• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh : NUR AZISAH NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh : NUR AZISAH NIM"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH METODE PEMECAHAN MASALAH CARA POLYA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA TERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MURID KELAS IV SD INPRES PARANG KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh : NUR AZISAH NIM 10540 8937 13

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)

ii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nur Azisah

Stambuk : 10540893713

Jurusan : Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan Dan Imu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Cara Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajuka dengan TIM Penguj adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Februari 2020 Yang Membuat Pernyataan

(3)

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nur Azisah

Stambuk : 10540893713

Jurusan : Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan Dan Imu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Cara Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini,saya akan menyusun sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ,saya akan selalumelakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas. 3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi

ini.

4. Apabila perjanjian seperti pada butir 1,2,dan 3dilanggar,maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, Februari 2020 Yang Membuat Perjanjian

(4)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(QS. Al-Baqarah:153)

“Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke pundak

lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai

dirinya dikala ia marah”

(Nabi Muhammad Saw)

“Belajarlah dari kesalahan orang lain . Anda tak dapat hidup cukup lama

untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri”

(Martin Vanbee)

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya

sederhana ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam

hidupku, kedua orang tuaku dan suamiku tercinta yang selalu

berdoa untuk keberhasilanku, kakak adikku dan seluruh

keluargaku yang selalu membuatku bersemangat untuk belajar,

para pendidikku yang membimbingku sehingga dapat melihat

dunia dengan ilmu, serta sahabat-sahabatku yang selalu

menemani suka dan duka.

(5)

v ABSTRAK

Ketuntasan hasil belajar matematika siswa, Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika, dan Respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen pre-Experimental one

group pretest-posttest untuk mengetahui keefektifan pendekatan pemecahan

masalah terhadap hasil NUR AZISAH. 2018. Pengaruh Metode Pemecahan

Masalah Cara Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa.SkripsiJurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing Prof.Dr.H.Irwan Akib,M.Pd dan Dr.H.Hasaruddin Hafied,M.ed

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV Sd Inpres Parang Kabupaten Gowa, yakni dalam indikator belajar Matematika SD Inpres Parang Kabupaten Gowa. Variabel dalam penelitian ini yaitu perlakuan,berupa ketuntasan hasil belajar matematika, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas guru, dan respon siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa yang berjumlah 16 orang, laki-laki sebanyak 5 orang dan perempuan sebanyak 11 orang. Penelitian dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah proses belajar mengajar di kelas lebih baik dan aktivitas siswa meningkat. Siswa kelihatan bersemangat dan senang mengikuti proses belajar mengajar di kelas, sehingga hal ini berpengaruh juga terhadap peningkatan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Matematika. Data hasil menulis karangan narasi kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4.1.Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel tabel 4.1 maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu sebanyak 11 orang dengan nilai 35-55, sedang sebanyak 2 orang dengan nilai 70-75, tinggi 1 orang dengan nilai 80, dan sangat tingggi 2 orang dengan nilai 90. Melihat dari hasil yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami serta penguasaan materi sebelum menggunaan penerapan metode polya tergolong rendah.Untuk mencari

mean (rata-rata) nilai pre-test dari siswa kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan

Parangloe Kabupaten Gowa

(6)

vi KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta Alam, yang Maha Pengasih yang tiada pilih kasih, Maha Penyanyang yang rasa sayangnya tak terhenti dan berkat Rahmat, Taufik dan Inayah-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Cara Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa” dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SWT yang kita nantikan syafa’atnya fi yaumil qiyamah, beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh alam.

Karya tulis yang sederhana ini diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh Makassar sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya akan kemampuan dan kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini banyak hambatan dan tantangan yang dilalui, akan tetapi berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak maka Skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang tua Kamaruddin dan Syamsiah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses mencari ilmu. Demikian pula penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak

(7)

vii

hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya Suami Tercinta Bripka Muh Akbar dan Anak Tercinta Azkia Nur humaera, Terimah kasih kepada Bapak Prof.Dr.H.Irwan Akib,M.Pd., dan Dr.H.Hasaruddin Hafied,M.Ed.,, selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Demikian juga terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., M.M, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai penulisan skripsi sehingga penulis skripsi berjalan dengan lancar

2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang telah memfasilitasi penulis dalam menjalani pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Aliem Bahri S,Pd.,M,Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PGSD yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah SD Inpres Parang Kabupaten Gowa, yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi ini

(8)

viii

6. Saudara kandung tercintaku (Bripda Muh Akram Kadafi,Muh Akmal Abdi) yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, kasih sayang dan bantuan baik secara moril maupun materil demi lancarnya penyusunan skripsi ini.

7. Sahabat dan teman-teman tercintaku (Rika Iriani Syam, S. Pd, Nurhidayah S,pd,Alsuci Lestari, S.Pd, Sri Wahyuni, S.pd, Wiwik Eka Pratiwi, S.Pd, Putri Ayu Suhartina S dan lain sebagainya yang tidak bisa disebutkan satu persatu) yang setia memberikan masukan dan bantuan yang berarti bagi penulis.

8. Teman-teman seperjuangan kelas N PGSD 2013, P2K Maros, memberikan masukan serta bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Makassar, Agustus 2018

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 6

C. TujuanPenelitian ... 6

D. Manfaat HasilPenelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Belajar dan pembelajaran ... 8

1. Definisi Belajar ... ... 8

2. Hakikat Matematika ... 9

3. Tahapan Penyelesaian Metode Polya ... 11

B. Kerangka Pikir ... 19

C. Hipotesis Penelitian ... . 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Variabel Penelitian ... 23

C. Populasi dan Sampel ... 24

(10)

E. Instrumen Penelitian ... 26 F. Teknik Analisis Data ... 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 29 B. Pembahasan ... 31 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 44 B. Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA ... 46 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.

Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan perkembangan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien (berdaya guna dan berhasil guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang berdasarkan pokok pada penciptaan kesejahteraan umum dan pencerdasan kehidupan bangsa kita, sesuai dengan tujuan nasional seperti tercantum dalam alineaa IV, pembukaan UUD 1945.

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan, untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang memerlukan cara agar mendapat pendidikan yang bermakna dan bermanfaat dalam kehidupannya.

(12)

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan secara mikro (luas) ialah sebagai alat:

a. Pengembangan pribadi b. Pengembangan warga negara c. Pengembangan kebudayaan d. Pengembangan bangsa

Tujuan akhir pendidikan adalah individu yang berkarakter atau bermoral, yaitu individu yang memiliki kebebasan, kesempurnaan, kemauan baik, kebenaran dan kesamaan.

Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara komponen pendidikan lainnya, sehingga komponen dari pendidikan dilakukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan pendidikan banyak sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik yaitu untuk meningkatakan mutu dan kualitas peserta didik, sehingga pembelajaran matematika yang mudah dan menyenangkan perlu dan terus dikembangkan.

Matematika merupakan salah satu sarana berfikir guna menumbuh kembangkan cara berfikir logis, sistematis dan kritis. Mengingat begitu pentingnya matematika, maka kurikulum di indonesia mengatur bahwa mata

(13)

pelajaran matematika perlu diberikan guna membekali murid dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan kerja sama. Ini berarti bahwa sampai batas tertentu matematika perlu dikuasai oleh segenap warga negara indonesia, baik penerapannya maupun pola pikirnya.

Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika. Logika adalah masa bayi dari matematika, sebaliknya matematika adalah masa dewasa dari logika.

Berbagai konsep, metode dan strategi yang perlu dikembangkan sehingga tercipta pembelajaran khususnya pembelajaran matematika yang di dianggap oleh sebagian sebagian murid tidak menyenangkan menjadi menyenangkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan juga kreatifitas guru. Guru dapat memanfaatkan berbagai metode dan strategi pembelajaran, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan fakta di lapangan, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sangat dihindari oleh murid karena menganggap mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang susah dipahami murid dan membosankan bagi murid.

Anggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang susah sudah melekat pada sebagaian besar murid, sehingga pada jam pelajaran matematika murid yang tidak senang dengan pelajaran matematika akan malas untuk berpikir dan ikut aktif dalam proses pembelajaran dan menyebabkan pemahaman konsep dan pemecahan masalah murid menjadi rendah.

Dalam pendidikan, mata pelajaran matematika diajarkan dari jenjang SD hingga perguruan tinggi, pembelajaran matematika perlu diberikan pada peserta

(14)

didik sejak dini untuk membekali berfikir kreatif, bernalar dan bekerja keras. Namun, pada kenyataannya masih banyak murid yang menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit salah satunya dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk soal cerita.

Berdasarkan observasi penelitian pada tanggal 19 Januari 2018 di SD Inpre Parang Kabupaten Gowa melalui wawancara,bahwa dalam proses pembelajaran matematika masih sering ditemui adanya kecenderungankurang keterlibatan siswa dalam belajar.dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecederungan siswa bersifat pasif menunggu sajian guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan ,keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan .Nilai rata-rata ulangan semester genap mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Inpres parang kabupaten Gowa pada tahun ajaran 2017/2018 yaitu 59,46 yang belum memenuhi standar nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM)yaitu 65,00 dan secara kasikal tidak ada murid yang tuntas dalam pembelajaran matematika.Hal ini menunjukkan bahwa pada mata pelajaran matematika ini belum tercapai dan masih ada murid yang mengalami kesulitan pada mata pelajaran matematika.

Soal cerita disajikan dalam bentuk cerita dan masalahnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kebanyakan murid merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita dan memahami maksud dari soal yang diberikan, apa yang ditanyakan dalam soal tersebut serta masih banyak yang kesuliatan dalam membuat rumus matematikanya. Hal ini dikarenakan karena dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk soal cerita dibutuhkan langkah-langkah pemahaman serta daya nalar yang tinggi. Selain itu, masih banyak murid yang

(15)

kurang memahami bagaimana menerjemahkan kalimat sehari-hari soal kedalam kalimat matematika.

Dengan demikian, kemampuan murid dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk cerita meliputi beberapa langkah penyelesaian yaitu kemampuan memahami soal, membuat model matematika dan perhitungan. Jika salah satu langkah penyelesaian terdapat kesalahan maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam penyelesaian soal ceritanya. Hal ini sejalan dengan Metode Polya dalam penyelesaian soal matematika dalam berbentuk soal cerita.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika yang dilakukan di sekolah SD Inpres Parang mengatakan bahwa memang benar masih banyak murid yang kurang memahami dalam menyesaikan soal cerita, ini disebabkan karena masih banyak murid yang kurang memahami maksud dari soal yang diberikan, sehingga mereka kesulitan dalam membuat model matematikanya. Selain itu, guru tersebut juga mengatakan bahwa dalam pemberian ujian, soal matematika berbentuk soal cerita masuk dalam kategori rumit.

Berdasarkan permasalahan di atas, diketahui bahwa masih banyak murid yang kurang memahami dalam penyelesaian soal matematika berbentuk soal cerita. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres

(16)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh hasil belajar murid dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah soal cerita matematika menggunakan cara polya ? 2. Apakah ada pengaruh metode polya dalam menyelesain soal cerita

terhadap peningkatan hasil belajar murid ? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh metode Polya dalam penyelesaian masalah soal cerita dalam pembelajaran Matematika Murid kelas IV SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode polya dalam peningkatan hasil belajar murid.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah untuk memperluas dunia ilmu pendidikan.

b. Memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia, khususnya bagi para murid yang mengalami masalah dalam belajar yang mengakibatkan hasil belajar yang relatif rendah.

2. Manfaat teoritis a. Bagi peserta didik

1) Dapat meningkatkan kemampuan murid dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk soal cerita

2) Peserta didik lebih teliti dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk soal cerita sehingga tidak terdapat lagi kesalahan dalam penyelesainnya.

(17)

1) Dapat mengetahui kemampuan murid dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk soal cerita.

2) Dapat menentukan langkah pembelajaran yang tepat untuk mengurangi kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika.

c. Bagi sekolah

1) Sebagai bahan bacaan bagi mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika

2) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan

d. Bagi peneliti

Yaitu, diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian tersebut.

(18)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Defenisi Belajar

Belajar adalah suatu proses untuk mengubah tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar dan dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan.

Belajar merupakan suatu proses internal yang mungkin atau mungkin juga tidak menghasilkan perubahan prilaku. Beberapa hal yang dipelajari tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap prilaku dengan segera, kemudian hari dan bisa saja tidak memberikan pengaruh.

Menurut Slameto dalam Muh. Rapi (2012) : Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dan interaksi dala lingkungannya. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pangalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of behavior throuh experiencing)

Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,

(19)

akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Dari beberapa defenisi diatas secara tersirat menjelaskan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh sesorang yang dapat menghasilkan perubahan prilaku menjadi lebih baik dimana perubahannya dapat dilihat dengan segera, kemudian hari atau bisa saja tidak memberikan pengaruh. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdapat pada sang pembelajaran yang terdapat disekitarnya. Menurut Slameto dalam Umy Kusyairy (2014) memaparkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan segala aspek yang berasal dari dalam diri individu yang akan melakukan proses belajar. Faktor ini meliputi :

1. Faktor jasmaniah (faktor usia,kesehatan badan, dan catat tubuh) 2. Faktor psikologis (niat untuk belajar, intelegensi, kapasitas memori, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kelelahan, dan stressor atau hal-hal yang dapat membahayakan stres). b. Faktor eksternal

Faktor ini merupakan segala aspek yang berasal dari luar individu yang dapat mempengaruhi proses belajar faktor ini meliputi :

1. Faktor keluarga (pola asuh dari orang tua (cara mendidik), relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonimi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)

(20)

2. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan murid, relasi antar murid, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan murid dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan media massa)

Secara global, faktor – faktor yang mempengaruhi belajar murid dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri murid), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani murid

b. Faktor eksternal (faktor dari luar murid), yakni kondisi lingkungan disekitar murid

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar murid yang meliputi strategi dan metode yang digunakan murid untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

3. Hakikat Matematika

Johson dan Rising dalam Sitti Hasmiah Mustamin (2011). Menyatakan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide dari pada menegnai bunyi.

Soedjadi dalam Sitti Hamsiah mustamin (2000),memberikan enam defenisi atau pengertian tentang matematika, yaitu :

(21)

b. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan

c. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk

d. Matematika adalah pengetahuan tentang sruktur-struktur logic e. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan – aturan yang keta

Matematika, menurut Ruseffendi dalam Ris Aulia Musdalifah (1990:2) adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau ponstulat, dan akhirnya ke dalil.

Disini dapat disimpulkan bahwa hakikat dari matematika adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa, symbol, pembuktian dan penalaran yang logic serta memiliki struktur yang terorganisi.

3. Tahapan Penyelesaian Metode Polya

Tahapan-tahapan penyelesaian dari soal cerita yang diberikan sesuai dengan proses pemecahahan masalah yang diberikan Polya, Yaitu :

1. Memahami masalah ( understanding the problem)

Pada tahap ini murid harus memahami masalah yang diberikan yaitu menetukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, apa syaratnya, cukup ataukah berlebihan syarat tersebut dalam menyelesaikan soal yang diberikan

(22)

Pada tahap ini murid harus menunjukkan hubungan antara yang diketahui dan yang ditanyakan, dan menetukan strategi atau cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal yang diberikan

3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan)

Pada tahap ini murid melaksanakan rencana yang telah ditetapkan pada tahap merencanakan pemecahan masalah, dan mengecek setiap langkah yang dilakukan

4. Memeriksa kembali solusi yang diperoleh (looking back)

Pada tahap ini murid melakukan refleksi yaitu mengecek kembali atau menguji solusi yang telah diperoleh.

Adapun penjabaran dari keempat langkah yang diajukan Polya yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan suatu masalah, dapat diuraikan sebagai berikut.

Sumber:dianiveby.blogspot.com/2012/06

a. Tahap Pemecahan Soal (Understanding)

Yang dimaksud tahap pemahaman soal menurut Polya ialah bahwa murid harus dapat memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal tersebut. Menurutnya ciri bahwa murid paham terhadap isi soal ialah murid dapat mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan beserta jawabannya seperti berikut:

 Data atau informasi apa yang dapat diketahui dari soal?

 Apa inti permasalahan dari soal yang memerlukan pemecahan?

 Adakah dalam soal itu rumus-rumus, gambar, grafik, tabel, atau tanda-tanda khusus?

(23)

Sasaran penilaian pada tahap pemahaman soal meliputi:

1) Murid mampu menganalisis soal. Hal ini dapat terlihat apakah murid tersebut paham dan mengerti terhadap apa yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal.

2) Murid dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam bentuk rumus, simbol, atau kata-kata sederhana.

b. Tahap Pemikiran Suatu Rencana (Planning)

Menurut G. Polya (Rika,2001:13) pada tahap pemikiran suatu rencana, murid harus dapat memikirkan langkah-langkah apa saja yang penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Menurutnya pula kemampuan berpikir yang tepat hanya dapat dilakukan jika murid telah dibekali sebelumnya dengan pengetahuan-pengetahuan yang cukup memadai dalam arti masalah yang dihadapi murid bukan hal yang baru sama sekali tetapi sejenis atau mendekati. Yang harus dilakukan murid pada tahap ini adalah murid dapat:

1).Mencari konsep-konsep atau teori-teori yang saling menunjang. 2)Mencari rumus-rumus yang diperlukan.

Pada jenjang kemampuan murid tahap ini menempati urutan tertinggi. Hal ini didasarkan atas perkembangan bahwa pada tahap ini murid dituntut untuk memikirkan langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan.

c. Pelaksanaan Rencana (Solving)

Yang dimaksud tahap pelaksanaan rencana adalah murid telah siap melakukan perhitungan dengan segala macam data yang diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai. Pada tahap ini murid harus dapat

(24)

membentuk sistematika soal yang lebih baku, dalam arti rumus-rumus yang akan digunakan sudah merupakan rumus yang siap untuk digunakan sesuai dengan apa yang digunakan dalam soal, kemudian murid mulai memasukkan data-data hingga menjurus ke rencana pemecahannya, setelah itu baru murid melaksanakan langkah-langkah rencana sehingga akan diharapkan dari soal dapat dibuktikan atau diselesaikan.

Tahap pelaksanaan rencana ini mempunyai bobot lebih tinggi lagi dari tahap pemahaman soal namun lebih rendah dari tahap pemikiran suatu rencana. Pertimbangan yang diambil berkenaan dengan pernyataan tersebut bahwa pada tahap ini murid melaksanakan proses perhitungan sesuai dengan rencana yang telah disusunnya, dilengkapi pula dengan segala macam data dan informasi yang diperlukan, hingga murid dapat menyelesaikan soal yang dihadapinya dengan baik dan benar.

d. Tahap Peninjauan Kembali (Checking)

Yang diharapkan dari keterampilan murid dalam memecahkan masalah untuk tahap ini adalah murid harus berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan yang dilakukannya.

Tahap peninjauan kembali ini mempunyai bobot paling rendah dalam klasifikasi tingkat berpikir murid. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pada tahap ini subjek hanya mengecek kebenaran dari hasil perhitungan yang telah dikerjakannya, serta mengecek sistematika dan tahap-tahap penyelesaiannya apakah sudah baik dan benar atau belum.

(25)

e. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah adalah suatu proses penemuan suatu respon yang tepat terhadap suatu situasi yang benar-banar unik dan baru bagi pemecah masalah (siswa).Kemampuan pemecahan ,asalah adalah salah satu objek tak langsung dalam belajar matematika.Pemecahan masalah merupakan kegiatan penting dalam matematika sekolah,karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya,siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemampuan matematika penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin,penemuan pola,penggeneralisasian,komunikasi matematik,dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih baik.

Pengajaran matematika di SD juga bertujuan untuk melatih siswa memecahkan masalah melalui pemecahan masalah,diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu,pendekatan pemecahan masalah menjadi bagian dari pembelajaran matematika disekolah.

Mtematika yang disajikan dalam bentuk masalah akan memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari matematika lebih dalam.Dengan dihadapkan suatu masalah matematika,siswa akan berusaha menemukan penyelesaiannya melalui berbagai strategi pemecahan masalah metematika.kepuasan akan tercapai apabila siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (Aisyah, 2007:5-6) mengatakan pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu pedoman mengajar yang sifatnya teoritis atau

(26)

konseptual untuk melatih siswa memecahkan masalah-masalah matematika dengan menggunakan berbagai strategi dan langkah pemecahan masalah yang ada.

Selanjutnya Sanjaya (2007 : 220) mengemukakan beberapa keunggulan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah diantaranya:

(1) Pemecahan masalah merupakan teknikyang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran. (2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru lagi siswa. (3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. (4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana nebtransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. (5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.Disamping itu,pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. (6) Melalui pemecahan masalah bias memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran,bahwa pada dasarnya merupakan cara berpikir,dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa,bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku-buku saja.

Rasa ingin tahu suatu dorongan yang sangat penting dalam belajar matematika.Adanya rasa ingin tahu mendorong seseorang untuk mempelajari hal hal yang baru.Untuk menimbulkan rasa ingin tahu dibutuhkan adanya sesuatu yang menantang.Hal seperti ini biasanya muncul bila seseorang menghadapi suatu masalah yang harus segera dipecahkan.

Untuk menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika di SD,dapat dilakukan secara klasikal maupunkelompok dengan mengikuti langkah-langkah umum pendekatan pemecahan masalah dan langkah-langkah pembelajaran yang biasa dilakukan di SD,yaitu pendahuluan,pengembangan,penerapan dan penutup.

(27)

f. Soal Cerita

Soal cerita matematika merupakan soal – soal matematika yang mengguanakan bahasa verbal dan umumnya berhubungan dengan kegiatan sehari hari.

Penyelesaian soal cerita tidak hanya memperhatikan jawaban akhir perhitungan, tetapi proses penyelesaiannya juga harus diperhatikan. Murid diharapkan menyelesaikan soal cerita melalui suatu proses tahap demi tahap sehingga terlihat alur berfikirnya. Selain itu dapat dilihat pula pemahaman murid terhadap konsep yang digunakan dalam soal cerita tersebut.

Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk kalimat sehari-hari dan umumnya merupakan aplikasi dari konsep matematika yang dipelajari. Soal cerita mempunyai karakteristik/ciri-ciri sebagai berikut:

1) Soal dalam bentuk ini merupakan suatu uraian yang memuat satu/beberapa konsep matematika sehingga murid ditugaskan untuk merinci konsep-konsep yang terkandung dalam soal tersebut. Umumnya uraian soal merupakan aplikasi konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari/keadaan nyata, sehingga murid seakan-akan menghadapi keadaan sebenarnya.

2) Murid dituntut menguasai materi tes dan bisa mengungkapkannya dalam bahasa tulisan yang baik dan benar.

3) Baik untuk menarik hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki murid dengan materi yang sedang dipikirkannya.

(28)

Penyajian soal matematika dalam bentuk soal cerita mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:

1. Soal bisa disajikan dalam tes tipe subyektif dan obyektif.

2. Soal dalam bentuk ini dapat digunakan untuk menilai proses berpikir murid sekaligus hasil akhirnya.

3. Meningkatkan kreatifitas dan aktivitas murid karena soal cerita menuntut murid berpikir secara sistematik dan mengaitkan fakta-fakta yang relevan. 4. Murid akan mengetahui kegunaan dari konsep matematika yang

dipelajarinya karena diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Di samping kelebihan soal cerita, ada pula kelemahannya. Beberapa kelemahan dari soal cerita diantaranya:

1. Perlu kajian secara mendalam dan cermat sebelum menentukan jawaban sehingga murid terpaku pada pokok masalah yang cukup panjang dan kompleks.

2. Memerlukan waktu yang relatif lama dalam mengerjakannya.

3. Bahasa dan kalimat yang digunakan kadang-kadang kurang tepat (tidak efisien dan efektif) sehingga membingungkan dan menimbulkan salah tafsir bagi murid.

Sumber;http://id SHvoong.com/writing-and speaking/presenting/2063170-soal cerita matematika/

E. Kerangka Pikir

Peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari sangat penting karena penguasaan terhadap matematika sangat diperlukan murid sebagai bekal dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat. Tetapi pada

(29)

kenyatannya di dalam mempelajari matematika banyak dijumpai berbagai masalah oleh guru dan murid. Murid dalam menyelesaikan soal memiliki cara yang berbeda-beda karena kemampuan matematika juga berbeda-beda.

Dalam soal pada beberapa materi matematika, ada yang disajikan dalam bentuk cerita. Penyelesaian soal cerita tidak hanya memperhatikan jawaban akhir perhitungan, tetapi proses penyelesaiannya juga harus diperhatikan.murid diharapkan menyelesaikan soal cerita melalui suatu proses tahap demi tahap sehingga terlihat alur berfikirnya.

(30)

Secara ringkas gambaran penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat dalam skema berikut :

Gambar 1: Kerangka Berpikir Soal matematika disajikan dalam

bentuk cerita

kemampuan murid dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk cerita

Menggunakan metode polya dalam tahapan penyelesaian Memahami masalah ( understanding the problem) Merencanakan pemecahan masalah (devising a plan) Melaksanakan rencana pemecahan masalah( carrying

out the pplan)

Memeriksa kembali solusi yang diperoleh (looking back)

Penyelesaian soal cerita menggunakan cara polya

Pengaruh metode pemecahan masalah cara polya dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk soal cerita terhadap peningkatan hasil belajar matematika murid

(31)

F. Hipotesis

Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hypo dan thesis. Hypo berarti kurang atau di bawah dan thesis berarti teori, proporsi, atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.

Sedangkan Menurut Sugiyono (2015). Memberikan pengertian hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitan, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sama halnya dengan Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Adapun hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini yaitu:

H1 : Ada pengaruh yang signifikan di terapkannya Metode Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa

HO : Tidak ada pengaruh yang signifikan di terapkannya Metode Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa.

Sebelum hipotesis penelitian (H1) diubah menjadi hipotesis nol (HO) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan di terapkannya Metode

(32)

Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa, setelah itu dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi product moment, dan dikonsultasikan pada t tabel dengan ketentuan t tabel di taraf signifikan 95% dengan db = 30 diperoleh nilai t tabel = 1, 70, jika t hitung lebih besar dari t tabel maka konsekuensinya HO di tolak dan H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan di terapkannya Metode Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Parang Kabupaten Gowa.

(33)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan desain penelitian

1. Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Pre-Experimental Desaign, dimana peneliti akan menerapkan Perlakuan (Treatment) kepada Variabel Dependen sehingga Variabel Dependen mendapat pengaruh yaitu diberikan penerapan metode polya dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk soal cerita. Sebagaimana Kita ketahuai Pre-Experimental Desaign merupan eksperimen sungguh-sungguh, hal ini disebabkan masih ada Variabel luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya Variabel Dependen. Tidak adanya Variabel kontrol menyebabkan Variabel luar terpengaruh, Selain itu pemilihan sampel dalam desain ini dilakukan tidak secara randaom.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah menggunakan Pre-Experimental Desaign dengan pola One-Grup Pretest-posttes Design. Dalam pelaksanaan penelitian ekperimen, Variabel Dependen (IV.A) diberikan Pretes (Soal Matematika berbentuk cerita) terlebih dahulu sebelum diberikan Perlakuan (Metode Polya) sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel X (mempengaruhi) dalam penelitian ini Pengaruh Metode

(34)

Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Murid Kelas IV.A SD Inpres Parang Kabupaten Gowa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah objek penelitian yang menjadi sumber informasi dan sumber data tentang apa yang akan diselidiki. Populasi adalah semua jumlah responden yang akan dijadikan objek penelitian dengan membatasi sejumlah persamaan sifat-sifatnya maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas IV.A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa sebanyak 16 orang.

Tabel. 1 keadaan populasi

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1. IV.A 5 11 16 Jumlah 16

Sumber: Buku Absen Umum murid SD IV.A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Tahun 2018/2019

2. Sampel

Menurut Arikunto (dalam Ammin. 2010 :29), sampel merupakan bagian dari keseluruhan yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian sedangkan metodologi yang digunakan menyeleksi disebut sampling. Apabila populasi terlalu banyak, jalan yang harus ditempuh adalah mengambil sebuah sampel sebagai wakil dari populasi yang ditetapkan.

(35)

Penelitian ini digunakan sampel Random , artinya semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian seluruh siswa kelas IV.A, yaitu sebanyak 16 siswa, 11 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah observasi dengan instrumen berupa ceklis.

Dalam Burhan (2011: 22) Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.Menurut Kartono (1980: 142) pengertian observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, objektif , logis dan rasional mengenai berbagai fenomena. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner dimana wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek yang lain.

Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Peneliti melakukan observasi lapangan untuk mengetahui jumlah dan keadaan murid.

(36)

b. Peneliti memberi tindakan berupa Pretest kepada semua siswa kelas SD IV.A sebelum melakukan penerapan metode Polya dan memberi Posttest seteleh memberikan perlakuan berupa penerapan metode Polya.

c. Melakukan observasi lanjutan dan mengisi ceklis sesuai dengan keterlibatan murid dalam pembelalajaran, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

d. Memberi skor hasil Observasi

E.Instrumen Penelitian

Pelaksanaan pengamatan ini didukung dengan instrument penelitian

berupa ceklis dan penilaian hasil belajar.

Lembar Observasi digunakan untuk mengamati perkembangan moral budi pekerti murid, berdasarkan asumsi peneliti berupa pernyataan dengan lima alternatif pilihan, yaitu : sangat baik (SB), baik (B), sedang (S), Kurang baik (KB), dan tidak baik (TB) dengan skor 0-4, Aswar (dalam Sukma 2005 : 55).

Lembar tes hasil belajar diberikan sebagai upaya untuk melihat adanya peningkatan kemampuan atau tingkat penguasaan murid terhadap materi pelajaran dongeng setelah mengikuti proses belajar mengajar. Nilai yang diperoleh siswa dengan KKM ( kriteria ketuntasan minimal ) yang ditetapkan oleh guru.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif eksperimen menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (Sugiyono, 2016: 169).

(37)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif.

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan metode interpretasi skor, metode ini digunakan untuk mengkaji variabel penerapan metode polya dan keterampilan menulis siswa. Hasil skor yang berupa angka akan diinterpretasikan secara kualitatif. Jadi skor pada skala yang menghasilkan data berupa data interval, akan diinterpretasikan ke dalam kategori skor yang merupakan data ordinal.

Setelah menganalisa tes hasil belajar untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan metode polya pada siswa Kelas SD IV.A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa, dilakukan perhitungan nilai rata-rata (mean), frekuensi dan persentase. Dengan rumus untuk menghitung mean (nilai rata-rata) adalah sebagai berikut:

n Xi

Me

(Tiro, 2008:242) Keterangan: Me = Mean (rata-rata)

∑ = Jumlah

Xi = Nilai X ke i sampai ke n

N = Banyaknya subjek

Hasil belajar sebelum dan sesuda diberi perlakuan dengan menggunakan penerapan metode polya dapat dianalisis dengan teknik analisis persentase dengan rumus sebagai berikut :

(38)

P =

𝑓

𝑁

x

100% (Tiro, 2008: 242) Keterangan : P = Persentase

F = Frekuensi yang dicari persentasenya N = Jumlah subjek eksperimen

Dalam penelitian ini, untuk menyajikan penerapan metode polya dan keterampilan menulis siswa dibagi menjadi 4 kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Untuk membuat skala atau rentang skor pada masing-masing variabel, harus diketahui terlebih dahulu nilai maksimal, nilai minimal, mean, rentang, dan standar deviasi.

Untuk mendapatkan hasil gambaran yang jelas terhadap kemampuan menulis karangan deskripsi maka dibutuhkan 5 (lima) kaegori penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tabel Kategori Penilaian

Nilai Kategori 90-100 Sangat Tinggi 80– 89 Tinggi 70– 79 Sedang 60 -69 Rendah 0 -59 Sangat Rendah

(39)

2. Analisis Statistik Inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t). dengan menggunakan rumus t-test, yang dikemukakan oleh Arikunto (2013:351) yaitu:

𝑡 = 𝑀𝑑

√ ∑ 𝑥2𝑑 𝑁(𝑁 − 1)

Keterangan:

Md = perbedaan mean pre-test dan post-test

𝑥𝑑 = deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑ 𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi

N = jumlah subjek pada sampel

Kriteria pengujian jika :

a. Jika t Hitung> t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti penerapan

metode polya berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan narasi kelas SD IV.A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Jika t Hitung< t Tabel maka Ho diterima, berarti penerapan metode polya tidak

berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan narasi kelas SD IV.A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa

(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Penyajian Hasil Analisis Data

1. Deskripsi Hasil Pretest Siswa Kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan

Parangloe Kabupaten Gowa Sebelum Menggunakan penerapan metode

polya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa mulai 19 januari 2018, maka diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar murid berupa nilai dari kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa

Data hasil menulis karangan narasi kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4.1.

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel tabel 4.1 maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu sebanyak 11 orang dengan nilai 35-55, sedang sebanyak 2 orang dengan nilai 70-75, tinggi 1 orang dengan nilai 80, dan sangat tingggi 2 orang dengan nilai 90. Melihat dari hasil yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami serta penguasaan materi sebelum menggunaan penerapan metode polya tergolong rendah.

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari siswa kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa

(41)

dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4.2.

Dari data pada lampiran 4 tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 = 890, sedangkan nilai dari N sendiri adalah 16. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut :

𝑥̅

=∑ 𝑓𝑥𝑖 𝑘 𝑖=1 𝑛

=

890 16 = 55,62

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil menulis karangan naraIsi kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa sebelum menggunakan metode polya yaitu 55,62. Adapun tingkat penguasaan materi Pretest murid dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Tingkat Penguasaan Materi Pretest

No. Inter val Frekue nsi Persent ase (%) Katego ri Hasil Belajar 1 . 35-59 11 68,75 Sangat Rendah 2 . 70-79 2 12,5 Sedang 3 . 80-89 1 6,25 Tinggi 4 . 90-100 2 12,5 Sangat Tinggi Jumlah 16 100

(42)

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 68,75%, sedang 12,5%, tinggi 6,25% dan sangat tingggi berada pada presentase 12,5%. Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami serta penguasaan materi sebelum menggunakan metode polya tergolong rendah

Tabel 4.2 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar

Skor Kategorisasi Frekuensi % 0 -69 Tidak tuntas 11 68,75

70 -100 Tuntas 5 31,25

Jumlah 16 100

Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah 70. Berdasarkan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang peneliti telah menentukan yaitu jika jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM 70, maka dapat dikatakan pembelajaran tersebut berhasil dan memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal, sedangkan pada Tabel 4.4 siswa yang dikategorikan tidak tuntas mencapai 68,75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal dimana siswa yang tuntas hanya 31,25 %.

(43)

Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) IV A SD Inpres Parang Kecamatan

Parangloe Kabupaten Gowa Setelah Menggunakan Media Big Book

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah diberikan post-test. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data hasil belajar kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa setelah menggunakan metode polya pada lampiran 4 tabel 4.5.

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap post-test dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat tinggi sebanyak 3 orang dengan nilai 90-100, tinggi sebanyak 2 orang dengan nilai 80-89, sedang 5 orang dengan nilai 70-79, rendah 4 orang dengan nilai 60-69, dan sangat rendah 2 dengan nilai 50-59. Melihat dari hasil yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan murid dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran setelah menggunakan media gambar tergolong tinggi.

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.

Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 = 1160 dan nilai dari N sendiri adalah 16. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut :

𝑥̅

= ∑ 𝑓𝑥𝑖

𝑘 𝑖=1

(44)

=

1160

16

= 72,5

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil belajar kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa setelah menggunakan media gambar yaitu 72,5 dari skor ideal 70. Adapun tingkat penguasaan materi post-test dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7. Tingkat Penguasaan Materi Post-test

No. Interval Frekuensi

Persentase (%) Kategori Hasil Belajar 1. 50-59 2 12,5 Sangat Rendah 2. 60-69 4 25,0 Rendah 3. 70-79 5 31,25 Sedang 4. 80-89 2 12,5 Tinggi 5. 90-100 3 18,75 Sangat Tinggi Jumlah 16 100

Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada tahap post-test dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 18,75%, tinggi 12,5%, sedang 31,25%, rendah 25,0% dan sangat rendah berada pada presentase 12,5%. Melihat

(45)

dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami serta penguasaan materi pelajaran setelah menggunakan media

big book tergolong tinggi yaitu 18,75% dari presentase sebelum menggunakan

media big book yang hanya mendapatkan 12,5%

Tabel 4.8. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0 -69 Tidak tuntas 6 37,5

70 -100 Tuntas 10 62,5

Jumlah 16 100

Apabila Tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM 70 maka dapat dikatakan pembelajaran tersebut berhasil dan memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Dan pada Tabel 4.8 siswa yang dikategorikan tuntas mencapai 62,5%

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal dimana siswa yang tidak tuntas hanya 37,5%.

(46)

Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV A SD Inpres Parang

Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Selama Menggunakan metode polya

Hasil analisis data pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode polya selama 3 kali pertemuan dinyatakan dalam persentase yang dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4.9.

Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan III menunjukkan bahwa :

a. Persentase kehadiran siswa sebesar 83,31%

b. Persentase siswa yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi 16,25%

c. Presentase siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi sebesar 66,62%

d. Persentase siswa yang menjawab pertanyaan guru baik secara lisan maupun tulisan 41%

e. Persentase siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 52,06%

f. Persentase siswayang mengajukan diri untuk membaca karangannya 58,31% g. Persentase siswa yang mengerjakan tugas dengan benar 75%

h. Persentase siswa yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran 62,5%

Sesuai dengan kriteria aktivitas siswa yang telah ditentukan peneliti yaitu siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah murid yang aktif ≥70% baik untuk aktivitas siswa perindikator maupun rata-rata aktivitas siswa,

(47)

dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah siswa yang aktif melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 76,80% sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran telah mencapai kriteria aktif.

Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Cara Polya dalam

Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Siswa Kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Pengaruh metode pemecahan masalah cara polya dalam menyelesaikan soal cerita matematika terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas Siswa Kelas IV A SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa” maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t. Data analisis skor pre-test dan post-test dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4.10.

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md = ∑ 𝑑 𝑁

=

250

16 = 15,625

2. Mencari harga “∑𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:

∑ 𝑋2𝑑= ∑ 𝑑2(∑ 𝑑)2 𝑁

= 4700 −(250)

2

(48)

= 4700 −62500 16

= 4700 − 3906,25

= 793,75

3. Menentukan harga t Hitung

t = 𝑀𝑑 √ ∑ 𝑋2𝑑 𝑁(𝑁−1) t = 15,625 √16(16−1)793,75 t = 15,625 √793,75 240 t = 15,625 √3,307 t = 15,625 1,81 t = 8.63

4. Konsultasikan dengan t tabel thitung =8,63> ttabel= 2,131

(49)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Ini berarti bahwa

penggunaan metode polya berpengaruh terhadap kemampuan menulis karangan deskripsi.

(50)

40 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pembahasan dapat ditarik kesimpulan yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata hasil observasi (pengamatan) terhadap hasil belajar murid yang diberikan perlakuan tindakan/treatment dengan Metode Polya adalah 5,3, sedangkan nilai rata-rata hasil Observasi (pengamatan) terhadap hasil belajar murid yang tidak diberi perlakuan/treatment dengan metode Polya adalah 2, 025. Jadi, hasil belajar murid yang diberikan perlakuan lebih tinggi sekitar 2, 77 daripada murid yang tidak diberi perlakuan.

2. Hasil perhitungan perbandingan koefisien nilai rata-rata observasi (pengamatan) terhadap hasil belajar murid (t hitung) antara sesudah mendapat perlakuan (X) dan sebelum mendapat perlakuan (Y) yang diperoleh sebesar 2, 49 lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 95% yaitu t.s.0,95 = 1, 70.

Karena t hitung lebih besar daripada t tabel pada taraf signifikan 95%, hipotesis alternatif (H1) diterima.

3. Setelah diadakan uji hipotesis gambaran bahwa Metode Pemecahan Masalah Cara Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar murid kelas IV SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.

(51)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka peneliti menyarankan kepada :

1. Para pendidik dan orang tua hendaknya memberikan pembelajaran matematika sedini mungkin supaya anak terbiasa melakukan hal-hal yang utama pada waktu dewasa kelak karena kedamaian dan kesejahteraan bangsa dimasa yang akan datang ada digenggaman tangan mereka.

2. Seluruh peserta didik hendaknya memperhatikan pembelajaran yang baik yang diberiakan oleh guru maupun orang tua dalam hal yang positif.

(52)

42 DAFTAR PUSTAKA

Abdulrahman, Mulyono. 1999, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Agus Triyanto. 2007. Terampil berbahasa indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga.

Aminuddin, 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV.Sinar Bandung.

Anreas Priyono, 2000, Pedoman Praktis Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: Depdiknas, Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Anti Aarne dan Stith Thompson. 1992. Panduan berbahasa yang benar. Surakarta. Mediatama.

Arikunto, Suharsimi.1992. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Burhan, 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Eddy Soewardy Karta Widjaya.1987. Pengukuran Hasil Evaluasi Belajar. Cet. I, Bandung: Sinar Baru.

Farris. 1993: 304. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga. Fredick Mc Donald. dalam Burns, 1996: 8. Terampil Berbahasa Indonesia.

Ciracas, Jakarta. Erlangga.

Gie. 2000 : 6. Cara Berbahasa Yang Baik. Surakarta. Mediatama.

Gorys Keraf . 1996: 24. Terampil Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga.

Hamalik,Oemar. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Sinar Bandung. Herman Huyono. 2000 : 139. Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu Mengajar

Secara Menyenangkan.Bandung:PT.Mizan Media utama (MMU).

Hernowo,2006,Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu Mengajar Secara

Menyenangkan.Bandung:PT.Mizan Media utama (MMU). Harris. 2003. Berbagai Problema Pendidikan. Ciracas, Jakarta. Erlangga.

Hidayat, Rahayu.1997. Pengetasan Kemampuan Membaca Komunikatif. Jakarta : Inter Nusa.

(53)

Hudoyo,Herman. 2000. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang : IKIP. malang.

Hodgson. 1960. Terampil Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga.

Juel (Sandjaja), 2005. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga.

Kaifa, 2004. Teori Otak Triune. Bandung : Alfabeta

Kamisa. 1997. Terampil berbahasa indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga.

Kartono, 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Kolker. 1983: 3. Terampil Berbahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta. Erlangga

Meier, Dave.2001.The Accelerated Learning Handbooks:Panduan kreatif Dan

Efektif Merancang Program Pendidikan Dan Pelatihan.Bandung:Kaifa

Muhkal, Mappaita & Sappaile Baso Intang. 1998. Pengaruh Konsep Diri

Matematika Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMU Kotamadya Ujung Pandang. Laporan Hasil

Penelitian. Ujung Pandang : IKIP. Ujung Pandang.

Nunun, David. 1992. Mengembangkan Pemahaman Wacana. Jakarta : Indah Perkasa.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat Dan Efektif. Bandung : Y A3.

Nurindah. 2001. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Siswa

Kelas V SD. Inpres Tinggimae Kabupaten Gowa.Skripsi.Unismuh

Makassar.

Setiawan,Budi. 2002. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta : Rajawali.

Soedarso. 1996: 4. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Ciracas. Jakarta. Erlangga.

Slameto.1997.Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya.

Jakarta:Rineke cipta.

(54)

Tampubolon,1987.Keterampilan Membaca.Jakarta: Pustaka Ilmu.

Tarigan, H.G, 1985. Membaca Dalam Kehidupan.Bandung: Angkasa.

Tarigan,H.G. 1987. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung : Angkasa.

Tarigan,H.G,1994.Membaca Sebagai Sesuatu Keterampilan Bahasa . Bandung:Angkasa.

Thompson. 1992: 86. Senang Berbahasa. Ciracas, Jakarta. Erlangga.

Winarno Surakhmad. 2003. Fasilitator, Edisi I Tahun 2003.

Jl. Kembang Baru I/4 Yogyakarta. Elex Media

Wiryodijoyo, Suwarsono.1989. Strategi Membaca Pengantar Dan Tekniknya.Jakarta : Debdikbud.

Puput Yoga Astuti. 2009. Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat dengan Model

Pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual (SAVI) pada Siswa Kelas V SD Sigaluh Banjarnegara.Banjarnegara. Skripsi:

Universitas Banjarnegara.

Risma.2010. kemampuan membaca puisi dengan menggunakan tehnik membaca

total gaya Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual (SAVI) pada siswa kelas IV SD Inpres Antang Makassar. Makassar.Skripsi :Universitas

(55)

L

A

M

P

I

R

A

N

Lampiran

ANALISIS STATISTIK

(56)

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari siswa kelas IV SDN No. 212 Inpres Bontokanang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :

Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean ( rata – rata ) nilai pretest

X F F.X 35 3 105 40 2 80 45 2 90 50 2 100 55 2 110 70 1 70 75 1 75 80 1 80 90 2 180 Jumlah 16 890

Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑𝑓𝑥 = 890, sedangkan nilai dari N sendiri adalah 16. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut :

Gambar

Gambar 1: Kerangka Berpikir  Soal matematika disajikan dalam
Tabel 3.6 Tabel Kategori Penilaian
Tabel 4.1. Tingkat Penguasaan Materi Pretest
Tabel 4.2 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu bentuk implementasi dari ilmu dalam proses belajar yang berkaitan dengan realita dunia pekerjaan

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan beban emisi kendaraan bermotor, tampakan lumut kerak dan memprediksi paparan TRAP pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang

X masih terdapat kesalahan,dilakukan penyelesaian kasus ini agar perusahaan bisa mengetahui cara penetapan biaya jabatan dan metode perhitungan yang sesuai dengan

Sedangkan pendapatan non pertanian di peroleh dari pedagang, PNS/TNI-POLRI/pensiunan/karyawan, penyewaan aset (Profil Desa Kualu Nenas, 2014). Perubahan pendapatan rumahtangga

Untuk memberikan petunjuk dalam penelitian ini, sehingga dapat memberikan kejelasan dari pengaruh Kompetensi dan Disiplin terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pekerjaan Umum

Peran lembaga amil zakat sangat penting sekali, oleh sebab itu LAZISNU Kota Metro sebagai lambaga pengelolaan dan pendistribusian zakat, infak dan sedekah harus bisa

Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto (1988: 196) yang mengatakan bahwa kemampuan memahami kosakata terlihat dalam kegiatan menyimak dan membaca. Kosakata yang dimiliki

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi bermanfaat dalam melakukan pengambilan keputusan investasi saham syariah, hal ini dikarenakan investor mendapatkan