• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. MAS PURNOMO HADI, M.M.

Disampakan pada acara Sosialisasi Pajak dan Akuntansi bagi UMKM serta Pemberdayaan UMKM sesuai PP7Tahun 2021

KEBIJAKAN

PEMBERDAYAAN

KOPERASI DAN

UKM

(2)
(3)

Sumber : Penghitungan Nilai Tambah Bruto KUMKM (Diskop UKM dan BPS) Series1, Industri Pengolahan, 28.32%, 28% Series1, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor, 22.63%, 23% Series1, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, 18.80%, 19% Series1, Konstruksi, 11.12%, 11% Series1, Sektor lainnya, 19.13%, 19% Rp 353.014 M Rp 282.107 M Rp 234.329 M Rp 138.675 M Rp 238.487 M

Sumber : Penghitungan Nilai Tambah Bruto KUMKM (Diskop UKM dan BPS)

* Angkasementara

Kontribusi terbesar nilai tambah KUMKM dari sektor Industri Pengolahan

KONTRIBUSI KUMKM

TERHADAP PDRB JAWA TIMUR

KONTRIBUSI NILAI TAMBAH

BRUTO KUMKM BERDASAR

SEKTOR USAHA

NTB K-UMKM, 2016, 1,046.70 NTB K-UMKM, 2017, 1,143.30 NTB K-UMKM, 2018, 1,246.60 NTB K-UMKM, 2019, 1,343.21 NTB K-UMKM, 2020, 1,316.40 PDRB Jawa Timur, 2016, 1,855.04 PDRB Jawa Timur, 2017, 2,019.19 PDRB Jawa Timur, 2018, 2,189.78 PDRB Jawa Timur, 2019, 2,345.79 PDRB Jawa Timur, 2020, 2,299.46 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 2016 2017 2018 2019 2020 NTB K-UMKM PDRB Jawa Timur

* Kontribusi KUMKM TERHADAP PDRB Jatim (%) 2016 2017 2018 2019 2020*) 56,42% 56,62% 56,93% 57,26%* 57,25%*

(4)
(5)
(6)
(7)

7

PEMBINAAN UMKM PARIPURNA

PENGOLAHAN

PACKAGING

PERLINDUNGAN

(HKI)

SERTIFIKASI (Sertifikat Halal, SNI )

BAHAN

BAKU PRODUK JADI

PELAYANAN TEKNIS PENINGKATAN KUALITAS SDM PROMOSILN INFO PASAR LN TEMU BISNIS / MISI DAGANG ONLINE BARCODE BAHAN BAKU BIMBINGAN STANDARDISASI (ISO) EKSPOR UJI MUTU PENDAMPINGAN FASILITASI PEMODALAN

- Dana bergulir → Bank Jatim dan Bank UMKM

- CSR / PKBL → BUMN, BUMD, Swasta

PEMASARAN E-COMMERCE JATIM E-COMMERCE SWASTA PENGADAAN BARANG / JASA DI LINGKUNGAN PEMPROV JATIM

(8)

Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi UKM

- Mendorong UKM untuk

berkoperasi untuk meningkatkan daya saingnya secara

kelembagaan

1

Peningkatan kualitas SDM

melalui pelatihan manajerial, vokasional, dan kompetensi (dilakukan secara offline dan online melalui - e-learning (Si Jawara) - (e-Perpus) -PendampinganDigitalisasi -MJC - OPOP

5

Perluasan akses pemasaran secara offline

(Cooperative Trading House, Galeri Batik dan Cinderamata, Paviliundi Smesco

Jakarta) dan online (bekerjasama

dengan platform marketplace online)

4

Penguatan akses pembiayaan

melalui bank (dana bergulir, KUR) dan non bank (LPDB

KUKM dan CSR) - PendampinganAkses Pembiayaan - MJC Pelaporan Keuangan - OPOP

2

Peningkatan kualitas produk KUKM

BDC/ Klinik KUKM, PLUT, EJSC di Bakorwil - fasilitasistandarisasi - merk - MJC KualitasProduk - OPOP

3

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

PERATURAN PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 2021

TENTANG

KEMUDAHAN, PELINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN

KOPERASI DAN UAHA MIKRO KECIL DAN

(15)

POKOK PENGATURAN KEMUDAHAN, PELINDUNGAN,

DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI

Regulasi terkait:

• UU Nomor 11 Tahun 2020 Bab V Pasal 86 angka 1 – 6 • UU Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian

• PP Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Simpan Pinjam Koperasi • Permenkumham 14 Tahun 2019 tentang Pengesahan Koperasi

Pendirian Koperasi Primer paling sedikit oleh 9 orang,

Pengesahan BH oleh Kemenkumham, pendampingan prakoperasi

Pendirian Koperasi Primer

Nama koperasi , fatwa MUI, fungsi sosial, Dewan

Pengawas Syariah,

Usaha Syariah

Rapat Pembentukan, Rapat Anggota, Pelaporan, Kegiatan Tunggal Usaha,

paraf/TTD elektronik

Teknologi Informasi

Sektor Prioritas, bidang usaha khusus, pemulihan usaha, penumbuhan iklim, kemudahan di sektor

terkait (Kelautan Perikanan, pelabuhan, kehutanan, perdagangan, pertanian) Pemberdayaan dan Pelindungan

(16)

URAIAN POKOK KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN

PEMBERDAYAAN KOPERASI

1.

Pendirian koperasi primer paling sedikit 9

(sembilan) orang, sedangkan Koperasi

sekunder 3 (tiga) Koperasi.

2.

Pengesahan badan hukum Koperasi oleh

Kementerian Hukum dan HAM.

3.

Rapat Pembentukan & Rapat Anggota secara

daring dan luring.

4.

Sistem pelaporan elektronik.

5.

Koperasi dapat menjalankan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan

fatwa syariah yang dikeluarkan oleh MUI.

6.

Penetapan bidang kegiatan ekonomi yang

hanya boleh diusahakan Koperasi.

7.

Pemulihan usaha Koperasi.

8. Pemberdayaan Koperasi melalui penumbuhan iklim usaha dengan penetapan kebijakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

9. Kebijakan pengembangan Koperasi di sektor tertentu. Sektor tertentu meliputi sektor:

a. Kelautan dan perikanan : Pemda bekerjasama dengan Koperasi perikanan sebagai penyelenggara tempat pelelangan ikan).

b. Angkutan perairan pelabuhan : Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM)

c. Kehutanan : Perizinan dan kerja sama bagi Koperasi yang melakukan kegiatan usaha di sektor

kehutanan

d. Perdagangan : Pemberian kesempatan berusaha bagi Koperasi melalui pola kemitraan dengan memperhatikan sistem pembinaan terpadu dan basis data tunggal

e. Pertanian: Pengembangan bisnis korporasi petani model Koperasi.

(17)

POKOK PENGATURAN KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN

PEMBERDAYAAN UMKM

Perizinan

Perizinan tunggal berbasis risiko, melalui OSS, berlaku seumur usaha, bebas biaya, proses pendampingan

Basis Data

Standar Data & Sistem Integrasi

Dukungan Perkuatan

Kredit Program, DAK, Bantuan Hukum, Pemulihan Usaha, fasilitasi HKI, Alokasi 40% PBJ, Sistem Keuangan &Inkubasi .

Kemitraan

Pola Rantai Pasok, Pengawasan Pemerintah, Sanksi

Alokasi 30% total luas lahan komersil/ tempat perbelanjaan/ tempat promosi strategis. (jalan tol, bandara, pelabuhan, stasiun, terminal), insentif, kemudahan, pengawasan & sanksi

Kriteria

Modal Usaha, omzet, kekayaan bersih, hasil penjualan tahunan, niai investasi, insentif dan disinsentif, teknologi ramah lingkungan, kandungan local, tenaga kerja

Pengelolaan Terpadu

.

Kemudahan administrasi pajak, Insentif Pajak Penghasilan, Insentif kepabeanan

Kemudahan & Insentif Infrastruktur

Publik

Tahapan penataan klaster, Prioritas pengelola kepada koperasi, Rencana Aksi, koordinasi & pengendalian

* Pembinaan UMKM diampu oleh 18 kementerian/lembaga dengan regulasi yang tersebar di seluruh sektor terkait

RPP mencabut PP 17 Tahun 2013

Dasar penyusunan: UU Nomor 11 Tahun 2020 UU Nomor 20 Tahun 2008

(18)

URAIAN POKOK KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN

PEMBERDAYAAN UMKM

1. Kriteria UMKM berdasarkan modal usaha atau hasil penjualan tahunan.

▪ Untuk pendirian dan pendaftaran kegiatan usaha menggunakan kriteria modal usaha; dan

▪ untuk pemberian kemudahan, pelindungan, dan pemberdayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil menggunakan kriteria hasil penjualan tahunan. Kriteria berdasarkan modal usaha:

▪ Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

▪ Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan

▪ Usaha Menengah memiliki modal usaha lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Kriteria berdasarkan hasil penjualan tahunan:

▪ Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah);

▪ Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah); dan

▪ Usaha Menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

Untuk kepentingan tertentu, selain kriteria modal usaha dan hasil penjualan tahunan, kementerian/lembaga dapat

menggunakan kriteria omzet, kekayaan bersih, nilai investasi, jumlah tenaga kerja, insentif dan disinsentif, kandungan lokal, dan/atau penerapan teknologi ramah lingkungan, sesuai dengan kriteria setiap sektor usaha

(19)

URAIAN POKOK KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN

PEMBERDAYAAN UMKM (2)

2. Perizinan usaha terbagi atas 3 (tiga) risiko terhadap kesehatan, keselamatan, dan lingkungan, yaitu:

▪ rendah (jenis perizinan Nomor Induk Berusaha);

▪ menengah (jenis perizinan Nomor Induk Berusaha dan Sertifikat Standar); dan

▪ tinggi (jenis perizinan Nomor Induk Berusaha dan izin)

3. Perizinan tunggal Usaha Mikro dan Kecil melalui sistem OSS yang meliputi perizinan berusaha, SNI, sertifikasi jaminan produk halal.

4. Penyediaan layanan bantuan dan pendampingan hukum (tidak dipungut biaya) bagi Usaha Mikro dan Kecil oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

5. Pemulihan Usaha Mikro dan Kecil dalam kondisi darurat tertentu meliputi:

▪ Restrukturisasi kredit, rekontruksi usaha, bantuan permodalan dan/atau bantuan bentuk lainnya

6. Basis Data Tunggal UMKM

▪ Menteri Koperasi dan UKM mengoordinasikan basis data tunggal UMKM;

▪ Penyelenggaraan menggunakan Sistem Informasi Basis Data Tunggal (SIDT) UMKM;

▪ Pemberian afirmasi kepada UMKM oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus mengacu pada basis data tunggal;

7. Penyediaan tempat promosi dan pengembangan Usaha Mikro dan Kecil pada infrastruktur publik yang berada di lokasi strategis paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari total luas lahan area komersial, luas tempat perbelanjaan, dan/atau tempat promosi yang strategis pada infrastruktur publik, meliputi:

▪ Terminal, Bandar Udara, Pelabuhan, Stasiun Kerata Api, Tempat Istirahat dan Pelayanan Jalan Tol, Infrastruktur Publik lainnya.

*Khusus untuk tempat istirahat dan pelayanan jalan tol, selain diperuntukkan bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil juga

(20)

URAIAN POKOK KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN

PEMBERDAYAAN UMKM (3)

▪ Pemberian insentif kepada badan usaha yang menyediakan tempat promosi dan

pengembangan UMK sesuai dengan alokasi ▪ Prioritas pengelolaan dan pengembangan

infrastruktur publik oleh Koperasi yang telah diseleksi oleh Kementerian Koperasi dan UKM maupun Dinas Koperasi dan UMK ▪ Biaya sewa tempat promosi dan

pengembangan Usaha Mikro dan Kecil paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari harga sewa komersial

8. Pengelolaan terpadu Usaha Mikro dan Kecil melalui penataan klaster yang disusun dalam Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Terpadu Usaha Mikro dan Kecil

▪ Anggota kelompok UMK dalam klaster membentuk Koperasi guna mewadahi kegiatan pengelolaan terpadu

▪ lokasi pengelolaan terpadu UMK berada dalam wilayah KEK

9. Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) termasuk kepemilikan HKI internasioanl berupa keringanan biaya pendaftaran dan pencatatan HKI bagi Usaha Mikro dan Kecil paling sedikit sebesar 50% (lima puluh persen) 10. Kegiatan Usaha Mikro dan Kecil dapat dijadikan Jaminan

Kredit Program (JKP), berupa (SPK, faktur, purchase order, HKI, anjak piutang, chip/barcode, kontrak) 11. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib

menggunakan barang/jasa UMK serta Koperasi dari hasil produksi dalam negeri dalam pengadaan

barang/jasa pemerintah, dengan alokasi paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari nilai anggaran belanja barang/jasa

12. Fasilitasi pelatihan dan pendampingan pemanfaataan sistem aplikasi pembukuan/pencatatan keuangan UMK.

(21)

URAIAN POKOK KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN

PEMBERDAYAAN UMKM (4)

13. Pemerintah Pusat mengalokasikan bidang usaha untuk UMK serta bidang usaha untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama melalui kemitraan dengan UMK

14. Pemeliharaan terhadap fasilitas utama dan fasilitas penunjang pada terminal harus bekerjasama dengan UMK

15. Menteri membuat pedoman klasifikasi dan tingkat

perkembangan UMKM dalam rangka

pengembangan UMK

16. Ketentuan upah minimum provinsi dan upah minimum kabupaten/kota dikecualikan bagi UMK 17. Pengelolaan terpadu UMK melalui penataan klaster

yang disusun dalam Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Terpadu Usaha Mikro dan Kecil

18. Kemitraan (Usaha Menengah dan Usaha Besar dengan Koperasi dan UMK)

▪ Insentif dan kemudahan berusaha dalam rangka kemitraan Usaha Menengah dan usaha besar dengan Koperasi dan UMK

▪ Pola Kemitraan (Inti Plasma, Subkontrak, Waralaba, Perdagangan umum, Distribusi dan keagenan, rantai pasok, bagi hasil, kerjasama operasional, usaha patungan, penyumberluaran)

▪ Pengawasan kemitraan serta pengenaan sanksi administratif terhadap Usaha Besar atau Usaha Menengah yang melakukan pelanggaran oleh KPPU 19. Kemudahan dan insentif perpajakan bagi UMK yang

memiliki kriteria salah satunya baru mulai berproduksi/beroperasi dan peredaran usaha paling banyak RP7.500.000.000 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) per tahun

20. Penyediaan pembiayaan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bagi UMK dalam bentuk subsidi, penjaminan, dan pinjaman atau pembiayaan lainnya, serta oleh BUMN melalui peningkatan kolaborasi program pendanaan Usaha Mikro dan Kecil antar BUMN yang merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN

▪ Pemberian insentif bagi Usaha Besar yang menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil

(22)

URAIAN POKOK KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN

PEMBERDAYAAN UMKM (5)

21. Penyelenggaraan Inkubasi

▪ Penyelenggaraan dilakukan oleh lembaga incubator

▪ Pengembangan inkubasi secara terpadu dan berjenjang melalui penetapan NSPK oleh Pemerintah Pusat dan pendataan dan pembinaan lembaga inkubator sesuai kewenangan dan wilayah

▪ Pengembangan inkubasi : minimal 50 peserta inkubasi (tenant) dalam 1 tahun untuk provinsi dan minimal 20 peserta inkubasi (tenant) dalam 1 tahun untuk kabupaten/kota

▪ Pembentukan/pengembangan lembaga incubator Minimal 1 lembaga inkubator per provinsi / per kab/kota

▪ Penanggungan biaya inkubasi maksimal 12 bulan dengan kriteria tertentu

22. Dana Alokasi Khusus

DAK Fisik dan Nonfisik digunakan untuk mendanai program/kegiatan kemudahan, pelindungan dan pemberdayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi, mencakup:

▪ penyelenggaran sistem informasi dan pendataan UMKM serta Koperasi yang terintegrasi

▪ Pengelolaan Terpadu UMK dalam penataan klaster ▪ bantuan dan pendampingan hukum bagi UMK

▪ Peningkatan kapasitas Koperasi dan UMKM melalui pelatihan dan pendampingan

(23)

ASPEK PERPAJAKAN PPH FINAL

UMKM BERDASARKAN PP 23

(24)

REALISASI INSENTIF PAJAK FINAL UMKM

BERDASARKAN PP 23 TAHUN 2018

UNIT KERJA

JUMLAH WP UMKM

NILAI REALISASI

(Rp.)

KET

KANWIL DJP JATIM I

18.500

77.794.963.128

KANWIL DJP JATIM II

6.657

39.832.723.413

KANWIL DJP JATIM III

7.616

34.180.056.660

(25)

PEMBERLAKUAN PPH FINAL

(26)

PP 23 TAHUN 2018 PPh Final UMKM

(0,5 % DARI PEREDARAN BRUTO S.D Rp. 4,8 Milyar)

Pengumuman Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Humas Ditjen

Pajak Nomor : 10/PJ.09/2020 Tanggal 07 September 2020

BENTUK USAHA

PEMBERLAKUKAN

AKHIR MASA

BERLAKU S.D

KET

UMKM

Perorangan

7 Tahun

2024

UMKM badan

hukum

(Koperasi, CV &

Firma)

4 Tahun

2021

Basis Laporan

Keuangan

berlaku UU PPh

UMKM

berbentuk PT

3 Tahun

2020

Basis Laporan

Keuangan

Berlaku UU PPh

(27)

AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI

1. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(ETAP)

2. SAK Syariah

1. Permen Koperasi & UKM RI Nomor : 12 Tahun 2015 tentang

Pedoman Akuntansi Koperasi Sektor Riil

2.

Permen Koperasi & UKM Nomor : 13 Tahun 2015 tentang

Pedoman Akuntansi Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

3.

Permen Koperasi & UKM RI Nomor : 14 Tahun 2015

tentang Pedoman Akuntansi Usaha Simpan Pinjam dan

Pembiayaan Syariah oleh Koperasi

(28)

AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN UMKM (1)

1. SAK Entitas Mikro Kecil dan Menengah

(EMKM)

2. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(ETAP)

UU No. 11 Tahun 2020 menyebutkan

Pasal 98 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan

kewenangannya

wajib

memberikan

pelatihan

pendampingan

pemanfaatan sistem/aplikasi pembukuan/pencatatan keuangan yang

memberi kemudahan bagi usaha Mikro dan Kecil

(29)

AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN UMKM (2)

1. SAK Entitas Mikro Kecil dan Menengah

2. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

PP 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan dan Pemberdayaan

Koperasi dan UMKM

Paragraf 7 Pencatatan dan Pembukuan Sistem Aplikasi Laporan Keungan

Pasal 88

1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memfasilitasi

pelatihan dan pendampingan pemanfaatan sistem aplikasi

pembukuan/pencatatan keuangan Usaha Mikro dan Usaha

Kecil

2) Sistem aplikasi pembukaan/pencatatan keuangan Usaha

Mikro dan Usaha Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) berpedoman pada Standar Akuntansi yang berlaku bagi

Usaha Mikro dan Usaha Kecil

(30)

AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN UMKM (3)

3) Standar Akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

mempertimbangkan kesederhanaan dan kemudahan bagi

Usaha Mikro dan Usaha Kecil

4) Fasilitasi penyederhaan sistem aplikasi pembukuan/pencatatan

keuangan sederhana bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil tidak

dipungut biaya

5) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam menyediakan

fasilitas pelatihan dan pendampingan pembukuan/pencatatan

keuangan bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil dapat bekerjasama

dengan perguruan tinggi atau asosiasi

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Ketika seorang guru memberikan materi kepada siswa, maka secara tidak langsung akan terjadi proses komunikasi, dan apabila komunikasi berjalan baik, maka ada umpan balik

Para peneliti di Boyce Thompson Institute (BTI) dapat mengubah hal ini saat mereka menemukan gen pertama yang diketahui memberikan resistensi terhadap strain tertentu,

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis litologi, fluida distribusi litologi, fasies dan nilai dari parameter petrofisik pada batuan reservoir

Pada tahapan ini, mengkaji tentang jarak yang tercipta antara kondisi capaian SIDa saat ini dengan harapan yang sebenarnya ingin dicapai dari

Walaupun pada flow shop semua tugas akan mengalir pada jalur produksi yang sama atau bisa diartikan setiap pekerjaan akan melewati setiap mesin yang terdapat pada aliran proses

Hal tersebut mengandung arti kegiatan ini bisa dilakukan oleh suatu kelompok yang di dalamnya terdiri dari dua orang atau lebih yang bertindak bersama melakukan

atas dasar permintaan guru-guru SMA yang pada saat itu menerima kedatangan tim pengabdian ketika akan mensosialisasikan undangan pelatihan media literacy

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan