• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN LAYANAN SMS PADA TEKNOLOGI VMES (VESSEL MESSAGING SYSTEM) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI KAPAL LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN LAYANAN SMS PADA TEKNOLOGI VMES (VESSEL MESSAGING SYSTEM) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI KAPAL LAUT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN LAYANAN SMS PADA TEKNOLOGI

VMES (VESSEL MESSAGING SYSTEM) UNTUK SISTEM

KOMUNIKASI KAPAL LAUT

Adrian Imantaka

1

,

and Achmad Affandi

2

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, INDONESIA.

Email: [email protected]

1

[email protected]

2

Abstrak

Teknologi VMeS (Vessel Messaging System) menerapkan sistem komunikasi data menggunakan kanal frekuensi VHF, yang diaplikasikan untuk teknologi komunikasi di kapal laut. Pengintegrasian jaringan seluler ke dalam jaringan VMeS ini dilakukan guna memperluas cakupan area komunikasinya . Pengujian performansi sistem dibedakan menjadi dua, yakni pengujian performansi pengiriman data dari mobile station ke base station dan pengujian performansi pengiriman SMS dari base station ke perangkat seluler klien. Parameter yang diuji adalah eror karakter dan waktu selisih pengiriman dan penerimaan. Dari hasil pengujian di laut, daerah Rembang, tampak bahwa data dapat diterima dengan baik sampai jarak 10 km. Sedang pengujian di darat yaitu di Surabaya, tampak terdapat karakter eror. Dengan jarak mencapai 11 km dan daya terima minimal mencapai -102 dBm, didapat eror karakter yang mencapai 48 %. Eror karkter tersebut rata rata terjadi pada kilometer ke empat sampai kelima, dan mulai terjadi pada level daya terima -75 dBm. Untuk selisih waktu kirim-terima data melalui komunikasi radio didapatkan waktu 1-3 detik. Untuk performansi dari SMS gateway menggunakan sistem yang belum dioptimasi, terdapat eror karakter sampai 85% dan dengan lama pemrosesan data selama 1 detik. Sedang setelah dilakukan optimasi, eror karakter turun menjadi 22%.

Kata kunci: VMeS, Database, SMS gateway, Eror Karakter, Selisih Waktu Kirim-Terima

1. PENGANTAR

Secara geografis, Indonesia merupakan negara maritim yang sekitar 2/3 dari total luasnya terdiri dari perairan. Kondisi ini membuat Indonesia memiliki potensi kekayaan laut yang besar. Potensi yang besar tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena teknologi yang ada saat masih terbatas. Penggunaan teknologi di wilayah laut Indonesia masih kurang dilihat dari sarana dan

prasarana transportasi laut yang digunakan

masyarakat untuk melakukan pelayaran ataupun kapal militer yang dipergunakan untuk menjaga wilayah keutuhan wilayah perairan Indonesia.

Salah satunya adalah dalam teknologi

komunikasinya.

Teknonogi VMS (Vessel Monitoring System) sebagai teknologi komunikasi kapal laut yang ada di Indonesia saat ini, hanya digunakan di kapal berkapasitas besar dan membutuhkan biaya yang besar untuk instalasi sistemnya. Sementara nelayan Indonesia, sebagai ujung tombak penangkapan

ikan, tidak memiliki kemampuan untuk

mendapatkan teknologi seperti ini.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

Laboratorium Jaringan Telekomunikasi dan

Multimedia Jurusan Teknik Elektro ITS,

mengembangkan teknologi Vessel Messaging

System (VMeS) yang merupakan teknologi yang

memungkinkan pertukaran informasi dalam format

message antara kapal (mobile station) dengan base station di pantai. Saat ini teknologi VMES terus

dikembangkan untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas dari komunikasi di laut [1-4].

Dan untuk mengembangkan jaringan dari teknologi VmeS ini, dipilih menggunakan jaringan seluler. Perkembangan teknologi seluler yang sangat pesat dan aplikasinya yang luas di Indonesia ini menjadikannya sarana yang ideal dalam memperluas calupan area VmeS.

2. TEORI PENUNJANG

Berikut adalah beberapa teori yang mendasari pelaksanaan penelitian

2.1 Fleet Management System

Adalah sistem yang dikembangkan Kiran S, Raghu Char menggunakan GSM sebagai medium

komunikasi data dengan mempertimbangkan

fleksibilitas, performansi, keamanan dan harga [5]. Mereka mencoba untuk mengaplikasikan penelitian mereka pada transportasi darat di India, terutama terutama truk angkutan barang. Hingga akhirnya,

(2)

rumah produksi meraka yaitu Accord mengembangkan aplikasi yang disebut sebagai

Accord's Fleet Management System (AFMS). Ada

3 komponen AFMS yaitu:

- Mobile Units (MU) atau peralatan yang ada pada vehicle

- Fleet management server pada the control station (CS)

- Web based User terminal

CS dan MUs berkomunikasi melalui jaringan

GSM. Arsitektur keseluruhan dari AFMS

ditunjukkan gambar 2.1.

Gambar 2.1 Accord’s Fleet Managemet System (AFMS)

Sistem yang telah dirancang tersebut kemudian dicoba di jalanan besar India untuk menguji performansi sistem di bawah berbagai kondisi jaringan GSM. Hasil keseluruhan menunjukkan data posisi diterima tanpa loss yang berarti.

Infrastruktur di darat cukup lengkap untuk

mendukung sistem management transportasi,

khususnya untuk pemantauan posisi kendaraan. Hal yang tidak mendukung adalah penerapan sistem pemantauan ini untuk kapal-kapal yang di laut. Tidak banyak alternatif untuk mendukung

backbone transmisi data, maka saat ini dipilih

transmisi satelit sebagai backbone untuk

mendukung Vessel Monitoring System (VMS) yang telah diadopsi secara global.

2.2 Vessel Messaging System (VMeS)

VMeS adalah sebuah sistem komunikasi yang mempu menyampaikan pesan secara dua arah. Dalam komunikasinya, teknologi VMeS ini menggunakan perantara frekuensi radio, yang diharapkan mampu mencapai wilayah yang tidak masuk ke dalam cakupan area BTS [6]. Sistem VMeS dapat diilustrasikan seperti bagan di bawah ini.

Gambar 2.2 Diagram Blok VMeS (a) Mobile

Station (b) Base Station

Dalam sistem ini, data dikirimkan oleh terminal yang dimodulasi/demodulasi oleh modem dan dikirimkan oleh radio. Modem yang digunakan adalah modem khusus yang didesain untuk sistem komunikasi ini. Di sisi base station, data yang diproses akan dimasukkan ke sistem database.

2.3 Short Message Service (SMS)

Short Message Service (SMS) adalah salah

satu fasilitas dari teknologi GSM yang

memungkinkan mengirim dan menerima pesan pesan singkat berupa text dengan kapasitas maksimal 160 karakter dari Mobile station (MS) [7]. Kapasitas maksimal ini tergantung dari alphabet yang digunakan, untuk alphabet latin maksimal 160 karakter, dan untuk non-latin misalnya alphabet arab atau china maksimal 70 karakter [9]. Dalam arsitektur layanan SMS dalam jaringan GSM, terdapat beberapa bagian, yaitu : 1. Terminal Equipment (TE), perangkat yang

digunakan, contoh : HP.

2. Mobile Equipment (ME), terdiri dari pemancar radio, display dan DSP

3. Base Transceiver Station (BTS), terdiri dari

pemancar radio untuk berkomunikasi dengan

mobile station (MS)

4. Base Station Controller (BSC), mengatur radio resources untuk satu atau lebih BTS

5. Mobile Switching Center (MSC),

melaksanakan fungsi seperti registrasi,

authentication, update lokasi dll

6. Home Location Register (HLR), database

yang memiliki data pelanggan tetap.

7. SMS Centre (SMSC), mengatur proses

pengiriman dan penerimaan pesan dari atau menuju SME sesuai dengan proses store and

forward.

8. Email Gateway, sebuah gateway yang

menghubungkan antara SMS dengan email pada internet

Jaringan GSM yang terintegrasi dengan sevice SMS memiliki beberapa tambahan sub-sistem, seperti gambar berikut ini.

(b)

(a)

Modem Transeicer Radio Server dan

Sistem Gateway

Sistem Data Base Intern et Terminal VMeS Sensor GPS Modem Radio Transeicer

(3)

Gambar 2.3 Elemen jaringan dan arsitektur SMS Subsistem yang mutlak ada pada layanan SMS adalah:

1. SME (Short Message Entity), merupakan tempat penyimpanan dan pengiriman message yang akan dikirimkan ke MS tertentu.

2. SC (Subsriber Centre), bertugas untuk mnerima message dari SME dan melakukan

forwarding ke lamat MS yang dituju.

3. SMS-GMSC (Short Message Service-Gateway SMC), melakukan penerimaan message dari SC dan memeriksa parameter yang ada. Selain itu, GMSC juga mencari alamat MS yang

dituju dengan bantuan HLR, dan

mengirimkannya lembali ke MSC yang dimaksud.

SMS-IWMSC (Short Message Service

Interworking MSC), berperan dalam SMS Message Originating, yaitu menerima pesan dari MSC 3. METODOLOGI PENGUJIAN

Dalam penelitian ini digunakan 2 metode, yaitu untuk menguji proses pengiriman data dan untuk mengetahui performansi dari SMS gateway. Konfigurasi dari kedua metode tersebut tampak pada gambar di bawah ini.

Antenna Antenna Spektrum

Analyzer

GPS

Terminal Mobile Modem VMeS

Transeiver

VHF Antenna Transeiver VHF

Modem VMeS Base StationTerminal

Mobile station Base Station

Perekam Level Daya

(a)

Client Base Station

Komputer Base Station VMeS

Server Database SMS Gateway Perangkat Seluler VMeS Terminal Perangkat Seluler Milik Client Perekam Data (b)

Gambar 3.1 Konfigurasi pengujian sistem (a) pengiriman data (b) SMS gateway

Dalam konfigurasi pertama, data dikirimkan secara berkelanjutan dari stasiun bergerak menuju

stasiun pusat. Data yang dianalisa adalah data yang diterima di stasiun pusat dan selang waktu pengiriman dan penerimaan datanya.

Untuk konfigurasi kedua, SMS dikirimkan dari SMS gateway yang ada di stasiun pusat ke perangkat seluler di klien. Data yang dianalisa adalah pesan yang masuk ke perangkat seluler klien dan waktu pemrosesan di SMS gateway pada stasiun pusat.

4. HASIL PENGUJIAN 4.1 Pengujian Pengiriman Data

Hasil pengujian pengiriman data adalah sebagai berikut.

Gambar 4.1 Grafik eror karakter berbanding jarak pengujian di laut

Gambar 4.2 Grafik eror karakter berbanding daya terima pengujian di laut

Gambar 4.3 Grafik selisih waktu kirim-terima berbanding jarak, pengujian di laut

(4)

Gambar 4.4 Grafik selisih waktu kirim-terima berbanding level daya terima, pengujian di laut

Gambar 4.5 Grafik eror karakter berbanding jarak pengujian di darat

Gambar 4.6 Grafik eror karakter berbanding jarak pengujian di darat

Gambar 4.7 Grafik selisih waktu kirim-terima berbanding jarak, pengujian di darat

Gambar 4.8 Grafik selisih waktu kirim-terima berbanding level daya terima, pengujian di darat

4.2 Pengujian Performansi SMS gateway

Berikut adalah data pesan SMS yang didapatkan dari perangkat seluler klien. Data ayng disajikan adalah perbandingan antara eror karakter dari pesan yang akan dikirimkan oleh base station ke klien, dengan eror karakter dari pesan yang diterima oleh perangkat seluler klien.

Gambar 4.9 Grafik presentase kesalahan

penerimaan pesan SMS di klien sebelum optimasi

Gambar 4.10 Grafik presentase kesalahan penerimaan pesan SMS di klien setelah optimasi

(5)

Gambar 4.11 Grafik waktu selisih pengambilan dan pengiriman pesan di SMS gateway

5. ANALISA DATA

5.1 Pengujian Pengiriman Data

Dari hasil pengujian tampak bahwa pengujian yang dilakukan di wilayah laut tidak terdapat eror karakter. Apabila dibandingkan dengan pengujian yang dilakukan di darat, eror karakter mulai muncul pada kilometer ke 4 dan pada level daya terima -75 dBm. Hal ini disebabkan oleh adanya

fading dan redaman oleh benda benda sekitar, yang

hal ini tidak terdapat di laut.

Dalam grafik eror karakter berbanding jarak, tampak bahwa tidak terbentuknya suatu pola logaritmis sesuai dengan teori dimana semakin jauh jarak gangguan akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan di setiap daerah yang dilalui pada saat pengujian, memiliki kondisi lingkungan yang berbeda, sehingga gangguan yang terjadipun juga berbeda beda. Hal ini menyebabkan level daya terimapun juga berbeda, walaupun pada jarak yang sama. Analisa ini diperkuat dengan grafik eror karakter berbanding level daya terima. Dalam grafik ini, tampak bahwa semakin rendah level daya yang diterima, maka semakin besar eror karakter yang terjadi.

Untuk waktu selisih pengiriman dan

penerimaan data, tampak adanya nilai negatif. Hal ini dikarenakan oleh prosedur dari pengambilan data sendiri. Dalam pengambilan data melalui gelombang radio dilakukan pengiriman sinyal selama 15 detik. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengambilan data level daya terima melalui spectrum analyzer. Sehingga dalam

perhitungan waktu selisih ini, dilakukan

pengurangan waktu 15 detik untuk didapatkan waktu bersihnya. Namun pada suatu saat, sinyal yang dipancarkan tidak dapat diterima oleh base

station dikarenakan adanya fading dan redaman,

sehingga waktu pancar 15 detik tersebut terpotong dan pada saat dikurangkan dengan 15 detik, akan menghasilkan nilai negatif. Hal ini terbukti dari Gambar 4.7 dan Gambar 4.8, dimana munculnya nilai negatif adalah di wilayah yang memiliki nilai level daya terima rendah dan pada jarak yang jauh.

5.2 Pengujian Performansi SMS Gateway

Dari hasil pengujian pengiriman SMS tampak bahwa semakin besar eror karakter pesan yang dikirim, semakin besar kesalahan yang terjadi di penerima. Namun apabila dlihat dalam Gambar 4.9, tampak persentase eror karakter yang terjadi mencapai angka 85% yang merupakan angka yang sangat besar untuk eror karakter. Hal ini

disebabkan eror karakter dari pesan asli

menghasilkan karakter lain yang tidak mampu dibaca oleh sistem konversi dalam SMS gateway, yang merusak deretan karakter lainnya. Perlu diketahui sebelumnya yaitu bahwa sistem konversi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan sistem 7 bit, dimana 1 karakter direpresentasikan dalam 7 bit bilangan biner. Namun karakter hasil dari eror karakter ini ada yang merupakan karakter dengan bentuk 8 bit biner. Apabila karakter ini diproses oleh SMS

gateway, akan mengakibatkan seluruh bilangan

biner yang ada di belakangnya menjadi berantakan. Untuk mengatasi hal ini, ada dua pilihan solusi yang dapat diambil, yaitu dengan mengganti format konversi SMS gateway menjadi 8 bit, atau dengan menyeleksi karakter 8 bit agar tidak masuk dalam proses. Karena akan mempertahankan format 7 bit, sehingga pilihan yang diambil adalah dengan menyeleksi karakter yang masuk. Dengan melakukan hal ini maka eror karakter yang terjadi dapat ditekan hingga minimal. Gambar 4.10 memperlihatkan grafik eror karakter di perangkat seluler klien yang memiliki nilai maksimal 27%.

Dari Gambar 4.11 diketahui bahwa waktu pemrosesan dari pengiriman SMS ini memakan waktu yang berfariasi. Hal ini diakibatkan oleh

sistem dalam SMS gateway sendiri yang

dipengaruhipula oleh kapasistas kerja dari

komputer yang digunakan. Namun fluktuasi yang terjadi tidak menunjukkan nilai yang signifikan, yakni berkisar antara 0.1 sampai 1.1 detik.

6. KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa pengiriman data melalui komunikasi radio dalam kanal VHF dipengaruhi oleh faktor jarak dan dan level daya terima. Semakin jauh jarak tempuh, dan semakin rendah level daya terima semakin besar pula eror karakter yang terjadi. Hal ini diakibatkan adanya redaman dan fading yang terjadi selama pengujian. Eror karakter mulai terjadi di kilometer ke empat dan di level daya terima -75 dBm.

Eror karakter yang terjadi ini sangat mempengaruhi kinerja dari SMS gateway yang menggunakan format konversi 7 bit. Semakin banyak eror karakter yang terjadi, maka kesalahan pengiriman pesan ke perangkat seluler klien pun akan semakin besar. Eror pesan yang diterima di

(6)

perangkat seluler mencapai 27% dalam eror karakter pesan 48%.

7. DAFTAR PUSTAKA

1. Yunarso, M, Affandi, A, “Rancang Bangun

Fitur Message pada Sistem Monitoring Posisi Kapal Laut melalui Kanal HF”,

JTE-FTI, ITS, Maret 2003

2. Ashar C , Affandi, A, “Implementasi

Modem Radio Paket Data padaTranseiver HF”, JTE-FTI, ITS, Maret 2003

3. Ardita M, Affandi, A, “Rancang Bangun

Protokol Komunikasi Data Pada Sistem Monitoring Posisi Melalui Kanal HF”,

JTE-FTI, ITS, Maret 2003

4. Joko DP, Affandi, A, “Rancang Bangun

Gateway Radio Paket Melalui Kanal HF”,

JTE-FTI, ITS, Maret 2003

5. S. Kiran, R. Char, T.D. Rengasamy, J.K. Ray, “GPS/GSM based Fleet Management

System for Sparse GSM Networks,; Accord Software & Systems Private Limited”,

India, 2001

6. Wibisono G “Konsep Teknologi Seluler” Informatika, Jakarta, 2008

8. BIOGRAFI PENULIS

Adrian Imanraka, lahir di Kediri, 19 Juni 1988. Penulis

beragama Islam dan

merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Tahun 2006

penulis terdaftar sebagai

mahasiswa di Jurusan Tekink Elektro FTI – ITS dengan nomor registrasi pokok 2206 100 104 dan menyelesaikan Tugas Akhir di bidang studi Teknik Telekomunikasi Multimedia.

Gambar

Gambar  2.2  Diagram  Blok  VMeS  (a)  Mobile     Station (b) Base Station
Gambar 2.3 Elemen jaringan dan arsitektur SMS  Subsistem  yang  mutlak  ada  pada  layanan  SMS  adalah:
Gambar  4.11 Grafik waktu selisih pengambilan  dan pengiriman pesan di SMS gateway

Referensi

Dokumen terkait

Mempelajari berbagai Peraturan/ketentuan mengenai pelaksanaan good corporate governance... Telah melakukan evaluasi mengenai kelengkapan Audit Intern dalam melaksanakan tugas

(library research). Penelitian lapangan dilakukan terutama untuk memperoleh data tentang materi-materi hadis yang disampaikan oleh para juru Khatib dalam

Penelitian yang menggunakan lingkungan authoring telah dilakukan sebelumnya, salah satunya untuk melatihkan berpikir kreatif menurut (Liu, 1998) menyimpulkan bahwa

Jika A adalah matriks dengan elemen Ring komutatif dengan elemen satuan yang berukuran mxn maka matriks invers dari A yang disebut dengan matriks invers Moore Penrose

Data tentang aspek atau unsur yang diperlukan untuk menghitung kebutuhan jumlah pustakawan pada kelompok perpustakaan Perguruan Tinggi adalah seperti pada Tabel – 1:.. Tabel – 1:

Dua buah bangun dikatakan sebangun satu sama lain apabila sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun itu sama besar dan sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun itu

(1) Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi keabsahan dokumen dan/atau visitasi lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) ditemukan bukti

Menurut Ratna, (2009: 3) stilistika adalah ilmu tentang gaya, sedangkan style adalah cara-cara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu