• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP KERAJAAN ALLAH OLEH MARGIE NIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRINSIP KERAJAAN ALLAH OLEH MARGIE NIODE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP KERAJAAN ALLAH

O

LEH

M

ARGIE

N

IODE

etika mendengar pengajaran tentang judul di atas ini, saya terinspirasi dan membuat keputusan untuk mencari dan menggali lebih dalam lagi tentang kerajaan. Pertama saya mencari tahu arti ”prinsip” dalam bahasa yang dapat dicerna. Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka, edisi ketiga menjelaskan ”prinsip ialah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir.”

K

Arti yang amat tepat. Alkitab menyebut bahwa firman adalah kebenaran (Yohanes 17:17). Jika kita rangkai menjadi satu kata: Firman adalah pokok dasar berpikir di dalam kerajaan. Kerajaan yang dibicarakan disini jelas adalah Kerajaan Allah. Ini membuat siapapun yang masuk dalam kerajaan Allah, sebaiknya mengubah cara berpikirnya sesuai dengan cara berpikir Kerajaan Allah. Agar seseorang mendapatkan segala yang dijanjikan oleh Raja dalam kerajaanNya, dia harus menyesuaikan pikirannya dengan pikiran Raja.

Adalah mustahil jika anda ingin sukses, ingin jadi kepala dan bukan ekor, mau diberkati keluar dan masuk, diberkati di kota maupun di desa, dan menginginkan semua janji yang tercatat di dalam Alkitab, tetapi tidak mau mengubah cara berpikir sesuai dengan pikiran Sang Raja yang telah difirmankanNya. Kerajaan Allah dijalankan berdasarkan Firman Tuhan. Tanpa mendalami dan menguasai FirmanNya, seseorang akan sulit beroperasi di dalam Kerajaan Allah.

Ambil contoh seseorang yang memutuskan untuk beremigrasi. Orang ini harus beradaptasi dengan segala sesuatu di negara baru tempat ia tinggal. Dia harus belajar adat istiadat dari negara barunya. Dia harus menyesuaikan dirinya dengan aturan negara itu. Dia tidak dapat menerapkan cara dan kebiasaan lamanya pada negara yang baru. Karena masing-masing negara mempunyai aturan dan cara yang berbeda. Orang itu harus menyesuaikan dalam banyak hal. Dia harus juga mempelajari bahasa dan istilah-istilah baru. Penyesuaian adalah mutlak. Dia tidak bisa mempertahankan pola berpikir dan perilaku lama sebab belum tentu semua dapat diterapkan di situ. Perlu adaptasi. Keputusan beremigrasi, konsekuensinya adalah perubahan. Itu tidak sulit dilakukan, hanya butuh kesungguhan dan waktu.

Sama saja dengan hal rohani. Entah berapa umur seseorang ketika ia beremigrasi ke Kerajaan Allah, artinya ketika dia lahir baru atau ketika dia menerima Yesus sebagai Tuhan, dia harus mengubah pola pikirnya. Sebelumnya orang ini telah mempunya pola pikir yang serupa dengan pola dunia. Pola pikir itu membentuk benteng-benteng dalam pikirannya.

Ketika dia memutuskan untuk pindah dari sistim dunia ke sistim Kerajaan Allah, ada tindakan yang harus diambil. Dia harus menyesuaikan pola pikirnya, dia harus belajar istilah-istilah yang dipakai di tempat yang baru. Perlu menguasai bahasa baru, yaitu Firman Tuhan.

(2)

Perlu belajar perilaku hidup di dalam Kerajaan Allah. Semuanya baru, dan perlu waktu dan proses pembelajaran.

Pengalaman kelahiran baru adalah keputusan seseorang dengan iman. Tidak ada hubungannya dengan sudah berapa lama seseorang menjadi anggota gereja. Yesus sendiri berbicara, seseorang tidak akan dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah tanpa kelahiran baru (Yohanes 3: 3, 5). Setelah itu dia harus mengambil keputusan untuk mempelajari prinsip-prinsip hidup Kerajaan Allah yang baru dimasukinya.

Kelahiran baru membuat seseorang menjadi bayi rohani. Diperlukan waktu untuk membuatnya bertumbuh dan berkembang menjadi dewasa di dalam hal-hal rohani.

Dia harus membuang pola pikir lama dan mengubah dengan pola yang baru. Membuang cara pikir dunia dan menggantikan dengan cara pikir kerajaan. Hal ini harus dipelajari. Tidak ada seorangpun yang lahir baru langsung mempunyai firman ataupun kebenaran sebagai dasar pemikirannya. Tidak ada seorangpun! Seorang mungkin tahu sedikit tentang firman, tapi belum tentu firman yang diketahui menjadi dasar tindakannya. Seperti nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Surat ini ditujukan kepada jemaat gereja, mereka yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikanNya orang-orang kudus (Roma 1:7). Surat ini ditujukan bukan kepada orang di luar gereja. Perhatikan Roma 12:2: ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.

Jika seorang tidak mau mengubah pikirannya selaras dengan kebenaran, dia sama saja dengan dunia. Perilaku dan sikap seseorang akan sama dengan orang dunia. Diberitahu pula, keuntungannya dari perubahan pikiran, yang sifatnya progresif, sehingga dia dapat mencapai pengetahuan yang sempurna. Luar biasa. Siapapun dapat mengetahui hal ini karena tidak dirahasiakan bagi umat manusia.

C

ARILAH

K

ERAJAAN

N

YA

”Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu. Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu” (Lukas 12:29-32).

Amat sering saya mendengar pernyataan seperti ini: ”Saya harus bekerja untuk hidup; Saya harus bekerja untuk menghidupi keluarga”. Banyak orang Kristen berbicara seperti itu. Bahkan mereka yang mengaku sudah lahir baru. Tepatkah pernyataan itu?

(3)

Yesus sendiri mengajarkan, pertama-tama yang harus dikerjakan adalah mencari KerajaanNya. Berikan waktumu, berikan perhatianmu dan hatimu kepada hal-hal Kerajaan Allah. Yang utama yang harus difokuskan ialah mencari KerajaanNya. Dia meneruskan bahwa jika kita telah mencari KerajaanNya, maka semua yang diperlukan oleh kita untuk hidup di dunia ini akan diberikanNya.

Yesus mengerti kita butuh sandang, pangan, rumah, dan pergaulan. Bahkan Tuhan tahu yang tidak pernah dipikirkan oleh kita dan kemudian Dia berikan kepada kita yang percaya. Ada orang yang tidak memikirkan kemasyhuran. Hidup dari hari ke hari saja sudah sulit, apa lagi pikir kemasyhuran. Tetapi, Tuhan memikirkannya (Ulangan 28: 1).

Manusia tidak mampu dan juga tidak terlalu pintar untuk memikirkan masa depannya. Manusia tidak cukup pandai untuk dapat menciptakan masa depan yang cemerlang bagi anak-anaknya. Jika Yesus memerintahkan untuk mencari dahulu KerajaanNya, Dia pasti tahu apa yang Dia perkatakan dan ajarkan. Yesus tidak pernah terbukti berbohong. Jika Dia katakan Dia akan mencukupi kebutuhan makan, minum dan pakaian manusia, artinya Yesus akan menyediakan semua itu.

Ketika murid-murid bertanya kepada Guru tentang siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, jawaban Guru:

”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga” (Matius 18: 3-5).

Anak kecil tidak pernah berpikir apa yang akan dimakan besok, atau dimana dia akan tinggal. Yang anak kecil tahu ialah dia akan sekolah, jika dia lapar makanan tersedia, dia haus tinggal minta minuman. Bila ingin baju baru, dia bisa minta sama ibunya. Begitulah sikap anak kecil. Yang anak kecil tahu, ibu dan ayahnya punya apa yang dia butuhkan. Sikap seperti anak kecil inilah yang digambarkan Yesus, sikap seharusnya seseorang yang hidup didalam Kerajaan Sorga.

Selanjutnya, siapa yang merendahkan diri seperti anak kecil ini, maksudnya, anak kecil tidak pernah berpikir dia pintar. Anak kecil selalu menerima pikiran dari orang tuanya. Anak kecil setuju saja dengan setiap pikiran dan perkataan orang tuanya. Dia akan memperkatakan kembali setiap ucapan orang tuanya.

Siapapun yang membuat firman sebagai pikirannya, yang hanya memperkatakan firman dan bukan pikirannya sendiri, Yesus berkata, orang seperti inilah yang akan menjadi terbesar dalam Kerajaan Sorga. Seseorang yang mengutamakan firman di dalam hidupnya dalam kondisi dan

(4)

situasi apapun. Mereka yang mencari dahulu Kerajaan Allah, adalah mereka yang dapat mengubah kenyataan hidup dengan firman yang ada di dalam hati dan mulut mereka.

B

ERORIENTASI

K

EPADA

B

ENIH

Lalu kata Yesus: ”Beginilah hal Kerajaan Allah itu, seumpama orang yang menaburkan benih di tanah” (Markus 4:26). Ayat 14 menjelaskan benih ialah firman, dan hati manusia ialah tanah. Segala sesuatu dalam Kerajaan Allah dimulai dengan benih. Setiap ide, pikiran, perkataan dan tindakan adalah benih. Semua yang ada pada kita adalah benih.

Kepada orang banyak yang mengikutiNya, Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan. Dia mengajar perumpamaan tentang seorang penabur, menurut Yesus ini adalah kunci dari semua perumpamaan. Jika mereka yang mengikuti Dia tidak mengerti perumpamaan ini, bisa jadi mereka tidak akan dapat mengerti semua hal tentang Kerajaan (baca Markus 4:13).

Hal itu mengundang pertanyaan di hati murid-murid dan mereka bertanya kepada Guru dan jawabnya: ”Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak” (Matius 13:11).

Murid-murid mempunyai karunia untuk dapat mengerti semua yang diajarkan Guru. Kepada mereka yang berada di ”lingkaran dalam” diberikan karunia untuk mengerti pengajaran Yesus. Tetapi kepada yang berada di ”lingkaran luar”, mereka bisa mendengar dan mendengar tetapi seolah-olah tidak pernah mendengar, dan mereka melihat tetapi seperti tidak pernah melihat. Kesimpulannya mereka tidak akan pernah bisa mengerti. (baca Matius 13:12-15).

Jaman ini ialah jaman dimana ada kasih karunia untuk dapat mengerti firman Tuhan, adalah saat yang sangat didambakan oleh para nabi zaman Perjanjian Lama (ayat 17), ini adalah waktu yang amat berharga. Janganlah menyia-nyiakan waktu ini dengan tidak menghargai benih. Banyak orang percaya tidak menghargai benih, walaupun mereka hidup di sekitar firman. Mereka memiliki sekeranjang benih (firman), tetapi membiarkan saja atau tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan benih yang mereka miliki, sehingga benih itu tidak pernah ditabur. Apa artinya benih jika hanya tersimpan di keranjang? ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya bila biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yohanes 12: 24).

Simak kata Yesus, ”Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu” (ayat 19).

Satu tujuan iblis hanya mengambil benih (firman) yang didengar orang tetapi mereka tidak mengertinya. Kumpulan kitab hikmat, Amsal katakan, ”peroleh hikmat dan dengan segala yang kauperoleh, peroleh pengertian” (Amsal 4:7). Pengertian harus dicari!

(5)

Keinginan mencari inilah yang belum dimiliki oleh kebanyakan orang percaya. Jika mereka mendengar dan tidak mengerti, mereka bersikap pasif dan hanya mengharapkan gembala ataupun guru Alkitab menjelaskannya kepada mereka. Tugas orang percaya ialah mencari hikmat (firman) dan pengertian. Sedangkan tugas ke lima jawatan adalah memper-lengkapi orang-orang kudus (baca Efesus 4:17). Mereka yang termasuk di dalam kelima jawatan, jelas mempunyai urapan khusus dalam menyandang tugas mereka, tetapi tugas orang benar ialah untuk belajar sendiri. Jika orang benar itu sungguh-sungguh haus dan lapar akan kebenaran, pasti dia akan dituntun oleh Gembala ke padang yang berumput hijau, ke air yang tenang, ke dalam satu wadah di bawah jawatan yang ditentukan Tuhan.

Saya percaya anda tidak akan mau atau rela untuk firman yang anda dengar diambil oleh iblis. Kondisi itu akan membuat anda mudah terserang, telanjang tanpa proteksi dan tanpa senjata.

Ada satu jenis tanah atau hati yang baik. ”Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat” (Matius 13: 23).

Siapapun ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Tetapi hasil yang maksimal hanya bisa diraih, dengan upaya yang maksimal pula. Jika seseorang ingin perubahan, dia harus melakukan perubahan. Selama seorang hanya mendengar firman dan melupakannya atau tidak mengaplikasikan firman dalam hidup sehari-hari, jangan mimpi akan memperoleh yang seratus kali.

Coba jawab pertanyaan saya, jika di mulut anda hanya 30 persen firman Tuhan yang adalah kehidupan, sisa 70 persennya perkataan apa? Praktis kata-kata yang bukan firman, adalah kata-kata yang mematikan, dan jika porsi kematian lebih banyak di mulut anda, bagaimana mungkin bisa mengharapkan kebaikan di dalam hidup ini? Begitu juga jika hanya 60 persen kehidupan ada di mulut anda, tetap ada 40 persen yang didominasi kematian termanifestasi dalam hidupnya. Adalah lebih baik jika anda mempunyai 100 persen firman dalam mulut anda, sehingga anda bisa pastikan akan menerima 100 persen kehidupan termanifestasi, haleluya.

Seorang yang lahir baru, dia lahir dari benih yang tidak fana, dari firman Allah (1 Petrus 1:3), dari benih Bapa. Sewajarnya bila dia lahir dari benih Bapa, dia bersikap seperti Bapa. Sebab dia lahir dari benih Pemberi, tidak seharusnya dia bersikap seperti tukang minta-minta. Orang itu tidak perlu berlaku seperti yatim piatu. Dahulu, sebelum lahir baru, memang seseorang di dunia sebatang kara, tetapi begitu dia lahir baru, dia bukan orang asing lagi dalam Kerajaan, tetapi dia langsung menjadi anak, dan menjadi ahli waris bersama dengan Yesus (Efesus 2:11; Roma 8: 17). Kelahiran baru mengubah status hidup seseorang secara spiritual. Yang dahulu tidak mempunyai hak dalam perjanjian, sekarang menjadi pewaris. Benar-benar perubahan drastis, perubahan seratus delapan puluh derajat, jika seseorang mempunyai pengertian akannya.

(6)

Dengan terobosan cara berpikir, sekarang dia akan berpikir benih dan benih. Dia mempunyai benih dalam pikiran dan mulut dan benih itu akan ditabur, dan Tuhan akan memberikan pertumbuhan. Sehingga seminim apapun kondisi seseorang dalam hal finansial, separah apapun hubungan keluarganya, karena dia mempunyai pikiran benih, dia akan keluar dari situasi tersebut. Benih itu harus ditabur dengan tujuan! Tabur benih firman, agar keluar dari kemiskinan, dari hutang, dari kesulitan rumah tangga, dari hubungan yang tidak harmonis dalam rumah tangga , ya tabur dan tabur benih firman itu.

Tabur hidupmu, tabur waktumu, tabur doa, tabur keuanganmu, tabur kebaikan, dan seseorang akan keluar dari masalah. Sebab benih juga yang membawa anda kepada situasi dan posisi anda sekarang bukan? Oleh sebab itu hanya benih yang baik, benih firman yang adalah kehidupan saja yang akan memutar balikan keadaan anda sekarang. Kenapa tidak mengambil keputusan untuk memulai menabur sekarang, kenapa harus tunggu lagi.

Setelah anda mulai menabur, ingat ada lagi yang harus diawasi, iblis berminat mencuri benih yaitu firman. Pencuri akan berusaha mencegah seseorang baca Alkitab, pergi ke kelas Alkitab, atau pergi ke kebaktian yang diurapi. Iblis akan menyodorkan pikiran-pikiran yang sia-sia sampai tersita waktu untuk hal yang tidak sesuai dengan kebenaran. Tidak ada waktu dengar kaset kotbah yang diurapi, tidak sempat membaca majalah maupun buku yang sarat dengan firman yang membangkitkan semangat. Perlu diputuskan untuk menanggalkan beban yang menyita waktu, yang mengakibatkan tidak fokus kepada hal Kerajaan. Beban itu belum tentu dosa, tetapi hal itu memperlambat pertumbuhan spiritual (Ibrani 12:1).

Masih dalam topik penabur, Yesus menjelaskan bahwa adalah mungkin benih yang baik dan benih yang jahat tumbuh di tanah yang sama (Matius 13:24). Bisa jadi benih jahat akan menekan bahkan mengambil alih benih yang baik. Atau juga benih tidak baik dapat mencekik benih baik. Maka dari itu Guru memperingatkan, ”Camkan apa yang kamu dengar”.

Jangan pernah mengabaikan benih sekecil apapun. Setiap kali anda dengar orang berbicara, di radio maupun televisi, telinga dan tanah hati sedang menerima benih. Tuhan menabur benih, iblis juga menabur benih, dan hati anda dan saya adalah tanahnya.

Kita pemilik tanah (hati) yang menentukan akan di tanami benih apa! Pastikan saja, anda hanya membiarkan hatimu ditanam benih baik dan hanya mengucapkan benih yang baik sesuai dengan hasil yang anda inginkan!

Seperti kata Yesus, ”Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya” (Matius 13:31-32).

(7)

Jika benih baik yang ditanam, sekecil apapun pada mulanya, itu akan menjadi besar dan rindang, pertumbuhannya pasti, dan apabila sudah datang waktunya, dia akan menuai, jika dia tidak menjadi lemah (Galatia 6:9).

Sebaliknya jika benih jahat yang ditanam, prosesnya sama juga, akan datang waktunya untuk menuai, saya pastikan anda tidak akan mau itu terjadi pada anda.

Selagi ada waktu, adalah bijaksana, jika kita mulai mengubah benih yang ada di pikiran, hati dan mulut kita, dengan benih yang baik yaitu firman Allah. Hasilnya kita yang akan menikmati.

T

ABUR

-T

UAI

Menabur adalah prinsip Kerajaan Allah. Menabur adalah prinsip Tuhan. Dua elemen yang menemani prinsip ini, iman dan kasih. Setiap hari selalu ada kesempatan untuk kita menabur. Bukan hanya uang, dan kenyataannya uang hanya hal yang kecil dalam Kerajaan.

Seandainya anda memutuskan ingin menjadi penabur, dan saat ini anda tidak memiliki benih di tangan, jangan kecil hati, sebab Tuhan akan menyediakan benihnya (2 Korintus 9:10). Kembali anda yang harus mengambil keputusan untuk menjadi penabur, Tuhan tidak dapat memaksa.

Mulai dengan apa yang ada pada anda untuk masuk ke dalam sistim ini. Tabur kata-kata yang memberi penguatan kepada yang lemah, tabur ketaatan, tabur persahabatan, tabur doa. Berdoa bagi orang lain, bagi negara anda. Jika orang benar menabur doa, doa yang didasarkan firman sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16).

Sikap seorang Kristen seharusnya tidak sama dengan mereka yang non-Kristen. Orang Kristen seharusnya menjadi surat terbuka dari firman Tuhan, seyogyanya menjadi terang dan tidak bersikap seperti anak gelap. Perkataan anda adalah benih! Jika anda ingin perubahan dalam negeri ini, ubahlah benih anda. Mulailah dari diri kita, maka semuanya akan berubah. Ingat bahwa Tuhanlah yang memberi pertumbuhan dan kita akan menuai pada waktunya. Tidaklah mustahil kita akan memiliki pemerintahan yang bersih dan baik. Orang benar di negara ini dapat mengubah negara ini. Sebab mulut orang benar berpotensi mengeluarkan berkat, dapat mengeluarkan roh dan kehidupan sehingga kematian dan gelap harus pergi, amin amin.

Kita mulai dapat memperkatakan yang baik tentang negara kita. Kita memberkati negara ini, berhenti mengutuk. Mulailah lepaskan berkat yang ada di dalam anda, dan ciptakan ”taman Eden” di sekitar kita. Bayangkan jika orang benar se-Indonesia bersatu dan hanya melepaskan berkat kepada negeri ini, tidaklah mustahil kita akan menuai perubahan di negeri ini. Saya terlalu percaya bahwa negeri ini tidak akan kehabisan hal yang baik, sebab itulah janji Tuhan di Yesaya 1:19.

(8)

Tuhan Yesus tetap ada di dalam negara ini, bukan? Bukankah Tuhan tidak pernah meninggalkan dan membiarkan anakNya? Bukankah anda dan saya adalah anak-anakNya? Dimana anda dan saya berada disitu juga Tuhan berada (Ibrani 13:5). Tuhan Yesus tetap peduli atas Indonesia, Dia memikirkan umatNya di negara ini. Bukan hanya umatNya, tetapi Tuhan mengasihi seluruh orang Indonesia, Dia tidak menginginkan satu orangpun binasa.

”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Anak-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:26).

Tuhan adalah pemberi. Allah memberi Anak-Nya karena Dia mengasihi dunia ini. Karena Dia mengasihi anda dan saya. Tanpa anda dan saya harus melakukan sesuatu, Dia telah mengasihi kita. Kasih-Nya tanpa kondisi dan tanpa syarat. Allah Bapa memberikan atau menabur Anak-Nya, dan Dia menuai begitu banyak anak-anak, termasuk anda dan saya. Dan Allah Bapa masih dalam musim menuai, dan akan menuai banyak lagi anak-anak masuk ke dalam KerajaanNya, melalui anda dan saya.

Tuhan memberi dengan cuma-cuma, tanpa ada tali pengikat. Memberi bukan membeli. Memberi juga bukan menukar. Dia tidak melakukan itu agar anda dan saya memberikan perpuluhan atau menabur benih keuangan sebagai alat tukar. Kita hanya dapat menemukan di Alkitab, anjuran untuk melakukan firmanNya maka kita dan anak cucu kita akan menerima hal-hal yang baik sebagai upah.

Oleh sebab Bapa adalah Kasih, maka Kasih tidak dapat memaksa seseorang. Kasih akan berkata, ”jika engkau mengasihi Aku maka engkau akan mengikuti perintahKu.” Kasih berkata, ”jika engkau menginginkan engkau dapat melayaniKu”. Tidak ada unsur pemaksaan. Seseorang menjadi hamba atau melayani Tuhan oleh karena keputusannya.

Oleh karena kita adalah anak dari Pemberi, sepantasnya kita bersikap seperti Bapa dan menjadi pemberi. Jika seseorang memberi, tindakan itu memberkati Bapa. Dan jika kita dapat menerima, hal itu membuat Bapa bersuka cita.

Bila anda memutuskan untuk turut serta dalam sistim tabur-tuai, putuskanlah untuk melakukan dengan kasih sehingga anda juga menuai di dalam kasih. Prinsip yang dianut oleh Raja yang adalah Kasih, sehingga jika pelaku sistim itu melakukan serupa seperti yang dilakukan oleh Raja, mungkin mereka pernah berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, tetapi pasti mereka pulang dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya (Mazmur 126:6).

B

ERORIENTASI

K

EPADA

B

ERKAT

Masuk dalam Kerajaan, berarti berputar arah. Yang semula terkutuk berubah menjadi berkat. Yang semula dibawah pengaruh ilah dunia, berbalik menjadikan Tuhan sebagai Tuhan dalam kehidupan.

(9)

Sekarang Tuhan yang adalah Sumber berkat tinggal di dalam hati anda dan saya. Yang berdomisili di dalam hati mereka yang lahir baru adalah Sumber berkat, bukan hanya berkat.

Kembali kepada kitab kejadian 1, kata pertama yang didengar oleh manusia yang diciptakan oleh Sumber Berkat: ”Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ”Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (ayat 28).

Tuhan memberkati, artinya Tuhan melepaskan berkatNya; Tuhan melimpahkan kuasaNya; Tuhan memberikan kemampuanNya atau Tuhan memberikan urapanNya. Segala sesuatu yang tadinya milik Tuhan, sekarang menjadi milik manusia yang diciptakanNya. Semua itu diberikan Tuhan agar manusia menaklukkan bumi! Agar manusia berpengaruh di bumi. Manusia dapat menaklukkan bumi dan segala isinya.

Tetapi kuasa itu bukan untuk menguasai manusia lain. Perhatikan, bagaimana manusia pertama melatih kuasa dan kemampuan yang Tuhan berikan kepadanya, dia melatihnya dengan memberikan nama kepada binatang-binatang. Sehingga binatang itu menjadi serupa dengan apa yang dikatakan. Manusia meniru apa yang dilakukan Tuhan ketika Tuhan menciptakan dunia. Tuhan berkata sehingga tercipta isi dunia, begitu juga manusia berkata, terciptalah binatang.

Berkat yang ada pada manusia pertama dimaksudkan untuk mengubah keadaan kemana saja ia pergi. Tuhan menciptakan taman Eden untuk manusia, menyediakan emas, permata yang sebetulnya pada saat itu belum dibutuhkan manusia, tetapi telah disediakan.

Jika kata pertama Tuhan kepada manusia adalah memberkati, pastinya itulah kehendak Tuhan yang sempurna bagi manusia. Kemana saja manusia pergi, dia dapat mengubah keadaan atau bumi dan mengisinya dengan urapan (baca: Yesaya 10:27a).

Manusia dapat mengubah keadaan bumi dan mengisinya dengan kemuliaan Tuhan. Membalikkan keadaan yang kacau balau menjadi sejahtera. Mengubah atmosfir yang penuh ketakutan, kuatir, bingung di sekelilingnya, memenuhinya dengan atmosfir shalom, penuh dengan damai sejahtera. Manusia dimuati dengan potensi dari Sumber Berkat, untuk mengubah air menjadi anggur dengan berkat yang telah dilimpahkan.

Kemuliaan Tuhan tidak akan jatuh dari langit. Kemuliaan Tuhan ada di dunia, ada di dalam orang percaya. Kemuliaan Tuhan akan termanifestasi dari kehidupan orang percaya, jika saja mereka percaya. Sebab segala sesuatu terjadi sesuai dengan iman orang percaya. Manifestasi dari kemuliaan Tuhan tidak ada hubungan dengan Tuhan lagi. Bagian dari kemuliaan Tuhan seperti: kesembuhan dari sakit, pelunasan hutang, pernikahan ilahi, promosi, pertambahan aset, dapat menjadi kenyataan oleh karena iman kepada firman. Oleh karena seseorang mengambil keputusan berjalan dengan Kasih, taat dan setia.

(10)

Keputusan untuk mencari dahulu Kerajaan Allah, dan memutuskan untuk tinggal di dalam Firman dan Firman tinggal di dalamnya, itu adalah keputusan untuk memakai prinsip Alkitab untuk hidup di dunia ini. Misalnya: ketika saya belanja ke supermarket, saya meletakan barang yang saya telah ambil, tidak di tempat yang semestinya. Sikap yang benar adalah mengembalikan ke tempatnya semula. Kenapa harus bersikap demikian, karena inilah sikap yang benar. Tidak peduli walaupun banyak orang melakukan yang tidak benar. Tetapi sebagai orang benar, kita harus melakukan yang benar. Inilah kwalitas orang benar, melakukan yang benar sekalipun tidak ada orang yang memperhatikan. Sikap benar ini juga menjadi berkat bagi pengelola supermarket itu.

Saya adalah berkat untuk memberkati. Kemanapun dan dimanapun sikap seperti ini harusnya menjadi cara hidup orang benar. Juga ditempat umum, kita seharusnya membuang sampah di tempatnya. Kita memikirkan pengelola tempat umum itu akan diberkati dengan sikap kita yang benar. Inilah cara hidup keseharian orang benar, orang yang diberkati, anak terang. Sikap ini tidak dimiliki mereka yang tidak memiliki predikat itu.

Lihat contoh Yesus, ketika diminta membayar bea untuk Bait Allah (baca Matius 17: 24-27). Prinsip Yesus adalah menjadi berkat dan memberkati. Peraturan mensahkan Yesus dan murid-murid tidak perlu membayar pajak, sebab mereka tergolong rakyat. KomentarNya, ”Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, ... Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka (pemungut bea), bagi-Ku dan bagimu juga” (ayat 27).

Saya suka perkataan ini, supaya jangan menjadi batu sandungan! Mari kita introspeksi, jika kita tidak berlaku benar, jika kita tidak bersikap seperti anak terang, bisakah kita menjadi berkat bagi orang lain? Produk dari mereka yang mengaku Kristen, akan menentukan warna sesungguhnya dari dia? Label sebagai berkat, harus diikuti dengan perilakunya. Bukan hanya ditengah kelompok Kristen, tidak hanya di gereja, atau ditengah ”kalangan sendiri”, bagaimana dengan keseharian? Bagaimana ditempat umum? Belum lagi kalau kita naik mobil yang penuh ditempel dengan stiker-stiker yang menunjukan kekristenan, sementara kita ngebut, salah jalan, maki-maki di jalanan, apakah kita menjadi berkat bagi pengguna jalan yang lain?

Berkat dilepaskan kepada manusia pertama (Kejadian 1:28), kepada Abram (Kejadian 12: 2), Ishak, Yakub, Yusuf, Yesus dan anda dan saya (Galatia 3: 14, 29). Apapun profesi kita, kita adalah berkat! Sepantasnyakah kita yang memakai label berkat, kesana kemari meminta-minta harga khusus, sebagai ”hamba Tuhan”? Apakah bilaa memasukkan anak sekolah, atau apapun, selalu meminta potongan harga sebagai hamba Tuhan? Apa konotasi dibalik kata ”hamba Tuhan”? Bukankah itu meminta belas kasihan? Kenapa harus dikasihani? Bukankah melayani Tuhan yang kaya, Tuhan yang adalah Sumber Berkat? Masa Sumber Berkat tidak sanggup memelihara hamba-Nya sendiri? Kenapa burung di udara yang bukan anak-Nya, bisa dipelihara, kenapa Dia tidak bisa membayar uang sekolah anak-Nya sendiri?? Jika kita bersikap salah, bukankah Sumber Berkat yang berdomisili di dalam kita, juga akan kena imbasnya? Banyak hal

(11)

yang kita pelajari bersama tentang prinsip dalam Kerajaan-Nya. Mungkin kita perlu belajar ”efek domino”. Jangan kita hanya ambil jalan pintas, yang penting dapat ”potongan harga”, tetapi akibatnya apakah terpikirkan? Di satu pihak kita mau label berkat tetap melekat, dilain pihak kita kemana-mana jalan bawa daftar sumbangan???

Bagaimana jika kita yang memakai kalung salib, ataupun tato salib, atau yang mempunyai nama sama dengan tokoh Alkitab, tetapi naik bus atau kereta api tetapi tidak membayar? Atau membeli sesuatu di warung tetapi tidak mau membayar? Atau mengikat perjanjian hutang, tetapi tidak mau membayar? Jika hal ini dilakukan oleh mereka yang tidak diberkati, saya dapat pahami, tetapi jika ini perilaku mereka yang telah diberkati, itu menjadi tanda tanya bagi saya. Setiap tindakan adalah benih yang akan dituai di masa yang akan datang. Keberadaan kita sekarang adalah tuaian dari benih yang telah kita tabur sebelumnya. Anda dan saya akan tahu masa depan kita, dengan menelusuri benih yang telah kita tabur hari-hari ini. Banyak dari kita mungkin harus berdoa untuk panen yang gagal! Dan kita harus mulai menanam benih yang baik kembali, agar dapat menuai hasil yang diharapkan.

Buat komitmen. Jaga integritas. Tuhan punya iman pada anda dan saya. Buat Yesus bangga pada anda dan saya. Dengan pertolongan Tuhan Yesus kita dapat berjaya dan menjadi mitra kerja Yesus di dunia ini. Tanpa anda dan saya, berkat tidak dapat terlepas di bumi ini. Tanpa kita, Yesus tidak dapat berkarya. Dia butuh manusia yang mau bekerja sama dengan firman-Nya, agar kemuliaanNya termanifestasi di dunia ini. Jadilah Mitra Kerja Yesus. ²

Referensi

Dokumen terkait

Pterygium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra.. Pterygium tumbuh berbentuk

Gejala klinis gizi buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak

Dengan mengambil contoh produk atau objek penelitian lain maka permasalahan yang dialami dalam pengaruh produk, persepsi harga, promosi dan distribusi terhadap keputusan

Jaket pada gambar 11 diperbuat daripada kulit kayu lembut dan tidak berwarna .hiasan pada permukaan jaket dibuat secara fizikal, iaitu menggunakan kulit siput

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 15/KM.7/2020 tentang Tata Cara Pengelolaan dan Rincian Alokasi Dana Cadangan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan

Memang hasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam waktu singkat, tetapi ada saatnya si anak terjun ke dalam dunia nyata dari sesuatu yang telah

Islam sangat memperhatikan pendidikan manusia sejak lahir, walaupun manusia lahir dalam keadaan fitrah (suci), akan tetapi dia mempunyai dua potensi, yaitu bisa