JURUSAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ANALISA PROSES INTERAKSI
ANALISA PROSES INTERAKSI
IInniissiiaal l KKlliieenn : : TTnn. . WW NNaamma a MMaahhaassiisswwa a : : NNoooorraassaanni i MMaanndda a MMuuffaarriikkaa S
Sttaattuus s iinntteerraakkssi i ppeerraawwaatt--kklliieen : n : FFaasse e kkeerrjja a ((PPeerrtteemmuuaan n kkee--22)) TTaannggggaal l : : 222 2 FFeebbrruuaarri i 22001133 L
Liinnggkkuunnggaan n : : TTeemmppaat t iinntteerraakkssi i ddi i rruuaanng g ttaammuu. . PPeerraawwaat t ddaan n kkeelluuaarrgga a JJaamm : : 1111..0000--1111..220 0 ((220 0 mmeenniitt)) S
Saammaa--ssaamma a dduudduuk k lleesseehhaan n ddi i bbaawwaahh, , rruummaah h ttaammppaak k sseeppii TTeemmppaatt : : wwoonnoorreejjo o rrt t 33 Dan klien tidak ada dirumah karena pergi bekerja
Dan klien tidak ada dirumah karena pergi bekerja Deskr
Deskripsi ipsi klien klien : : PenamPenampilan pilan kelukeluarga arga klieklien n tampatampak k rapi, rapi, memkmemkaai aai kaos kaos lengalengan n pendpendek, ek, celancelana a pendependek k selutselutut, ut, ramburambut t pendependek, k, dandan berjalan tidak memakai alas kaki
berjalan tidak memakai alas kaki
Tujuan (berorientasi pada klien) : Klien mendapat dukungan dari keluarga serta keluarga dapat merawat klien Tujuan (berorientasi pada klien) : Klien mendapat dukungan dari keluarga serta keluarga dapat merawat klien
K
Koommuunniikkaassi i VVeerrbbaall KKoommuunniikkaassi i nnoon n vveerrbbaall Analisa Berpusat PadaAnalisa Berpusat Pada Perawat Perawat
Analisa Berpusat Pada Analisa Berpusat Pada
Klien/Keluarga
Klien/Keluarga RasionalRasional P :
P : “S“Selelamamat at sisianang, g, MaMas!s!”” P : meP : menynyapapa, a, beberjrjalalan an memenunujuju anak klien (keluarga)
anak klien (keluarga) K : melihat perawat lalu K : melihat perawat lalu tersenyum
tersenyum
P berharap K mau menerima P berharap K mau menerima P karena ini sudah interaksi P karena ini sudah interaksi kedua
kedua
K senang ada yang K senang ada yang mengajaknya berbicara mengajaknya berbicara
Ucapan salam merupakan Ucapan salam merupakan penghargaan dan perhatian penghargaan dan perhatian perawat terhadap klien atau perawat terhadap klien atau keluarga
keluarga K
K : : ““IIyyaa, , ssiiaanng g MMbbaakk”” K K : : tteerrsseennyyuum m kkeeppaadda a ppeerraawwaatt sambil mempersilahkan duduk sambil mempersilahkan duduk P : membalas senyuman P : membalas senyuman keluarga klien
keluarga klien
P senang karena K mau P senang karena K mau menerima kehadiran P menerima kehadiran P
Keluarga klien menerima Keluarga klien menerima sapaan dari perawat sapaan dari perawat
Keluarga klien menanggapi Keluarga klien menanggapi sapaan perawat. Hal tersebut sapaan perawat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kakak mengindikasikan bahwa kakak klien bisa menerima kehadiran klien bisa menerima kehadiran perawat
perawat P
P : : ““B““Bagaagaimaimana na kabkabar ar MasMas hari ini?” hari ini?” P : memandang K, badan P : memandang K, badan condong ke depan condong ke depan K : menatap P kadang K : menatap P kadang menunduk menunduk P berharap K mau P berharap K mau
mengutarakan sesuatu pada mengutarakan sesuatu pada P
P
K tampak masih malas K tampak masih malas berbicara dengan P berbicara dengan P
Pertanyaan pembuka memberi Pertanyaan pembuka memberi kesempatan klien untuk bebas kesempatan klien untuk bebas mengungkapkan isi hati/ mengungkapkan isi hati/ pikirannya
K : “Ya lumayan senang. Kemarin istri saya sudah melahirkan. Sekarang saya lagi libur kerjanya”
K : menatap perawat P : memperhatikan klien
P merasa senang K mau mulai menceritakan apa yang dirasakan
K menginginkan P mengerti
akan kondisinya Dengan menanyakan kabar maka keluarga akan lebih rileks
P : “Wah selamat ya Mas. Bagaimana Keadaan Bapak sekarang? Apa pendapat Mas tentang Bapak Mas?
P : tersenyum, menatap klien K : tersenyum, memandang perawat
P berharap keluarga mau menceritakan kondisi klien
K merasa senang P mau mengerti kondisinya
Pertanyaan terbuka memberikan kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan pendapat atau cara pandang keluarga terhadap kondisi klien
K : “Ya begitu itu Mbak, kalau pagi kadang sering ngobrol sendiri, tertawa sendiri, kayak ada yang mengajaknya ngomong”
K : menatap perawat sebentar kemudian menunduk
P : memperhatikan keluarga, badan condong ke depan
P merasa senang keluarga mau berbagi cerita tentang keadaan klien
K masih kurang terbuka terhadap P
Mengetahui kondisi klien yang sebenarnya sangat penting untuk menentukan intervensi
selanjutnya
P : “Oooo begitu Mas. Baiklah, Hari ini kita akan mulai berdiskusi tentang masalah yang Bapak Mas alami dan bantuan yang bisa Mas berikan bagaimana?”
P : mengangguk-anggukkan kepala memandang klien K : menunduk
P berharap keluarga mau berdiskusi
K masih kurang terbuka terhadap P
Kontrak tujuan yang jelas membantu keluarga memahami maksud interaksi
K : “Oh iya mbak, gak apa-apa. Kadang saya juga bingung”
K : mengangguk-anggukkan kepala memandang perawat P : kontak mata terhadap klien
P lega karena keluarga mau diajak berdiskusi
K merasa senang ada teman yang bisa diajak cerita untuk menangani kondisi klien
Tujuan interaksi yang jelas sangat penting dalam proses interaksi untuk menentukan arah pembicaraan
P : “Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bapak maunya berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?”
P : mempertahankan kontak mata dengan klien sambil menunjukkan jam
K : menoleh ke arah jam dinding
P berharap K mau menanggapi ucapan P
K mengikuti arahan dari P Kontrak waktu penting dalam interaksi untuk memberikan arahan selama interaksi
K : “Iya bisa mbak sekarang saya juga lagi nganggur”
K : menatap perawat P : memandang klien
P merasa senang karena K mau menanggapi ajakan P
K menunjukkan kesediaannnya untuk berinteraksi dengan P
Kesepakan sebelum interaksi penting untuk meningkatkan hubungan saling percaya P : “Kita mau ngobrol dimana?
Bagaimana kalau di sini?”
P : memandang klien K : menatap perawat
P berharap K mau menerima ajakan P
K tampak berkonsentrasi pada pembicaraan
Kontrak awal penting dalam memberi arahan selama proses interaksi
K : “Iya disini saja. Maaf ya Mbak tempatnya seperti ini”
K : tersenyum sambil membenarkan posisi duduk P : menatap klien
P merasa lega K menerima ajakan P
K menunjukkan kesediaannya untuk berinteraksi
Kesepakan sebelum interaksi penting untuk meningkatkan hubungan saling percaya P : “Oh iya Mas gak apa-apa.
Nah Mas, bapak kan tau kalau Bapak itu kadang berbicara sendiri dan tertawa sendiri ya di rumah? Mas tahu itu sebenarnya Bapak mengalami gangguan apa?”
P : badan condong ke depan, menatap klien
K : memperhatikan perawat, mempertahankan kontak mata
P ingin menggali pengetahuan keluarga terhadap kondisi klien
K konsentrasi terhadap pertanyaan perawat
Pertanyaan terfokus dan terbuka berguna untuk mendapatkan informasi yang spesifik tentang suatu hal
K : “Wah saya tidak tahu Mbak, memangnya kenapa itu?”
K : mengerutkan dahi, menatap perawat
P : memperhatikan respon klien
P senang karena keluarga dapat mengugkapkan pengetahuannya
K memberikan respon terhadap pertanyaan perawat
Pengetahuan awal keluarga tentang kondisi klien dapat menentukan penddidikan kesehatan yang harus diberikan P : “Ya gejala yang dialami
oleh Bapak Mas itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab”
P : menatap klien sambil memberikan penjelasan dengan gerakan tangan
K : memperhatikan perawat
P ingin menjelaskan kepada klien tentang kondisi yang dialami kien
K mulai fokus dan senang atas penjelasan P
Teknik informasi meruapakn teknik komunikasi terapeutik dengan memberikan informasi yang diperlukan klien
K : “Iya Bapak biasanya seperti itu terutama pada pagi hari sebelum berangkat kerja dan sendirian”
K : mengangguk-anggukkan kepala, kontak mata ada P : memperhatikan klien
P senang karena keluarga dapat memberikan tanggapan dari penjelasan yang sudah diberikan
K mulai bersemangat terhadap topik pembicaraan
Tanggapan dari keluarga dapat digunakan sebagai validasi atas kondisi klien
P : “Jadi kalau Bapak Mas itu mengatakan mendengar suara-suara, ada yang mengajaknya ngobrol padahal disitu tidak ada orang sebenarnya suara itu tidak ada”
P : menatap klien,
K : memperhatikan perawat
P berharap pemberian tambahan penjelasan dapat menambah pemahaman klien terhadap penjelsan sebelumnya
K mulai bersemangat terhadap topik pembicaraan
Focusing merupakan salah satu komunikasi terapeutik yang bertujuan memusatkan perhatian klien pada satu pokok bahasan
K : “Oo begitu ya Mbak, kalau saya menganggapnya mungkin Bapak berbicara pada adik saya yang sudah meninggal dulu. Biasanya pas lagi sendirian itu ngomong sendiri Mbak”
K : mengangguk-anggukkan kepala, mengubah posisi duduk P : mempertahankan kontak mata dengan klien
P senang karena keluarga dapat memberikan tanggapan dari penjelasan yang sudah diberikan
K mulai focus dan senang terhadap penjelasan P
Tanggapan dari keluarga dapat digunakan sebagai validasi atas kondisi klien
P : “Iya biasanya hal itu terjadi kalau Bapak sedang sendirian, Bapak biasanya ngomong apa Mas?”
P : memandang klien, bertanya sambil menggerakkan tangan K : memperhatikan perawat
P berharap keluarga dapat memberikan penjelasan yang lebih dalam mengenai kondisi klien
K mulai focus pada interaksi
Penggalian data lebih mendalam penting untuk validasi data
K : “Ndak tahu Mbak, gak jelas ngomong apa suaranya kayak nggremeng”
K : menggelengkan kepala P : memperhatikan klien
P cukup senang terhadap tanggapan klien
K tampak rileks dan mulai terbuka terhadap perawat
Penjelasan keluarga penting sebagai pemahaman keluarga terhadap kondisi klien
P : “Oo begitu. Nah nanti kalau Bapak sudah mulai duduk sendirian dan melamun harus hati-hati Mas. Berarti
P : menatap klien
K : kontak mata dengan perawat
P berharap K mengerti penjelasan yang diberikan
K tampak mengerti penjelasan yang diberikan
Penguatan terhadap penjelasan penting untuk meningkatkan pemahaman
Bapak mengalami halusinasi pendengaran”
K : “Iya-iya Mbak” K : mengangguk-anggukkan kepala
P : tersenyum, focus pada klien
P senang K mengerti akan penjelasan yang diberikan
K tampak paham dari penjelasan
Anggukan kepala meruapakn respon noverbal yang dapat memnandakan bahwa klien (keluarga) mengerti akan penjelasan yang diberikan P : “Biasanya apa yang Mas
lakukan kalau Bapak sudah ngomong-ngomong sendiri?”
P : menjaga kontak mata K : menatap perawat
P berharap K dapat memiiki cara yang tepat dalam menangani klien
K tampak berkonsentrasi terhadap pertanyaan yang diajukan
Pertanyaan terfokus dan terbuka berguna untuk mendapatkan informasi yang spesifik tentang suatu hal
K : “Ya saya biarkan saja. Kalau saya tegur biasanya Bapak nggak ngaku”
K : mengangkat bahu dengan tetap memandang perawat P : mempertahankan kontak mata
P senang mendapatkan respon dari pertanyaannya
K berusaha
mengungkapkan hal yang dilakukan
Tanggapan dari keluarga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mempertimbangkan penjelasan yang akan diberikan selanjutnya
P : “Nanti kalau Bapak mulai berbicara sendiri, mas datangi dan ajak Bapak mengobrol ya. Ngobrol apa saja boleh yang penting Bapak tidak mendengar suara-suara selain suara Mas”
P : memandang klien dengan memberikan penjelasan melaluii gerak tangan
K : Memperhatikan perawat
P berharap klien paham akan penjelasan yang diberikan
K tampak berusaha focus dan memahami penjelasan perawat
Teknik informasi meruapakn teknik komunikasi terapeutik dengan memberikan informasi yang diperlukan klien
K : “Iya Mbak nanti akan saya lakukan”
K : tersenyum sambil menganggukkan kepala P : memperhatikan respon klien
P senang K menyetujian saran yang diberikan
K menyetujui saran perawat
Keluarga klien tampak siap dalam merawat klien
P : “Bapak juga jangan ditinggal sendirian dirumah, Mas. Kalau dirumah sepulang
P : memandang klien dengan memberikan penjelasan melaluii gerak tangan
P berusaha memberikan penguatan dan informasi tambahan untuk
K berkonsentrasi terhadap penjelasan yang diberikan
Penguatan atau informasi tambahan penting untuk lebih meningkatkan pemahaman
kerja Bapak diajak diskusi masalahyang ringan-ringan aja sambil nonton TV atau main sama cucu-cucunya”
K : Memperhatikan perawat meningkatkan pemahaman keluarga atau klien
K : “Iya Bapak itu biasanya sering bercanda sama cucunya”
K : tersenyum, mengubah posisi duduk sambil menunjuk ke arah belakang
P : memperhatikan klien
P senang K memberikan tanggapan yang positif
K dapat memahami penjelasan yang diberikan
Tanggapan yang positif menunjukkan pemahaman klien terhadap penjelasan yang diterima
P : “Nah sekarang bagaimana perasaan Mas setelah kita diskusi tentang halusinasi ini?”
P: memandang klien
K; mendengarkan, tersenyum
P berharap K dapat mengungkapkan perasaan
K tampat rileks dan senang terhadap interaksi
Menggali perasaan keluarga klien dapat digunakan sebagi evaluasi
K : “Iya saya sekarang tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Bapak saya”
K : tersenyum, menatap perawat P : memperhatikan klien
P senang K mau mengungkapkan perasaannya
K menunjukkan respon positif terhadap apa yang telah didiskusikan
Tujuan belajar dapat tercapai ketika tidak terjadi kesenjangan antara tujuan dan hasil belajar P : “Bagus sekali! Coba Mas
ingat lagi bagaimana caranya atau apa yang harus Mas lakukan kalau Bapak sudah mulai ngobrol sendiri?”
P : menatap klien K : memandang perawat P berharap K dapat memahami ucapan P K berusaha memahami perkataan P
Evaluasi diperlukan untuk melihat adakah kesenjangan antara apa yang dijelaskan perawat dengan apa yang dipahami keluarga klien
K : “Ya mengajaknya ngobrol tentang apa saja yang penting tidak dibiarkan sendirian”
K: menjawab sambil berpikir P: tersenyum
P menunjukkan rasa senang terhadap jawaban keluarga klien
K menunjukkan jawaban positif terhadap apa yang dibincangkan P
Mengevaluasi apakah sesuai teori bahwa keluarga klien telah mampu melakukan baik dari afektif, kognitif, psikomotor P : “Mas, kalau Bapaknya
mendengar suara-suara atau mengobrol sendiri, cobalah untuk tidak mendukung atau menggugah halusinasinya!”
P : memandang klien dengan memberikan penjelasan melaluii gerak tangan
K : Memperhatikan perawat
P berusaha memberikan penguatan dan informasi tambahan untuk
meningkatkan pemahaman
K berkonsentrasi terhadap penjelasan yang diberikan
Penguatan atau informasi tambahan serta rencana tindak lanjut penting untuk lebih meningkatkan pemahaman dan kemampuan keluarga dalam merawat klien
K : “Iya Mbak” K : tersenyum
P : memperhatikan klien
P senang K memberikan tanggapan yang positif
K dapat memahami penjelasan yang diberikan
Tanggapan yang positif menunjukkan pemahaman klien terhadap penjelasan yang diterima
P : “Bagaimana kalau kita besok ngobrol lagi tentang cara merawat Bapak?“
P : menatap klien K : menoleh ke belakang
P berharap K mau untuk diajak interaksi selanjutnya
K tampak mulai bosan Terminasi dan kontrak yang akan dating penting untuk
meningkatkan interaksi dan membina hubungan saling percaya
K : “Oh iya tidak apa-apa. Mungkin besok agak siang aja Mbak biar bisa ketemu sama Bapak”
K : mengangguk, menatap perawat
P : tersenyum
P merasa senang K mau diajak interaksi selanjutnya
K menyanggupi ajakan P Proses terminasi penting untuk mengakhiri terminasi
P : Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau jam 11?”
P : menatap klien K : menoleh ke belakang
P berharap mendapatkan waktu yang pasti untuk pertemuan se
K ingin segera mengakhiri interaksi
Terminasi untuk menentukan kontrak selanjutnya
K : “Iya Mbak jam segituan biasanya Bpak sudah pulang”
K : menolehh ke arah jam dinding
P : mmperhatikan klien
P senang K memberi tanggapan atas pertanyaannya
K menyetujui ajakan P Kesepakatan kedua belah pihak penting untuk meningkatkan hubungan saling pecaya P : “Baik Mas, saya permisi
dulu. Selamat Siang”
P : berdiri, mengulurkan tangan untuk berjabat tangan
K : berjabat tangan
P berharap K mau berjabat tangan
K memahami maksud P Salam merupakan tanda perpisahan dari interaksi yang telah dilakukan
K : “Siang Mbak. Terima kasih banyak”
K : tersenyum, berjalan ke pintu mengantarkan perawat pulang P : berjalan ke arah pintu
P merasa lega K kooperatif selama interaksi
K tamapak senang selama interaksi
Proses terminasi penting untuk mengakhiri terminasi
Kesan perawat:
Perhatian dan fokus keluarga serta semangat keluarga dalam merawat klien cukup baik. Akan tetapi kadang kontak mata masih kurang dan kadang klien kurang fokus selama interaksi karena menoleh ke belakang.