Analisis Pengaruh Penundaan Pemakaian
dan Pelaporan Kerusakan Produk terhadap
Profitability Item Recovery
SIDANG PENELITIAN
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
Rosa Rozita Rachman
2507.100.033
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Sepuluh Nopember Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dosen Pembimbing 1 :
Dr. Maria Anityasari, ST., ME.
(NIP 197011201997032001)
Dosen Pembimbing 2 :
Nani Kurniati, ST., MT.
(NIP 197504081998022001)
1
PENDAHULUAN
Manfaat
Latar
Belakang
Perumusan
Masalah
Tujuan
Ruang
Lingkup
Pendahuluan
Penelitian
Tugas Akhir
Profitability
Item Recovery
Item
Recovery
Waiting Period &
Delay Period
Analisis Pengaruh
Penundaan Pemakaian
dan Pelaporan
Kerusakan Produk
terhadap
Profitability Item
Recovery
Latar Belakang
Penentuan
Keputusan Recovery
Perumusan Masalah
P
T
R
M
Perumusan
Masalah
Bagaimana pengaruh penundaan
pemakaian dan pelaporan kerusakan
produk terhadap profitability item
recovery.
Tujuan
Mengidentifikasi pengaruh penundaan pemakaian
dan pelaporan kerusakan produk terhadap keputusan item recovery
Menganalisis pengaruh penundaan pemakaian
dan pelaporan kerusakan produk terhadap
profitability item recovery
P
T
R
M
Ruang Lingkup
P
T
R
M
Ruang Lingkup
• Distribusi kegagalan mengikuti Distribusi Weibull dua parameter.
• Waktu terjadinya kegagalan dan waktu
pelaporan serta waktu penggunaan
produk adalah ketika produk pada first life-nya . (produk baru).
• Analisis dilakukan hanya untuk single item
dengan pola pemakaian continuous.
• Kebijakan garansi yang digunakan adalah
MBW, Renewing FRW, dan Non-renewing FRW.
• Survey dilakukan pada dua lokasi, yaitu
Lumajang dan Surabaya.
Waktu terjadinya antarkegagalan adalah independen.
Waktu take back adalah ketika konsumen melaporkan kerusakan produknya.
Environmental cost tidak
dipertimbangkan.
Manfaat
P
T
R
M
Manfaat
Memberikan informasi kepada produsen mengenai pengaruh
penundaan pemakaian dan pelaporan kerusakan produk oleh
konsumen terhadap keputusan untuk me-recovery item.
Memberikan informasi kepada produsen mengenai pengaruh
kesalahan pengambilan keputusan recovery terhadap profit yang
diterima produsen, sehingga produsen dapat memikirkan cara
untuk meminimalkan penundaan tersebut.
2
Product Recovery
(Reuse,
Remanufacturing,
Recycling)
Keandalan
Penundaan
Pemakaian dan
Pelaporan
Kerusakan Produk
Error Type I dan
Error Type II
(Mis-classification)
Garansi
Critical Review
Tinjauan
Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
Product Recovery
(Reuse, Remanufacturing, Recycling)
PRODUCT RECOVERY merupakan suatu pendekatan peduli lingkungan di mana
produk dikembalikan oleh konsumen untuk diperbaiki sehingga dapat digunakan
kembali (Beullens, 2005).
REUSE merupakan
aktivitas menggunakan
kembali produk-produk
yang sudah tidak terpakai
lagi dan produk tidak
memerlukan treatment
ulang untuk
mengembalikan
fungsinya.
REMANUFACTURING
merupakan proses untuk
mengolah kembali produk
yang telah kehilangan
fungsinya agar dapat
digunakan lagi dengan
fungsi yang sama seperti
fungsi awalnya
.
RECYCLING merupakan
pemanfaatan kembali produk
yang sudah tidak digunakan lagi
(waste) menjadi produk baru
dengan maksud untuk
mencegah adanya limbah dari
bahan yang masih memiliki
potensi berguna (masih dapat
dimanfaatkan lagi), mengurangi
konsumsi resources (fresh
material), mengurangi
penggunaan energi, mengurangi
polusi udara dan pencemaran
air, serta mengurangi emisi gas,
dibandingkan dengan membuat
produk dari fresh material
(Wikipedia, 2011).
Product Recovery
(2)
(Reuse, Remanufacturing, Recycling)
Reuse & Remanufacturing
Gambar :Siklus Hidup a) Produk Baru b) Produk Reuse dan Remanufacrturing dalam Take back regulation (Anityasari, 2008)
Raw material extraction manufacturing assembly distribution usage End of life
collection Diassembly Testing Sorting cleaning remanufacturing
assembly distribution usage End of life reuse
a) producing new product
b) reusing or remanufacturing old product
Raw material extraction manufacturing assembly distribution usage End of life
Product Recovery
(3)
(Reuse, Remanufacturing, Recycling)
Recycling
Gambar Siklus Hidup Recycling Product (Anityasari (2008) dengan modifikasi) reuse
Raw material extraction manufacturing assembly distribution usage End of Life
collection Dissasembly Testing Sorting Cleaning remanufacturing
assembly distribution usage End of Life
Product Recovery
(4)
(Reuse, Remanufacturing, Recycling)
Contoh proses recycling produk elektronik
Keandalan
Keandalan (reliability) adalah peluang suatu komponen atau sistem dapat memenuhi
fungsi yang dibutuhkan dalam periode waktu yang diberikan. (Artana, 2006)
Model Matematis keandalan :
R(t1+t02)>R* R (t ) Time (t) 0 T* 1 1st Life t1 R(t1)>R* 2nd Life t02 t1+t02<T* Scenario A R* Time (t) R* R(t1)>R* R (t ) 0 T* 1 1st Life t1 2nd Life t02 t1+t02>T* R(t1+t02)<R* Scenario B Safe
period Uncertain period
Time (t) R* R(t1)<R* R (t ) 0 T* 1 1st Life t1 2nd Life t02 t1+t02>T* R(t1+t02)<R* Scenario C
reuse
remanufacturing
recycling
Gambar : Kurva reliability sesuai untuk product recovery (Anityasari, 2008)
Penundaan Pemakaian dan
Pelaporan Kerusakan
Gambar : Kondisi Pemakaian & Pelaporan Kerusakan oleh Konsumen (Anityasari, 2008) Kondisi 1 : Kondisi Ideal
Kondisi 2 : Delay Period
Kondisi 3 : Waiting Period
Kondisi 4 : Waiting period - Delay period
Kondisi yang biasa diasumsikan dalam
Error Type I &
Error Type II (Misclassification)
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai
populasi. (Walpole, 1988)
Benar atau salahnya suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui
secara pasti.
Hipotesis Error
Tolak H
0,
H
0benar
Terima H
0,
H
0salah
Error
Type I (α)
Error
Type II (β)
• Produsen memperoleh profit
• Kualitas produk lebih buruk daripada
estimasi produsen
• Kehilangan kepercayaan konsumen
• Profit hilang atau berkurang
• Kualitas produk lebih baik daripada
estimasi produsen
• Konsumen semakin percaya pada
produk recovery
Garansi
Garansi
:
perjanjian antara produsen dengan konsumen
meliputi spesifikasi produk, tanggung jawab pembeli,
dan tindakan yang dilakukan oleh produsen apabila
produk tidak bekerja sesuai dengan fungsinya
(Blischke dan Murthy, 1994).
Satu dimensi
dan
dua dimensi
FRW)
PRW, dan
MBW
renewing
dan
non-renewing
R (t ) Time (t) 0 T* 1 t1 t01 R* tW1 W1 Producer'sRisk Customer'sRisk
Garansi
Produk Baru
Garansi (2)
R (t ) Time (t) 0 T* 1 t1 t01 R* tW1 W1 NPR NCR t02 tW2 t2 W2 PR2 CR2Garansi
Produk Reuse
Garansi
Produk Remanufacturing
C
w1= C
w2Critical Review
Tabel : Posisi Penelitian
Klausner, et al. (1998) Anityasari (2008) Windiani (2009) Penelitian ini (2011)
Perhitungan dan analisis biaya product recovery (reuse, remanufacturing, recycling) √ √ √ Pembahasan kesalahan keputusan recovery (misclassification) √ √ Pembahasan dan analisis
mengenai Waiting Period
dan Delay Period √ √
Perhitungan periode dan biaya garansi untuk item
recovery √ √
Perhitungan dan analisis
METODOLOGI PENELITIAN
3
Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian Identifikasi KondisiWaiting Perioddan Delay Period
-Studi Literatur
-Pengidentifikasian Permasalahan -Penentuan Tujuan dan Manfaat -Penentuan Ruang Lingkup Penelitian
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pengidentifikasian Pengaruh Penundaan Pemakaian
(Waiting Period) dan Penundaan Pelaporan Kerusakan
(Delay Period) Produk terhadap t1 dan TTF
Identifikasi Kondisi Waiting Period dan Delay Period
A
Mengkaji literatur yang berkaitan tentang product recovery (reuse,
remanufacturing, dan recycling),
Keandalan, dan tipe error
Mencari celah dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya
mengasumsikan penelitian berada pada kondisi ideal terkait pemakaian
dan pelaporan kerusakan
Dengan membuat alternatif keputusan
recovery yang mungkin dengan
mempertimbangkan reliability R(t) waktu kerusakan t produk, dan waktu
3
METODOLOGI PENELITIAN (2)
A
- Survey Karakteristik Waiting Period dan Delay Period
- Pengolahan baseline data
- Pengolahan data t
1dan TTF yang mempertimbangkan
Waiting Period dan Delay Period
- Perbandingan baseline data dan data t
1serta TTF yang
mempertimbangkan Waiting Period dan Delay Period
Pengambilan dan Pengolahan Data
B
Pengambilan dan Pengolahan Data
- Pembangkitan bilangan random t1
- t1dievaluasi dengan menggunakan kurva
R0(t)
- R0(t) dibentuk dari β0dan η0kompresor
lemari es (Anityasari, 2008) -t1 baseline data
- Dicari pengaruh WP & DP terhadap t1 & TTF:
t1+WP+DP dievaluasi dengan R0(t) TTF+WP+DP dievaluasi dengan R0(t)
- Dicari pengaruh rata-rata WP & DP terhadap
t1 & TTF:
Pengolahan Data t1
β0dan η0 kompresor lemari es (Anityasari, 2008)kurva reliability R
0(t)
(R* = 0.9 dan T* = 14.16)
Generate randomt1 (dengan Ms. Excel) sebanyak n data t1-1 = … hari = … tahun t1-2 = … hari = … tahun t1-n = … hari = … tahunmengevaluasi
Keputusan baseline : ∑reuse = … ∑reman = … ∑recycling = … ∑disposal = … Data survey : Data Waiting Period (WP)dan Delay Period (DP) sebanyak n data (t1-1) + WP + DP = … hari = … tahun (t1-2) + WP + DP = … hari = … tahun (t1-n) + WP + DP = … hari = … tahun
mengevaluasi
Keputusan 0-n : ∑reuse = … ∑reman = … ∑recycling = … ∑disposal = …R
0(t)
Pengolahan Data t1 (2)
β0dan η0 kompresor lemari es (Anityasari, 2008)kurva reliability R
0(t)
(R* = 0.9 dan T* = 14.16)
Generate randomt1 (dengan Ms. Excel) sebanyak n data t1-1 = … hari = … tahun t1-2 = … hari = … tahun t1-n = … hari = … tahunmengevaluasi
Keputusan baseline : ∑reuse = … ∑reman = … ∑recycling = … ∑disposal = …Rata-rata data survey : Rata-rata Waiting Period (WP)
dan Delay Period (DP) sebanyak n data
(t1-1) + WPrata + DPrata = … hari = … tahun
(t1-2) + WPrata + DPrata = … hari = … tahun
(t1-n) + WPrata + DPrata = … hari = … tahun
mengevaluasi
Keputusan 0-n : ∑reuse = … ∑reman = … ∑recycling = … ∑disposal = …R
0(t)
Pengolahan Data TTF
β0dan η0 kompresor lemari es (Anityasari, 2008) Generate TTF (dengan Weibull++) sebanyak n data TTF1-1 = … hari = … tahun t1-2 = … hari = … tahun t1-n = … hari = … tahun Data primer (survey) : Data Waiting Period (WP) dan Delay Period (DP) sebanyak n data (TTF1-1) + WP + DP = … hari = … tahun (TTF1-2) + WP + DP = … hari = … tahun (TTF1-n) + WP + DP = … hari = … tahunβ
1-nη
1-nkurva reliability R
1-n(t)
(R* = 0.9 dan T* = …)
R
1-n(t)
Pengolahan Data TTF (2)
β0dan η0 kompresor lemari es (Anityasari, 2008) Generate TTF (dengan Weibull++) sebanyak n data TTF1-1 = … hari = … tahun t1-2 = … hari = … tahun t1-n = … hari = … tahunRata-rata data survey : Rata-rata Waiting
Period (WP) dan Delay Period (DP)
sebanyak n data (TTF1-1) + WP + DP = … hari = … tahun (TTF1-2) + WP + DP = … hari = … tahun (TTF1-n) + WP + DP = … hari = … tahun
β
1-nη
1-nkurva reliability R
1-n(t)
(R* = 0.9 dan T* = …)
R
1-n(t)
Pengolahan Data TTF (2)
Generate randomt1
(pada pengolahan data 1)
kurva reliability R
0(t)
(R* = 0.9 dan T* = 13.3)
kurva reliability R
1-n(t)
(R* = 0.9 dan T* = …)
R
0(t)
R
1-n(t)
dievaluasi
dievaluasi
Keputusan 1-n : ∑reuse = … ∑reman = … ∑recycling = … ∑disposal = … Keputusan baseline : ∑reuse = … ∑reman = … ∑recycling = … ∑disposal = …3
Analisis Data
Kesimpulan dan
Saran
• Analisis Pengaruh Penundaan Pemakaian dan Pelaporan Kerusakan Produk terhadap Keputusan Item Recovery
• Perhitungan Profit Item Recovery dari Baseline Data
• Perhitungan Profit Item Recovery dari Data t1serta TTF yang mempertimbangkan Waiting Period dan Delay Period
• Analisis perbandingan Profit
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan dan Pemberian Saran
B
Perhitungan profit berdasarkan keputusan item recovery hasil pengolahan
baseline data (data random t1 )
Profit yang diperoleh dijadikan sebagai profit dasar (Baseline Profit)
∑Profit = ∑Profit Reuse +
∑Profit Remanufacturing +
∑Profit Recycling
keputusan hasil pengolahan data tPerhitungan profit berdasarkan1 yangMempertimbangkan waiting period dan
delay period.
Profit yang diperoleh merupakan yang diperoleh produsen.
4
SURVEY
KARAKTERISTIK
PENUNDAAN OLEH KONSUMEN
Produk Amatan :
MEKANISME SURVEY
Lumajang Surabaya (50 responden) (50 responden)Waiting : 27 dari 50
(1-30 hari)
Delay : 33 dari 50
(1- ~ hari)
Waiting : 34 dari 50
(1-14 hari)
Delay : 32 dari 50
(1- ~ hari)
5
PENGARUH PENUNDAAN
TERHADAP t1
Baseline Data (t1)
keputusan recovery
jumlah item
∑reuse =
17
∑remanufacturing =
33
∑recycling =
0
∑disposal =
0
keputusan recovery jumlah item
∑reuse = 10
∑remanufacturing = 22
∑recycling = 0
∑disposal = 18
keputusan recovery jumlah item
∑reuse = 13 ∑remanufacturing = 24 ∑recycling = 0 ∑disposal = 13 t1+WP+DP Lumajang t1+WP+DP Surabaya t1+ + Lumajang t1+ + Surabaya
keputusan recovery jumlah item
∑reuse = 17
∑remanufacturing = 33
∑recycling = 0
∑disposal = 0
keputusan recovery jumlah item
∑reuse = 17
∑remanufacturing = 33
∑recycling = 0
∑disposal = 0
keputusan recovery jumlah item
∑reuse = 17
∑remanufacturing = 33
∑recycling = 0
∑disposal = 0
5
PENGARUH PENUNDAAN
TERHADAP t1 (2)
Analisis Perbandingan Keputusan Item Recovery
t
1t
(Lumajang)
1+WP+DP
t
(Surabaya)
1+WP+DP
t
1+WPrata+DPrata
(Lumajang)
t
1+WPrata+DPrata
(Surabaya)
t
1+WP+DP
gabung
∑reuse =
17
10
13
17
17
17
∑remanufacturing =
33
22
24
33
33
33
∑recycling =
0
0
0
0
0
0
∑disposal =
0
18
13
0
0
0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan keputusan recovery pada pengolahan t1+WP+DP, baik data Lumajang maupun data Surabaya dengan baseline data.
Pada hasil keputusan t1+WP+DP Lumajang dan Surabaya terdapat keputusan disposal akibat adanya penundaan yang dilakukan oleh konsumen. Keputusan ini tidak memberikan keuntungan apa-apa pada produsen, hanya saja produsen kehilangan kesempatan karena sebenarnya item berpotensi untuk di-recovery.
Waiting period dan delay period berpengaruh terhadap take back time t1 dan mengakibatkan terjadinya error type I.
5
PENGARUH PENUNDAAN
TERHADAP t1 (3)
Replikasi Eksperimen t1
Setelah dilakukan sepuluh kali pengolahan data, dapat diketahui bahwa hasil keputusan recovery dari setiap set data menunjukkan kecenderungan yang sama. . Hal tersebut dapat dilihat dari kurva yang ditunjukkan pada
gambar di atas, di mana nilai t1 untuk setiap set data cenderung stationer.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 t1 t1 t1 t1 t1 t1 t1 t1 t1 t1 ∑reuse = 0.34 0.42 0.52 0.46 0.38 0.34 0.52 0.46 0.46 0.34 ∑remanufacturing = 0.66 0.58 0.48 0.54 0.62 0.66 0.48 0.54 0.54 0.66 ∑recycling = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ∑disposal = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
PENGARUH PENUNDAAN
TERHADAP t1 (3)
Model Profit Product Recovery: Model Biaya (Anityasari, 2008) :
Model Profit secara umum :
Biaya Garansi Reuse :
MBW : CW= MP x [F(t1) – F(tw1)] FRW-renew : FRW-nonren : Biaya Garansi Remanufacturing : Cw1= Cw2
5
PENGARUH PENUNDAAN
TERHADAP t1 (3)
MBW ($) FRW ren ($) FRW nonren ($) t1 7369.5008 7394.6239 7398.1668 t1+WP+DP Lumajang 4717.2535 4730.9946 4732.6142 t1+WP+DP Surabaya 5452.8940 5472.7294 5476.6412 t1+WPrata+Dprata Lumajang 7365.2016 7391.3622 7395.1113 t1+WPrata+Dprata Surabaya 7365.2542 7391.4023 7395.1486 t1+WP+DP gabungan 7365.2318 7391.3852 7395.1327Rekap Total Profit
reuse remanufacturing recycling
C
coll-i($)
17.36
17.36
4.34
C
proc-i($)
6.81
6.81
1.36
C
i($)
-
9.87
-24.17
34.04
5.7
Rincian biaya produksi item recovery
Perhitungan
Biaya Garansi
Disajikan dalam Ms. Excell berikut
Berdasarkan rekap data di atas, dapat diketahui bahwa :
waiting period dan delay period sangat berpengaruh terhadap profit perusahaan,
yaitu mengurangi atau menghilangkan profit yang seharusnya dapat dimiliki oleh perusahaan. Perbedaan profit antara baseline data dan data t1+WP+DP Lumajang, yaitu 35,99% (MBW) dan 36% (FRW renewing dan FRW nonrenewing). Perbedaan profit antara baseline data dan data t1+WP+DP Surabaya, yaitu 26% (MBW), 25,99%
(FRW renewing), dan 25,97% (FRW nonrenewing). Sedangkan profit antara baseline data dan data t1+WPrata+DPrata (untuk data Lumajang, Surabaya, dan gabungan) tidak berbeda secara signifikan.
Reuse Remanufacturing Recycling
MP ($) 180 180 7.01
6
PENGARUH PENUNDAAN
TERHADAP TTF
Baseline Data (t1)
keputusan recovery
jumlah item
∑reuse =
17
∑remanufacturing =
33
∑recycling =
0
∑disposal =
0
TTF+WP+DP Lumajang TTF+WP+DP Surabaya TTF+ + Lumajang TTF + + Surabayakeputusan recovery jumlah item
∑reuse = 17
∑remanufacturing = 33
∑recycling = 0
∑disposal = 0
keputusan recovery jumlah item
∑reuse = 17
∑remanufacturing = 33
∑recycling = 0
∑disposal = 0
keputusan recovery jumlah item
∑reuse = 17
∑remanufacturing = 33
∑recycling = 0
∑disposal = 0
TTF + + .
keputusan recovery jumlah item
∑reuse = 23
∑remanufacturing = 27
∑recycling = 0
∑disposal = 0
keputusan recovery jumlah item
∑reuse = 31
∑remanufacturing = 19
∑recycling = 0
6
PENGARUH PENUNDAAN
TERHADAP TTF (2)
Analisis Perbandingan Keputusan Item Recovery
t1 TTF+WP+DP (Lumajang) TTF+WP+DP (Surabaya) TTF+WPrata +DPrata (Lumajang) TTF+WPrata +DPrata (Surabaya) TTF+WP+DP gabung (Surabaya) ∑reuse = 17 23 31 17 17 17 ∑remanufacturing = 33 27 19 33 33 33 ∑recycling = 0 0 0 0 0 0 ∑disposal = 0 0 0 0 0 0
Pada hasil keputusan TTF+WP+DP Lumajang dan Surabaya terdapat perbedaan keputusan akibat adanya
penundaan yang dilakukan oleh konsumen. Namun, pada keputusan ini, berbeda dengan pergeseran keputusan yang terjadi pada t1.
Kesalahan keputusan yang dilakukan oleh produsen ini justru memberikan keuntungan pada produsen karena produsen menganggap item yang di-recovery memiliki kondisi yang lebih baik dari yang sebenarnya.
Hal ini disebabkan kondisi waiting dan delay membuat nilai TTF yang terlapor semakin besar, sehingga parameter yang dihasilkan akan membentuk kurva dengan T* yang lebih besar dibanding T* dari kurva hasil Accelerated Life Testing (ALT). T* yang dimaksud berada pada R* yang telah ditentukan, dalam penelitian ini R*=0.9.
Jadi, kesalahan pada kasus ini disebut error type II, yaitu menerima keputusan yang salah. Error type II ini
memberikan keuntungan dalam hal profitabilitas, tetapi dapat merugikan produsen dari segi kepercayaan konsumen terhadap item yang diproduksi.
6
PENGARUH PENUNDAAN
TERHADAP TTF (2)
Berdasarkan rekap data di atas, dapat diketahui bahwa waiting period dan delay period sangat berpengaruh terhadap profit perusahaan. Perbedaan profit antara baseline data dan data TTF+WP+DP Lumajang, yaitu 0,33% (MBW), 0,46% (FRW renewing), dan 0,45% (FRW nonrenewing). Perbedaan profit antara baseline data dan data +WP+DP
Surabaya, yaitu 1,65% (MBW), 1,71% (FRW renewing), dan 1,7% (FRW nonrenewing). Sedangkan profit antara baseline data dan data ++ (untuk data Lumajang, Surabaya, dan gabungan) tidak berbeda secara signifikan. Pada
kasus ini, dapat dilihat bahwa secara profitabilitas produsen diuntungkan, tetapi segi image item produsen akan dirugikan.
Rekap Total Profit
MBW ($) FRW ren ($) FRW nonren ($) t1 7369.5008 7394.6239 7398.1668 TTF+WP+DP Lumajang 7393.648185 7428.23583 7431.597154 TTF+WP+DP Surabaya 7490.899518 7520.79503 7523.564324 TTF+WPrata+Dprata Lumajang 7287.635709 7331.647556 7345.771818 TTF+WPrata+Dprata Surabaya 7287.496498 7331.54017 7346.935242 TTF+WP+DP gabungan 7287.519086 7331.557857 7343.698781
7
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN :
1. Penelitian ini menganalisis pengaruh waiting period dan delay period terhadap 2 hal, yaitu take back time dan time to failure TTF. Waiting period dan delay period
berpengaruh terhadap pergeseran keputusan, yaitu pergeseran negatif (keputusan
recovery yang membutuhkan biaya yang lebih besar) terhadap t1 dan pergeseran positif
(keputusan recovery yang membutuhkan biaya yang lebih kecil) terhadap TTF. 2. Berdasarkan take back time t1, waiting period dan delay period dapat menggeser
t1sehingga mengakibatkan kesalahan keputusan (misclassification) atau error. Error yang terjadi adalah error type I.
3. Berdasarkan time to failure TTF, waiting period dan delay period dapat mengakibatkan perubahan parameter β dan η sehingga menghasilkan kurva reliability R(t) yang berbeda dan T* yang berbeda pula (pada R* yang sama). Akibat perubahan tersebut adalah
terjadi kesalahan keputusan (misclassification) atau error. Error yang terjadi adalah error type II.
4. Berdasarkan take back time t1, waiting period dan delay period dapat mengakibatkan profit yang diperoleh produsen berkurang. Pada data Lumajang, perbedaan profit mencapai 36%, sedangkan pada data Surabaya perbedaan profit mencapai 26%. 5. Berdasarkan time to failure TTF, waiting period dan delay period dapat mengakibatkan
penambahan profit yang diperoleh produsen, tetapi tidak terlalu signifikan. Pada data Lumajang perbedaan profit 0,46%, sedangkan pada data Surabaya mencapai 1,71%.
7
KESIMPULAN & SARAN
SARAN :
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengenai pengembangkan
model kegagalan secara matematis yang mempertimbangkan
adanya waiting period dan delay period.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan profit yang
hilang akibat adanya waiting period dan delay period.
DAFTAR PUSTAKA
Anityasari, M. 2008. Reuse of Industrial Products – a Technical and Economic Model for Decision
Support. Doctoral Thesis.The University Of New South Wales, Sydney,Australia.
Artana, K. B. (Ed.) 2006. Handbook Mata Kuliah Keandalan, Surabaya:Teknik Sistem Perkapalan.
Attar, M. 2010. Pengembangan Model Garansi Dua Dimensi dan Analisis Biaya Garansi untuk
Produk Reuse.Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Beullens, P. 2005, Reverse Logistic in Effective Recovery of Products from Waste Materials, Reviews in
Environmental Science & Bio/Technology, diakses tanggal 24 Februari 2011.
Ijomah, W. L., Childe, S. & Mcmahon, C. 2004. Remanufacturing : a Key Strategy for Sustainable
Development. in : The Third International Conference on Design and Manufacture for Sustainable
Development 2004, Loughborough, UK.
Ijomah, W. L., Mcmahon, C. A., Hammond, G. P. & Newman, S. T. 2007. Development of Design for
Remanufacturing Guidelines to Support Sustainable Manufacturing. 712-719.
Kaebernick, H., Anityasari, M. & Kara, S. 2008. The Role of Warranty in The Reuse Strategy. Life Cycle
Engineering and Management Research Group.
Nowlis, S. M., Mandel, N., McCabe, D. B., 2004, The Effect of a Delay between Choice and
Consumption on Consumption Enjoyment, Journal of Consumer Research, Vol.31, No.3, pp.
502-510.
DAFTAR PUSTAKA (2)
Kang, H.Y. & Schoenung, J. M 2004, Electronic Waste Recycling : a Review of U.S. Infrastructure and
Technology Options, Journal of Resources Conservation & Recycling, Department of Chemical
Engineering and Materials Science, University of California, USA.
Klausner, M., Grimm, W. M., & Hendrickson, C. 1998, Reuse of Electronic Motors in Consumer
Products, Jurnal of Industrial Ecology, Massachusetts Institute of Technology and Yale University.
Recycling Guide. Org 2011, How to Recycle Different Materials, diakses tanggal 10 Maret 2011,
<
http://www.recycling-guide.org.uk/
> .
Stuart, J. A., Low, M. K., Williams, D. J., Turbini L. J., Ammons, J. C. 1998. Challenges in Determining
Electronics Equipment Take-Back Levels. IEEE Transactions on Components, Packaging, and
Manufacturing Technology-Part C,Vol. 21, No. 3, pp. 225-232.
Sundin, E. & Bras, B. 2004. Making Functional Sales Environmentally and Economically Beneficial through
Product Remanufacturing. Journal of Cleaner Production, 913-925.
Walpole, R. E. 1988, Pengantar Statistika Edisi Ketiga (Terjemahan), PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Wikipedia 2011, Recycling, diakses tanggal 7 Maret 2011, <
http://en.wikipedia.org/wiki/Recycling
>.
Windiani, S. 2009. Pengembangan Model Perhitungan Periode Garansi dan Analisis Biaya Garansi
untuk Produk Reuse Menggunakan Kebijakan Free Replacement Warranty (Frw) dengan Berbagai
Jenis Rektifikasi.Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Contoh penundaan pemakaian
107 hariWaktu
pembelian menggunakanMulai
Waktu terjadinya kerusakan dan waktu pelaporan kerusakan
Time 7 hari 100 hari
Waktu pembelian = hari ke-0 Waktu pemakaian = hari ke-7 Produk rusak = hari ke-107 Life Time produk = 100 hari Yang te-record dalam perusahaan =
produk digunakan oleh konsumen selama 107 hari. Misalnya :
T* = 205 hari
Life time rata-rata = 100 hari Maka,
kondisi yang te-record t1 = 107
t1+ t02 = 207
kondisi seharusnya t1 = 100
t1+ t02= 200
Berdasarkan data tersebut, maka keputusan :
Produk di-remanufacturing, seharusnya produk di-reuse Contoh Kasus Waiting Period
Gambar : Kurva reliability sesuai
untuk product recovery (Anityasari, 2008)
Contoh penundaan
pelaporan kerusakan
107 hari
Waktu pembelian dan
Mulai menggunakan terjadinyaWaktu kerusakan
Time
7 hari 100 hari
Waktu pembelian dan pemakaian = hari ke-0 Produk rusak = hari ke-100 Life Time produk =100 hari Waktu pelaporan kerusakan = hari ke-107 Yang te-record dalam perusahaan
produk digunakan oleh konsumen selama 107 hari. Misalnya :
T* = 205 hari
Life time rata-rata = 100 hari Maka,
kondisi yang te-record t1 = 107
t1+ t02 = 207
kondisi seharusnya t1 = 100
t1+ t02= 200
Berdasarkan data tersebut, maka keputusan :
Produk di-remanufacturing, seharusnya produk di-reuse Contoh Kasus Delay Period
Waktu pelaporan kerusakan
Gambar : Kurva reliability sesuai
untuk product recovery (Anityasari, 2008)