• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENGARUH PEMIMPIN LOKAL DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI PENGARUH PEMIMPIN LOKAL DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

6.1. Modal Internal

Pemimpin lokal dalam penelitian ini adalah individu yang mempunyai tujuan atau maksud yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan yang mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Besarnya pengaruh tersebut sudah tentu dipengaruhi oleh modal yang dimiliki oleh individu tersebut.

Modal internal adalah modal yang berasal dari individu pemimpin lokal. Terdapat tiga modal yang termasuk dalam kategori modal internal, yaitu modal manusia, modal sosial, dan modal ekonomi. Adapun kepemilikan modal internal masing-masing pemimpin lokal dalam penelitian ini yaitu, YT, AQ, DM, dan AR, lebih jelasnya akan dibahas dalam pembahasan dibawah ini.

6.1.1. Modal Manusia

Modal manusia merupakan modal pertama dalam kategori modal internal. Modal manusia ini dapat dilihat dari empat indikator, yaitu kemampuan, tingkat pendidikan dan pengalaman. Pengalaman dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu pengalaman pemimpin dibidangnya dan pengalaman pemimpin diluar dari bidang yang ditekuninya.

Keempat pemimpin lokal dalam penelitian ini memiliki nilai yang beragam dari masing-masing indikator. Hal ini dapat dipengaruhi oleh latar belakang dan peranan sosial mereka dalam masyarakat. Perbandingan nilai indeks modal manusia masing-masing pemimpin lokal dilihat dari nilai indeks1 setiap indikator (lihat Tabel 6).

1

Nilai indeks tertinggi dari modal manusia adalah 8 dan paling rendah adalah -8. Sedangkan nilai indeks tertinggi pada masing-masing indikator adalah 2 dan paling rendah adalah -2

(2)

Tabel 6. Nilai Indeks Modal Manusia pada Masing-masing Pemimpin Lokal

Indikator Pemimpin Lokal

AR YT DM AQ

Kemampuan 0,62 1,24 0,73 0,71

Pengalaman dibidangnya 0,31 1,25 0,47 0,52

Pengalaman diluar bidangnya 0 1,81 0,4 2

Tingkat Pendidikan 1 2 1 1

Total 1,93 6,3 2,6 4,23

Merujuk pada Tabel 6 terlihat bahwa YT memiliki modal manusia yang paling tinggi dibandingkan pemimpin lokal yang lainnya, yaitu sebesar 6,3. Indikator modal paling tinggi yang dimiliki oleh YT adalah tingkat pendidikan. Hal ini sama dengan pemimpin lokal berinisial DM dan AR.

Berbeda dengan ketiga pemimpin lokal lainnya, AQ justru memiliki indikator modal yang paling tinggi adalah pengalaman di luar bidangnya. Pengalaman di luar bidang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman AQ selain menjadi pengurus PNPM Mandiri Perdesaan. Nilai indeks 2 yang dimiliki oleh AQ pada indikator ini merupakan nilai tertinggi dari veriabel tersebut. Hal ini juga terkait dengan pengalaman AQ yang pada sebelumnya lebih banyak berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan diluar desa.

Nilai indeks pemimpin lokal pada setiap indikator ditentukan dengan memberikan nilai pada setiap tingkatan jawaban responden. Pada pemimpin lokal YT memiliki persentase yang paling tinggi, yaitu sebanyak 45,5 persen responden menyebutkan bahwa YT sangat mampu menjalankan tugasnya sebagai pemimpin atau Kepala Desa. Pemimpin lokal YT dikatakan sangat mampu dilihat dari kinerjanya sebagai Kepala Desa yang dinilai baik oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan warga yang selalu memuji kepala desa, terealisasikannya aula di depan kantor desa, masyarakat yang mengikuti arahan Kepala Desa, serta pendapat dari UPK PNPM Mandiri sendiri bahwa kepala Desa Dramaga dinilai baik dalam menjalankan tugasnya. Seperti yang diungkapkan oleh pengurus dari UPK PNPM Mandiri Perdesaan bapak DL:

“Dari semua Kepala Desa disini, Kepala Desa Dramaga yang paling rajin, terus terbuka juga pemikirannya. Aktif di PNPM, deket sama warga. Baguslah kinerjanya”

(3)

Selain itu, Ketua RT setempat pun mengatakan bahwa Kepala Desa dinilai bijak dan peduli terhadap masyarakat dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh apabila ada yang sakit, Kepala Desa selalu berusaha menjenguk, dan apabila Kepala Desa tidak diberitahu ada warganya yang sakit atau meninggal, beliau kurang menyukai hal tersebut.

Berbeda dengan pemimpin lokal YT, AQ dinilai cukup mampu dalam menjalankan tugasnya dengan persentase responden yang menjawab sebanyak 36,4 persen. Fakta dilapangan yang mendukung hal ini adalah terpilihnya AQ sebagai pengurus tetap PNPM Mandiri Perdesaan. Sama halnya dengan pemimpin lokal DM dan AR. Mereka dinilai cukup mampu oleh responden dengan nilai masing-masing 24,3 persen dan 27,0 persen.

Pemimpin lokal DM dinilai cukup mampu yaitu dengan melihat kemampuan DM dalam bidang keagamaan. Hal ini terlihat dari sikap warga yang segan terhadap DM dan meyakini bahwa keputusan maupun kebijakan yang dikeluarkan DM merupakan hal yang tepat atau sesuai, karena sudah tentu tidak bertentangan dengan ajaran agama. Pada pemimpin lokal DM sebanyak 54,5 persen responden menjawab tidak tahu, hal ini dikarenakan DM tidak terlalu sering mengunjungi daerah selain yang berdekatan dari tempat tinggalnya yang dikarenakan kondisi kesehatan dan umur beliau yang sudah sepuh.

Sama halnya dengan pemimpin lokal AR. Responden menjawab cukup mampu dikarenakan kemampuan yang dimiliki AR adalah mampu dan paham mengenai sejarah desa dan karakteristik warga. Oleh sebab itu, AR sering diminta bantuannya untuk menyelesaikan masalah apabila terjadi persengketaan seperti masalah ahli waris dan hal-hal lain yang terkait dengan sejarah desa. Walaupun persentase yang menjawab AR cukup mampu lebih tinggi dibandingkan DM, namun persentase yang menjawab tidak mengetahui tentang kemampuan AR juga tinggi yaitu 61.0 persen. Hal ini berarti AR tidak terlalu dikenal oleh warga, namun warga yang mengenal AR mengakui bahwa AR cukup mampu dalam menjalankan tugasnya.

Indikator selanjutnya dari modal manusia adalah pengalaman di bidangnya. Persentase responden yang menjawab terkait dengan indikator ini pada setiap responden menunjukkan lebih dari setengah responden menjawab bahwa

(4)

pemimpin lokal YT berpengalaman dibidangnya. Persentase responden yang menjawab hal ini adalah 72,7 persen. Hal ini terlihat dari pengalaman Kepala Desa terkait keterlibatannya dalam kepengurusan desa.

Keterlibatan Kepala Desa lebih terlihat saat beliau diangkat menjadi ketua RT di Kampung Manggis. YT dikenal sebagai RT yang selalu memperjuangkan keinginan masyarakatnya, peduli dan perhatian terhadap masyarakatnya. YT sering dijadikan contoh bagi RT lainnya, seperti yang dipaparkan oleh ketua RT MG, bahwa MG ingin mengikuti YT dalam melaksankan tugasnya sebagai RT. Tidak hanya itu saja, YT juga selalu membantu secara ekonomi kepada masyarakat yang membutuhkan uang untuk berobat atau yang sedang tertimpa musibah. Setelah menjadi ketua RT, beliau dicalonkan untuk menjadi kepala desa dan mendapatkan suara 75 persen dari total pemilih.

Sama halnya dengan AR, dimana sebanyak 33,3 persen responden, memilih AR sebagai pemimpin lokal yang berpengalaman dibidangnya. AR sedari dulu aktif dalam kegiatan mengajar. Berkat pengalamannya dalam mengajar kini beliau menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Orang Tua Murid di salah satu sekolah.

Sedikit berbeda dengan pemimpin lokal AQ dan DM. Pemimpin lokal yang berinisial AQ dan DM dipilih oleh responden sebagai pemimpin yang cukup berpengalaman dibidangnya dengan persentase berturut-turut 45,5 persen dan 27,3 persen. Pemimpin lokal AQ disebut cukup berpengalaman dikarenakan AQ pernah aktif di sebuah organisasi, sehingga saat beliau menjadi pengurus PNPM Mandiri Perdesaan, AQ telah memiliki pengalaman yang cukup dalam hal bagaimana berorganisasi.

Sedangkan bagi pemimpin lokal DM, disebut cukup berpengalaman dikarenakan DM sudah sering menjadi pengurus maupun tokoh yang diminta pendapatnya terkait dengan masalah agama. Sejauh ini DM telah banyak mengisi acara Ma’jelis Ta’lim di Desa Dramaga, bahkan baru-baru ini beliau juga menjadi pantia acara dalam acara Ma’jelis Ta’lim yang diadakan oleh salah satu tokoh partai politik.

Indikator ketiga adalah pengalaman di luar bidangnya. Indikator ini ingin melihat seberapa besar kiprah pemimpin lokal dibidang lain selain bidang yang

(5)

ditekuninya selama ini. Presentase jawaban responden terkait indikator ini menunjukkan sebanyak 78,8 persen responden menjawab bahwa YT sangat berpengalaman diluar bidangnya. Sebelum menjadi Kepala Desa, YT aktif terlibat dalam kepengurusan Koperasi Unit Desa (KUD) yang juga menjadi sumber mata pencahariannya. Saat terpilih menjadi Kepala Desa, YT menjadi kurang begitu aktif di KUD dan menurut warga ketidak aktifan YT menjadi salah satu penyebab menurunnya kinerja KUD ini. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden yaitu ibu NY:

“Dulu mah KUD bagus, besar, kalau sekarang semenjak bapak YT tidak aktif lagi jadi menurun”

Terkait hal tersebut, maka dapat terlihat bahwa Kepala Desa sangat berpengalaman dalam menjalankan koperasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa selain berpengalaman menjadi perangkat desa, YT juga sangat berpengalaman di luar bidang tersebut.

Tidak jauh berbeda dengan YT, pemimpin lokal AQ juga memiliki persentase yang tinggi pada responden yang menjawab bahwa pemimpin lokal AQ sangat berpengalaman. Persentase yang diberikan yaitu 63,6 persen. Hal ini terlihat dari keterlibatan AQ dalam organisasi maupun kegiatan diluar desa. Sejak SMA AQ sudah aktif dalam organisasi-organisasi sosial di luar sekolah. Oleh sebab itu warga desa mengenal AQ sebagai individu yang aktif di luar desa. Walaupun setelah AQ mencoba untuk aktif dalam pembangunan desa, kinerja AQ tidak mengecewakan.

Berbeda dengan pemimpin lokal YT dan AQ yang disebut sebagai pemimpin lokal yang sangat berpengalaman di luar bidangnya, pemimpin lokal AR disebut responden sebagai pemimpin lokal yang berpengalaman di luar bidangnya dengan persentase sebanyak 33,3 persen. Pemimpin lokal AR disebut berpengalaman terlihat dari kinerjanya yang baik dalam kepengurusan PNPM Mandiri Perdesaan, meskipun AR memiliki latar belakang sebagai pengajar. Hal ini dikarenakan AR dulunya sering mengikuti kegiatan-kegiatan di tingkat desa.

Selanjutnya adalah pemimpin lokal DM. Sebanyak 27,0 persen responden menjawab DM cukup berpengalaman di luar bidangnya. Hal ini dapat terlihat saat DM masih belajar di pesantren di daerah Jasinga, DM termasuk salah satu tokoh

(6)

penggerak pemuda disana, sehingga DM menjadi orang yang disegani, bahkan dikalangan preman. Pemimpin lokal DM aktif mengikuti kegiatan kepemudaan disana, sehingga selain mempelajari nilai-nilai agama, beliau juga memahami cara berorganisasi dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Indikator terakhir dari modal ini adalah tingkat pendidikan. Persentase pada setiap pemimpin lokal terkait dengan indikator tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebanyak 97,0 persen responden menjawab pemimpin lokal YT telah mencapai jenjang sarjana. Indikator ini merupakan indikator dengan nilai indeks tertinggi yang dimiliki oleh YT. Sebenarnya pendidikan formal yang dimiliki oleh YT adalah Diploma, namun pemimpin lokal YT saat ini memang sedang meneruskan studinya ke jenjang Sarjana (S1) di Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Tetapi saat ini YT sedang menagambil cuti kuliah dikarenakan ingin fokus terhadap pekerjaannya terlebih dahulu.

Berbeda dengan AQ, sebanyak 64,6 persen responden menjawab tingkat pendidikan AQ adalah Diploma. Hal ini sebenarnya kurang sesuai dengan kenyataan dilapangan dikarenakan AQ setelah lulus SMA pernah kuliah Sarjana (S1) di salah satu universitas, hanya dikarenakan ada beberapa masalah, AQ memutuskan untuk keluar dari bangku kuliah. Kenyataan bahwa responden menjawab AQ telah sampai kepada jenjang Diploma dapat dikarenakan responden tidak mengetahui riwayat pendidikan pemimpin lokal AQ.

Tidak begitu berbeda dengan pemimpin lokal AQ, sebanyak 45,5 persen responden menjawab bahwa pemimpin lokal DM memiliki tingkat pendidikan hingga jenjang Diploma. Jawaban responden ini juga kurang sesuai dengan fakta dilapangan mengingat DM merupakan lulusan pesantren dan tidak meneruskan ke jenjang kuliah. Hal ini terjadi dapat dikarenakan responden menganggap bahwa DM telah mengenyam pendidikan yang cukup tinggi dalam bidang keagamaan yang disejajarkan dengan jenjang diploma.

Terakhir adalah pemimpin lokal AR. Terlihat pada gambar bahwa sebanyak 39,4 persen responden menjawab tingkat pendidikan yang dimiliki AR adalah Diploma. Hal ini sesuai fakta dilapangan mengingat AR telah mengeyam pendidikan hingga sekolah tinggi yang dapat disejajarkan dengan Diploma.

(7)

6.1.2. Modal Sosial

Modal berikutnya setelah modal maunisa dalam kategori modal internal adalah modal sosial. Modal Sosial merupakan modal yang terdiri dari tiga indikator, yaitu dukungan grup kolektif, jaringan, dan reputasi. Masing-masing pemimpin lokal memiliki nilai indeks modal sosial yang berbeda, untuk melihat nilai indeks total modal yang dimiliki pemimpin lokal, maka perlu dilihat nilai indeks dari setiap indikator.(lihat Tabel 7)

Tabel 7. Nilai Indeks Modal Sosial Masing-masing Pemimpin Lokal

Indikator Pemimpin Lokal

AR YT DM AQ

Dukungan grup kolektif 0,69 1,24 0,8 0,24

Jaringan 0 1,00 1,87 0

Reputasi 0,31 1,09 - 0,07 0,05

Total 1,00 3,33 2,6 0,29

Pada Tabel 7 dapat terlihat bahwa nilai Indeks Modal Sosial yang paling tinggi dimiliki oleh YT. Pemimpin lokal YT mempunyai modal sosial yang lebih tinggi dibandingkan ketiga pemimpin lokal lainnya, khususnya pada indikator dukungan grup kolektif yang mana menjukkan bahwa YT memiliki dukungan dari masyarakat yang cukup tinggi.

Sedangkan pemimpin lokal DM memiliki modal manusia dengan total nilai indeks 2,62. Tidak terlalu jauh dengan nilai yang dimiliki YT, hanya yang menarik adalah pada indikator reputasi, DM memiliki nilai indeks terendah yaitu – 0,07. Walaupun memiliki nilai terendah pada indikator reputasi, DM memiliki nilai indeks tertinggi pada indikator jaringan. Hal ini dapat terlihat dilapangan bahwa pemimpin lokal DM memiliki jaringan yang cukup baik di luar desa.

Nilai pada setiap indikator tentunya dipengaruhi oleh jawaban responden terhadap tingkatan jawaban. Salah satu indikator dari modal sosial adalah dukungan grup kolektif. Dukungan grup kolektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan masyarakat, kelompok, maupun individu kepada pemimpin lokal baik berbentuk sikap yang tidak membantah dan mendukung kebijakan pemimpin lokal. Persentase dari jawaban reponden pada kuesioner menunjukkan

2 Nilai indeks tertinggi modal sosial adalah 6 dan terendah adalah -6, sedangkan nilai indeks

(8)

bahwa responden menjawab bahwa pemimpin lokal AQ, DM, dan AR memiliki dukungan grup kolektif yang cukup mendukung kepemimpinan mereka. Sebanyak 48,5 persen responden menjawab cukup mendukung untuk pemimpin lokal AQ dan sebanyak 24,2 persen untuk pemimpin lokal DM dan AR.

Pada pemimpin lokal AQ, dukungan grup kolektif yang dimilikinya khususnya dari kalangan pemuda dan pemerintahan desa. Hal ini ditunjukkan dari terpilihnya AQ menjadi pengurus PNPM Mandiri Perdesaan. Meskipun pada awalanya terpilihnya AQ menjadi pengurus dikarenakan rekomendasi dari Kepala Desa, namun saat pemilihan berikutnya AQ kembali dipilih oleh warga. Hal ini dikarenakan AQ sudah dipercaya dan dianggap mampu serta tidak akan menyelewengkan dana.

Sedangkan pada pemimpin lokal DM, dukungan grup kolektif yang dimiliki lebih banyak dari kalangan elit agama, terutama dari perkumpulan kyai dan ustadz baik dalam lingkup Desa Dramaga, maupun di sekitar tempat tinggalnya di Situ Leutik. Salah satu bentuk dukungan dari grup kolektif tersebut adalah warga maupun perkumpulan kyai dan ustadz biasanya selalu mendukung kebijakan maupun tindakan dan aktivitas DM, bahkan bentuk dukungan tersebut tercermin dari sikap warga setempat yang sering mencium tangan DM jika bertemu.

Sementara pada pemimpin lokal AR, grup kolektif yang mendukung AR adalah hanya dari kalangan warga setempat. Hal ini dikarenakan usia AR yang sudah sepuh sehingga AR lebih banyak dirumah atau mengunjungi kantor desa dan bersosialisasi dengan warga sekitar tempat tinggalnya yaitu Kampung Manggis dan Dramaga Pasar, sedangkan warga daerah Dramaga Tanjakkan dan Situ Leutik kurang mengenal AR.

Berbeda dengan ketiga pemimpin lokal lainnya, sebanyak 45,5 persen responden yang menjawab dukungan grup klolektif yang dimiliki oleh YT yaitu sangat mendukung. Pemimpin lokal YT sebagai Kepala Desa dalam menjalankan tugasnya memiliki dukungan grup kolektif yang terlihat dari sikap masyarakat yang lebih cenderung setuju dengan tindakan dan kebijakan yang diambil oleh kepala desa, jika terjadi persengketaan, biasanya kepala desa yang akan menyelesaikan dan masyarakat menerima keputusan tersebut.

(9)

Indikator selanjutnya adalah jaringan. Jaringan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kekuatan dan keluasan jaringan yang dimiliki oleh pemimpin lokal. Kekuatan jaringan masing-masing pemimpin lokal dapat dilihat dari persentase jawaban responden. Pada pemimpin lokal YT dan DM, responden menjawab bahwa kedua pemimpin lokal ini memiliki jaringan yang kuat. Hal ini ditunjukkan dengan persentase 97,0 persen responden menjawab jaringan yang dimiliki oleh YT sangat kuat. Jawaban responden ini sedikit berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Sejauh ini YT tidak terlalu mempunyai jaringan keluar desa. Pemimpin lokal YT juga tidak terlalu fokus mengurusi hal-hal di luar desa, jika YT harus pergi ke kecamatan pun hal tersebut dikarenakan untuk kepentingan desa. Namun untuk jaringan di dalam desa, YT cukup dapat membangun jaringan sosial yang baik, hal ini telihat dari cukup banyaknya masyarakat dari beragam golongan seperti tokoh masyarakat maupun ulama antar kampung yang memiliki hubungan baik dengan YT.

Pada pemimpin lokal DM sebanyak 42,4 persen responden menjawab bahwa pemimpin lokal DM memiliki jaringan sangat kuat, hal ini sesuai dengan fakta di lapangan. Kuatnya jaringan yang dimiliki oleh DM terlihat dari DM yang masih mempunyai jaringan dengan warga di Jasinga, kemudian dengan perkumpulan pengajian atau ta’lim salah satu tokoh partai politik dan sebagai anggota dari salah satu partai politik.

Berbeda dengan kedua pemimpin lokal di atas, sebanyak 39,4 persen responden menjawab bahwa jaringan yang dimiliki AR cukup kuat. Hal ini sesuai dengan fakta di lapangan bahwa jaringan beliau yang terbatas yaitu hanya kalangan masyarakat desa saja. Sama halnya dengan pemimpin lokal AR, sebanyak 63,6 persen responden menjawab pemimpin lokal AQ memiliki jaringan cukup kuat. Pada dasarnya AQ tidak mempunyai jaringan yang luas, beliau hanya sering berinteraksi dengan warga desa atau warga sekitar tempat tinggalnya saja, AQ juga sudah lama tidak begitu aktif di Yoda Club Bogor karena beliau ingin fokus pada PNPM Mandiri Perdesaan.

Indikator terakhir dari modal sosial adalah reputasi. Reputasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana pemimpin lokal dikenal atau familiar dimasyarakat. Adapun melihat persentase jawaban reponden pada

(10)

kuesioner, terlihat bahwa pada pemimpin lokal AQ, DM, dan AR disebut oleh responden sebagai pemimpin lokal yang cukup dikenal. Persentase responden yang menjawab hal tersebut masing-masing secara berurutan pada pemimpin lokal AQ, DM, dan AR adalah 60,6 persen; 36,4 persen; dan 33,3 persen.

Merujuk pada persentase tersebut, menjelaskan bahwa sebenarnya pemimpin lokal AQ kurang begitu dikenal oleh warga desa. Walaupun pada jajaran sesepuh dan elit desa, AQ cukup dikenal dikarenakan kepiawaian dan tanggung jawabnya dalam bekerja. Sama halnya dengan AQ, pemimpin lokal DM pun didominasi oleh jawaban responden yang menyebutkan bahwa pemimpin lokal DM cukup dikenal. Pemimpin lokal DM memiliki reputasi yang baik dikalangan warga, meskipun DM lebih banyak dikenal dikalangan elit agama, hal ini juga dikarenakan posisi YT sebagai ustadz.

Pada pemimpin lokal AR, reputasi AR dapat tergolong cukup rendah walaupun nilai indeksnya tidak serendah AQ. Sebanyak 33,3 persen responden memang menjawab AR cukup dikenal namun sebanyak 60,6 persen responden menjawab tidak tahu tentang pemimpin lokal AR. Hal ini dikarenakan kondisi fisik beliau yang menyebabkan kurangnya AR bersosialisasi dengan warga, sehingga AR hanya dikenal oleh para elit desa saja.

Berbeda dengan ketiga pemimpin lokal lainnya, sebanyak 54,5 persen responden menjawab bahwa pemimpin lokal YT dikenal oleh warga. Pemimpin lokal YT familiar dikalangan warganya. Hal ini telihat dari kepemimpinan YT sebagai ketua RT dan setelah menjadi Kepala Desa tetap disambut positif oleh warganya bahkan juga di RT dan di kampung lain. Hal ini juga diungkapkan secara pribadi oleh pemimpin lokal DM, bahwa YT merupakan Kepala Desa yang bijak dan perhatian terhadap warganya. Sehingga YT dikenal sebagai kepala desa yang peduli dan bertanggung jawab, walaupun beberapa masyarakat jarang bertemu dengan Kepala Desa karena letak rumah mereka jauh dari kantor desa, mereka tetap mengenal Kepala Desa dan mengakui kepemimpinan beliau.

6.1.3. Modal Ekonomi

Selanjutnya modal terakhir dalam kategori modal internal adalah modal ekonomi. Modal Ekonomi merupakan modal yang fokus pada dukungan keuangan

(11)

yang dimiliki oleh pemimpin lokal. Dukungan keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya dukung keuangan yang dimiliki pemimpin lokal dalam membiayai segala aktivitasnya. Nilai modal ekonomi yang dimiliki oleh pemimpin lokal masing-masing dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Indeks Modal Ekonomi pada Masing-masing Pemimpin Lokal

Indikator Pemimpin Lokal

AR YT DM AQ

Dukungan Keuangan -1 -0,94 -1 -1

Pada Tabel 8 di atas terlihat bahwa pada setiap pemimpin lokal memiliki daya dukung keuangan yang tidak terlalu tinggi. Terlihat bahwa dari keempat pemimpin lokal, YT masih sedikit lebih memiliki daya dukung ekonomi, walaupun rendah. Secara lebih rinci dapat dilihat persentase responden terkait modal ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing pemimpin lokal. Pada pemimpin lokal AQ hanya 6,1 persen responden yang menjawab bahwa modal ekonomi yang dimiliki oleh YT yaitu cukup mendukung. Sedangkan 93,9 persen menjawab tidak tahu mengenai modal ekonomi pemimpin lokal YT. Apabila dilihat kondisi dilapangan, YT tidak begitu mempunyai dukungan keuangan yang kuat. Selain menjadi Kepala Desa, YT masih aktif di KUD sehingga sumber keuangan YT hanya dari gaji sebagai Kepala Desa dan bagi hasil dari KUD.

Kemudian pada pemimpin lokal AQ, DM, dan AR, responden menjawab tidak mendukung. Pada pemimpin lokal AQ, terlihat sebanyak 63,6 persen responden menjawab sedikit mendukung. Walaupun hal ini terlihat lebih baik dibandingkan YT, karena persentase responden yang menjawab lebih tinggi daripada responden yang tidak tahu, tetapi tetap saja hal ini berarti bahwa daya dukung ekonomi pemimpin lokal AQ pun kurang kuat. AQ tidak begitu mempunyai dukungan keuangan yang kuat, pekerjaan beliau satu-satunya adalah sebagai pengurus PNPM Mandiri Perdesaan dan beliau masih tinggal bersama ibu dan keluarga besarnya.

Selanjutnya adalah pemimpin lokal DM. Sebanyak 45,5 persen responden menjawab bahwa dukungan ekonomi yang dimiliki DM sedikit mendukung. Hal ini dikarenakan DM tidak mempunyai dukungan ekonomi yang kuat, sumber

(12)

pemasukkan hanya didapatkan dari mengajar di pesantren atau jika mengisi di kegiatan ta'lim yang diadakan salah satu tokoh partai politik.

Sama halnya dengan AR. Persentase responden yang menjawab bahwa dukungan ekonomi yang dimiliki AR adalah sedikit mendukung sebanyak 39.0%. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi AR tidak terlalu baik. Penghasilan tetap AR adalah gaji sebagai guru. Namun untuk membiayai kehidupannya, selain dari gaji, AR juga memiliki sawah yang AR kelola sendiri serta tentunya bantuan ekonomi dari anak-anaknya yang sudah bekerja maupun yang sudah berkeluarga.

Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa modal ekonomi memiliki pengaruh yang sedikit pada kepemimpinan pemimpin lokal dalam memberikan pengaruh kepada masyarakat Desa Dramaga.

6.2. Modal Eksternal

Selain modal internal, modal yang berpengaruh terhadap kepemimpinan seorang pemimpin lokal adalah modal eksternal. Modal eksternal merupakan modal yang berasal dari luar diri pemimpin lokal tersebut.

Modal eksternal terdiri dari empat modal yaitu modal institusi, modal simbolik, modal budaya, dan modal moral. Lebih jelasnya pembahasan masing-masing modal akan dibahas pada pembahasan dibawah ini.

6.2.1. Modal Institusi

Modal institusi merupakan modal pertama dalam kategori modal eksternal. Modal ini terdiri dari tiga indikator yaitu dukungan institusi, ideologi institusi, dan pengaruh institusi. Masing-masing pemimpin lokal memiliki nilai indeks yang beragam terkait dengan nilai indeks total modal institusi yang dimiliki. Total nilai indeks modal institusi yang dimiliki masing-masing pemimpin lokal tidak terlepas dari nilai indeks masing-masing indikator (lihat Tabel 9).

Tabel 9. Nilai Indeks Modal Institusi pada Masing-masing Pemimpin Lokal.

Indikator Pemimpin Lokal

AR YT DM AQ

Dukungan Institusi -2 1,64 -2 -0,81

Ideologi Institusi -2 0,03 -2 -0,95

Pengaruh Institusi -2 1,88 -2 -0,09

(13)

Pada tabel di atas terlihat bahwa YT memiliki modal institusi yang paling tinggi dibandingkan pemimpin yang lainnya, yaitu 3,553. Hal ini dikarenakan posisi YT sebagai Kepala Desa yang langsung berkaitan dengan institusi pemerintahan. Selanjutnya diikuti oleh AQ sebagai pengurus PNPM, walaupun nilai indeks yang dimiliki tidak tinggi, namun masih ada kaitan dengan institusi pemerintahan.

Sangat berbeda dengan DM dan AR. Kedua pemimpin lokal ini sama sekali tidak memiliki modal institusi terlihat dari jumlah nilai yang mereka miliki. Hal ini dikarenakan mereka memang sama sekali tidak terlibat dengan institusi. Indikator pertama dalam modal institusi adalah dukungan institusi. Dukungan institusi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan yang diberikan institusi kepada pemimpin dalam menjalankan kebijakan-kebijakan pemimpin lokal tersebut. Adapun jika melihat persentase jawaban responden pda kuesioner menunjukkan bahwa pemimpin lokal YT sebagai Kepala Desa tentunya memiliki dukungan institusi yang cukup baik. Sebanyak 81,8 persen responden menjawab cukup mendukung. Hal ini merujuk dari posisi YT sebagai Kepala Desa yang didukung oleh institusi formal yaitu pemerintahan desa. Sebagai Kepala Desa, pemerintahan desa sendiri sudah tentu memberikan kewenangan kepada Kepala Desa untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam melaksanakan tugasnya. Kebijakan serta keputusan Kepala Desa menjadi suatu keputusan yang harus dijalankan oleh warga desa.

Sama halnya dengan pemimpin lokal AQ. Sebanyak 51,5 persen responden menjawab dukungan institusi yang dimiliki AQ adalah sedikit mendukung. Pemimpin lokal AQ yang terpilih menjadi panitia PNPM Mandiri Perdesaan sudah tentu terikat pada institusi pemerintah. Adanya legalitas dari pemerintahan desa kepada AQ sebagai pengurus PNPM Mandiri Perdesaan memudahkan beliau dalam menggerakkan pemuda desa untuk ikut serta membantu program.

Cukup berbeda dengan pemimpin lokal DM dan AR. Dalam kepengurusan desa, pemimpin lokal DM tidak terlibat sama sekali. Hal ini didukung oleh

3 Nilai indeks tertinggi pada modal institusi adalah 6 dan terendah adalah -6. Sedangkan nilai

(14)

pernyataan responden yaitu sebanyak 45,5 persen menjawab tidak mendukung. DM memang merupakan anggota dari salah satu partai politik, untuk itu DM didukung oleh institusi dari luar yaitu partai politik tersebut, tetapi dukungan tersebut tidak berpengaruh terhadap kepemimpinan DM di Desa Dramaga. Kalaupun ada pengaruhnya, pengaruh tersebut lebih kepada untuk menambah wawasan DM dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat desa bahwa DM juga berkiprah didunia politik, yang mana rata-rata masyarakat tidak berkecimpung didalamnya.

Begitu pula dengan pemimpin lokal AR. Pemimpin lokal AR juga tidak terlibat dalam institusi yang berada di desa. Sebanyak 39,4 persen responden menjawab tidak mendukung . Hal ini menunjukkan memang tidak ada dukungan dikarenakan pemimpin lokal tidak terlibat dalam institusi pemerintahan desa. Walaupun diawal dijelaskan bahwa AR merupakan ketua perkumpulan orang tua murid, hal ini dianggap bukan sebuah institusi tersendiri melainkan merupakan organisasi yang hanya memiliki lingkup sekolah saja bukan masyarakat, sehingga kedudukan yang beliau miliki tidak dapat mempengaruhi masyarakat desa.

Indikator berikutnya adalah ideologi institusi. Ideologi institusi adalah kesesuaian pemimpin lokal dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya dengan ideologi dari institusi tersebut. Sebanyak 97,0 persen responden mengatakan bahwa ideologi yang dibawa oleh YT cukup sesuai dengan ideologi dari institusi yang mana YT termasuk didalamnya, yaitu pemerintah desa. Pemimpin lokal YT sebagai Kepala Desa, sudah tentu kebijakan-kebijakan dari Kepala Desa tidak menyimpang dari tugas dan wewenang Kepala Desa seharusnya, sehingga dalam hal ini, YT tetap menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang berlaku dan tetap memperjuangkan aspirasi warga desa.

Tidak begitu jauh berbeda dengan pemimpin lokal AQ. Responden yang menyatakan bahwa ideologi institusi yang dibawa oleh pemimpin lokal AQ sedikit sesuai sebanyak 54,6 persen yaitu lebih dari setengah responden. Hal ini sesuai dengan yang terjadi dilapangan dimana kebijakan maupun keputusan-keputusan AQ sesuai dengan ideologi yang dibawa oleh institusi, seperti misalnya pembangunan infrastruktur melalui PNPM Mandiri Perdesaan harus disertai dengan swadaya masyarakat didalamnya. Sehingga dalam tindakan dan kebijakan

(15)

AQ pun mengarah kepada pelaksanaan program yang juga disertai dengan swadaya masyarakat.

Berbeda dengan pemimpin lokal DM dan AR. Walaupun responden menyebutkan bahwa ideologi yang dibawa DM dan AR tidak sesuai sebesar masing-masing 45,5 persen dan 39,4 persen, ini diinterpretasikan sebagai tidak adanya ideologi, dikarenakan dari awal pemimpin lokal DM dan AR tidak memiliki dukungan institusi.

Indikator yang terakhir adalah pengaruh institusi. Pengaruh institusi adalah sejauh mana institusi memberikan pengaruh positif kepada pemimpin lokal, baik dalam hal pengaruhnya kepada masyarakat maupun dalam pelaksanaan kebijakan. Pada pemimpin lokal YT, pengaruh institusi yang diberikan terhadap kepemimpinan YT cukup tinggi. Sebanyak 94,0 persen responden menjawab sangat berpengaruh. Hal ini juga terlihat dimana posisi YT sebagai Kepala Desa tentunya memberikan pengaruh yang positif terhadap kepemimpinan YT, karena dengan status yang diberikan oleh institusi ini, YT menjadi tokoh yang kebijakan dan keputusannya dianjurkan untuk diikuti oleh masyarakat desa.

Selanjutnya pada pemimpin lokal AQ, pengaruh dari institusi terlihat cukup berpengaruh, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sebanyak 60,6 persen. PNPM Mandiri Perdesaan memberikan pengaruh positif kepada AQ untuk menggerakkan pemuda. Hal ini dikarenakan PNPM Mandiri Perdesaan memberikan legalitas resmi terkait kedudukan AQ.

Pemimpin lokal DM tidak memiliki pengaruh dari institusi, hal ini dikarenakan beliau tidak terlibat pada institusi apapun didalam desa. Hal ini juga terjadi dengan pemimpin lokal AR, walaupun dalam data terdapat responden yang menjawab tidak berpengaruh masing-masing 45,5 persen dan 39,4 persen, hal ini diartikan bahwa DM dan AR tidak memiliki pengaruh institusi dikarenakan tidak memiliki dukungan institusi sebelumnya.

6.2.2. Modal Simbolik

Modal kedua dari kategori modal eksternal adalah modal simbolik. Modal simbolik terdiri dari dua indikator yaitu Prestise dan Gelar. Total nilai indeks modal simbolik adalah jumlah dari kedua nilai indeks tersebut. Setiap

(16)

masing-masing pemimpin lokal memiliki nilai indeks yang berbeda. Hal ini lebih jelasnya terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai Indeks Modal Simbolik Masing-masing Pemimpin Lokal

Indikator Pemimpin Lokal

AR YT DM AQ

Prestise 1,08 0,12 1 -1,05

Gelar -2 -2 -2 -2

Total -0,92 -1,88 -1 -3,05

Berbeda dengan modal lainnya yang mana YT selalu memiliki nilai indeks tertinggi, nilai indeks modal simbolik tertinggi justru dimiliki oleh AR yaitu dengan nilai -0,924 yang kemudian diikuti oleh DM dengan nilai -1. Hal ini dikarenakan AR dan DM merupakan tokoh masyarakat dan sesepuh desa yang mana kebiasaan masyarakat maupun pandangan masyarakat terhadap mereka sudah tertanam sebagai suatu tokoh panutan. Berbeda dengan YT dan AQ yang dapat mempengaruhi masyarakat dikarenakan jabatan yang mereka miliki.

Sedangkan untuk indikator gelar semua pemimpin lokal mendapatkan nilai yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa indikator gelar tidak mempengaruhi modal simbolik yang dimiliki pemimpin lokal. Modal simbolik dari keempat pemimpin lokal ini hanya dipengaruhi oleh indikator prestise yang dimiliki oleh pemimpin lokal.

Modal simbolik terdiri dari dua indikator yaitu Prestise dan Gelar. Prestise adalah wibawa atau kehormatan yang dimiliki oleh pemimpin lokal dalam mempengaruhi masyarakat. Keempat pemimpin lokal memiliki nilai yang beragam yang dipengaruhi oleh persentase jawaban responden.

Pada pemimpin lokal AR disebut oleh 24,2 persen responden sebagai pemimpin lokal yang terhormat. Hal ini dikarenakan AR masih disegani dan dianggap orang yang harus dihormati oleh masyarakat setempat. Selain itu jasa-jasa AR terdahulu, perhatian-perhatian AR terhadap masyarakat, menjadikan masyarakat menganggap bahwa AR merupakan tokoh yang disegani.

4

Nilai indeks tertinggi pada modal simbolik adalah 4 dan terendah adalah -4. Sedangkan nilai indeks tertinggi pada masing-masing indikator adalah 2 dan terendah -2

(17)

Tidak begitu berbeda dengan pemimpin lokal DM. Responden yang menjawab sangat terhormat dan cukup terhormat berjumlah sama yaitu 21,2 persen. Hal ini dikarenakan sebagai seorang pemimpin lokal yang berasal dari elit agama, tentunya DM sangat dihormati oleh masyarakat disekitarnya, namun dikarenakan DM saat ini terbatas untuk mengunjungi RT dan Kampung lain yang letaknya jauh dari daerah tempat tinggalnya, membuat sebagian responden menjawab bahwa DM cukup terhormat, karena mereka tidak terlalu mengenal DM. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun masyarakat tidak mengenal DM, pemimpin lokal DM tetap dihormati oleh mereka. Nilai indeks prestise yang dimiliki DM cukup tinggi dapat dikarenakan status DM sebagai sesepuh desa, hal ini merupakan faktor pendukung yang menyebabkan warga desa tetap menghormati dan segan kepada DM hingga saat ini.

Selain itu pada pemimpin lokal YT sebanyak 84,9 persen responden menjawab bahwa pemimpin lokal YT cukup terhormat dikalangan masyarakat desa. Hal ini terlihat di lapangan bahwa pemimpin lokal YT memiliki wibawa dimata warganya dikarenakan beberapa warga selalu memuji dan menyebutkan bahwa beliau adalah pemimpin yang bijak.

Selanjutnya indikator yang kedua adalah gelar. Gelar adalah latar belakang pendidikan dilihat dari dimana / tempat pemimpin lokal tersebut menentut ilmu. Pada indikator ini responden dominan menjawab gelar yang dimiliki oleh seluruh pemimpin lokal tidak terkenal atau mereka tidak tahu. Khusus pada pemimpin lokal YT yang telah memiliki gelar sarjana muda dan 100% responden menjawab gelar tersebut tidak terkenal. Begitu juga dengan ketiga pemimpin lokal lainnya, responden menjawab tidak terkenal terkait gelar yang mereka miliki, hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki gelar tersebut. Walaupun DM memiliki gelar ustadz, namun gelar tersebut diberikan sendiri oleh masyarakat, bukan diberikan oleh tempat pemimpin lokal menuntut ilmu yaitu pesantren DM.

6.2.3. Modal Budaya

Modal budaya merupakan modal ketiga dalam kategori modal eksternal. Modal budaya adalah modal yang melihat kesesuaian pemimpin lokal dengan budaya yang ada. Keseuaian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

(18)

kesesuaian segala tingkah laku, kebijakan, dan aktivitas pemimpin lokal merupakan representasi dari budayanya. Nilai indeks modal budaya pada masing-masing pemimpin lokal dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai Indeks Modal Budaya pada Masing-masing Pemimpin Lokal

Indikator Pemimpin Lokal

AR YT DM AQ

Kesesuaian dengan budaya 0,92 1,09 1,07 1,05

Pada Tabel 11 terlihat bahwa keempat pemimpin lokal memiliki nilai indeks yang tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa keempat pemimpin lokal dalam kebijakannya sesuai dengan budaya setempat. Pemimpin lokal AR memiliki nilai indeks yang paling rendah dan yang paling jauh selisihnya dengan nilai pemimpin lokal yang lain. Hal ini dikarenakan masyarakat yang mengenal pemimpin lokal AR adalah yang paling sedikit sehingga nilai yang dimiliki juga rendah, bukan dikarenakan beliau yang paling tidak sesuai dengan budaya setempat.

Nilai dari indikator tersebut tentunya dipengaruhi oleh penilaian responden terhadap masing-masing pemimpin lokal. Persentase penilaian responden kepada pemimpin lokal menunjukkan bahwa semua tindakan pemimpin lokal disebut sesuai dengan budayanya. Pada pemimpin lokal YT sebanyak 90,9 persen responden menjawab sesuai dan sisanya menjawab sangat sesuai. Hal ini memberikan nilai yang tinggi terhadap modal budaya yang dimiliki pemimpin lokal YT. Pada dasarnya sejauh ini kebijakan yang diterapkan oleh YT tidak menyimpang dari budaya yang ada, walaupun aktivitas dan kebijakan yang diterapkan oleh YT sudah lebih mengarah kepada modernisasi, namun tidak menyimpang pada norma-norma pada umumnya maupun norma-norma agama.

Pemimpin lokal AQ juga memiliki nilai modal budaya yang tinggi. Hal ini dapat dilihat bahwa sebanyak 60,6 persen responden menjawab sesuai. Selama AQ beraktivitas, AQ tidak menyimpang dari budaya yang ada, walaupun tidak membiasakan kearah adat desa tapi tidak menyimpang dari norma-norma yang ada. Selain itu AQ juga memiliki tujuan untuk mengembalikan budaya gotong royong dan swadaya pada masyarakat desa.

(19)

Tidak jauh berbeda dengan pemimpin lokal DM. Sebagai elit agama, tentunya hal ini juga mempengaruhi penilaian responden. Sebanyak 39,4 persen responden menjawab sesuai. Budaya Desa Dramaga pada dasarnya masih berbasiskan islam. Terkait latar belakang DM sebagai ustadz dan lulusan pesantren, sudah tentu kebijakan maupun tindakan dari DM sesuai dengan budaya setempat, yaitu selalu berbasiskan Agama Islam. Kebijakan maupun tindakan yang dilakukan atau dicontohkan oleh DM bahkan terkadang dijadikan sebagai salah contoh sikap yang diikuti oleh masyarakat.

Berikutnya adalah pemimpin lokal AR. Sebanyak 30,3 persen responden menjawab kebijakan dan tingkah laku dari pemimpin lokal AR sesuai dengan budaya setempat. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa kebijakan maupun tindakan yang dilakukan oleh AR tidak bertentangan dengan kebudayaan yang ada, hal ini dikarenakan, selain AR adalah seorang guru, AR juga terkadang disebut sebagai tokoh agama, sehingga biasanya kebijakan-kebijakan AR juga disesuaikan dengan budaya desa yang lebih berbasiskan islam.

6.2.4. Modal Moral

Modal Moral merupakan modal terakhir dalam pembagian modal dan dalam kategori modal eksternal. Modal moral fokus kepada indikator opini positif publik. Opini positif publik adalah bagaimana tanggapan atau pandangan masyarakat tentang pemimpin lokal. Total nilai indeks modal moral pada masing-masing pemimpin lokal dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai Indeks Modal Moral pada Masing-masing Pemimpin Lokal

Indikator Pemimpin Lokal

AR YT DM AQ

Opini positif publik 1,77 1,15 1,36 0,62

Pada Tabel 12 terlihat bahwa pemimpin lokal AR dan DM memiliki nilai indeks lebih tinggi dibandingkan pemimpin lokal YT dan AQ. Hal ini tidak jauh berbeda dengan modal budaya dikarenakan DM dan AR merupakan tokoh masyarakat sehingga masyarakat memberikan opini positif yang tinggi kepada mereka. Berbeda dengan YT dan AQ yang mana opini positif yang diberikan dikarenakan kinerja mereka.

(20)

Nilai indeks modal moral dipengaruhi oleh persentase jawaban responden. Pada pemimpin lokal YT sebanyak 45,5 persen responden menjawab sangat positif mengenai pendapat mereka tentang pemimpin lokal YT. Warga desa memandang YT adalah pribadi yang sangat baik dan perhatian. Oleh sebab itu terdapat opini positif yang berkembang dikalangan warga desa tentang kepala desa. Seperti yang diungkapkan oleh bapak NZ:

“Kades disini itu baik, perhatian, top banget lah”

Kemudian pada pemimpin lokal AQ, terdapat 39,4 persen responden menjawab cukup positif mengenai tanggapan mereka tentang AQ. Hal ini ditunjukkan dari warga desa memandang AQ merupakan pribadi yang baik, terdapat opini positif yang berkembang tentang AQ dikalangan warga. Warga menyebutkan bahwa beliau terkenal rajin dan bertanggung jawab dalam bekerja.

Tidak jauh berbeda dengan pemimpin lokal DM. Sebanyak 27,3 persen menjawab bahwa pandangan mereka tentang DM adalah positif. DM memiliki opini positif di kalangan masyarakat, khususnya daerah Situ leutik dan para elit desa seperti tokoh masyarakat dan kyai lainnya. Namun beliau jarang berinteraksi dengan masyarakat kampung lain sehingga untuk lokasi dimana PNPM Mandiri Perdesaan pembangunan sarana infrastruktur di bangun, DM tidak terlalu dikenal oleh warga. Hal ini dikarenakan pembangunan sarana infrastruktur PNPM Mandiri Perdesaan tidak ada yang dilakukan di daerah tempat tinggal DM.

Terakhir adalah pemimpin lokal AR. Sebanyak 30,3 persen responden menjawab bahwa tanggapan mereka mengenai AR adalah sangat positif. Secara keseluruhan, AR memiliki opini yang baik dikalangan masyarakat, AR dikenal sebagai tokoh yang bijak dan paham kondisi desa namun memang saat ini beliau tidak bisa terlalu aktif di lapangan, hal ini dikarenakan usia beliau yang sudah sepuh.

6.3. Modal Internal dan Eksternal

Bordieu dalam Pengantar Paling komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bourdieu (1990) menyebutkan bahwa ranah dapat dipahami sebagai ranah kekuatan dan perjuangan posisi dan otoritas legitimit, sementara logika yang

(21)

mengatur perjuangan-perjuangan ini adalah logika modal. Merujuk pada pendapat ini maka pemimpin lokal dalam memberikan pengaruh kepada masyarakat desa tentunya tidak terlepas dari modal yang dimilikinya.

Terkait pembahasan sebelumnya, dapat dilihat kepemilikan kedua kategori modal secara spesifik berdasarkan indikatornya. Namun dalam melihat apakah modal-modal tersebut berpengaruh atau tidak terhadap kepemimpinan pemimpin lokal maka perlu diakumulasi total nilai indeks dari setiap kategori modal. Nilai indeks modal internal dan interpretasinya lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Nilai Indeks Modal Internal pada Masing-masing Pemimpin Lokal

Pemimpin Lokal

Modal Internal

Total Interpretasi M. Manusia M.Sosial M.Ekonomi

AR 1,92 1 -1 1,92 Berpengaruh

YT 6,30 3,33 -0,94 8,69 Sangat Berpengaruh

DM 2,6 2,6 -1 4,2 Berpengaruh

AQ 4,23 0,29 -1 3,52 Berpengaruh

Merujuk pada Tabel 13 terlihat bahwa modal internal yang dimiliki YT memiliki nilai indeks yang paling tinggi dibandingkan dengan pemimpin lokal yang lainnya, khususnya pada modal manusia. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan, pengalaman, dan pendidikan merupakan indikator yang paling berpengaruh dalam kepemilikian modal internal pemimpin lokal YT. Total nilai yang dimiliki YT adalah 8,69 yang berarti dapat disimpulkan bahwa YT merupakan pemimpin lokal yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat Desa Dramaga.

Pemimpin lokal AQ menempati urutan ketiga dalam total nilai modal internal dari keempat pemimpin lokal. Sama halnya dengan YT, modal tertinggi yang dimiliki AQ adalah modal manusia dan yang terendah adalah modal ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa modal manusia sangat berpengaruh dalam kategori modal internal yang dimiliki oleh AQ sedangkan modal ekonomi hanya memiliki pengaruh yang sedikit. Total nilai indeks modal internal yang dimiliki AQ adalah 3,52. Berdasarkan indikator yang sudah dibuat sebelumnya, maka

(22)

dapat disimpulkan bahwa AQ merupakan pemimpin lokal yang berpengaruh terhadap masyarakat Desa Dramaga.

Tidak jauh berbeda dengan YT dan AQ, modal manusia yang dimiliki pemimpin lokal AR merupakan modal yang tertinggi dibandingkan kedua modal lainnya dalam kategori modal internal. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan, pengalaman, dan tingkat pendidikan yang dimiliki pemimpin lokal AR merupakan indikator yang paling berpengaruh. Total nilai indeks modal internal yang dimiliki oleh pemimpin lokal AR adalah 1,92, hal ini dapat menyatakan bahwa AR merupakan pemimpin lokal yang berpengaruh terhadap masyarakat Desa Dramaga.

Berbeda dengan keempat pemimpin lokal lainnya yang mana modal manusia merupakan modal yang memiliki nilai indeks tertinggi, pemimpin lokal DM justru memiliki nilai indeks modal manusia dan sosial yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa modal manusia dan modal sosial berpengaruh dalam kepemilikan modal internal yang dimiliki oleh DM. Modal internal yang dimiliki pemimpin lokal DM mempunyai nilai sebesar 4,2. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa DM merupakan pemimpin lokal yang berpengaruh terhadap masyarakat Desa Dramaga.

Merujuk pada penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa dari seluruh modal dalam kategori modal internal yang paling berpengaruh adalah modal manusia. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan, pengalaman baik dibidangnya maupun diluar bidangnya serta tingkat pendidikan merupakan indikator yang paling berpengaruh dalam modal internal yang dimiliki pemimpin lokal.

Pengaruh yang dimiliki oleh pemimpin lokal selain dipengaruhi oleh modal internal, tentunya juga dipengaruhi oleh modal eskternal. Modal eksternal merupakan modal yang berasal dari luar pemimpin lokal. Terkait hal tersebut untuk melihat besar pengaruh modal eksternal pada pemimpin lokal, perlu dilihat akumulasi dari jumlah nilai indeks modal institusi, simbolik, budaya, dan moral. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14.

(23)

Tabel 14. Nilai Indeks Modal Eksternal Pada Masing-masing Pemimpin Lokal

Pemimpin Lokal

Modal Eksternal

Total Interpretasi M.Institusi M.Simbolik M.Budaya M.Moral

AR -6 -0,92 0,92 1,77 -4,23 Sedikit Berpengaruh YT 3,55 -1,88 1,09 1,15 3,91 Berpengaruh DM -6 -1 1,07 1,36 -5,57 Sedikit Berpengaruh AQ -1,86 -3,04 1,04 0,62 -3,24 Sedikit Berpengaruh

Tabel 14 menunjukkan bahwa pemimpin lokal YT memiliki modal

eksternal yang paling tinggi dibandingkan keempat pemimpin lokal yang lainnya, khususnya pada modal institusi. Terdapat selisih yang cukup jauh antara YT dengan ketiga pemimpin lokal lainnya, baik dalam modal institusi maupun total modal eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa modal institusi yang dimiliki YT mempengaruhi modal eksternal yang dimilikinya, untuk itu dapat dikatakan bahwa dukungan, ideologi, dan pengaruh institusi adalah indikator yang paling berpengaruh dalam kepemilikan modal eksternal YT.

Total nilai indeks modal eksternal dari akumulasi keempat modal adalah 3,91. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa modal eksternal yang dimiliki oleh pemimpin lokal YT menyatakan bahwa YT merupakan pemimpin lokal yang berpengaruh terhadap masyarakat Desa Dramaga.

Selanjutnya adalah pemimpin lokal AQ. Beliau memiliki nilai modal eksternal tertinggi kedua setelah YT, namun terdapat selisih nilai yang cukup jauh antara YT dan AQ, yaitu antara 3,91 dan -3,24. Merujuk dari keempat modal dalam kategori modal eksternal, yang paling berpengaruh terhadap kepemilikan modal eksternal AQ adalah modal budaya. Hal ini menunjukkan bahwa kesesuaian tidakan dan kebijakan AQ dengan budaya setempat memberikan pengaruh yang baik dalam kepemimpinannya di Desa Dramaga. Adapun total nilai indeks modal eksternal yang dimiliki oleh pemimpin lokal AQ adalah -3,24, oleh sebab itu menurut indikator dalam definisi operasional dapat disimpulkan

(24)

modal eksternal yang dimiliki oleh pemimpin lokal AQ menyatakan bahwa AQ memiliki pengaruh yang sedikit terhadap warga Desa Dramaga.

Merujuk pada Tabel 14, pemimpin lokal DM memiliki nilai modal eksternal yang paling rendah dibandingkan dengan ketiga pemimpin lokal lainnya. Hal ini dikarenakan rendahnya modal simbolik dan tidak adanya modal institusi yang dimiliki oleh DM. Walaupun begitu modal yang paling tinggi nilainya dalam modal eksternal DM adalah modal moral. Hal ini menunjukkan bahwa DM memiliki opini positif yang baik dikalangan masyarakat Desa Dramaga. Adapun total nilai indeks modal eksternal yang dimiliki pemimpin lokal DM adalah -5,57 hal ini menunjukkan bahwa modal eksternal yang dimiliki oleh pemimpin lokal DM menyatakan bahwa DM memiliki pengaruh yang sedikit terhadap warga Desa Dramaga.

Terakhir adalah pemimpin lokal AR. Pemimpin lokal AR memiliki modal moral yang paling tinggi, hal ini tidak jauh berbeda dengan DM. Tingginya modal moral yang dimiliki AR memiliki arti bahwa masyarakat memberikan opini positif terhadap AR yang mempengaruhi kepemimpinan beliau di Desa Dramaga. Total nilai indeks modal eksternal yang dimiliki oleh pemimpin lokal AR adalah -4,23. oleh sebab itu berdasarkan indikator dalam metodologi penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa modal eksternal yang dimiliki oleh pemimpin lokal AR menyatakan bahwa AR merupakan pemimpin lokal yang memiliki pengaruh yang sedikit terhadap masyarakat.

Melihat tabel di atas dapat terlihat bahwa modal moral merupakan modal yang memiliki nilai indeks yang cukup merata pada keempat pemimpin lokal tersebut. Oleh sebab itu dapat ditarik kesimpulan bahwa opini positif yang diberikan masyarakat kepada pemimpin lokal adalah yang paling sering mempengaruhi kepemilikan modal eksternal pemimpin lokal.

Modal internal dan eksternal yang dimiliki oleh pemimpin lokal tentunya mempengaruhi sejauh mana pengaruh yang dimilikinya terhadap masyarakat, untuk itu perlu dilihat total akumulasi modal internal dan eksternal masing-masing pemimpin lokal. Total nilai indeks modal dan interpretasinya lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 15.

(25)

Tabel 15. Total Nilai Indeks Modal dan Interpretasinya pada Masing-masing Pemimpin Lokal. Pemimpin Lokal Modal Total Interpretasi M. Internal M.Eksternal AR 1,92 -4,23 -2,31 Sedikit Berpengaruh YT 8,69 3,91 12,6 Berpengaruh DM 4,2 -5,57 -1,37 Sedikit Berpengaruh AQ 3,52 -3,24 0,28 Berpengaruh

Pada Tabel 15 di atas terlihat bahwa pada seluruh pemimpin lokal, modal internal lebih tinggi dibandingkan modal eksternal. Pada pemimpin lokal YT dan AQ yang memiliki nilai masing-masing 12,6 dan 0,28, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kepemilikan modal pemimpin lokal YT dan AQ, maka YT dan AQ termasuk pemimpin yang berpengaruh. Kemudian pada pemimpin lokal DM dan AR yang memiliki total nilai modal masing-masing -1,37 dan -2,31, maka merujuk pada indikator pada metodologi penelitian dapat disimpulkan bahwa modal yang dimiliki oleh pemimpin lokal DM dan AR menyatakan bahwa DM dan AR memiliki pengaruh yang sedikit kepada masyarakat Desa Dramaga.

Gambar

Tabel 6. Nilai Indeks Modal Manusia pada Masing-masing Pemimpin Lokal
Tabel 7.  Nilai Indeks Modal Sosial Masing-masing Pemimpin Lokal
Tabel 8. Nilai Indeks Modal Ekonomi pada Masing-masing Pemimpin Lokal
Tabel 10. Nilai Indeks Modal Simbolik Masing-masing Pemimpin Lokal
+4

Referensi

Dokumen terkait

dapat diartikan citra merek tidak berpegnaruh signifikan terhadap loyalitas Adanya pengaruh secara kepercayaan merek terhadap loyalitas pada perusahaan Bordir Irma

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa kelas IV di Gugus Tuanku Imam

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa: kecernaan bahan kering dan bahan organik relatif sama antara rumput kumpai segar dengan rumput

Skripsi ini berjudul “SIMULASI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS H-ROTOR MENGGUNAKAN PROFIL SUDU NACA 4415 TERHADAP VARIASI PANJANG CHORD DAN TIP SPEED RATIO DENGAN

Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah sebagai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 diatas, Pemerintah Daerah mengajukan Retribusi Jasa Umum dengan 8

Berdasarkan data-data diatas maka peringkat dari implementasi sistem IT chargeback pada perusahaan ini adalah baik sehingga pihak perusahaan sebaiknya cukup memperhatikan

Kompetensi inti (core competences) adalah kombinasi antara segenap sumber daya dan kemampuan yang dimiliki sebuah perusahaan yang menjadi sumber keunggulan bersaing perusahaan

Dalam membangun sebuah sistem yang berbasis multimedia tersebut, dibutuhkan spesifikasi hardware dan software yang baik untuk memberikan kemudahan dalam membangun sistem