• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

The Executive adalah salah satu merek dari kelompok Delamibrands yang bergerak di bidang fashion baik untuk wanita maupun pria. Merek ini mulai dirintis sejak tahun 1984. Toko dari perusahaan ini sekarang berjumlah 60 toko dan lebih dari 100 counter di dalam department store. Produknya meliputi pakaian wanita seperti rok, celana panjang, blazer, dress sedangkan untuk pria seperti baju rajutan, celana panjang, blazer dan lain-lain. The Executive tersedia di Bali, Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Batam, bekasi, Depok, Jakarta, Medan, Pontianak, Pekanbaru, Semarang, Surabaya, Tangerang, dan Yogyakarta. Dengan harga yang terjangkau, The Executive menawarkan nilai terbaik dari mode pakaian. (merdeka.com, diakses Kamis, 07 Februari 2019).Didirikan pada tahun 1979 oleh Mr Johanes Farial, PT. Delami Garment Industries menandai awal dalam fashion dan industri manufaktur dengan memproduksi celana panjang pria untuk pasar domestik di bawah nama merek WOOD dan John Far. Pada tahun 1984, perusahaan mengambil alih merek Executive erdas melihat perluasan PT. Delami menjadi salah satu produsen terkemuka di Indonesia. The Executive atau yang lebih dikenal dengan Executive 99 menyediakan berbagai pakaian resmi pria dan wanita dengan berbagai apparel pendukungnya,dengan model, potongan baju dan celana yang anggun dan menawan serta menggunakan material bahan yang

(2)

lembut dan nyaman di pakai (kompasiana.com, diakses Sabtu, 09 Februari 2019).

B. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki-laki 43 43,0 43,0 43,0

Perempuan 57 57,0 57,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa responden terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan, walaupun prentase jumlah responden laki-laki tidak jauh berbeda. Dapat diketahui bahwa peminat fashion lebih dominan perempuan. Pada produk di store “The Executive” produk yang disediakan lebih beragam pada fashion perempuan seperti dompet, sepatu, baju, rok dll. hal ini mengakibatkan lebih banyak konsumen perempuan daripada laki-laki.

Tabel 4.2

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 17-22 tahun 61 61,0 61,0 61,0 23-28 tahun 35 35,0 35,0 96,0 29-34 tahun 4 4,0 4,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Dari tabel 4.2 diketahui responden terbanyak yaitu berusia 17-22 tahun, setelah itu responden yang berusia 23-28 tahun, sedangkan responden berusia 29- 34 tahun sangat sedikit, hal ini dikarenakan

(3)

produk-produk The Executive lebih bergaya anak muda yang cenderung pakaian formal namun tetap bisa digunakan dalam suasana santai ataupun digunakan untuk pakaian kantor. Produk ini juga selalu mengeluarkan model terbaru yang mengikuti zaman. Hal ini menyebabkan kebanyakan konsumen produk “The Executive” berusia 17-22 tahun.

C. Uji Instrumen 1. Uji Validitas

Tabel 4.3 Variabel Item Taraf

Kesalahan r-Tabel r-Hitung Keterangan

Harga (X1) X1.1 0,05 0,1966 0,549 Valid X1.2 0,05 0,1966 0,545 Valid X1.3 0,05 0,1966 0,552 Valid X1.4 0,05 0,1966 0,344 Valid Kualitas Produk (X2) X2.1 0,05 0,1966 0,475 Valid X2.2 0,05 0,1966 0,352 Valid X2.3 0,05 0,1966 0,658 Valid X2.4 0,05 0,1966 0,809 Valid X2.5 0,05 0,1966 0,551 Valid X2.6 0,05 0,1966 0,331 Valid Citra Merek (X3) X3.1 0,05 0,1966 0,409 Valid X3.2 0,05 0,1966 0,781 Valid X3.3 0,05 0,1966 0,820 Valid X3.4 0,05 0,1966 0,669 Valid Minat Beli (Y) Y.1 0,05 0,1966 0,497 Valid Y.2 0,05 0,1966 0,714 Valid Y.3 0,05 0,1966 0,821 Valid Y.4 0,05 0,1966 0,869 Valid

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.3 yang merupakan hasil olah data SPSS, bahwa seluruh intrument atau item yang ada pada variabel pada penelitian ini menggunakan program SPSS mengkolerasikan sekor tiap butir dengan

(4)

sekor total yang merupakan jumlah setiap sekor butir. Pengujian menggunakan tingkat segnifikasi 5% dengan kriteria pengujian apabila nilai rhitung<rtabel maka pernyataan dapat dikatakan tidak valid, sedangkan apabila nilai rhitung>rtabel maka pernyataan dapat dikatakan valid sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh intrument pada variabel Harga (X1), kualitas produk (X2), citra merek(X3) dan minat beli (Y) dapat dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Tabel 4.4

No. Variabel Nilai r Alpha Keterangan

1 Harga (X1) 0,701 Reliabel

2 Kualitas Produk (X2) 0,706 Reliabel

3 Citra Merek (X3) 0,700 Reliabel

4 Minat Beli (Y) 0,708 Reliabel

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau setabil dari waktu ke waktu. Pengujian dilakukan dengan menghitung Alpha Cronbach dan masing-masing instrument dalam suatu variabel (Ghozali, 2011). Suatu Konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,70.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada setiap variabel penelitian memiliki nilai r alpha lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini diterima dan realiabel.

(5)

D. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tabel 4.5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,29049084 Most Extreme Differences Absolute ,078 Positive ,078 Negative -,046 Test Statistic ,078

Asymp. Sig. (2-tailed) ,140c a. Test distribution is Normal.

Dalam penelitian ini, teknik uji normalitas yang digunakan berupa analisis grafik dan one sampel kolmogorov smirnov test pada program SPSS. One sampel kolmogorov smirnov test merupakan pengujian dua sisi yang dilakukan dengan membandingkan signifikasi dari hasil uji (value) dengan tarif signifikan 5%. Apabila signifikan data lebih dari 5% maka dapat dikatakan normal sedangkan apabila signifikan kurang dari 5% maka data dikatakan tidak normal.

Kesimpulan: Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa nilai Asymp Sig (2- tailed) sebesar 0,140 yang berarti lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

(6)

b. Uji Linieritas

Tabel 4.6

Variabel Sig Keterangan

Harga (X1) 0,120 Linier

Kualitas Produk (X2) 0,310 Linier

Citra Merek (X3) 0,233 Linier

Dua Variabel penelitian dapat dikatakan mempunyai hubungan yang linier apabila tingkat signifikasinya lebih dari 0,05. Linearitas dapat diketahui melalui uji linieritas table anova dengan mencari nilai defiation

form linearity dari uji F linier.Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui

bahwa:

a) Harga terhadap minat beli memiliki nilai defiation from linierity 0,120 > 0,05 artinya berhubungan linier

b) Kualitas produk terhadap Minat beli memiliki nilai defiation from

linierity 0,310 > 0,05 artinya berhubungan linier.

c) Citra merek terhadap Minat beli memiliki nilai defiation from linierity 0,233 > 0,05 artinya berhubungan linier

Maka dapat disimpulkan bahwa ketiga hubungan diatas berhubungan secara linier karena memiliki nilai defiation from linierity diatas 0,05.

(7)

c. Uji Multikolonieritas Tabel 4.7 Coefficien tsa Model Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF 1 (Constant)

Harga (X1) ,972 1,029 Tidak Terjadi Multikolonieritas Kualitas produk (X2) ,763 1,310 Tidak Terjadi Multikolonieritas Citra merek (X3) ,777 1,287 Tidak Terjadi Multikolonieritas

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≥0,10 atau sama dengan nilai VIF≤ 10.

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa:

a) Harga memiliki nilai Tolerance 0,972 dan VIF 1,029

b) Kualitas Produk memiliki nilai Tolerance 0,763 dan VIF 1,310

c) Citra Merek memiliki nilai Tolerance 0,777 dan VIF 1,287

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala multikolonieritas karena ketiga variabel memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10,0.

(8)

d. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.8

No. Variabel Sig. Keterangan

1 Harga (X1) 0,128 Tidak Terjadi

Heteroskedastisitas 2 Kualitas Produk (X2) 0,207 Tidak Terjadi

Heteroskedastisitas

3 Citra Merek (X3) 0,555 Tidak Terjadi

Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Glejser, yang akan meregresi nilai absolute residual (AbsUi) terhadap variabel independen lainnya dengan persamaan regresi. Apabila nilai signifikan > 0,05 (∞) maka model tersebut tidak menjadi heteroskedastisitas .

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa: a) Harga memiliki nilai Sig. 0,128 > 0,05

b) Kualitas produk memiliki nilai Sig. 0,207 > 0,05 c) Citra merek memiliki nilai Sig. 0,555 > 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas karena ketiga hubungan memiliki nilai sig lebih besar dari 0,05.

(9)

2. Analisis regresi linier berganda a. Regresi Linier Berganda

Tabel 4.9 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,844 1,686 ,501 ,618 X1 ,325 ,088 ,264 3,679 ,000 X2 ,206 ,046 ,366 4,524 ,000 X3 ,462 ,080 ,464 5,788 ,000 Fhitung = 34,845 Signifikansi 0,000 R = 0,722 R square = 0,521 Adjusted R square = 0,506

Berdasarkan hasil regersi linier berganda pada tabel 4.9 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Persamaan:

Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Y = 0,844 + 0,325 X1 + 0,206 X2 + 0,462 X3

Interprestasi dari persamaan model regresi diatas adalah sebagai berikut: 1) Konstanta menunjukkan bahwa variabel harga, kualitas produk dan citra merek jika nilainya 0 maka minat beli memilki nilai sebesar 0,844.

2) Nilai koefisien regresi variabel harga memiliki nilai hitung 0,325

(10)

mudah terjangkau sesuai dengan produk yang ditawarkan maka semakin meningkat minat beli konsumen pada produk fashion “The Executive” Malang Olympic Garden.

3) Nilai koefisien variabel kualitas produk sebesar 0,206 dengan nilai positif, menunjukkan bahwa apabila variabel kualitas produk semakin bagus maka akan semakin meningkat minat beli konsumen pada produk fashion “The Executive” Malang Olympic Garden.

4) Nilai koefisien variabel citra merek 0,462 dengan nilai positif, menunjukkan bahwa semakin bagus citra merek yang dibangun oleh perusahaan maka semakin meningkat minat beli konsumen pada produk fashion “The Executive” Malang Olympic Garden.

b. Koefisien Determinan (R2)

Tabel 4.10 Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,722a ,521 ,506 1,27140

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,521 yang berarti variabel harga, kualitas produk dan citra merek dapat menjelaskan minat beli sebesar 52,1% sedangkan sisanya 47,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

(11)

3. Uji Hipotesis a. Uji t Tabel 4.11 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,844 1,686 ,501 ,618 Harga (X1) ,325 ,088 ,264 3,679 ,000 Kualitas produk (X2) ,206 ,046 ,366 4,524 ,000 Citra merek (X3) ,462 ,080 ,464 5,788 ,000 a. Dependent Variabel: Y

Apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi < α (0,05), maka variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa:

a) Variabel harga terhadap minat beli memiliki nilai t hitung 3,679 > t tabel 1,660 dan tingkat signifikansi 0,000 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap produk “The Executive” Artinya apabila harga semakin mudah terjangkau sesuai dengan produk yang ditawarkan maka semakin meningkat minat beli konsumen pada produk fashion “The Executive” Malang Olympic Garden.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis tersebut diterima, karena hipotesis 1 menyatakan bahwa harga berpengaruh positif

(12)

signifikan terhadap minat beli konsumen.

b) Variabel kualitas produk terhadap minat beli memiliki nilai t hitung 4,524 > t tabel 1,660 dan tingkat signifikansi 0,000 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap produk “The Executive”. Artinya semakin bagus kualitas produk yang disediakan oleh perusahaan maka semakin meningkatkan minat beli konsumen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis tersebut diterima, karena hipotesis 2 menyatakan bahwa kualitas berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli konsumen. c) Variabel citra merek terhadap minat beli memiliki nilai t hitung

5,788 > t tabel 1,660 dan tingkat signifikansi 0,000 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap produk “The Executive”. Artinya semakin bagus citra merek yang dibangun oleh perusahaan maka semakin meningkatkan minat beli konsumen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis tersebut diterima, karena hipotesis 3 menyatakan bahwa citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli konsumen.

(13)

b. Uji F

Tabel 4.12

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 168,979 3 56,326 34,845 ,000b

Residual 155,181 96 1,616

Total 324,160 99

a. Dependent Variable: Minat Beli

b. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Produk, Citra Merek

Apabila nilai signifikasi <0,05 maka dapat dinyatakan variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat (Ghozali, 2013). Dan juga apabila Fhitung>Ftabel, maka variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat, begitupun sebaliknya.

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa model regresi memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan memiliki nilai Fhitung 34,845 > Ftabel 2,70. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel harga, kualitas produk dan citra merek secara simultan berpengaruh terhadap minat beli konsumen produk “The Executive”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis tersebut diterima, karena hipotesis 4 menyatakan bahwa terbukti harga, citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

c. Uji Dominan

Uji dominan dilakukan untuk mencari variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji

(14)

Standardized Coefficient Beta dengan melihat nilai Standardized Coefficient Beta yang paling besar (Gurajati, 1997). Untuk mengetahui

variabel dominan ini dapat diketahui dengan melihat nilai koefisien beta atau dari nilai t hitung yang paling besar.

Berdasarkan tabel Coefficient pada uji t diatas, dapat diketahui bahwa, masing-masing variabel memiliki nilai Standardized Coefficient

Beta,harga (0,264) kualitas produk (0,366) dan citra merek (0,464).

Berdasarkan nilai standardized coefficient beta dan nilai t hitung terbesar yaitu dimiliki oleh variabel citra merek. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel citra merek memberikan kontribusi terbesar pengaruhnya terhadap minat beli konsumen pada produk “The Executive” . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis tersebut diterima, karena hipotesis 5 menyatakan terbukti bahwa citra merek mampu memberikan kontribusi terbesar pengaruhnya terhadap minat beli.

(15)

E. PEMBAHASAN

1. Pengaruh harga terhadap minat beli konsumen produk “The Executive”

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa secara parsial harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap produk “The Executive”. Artinya apabila harga semakin mudah terjangkau sesuai dengan produk yang ditawarkan maka semakin meningkat minat beli konsumen pada produk fashion “The Executive” Malang Olympic Garden.

Harga merupakan faktor penentu dalam pemilihan produk dan keputusan pembelian. Identifikasikan harga sebagai salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian sehubungan dengan nilai dari produk atau jasa (Craig, 2000). Faktor yang mempengaruhi pertimbangan konsumen yaitu:

a) Keterjangkauan harga merupakan harga yang sesuai dengan produk

akan menjadi pertimbangan konsumen, harga yang murah memikat minat beli konsumen.

b) Daya saing harga, jika harga terlalu tinggi di atas kompetitor maka

produk tersebut tidak memiliki daya saing yang baik, namun jika harga produk murah atau terjangkau maka konsumen akan tertarik pada produk tersebut.

c) kesesuaian harga dengan kualitas, jika harganya tinggi maka kualitas

produk yang diberikan pun memiliki kualitas yang tinggi sehingga konsumen pun meras tidak keberatan jika membeli produk tersebut.

(16)

d) Kesesuaian harga dengan manfaat, manfaat produk yang dimiliki harus

sesuai dengan harga yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk mereka. Ada baiknya jika harga yang tinggi memiliki manfaat produk yang tinggi pula.

Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama karena tergantung dari persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Namun konsumen akan akan tertarik jika harga produk tersebut murah.

Harga yang diberikan untuk konsumen harus sesuai dan tentunya terjangkau apalagi target pasar produk “The Executive” rata-rata peminatnya kaum muda yang sekiranya penghasilan masih standar, dengan harga rendah konsumen akan melakukan pembelian kembali.

Dengan demikian, hasil penelitian ini diterima karena mendukung penelitian yang dilakukan oleh Salfina dan Gusri (2018) bahwa harga berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli.

2. Pengaruh kualitas produk terhadap minat beli konsumen produk “The Executive”

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa secara parsial kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap produk “The Executive”. Artinya semakin bagus kualitas produk yang disediakan oleh perusahaan maka semakin meningkatkan minat beli

(17)

konsumen.

Kualitas adalah tujuan yang sulit dipahami, karena harapan para konsumen akan selalu berubah. Setiap standar baru ditemukan, maka konsumen akan menuntut lebih untuk mendapatkan standar baru lain yang lebih baru dan lebih baik. untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Kondisi ini selalu berubah karena selera atau harapan konsumen yang selalu berubah. Indikator yang mempengaruhi kualitas produk:

a) Kinerja produk, berhubungan dengan karakteristik operasi dasar sebuah

produk.

b) Kesesuaian dengan spesifikasi, memenuhi spesifikasi produk atau tidak

ditemukannya cacat produk

c) Daya tahan produk, ketahanan produk untuk jangka panjang

penggunaan.

d) Fitur, karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan

fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

e) Reliabilitas, probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan

memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

f) Kesan kualitas, pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung

(18)

kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

Dengan demikian, hasil penelitian ini diterima karena mendukung penelitian yang dilakukan oleh Salfina dan Gusri (2018) bahwa kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli.

3. Pengaruh citra merek terhadap minat beli konsumen produk “The Executive”

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa secara parsial citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen produk “The Executive”. Artinya semakin bagus citra merek yang dibangun oleh perusahaan maka semakin meningkatkan minat beli konsumen.

Ukuran yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih atau menilai citra merek adalah merek harus memiliki kesan positif dibidangnya, reputasi tinggi, dan keunggulan mudah dikenali. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu : pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek. Indikator yang mempengaruhi citra merek:

(19)

konsumen yaitu jika sebuah merek tidak dikenal, maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan mengandalkan harga yang murah. b) Reputation (reputasi), status yang cukup tinggi bagi sebuah merek

karena lebih terbukti memiliki track record yang baik.

c) Affinity (afinitas), suatu emosional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya.

d) Domain, menyangkut seberapa besar scope dari suatu produk yang mau

menggunakan merek yang bersangkutan. Domain ini mempunyai hubungan yang erat dengan scale of scope.

Dengan demikian, hasil penelitian ini diterima karena mendukung penelitian yang dilakukan oleh Salfina dan Gusri (2018) bahwa citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli.

4. Pengaruh harga, kualitas produk dan citra merek secara simultan terhadap minat beli konsumen produk “The Executive”

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa seluruh variabel harga, kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli konsumen fashion “The Executive” Malang Olympic Garden. Artinya dari keseluruhan variabel harga, kualitas produk dan citra merek berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen.

Dengan demikian, hasil penelitian ini diterima karena mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wirayanthy dan Santoso (2018) bahwa harga, citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh

(20)

terhadap minat beli.

5. Variabel yang memberikan kontribusi terbesar pengaruhnya terhadap minat beli konsumen pada produk fashion “The Executive”

Hasil uji yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang memiliki kontribusi terbesar pengaruhnya terhadap minat beli konsumen fashion produk “The Executive” adalah variabel citra merek.

Hal ini menandakan bahwa produk“The Executive” sudah dikenal banyak orang (merupakan merek terkenal), memiliki track record yang positif dimata konsumennya, meningkatkan percaya diri terhadap penggunanya dan mudah diingat. Konsumen lebih memandang dari sisi citra merek dari pada harga maupun kualitas produk, faktor itu disebabkan oleh konsumen yang sebagian besar anak muda .

Dengan demikian, hasil penelitian ini diterima karena mendukung penelitian yang dilakukan oleh Savitri dan Wardana (2018) terbukti bahwa citra merek memiliki kontribusi terbesar pengaruhnya terhadap minat beli.

Gambar

Tabel 4.1  Jenis Kelamin
Tabel 4.3  Variabel  Item  Taraf
Tabel 4.9  Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig
Tabel 4.10  Model Summary
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan dan penerapan sistem pemanfaatan terpadu (conjunctive use) antara air permukaan dan air tanah akan digalakkan terutama untuk menciptakan sinergi dan

Pemberian ekstrak kulit durian dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen pada tanaman kentang ( Phytophthora infestans ) secara in vitro dengan konsentrasi ekstrak

Lontar Taru Pramana merupakan lontar yang memuat banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dimanfaatkan kegunaannya dalam pengobatan tradisional. Melalui isi teks lontar

rangsangan tersebut harus dapat menggetarkan syaraf indera dan menimbulkan respon langsung atau sensasi-sensasi pada otak. Misalnya ketika seseorang merasa tertarik

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara posisi duduk dan lama duduk dengan kejadian nyeri punggung bawah pada

Berdasarkan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan model GI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa setelah

Secara operasional, pendidikan berwawasan kebangsaan adalah layanan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan untuk meningkatkan paham, rasa, dan semangat

Oleh karena itu, hakim sebagai representasi negara memiliki kewajiban karena jabatannya dalam menangani sengketa kontrak yang tidak memenuhi syarat objektif untuk menjaga