm 10 cm

6 cm

(16)

τe = tegangan leleh baja 1800 – 12000 kg/cm2 D baut = 25,4 mm D eff = 0,85 x 25,4 = 21,59 mm Ab = 1/4 π d2 = ¼ x 3.14 x 21,592 = 366 mm2 = 3,66 cm2 Ng = 1 x ¼ x π x d2 x τe = 1 x ¼ x 3.12 x 21,592 x 12000 = 45386 kg

a. Sambungan pada sayap

Gaya yang bekerja pada masing-masing sayap adalah:

P = momen / tinggi penampang

P =12000800/ 4.82 = 2489792,53 Kg

Jumlah baut yang dibutuhkan:

n = P / Ng = 2489792,53 / 45386

= 54,86 = 48 buah

Direncanakan sambungan dengan 4 buah, sehingga di dapat 12 baut setiap barisnya (n = 48 buah )

Gambar : tata letak baut pada sayap

Syarat : Jarak tepi = S = 1.8d = 1,8 x 2,159

= 3,886 = 4, 00 cm

Jarak antar baut U = 3d = 3 x 2,159

= 6,477 = 7 cm Syarat: 2.5d ≤ U ≤ 7d 6,35 ≤7≤ 17,78………..OK 1.5d ≤ S ≤ 3d 3,81 ≤ 4 ≤ 7,62……….OK 300 mm 482 mm U U U U S U S U U S

(17)

Perhitungan Perletakan

Ukuran elastomer T =1,25 cm, A= 50 cm, B= 100 cm

Perhitungan Struktur Bawah a. Abutmen

Penulangan pada abutmen :

Pondasi Tiang Pancang Data pondasi :

Jenis pondasi = pondasi sumuran Kedalaman pondasi (Df) = 18 m Diameter tiang = 40 cm

(18)

4. PENUTUP Kesimpulan

Setelah dilakukan perhitungan pada perencanaan struktur jembatan dengan sistem komposit ini, ada beberapa kesimpulan yang diambil.

1. Bentang jembatan direncanakan tetap seperti halnya desain perencanaan sepanjang 30 m.

2. Dengan lebar 7 m menggunakan 5 buah balok utama dengan jarak as ke as balok utama sebesar 1,5 m. Dengan panjang bentang jebatan 30 m menggunakan balok daigfragma 5 buah dengan jarak 4 m.

3. Pada gelagar memanjang digunakan profil baja WF 500 x 300 .Pada gelagar memanjang terbagi menjadi 2 bentang dimana digunakan baut sebagai alat penyambung. Digunakan baut mutu tinggi A-325 dengan diameter baut 25.4 mm. sambungan pada sayap diperoleh 48 buah baut dan sambungan pada badan diperoleh 6 buah baut.

4. Shear connector pada jembatan digunakan paku stud dengan diameter 2.5 cm dan tinggi paku 10 cm.

5. Pada struktur bawah digunakan pondasi tiang pancang yang kuat dan mampu menahan beban-beban yang bekerja dengan diameter tiang 40 cm pada kedalaman 18 m dan penurunan yang terjadi masih dalam batas yang diizinkan

DAFTAR PUSTAKA

1. Dirjen Bina Marga, Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan (Bridge- Management System), Departemen Pekerjaan Umum, 1992.

2. BSN (2008). Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan. SNI 2833 : 2008.

3. BSN (2006). Standar Pembebanan untuk Jembatan. RSNI T-02- 2005. 4. BSN (2006). Perencanaan struktur baja

untuk Jembatan. RSNI T-03-2005. 5. BSN (2004). Perencanaan struktur

beton untuk Jembatan. RSNI T-12- 2004.

6. Sunggono K. H, Buku Teknik Sipil, Nova, Bandung 1979.

Gambar

Gambar 1: Diagram alir proses perencanaan  jembatan komposit
Gambar 2:  Pembebanan Truk “T”
Gambar 3: Faktor Beban Dinamis  (FBD) untuk BGT, pembebanan lajur
Gambar 4.4 : Nilai koefien momen pada pelat  satu arah
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PROFITABILITAS, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN.. MANUFAKTUR

peni&amp;a Sian yang aUan ditaropkeii ©otm#ai gnnt l Biatea pcngw apshaTi/pongrajicn yer® laca &amp;doi*k deaden ne«5C«wican s$». todo eirelufcsii

Melalui pengembangan karier dan manajamenen inovasi karyawan, BNI SYARIAH SEMARANG dapat mengharapkan pada karyawannya untuk dapat bekerja lebih baik dan

Dengan adanya hal itu, hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan pada tingkat 5% secara bersama-sama dari variabel- variabel karakteristik

Secara umum angular cheilitis mempunyai simptom utama bibir kering, rasa tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur (celah) yang diikuti dengan

Sebaiknya pemerintah memberikan iklim yang lebih baik untuk mendorong bergairahnya kegiatan agribisnis kopi robusta yang diusahakan oleh rakyat, sehingga pada akhirnya

HEALTH-CARE PROVIDER OWNS MEDICAL RECORD WHILE HEALTH- CARE PROVIDER OWNS THE MEDICAL RECORD, PATIENT POSSESSES RIGHT OF ACCESS HEALTH INFORMATION HELD IN TRUST BY

Pada awal pertumbuhan koloni jamur ini berwarna putih, setelah 14 hari mulai tumbuh banyak dan berubah menjadi warna hijau gelap saat konidia matang yang menandakan