• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERANCANGAN. Sistem yang dibuat memiliki dua buah subsistem utama yang terpisah yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERANCANGAN. Sistem yang dibuat memiliki dua buah subsistem utama yang terpisah yaitu"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERANCANGAN

3.1 PRINSIP KERJA SISTEM

Sistem yang dibuat memiliki dua buah subsistem utama yang terpisah yaitu

Subsistem pemancar dan Subsistem penerima. Masing-masing subsistem berkerja secara terpisah namun merupakan satu kesatuan yang tidak akan berguna apabila salah satu subsistem ternyata memiliki masalah sehingga tidak dapat melakukan komunikasi antar masing-masing subsistem.

3.1.1 Sub-sistem Pemancar

Sub-Sistem pemancar memiliki blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.1 Blok dari Sub-sistem Pemancar

Osilator Sensor Ketinggia n Air Encode r DTMF Mixer Antenn 18

(2)

Prinsip kerja dari subsistem pemancar adalah sebagai berikut : 1. Blok Sensor

Sensor ini menggunakan prinsip sakelar geser, sehingga apabila air naik maka akan menggeser salah satu plat konductive yang ada sehingga akan bersinggungan dengan plat yang lainnya. Apabila kedua pelat bertemu maka arus listrik akan mengalir dari pelat 1 menuju pelat dua, dan arus listrik ini akan diumpankan kepada relay untuk Encoder DTMF.

2. Encoder DTMF

Arus akan mengalir sehingga menyebabkan relay aktif. Relay akan menghubungkan kaki-kaki encoder DTMF ( PIN 12 dan 4 ) dengan ground, sehingga akan menyebabkan IC DTMF akan menghasilkan 2 buah sinyal audio yang telah dicampur sehingga memiliki bunyi yang khas.

3. Osilator

Blok ini menghasilkan sinyal analog sinusoida berfrekuensi tinggi ( dalam hal ini 88,4 Mhz ) yang berguna sebagai frekuensi referensi untuk Gelombang pembawa informasi.

4. Mixer

Sinyal audio yang berasal dari encoder DTMF akan dicampur dengan sinyal sinusoida berfrekuensi tinggi yang berasal dari osilator. Prinsip ini disebut modulasi FM, sehingga frekuensi dari gelombang pembawa akan mengalami perbedaan sesuai dengan sinyal informasi yang dikirimkan.

(3)

5. Antenna

berfungsi sebagai transduser yang akan mengubah sinyal analog gelombang pembawa informasi dari besaran sinyal sinusoida listrik menjadi besaran sinyal gelombang elektromagnetik.

3.1.2 Subsistem Penerima

SubSistem penerima memiliki blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.2 Blok dari Sub-sistem Penerima

Antenna FM Tunner / RF Front End AM/FM IF Preprocess or FM Stereo Multiplex Audio Amplifier DTMF Decoder Driver Sirine

(4)

1. Antenna

Berfungsi sebagai transduser yang akan mengubah besaran sinyal gelombang elektromagnetik menjadi besaran sinyal sinusoida listrik gelombang pembawa informasi.

2. FM Tunner / RF Front End

Sinyal RF dari gelombang pembawa informasi kemudian akan diseleksi dengan membuang semua frekuensi lain yang tidak diinginkan dan hanya mengambil frekuensi sebesar 88,4 Mhz. dengan dengan melakukan tuning. Sinyal dari gelombang pembawa yang telah di seleksi kemudian dikuatkan kembali dan dicampur dengan sinyal berfrekuensi tinggi yang berasal dari osilator lokal. Hasilnya adalah frekuensi dengan nilai penjumlahan atau pengurangan dari dua buah frekuensi tersebut ( Intermediate Frekuensi ). Sinyal IF ini kemudian dikuatkan kembali dan dikirimkan ke blok berikutnya untuk kemudian diolah kembali.

3. AM/FM IF Preprocessor

Setelah frekuensi IF tersebut dikuatkan kembali untuk terakhir kalinya, pada blok ini sinyal IF yang masuk kemudian diseleksi apakah sinyal tersebut memiliki karakteristik modulasi FM atau memiliki karakteristik dari modulasi AM. Setelah dideteksi bahwa sinyal yang masuk pada blok ini memiliki karakteristik modulasi FM, maka sinyal IF akan di konversi dengan teknologi detector FM untuk mengubah frekuensi yang ada menjadi amplitudo dari sinyal informasi DTMF ( proses ini disebut demodulasi FM ).

(5)

Setelah Sinyal FM dengan informasi DTMF ini diproses. Sinyal ini kemudian akan dipisahkan lagi antara frekuensi kanal FM sebelah kiri dan frekuensi kanal FM sebelah kanan. Output dari IC ini adalah sinyal audio DTMF murni.

5. Audio Amplifier

Namun sinyal DTMF murni ini sangatlah lemah sehingga perlu dikuatkan dengan IC audio amplifier ini sebelum diproses oleh decoder DTMF.

6. DTMF Decoder

Sinyal audio DTMF ini masih murni sinusoida, sehingga untuk aplikasi yang lebih baik lagi sinyal sinusoida DTMF ini kemudian di konversi menjadi bilangan biner oleh decoder DTMF. Bilangan biner ini bernilai 8 apabila dikonversi menjadi bilangan decimal. Setelah output dari decoder DTMF bernilai 8 ( 1 0 0 0 dalam biner ), maka hanya pin ke 14 saja yang akan mengeluarkan logika 1, sedangkan Pin 12, 13, 14 hanya mengeluarkan logika 0.

7. Driver Beban

Dari pin 14 Decoder DTMF, Q4 akan mengeluarkan logika High. Logika high ini digunakan untuk mengaktifkan transistor yang akan mengaktifkan relay.

8. Sirine

Relay yang aktif ini akan menghubungkan jalur Sirine dengan sumber catu daya sehingga Sirine aktif dan akan berbunyi mengaung-ngaung.

(6)

3.2 PERANCANGAN ALAT

Dalam pemilihan komponen pada sistem-sistem ini maka sangatlah penting untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Murah.

2. Mudah didapatkan dipasaran.

3. Banyak komponen yang dapat digunakan sebagai penggantinya. 4. Sedikit ketergantungan dengan komponen yang lainnya

5. Rangkaian yang sederhana

3.2.1 Sub-sistem Pemancar

Sedangkan untuk rangkaian sub-sistem Pemancar ini memiliki 1 buah IC yang beroperasi dari jenis Encoder DTMF, pertimbangan-pertimbangan yang dipakai untuk memilih IC ini adalah sebagai berikut:

1. Ekonomis.

2. Minimum system Tidak menggunakan Banyak komponen tambahan. 3. Bentuk IC harus standar, kecil, dan kompak.

4. Menggunakan arus catu daya yang kecil. 5. Mudah mendapatkan IC ini dipasaran.

3.2.1.1 Sensor mekanik ketinggian air

Sensor ini berkerja dengan prinsip 2 buah pelat yang memiliki polaritas berbeda dipisahkan. Apabila pelat ini bergabung maka arus akan mengalir ke polaritas yang lebih negative.

(7)

Gambar 3.3 Sensor mekanik ketinggian air & keterangan gambar

Keterangan Gambar :

a. Tempat masuk air

b. Lubang tempat keluar udara

c. Tutup atas silinder

d. Pelat konduktif atas terhubung dengan catu daya

e. Tabung sensor sekaligus pengukur ketinggian air f. Gabus Pengambang

g. Pelat konduktif bawah terhubung dengan input rangkaian h. Level ketinggian aliran air sungai

Menggunakan kunparan selenoida atau lempengan tembaga yang terpisah oleh jarak. Sensor mekanik ketinggian air ini berkerja dengan fungsinya seperti sakelar geser. pelat konduktiv bawah akan dihubungkan dengan relay input Encoder DTMF.

Ketika ketinggian air naik menyebabkan pelat konduktiv bawah akan ikut naik keatas disebabkan adanya tekanan air pada gabus pengambang di bawah plat. Dan pada saat plat konductiv bawah bertemu dengan plat konduktiv atas pada ketinggian air

(8)

tertentu yang telah diatur, maka arus akan mengalir dari catu daya menuju bagian input dari sistem pemancar signal bahaya banjir alat ini.

3.2.1.2 Transistor dan relay beban

Transistor berkerja dengan prinsip driver relay, seperti pada gambar rangkaian dibawah ini : Q1 FCS9014 CR S1 Relay VCC 12V R1 1.0kΩ D1 1N4001 To Encoder DTMF Pin 4 / Col 2 To Encoder DTMF Pin 12 / Row 3 Dari sensor mekanik

Gambar 3.4 Rangkaian Transistor sebagai driver

Transistor bekerja dengan Karakteristik saturasi dan cut off, ketika transistor berkerja pada saturasi maka relay akan mati untuk sementara. Namun ketika transistor berkerja pada daerah cut off maka arus akan mengalir dari catudaya menuju kolektor transistor melewati relay sehingga akan menyebabkan kumparan relay aktif dan menginduksi, sehingga akan menghubungkan Pin 4 dan Pin 12 Encoder DTMF dengan Ground.

(9)

3.2.1.3 Encoder DTMF dengan IC LR4089B

IC LR4089B adalah sebuah penghasil 8 buah frekuensi audio sinusoidal dengan menggunakan frekuensi referensi crystal. Sinyal “ Dual Tone Multi Frekuensi “ didapatkan dengan mencampur frekuensi-frekuensi ini.

A. Fitur-Fitur

Pada perancangan Sistem ini digunakan IC dari Sharp. IC ini memiliki fitur yang cukup banyak, memenuhi keseluruhan fitur yang diperlukan, dan memiliki harga yang cukup ekonomis. Fitur-fitur yang dimiliki oleh LR4089B adalah sebagai berikut :

1. Tone output bipolar

2. Mute Output N-Channel Open drain 3. Single Contact keyboard

4. Menggunakan crystal 3,579 Mhz sebagai referensi frekuensi 5. Direct telephone line

6. Dapat menghasilkan nada tunggal

7. Pengaturan amplitude nada tunggal atau nada berdua pada chip

B. Konfigurasi pin

IC Encoder DTMF LR4089B merupakan sebuah IC yang memiliki 16 pin/kaki dan memiliki fungsi-fungsi yang berbeda-beda. Konfigurasi pin LR4089B terlihat pada gambar dibawah :

(10)

Gambar 3.5 Konfigurasi PIN LR4089B

Secara fungsional pin-pin Encoder DTMF LR4089B adalah sebagai berikut :

• Pin 1 VDD merupakan pin masukan poritif dari catu daya. Untuk spesifikasi dari pabrik sebesar 6.2 V, namun sumber tegangan yang sebesar 5V sudah cukup. • Pin 2 “ Chip Disable Input ” digunakan untuk mematikan fungsi DTMF

Generator.

• Pin 3, Pin 4, Pin 5, dan Pin 9 “ Couloms “ dihubungkan dengan ground untuk menghasilkan nada tunggal.

• Pin 6 “ Ground “ merupakan pin masukan negative dari catu daya. Biasanya tegangan ini sebesar 0 V.

• Pin 7, dan Pin 8 “ Oscillator “ merupakan 2 buah Pin yang terhubung dengan crystal 3,579 Mhz sebagai referensi frekuensinya.

• Pin 10 “ Any Key Down ” berfungsi untuk mengontrol pemancar atau untuk penerima.

(11)

• Pin 11, Pin 12, Pin 13, dan Pin 14 “ Rows “ berbeda dengan couloms, row meskipun sudah terhubung dengan ground tidak dapat berkerja apabila tidak ada pin Coulom yang dihubungkan dengan ground.

• Pin 15 “ Single Tone Inhibits ” apabila Pin ini dihubungkan dengan Ground maka hanya ada single tone saja yang akan dihasilkan

• Pin 16 “ Tone Out ” merupakan pin output yang menghasilkan nada DTMF.

C. Minimum sistem

Minimum sistem adalah suatu panduan yang dibuat oleh pabrikan IC untuk menunjukan bahwa IC ini sudah dapat digunakan dengan sedikit komponen. Minimum system ini dapat digunakan sebagai test circuit seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.6 Minimum Sistem LR4089B

Sinyal DTMF yang dihasilkan dari IC ini adalah sinyal dengan nada yang telah

diregistrasi dengan tombol tekan 8. Sinyal ini dihasilkan dengan menghubungkan Pin 4 dan Pin 12 Encoder DTMF dengan Ground seperti pada rangkaian diatas.

(12)

3.2.1.4 Mixer dan Osilator

Osillator adalah rangkaian yang menghasilkan frekuensi tinggi sebagai frekuensi gelombang pembawa informasi. Mixer adalah rangkaian yang bertugas untuk

menumpangkan sinyal informasi kepada gelobang pembawa. Berikut adalah rangkaian mixer dan osilator pada gambar dibawah :

Gambar 3.7 Rangkaian Osilator dan Mixer

Rangkaian ini merupakan rangkaian untuk memodulasi sinyal informasi dengan menggunakan teknologi modulasi frekuensi. Rangkaian ini dinamakan dengan metode “ Direct FM Modulation “. Dengan metode ini sinyal informasi digunakan sebagai pengumpan agar osilator dapat berkerja. Pada metode ini osilator ini dinamakan dengan teknik Voltage Controlled Osillator ( VCO ). Osilator ini dikontrol oleh transistor yang berkerja berdasarkan umpan informasi yang masuk melalui kaki basis transistor.

(13)

3.2.1.5 Matching Impedansi dan antenna

Rangkaian ini berfungsi untuk menyamakan impedansi antara frekuensi yang dihasilkan oleh Osilator dengan impedansi dari jalur transmisi dan antenna transmisi. Berikut adalah gambar rangkaiannya :

C3

30pF-VAR Key = A

50%

Antenna

Gambar 3.8 Rangkaian Matching Impedansi dan Antenna

Rangkaian ini mutlak diperlukan sehingga dapat memperpanjang umur dari transistor yang berfungsi sebagai mixer, dan dapat menyalurkan energi dari sinyal informasi yang termodulasi dengan frekuensi tinggi mendekati sempurna, sehingga pada akhirnya antenna akan mengkonversi besaran energy listrik tersebut dengan maksimum.

3.2.2 Sub-sistem Penerima

Sedangkan untuk rangkaian sub-sistem Pemancar ini memiliki beberapa buah IC yang beroperasi. IC tersebut berasal dari jenis AM/FM IF Preprocessor, FM Demultiplexer, Penguat Op-Amp, dan Decoder DTMF, pertimbangan-pertimbangan yang dipakai untuk memilih IC-IC ini adalah sebagai berikut:

1. Ekonomis.

(14)

3. Bentuk IC harus standar, kecil, dan kompak. 4. Menggunakan arus catu daya yang kecil. 5. Mudah mendapatkan IC ini dipasaran.

3.2.2.1 Antenna dan RF Front End

Rangkaian ini berfungsi untuk menangkap sinyal gelombang elektromagnetik yang berada di udara. Berikut adalah skema rangkaiannya :

U1 FM Tuner NC 1 GND 2 IN 3 VCC 4 OUT 5 U2 NET_3 Filter 10.7Mhz VDD 9V Antenna Ke AM/FM IF Preprocessor

Gambar 3.9 Rangkaian RF Front End dan Antenna

Blok ini memiliki tingkat sensitivitas yang sangat tinggi, berfungsi untuk menguatkan sinyal informasi yang diinginkan, memisahkan gelombang elektromagnetik sinyal informasi yang diinginkan dengan banyak gelombang elektromagnetik lainnya di udara, dan mengecilkan frekuensi dari gelombang pembawa sehingga sampai 10 kalinya.

(15)

3.2.2.2 AM/FM IF Preprocessor

Dengan teknologi FM detector Blok ini berfungsi untuk megembalikan sinyal informasi sesuai dengan bentuk asalnya. Berikut adalah skematic dari blok rangkaiannya :

U3

TA7640 AM/FM IF Processor

VCC 5V C1 10nF C2 10nF C3 10nF Core Ferrite 50% C4 R1 4.7kΩ C5 220pF C6 22uF C7 22uF Ke Stereo FM demultiplexer Dari Filter 10,7 Mhz

Gambar 3.10 Rangkaian AM/FM IF Preprocessor

Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah frekuensi dari gelombang pembawa, dan mengubahnya menjadi amplitude dari sinyal informasi. Rangkaian ini memiliki osilator lokal 10,7 Mhz sebagai frekuensi referensi untuk pengolahan sinyal informasi yang termodulasi.

(16)

3.2.2.3 FM Stereo demultiplexer

Blok rangkaian ini bertugas untuk memisahkan antara sinyal informasi kanal kanan dengan sinyal informasi kanal kiri. Berikut adalah gambar rangkaian dibawah ini :

TA7343 Stereo Decoder C8 4.7uF-POL VCC 5V C9 3.3uF-POL R2 1.0kΩ C10 1uF-POL R3 5.6kΩ R5 10KΩ_LIN Key = A 50% C12 1.0nF LED1 R7 1.0kΩ C13 1uF-POL R8 220kΩ R9 3.3kΩ C14 15nF C15 4.7uF-POL Stereo Left R10 3.3kΩ C16 15nF C17 4.7uF-POL Stereo Right Tidak digunakan untuk Audio Amplifier Dari AM/FM IF Preprocessor

Gambar 3.11 Rangkaian FM Stereo Demultiplexer

Pada rangkaian ini sinyal informasi akan dipisahkan, dan kemudian di ektrak melalui kanal FM sebelah kanan.

(17)

3.2.2.4 Audio Amplifier

Pada rangkaian ini IC Op-amp dengan kode TBA820 digunakan sebagai penguat audio. Berikut adalah skematik rangkaiannya :

TBA820 Audio Amplifier R11 10KΩ_LIN Key = A 50% 120 Ω C18 100uF C19 220pF R13 1.0Ω C20 220nF C21 220uF-POL V1 12 V R14 56Ω C11 100uF-POL C22 47uF-POL Ke Decoder DTMF Dari FM Stereo Demultiplexer

Gambar 3.12 Rangkaian Audio Amplifier

Penguat audio ini berfungsi untuk menguatkan amplitude dari sinyal informasi yang mengalami pelemahan. Rangkaian blok ini menggunakan rancangan dari minimum sistem Op-Amp tersebut sehingga memiliki sedikit komponen tambahannya.

3.2.2.5 DTMF Decoder

IC MT8870DE adalah sebuah decoder sinyal audio sinusoidal DTMF. IC ini menterjemahkan sinyal DTMF yang diterimanya dan mengubahnya menjadi kode-kode biner. sinyal audio sinusoidal DTMF ini difilter menjadi 2 bagian yaitu frekuensi tinggi

(18)

dan frekuensi rendah sehingga selanjutnya dengan teknik “ Digital Counting “ kedua frekuensi tersebut di kodekan menjadi biner.

A. Fitur-Fitur

Pada perancangan Sistem ini digunakan IC dari Mitel. IC ini memiliki fitur yang cukup banyak, memenuhi keseluruhan fitur yang diperlukan, dan memiliki harga yang cukup ekonomis. Fitur-fitur yang dimiliki oleh MT8870D adalah sebagai berikut :

1. IC dengan daya konsumsi yang rendah 2. Pengaturan Gain secara internal

3. Waktu penerimaan sinyal yang dapat diatur 4. Mode standy ( Power Down )

5. Mode hold ( Input sebelumnya )

6. Menggunakan crystal 3,579 Mhz sebagai referensi frekuensi

B. Konfigurasi PIN

IC Decoder DTMF MT8870D merupakan sebuah IC yang memiliki 18 pin/kaki dan memiliki fungsi-fungsi yang berbeda-beda. Konfigurasi pin MT8870D terlihat pada gambar dibawah :

(19)

Secara fungsional pin-pin ATMega8535 adalah sebagai berikut : • Pin 1 “ IN + “ merupakan Input untuk internal Op-amp.

• Pin 2 “ IN - “ merupakan masukan terbalik Input untuk internal Op-amp.

• Pin 3 “ Gain Select “ memberikan perintah untuk menghubungkan Resistor umpan balik dengan Internal Op-amp.

• Pin 4 “ Reference Voltage “ digunakan untuk membias Transistor input.

• Pin 5 “ Inhibit “ Logika 1 pada pin ini melarang chip untuk mendeteksi nada selanjutnya.

• Pin 6 “ Power Down “ Logika 1 pada pin ini melarang chip oscillator untuk berkerja.

• Pin 7, dan Pin 8 “ Oscillator “ merupakan 2 buah Pin yang terhubung dengan crystal 3,579 Mhz sebagai referensi frekuensinya.

• Pin 9 “ VSS Ground “ merupakan pin masukan negative dari catu daya. Biasanya tegangan ini sebesar 0 V.

• Pin 10 “ Three State Output Enable “ Logika 1 pada pin ini memerintahkan chip untuk mengeluarkan data konversi sinyal DTMF menjadi biner pada outputs Q1-Q4.

• Pin 10 sampai Pin 14 “ Three State Output “ merupakan output dari data konversi sinyal DTMF menjadi biner.

• Pin 15 “ Delayed Steering “ Pin ini Menghasilkan logika tinggi ketika Chip menerima sinyal DTMF yang teregistrasi dan telah diupdate ke latch output.

• Pin 16 “ Early Steering “ Pin ini Menghasilkan logika tinggi ketika algoritma digital Chip menerima sinyal DTMF.

(20)

• Pin 17 “ Steering Input/Guard Time output Bidirectional “ sebuah tegangan yang lebih besar dari Vst menyebabkan ST untuk meregister nada yang telah diterimanya dan melakukan update untuk output latch, sedangkan apabila tegangan lebih rendah dari Vst menyebabkan chip harus menerima adanya nada baru. Guard Time berfungsi untuk mereset waktu terima nada.

• Pin 18 VDD merupakan pin masukan poritif dari catu daya. Untuk spesifikasi dari pabrik sebesar 7 V, namun sumber tegangan yang sebesar 5V sudah cukup.

C. Minimum Sistem

Minimum sistem adalah suatu panduan yang dibuat oleh pabrikan IC untuk menunjukan bahwa IC ini sudah dapat digunakan dengan sedikit komponen. Minimum system ini dapat digunakan sebagai test circuit seperti pada gambar dibawah ini :

(21)

Sinyal biner yang dihasilkan dari IC ini adalah berasal dari sinyal DTMF yang mengandung informasi akan perintah pengaktifkan sirine. Sinyal DTMF tersebut memiliki nada yang telah diregistrasi dengan tombol tekan 8.

3.2.2.6 Relay dan Sirine

Transistor berkerja dengan prinsip driver relay, seperti pada gambar rangkaian dibawah ini : Q1 2N2222 K K1 EDR201A05 D1 1N4001 V2 12 V SIRINE R1 1.0kΩ Dari DTMF Decoder

(22)

Transistor bekerja dengan Karakteristik saturasi dan cut off, ketika transistor berkerja pada saturasi maka relay akan mati untuk sementara. Namun ketika transistor berkerja pada daerah cut off maka arus akan mengalir dari catu daya menuju kolektor transistor melewati relay sehingga akan menyebabkan kumparan relay aktif dan menginduksi. pada saat relay berkerja menginduksi, maka relay akan berkerja untuk menghubungkan catudaya dengan positif sirine sehingga arus akan mengalir melewati sirine dan menyebabkan sirine akan hidup dan menghasilkan bunyi yang cukup keras.

Gambar

Gambar 3.2 Blok dari Sub-sistem Penerima
Gambar 3.3 Sensor mekanik ketinggian air & keterangan gambar
Gambar 3.5 Konfigurasi PIN LR4089B
Gambar 3.6 Minimum Sistem LR4089B
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bogdan dan Taylor, dalam Moleong (2007:248) menyebutkan bahwa “analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan data, mengorganisasi data,

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah keluarga yang memiliki dan tidak memiliki anggota keluarga yang pernah atau sedang bekerja sebagai pekerja di daerah endemis

P senang karena keluarga dapat memberikan tanggapan dari penjelasan yang sudah diberikan. K mulai bersemangat terhadap

• Pembayaran terkait operasional kantor (antara lain: honor terkait operasional kantor, bahan makanan, penambah daya tahan tubuh (hanya diberikan kepada pegawai yang bekerja di

Erti juga memahami, sebagai guru yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengurusi studi pascasekolah siswa, UNAIR merupakan salah satu kampus favorit yang diidamkan

Selain itu juga sebagai ungkapan rasa syukur para nelayan atas apa yang telah diperoleh selama setahun ini yaitu hasil ikan yang berasal dari laut maka mereka mengadakan

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,