• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi merupakan salah satu hal terpenting dalam mempengaruhi kemajuan pertanian di Indonesia. Perkembangan teknologi pertanian dan teknologi informasi harus dapat menjawab masalah yang dihadapi oleh sektor pertanian di Indonesia. Dalam hal ini berbagai macam paket teknologi telah disampaikan kepada petani melalui berbagai penyuluhan dan komunikasi pertanian. Menurut Kartasapoetra (1998), penyuluhan berfungsi untuk menimbulkan dan merangsang kesadaran para petani agar dengan kemauannya sendiri dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dalam berusaha tani, sehingga diharapkan petani tidak banyak bergantung pada orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

Jumlah penyuluh pertanian di Indonesia saat ini yaitu sebanyak 51.428 orang dan yang langsung mendampingi petani, kelompok tani dan gapoktan di tingkat desa atau kelurahan adalah 35.146 orang untuk 75.224 desa atau kelurahan (Taryono cit Paramita, 2013). Sementara berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, setiap desa idealnya mempunyai paling tidak satu orang penyuluh pertanian. Namun yang sering ditemui adalah satu penyuluh menangani 3-4 desa sehingga tidak semua desa dapat menerima penyuluhan secara intensif (Martini et al, 2012). Kondisi kekurangan tenaga penyuluh menjadi salah satu penghambat dalam penyebarluasan inovasi. Menurut Paramita (2013), keterbatasan jumlah penyuluh salah satunya dapat dijembatani melalui media komunikasi dan media komunikasi massakarena berpotensi untuk membantu penyebaran informasi teknologi agar menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Inovasi merupakan barang, jasa dan ide yang dianggap baru oleh seseorang (Kotler, 2003). Inovasi dapat berupa salah satu dari tiga komponen, yaitu ide atau gagasan, metode atau praktek dan produk (barang dan jasa). Sedangkan salah satu faktor yang mempengaruhi percepatan adopsi teknologi yaitu inovasi tersebut telah disesuaikan dengan kondisi biofisik, sosial, ekonomi dan budaya yang ada di petani. Oleh karena itu inovasi yang ditawarkan kepada petani haruslah inovasi yang tepat guna (Musyafak, 2005).

Salah satu paket teknologi baru atau inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, terutama peternak yaitu Teknologi Ayam Kampung Unggul Badan

(2)

2

Litbang Pertanian (KUB). Ayam KUB adalah ayam kampung murni hasil seleksi galur betina (female line) selama enam generasi. Seleksi meliputi pertumbuhan, efisiensi pakan, daya tahan penyakit, produksi telur, sifat mengeram, warna kerabang telur dan cita rasa. Sehingga ayam KUB memiliki keunggulan yaitu mampu bertelur hingga mencapai 160-180 butir/ekor/tahun, masa mengeram berkurang hingga tinggal 10% sehingga ayam cepat bertelur kembali (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2013).

Guna mengintroduksi dan mendiseminasi Program Ayam KUB kepada petani maupun peternak, telah dilakukan penyuluhan atau sosialisasi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY melalui media massa cetak, visual dan audiovisual. Menurut Littlejhon (2001), salah satu media massa yang praktis dan mudah digunakan dalam penyampaian informasi adalah media video dalam bentuk piringan CD. Dengan penggunaan video ini, akan disampaikan aspek pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan penyampaian secara verbal, lisan dan dengan visualisasi. Sehingga khalayak dapat mengetahui secara langsung informasi yang disampaikan menggunakan alat inderanya, yaitu mendengar dan melihat.

Video yang digunakan sebagai media penyuluhan berisi informasi mengenai Program Ayam KUB. Ketersediaan dan akses informasi seringkali memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu masyarakat. Kurangnya komunikasi dan penyebaran informasi yang memadai merupakan hal-hal yang menghambat tercapainya kemajuan pertanian yang berkelanjutan di banyak negara berkembang (Das, 2012). Dalam bidang pertanian dan peternakan, penyebaran informasi yang dilakukan melalui penyuluhan dan metode komunikasi lainnya akan membantu petani memperoleh inovasi dan solusi guna memperbaiki sistem usahataninya sehingga dapat meningkatkan pendapatan guna menunjang kebutuhan keluarganya. Media memiliki peran besar dalam penyebarluasan informasi, terutama jika hanya sebatas mengenalkan suatu inovasi kepada petani atau peternak.

Alasan pemilihan media dalam penyebaran informasi, yaitu karena media dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan-keinginan khalayaknya. Setiap orang akan menggunakan media yang berbeda karena pengaruh usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut tidak hanya akan mempengaruhi penggunaan media oleh seseorang, namun juga mempengaruhi apa yang akan ditemukannya dari media (Rivers, 2004).

Video merupakan salah satu media audiovisual.Menurut Belawati cit Prasetyanto (2011), penggunaan video dinilai lebih efektif jika sasarannya adalah

(3)

3

peternak, karena pada umumnya peternak dipengaruhi oleh faktor-faktor usia yang sudah tua, pendidikan yang rendah dan penurunan daya ingat. Penggunaan media audiovisual dalam tayangannya mampu memvisualisasikan gerakan motorik yang dinamis, ekspresi wajah dan nuansa lingkungan tertentu. Sehingga peternak dapat dengan mudah memahami informasi yang akan disampaikan. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak komunikator untuk menyampaikan pesan dengan lebih efektif dan efisien melalui media audiovisualjika dibandingkan dengan penggunaan komunikasi personal.

Tersedianya jaringan listrik dan kepemilikan VCD player ataupun televisi oleh petani akan memudahkan dalam penyampaian pesan melalui media audiovisual. Oleh karena itu, Departemen Pertanian telah banyak menggunakan video untuk mendiseminasi berbagai teknologi, terutama inovasi. Adanya media audiovisual ini diharapkan dapat digunakan untuk menjembatani antara peneliti atau penyuluh dengan petani atau masyarakat secara langsung untuk menyebarkan inovasi yang memiliki prospek baik bagi petani. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi petani dalamProgram Ayam KUBsebagai materi penyuluhan yang disampaikan melalui media audiovisual.

1.2. Rumusan Masalah

Ayam KUB merupakan ayam yang memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan ayam kampung pada umumnya. Program Ayam KUB merupakan salah satu solusi dalam dunia peternakan di Indonesia yang ditawarkan oleh Badan Litbang Pertanian atas kendala-kendala yang dihadapi oleh peternak ayam kampung biasa pada saat ini. Atas dasar keunggulan tersebut, maka Program Ayam KUB perlu disosialisasikan kepada masyarakat, terutama pada peternak maupun petani. Penyuluh memegang peran penting dalam kegiatan sosialisasi inikarena sebagaisalah satu jembatan antara pemerintah atau peneliti dengan petani. Proses sosialisasitersebut membutuhkan sebuah media massa yang dekat dengan petani dan efektif dalam penyebaran informasi. Media audiovisual merupakan media yang menggabungkan unsur suara dan gambar sekaligus, sehingga penggunaan media ini lebih baik daripada tanpa memanfaatkan media apapun. Media ini sudah mulai dekat dengan petani dan telah biasa digunakan oleh penyuluh dalam kegiatan penyuluhannya.

(4)

4

Media audiovisual merupakan media yang dapat menampilkan gambar bergerak dan suara secara bersamaan, sehingga gambar bergerak dan suara tersebut dapat saling mendukung dan melengkapi dalam penyebaran informasi mengenai ayam KUB. Penyebaran informasi mengenai ayam KUB dapat berjalan efektif apabila terdapat perubahan pengetahuan dan sikap pada diri petani yang dapat dilihat berdasarkan motivasi petani untuk menerapkan Program Ayam KUB. Faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi motivasi petani, yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan, pengalaman beternak, pengetahuan dan sikap petani. Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat beberapa permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1. Seberapa besar sikap petani dalam Program Ayam KUB yang diterima melalui media audiovisual?

2. Karakteristik petani apa saja yang dapat mempengaruhi sikap petani dalamProgram Ayam KUB yang diterima melalui media audiovisual?

3. Seberapa besar motivasi petani dalam Program Ayam KUByang diterima melalui media audiovisual?

4. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi motivasi petani dalam Program Ayam KUByang diterima melalui media audiovisual?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui sikap petani dalam Program Ayam KUB yang diterima melalui

media audiovisual.

2. Mengetahui karakteristik petani yang dapat mempengaruhi sikap petani dalam Program Ayam KUB yang diterima melalui media audiovisual.

3. Mengetahui motivasi petani dalam Program Ayam KUB yang diterima melalui

media audiovisual.

4. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi petani dalam Program Ayam KUB yang diterima melalui media audiovisual.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan, antaralain:

(5)

5

1. Ilmuwan dan mahasiswa, dapat diperoleh gambaran mengenai motivasi petani terhadap penyuluhan berupa Program Ayam KUB dengan memanfaatkan media audiovisual.

2. Petani, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih sumber informasi pertanian.

3. Penyuluh, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan metode penyuluhan yang sesuai dengan materi penyuluhan yang disampaikan kepada petani.

4. Mahasiswa, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta serta berpartisipasi dalam mensosialisasikan Program Ayam KUB kepada petani atau peternak.

Referensi

Dokumen terkait

Dua hal yang dipelajari penulis dengan pendekatan kemosistematika dalam peng- amatan adalah: (1) ketetapan karakter pada kelompok besar tetumbuhan yang memiliki arti dalam

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena

2011 sangat memberi peluang optimalisasi diplomasi Indonesia dalam berperan memecahkan berbagai masalah yang ada baik di dalam negeri maupun di dalam kawasan