• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN BELAJAR DIMASA PANDEMI COVID-19 KELAS V SD NEGERI 156/1 BULIAN BARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESULITAN BELAJAR DIMASA PANDEMI COVID-19 KELAS V SD NEGERI 156/1 BULIAN BARU"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESULITAN BELAJAR DIMASA PANDEMI

COVID-19 KELAS V SD NEGERI 156/1 BULIAN BARU

Oleh :

Dede Juhana

Pembimbing

Dr.Drs. Sukendro,M.Kes AIFO

Dr.Dra. Muazza,M.Si

Program Studi Magister Pendidikan Dasar

Universitas Jambi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pembelajaran dalam jaringan (daring), faktor-faktor pendukung serta faktor-faktor penghambat guru dalam melaksanakan pembelajaran daring di masa pandemi covid-19. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SDN 156/1 Bulian Baru,yang terhitung pada bulan Februari sampai April. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian metode kualitatif deskriptif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah,guru sekolah dasar di SDN 15/1 Bulian Baru. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara semi terstruktur, dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah pandemi covid-19 membawa dampak yang sangat besar terhadap proses pembelajaran, pembelajaran yang biasanya dilaksanakan secara langsung kini dialihkan menjadi pembelajaran daring. Peserta didik merasa jenuh dan bosan selama melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran daring yang dilakukan untuk anak usia sekolah dasar dirasa kurang efektif. Ada beberapa faktor pendukung guru dalam proses pembelajaran daring yaitu ketersediannya handphone, kuota dan jaringan internet yang stabil. Selain adanya faktor yang mendukung dalam pembelajaran daring terdapat juga beberapa faktor penghambat guru dalam pembelajaran daring. Faktor penghambat tersebut diantaranya adalah belum semua peserta didik memiliki handphone dan masih banyak orang tua sibuk bekerja dan jangkauan sinyal.Pembeajaran daring dilakukan dengan berbagai cara diantaranya zoom meeting, video call, whatshapp grup, dan home visit.

(2)

ABSTRACT

This study aims to analyze the online learning process, the supporting factors and the inhibiting factors for teachers in carrying out online learning during the covid-19 pandemic. This research was conducted in Class V SDN 156/1 Bulian Baru, which was from February to April. This research uses descriptive qualitative research method. The subjects used in this study were the principal, elementary school teacher at SDN 15/1 Bulian Baru. Data collection techniques used in this study were semi-structured interviews, documentation and field notes. The result of this research is that the COVID-19 pandemic has had a huge impact on the learning process, learning that is usually carried out in person is now being shifted to online learning. Students feel bored and bored while carrying out learning. Online learning conducted for elementary school age children is considered less effective. There are several factors that support teachers in the online learning process, namely the availability of mobile phones, quotas and a stable internet network. In addition to the factors that support online learning, there are also several inhibiting factors for teachers in online learning. These inhibiting factors include that not all students have cellphones and many parents are busy working and signal coverage. Online learning is carried out in various ways including zoom meetings, video calls, WhatsApp groups, and home visits.

(3)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda negara di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya Pendidikan Dasar. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang Pendidikan dasar untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan pembelajaran secara daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020).

Pendidikan dasar dituntun untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau on line (Firman, F., & Rahayu, S., 2020). Untuk mencegah penyebaran Covid-19, WHO memberikan himbauan untuk menghentikan acara-acara yang dapat menyebabkan massa berkerumun. Maka dari itu, pembelajaran tatap muka yang mengumpulkan banyak siswa di dalam kelas ditinjau ulang pelaksanaanya. Pembelajaran harus diselenggarakan dengan skenario yang mampu mencegah berhubungan secara fisik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa (Firman, F., & Rahayu, S., 2020). Menurut Milman (2015) penggunaan teknologi digital dapat memungkinkan siswa dan guru melaksanakan proses pembelajaran walaupun mereka ditempat yang berbeda. Bentuk pembelajaran yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemi covid-19 adalah pembelajaran daring.

Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011) BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 02 (2020), Hal. 214 – 224 216 Ali Sadikin. dkk Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan siswa dan guru untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E. (2017). Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smartphone atau telepon android, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013). Dengan pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti, video call, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group.

Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. Pendidikan dasar pada masa WFH perlu melaksanakan penguatan pembelajaran secara daring (Darmalaksana, 2020). Pembelajaran secara daring telah menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak beberapa tahun terakhir (He, Xu, & Kruck, 2014). Pembelajaran daring dibutuhkan dalam pembelajaran di era revolusi industri 4.0 (Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E., 2019).Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh (Korucu & Alkan, 2011). Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo,

(4)

dan Schoology (Enriquez, 2014; Sicat, 2015; Iftakhar, 2016), dan applikasi pesan instan seperti WhatsApp (So, 2016). Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media social seperti Facebook dan Instagram (Kumar & Nanda, 2018). Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).

Permasalahan di dalam pendidikan tersebut merupakan prioritas utama yang harus dipecahkan, salah satunya menyangkut tentang masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan saat ini tengah mengalami tantangan sebagai dampak mewabahnya virus Covid-19. Covid-19 menjadi pandemik global yang penyebarannya begitu menghawatirkan. Akibatnya pemerintah harus bekerja sama untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19 dengan mengeluarkan kebijakan agar seluruh warga masyarakat untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak.Sehingga dengan adanya kebijakan tersebut seluruh aktivitas masyarakat yang dulu dilakukan di luar rumah dengan berkumpul dan berkelompok, kini harus diberhentikan sejenak dan diganti dengan beraktivitas di rumah masing-masing. Salah satu dampak social distancing juga terjadi pada sistem pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan

Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus, Mendikbud menghimbau agar semua

lembaga pendidikan tidak melakukan proses belajar mengajar secara langsung atau tatap muka,melainkan harus dilakukan secara tidak langsung atau jarak jauh. Dengan adanya himbauan tersebut membuat semua lembaga pendidikan mengganti metode pembelajaran yang digunakan yaitu menjadi online atau dalam jaringan (daring).

Selanjutnya Guru dan siswa untuk benar-benar mampu menguasai TIK, dimana siswa belajar tidak bisa bertatap muka langsung dengan guru, melainkan lewat daring atau video. Sementara sebagian siswa ada yang tidak mempunyai HP dan terkendala sinyal dan kuota internet. Jarak rumah siswa juga mempengaruhi pembelajarin daring,karena ada beberapa siswa yang tempat tinggal nya di kebun atau ladang yang jauh dari pemukiman dan tidak bisa di jangkau oleh sinyal seluler. Dari berbagai masalah yang dihadapi,proses pembelajaranpun jadi terganggu dan terhambat sehingga media yang tersedia tidak di manfaatkan dengan baik,karena siswa tidak bisa secara langsung praktek dengan media dan alat peraga dengan cara yang menarik yang bisa membangkitkan semangat belajar siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Analisis Kesulitan Belajar di Masa Pandemi Covid-19 Kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru”.

1.2 Identifikasi Masalah

Pembelajaran di masa pandemi mengharuskan Guru dan siswa untuk benar-benar mampu menguasai TIK, dimana siswa belajar tidak bisa bertatap muka langsung dengan guru, melainkan lewat daring atau video. Sementara sebagian siswa ada yang tidak mempunyai HP dan terkendala sinyal dan kuota internet. Jarak rumah siswa juga mempengaruhi pembelajarin daring,karena ada beberapa siswa yang tempat tinggal nya di kebun atau ladang yang jauh dari pemukiman dan tidak bisa di jangkau oleh sinyal seluler. 1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang pada identifikasi masalah di atas dan keterbatasan penulis maka penelitian ini mencakup “Kesulitan belajar di masa Pandemi Covid-19 siswa kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari”.

(5)

1.4 Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimana Kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru?”

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan Guru dan siswa dalam proses pembelajaran pada masa pandemi covid-19 di kelas V SDN 156/1 Bulian baru.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis; 1. Manfaat secara teoritis

Secara teori dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya di Sekolah Dasar.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi peneliti yang lain untuk penelitian yang akan datang.

2. Manfaat secara praktis a. Bagi pendidikan

Dapat mengembangkan proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran agar pendidikan dapat melangkah lebih maju sesuai yang diharapkan. Serta sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kesulitan belajar dimasa pandemic covid-19.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai pengetahuan atau informasi untuk menambah partisipasi dan kepedulian terhadap pendidikan di masa pandemi cocid-19.Masyarakat diharapkan untuk ikut serta dalam mengawasi membimbing anaknya mengerjakan tugas dari gurunya.

c. Bagi Peneliti

Digunakan sebagai pengetahuan dalam dunia pendidikan dan memperluas pengalaman dimana betapa sulitnya mengajarkan pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19.

II. AJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Pembelajaran Daring 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM (Molinda, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pembelajaran daring di SDN 156/1 Buian Baru semasa pandemi covid-19. Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, WAG home visit dan zoom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pembelajaran daring di SDN 156/1 Buian Baru semasa pandemi covid-19. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet sebagai tempat untuk menyalurkan ilmu seorang guru terhadap peserta didik. Bentuk

(6)

pembelajaran ini dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun tanpa terikat oleh waktu. Ketika memasuki era perkembangan yang canggih ini penggunaan internet sangatlah penting dan tanpa terjadi tatap muka. Pada kenyataanya pembelajaran seperti ini sering digunakan oleh seorang guru atau pendidik disaat terjadi bencana atau pandemi global. Oleh karena itu pembelajaran daring menjadi satu-satunya pilihan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia (Amirudin, 2019: 181).

2.1.1 Kerangka Teorika

2.1.2 Komponen Pembelajaran Daring

Penggunaan pembelajaran daring menggunakan zoom cloud meeting memiliki kelebihan dapat berinteraksi langsung antara siswa dan guru serta bahan ajar tetapi memiliki kelemahan boros kuata dan kurang efektif apabila lebih dari 20 peserta didik (Naserly, M. K.,2020).Brikut adalah komponen pembelajaran daring :

1) Ketersediaan layanan internet.

Sebagian siswa mengakses internet menggunakan layanan selular. Ketika kebijakan pembelajaran daring diterapkan kepada siswa untuk belajar di rumah . Mereka mengalami kesulitan sinyal selular ketika di daerah masing-masing, jikapun ada sinyal yang didapatkan sangat lemah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan pembelajaran daring di SDN 156/1 Bulian Baru. Pembelajaran daring memiliki kelemahan ketika layanan internet lemah, dan intruksi guru yang kurang dipahami oleh siswa.

2) Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang harus dimiliki siswa untuk melaksanakan pembelajaran daring seperti KIT IPA dan alat peraga yang disediakan di sekolah tidak tersedia di rumah, mereka mengadakan kegiatan berdiskusi untuk memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari hasil percobaan mereka jadi terbatas.

3) Keterampilan dan kesiapan Guru/ Pengajar

Seorang guru benar-benar dituntut keterampilannya dalam pembelajaran di masa pandemi ini. Guru harus bekerja ekstra mencari solusi bagaimana pembelajaran yang disampaikan bisa diterima siswa dan berhasil.Berbagai kelengkapan dan alat praktek berupa media ajar lewat daring pun harus di persiapkan, seperti video pembelajaran, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik ).

(7)

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelajaran Daring 2.2.1 Dukungan orang tua siswa

Faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran daring adalah dukungan dari orang tua siswa, mereka yang memantau anaknya untuk selalu mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh gurunya melalui WA grup. Orang tua pun harus benar-benar jeli dan selalu mengontrol kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, karena kalau lengah anak-anak akan mengakses layanan lain seperti games dan situs-situs pornografi.

2.2.2 Layanan akses internet

Ketersediaan kuota dan sinyal sangat mempengaruhi pembelajaran daring, dimana orang tua / siswa untuk selalu online ketika pembelajaran sedang berlangsung. Sebagian siswa ada yang tidak bisa mengikuti pembelajaran di waktu yang bersamaan dikarenakan pulsa atau kuota habis dan pengaruh sinyal yang buruk.

2.3 Manfaat Pembelajaran Daring

Dengan pembelajaran daring, siswa tidak terkendala waktu dan tempat dimana mereka dapat mengikuti pembelajaran dari rumah masing-masing maupun dari tempat dimana saja.

Dengan pembelajaran daring, Guru memberikan materi pembelajaran melalui WAG dan kelas-kelas virtual yang dapat diakses dimana pun dan kapan pun tidak terikat ruang dan waktu. Kondisi ini membuat siswa dapat secara bebas memilih tugas mana yang harus dikerjakan lebih dahulu.

Mengikuti pembelajaran dari rumah membuat mereka tidak merasakan tekanan psikologis dari teman sebaya yang biasa mereka alami ketika mengikuti pembelajaran tatap muka. Ketidak hadiran guru secara langsung atau fisik juga menyebabkan siswa merasa tidak canggung dalam mengutarakan gagasan. Ketiadaan penghambat fisik serta batasan ruang dan waktu menyebabkan peserta didik lebih nyaman dalam berkomunikasi (Sun et al., 2008). Lebih lanjut, pembelajaran secara daring menghilangkan rasa cangung yang pada akhirnya membuat siswa menjadi berani berekpresi dalam bertanya dan mengutarakan ide secara bebas.

Pembelajaran daring juga memiliki kelebihan mampu menumbuhkan kemandirian belajar (self regulated learning). Penggunaan aplikasi online mampu meningkatkan kemandiri belajar (Oknisih, N., & Suyoto, S., 2019). Kuo et al., (2014) menyatakan bahwa pembelajaran daring lebih bersifat berpusat pada siswa yang menyebabkan mereka mampu memunculkan tanggung jawab dan otonomi dalam belajar (learning autuonomy). Belajar secara daring menuntut siswa mempersiapkan sendiri pembelajarannya, mengevaluasi, mengatur dan secara simultan mempertahankan motiviasi dalam belajar (Sun, 2014; Aina, M.,2016). Sobron, A. N., & Bayu, R. (2019) menyatakan bahwa pembelajaran daring dapat meningkatkan minat peserta didik.

Berbagai upaya untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah,menerapkan aturan pembelajaran daring. Pembelajaran dilakukan menggunakan internet(WAG) sehingga memudahkan Guru dan siswa berinterkasi secara on line. Guru dapat membuat bahan ajar yang dapat diakses oleh siswa dimana saja dan kapan saja. Menurut Bell et al., (2017) pembelajaran daring memungkin adanya interaksi melalui web walaupun mereka berada ditempat yang jauh dan berbeda (Arzayeva, et al., 2015). Keberadaan dosen dan mahasiswa yang berada ditempat yang berbeda selama pembelajaran menghilangkan kontak fisik dan mampu mendorong muculnya perilaku social distancing. Menurut Stein (2020) melakukan social distancing sebagai solusi yang baik untuk mencegah penyebaran Covid-19.

(8)

2.4 Implementasi Pembelajaran daring 2.4.1 Kemampuan awal siswa

Dick & Carey (1985 : 85-90) pada intinya menyebutkan bahwa perilaku awal (entry behaviors) yaitu kemampuan dan/atau ketrampilan khusus yang sudah dikuasai oleh sekelompok siswa sebelum memulai suatupembelajaran yang baru. Dinyatakan pula bahwa dalam penelitiannya menunjukkan sebagian besar prediksinya yang berhasil dalam situasi pembelajaran adalah faktor sejauh mana kemampuan awal siswa perlu diperhatikan.

Reigluth dalam Hamzah B. Uno (2006 : 160) mengidentifikasi tujuh jenis kemampuan awal yang dapat digunakan untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru, yaitu :

1) Arbritarily meaningful knowledge yaitu pengetahuan bermakna tak terorganisir sebagai tempat mengaitkan pengetahuan hafalan untuk memudahkan retensi. 2) Analogicknowledge yaitu pengetahuan analogis yang mengaitkan pengetahuan

baru dengan pengetahuan lain yang serupa dan berada di luar isi yang sedang dibicarakan.

3) Superordinat knowledge yaitu pengetahuan tingkat yang lebih tinggi yang dapat berfungsi sebagai kerangka cantolan bagi pengetahuan baru.

4) Coordinate knowledge yaitu pengetahuan setingkat yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan /atau komparatif.

5) Subordinate knowledge yaitu pengetahuan tingkat yang lebih rendah yang berfungsi untuk mengkongkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh. 6) Experiental knowledge yaitu pengetahuan pengalaman yang memiliki fungsi

untuk mengkongkretkan dan menyediakan contoh bagi pengetahuan baru.

7) Cognitive strategy yaitu strategi kognotyif yang menyediakan cara mengolah pengetahuan baru, mulai dari penyandian, penyimpanan, sampai pada pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan. Hamzah B. Uno (2006 : 159) menyatakan bahwa kemampuan awal amat penting dalam peranannya dalam meningkatkan kebermaknaan pembelajaran, yang selanjutnya membawa dampak dalam memudahkan proses internal yang berlangsung dalam diri siswa ketika belajar.

Pembelajaran dalam jaringan (daring) di kelas V ini dilaksanakan karena adanya pandemi COVID-19. Pembelajaran ini dilaksanakan dirumah masing masing dan tanpa tatap muka secara langsung. Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan ditindaklanjuti oleh Kementerian dan Pemerintah Daerah di Indonesia guna belajar dari rumah, bekerja dari rumah, serta beribadah dari rumah. Pembelajaran ini dapat diakses melalui berbagai aplikasi yang bisa diakses melalui berbagai teknologi yang ada. Pembelajaran daring bisa diberlangsungkan dengan bengan berbagai alat pendukung pembelajaran, seperti laptop maupun smartphone/HP. Pembelajaran dalam jaringan (daring) yang dilaksanakan di kelas V sudah terlaksana dengan baik, hal ini dikarenakan sudah memenuhi semua indikator dan beberapa kriteria yang ada dalam kegiatan perencanaan, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pembelajaran dalam jaringan (daring) ini, guru telah merancang dan mempersiapkan serta melaksanakan pembelajaran dengan berbagai strategi berupa materi, metode, media yang disesuaikan dengan karakter dan kondisi siswa.

Implementasi pembelajaran dalam jaringan (daring) ini tentunya mempengaruhi atau menimbulkan beberapa dampak, salah satunya berpengaruh atau berdampak pada kualitas pembelajaran daring. Hal ini disebabkan di dalam cara belajar dan metode pengajaran pada pembelajaran dalam jaringan (daring) ini guru maupun siswa harus

(9)

melakukan penyesuaian dengan kondisi yang ada, dengan demikian tentunya akan mempengaruhi kualitas pembelajarannya. Kualitas pembelajaran secara operasional dapat dimaknai sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis antara pendidik, peserta didik, iklim pembelajaran, serta media pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.

Bertolak dari hasil analisis yang sudah dijabarkan sebelumnya, kualitas pembelajaran daring dengan metode home visit di kelas V SDN 156/1 Bulian Baru sudah mencapai dan memenuhi hampir semua kriteria dalam indikator menurut Depdiknas yaitu terdiri atas: perilaku guru Sdan siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran dan sistem pembelajaran. Perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran. Adanya pembelajaran dalam jaringan (daring) di kelas V seperti ini, pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran daring masih belum atau kurang bisa dilaksanakan oleh guru. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan guru, di sisi lain juga hampir seluruh siswa menyatakan bahwa selama pembelajaran dalam jaringan (daring) berlangsung, siswa belum bisa mengembangkan berpikir kritis karena menurut mereka guru jarang mengajak mereka untuk melakukan hal tersebut dalam pembelajaran.

Selain itu, hampir sepertiga siswa menyatakan bahwa mereka juga tidak dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam pembelajaran. Meskipun demikian siswa dapat membangun sikap positif dan berikap produktif dalam pembelajaran, begitu halnya guru juga dapat berpikir positif, menguasai disiplin ilmunya serta dapat menata dan memilih materi sesuai dengan kebutuhan siswa. Iklim Pembelajaran dalam Pembelajaran yang berlangsung melalui dalam jaringan (daring) di kelas V menunjukkan suasana kelas yang kondusif, siswa merasakan hadirnya sosok guru yang professional dikarenakan guru selalu mengembangkan profesionalitasnya dengan mengikuti diklat, dan lain-lain.

Saat pembelajaran daring berlangsung juga terwujud nilai dan semangat keteladanan guru maupun siswa, dan terciptanya pengembangan kreatifitas yang dilakukan guru kepada siswa, sehingga iklim pembelajaran dalam pembelajaran tersebut tergolong baik. Materi pembelajaran dalam penyampaian materi oleh guru dan penerimaan materi oleh siswa pada pembelajaran di kelas V yang sesuai dengan tujuan. Selain itu juga terdapat keseimbangan materi dan waktu, jika materi berbobot berat dan banyak, maka waktu penyampaian materi yang dilakukan guru kepada siswa juga lebih lama. Penyampaian materi juga disampaikan oleh guru secara runtut serta adanya peningkatan keaktifan siswa dan guru dalam pembelajaran, sehingga secara keseluruhan sudah memenuhi semua kriteria yang ada dalam indikator materi pembelajaran tergolong baik. Media pembelajaran dipakai dalam pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa, melalui media tersebut juga siswa dan guru dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik, guru telah memanfaatkan media semaksimal mungkin, bahkan dalam pemilihan media ini guru telah menyesuaikan dengan kondisi dan karakter siswa dan siswa juga merasakan manfaat dari media tersebut serta siswa dapat lebih aktif karena hadirnya media pembelajaran yang digunakan guru, sehingga secara keseluruhan media pembelajaran daring sudah baik. Sistem pembelajaran dalam pembelajaran daring Guru dan siswa dapat menyelesaikan tantangan yang ada dalam pembelajaran. Guru menciptakan strategi agar mencapai tujuan pembelajaran, siswa juga memiliki strategi masingmasing agar dapat menerima, mengetahuidan memahami materi sehingga juga tercapai tujuan pembelajarannya. Usaha kreatif dan inovatif sudah dikembangkan guru dan siswa juga dapat mengembangkannya melalui beberapa percobaan atau praktikum.

Dampak implemetansi pembelajaran dalam jaringan (daring) Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi yang menyebutkan bahwa dampak

(10)

implementasi pembelajaran daring di sekolah dasar dapat terlaksanakan dengan cukup baik.

2.4.2 Media pembelajaran Online

Media Pembelajaran Online Media pembelajaran online merupakan media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna (user) sehingga pengguna dapat mengendalikan dan mengakses apa yang menjadi kebutuhan pengguna, seperti mengunduh ataupun mengupload materi. Dalam penggunaan media pembelajaran online, pembelajaran bersifat mandiri dan memiliki interaktifitas tinggi sehingga dapat meningkatkan ingatan, memberikan pengalaman belajar melalui teks, video dan animasi yang dibuat sehingga informasi yang akan disampaikan dapat lebih mudah dipahami dan dipelajari oleh siswa.Berbagai media pembelajaran online yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu: a. Google Classroom Google classroom atau ruang kelas google adalah suatu tempat pembelajaran online yang dapat memudahkan guru daalam memberikan informasi, membagikan materi pembelajaran serta melakukan penilaian. Dengan google classroom pembelajaran dapat tersampaikan secara maksimal kepada seluruh siswa secara online. Menurut Hakim, 2016 mengungkapkan bahwa google classroom adalah layanan berbasis internet yang disediakan oleh google sebagai system elearning. Service ini didesain untuk membantu pengajar membuat dan membagikan tugas kepada siswa secara online atau paperless. Ini berarti, butuh akses internet untuk dapat masuk ke dalam google classroom. Selain itu, google classroom juga mempunyai kemampuan untuk membuat salinan otomatis dari tugas yang sudah dibuat oleh siswa. Guru dapat mengecek tugas siswa dan memberikan penilaian secara langsung. Manfaat google classroom dalam pembelajaran adalah membuat kelas online dengan mudah, hemat waktu, mengorganisasi semua tugas dengan mudah, mengadakan komunikasi dan diskusi dengan cepat serta data akan aman. Google classroom didesain bagi siswa, guru, wali murid dan administrator. Wali siswa dapat memanfaatkan ringkasan email yang memuat tugas siswa dengan melihat informasi tugas yang telah dan belum dikerjakan oleh siswa. Wali hanya data menerima ringkasan emai melalui akun pribadinya. Untuk administrator dapat membuat, melihat atau menghapus kelas di domainnya, menambahkan atau menghapus siswa dan guru dari kelas serta melihat semua tugas kelas di domainnya (Harjanto dan Sumarni, 2019. b.Whats app merupakan salah satu media komunikasi yang sangat popular saat ini. Whats app dapat dijadikan alternative dalam pembelajaran. Aplikasi ini dapat melakukan percakapan secara online dengan jumlah patisipan yang tidak terlalu banyak, memasukkan teks, suara dan video. Whats app juga adalah aplikasi yang sederhana, aman dan mudah karena sebagaian besar orang menggunakan aplikasi ini.c.Zoom adalah sebuah aplikasi pertemuan gratis dengan video dan berbagi layar hingga 100 orang atau lebih. Aplikasi ini dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler, laptop atau alat komunikasi lain yang mendukung. Zoom dapat mengadakan pertemuan, dialog dan diskusi langsung dengan orang lain dan berbagi materi yang akan di jelaskan dengan sharing screen. Selain itu juga, guru dapat membuka ruang chat atau diskusi dengan siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih aktif. d. Home visit merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru pembimbing atau wali kelas dengan mengunjungi orang tua/tempat tinggal siswa. Kegiatan dalam kunjungan rumah dapat berbentuk pengamatan dan wawancara, terutama tentang kondisi rumah tangga, fasilitas belajar, dan hubungan antar anggota keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan siswa. Masalah siswa yang dibahas dapat berupa bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan bidang bimbingan karir. Pelaksanaan kunjungan rumah memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang dari guru pembimbing dan memerlukan kerja sama yang baik dari orang tua serta atas persetujuan

(11)

kepala sekolah. Fungsi utama bimbingan yang ditopang oleh kegiatan kunjungan rumah ialah fungsi pemahaman. Home visit perlu dilakukan dalam rangka membantu menangani masalah siswa walaupun tidak berlaku untuk seluruh siswa. Maksudnya, hanya siswa tertentu yang menurut perkiraan guru pembimbing perlu dilakukan kunjungan rumah, mengingat pemecahan masalah hanya dapat diselesaikan bila ada kontak dengan orang tua atau diperkirakan masalahnya bersumber dari lingkungan keluarga. Pertimbangan diperlukannya kunjungan rumah, sebagai berikut: (1) Jika permasalahan yang dihadapi siswa ada sangkutpautnya dengan masalah keluarga; (2) Keluarga sebagai salah satu sumber data yang dapat dipercaya tentang keadaan siswa; (3) Dalam kegiatan bimbingan diperlukan kerjasama antara guru pembimbing dengan orang tua; (4) Faktor situasi keluarga memegang peranan penting terhadap perkembangan dan kesejahteraan anak. III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam mengkaji permasalahan, penulis tidak membuktikan ataupun menolak hipotesis yang dibuat sebelum penulisan. Suharsimi Arikunto (2006: 302) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan”.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk menguraikan, menggambarkan, menggali dan juga mendeskripsikan hasil penelitian ini.Penelitian kualitatif adalah penelitian yang melakukan analisis dan interpretasi teks dan hasil interview dengan tujuan untuk menemukan makna dari suatu fenomena.

Gama (2008) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, menguraikan kejadian, atau suatu proses yang diamati, misalnya saja perilaku, persepsi, motivasi, dan lain-lain secara holistic (utuh), yang bertujuan untuk menyederhanakan realitas sosial yang kompleks agar dapat dianalisis, serta bermanfaat untuk menciptakan konsep-konsep ilmiah dan klasifikasi gejala-gejala sosial dalam masalah penelitian (Rahman, 2019)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk penelitian studi kasus sehingga hasil penelitian ini bersifat analisis-deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati terutama terkait dengan bagaimana kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di SD Negeri 156/1 Bulian Baru. Menurut Creswell(2012), studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang (Sugiyono, 2020: 6)

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mempelajari tentang tindakan dan kata-kata untuk mendeskripsikan fenomena yang dialami oleh subyek penelitian secara menyeluruh guna mendapatkan informasi tentang bagaimana kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di SD Negeri 156/1 Bulian Baru. Informasi tersebut digali melalui pencatatan dan perekaman yang didasarkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN No.156/I Bulian Baru, Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari Jambi.

(12)

Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari perencanaan penelitian, pelakasanaan penelitian, sampai pembuatan laporan penelitian.

3.2.3 Media Pembelajaran yang digunakan

Berbagai media pembelajaran online yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu: goole classroom, zoom,whatshapp, dan home visite. Yang terjadi ketika penelitian berlangsung ternyata home visit lebih di sukai siswa dan wali murid. Home

visit dilakukan dengan cara, kunjungan guru ke rumah anak didik dan mengumpulkan siswa yang tempat tinggalnya berdekatan maksimal 10 anak.

3.3 InformanPenelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi berkaitan dengan situasi dan kondisi tentang latar belakang penelitian. Sanafiah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat Spradley menyatakan bahwa sampel sebagai sumber data atau sebagai infoman sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, (2) sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti, (3) mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi, (4) tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri, (5) mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan penelitian sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan narasumber (Sugiyono, 2020: 99)

Selain guru kelas V informan lainnya yang juga menjadi informan penelitian ini adalah Kepala SD Negeri 156/1 Bulian Baru.Pemilihan Kepala Sekolah sebagai informan adalah untuk memperoleh informasi sebagai klarifikasi informasi dari informan sebelumnya dan melengkapi data yang berhubungan dengan topik penelitian.

Pemilihan informan tersebut didasarkan pertimbangan keterbatasan swaktu dan tenaga, namun demikian diharapkan dapat diperoleh data yang lebih valid mengenai aktivitas pembelajaran daring yang dilaksanakan di kelas V di SD Negeri 156/1 Bulian Baru, khususnya kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 tahun pelajaran 2020/2021. Karakteristik informan bisa dilihat dari data demografi yang meliputi jenis kelamin, masa kerja dan tingkat pendidikan.

No. Nama Jenis Kelamin Tingkat

Pendidikan Jabatan

1. ER Perempuan S1 Kepala Sekolah

2. MF Laki-laki S1 Guru Kelas V

3. AS Laki-laki S1 Guru Kelas PJOK

4 NR Perempuan S1 Guru PAI

3.4 Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif, jenis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif karena peneliti ingin mendeskripsikan, mengkaji, menggali tentang kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 SD Negeri 156/1 Bulian Baru. Peneliti menggolongkan data menjadi dua golongan yaitu data primer dan data sekunder.Menurut Sugiyono (2020:104)sumber data ada 2 antara lain:1) Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data pengumpul data.2) Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

(13)

Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru kelas V, dan Kepala SD Negeri 156/1 Bulian Baru. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah ucapan-ucapan, ujaran-ujaran, ungkapan-ungkapan, kesaksian-kesaksian dan tindakan-tindakan dari subjek yang diteliti di SD Negeri 156/1 Bulian Baru. Sumber data tersebut diperoleh dengan wawancara mendalam dan observasi yang peneliti catat dengan baik seperti yang akan tertuang dalam transkrip wawancara nantinya. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari:

1. Guru kelas V

Data yang ingin diperoleh dari guru kelas V adalah tentang kesulitan mengajar dimasa pandemi covid-19. Guru merupakan informan utama yang memiliki wewenang di kelas yang berhubungan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari siswa yang digunakan untuk menambah informasi yang ingin diperoleh peneliti.

2. Kepala Sekolah

Data yang ingin diperoleh dari kepala sekolah adalah gambaran umum tentang sekolah dan informasi yang berkaitan tentang kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di SD Negeri 156/1 Bulian Baru. Kepala sekolah dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini karena kepala sekolah berperan penting di suatu instansi sekolah dan kepala sekolah mengetahui secara umum gambaran mengenai kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19.

Sedangkan yang menjadi sumber data sekunder adalah berbentuk dokumen-dokumen sekolah misalnya data mengenai keadaan geografis sekolah, dokumen yang terkait dengan demografis, sarana prasarana sekolah dan dokumen kelas yang terkait dengan fokus penelitian tentang kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru. Berbagai informasi yang terkumpul dari berbagai sumber diharapkan menjadi suatu temuan sebagai data penelitian yang menunjukkan tentang kesulitan belajar dimasa pandemic covid-19 di kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian utama adalah peneliti itu sendiri.Peneliti kualitatif sebagai human instrument ,berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2020: 102).

Dalam penelitian ini, peneliti sendiri yang menjadi instrumen kunci(utama) dalam hal ini peneliti berfungsi sebagai pencari data, mengumpulkan data, menyajikan dan menganalisa data dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru tentang kesulitan belajar dimasa pandemic covid-19.

Sebagai instrument kunci (key instrument), peneliti telah menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) Sebelum memasuki lapangan, peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah, dengan menunjukkan surat izin resmi penelitian dari lembaga tempat peneliti melanjutkan studi Pascasarjana S2 yaitu Universitas Jambi. Setelah itu, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan peneliti di lokasi, (2) Kemudian peneliti menyiapkan segala peralatan yang diperlukan dalam penelitian (3) Peneliti mengadakan observasi di lapangan untuk memahami latar penelitian yang sebenarnya, (4) Membuat jadwal kegiatan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan subjek penelitian, baik secara langsung ataupun melalui handphone untuk konfirmasi dan (5) Melakukan kunjungan untuk mengumpulkan data sesuai dengan jadwal yang telah disepakati baik melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi.

(14)

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara. Menurut Sugiyono (2016:156), “instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian merupakan alat ukur seperti tes, kuesioner, pedoman wawancara dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian”.Agar mendapatkan data yang baik dan akurat maka peneliti secara langsung mengadakan observasi dan wawancara terhadap informan penelitian tentang kesulitan belajar IPA dimasa pandemi covid-19 di kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru.

3.6 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Data yang diperoleh nantinya akan dianalisis dan disimpulkan dari sebuah pengamatan. Agar memperoleh data akurat dan nyata, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara: 1) observasi, 2) wawancara, dan 3) dokumen. Ketiga teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.6.1 Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi dalam penelitian ini adalah Observasi partisipatif, dimana peneliti dalam pengamatan ikut melakukan kegiatan yang dilakukan narasumber dan aktivitas objek (siswa). Konsep mengamati disini tidak hanya melihat tetapi juga merekam, menghitung, mengukur, dan mencacat gejala yang diamati. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh guru kelas. Dengan observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

Hasil observasi yang dilakukan untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di kelas serta di sekolah dan mengamati tentang keseharian siswa selama pembelajaran daring pada pembelajaran, apakah aktivitas pembelajaran berjalan dengan baik atau sebaliknya. Observasi tidak hanya mencatat suatu kejadian, namun segala sesuatu yang diduga ada kaitannya dengan kesulitan belajar semasa pandemi covid-19, semakin banyak informasi yang diterima semakin lengkap data yang dapat dikumpulkan, karena dapat mengetahui langkah-langkah yang akan digunakan peneliti untuk melakukan observasi terhadap kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di kelas v SD Negeri 156/1 Bulian Baru semasa pandemi covid-19.

3.6.2 Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diinterview (interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Sugiyono (2020:114) menyatakan bahwa “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam”.

Pada tahap ini peneliti menggunakan teknik wawancara bebas terstruktur, dimana teknik wawancara jenis ini mengutamakan teknik pengumpulan datamelalui wawancara yang sudah terorganisir dan sistematis dengan baik, mulai dari:

a) Pemilihan dan penetuan siapa objek yang akan diwawancarai, b) Waktu dan tempat pelaksanaan wawancara,

c) Tema dan topik inti yang akan ditanyakan, d) Susunan isi pokok pertanyaan yang diajukan,

(15)

e) Perangkat dan media penyimpanan data yang akan digunakan.

Melalui teknik wawancara peneliti mempunyai peluang untuk dapat memahami bagaimana kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di kelas V. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara antara peneliti dengan kepala sekolah dan guru kelas V di SD Negeri 156/1 Bulian Baru. Untuk mendukung pelaksanaan wawancara, peneliti menggunakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada informan.

Tabel 3.2 Pedoman Kisi-kisi Wawancara Kesulitan belajar IPA dimasa pandemi covid-19 kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru

No Aspek Indikator

1 Pembelajaran dimasa pandemi covid-19 di kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru

Aktivitas guru dalam pembelajaran dimasa pandemi covid-19.

Strategi dalam pembelajaran dimasa pandemi covid-19.

Kesulitan dalam pembelajaran dimasa pandemi covid-19.

Persentase (%) keberhasilan pembelajaran dimasa pademi covid-19

3.6.3 Dokumen

Dokumen merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengumpulkan bukti penguat data berupa dokumen-dokumen pendukung, gambar dokumentasi dan tulisan-tulisan. Menurut Sugiyono (2020:314) “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.

Dokumentasi adalah setiap bahan yang tertulis baik itu berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, maupun foto-foto (Syamsuddin dkk, 2007: 30). Data yang terdokumentasikan dalam penelitian ini adalah foto.

Dengan teknik dokumen ini, peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan. Pada penelitian ini dokumen-dokumen yang dikumpulkan guna memperoleh data yang berkaitan dengan kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru.

Dokumen-dokumen yang telah diperoleh dianalisis, kemudian dibandingkan dan dipadukan membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Dokumentasi menjadi hal yang sangat pentingdalam kaitannya sebagai bukti dari teknik observasi dan wawancara yang dilakukan.

Pada penelitian ini data dokumen yang diperlukan terkait dengan kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru. Data dari dokumen ini di gunakan untuk melengkapi data-data yang belum lengkap sebelumnya dan sebagai sumber data pendukung.

3.7 Teknik Analisis Data Penelitian

Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan dengan menganalisis data yang didapatkan melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi terkait tentang kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di kelas V. Analisis data menurut Sugiyono (2020:319) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

(16)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model Miles dan Huberman. Dalam model ini ada tiga aktivitas analisis yakni, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan keputusan.

3.8 Keabsahan Data

Sugiyono (2020: 185) menyatakan bahwa uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility (validitas interval), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Namun yang utama adalah uji kredibilitas data.

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check.

3.9 Tahap-Tahap Penelitian

Adapun kegiatan atau tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam merencanakan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a) Mengurus perizinan penelitian, hal ini bertujuan untuk mendapatkan surat izin penelitian yang akan digunakan ditempat penelitian.

b) Menyusun instrumen penelitian, pedoman pengumpulan data dan penyusunan jadwal kegiatan secara terperinci.

c) Berkonsultasi dengan kepala sekolah, hal ini bertujuan untuk mendapatkan izin dari kepala sekolah dan kesepakatan untuk mempelajari kasus yang terjadi disekolah berupa kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di kelas V secara mendalam sebagai pelaksanaan penelitian.

d) Berkonsultasi dengan guru kelas, hal ini dilakukan untuk memperoleh data dokumen mengenai kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 di kelas V.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Verifikasi data: setelah dikumpulkan maka dipisah-pisah mana yang digunakan dan mana yang tidak digunakan.

b) Pengelompokan data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dihubungkan dengan data yang lainnya sehingga akan memudahkan dalam penafsirannya.

3. Tahap Penulisan Hasil Penelitian

a) Mendeskripsikan data sesuai dengan pembahasan pada focus penelitian.

b) Merumuskan hasil analisis data berupa penyajian hasil penelitian beserta pembahasannya.

c) Pembahasan temuan penelitian yang dikemukakan menurut gagasan peneliti mengenai keterkaitan hal antar kategori. Keterkaitan temuan penelitian dengan hasil penelitian sebelumnya, penafsiran dan penjelasan temuan, pembuatan kesimpulan yang mendasar pada makna dan kebenaran data yang sebenarnya.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi dan Objek Penelitian

4.1.1

Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 156 /1 Bulian Baru merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berlokasi di jalan Poros Desa Bulian Baru, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari dengan jumlah tenaga pendidikan dan kependidikan sebanyak 11 orang dan jumlah peserta didik sebanyak 155 orang.Dalam proses pembelajaran dari kelas I sampai

(17)

dengan kelas VI Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru sudah menerapkan kurikulum 2013.

Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru memadukan keterlibatan dan partisipasi aktif di lingkungan belajar seperti peserta didik, guru, kepala sekolah,orang tua, maupun masyarakat. Selain itu, Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru berupaya untuk mengoptimalkan peran pendidik, orang tua dan masyarakat dalam optimalisasi pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat membangun kompetensi dan karakter peserta didik.

4.1.2

Objek Penelitian

Adapun objek dalam penelitian ini meliputi dampak pandemi Covid-19 yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar.

4.2

Deskripsi Temuan Penelitian

Kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru menerapkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dalam jaringan dan luar jaringan dengan menggunakan kegiatan zoom ,Video call group melalui aplikasi WAG dan home visit atau kunjungan rumah atau Guru Keliling sebagai bentuk pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Bentuk pelaksanaannya berupa hari senin pembelajaran jarak jauh Dalam jaringan, hari selasa pembelajaran jarak jauh Luar Jaringan dengan pendampingan kegiatan home visit atau kunjungan rumah atau guru keliling, begitupun seterusnya dilakukan secara selang-seling. Namun untuk hari sabtu sendiri dikhususkan sebagai jadwal pengumpulan tugas ataupun hasil kerja peserta didik. Adapun jadwal harian pelaksanaan pembelajaran di kelas V Sekolah Dasar Negeri 156 /1 Bulian Baru antara lain adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jadwal Harian Kelas V Sekolah Dasar Negeri 156 /1 Bulian Baru Selama Masa Pandemi Covid-19

Hari Waktu Kegiatan

Senin

Saat guru mengirimkan

materi/penugasan hinggabatas akhir pengiriman hasil penugasan.

PJJ Dalam jaringan melalui Zoom atau WAG

Selasa 08:00 – 11:00 PJJ Luar Jaringan pendampingan

belajar dengan kegiatan home visit

Rabu

Saat guru mengirimkan

materi/penugasan hingga batas akhir pengiriman hasil penugasan.

PJJ Dalam jaringan

Kamis 08:00 – 11:00 PJJ Luar Jaringan pendampingan belajar

dengan kegiatan home visit Jumat

Saat guru mengirimkan

materi/penugasan hingga batas akhir pengiriman hasil penugasan.

PJJ Dalam jaringan

Sabtu 08:00 – 11:00 Pengumpulan Hasil Penugasan

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan Roza,MC Batang Jateng , dia meneliti sekolah MI Salafiyah Gapuro yang menggunakan metode pembelajaran home visit, Ia menerangkan, sejak pandemi Covid-19 tidak diperbolehkan melakukan

(18)

pembelajaran tatap muka, sehingga pihaknya menggunakan metode pembelajaran home visit. Keputusan menggunakan metode inipun disetujui wali murid, agar anaknya mendapatkan mata pelajaran langsung dari gurunya.

“Sebelum menggunakan metode home visit, kami melakukan pembelajaran secara daring atau online. Tetapi metode ini tidak dapat dinikmati oleh sebagian siswa, khususnya yang bertempat tinggal di pelosok dan tidak memiliki fasilitas penunjang untuk mendapatkan materi melalui pembelajaran secara daring,” jelasnya.Kasturah menjelaskan, home visit dilakukan dengan cara, kunjungan guru ke rumah anak didik dan mengumpulkan siswa yang tempat tinggalnya berdekatan maksimal 10 anak.Untuk jadwal pembelajaran di setiap kelas home visit, para siswa akan mendapatkan mata pelajaran dua kali dalam satu minggu, dengan waktu pembelajarannya mulai pukul 08.00 sampai 10.00 WIB.“Dengan home visit, para siswa dapat menangkap pembelajaran secara visual dan audio, karena mereka tidak semuanya menguasai salah satu media pembelajaran tersebut. Ada yang harus keduanya, seperti guru menulis dan siswa melihat langsung.” imbuhnya.

Saat pembelajaran, guru harus menyampaikan kepada peserta didik terkait penugasan dan capaian pembelajaran yang akan dicapai hari itu, memastikan peserta didik siap mengikuti pembelajaran dan memantau aktivitas peserta didik dalam grup pembelajaran. Selain itu, guru juga membuka layanan konsultasi bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran. Dalam hal ini, peserta didik harus memahami penugasan dan capaian belajar hari itu, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang guru arahkan dan menyampaikan kepada guru jika menemui kendala dalam pembelajaran. Disisi orang tua/wali peserta didik, penerapannya ialah harus senantiasa mendampingi anak dalam kegiatan pembelajaran dan harus memahami progress ataupun kendala yang dihadapi anak dalam pembelajaran sehingga dapat di diskusikan kembali bersama guru.

Usai pembelajaran, guru harus memastikan peserta didik telah mengisi lembar aktivitas pembelajaran dalam jaringan, mengingatkan peserta didik harus selalu mengumpulkan dokumentasi penugasan, dan memberikan umpan balik terhadap hasil kerja peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik harus mengisi lembar aktivitas pembelajaran, karena hal tersebut sebagai bahan evaluasi bagi guru nantinya, mengumpulkan dokumentasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran Luar Jaringan, bentuk pelaksanaannya ialah, pada kegiatan pra pembelajaran, guru harus menyiapkan RPP Luar Jaringan,bahan ajar, jadwal dan penugasan pembelajaran Luar Jaringan serta memastikan peserta didik telah mendapatkan lembar penugasan tersebut. Dalam pembelajaran Luar Jaringan, bentuk pelaksanaannya ialah, pada kegiatan pra pembelajaran, guru harus menyiapkan RPP Luar Jaringan, bahan ajar, jadwal dan penugasan pembelajaran Luar Jaringan serta memastikan peserta didik telah mendapatkan lembar penugasan tersebut.

Saat pembelajaran, guru harus memastikan pembelajaran yang peserta didik alami didampingi oleh orang tua/wali peserta didik. Bentuk pelaksanaan yang berbeda yang dilakukan oleh guru kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru ialah, guru mengadakan kunjungan belajar ke rumah peserta didik sebagai bentuk pendampingan dan pengecekan kegiatan pembelajaran jarak jauh Luar Jaringan dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Usai pembelajaran, bentuk penerapannya ialah guru mengingatkan peserta didik untuk mengisi lembar aktivitas pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik harus mengikuti apa yang guru instruksikan. Juga keterlibatan orang tua dalam mencatat progress ataupun

(19)

kendala yang dialami peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh Luar Jaringan.

Pelaksanaan pembelajaran Dalam jaringan dan Luar Jaringan dengan pendampingan kegiatan Guru Keliling merupakan alternatif terbaik dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19. Dengan dukungan yang penuh dari orang tua/wali peserta didik menjadikan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan maksimal di tengah pandemi Covid-19 ini.

Diterapkannya sistem pembelajaran Dalam jaringan dan Luar Jaringan dengan pendampingan metode guru kelilng di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru juga mempunyai nilai strategis disekolah yaitu mampu menumbuhkan semangat belajar peserta didik, kegigihan dan konsistensi dalam belajar, peserta didik menjadi lebih produktif memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif dan tidak mudah menyerah menghadapi rintangan yang silih berganti walaupun di tengah pandemi Covid-19 ini.

Hal tersebut di ungkapkan oleh Ibu Erniati,S.Pd selaku kepala sekolah yang memaparkan bahwa:

“Penerapan model pembelajaran Dalam jaringan dan Luar Jaringan dengan pendampingan kegiatan Guru Keliling ini merupakan alternatif pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. Guru-guru kelas lain diharapkan juga harus mampu menerapkan model pembelajaran yang efektif dan menjadi contoh. Saya mendukung pelaksanaan pembelajaran yang digunakan oleh guru wali kelas V karena menyesuaikan dengan akses dan kondisi saat ini, juga terjangkau dan tidak membebani peserta didik”.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan peserta didik kelas V Abdan yang menyebutkan bahwa.

“Pas pertama kali Covid-19 kami belajar Dalam jaringan menggunakan grup WA, kami sudah mulai bosan mengikuti pembelajaran,apalagi kalau ada pelajaran yang mengharus kan praktek. tapi Pak guru mengunjungi rumah kami dan teman-teman sehingga saya tidak bosan lagi dan dapat melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan kembali bersama teman-teman dirumah. Saya suka belajar seperti ini”.

Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran jarak jauh Dalam jaringan dan Luar Jaringan dengan pendampingan kegiatan guru keliling mendapat respon baik dari kepala sekolah dan peserta didik. Alternatif pelaksanaan pembelajaran yang dihadirkan oleh guru kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru sebagai dampak dari adanya pandemi Covid-19 dianggap sebagai alternatif pelaksanaan pembelajaran yang efektif sejauh ini.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 di kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru, kegiatan pelaksanaan pembelajaran di kelas V berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran pada kelas lainnya. Pada kelas lain, pelaksanaan pembelajaran di kelas lainnya lebih cenderung ke pelaksanaan pembelajaran dengan sistem online atau dalam jaringan saja. Sedangkan kelas V sendiri, dampak yang dilihat secara nyata ialah dengan menerapkan dua model pembelajaran dalam jaringan dan luar jaringan dengan pendampingan belajar kegiatan guru keliling (visit home ). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, hadirnya pandemi Covid-19 memberikan dampak positif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas V Sekolah Dasar Negeri 156 /1 Bulian Baru. Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti terhadap informan mengenai pengetahuan

(20)

guru tentang pembelajaran Daring dan Luring, diperolah jawaban yang hampir serupa antara jawaban yang satu dengan yang lainnya dari masing – masing informan.

Seperti hasil wawancara mandalam tentang apakah Bapak/ Ibu Guru tau tentang pembelajaran Daring dan Luring yang dilakukan dengan Informan satu dimeja kerjanya, informan satu menjawab

“ Ya, proses pembelajaran di masa pandemi ini sangat menguras tenaga dan fikiran, yang pertama kita harus mempersiapkan model pembelajaran apa yang cocok yang akan kita sampaikan ke siswa, sementara aplikasi yang tersedia seprti zoom selalu terkendala oleh sinyal yang tidak bersahabat, jalan satu-satunya home visit keliling ke rumah siswa”

Ketika dilakukan wawancara mengenai penggunaan HP apakah Bapak/ Ibu Guru tau tentang pembelajaran Daring dan Luring dengan Informan kedua, Informan kedua mengatakan :

“ Ya, Saya sedikit tau pembelajaran Daring dan Luring seperti internet, computer. Tapi usahakan guru juga bisa mengunjungi kegiatan siswa di rumah”

Pernyataan itu juga disampaikan oleh informan tiga, ketika dilakukan wawancara beliau mengatakan :

“ Ya, saya cukup tau tentang pembelajaran Daring dan Luring melalui alat media seperti intrenet, computer, laptop dan alat komunikasi seperti HP,tapi terkendala dengan sinyal dan kuota”.

Sejalan dengan itu informan 4 juga mengatakan mengenai pengetahuannya tentang Tekhnologi, Informasi dan Komunikasi, yaitu

“ Jujur saja Saya tidak begitu faham soal pembelajaran daring ini, tapi saya berusaha ingin tau, yang saya tau itu berhubungan dengan internet, computer, laptop,tapi kuota dan sinyal yang susah, dengan guru keliling setidaknya bisa membantu kesulitan beljar mereka”

Dari hasil wawancara mendalam terhadap 4 informan mengenai pengetahuan mereka terhadap pembelajaran Daring dan Luring bahwa ke-4 informan mengetahui apa itu pembelajaran Daring dan Luring. Mereka mengatakan bahwa pembelajaran Daring dan Luring berkaitan dengan alat – alat tekhnologi seperti HP,computer, laptop dan internet. Salah satu Informan mengatakan bahwa pembelajaran jarak jauh di masa pandemi itu selain berkaitan dengan computer, laptop dan internet juga berkaitan dengan HP Android atau smartphone saja tapi mereka juga mengharapkan kehadiran guru untuk memantau kegiatan belajar siswa di rumah.

4.2 Dampak Bagi Guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring, guru perlu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, bahan ajar, hingga pengkondisian peserta didik sebelum memulai pembelajaran. Pembelajaran daring di kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru ini menggunakan platform berjenis WhatsApp. Pelaksanaan pembelajaran daring tersebut memberikan dampak terhadap guru. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti memperoleh informasi terkait pelaksanaann pembelajaran daring di Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru dampak yang dirasakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu guru dibuat sibuk untuk menyiasati

(21)

pelaksanaan pembelajaran yang efektif bagi peserta didiknya, guru dituntut untuk mampu melaksanakan pembelajarang daring, mengingat sebelumya guru masih asing dengan keterlibatan teknologi dalam pembelajaran. Sehingga, terkait hal tersebut guru perlu melakukan adaptasi teknologi. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran daring, juga ditemukan kendala dalam pelaksanaannya. Hal tersebut seperti guru yang tidak dapat memantau secara penuh bagaimana aktivitas yang dilakukan peserta didik, apakah benar serius mengikuti pembelajaran ataupun tidak. Hal tersebut memunculkan ketidakpuasan guru.

Masih adanya peserta didik yang terkendala pada perangkat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh sehingga berdampak pada guru yang harus memikirkan alternatif lain juga. Selain itu, guru wali kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru merasa bahwa komunikasi yang terjadi saat pembelajaran daring tidak seaktif dan seantusias saat pembelajaran konvensional. Terkait kendala tersebut, guru wali kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru mengatasinya dengan mengkoordinasikannya dengan orang tua/wali peserta didik. Namun, disisi lain hadirnya pandemi juga memberikan dampak positif bagi guru wali kelas V yaitu membuat guru merasa termotivasi untuk lebih kreatif lagi dalam melaksanakn pembelajaran dan adaptasi teknologi.Selain menggunakan model daring, guru wali kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru juga menggunakan model luring dengan melibatkan kegiatan home visit atau kunjunga rumah atau guru keliling. Persiapan yang dilakukan guru sebelum mengadakan pembelajaran luring dengan kegiatan home visit hampir sama seperti persiapan pembelajaran daring yaitu harus menyiapkan RPP, bahan ajar, media serta jadwal kegiatan.

Berdasarkan hasil wawancara, alasan alasan guru melilih kegiatan home visit ini supaya pembelajaran lebih merata. Mengingat masih ada peserta didik yang masih terkendala pada perangkat pembelajaran jarak jauh, ditambah keluhan peserta didik yang jenuh mengikuti pembelajaran daring. Sehingga guru wali kelas V menyiasati dengan menggunakan kegiatan home visit. Sama hal nya seperti pembelajaran daring, pembelajaran luring pun dalam implementasinya juga memberikan dampak terhadap guru. Dampak positifnya berupa pembelajaran luring yang dihadirkan membuat pembelajaran lebih merata dimana semua peserta didik dapat mandiri mengerjakan tugasnya dan dapat mengikutinya. Keluhan peserta didik yang jenuh selama belajar dari rumah dapat diminimalisir dengan pembelajaran luring. Namun, selain memberikan dampak positif, pembelajaran luring yang dihadirkan guru wali kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru juga memberikan dampak negatif yaitu guru yang dibuat capek, menguras sedikit waktu dan tenaga karena harus mengunjungi rumah peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran. Selain itu, akses menuju rumah peserta didik juga merupakan kendala yang dihadapi guru. Guru wali kelas V sudah berusaha meminimalisir hal tersebut dengan membuat sistem zonasi bagi peserta didik yang rumahnya berdekatan untuk dijadikan satu kelompok belajar saja.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti memperoleh informasi bahwa pelaksanaan pembelajaran daring dan luring sebagai dampak pandemi Covid-19 di kelas V Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru memberikan dampak positif juga negatif terhadap guru wali kelas.

4.2.1 Dampak Bagi Peserta Didik

Berdasarkan hasil wawancara, dampak positif hadir pandemi dalam pelaksanaan pembelajaran, peserta didik mengaku bentuk pembelajaran yang ada bersifat santai dan waktunya pun panjang. Selain itu, karena pembelajaran terpisah dari guru, menjadikan

(22)

peserta didik mandiri dalam mengikuti pembelajaran dan penugasan yang diberikan. Namun, kesan santai tersebut memberikan dampak negatif yaitu membuat peserta didik kurang memahami pelajaran. Selain itu, masalah terkait kuota masih menjadi kendala umum dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Ketika melaksanakan pembelajaran, ditengah pembelajaran kuota habis, peserta didik biasanya mengkomunikasikannya dengan orang tua/wali.

Selain menerapkan pembelajaran daring, kelas V juga menerapkan pembelajaran luring. Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik mengaku senang dengan pembelajaran luring dengan kegiatan home visit yang dihadirkan guru. Hal tersebut memberikan dampak positif yaitu menjadikan peserta didik bisa terlibat langsung pembelajaran sehingga peserta didik dapat lebih memahami pembelajaran. Namun, dampak negatif yang dirasakan peserta didik yaitu kelelahan.

4.2.2 Dampak Bagi Orang Tua/Wali Peserta Didik

Keterlibatan orang tua dalam pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 ini memiliki peranan yang cukup besar. Terkait hal tersebut peneliti juga melakukan wawancara dengan orang tua/wali peserta didik . Dalam pelaksanaan pembelajaran daring, orang tua merasa tidak keberatan ataupun terbebani untuk mendampingi anak dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara orang tua/wali peserta didik menyadari betul peran dan tanggung jawabnya untuk mendampingi anak selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Terlepas itu karena Covid-19 ataupun tidak orang tua memang sudah terbiasa mendampingi anak. Menurut orang tua/wali, hadirnya pandemi dalam pelaksanaan pembelajaran memberikan dampak positif berupa mempererat hubungan antara orang tua dengan anak, dengan guru juga dengan pihak sekolah sehingga bisa mengetahui potensi anak lebih mendalam.

Adanya pandemi Covid-19, orang tua/wali mengakui bahwa peranan menjadi seorang guru tidaklah mudah. Selain itu, belajar dari rumah akibat pandemi Covid-19 menjadikan anak lebih mandiri, kreatif, dan inovatif untuk menyelesaikan penugasan yang diberikan oleh guru. Selama mendampingi anak dalam pembelajaran jarak jauh, orang tua/wali juga menemukan kendala berupa fasilitas yang kurang memadai, ditambah kurangnya persiapan orang tua sehingga saat anak bertanya terkait pembelajaran, orang tua/wali juga kurang memahaminya. Untuk mengatasi hal tersebut orang tua/wali biasanya mengkomunikasikanya dengan guru wali kelas.Untuk menunjang data penelitian, peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala Sekolah Dasar Negeri 156/1 Bulian Baru, dan memperoleh informasi yang berkenaan dengan dampak pandemi Covid-19 dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas V.

Berdasarkan dari wawancara ditemukan bahwa siswa-siswa tersebut mengalami kenaikan hasil belajarnya selama pembelajaran daring dibandingkan dengan hasil belajar saat tatap muka. Penyebab dari kenaikan hasil belajar siswa tersebut adalah siswa banyak mendapat bantuan menyeluruh dan langsung dari orang tua, saudara atau tetangga yang mendampingi siswa saat melakukan pembelajaran daring. Namun begitu, juga ditemukan bahwa dampak pendampingan daring seperti itu akan berakibat negatif terhadap perkembangan siswa kedepannya. Dampak negatif terhadap perkembangan siswa yaitu siswa lebih tidak peduli atau terkesan meremehkan terhadap setiap tugasnya. Selain itu, siswa juga akan lebih banyak menggantungkan diri terhadap bantuan orang lain sehingga menjadikan dirinya pribadi yang kurang mandiri. Pada akhirnya kondisi siswa yang

Gambar

Tabel 3.2 Pedoman Kisi-kisi Wawancara Kesulitan belajar IPA dimasa pandemi covid- covid-19 kelas V SD Negeri 156/1 Bulian Baru
Tabel 4.1 Jadwal Harian Kelas V Sekolah Dasar Negeri 156 /1 Bulian Baru  Selama Masa Pandemi Covid-19

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bandung Barat tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan

Perlu adanya kebijakan baru yang direkomendasikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada masa pandemi COVID-19 dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran sekolah

Selanjutnya pasca perdamaian, peran ulama tidak hanya memberikan pengetahaun kepada masyarakat, sebagian ulama ikut berpartisipasi dalam politik praktis.Hal ini merupakan salah

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V SD Negeri Sekarsuli 1 dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Kelas V pada Pembelajaran Online

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan secara langsung lebih besar yaitu 0,500 dibandingkan dengan

Manusia memelihara hewan untuk berbagai macam kepentingan, mulai dari hobi atau kesenangan, mencari keuntungan (sebagai salah bentuk kegiatan ekonomi), dan melindungi agar

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “ Apakah profitabilitas, risiko keuangan, nilai perusahaan, struktur

(Sumber: Guru kelas V SD Negeri 3 Songan) Guru wali kelas menyatakan penyebab hasil belajar siswa yang rendah dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: perangkat