• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mohon Hujan, Pemda Akan Menggelar Shalat Istisqo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mohon Hujan, Pemda Akan Menggelar Shalat Istisqo"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Mohon Hujan, Pemda Akan

Menggelar Shalat Istisqo’

Sebagai wujud kepasrahan sebagai hamba Allah SWT yang hanya bisa memohon pertolongan-Nya, bangsa Indonesia khususnya warga Kabupaten Purworejo yang saat ini terkena dampak kekeringan yang bekepanjangan, akan menggelar Sholat Istisqo’. Kegiatan yang diprakarsai oleh Pemda Kabupaten Purworejo ini, bertujuan untuk memohon akan ketersediaan air bersih. Seperti diketahui bersama, menurut BMKG diperkirakan musim hujan baru akan turun pada awal dan pertengahan bulan November 2015.

Dalam rapat persiapan yang dilakukan di Ruang Kabag Kesra Setda Purworejo, disepakati bahwa Sholat Istisqo’ menurut rencana akan dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 20 Oktober 2015, pukul 07.00 WIB, bertempat di Alun-Alun Purworejo sebelah utara. Hadir dalam rapat, Ketua MUI Kabupaten Purworejo KH Abdullah Syarqowi, perwakilan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Purworejo dan dinas instansi terkait, Jum’at (16/10).

KH Abdullah Syarqowi mengatakan, Sholat Istisqo’ artinya mencari siraman, dengan harapan setelah sholat nanti akan turun hujan. Hal ini dilakukan menurutnya atas dasar kekeringan air yang terjadi dibeberapa wilayah di Kabupaten Purworejo. “Pemda telah berupaya menditribusikan air bersih ke masyarakat. Tetapi biaya yang dihabiskan tentunya tidak sedikit,” katanya.

Yang dijadikan dasar bukan dalil Nabi Musa dengan cara memukul batu, tetapi sesuai syari’at Nabi Muhammad SAW yaitu dengan melakukan shalat Istisqo’. Menurutnya, dalil Nabi Musa tidak boleh dijadikan sebagai dalil shalat Istisqo’, karena ini suatu mukjizat dari Allah SWT. “Umpama saya sebagai ketua MUI, mengeluarkan fatwa dan memerintahkan memukul batu, sampai kiamat tidak akan mengalir. Ini bukan syari’at, jadi kita

(2)

berpaling atau menengok saja,” ujarnya.

Kepala Bagian Kesra Setda Purworejo Bambang Aryawan MM menjelaskan, rapat ini bersifat segera untuk menindaklanjuti surat dari Kepala Kantor Kementrian Agama Wilayah Provinsi Jawa Tengah tanggal 30 September 2015, perihal seruan pelaksanaan Sholat Istisqo’. Ia beraharap, saat pelaksanaan Sholat Istisqo’ seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Purworejo dapat mengikutinya. “Mudah-mudahan ada lebih dari seribu orang yang akan hadir. Dengan semakin banyak yang ikut, diharapan setiap doa yang dipanjatkan dapat lebih diterima Allah SWT,” katanya.

Dua Remaja Asal Butuh Tewas

Digulung Ombak Laut Selatan

KEBUMEN, FP – Bagas Suryo Pamungkas (15) warga RT 02 RW 04 Desa Butuh, Kecamatan Butuh, Purworejo dan Rafi (13) warga RT 01 RW 04 Desa Butuh Kecamatan Butuh,Purworejo menjadi korban keganasan ombak Pantai Selatan Pulau Jawa, tepatnya di Pantai Laguna Desa Lembupurwo, Mirit, Kebumen Kamis (25/5) siang sekitar pukul 15.00 WIB.

Menurut saksi mata, Marzuki dan Marsono, kedua dua korban yang masih berstatus pelajar, datang ke lokasi bersama dua temanya, yakni Himas Diningrat (12) dan Rosyid Aldani (14) sekitar pukul 13.30 WIB.

Sejurus kemudian, mereka pun mandi di tepi pantai. Tanpa disadari, datanglah ombak besar yang kemudian menyeret rombongan remaja itu. Kedua korban pun lenyap ditelan samudra. Sementara Himas Diningrat dan Rosyid Aldani berhasil diselamatkan oleh Marzuki dan Marsono.

Selanjutnya Himas Diningrat dan Rosyid Aldani dibantu Marzuki dan Marsono berusaha mencari dan meminta tolong kepada warga sekitar, namun kedua pemuda malang itu belum ditemukan.

(3)

Kapolsek Mirit AKP Sapto Wahono membenarkan peristiwa tragis itu dan hingga kini korban masih dalam pencarian. “Kedua korban masih dalam pencarian,” kata AKP Sapto Wahono.

Dengan adanya kejadian tersebut Kapolsek menghimbau agar pengunjung pantai tidak mandi di laut karena sudah banyak korban.

“Demi keselamatan, kami memohon kepada para pengunjung pantai untuk tidak mandi di laut,” AKP Sapto Wahono.

Jabatan Kasat Lantas Polres

Purworejo Diserahterimakan

PURWOREJO,FP – Jabatan Kasat Lantas Polres Purworejo diserah

terimakan dari AKP Muhamad Suhada kepada AKP Eko Rubiyanto dalam upacara di halaman Mapolres Purworejo, Selasa (12/4/2016). AKP Eko Rubiyanto sebelumnya menjabat Kapolsek Muntilan, Polres Magelang. Sementara AKP Muhamad Suhada saat ini sedang mengkuti pendidikan jarak jauh S1 STIK di PTIK, Jakarta.

Dalam arahanya Kapolres Purworejo, AKBP Arsida Septiana mengatakan, semakin tinggi jabatan seseorang akan semakin besar tanggungjawab yang diemembannya dan jabatan adalah amanah dari Tuhan yang akan kita pertanggungjawabkan. “ Kapada AKP Eko Rubiyanto saya ucapkan selamat atas jabatan baru saudara sebagai Kasat Lantas Polres Purworejo dan segera menyesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayah Purworejo,” kata Kapolres.

Dikatakan Kapolres, sebagai pejabat baru agar jalin terus kerjasama dengan instansi terkait dan jalin kemitraan yang harmonis dengan masyarakat sehingga akan menunjang kondisi kamseltibcar lantas yang selama ini sudah cukup baik. “Berikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dan hindarkan sikap

(4)

arogan yang dapat menimbulkan anti pati masyarakat,” ucap Kapolres.

Dijelaskan, pergantian pejabat/alih tugas di lngkungan Polri merupakan satu bagian dari siklus pembinaan SDM yang didasari oleh kepentingan organisasi dengan mempertimbangkan karier bagi personil yang bersangkutan. Sehingga mutasi merupakan proses pemantapan kepimpinan seperti yang terjadi pada serah terima jabatan. (WARDOYO)

Kepergok Selingkuh, Suami

Hajar Istri

PURWOREJO,FP – Muslikun (33) warga RT 2 RW 2 Desa Kaliharjo, Kecamatan kaligesing, Purworejo mungkin termasuk pria yang mau menang sendiri dan pingin enaknya saja. Sudah ketahuan selingkuh sama istrinya, Sriwahyuningsih (32) bukanya mengaku salah malah istrinya dihajar hingga babak belur. Tidak itu saja, bahkan dalam menganiaya istrinya Muslikun dibantu oleh Ayu (24)warga Desa Kaliboto Kecamatan Bener, Purworejo, wanita selingkuhannya. Tak terima diperlakukan seperti itu Sri melaporkan ke Polsek Kota.

Takut berurusan dengan polisi, Muslikun dan Ayu berusaha kabur ke Yogyakarta. Namun karena bingun urusanya berkepanjangan akhirnya pasangan selingkuh tersebut kembali ke Purworejo dan menyerahan diri.

Ditemui di Polsek Kota, Sabtu (21/05/2016) Sri menceritakan kejadian itu bermula Jumat

(5)

Terlapor

(20/05/2016) sekitar pukul 19.00 WIB saat dirinya pulang dari kerja di sebuah perusaahan. Saat itu dirinya melihat suaminya sedang bermain HP dan dirinya langsung mandi tanpa ada basa basi. Menurut Sri hal itu karena sudah beberapa hari dirinya tidak saling tegur sapa dengan suaminya. “Waktu saya lihat suami lagi mau pergi entah kemana, namun sebelum suami pergi saya pergi duluan,” ujar Sri.

Saat keluar dari rumah, suami istri itu saling membututi, Sri mengendarai sepeda motor sementara suaminya mengendarai mobil Avanza. Menurut Sri waktu itu dia pergi makan ketempat temannya yang jualan soto. Sekitar pukul 12.00 WIB malam Sri pulang tapi suami tidak ada dirumah. “Tapi karena suami belum ada dirumah kemudian saya kembali lagi ke Purworejo untuk mencarinya,” kata Sri.

Sri memiliki firasat jika suaminya berada di kos-kosan di Kelurahan Tegalsari, Purworejo, tempat selingkuhan sumainya berada. Ternyata dugaanya benar, saat sampai disana dia melihat mobil suaminya terparkir didepan kos-kosan.

Sri kemudian berusaha masuk lewat pintugarasi namun terkunci lalu melompat pagar dan menggedor pintu dengan kaki tapi pintu tidak segera dibuka. Baru selang beberapa waktu suaminya keluar membukakan pintu.

Begitu masuk Sri melihat ada Ayu, wanita yang menjadi seingkuhan suaminya sedang

(6)

L u k a p a d a kepala Sri dikamar mandi dan ganti pakaian. Setelah itu terjadi keributan hingga berujung penganiayaan yang dilakukan oleh Muslikun kepada Sri. Setelah beberapa lama Sri keluar ingin menemui orang tua dan suami Ayu namun diseret masuk kedalam mobil oleh suaminya. Kemudian diajak putar-putar kota dan didalam mobil Sri kembali dihajar oleh suaminya dibantu Ayu. “Saya digigit, dijambak dan dipukuli,”ujar Sri.

Akibatya, Sri mengalami luka lebam pada matanya, lecet di kepala, luka gigitan di tangan dan jari. Atas kejadian itu Sri melaporkan ke Polsek Kota. Selain lapor polisi Sri juga melakukan visum ke petugas kesehatan.

Pada Sabtu (21/05/2016) Sri mengaku dihubungi suaminya dan mengatakan dia dan Ayu menyerahkan diri ke Polsek kota setelah sempat pergi sampai ke Yogyakarta. “Mungkin suami saya takut karena saya lapor polisi,” ucap Sri yang mengaku kedatangannya ke Polsek Kota untuk memberikan keterangan lanjutan.

Sri menjelaskan, suaminya mengenal Ayu sejaksekitar bulan September 2015 lalu. Sri menduga suaminya menjalin hubungan gelap dengan ayu sejak Januari 2016. Sri mengaku memergoki suaminya berjalan sama Ayu pada bulan April lalu dan sejak saat itu hubunganya dengan suami tidak harmonis lagi. “Saya sering dipuki tapi diam saja, semua demi anak-anak. Saya juga sering dibohongi sama suami,”ungkap Sri.

(7)

L u k a g i g i t p a d a j a r i tangan

Dalam laporanya ke polisi Sri meminta agar suami dan Ayu ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku. “Saya sudah tidak kuat lagi memihat kelakuan suami saya,” ucap Sri.

Sementara itu, Kapolsek Kota Purworejo, AKP Bambang S saat ditemui di kantornya membenarkan jika Sriwahyuningsih sudah melaporkan suaminya dengan tuduhan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Menurt AKP Bambang S, berdasarkan pemeriksaan sementara dan pengakuan terlapor, dirinya nekad berhubungan dengan wanita lain lantaran sakit hati, kesal dan jengkel. “ Terlapor mengaku istrinya tidak mau diajak berhubungan badan dan menduga istrinya juga punya selingkuhan,” kata AKP Bambang S.

Diterangkan, sampai saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap suami istri tersebut dan meminta keterangan Ayu. Hasil pemeriksaaan, keduanya memeiliki masalah dan saat ini kita lagi mengupayakan mediasi agar bisa akur kembali. Soal hukum tergantung apakah pelapor mau mencabut laporannya atau tidak.

(8)

Dua Pelajar Tewas Tenggelam

Dalam Posisi Berpelukan

Sulih Firmansyah (18) warga RT 02 RW 02 Desa Prembun, Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen dan Arif Rahman (18) warga Desa Sedo Gede, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ditemukan tewas tenggelam di air terjun Desa Kaliurip, Kecamatan kemiri, Purworejo Sabtu (19/12) sekitar pukul 13.30 WIB. Kedua pelajar kelas XII SMA Negeri 1 Prembun itu ditemukan dalam posisi berpelukan.

Kapolsek Kemiri, AKP Karnoto menjelaskan, korban datang bersama empat rekan lainya, yakni M Zainun warga Ngabean, Kecamatan Mirit, Kebumen, Andrean warga Prembun, Kebumen, Rizki Setiawan warga Desa Tunggal Roso, Prembun, Kebumen dan Parpujianto warga Desa Wirotaman, Mirit, Kebumen. Kedatangan para pelajar itu ke tempat lokasi untuk refeshing setelah menerima raport hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS).

Sebelum kejadian, rombongan kecil ini sempat mengabadikan beberapa foto. Setelah itu mereka mandi bersama di curug yang mempunyai kedalaman sekitar 7 hingga 8 meter itu. Namun sayang Sulih Firmansyah yang tidak bisa berenang terseret oleh derasnya arus di lokasi itu. Arif Rahman yang melihat kejadian itu berusaha menolong justru ikut terseret dan tenggelam bersama Sulih. Sementara rekan lainya hanya bisa menunggu di pnggir air terjun. Namun setelah sekian lama kedua rekanya tidak juga muncul mereka kemudian menuju kampung untuk melaporkan kejadian itu dan diteruskan ke kepala desa setempat.

Selanjutnya kades setempat dan beberapa warga menuju lokasi untuk menyelamatkan kedua korban yang tenggelam tersebut. Setelah beberapa waktu kemudian kedua pelajar itu ditemukan sudah tidak beryawa dalam posisi berpelukan. Karena sulitnya medan, evakuasi kedua korban tenggelam memakan waktu sekitar

(9)

satu jam lebih. Kemudian jenazah kedua korban tenggelam dibawa ke balai desa setempat.

“Kedua korban memang tidak di bawa ke rumah sakit karena ini murni kecelakaan dan pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Pihak keluarga korban yang datang juga sudah bisa menerima dan rencananya akan langsung di bawa pulang,” kata Kapolsek Kemiri di balai desa setempat Sabtu (19/12) sore.

Kodim 0708 Purworejo Pelopori

Gerakan

Penghijauan

Lingkungan

Sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap efek pemanasan global, Kodim 07/08 Purworejo mengadakan kegiatan penghijauan lingkungan. Kegiatan dipusatkan di Lapangan Garnizun Jumat (18/12). Kegiatan tersebut dalam rangka Hari Juang Kartika. Sedikitnya sekitar 200 pohon buah seperti mangga, kelengkeng, durian, rambutan, nangka ditananam ditempat itu.

Komandan Kodim 07 08 Purworejo Letkol CZI Tommy Arief Susanto menjelaskan, kegiatan tersebut sebagai bentuk komitmen TNI sebagai pelopor penghijauan dengan slogan satu orang tanam lima pohon. “Kita berbuat seperti ini sebagai bentuk kepulian kita terhadap efek global dunia yang semakin panas,” kata Tommy disela-sela kegiatan.

Masih kata Tommy, selain penghijauan, ke depan Kodim akan menjadikan lapangan garnizun sebagai fasilitas umum. Sebagai contoh, tanaman buah yang sekarang ditanam tersebut nantinya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. “ Kedepan lapangan

(10)

garnizun akan kita rehab dan ditambah beberapa fasilitas sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan anak-anak sekolah,” katanya

Dalam kesempatan itu selain Dandim, sejumlah pejabat juga ikut menanam pohon buah. Diantaranya Pj Bupati Purworejo Agus Utomo, Setda Tri Handoyo, Kajari Purworejo, Kapolres Purworejo AKBP Arsida Septiana dan Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Peternakan Ir Dri Sumarno.

KUA

Gebang

Gagalkan

Pernikahan Sesama Jenis

PURWOREJO, FP – Cerita kehidupan memang penuh warna dan terkadang penuh kejutan. Seperti yang dialami Lilis Setyowati (27) warga RT 04 RW 02 Desa Sidoleren Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Betapa tidak saat hendak melangsungkan pernikahan, ternyata calon suaminya seorang wanita, kontan saja Lilis Setyowati histeris dan nyaris pingsan di KUA.

Dari informasi yang diperoleh dilapangan, kejadian berawal saat Lilis Setyowati dan calon suaminya yang mengaku bernama Pratama L Juliyanto (26) asal Binong Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Jawa Barat sepakat untuk menikah pada 5 September 2017 mendatang. Keduanya kemudian mendaftarkan diri di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gebang.

Kepala KUA Gebang, Achmad Dahri mengatakan, pada saat calon pengantin datang mendaftar dirinya mendapat informasi dari warga Desa Sidoleren yang meragukan jenis kelamin calon pengantin pria. Berdasarkan informasi tersebut kemudian Achmad Dahri menanyakan hal itu kepada yang bersangkutan. Namun saat ditanya tentang tentang jenis kelaminya calon pengantin pria

(11)

tidak menjawab tapi justru menangis. “Saya hanya tanya sambil menepuk pundaknya, mas sebenarnya kamu ini laki-laki atau perempuan, kok malah nangis, “kata Achmad Dahri kepada sejumlah wartawan, Senin (4/9).

Curiga ada hal tidak beres pada calon pengantin pria, Achmad Dahri kemudian menghubungi pihak Puskesmas dan Polsek Gebang. Setelah mendapat laporan ada pria yang diduga wanita hendak mendaftarkan pernikahan Kepala Puskesmas Gebang, Sudiarto langsung mendatangi KUA. Sudiarto yang datang dengan seorang perawat dan dokter kemudian meminta satu ruangan untuk memeriksa calon pengantin pria.

Awalnya Pratama L Juliyanto diperiksa pada bagian leher bagian depan. Dari pemeriksaan awal itu pihak Puskesmas sudah bisa menyimpulkan jika calon pengantin pria sebenarnya wanita karena tidak memiliki biji jakun yang menonjol. Selain itu suara yang dikeluarkan persis suara wanita. Namun demikian untuk lebih menguatkan kemudian dilakukan cek fisik. “Setelah dilakukan cek fisik diketahui ternyata memiliki payudara sehingga jelas jika calon pengantin pria ternyata seorang wanita, “kata Achmad Dahri.

Melihat kenyataan jika calon suaminya ternyata seorang wanita, Lilis langsung menangis dan berteriak histeris didalam KUA. Usai diperiksa, Pratama yang ternyata bernama asli Nova Apriyani tersebut langsung dibawa ke Polres Purworejo untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya.

Untuk mengelabui orang-orang dan petugas, calon pengantin pria datang ke KUA dengan mengenakan jaket dan baju tebal serta potongan rambut pendek layaknya laki-laki.

(12)

Ketabrak KA Mataram Premium,

Warga

Dlangu

Tewas

Mengenaskan

PURWOREJO, FP – Yatimah (62) warga RT 01 RW 06 Desa Dlanggu Kecamatan Butuh tewas mengenaskan setelah tertabrak Kereta Api Mataram Premium jurusan Pasar Senin – Stasiun Lempunyangan, Minggu (3/9) sekitar pukul 04.20 WIB. Yatimah tewas dengan luka pecah kepala bagian kiri, kaki kanan dan tumit luka terbuka setelah tertabrak dan terseret beberapa meter.

Kapolsek Butuh, AKP Sutrisno mengatakan, sebelum kejadian korban bermaksud pergi ke sawah sekitar pukul 04.20 WIB. Tiba di lokasi kejadian, tepatnya di rel KA KM 474-34 antara Stasiun Kutoarjo -Butuh Desa Dlangu Kecamatan Butuh, tiba-tiba muncul dari arah barat KA Mataram Premium dengan nomor KA 7030 jurusan Pasar Senin – Stasiun Lempuyangan. “Diduga karena tidak memperhatikan ada kereta lewat akhirnya korban tertabrak dan meninggal seketika di lokasi kejadian, “kata Kapolsek.

Selanjutnya dengan dibantu warga sekitar dan karyawan KA, korban dievakuasi dan dibawa ke RSUD Tjitrowardoyo. Setelah dilakukan visum kemudian jenazah korban diserahkan keluarganya untuk dimakamkan.

Mempermudah Pembayaran PDAM

Kerjasama Dengan Bank BNI

PURWOREJO,FP – Untuk memberi kemudahan pembayaran tagihan,

PDAM Purworejo menjalin kerjasama dengan Bank BNI Cabang Purworejo. Kerjasama dalam bentuk pembayaran lewat online dan

(13)

ATM BNI. Kerjasama tersebut dituangkan dalam MoU dan ditandatangani kedua belah pihak Jumat (18/3/2016) di Aula kantor PDAM.

Dengan dijalin kerjasma tersebut secara otomatis pelanggan PDAM juga akan menjadi nasabah Bank BNI. Secara teknis, melalui sistem online ini nantinya para pelanggan akan mendapat kemudahan. Bagi pelanggan yang akan membayar tagihan tidak harus datang ke kantor PDAM tapi cukup ke ATM terdekat dimana Bank BNI membuka cabang.

“Dengan sistem pembayaran online ini akan memberi banyak kemudahan bagi pelanggan PDAM. Selain itu juga cepat dan efektif, pada saat jatuh tempo pelanggan yang berada di luar daerah bisa membayar tagihan tanpa harus pulang,” kata Direktur PDAM Hermawan Wahyu Utomo ST diruang kerjanya.

Djelaskan, kerjasama dengan Bank BNI akan saling menguntungkan kedua belah pihak. Bagi PDAM selain memberi kemudahan kepada pelanggan juga uang yang masuk dirasa lebih aman karena langsung tersimpan di bank.

Sebelumnya, PDAM sudah menjalin kerjasama dengan Kantor Pos Purworejo, Bank Purworejo dan sejumlah outlet bertanda KIPO (Kios Pembayaran Online). “Khusus untuk pembayaran di outlet KIPO pelayanan tidak ada pantangan jam, bahkan hari Minggu bisa membayar jika outletnya buka,” papar Hermawan.

Meski pelanggan membayar ditempat-tempat tersebut namun tidak dikenai biaya tambahan. Artinya pelanggan hanya membayar sesuai tagihan dari PDAM dan tidak ada tambahan lain karena untuk fee tempat-tempat tersebut sudah ditanggung pihak PDAM. “Konsumen hanya bayar sesuai tagihan saja,” ucapnya.

Menurut dia, selain menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak, dalam rangka untuk memberi pelayanan prima kepada pelanggan PDAM juga akan membuat instalasi Ibu Kota Kecamatan (IKK) dengan anggaran sebesar Rp 200 miliar.

(14)

Untuk tahap awal ini instalasi itu akan dibangun di lima kecamatan. Yakni Kecamatan Bagelen, Bayan, Gebang, Kaligesing dan Bruno. “Konsep saya nantinya setiap kecamatan ada instalasinya, untuk tahap awal ini kita prioritaskan lima dulu,” ujar Hermawan.

Suplai Instalasi IKK nantinya akan disesuaikan dengan daerah masing-masing. Untuk Kecamatan Bagelen akan mengambil dari Sungai Bogowonto, Bayan akan mengambil dari Sungai Sudogaran, Gebang akan bekerjasama dengan Kabupaten Wonosobo dan Kaligesing akan mengambil dari sumur dalam.

Untuk pendirian instalasi IKK yang anggaranya cukup besar Hermawan mengaku PDAM tidak bisa jalan sendiri, “PDAM butuh dukungan dan peran serta pemerintah daerah,” tandasnya. Saat ini jumlah pelanggan PDAM tercatat sebanyak 20.181 pelanggan.

Tiga Kepala Desa Diperiksa

Kejaksaan, Diduga Terkait

Alokasi Dana Desa

PURWOREJO, FP – Tiga dari 14 Kepala Desa yang dadukan ke Kejaksaan Negeri Purworejo dengan dugaan penyalah gunaan Dana Alokasi Desa (ADD) sudah mulai dipanggil untuk dilakukan klarifikasi. Tiga desa yang sudah dipanggil ialah, dari wilayah Kecamatan Grabag, Purwodadi, dan Butuh.

Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri Purworejo, Agus Ari Wibowo, SH saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Namun demikian dirinya tidak bersedia menyebut tiga kepala desa yang sudah dipanggil. Pemanggilan tersebut menindak lanjuti pengaduan resmi dari masyarakat.”Benar, tapi pemanggilan masih

(15)

dalam taraf klarifikasi, “katanya, Rabu (30/8).

Agus Ari Wibowo, SH, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Purworejo

Agus Ari Wibowo, SH, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Purworejo

Dijelaskan, pengaduan adanya indikasi penyimpangan ADD dituduhkan kepada kepala desa seperti mark up anggaran dan kualitas. “Untuk saat ini tindakan yang dilakukan baru klarifikasi data dengan melakukan cros cek ke para pihak termasuk mendatangi toko atau tempat seperti yang tertera dalam kwitansi, “jelasnya.

Menurutnya, dari 14 kepala desa yang didukan semuanya akan dipanggil untuk diklarifikasi. Karena itu sampai saat ini pihaknya belum bisa menentukan apakah tuduhan tersebut benar atau tidak. “Ini baru pengaduan dan kita klarifikasi, jadi belum bisa ditentukan apakah memang ada indikasi penyimpangan atau tidak, “ujar Ari.

Referensi

Dokumen terkait

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak hanya sekedar sebagai tempat untuk melepaskan lelah setelah bekerja seharian,

Aplikasi iReap untuk sistem penjualan UKM batik Madura sangatlah bermanfaat karena membantu UKM untuk mencatat semua transaksi penjualan, membantu UKM untuk melihat

[r]

PENGERTIAN bantuan dana operasional penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri untuk menyelenggarakan pembelajaran KUM untuk peningkatan kemampuan

yang akan mengalirkan tegangan keseluruh rangkaian. Maka mikrokontroller akan memproses dan menjalankan sesuai program yang di injeksikan. Salah satunya yaitu dengan

Suatu tugas yang diperintahkan dalam lebar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainnya (Majid, 2011: 176). LKS memuat kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar ilmiah bagi Politeknik Negeri Balikpapan untuk membuka program studi D4 akuntansi manajerial dikarenakan minat yang cukup tinggi