• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA DI KAWASAN MILITER, BANDUNG DRAFT TUGAS AKHIR. Oleh: FRISKA ELISABETH T.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA DI KAWASAN MILITER, BANDUNG DRAFT TUGAS AKHIR. Oleh: FRISKA ELISABETH T."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA DI KAWASAN MILITER, BANDUNG

DRAFT TUGAS AKHIR

Oleh:

FRISKA ELISABETH T. 15402062

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

PENILAIAN KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA DI KAWASAN MILITER, BANDUNG

DRAFT TUGAS AKHIR

Oleh:

FRISKA ELISABETH T. 15402062

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(3)

PENILAIAN KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA DI KAWASAN MILITER, BANDUNG

DRAFT TUGAS AKHIR

Oleh:

FRISKA ELISABETH T. 15402062

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(4)

i ABSTRAK

Kawasan militer sebagai bagian dari kota lama Kota Bandung perlu diperhatikan keberadaannya dengan upaya pelestarian bangunan pusaka. Saat ini upaya pelestarian yang nyata yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung adalah dengan mengusulkan kawasan militer sebagai salah satu kawasan cagar budaya, yang sudah tertuang dalam kebijakan RTRW Kota Bandung Tahun 2004-2013. Dalam upaya pelestarian ada kemungkinan mendapat ancaman yang dapat mempengaruhi kawasan bersejarah dan isinya (bangunan pusaka), yaitu berpengaruh terhadap perubahan fisik dan fungsi bangunan.

Berdasarkan pengamatan lapangan sementara terhadap bangunan pusaka yang ada di kawasan militer, terdapat beberapa bangunan yang kondisinya terawat dan ada juga terdapat bangunan yang kondisinya tidak terawat. Selain itu, pada beberapa bangunan terjadi juga perubahan fungsi. Dan dari hasil studi sebelumnya diketahui bahwa di kawasan militer pernah terjadi pembongkaran salah satu bangunan pusaka. Berdasarkan hasil pengamatan, maka muncul dugaan bahwa upaya pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer perlu untuk diteliti keefektifannya. Tujuan studi ini adalah untuk menilai sejauh mana keefektifan pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Kota Bandung.

Tahap awal studi ini adalah merumuskan indikator dalam keefektifan pelestarian bangunan pusaka, yang dicapai melalui studi kepustakaan mengenai konsep-konsep pelestarian bangunan pusaka. Indikator mencakup fisik bangunan, fungsi bangunan, dan kondisi perawatan bangunan. Kemudian menilai tingkat keefektifan pelaksanaan pelestarian di kawasan militer, Kota Bandung, yang dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi bangunan sekarang terkait dengan fisik, fungsi dan keterawatan bangunan. Selanjutnya mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Kota Bandung.

Hasil studi ini bahwa saat ini pelaksanaan pelestarian fisik bangunan pusaka di kawasan militer dinilai sudah efektif, pelaksanaan pelestarian fungsi bangunan dinilai tidak efektif, dan perawatan bangunan dinilai juga tidak efektif. Berdasarkan kepemilikan bangunan, diketahui bahwa bangunan milik organisasi/yayasan dinilai paling efektif dalam pelestarian fisik bangunan; dalam pelestarian fungsi bangunan diketahui bahwa bangunan milik pemerintah lebih efektif; dan dalam perawatan bangunan, bangunan milik pemerintah lebih efektif. Berdasarkan fungsi bangunan, maka pelestarian fisik yang dinilai paling efektif adalah bangunan sekolah dan perkatoran; dalam pelestarian fungsi, bangunan yang dinilai paling efektif pelestariannya adalah bangunan dengan fungsi rumah; dan bangunan yang kondisinya paling terawat adalah bangunan dengan fungsi pendidikan (sekolah).

(5)

i ABSTRAK

Kawasan militer sebagai bagian dari kota lama Kota Bandung perlu diperhatikan keberadaannya dengan upaya pelestarian bangunan pusaka. Saat ini upaya pelestarian yang nyata yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung adalah dengan mengusulkan kawasan militer sebagai salah satu kawasan cagar budaya, yang sudah tertuang dalam kebijakan RTRW Kota Bandung Tahun 2004-2013. Dalam upaya pelestarian ada kemungkinan mendapat ancaman yang dapat mempengaruhi kawasan bersejarah dan isinya (bangunan pusaka), yaitu berpengaruh terhadap perubahan fisik dan fungsi bangunan.

Berdasarkan pengamatan lapangan sementara terhadap bangunan pusaka yang ada di kawasan militer, terdapat beberapa bangunan yang kondisinya terawat dan ada juga terdapat bangunan yang kondisinya tidak terawat. Selain itu, pada beberapa bangunan terjadi juga perubahan fungsi. Dan dari hasil studi sebelumnya diketahui bahwa di kawasan militer pernah terjadi pembongkaran salah satu bangunan pusaka. Berdasarkan hasil pengamatan, maka muncul dugaan bahwa upaya pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer perlu untuk diteliti keefektifannya. Tujuan studi ini adalah untuk menilai sejauh mana keefektifan pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Kota Bandung.

Tahap awal studi ini adalah merumuskan indikator dalam keefektifan pelestarian bangunan pusaka, yang dicapai melalui studi kepustakaan mengenai konsep-konsep pelestarian bangunan pusaka. Indikator mencakup fisik bangunan, fungsi bangunan, dan kondisi perawatan bangunan. Kemudian menilai tingkat keefektifan pelaksanaan pelestarian di kawasan militer, Kota Bandung, yang dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi bangunan sekarang terkait dengan fisik, fungsi dan keterawatan bangunan. Selanjutnya mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Kota Bandung.

Hasil studi ini bahwa saat ini pelaksanaan pelestarian fisik bangunan pusaka di kawasan militer dinilai sudah efektif, pelaksanaan pelestarian fungsi bangunan dinilai tidak efektif, dan perawatan bangunan dinilai juga tidak efektif. Berdasarkan kepemilikan bangunan, diketahui bahwa bangunan milik organisasi/yayasan dinilai paling efektif dalam pelestarian fisik bangunan; dalam pelestarian fungsi bangunan diketahui bahwa bangunan milik pemerintah lebih efektif; dan dalam perawatan bangunan, bangunan milik pemerintah lebih efektif. Berdasarkan fungsi bangunan, maka pelestarian fisik yang dinilai paling efektif adalah bangunan sekolah dan perkatoran; dalam pelestarian fungsi, bangunan yang dinilai paling efektif pelestariannya adalah bangunan dengan fungsi rumah; dan bangunan yang kondisinya paling terawat adalah bangunan dengan fungsi pendidikan (sekolah).

(6)

i ABSTRAK

Kawasan militer sebagai bagian dari kota lama Kota Bandung perlu diperhatikan keberadaannya dengan upaya pelestarian bangunan pusaka. Saat ini upaya pelestarian yang nyata yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung adalah dengan mengusulkan kawasan militer sebagai salah satu kawasan cagar budaya, yang sudah tertuang dalam kebijakan RTRW Kota Bandung Tahun 2004-2013. Dalam upaya pelestarian ada kemungkinan mendapat ancaman yang dapat mempengaruhi kawasan bersejarah dan isinya (bangunan pusaka), yaitu berpengaruh terhadap perubahan fisik dan fungsi bangunan.

Berdasarkan pengamatan lapangan sementara terhadap bangunan pusaka yang ada di kawasan militer, terdapat beberapa bangunan yang kondisinya terawat dan ada juga terdapat bangunan yang kondisinya tidak terawat. Selain itu, pada beberapa bangunan terjadi juga perubahan fungsi. Dan dari hasil studi sebelumnya diketahui bahwa di kawasan militer pernah terjadi pembongkaran salah satu bangunan pusaka. Berdasarkan hasil pengamatan, maka muncul dugaan bahwa upaya pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer perlu untuk diteliti keefektifannya. Tujuan studi ini adalah untuk menilai sejauh mana keefektifan pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Kota Bandung.

Tahap awal studi ini adalah merumuskan indikator dalam keefektifan pelestarian bangunan pusaka, yang dicapai melalui studi kepustakaan mengenai konsep-konsep pelestarian bangunan pusaka. Indikator mencakup fisik bangunan, fungsi bangunan, dan kondisi perawatan bangunan. Kemudian menilai tingkat keefektifan pelaksanaan pelestarian di kawasan militer, Kota Bandung, yang dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi bangunan sekarang terkait dengan fisik, fungsi dan keterawatan bangunan. Selanjutnya mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Kota Bandung.

Hasil studi ini bahwa saat ini pelaksanaan pelestarian fisik bangunan pusaka di kawasan militer dinilai sudah efektif, pelaksanaan pelestarian fungsi bangunan dinilai tidak efektif, dan perawatan bangunan dinilai juga tidak efektif. Berdasarkan kepemilikan bangunan, diketahui bahwa bangunan milik organisasi/yayasan dinilai paling efektif dalam pelestarian fisik bangunan; dalam pelestarian fungsi bangunan diketahui bahwa bangunan milik pemerintah lebih efektif; dan dalam perawatan bangunan, bangunan milik pemerintah lebih efektif. Berdasarkan fungsi bangunan, maka pelestarian fisik yang dinilai paling efektif adalah bangunan sekolah dan perkatoran; dalam pelestarian fungsi, bangunan yang dinilai paling efektif pelestariannya adalah bangunan dengan fungsi rumah; dan bangunan yang kondisinya paling terawat adalah bangunan dengan fungsi pendidikan (sekolah).

(7)

i ABSTRAK

Kawasan militer sebagai bagian dari kota lama Kota Bandung perlu diperhatikan keberadaannya dengan upaya pelestarian bangunan pusaka. Saat ini upaya pelestarian yang nyata yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung adalah dengan mengusulkan kawasan militer sebagai salah satu kawasan cagar budaya, yang sudah tertuang dalam kebijakan RTRW Kota Bandung Tahun 2004-2013. Dalam upaya pelestarian ada kemungkinan mendapat ancaman yang dapat mempengaruhi kawasan bersejarah dan isinya (bangunan pusaka), yaitu berpengaruh terhadap perubahan fisik dan fungsi bangunan.

Berdasarkan pengamatan lapangan sementara terhadap bangunan pusaka yang ada di kawasan militer, terdapat beberapa bangunan yang kondisinya terawat dan ada juga terdapat bangunan yang kondisinya tidak terawat. Selain itu, pada beberapa bangunan terjadi juga perubahan fungsi. Dan dari hasil studi sebelumnya diketahui bahwa di kawasan militer pernah terjadi pembongkaran salah satu bangunan pusaka. Berdasarkan hasil pengamatan, maka muncul dugaan bahwa upaya pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer perlu untuk diteliti keefektifannya. Tujuan studi ini adalah untuk menilai sejauh mana keefektifan pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Kota Bandung.

Tahap awal studi ini adalah merumuskan indikator dalam keefektifan pelestarian bangunan pusaka, yang dicapai melalui studi kepustakaan mengenai konsep-konsep pelestarian bangunan pusaka. Indikator mencakup fisik bangunan, fungsi bangunan, dan kondisi perawatan bangunan. Kemudian menilai tingkat keefektifan pelaksanaan pelestarian di kawasan militer, Kota Bandung, yang dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi bangunan sekarang terkait dengan fisik, fungsi dan keterawatan bangunan. Selanjutnya mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Kota Bandung.

Hasil studi ini bahwa saat ini pelaksanaan pelestarian fisik bangunan pusaka di kawasan militer dinilai sudah efektif, pelaksanaan pelestarian fungsi bangunan dinilai tidak efektif, dan perawatan bangunan dinilai juga tidak efektif. Berdasarkan kepemilikan bangunan, diketahui bahwa bangunan milik organisasi/yayasan dinilai paling efektif dalam pelestarian fisik bangunan; dalam pelestarian fungsi bangunan diketahui bahwa bangunan milik pemerintah lebih efektif; dan dalam perawatan bangunan, bangunan milik pemerintah lebih efektif. Berdasarkan fungsi bangunan, maka pelestarian fisik yang dinilai paling efektif adalah bangunan sekolah dan perkatoran; dalam pelestarian fungsi, bangunan yang dinilai paling efektif pelestariannya adalah bangunan dengan fungsi rumah; dan bangunan yang kondisinya paling terawat adalah bangunan dengan fungsi pendidikan (sekolah).

(8)

ii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR TABEL ...iv

DAFTAR GAMBAR...v

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan dan Sasaran ...3

1.4 Ruang Lingkup Studi ...3

1.4.1 Ruang Lingkup Materi...3

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah ...4

1.5 Metodologi Studi ...6

1.5.1 Pendekatan Studi...6

1.5.2 Pengumpulan Data ...7

1.5.3 Teknik Analisis ...9

1.6 Sistematika Pembahasan...11

BAB 2 PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA...12

2.1 Pengertian Pelestarian ...13

2.2 Tujuan Pelestarian...14

2.3 Manfaat Pelestarian...15

2.4 Metode dan Teknik Pelestarian...16

2.5 Contoh Kegiatan Pelestarian dalam Aturan Perundang-undangan ...19

2.6 Arahan Upaya Pelestarian Bangunan Pusaka ...22

2.7 Penilaian Keefektifan Pelestarian Bangunan Pusaka...24

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, BANDUNG ...27

3.1 Tinjauan Sejarah Kota Bandung ...27

3.2 Tinjauan Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2004-2013 ...31

(9)

iii

3.3 Kegiatan di Kawasan Militer, Bandung...34

3.4 Karakteristik Bangunan Pusaka di Kawasan Militer, Bandung...38

3.4.1 Klasifikasi Bangunan Pusaka...38

3.4.2 Karakteristik Pemilik Bangunan ...39

3.4.3 Fungsi Bangunan ...40

BAB 4 ANALISIS PENILAIAN KEEFEKTIFAN PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA DI KAWASAN MILITER, BANDUNG...42

4.1 Penilaian Keefektifan Pelestarian Bangunan Pusaka...42

4.1.1 Pelestarian Fisik Bangunan...42

4.1.2 Pelestarian Fungsi Bangunan...45

4.1.3 Perawatan Bangunan...49

4.2 Faktor-faktor Berpengaruh dalam Pelestarian Bangunan Pusaka di Kawasan Militer, Bandung ...53

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...66

5.1 Kesimpulan ...68

5.1.1 Indikator Keefektifan Pelestarian Bangunan Pusaka ...68

5.1.2 Penilaian Keefektifan Pelaksanaan Pelestarian Bangunan Pusaka di Kawasan Militer, Kota Bandung ...69

5.1.3 Faktor-faktor Berpengaruh dalam Pelaksanaan Pelestarian Bangunan Pusaka di Kawasan Militer, Kota Bandung...70

5.2 Rekomendasi Studi ...71

5.3 Kelemahan Studi dan Saran Studi Lanjutan ...72

DAFTAR PUSTAKA...74 LAMPIRAN

(10)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel IV.1 Penilaian Keefektifan Pelestarian Fisik Bangunan ...43 Tabel IV.2 Penilaian Keefektifan Pelestarian Fungsi Bangunan ...46 Tabel IV.3 Penilaian Keefektifan Perawatan Bangunan...50 Tabel IV.4 Kepemilikan Bangunan dengan Penilaian Keefektifan

Pelestarian Fisik ...53 Tabel IV.5 Kepemilikan Bangunan dengan Penilaian Keefektifan

Pelestarian Fungsi ...53 Tabel IV.6 Kepemilikan Bangunan dengan Penilaian Keefektifan

Perawatan Bangunan...54 Tabel IV.7 Jenis Fungsi Bangunan dengan Penilaian Keefektifan

Pelestarian Fisik ...55 Tabel IV.8 Jenis Fungsi Bangunan dengan Penilaian Keefektifan

Pelestarian Fungsi ...55 Tabel IV.9 Jenis Fungsi Bangunan dengan Kondisi Bangunan ...56

Tabel IV.10 Kepemilikan Bangunan dengan Hambatan dalam Perawatan ...57 Tabel IV.11 Kondisi Bangunan dengan Kepemilikan dan

Anggaran Perawatan ...60 Tabel IV.12 Informasi Bangunan Pusaka dengan Jenis

Kepemilikan Bangunan...62 Tabel IV.13 Informasi Pelestarian dengan Kondisi Bangunan ...63

(11)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Peta Wilayah Persebaran Bangunan Pusaka di

Kawasan Militer, Kota Bandung...5

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran...10

Gambar 3.1 Pusat Pemerintahan Kota Bandung Tempo Dulu ...29

Gambar 3.2 Pusat Militer Kota Bandung Tempo Dulu ...30

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian Kesehatan KJKS/UJKS koperasi bertujuan untuk memberi pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi dan masyarakat agar KJKS/UJKS koperasi dapat

1) Pengamatan (Observation), yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai siklus pendapatan yang berjalan untuk memahami dan mengetahui prosedur-prosedur terkait yang

Dalam perencanaan struktur ganda gedung ini secara khusus menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding geser khusus yang memiliki syarat sistem

Dalam Wina Sanjaya (2008) keterampilan dasar memberikan penguatan adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap

Profil farmakokinetika absorpsi dari suatu sediaan dapat dipantau dengan melakukan pengukuran kadar obat di dalam darah setelah pemberian suatu sediaan, kemudian

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang

depan kendaraan. Objek keras Pada saat kendaraan bergerak, apabila benturannya dengan objek lunak atau elastis dan kantong udara meletus, maka konsekwensinya adalah

Perhitungan perubahan garis pantai di Kabupaten Karawang menggunakan aplikasi DSAS dengan metode Net Shoreline Movement (NSM) yang mengukur jarak perubahan garis