• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menggagas Kurikulum Pendidikan Jasmani Masa Depan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menggagas Kurikulum Pendidikan Jasmani Masa Depan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1

Disajikan pada:

Seminar Kurikulum Masa Depan

Pusat Kurikulum – Balitbang Depdiknas Maret 2007 Presented by Agus Mahendra

Menggagas Kurikulum

Pendidikan Jasmani

Masa Depan

(2)

2

Latar Belakang

Mutu hasil belajar penjas rendah: kemampuan

motorik, kemampuan fisik, pemahaman thd

prinsip gerak, sportivitas dan daya juang.

Dari segi pedagogis, tidak terlihat adanya

pengayaan pendekatan, gaya, metode, model serta

strategi pembelajaran.

Penjas terperangkap oleh paradigma dan

orientasi tunggal “Pembinaan Usia Dini Pelatihan

Olahraga.”

Guru Penjas tidak lagi santun, tetapi lebih

berwajah keras dan relatif penuh “hardikan.”

Proses belajar tidak lagi bersifat pengasuhan dan

(3)

Sumber Penyebab

Perubahan paradigma penjas menjadi pendidikan olahraga di masa lalu (1960)

– Departemen Olahraga

– Tiga serangkai LAPD-APD-FPD diubah menjadi STO – SGPD diubah menjadi SMOA dan berikutnya SGO.

Pendidikan Olahraga:

– memperkenalkan cabang-cabang olahraga formal,

seperti olahraga permainan, senam, atletik, renang, serta beladiri.

– Aktivitas fisik non-olahraga spt tarian, low organized

games dan permainan tradisional menghilang.

Kurikulum Penjas dari 1984 hingga sekarang (2004-2006) masih melanggengkan paradigma “pelatihan olahraga”.

(4)

Kurikulum 2004 (KBK)

Serba perilaku motorik, tidak memasukkan

unsur kognitif-reflektif, socio-motor dan

afektif dalam ruang lingkupnya.

Terlalu melingkupi, seolah-olah semua

materi “memungkinkan” untuk

diimplementasikan di sekolah tanpa

memperhatikan kondisi dan kemampuan

sekolah

Berorientasi pada model kurikulum yang

menekankan penguasaan teknik dasar

dan keterampilan olahraga,

Kelebihannya, mengembalikan aktivitas

fisik non-olahraga: aktivitas ritmik dan

luar kelas.

(5)

5

Mungkinkah Perubahan Kurikulum

Meningkatkan Kualitas Penjas?

kurikulum diartikan sebagai keseluruhan

pengalaman siswa yang ditemui di lingkungan

persekolahan, dari mulai yang berlangsung

formal di dalam kelas, hingga kegiatan ekstra

di lapangan olahraga

Beberapa ahli sepakat bahwa kurikulum

berhubungan erat dengan pengajaran

(instruction)

perubahan kurikulum harus meliputi

perubahan dalam bagaimana guru menetapkan

paradigma pembelajarannya termasuk

(6)

Tiga Skenario dalam Kurikulum

Penjas Masa Depan

Dunia yang Penuh Konflik

– Dunia dalam konteks global menimbulkan konflik dan

krisis kepentingan

– Bagaimana Penjas berkontribusi menjadi filter

Perdamaian?

Alam yang tidak lagi bersahabat

– Indonesia terletak pada rangkaian “Cincin Api”

– Bagaimana Penjas berperan dalam proses mitigasi yang

paling mendasar?

Penumbuhan disiplin dan tertib masyarakat

– Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat

kurang disiplin dan tertib

– Bagaimana Penjas menjadi alat untuk mengubah pola

(7)

7

Fokus Penjas Masa Depan

Penjas sbg bagian dari “Pendidikan untuk

Perdamaian”:

Berpartisipasi untuk bereksplorasi dan

bertumbuh dan mengembangkan keterampilan gerak.

Penjas merupakan “pendidikan gerak

perkembangan” yang memberi penekanan pada penerimaan diri dan penguasaan keterampilan gerak dasar dan konsep.

Penjas juga memungkinkan anak menguji peranan gerak dalam masyarakat.

Mendiskusikan bagaimana aktivitas tersebut

berhubungan dengan konteks historis dan pada aspek budaya lainnya

Menyelidiki konflik dalam situasi olahraga dan mempraktekkan proses negosiasi serta strategi pencarian resolusi masalahnya

(8)

8

Fokus Penjas Masa Depan

(lanjutan)

Penjas sbg Proses Mitigasi dalam

Bencana Alam

– Dalam pandangan psikologi ekologis (J.J. Gibson),

alam tidak henti-hentinya menyediakan masalah bagi manusia.

– Manusia dituntut mampu berdialog dengan alam

dengan mengandalkan affordances

– Penjas adalah sarana paling efektif meningkatkan

affordances anak, melalui pembelajaran gerak bernuansa “movement problem-based learning”.

– pendidikan jasmani tidak semata-mata untuk

mempersiapkan anak agar kompeten dalam olahraga, melainkan bermakna lebih luas sehingga mencakup ragam pengalaman gerak yang bermakna untuk

menyesesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan situasi sosial yang selalu berubah

(9)

Fokus Penjas Masa Depan

(lanjutan)

Penjas dalam Meningkatkan Disiplin dan Ketertiban

Masyarakat

Sumber ketidaktertiban masyarakat kita adalah rendahnya kesadaran ruang (spatial awareness).

Kesadaran ruang adalah dasar dari terbentuknya sifat-sifat jujur, empati, sadar dan cinta lingkungan, serta “tepa

selira.”

Penjas memiliki model kurikulum yang berkaitan dengan pengembangan konsep gerak yang disebut model

Pendidikan Gerak (Movement Education).

Pendidikan gerak dipercaya para ahli sebagai model yang mengelaborasi konsep gerak yang bermakna pada

pengembangan kesadaran ruang (spatial awareness).

Physically educated person adalah target kurikulum

Penjas, yaitu manusia yang sadar lingkungan, cinta

lingkungan, dan berempati pada orang lain, di samping

(10)

Nilai Acuan Kurikulum Penjas

pengembangan kurikulum sudah tentu

dilandasi oleh perspektif filosofis yang

biasanya memuat asumsi-asumsi dasar

tentang masyarakat, manusia, dan

pendidikan, atau disebut nilai acuan.

Dalam Penjas, nilai acuannya sbb:

disciplinary mastery,

self actualizalion perspective,

social reconstruction perspective,

learning process perspective, dan

(11)

Disciplinary mastery

Perspektif ini menekankan penguasaan isi dari

bidang studinya, sehingga prioritas ditekankan

pada isi bidang studi. Karena itu penganut aliran

ini percaya bahwa penguasaan isi bidang studi

merupakan indikator keberhasilan.

Pendidikan jasmani kita nampaknya berorientasi

pada perspektif ini, sehingga banyak guru yang

tidak percaya bahwa Penjas mampu menumbuhkan

nilai-nilai dan karakter positif selain sebagai

menjadi pendadaran atlet dari anak-anak yang

berbakat

(12)

Kurikulum diarahkan kepada peserta didik

dan pencapaian otonomi individu dan

pengarahan diri. Siswa bertanggung jawab

untuk menentukan sendiri arah tujuannya,

mengembangkan keunikan pribadi, dan

memandu sendiri kegiatan belajarnya.

Kurikulumnya disusun untuk menyediakan

tantangan bagi setiap orang untuk

melampaui limit kemampuan sebelumnya,

untuk melintasi batas-batas pribadi agar

tercapai persepsi baru mengenai diri

(13)

social reconstruction

menekankan bahwa prioritas tertinggi

sumber kurikulum, yaitu masyarakat,

memberikan arah bagi pendidikan

generasi muda. Kebutuhan masyarakat

mendahului kebutuhan individu. Karena

itu, penganut aliran ini percaya bahwa

sekolah bertanggung jawab untuk

membentuk masa depan generasi muda

yang lebih baik.

(14)

Learning Process Perspective

Menekankan pentingnya bagaimana keterjadian pembelajaran. Kurikulumnya dirancang untuk

membina keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, keterampilan untuk mengembangkan kemampuan kreatif, keterampilan menggunakan

teknologi termasuk komputer, dan keterampilan kritis dalam merespons dan mengambil keputusan secara cepat

Proses belajar keterampilan dalam pendidikan

jasmani memasukkan proses perolehan/penguasaan keterampilan (persepsi, pemolaan, penghalusan, dan adaptasi) dan sekaligus proses gerak kreatif melalui pengembangan variasi, improvisasi, dan komposisi.

(15)

ecological integration

Melandaskan asumsinya bahwa setiap

individu itu unik, mahluk holistik, dan

secara berlanjut mengalami proses

penyempurnaan sehingga terjalin

keterpaduan secara utuh antara pribadi

dan lingkungannya, Pendekatan ini

menekankan keseimbangan antara

individu dan kepedulian masyarakat

(16)

ICHPER.SD PE Standard

Standar 1 : Kompetensi dan Kecakapan Gerak

Standar 2 : Pengetahuan dan Penerapan

Konsep-Konsep Gerak

Standar 3 : Kesehatan-Peningkatan Kebugaran

Standar 4: Gaya Hidup Aktif Secara Fisik

Standar 5: Perilaku Pribadi dan Sosial

Standar 6: Memahami dan Menghormati

Perbedaan Individu

Standar 7: Kebermaknaan Personal Yang

(17)

Contoh ICHPER.SD PE Standard

Kelas 3:

Siswa:

Menampilkan keterampilan manipulatif (seperti: mengontrol obyek pada saat melempar, menangkap dan menendang)

Menampilkan keterampilan gerak lokomotor (seperti: menjelajah dengan jalan kaki, berlari, skiping, dan sliding)

Menampilkan keterampilan gerak non-lokomotor (seperti: penguluran, peregangan, menarik, menekan, dan berbelok)

Menampilkan kombinasi gerak (seperti: gerak keterampilan dasar yang mengkombinasikan lari dan menendang, langkah, dan

melempar)

Kelas 6 :

Siswa:

Mendemonstrasikan modifikasi dan adaptasi gerak

Mendemonstrasikan keterampilan khusus (seperti: passing,

dribbling, shooting, serve) yang banyak terdapat pada aneka ragam aktivitas tertentu.

(18)

18

Contoh ICHPER.SD PE Standard

Kelas 9 : Siswa:

Mendemonstrasikan strategi yang penting untuk tujuan tertentu dalam berbagai tipe aktivitas yang berbeda

(seperti: permainan, menyerang/bertahan, urutan-urutan tari, gaya-gaya renang).

Mengkombinasikan berbagai strategi dalam permainan sederhana, modifikasi, dan urutan macam-macam

bentuk gerakan (seperti olahraga dan dansa). Kelas 12 :

Siswa:

Menampilkan keterampilan-keterampilan,

strategi-strategi, dan urutan aktivitas yang terstruktur (seperti permainan, dansa, dan olahraga).

Menampilkan keterampilan dan strategi pada konteks media yang berbeda, (seperti di udara, di daratan dan di air).

(19)

Strand & Kurikulum PE New

Zealand

– Personal Health and Physical Development

Personal growth and development

Regular physical activity

Safety and risk management

Personal identity and self-worth

– Movement Concepts and Motor Skills

Movement skills

Positive attitudes and challenge

Science and technology

(20)

Strand Kurikulum PE New Zealand

(Lanjutan…)

– Relationship with Other People

Relationship

Identity, sensitivity, and respect

Interpersonal skills

– Helathy Community and Environment

Societal attitudes and beliefs

Community resources

Rights, responsibilities, and laws

(21)

Key Areas of Learning of NZ

Mental Health

Sexuality Education,

Food and Nutrition

Body Care and Physical safety

Physical Activity

Sport Studies

(22)

22

Contoh Kurikulum PE Singapore

Key Stage/ Component By the end of Primary 2 By the end of Primary 4 By the end of Primary 6 Fundamental Movements

Perform a variety of:

􀂙 Locomotor and

non-locomotor skills in a coordinated manner incorporating movement concepts.

􀂙 Fundamental movements

using correct techniques.

Refine, extend and

increase the complexity

of locomotor,

non-locomotor and manipulative skills.

Games Perform a variety of

fundamental movements using correct techniques.

Demonstrate skills

acquired in various modified games.

Demonstrate an

understanding of concepts and skills acquired in various modified games.

Dances 􀂙 Identify and use

movement elements to

perform a dance or dance sequence.

􀂙 Move through space

in

Perform two folk dances

of various levels of

difficulty to music from two different cultures.

􀂙 Perform the CEIMO-CEIMO dance and two

other dances to music.

􀂙 Choreograph a

simple

(23)

23 Key Stage/ Component By the end of Primary 2 By the end of Primary 4 By the end of Primary 6 Educational Gymnastics Perform a simple individual sequence incorporating movement concepts and various

forms of locomotion.

Perform an extended individual sequence with good form, and to

rhythm, incorporating various gymnastic

actions.

Refine and perform an extended sequence to rhythm, individually and/or with a partner, incorporating gymnastic

actions and various

forms of locomotion on small and large

apparatus.

Health & Fitness Management

Perform a variety of fundamental movements

using correct techniques.

􀂙 Demonstrate an

understanding of the

benefits of physical

well-being.

􀂙 Select appropriate

physical activities and perform them safely in order to maintain a healthy lifestyle.

Demonstrate an understanding of the

F.I.T.T8 principle and the

principles to achieve health and fitness benefits.

Athletic Acquire the knowledge and skills to perform fundamental athletic movements of throwing, jumping and running.

Swimming By the end of Primary 6: 􀂙 Swim one recognised stroke.

􀂙 Demonstrate confidence in water without buoyancy aids. 􀂙 Understand pool and water safety.

(24)

Rekomendasi

Kurikulum Pendidikan Jasmani di masa depan selayaknya sudah mulai dirancang dengan

memperhitungkan hasil ekstrapolasi tentang kondisi dan kebutuhan masyarakat di masa depan

Kurikulum tersebut perlu memperhitungkan berbagai nilai acuan yang berlaku, serta tidak didominasi oleh nilai acuan yang tunggal

Model kurikulum yang berkembang pun perlu

dimasukkan ke dalam substansi kurikulum, sehingga memicu guru untuk memilih dan menetapkan salah satu atau beberapa model yang tepat.

Kurikulum itupun hendaknya terbebas dari pengaruh paradigma lama yang mengungkung keberanian serta kesiapan para guru untuk melakukan pembaharuan

(25)

Referensi

Dokumen terkait

tentang hubungan antara titik, hubungan antara titik, garis, sudut, garis, sudut, bidang ataupun bangun datar, dan bidang ataupun bangun datar, dan

bahwa sehubungan dengan peningkatan kelas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka untuk menyesuaikan kebutuhan dan beban kerja organisasi serta untuk memenuhi mutu

Pada bagian kesimpulan ini disampaikan kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yakni berkait dengan mengapa Campursari karya Manthous

Komponen kedua yakni isi. Isi program suatu bidang yang diajarkan sebenarnya adalah isi kurikulum itu sendiri, atau ada yang menyebutnya silabus. Silabus biasanya

Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik penelitian

SA'ID ALHALIMI U20151083 Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAT2.. PANITIA

pada tanah adalah sabut kelapa seperti yang dilakukan pada penelitian sebelumnya, penambahan sabut kelapa pada suatu tanah mengakibatkan peningkatan kekuatan