REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐1 BAB I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
Pasar tradisional merupakan tempat jual‐beli yang masih mempertahankan tradisi atau kultur daerah setempat. Walaupun tradisi yang dianut daerah A dan B berbeda, namun ada hal yang mutlak dimiliki oleh pasar tradisional yakni ritual tawar‐menawar.
(http://andytri.wordpress.com/2009/11/09/dilema‐pasar‐tradisional‐di‐solo/)
Setelah berkembangnya era modernisasi yang semakin berjaya, membuat pasar tradisional ini semakin terpinggirkan. Menurut survei AC Nielsen pada 2004‐2006 pertumbuhan pasar tradisional mengalami penurunan sebesar 8,1% karena terdesak oleh pasar modern yang jumlahnya tumbuh mencapai 31,4%. (http://lipsus.kompas.com/vonisantasari/read/2008/08/26/19170340/Senja.Kala.Pasar.Tradi sional) Tabel I.1. Pendapat Konsumen Sumber: AC Nielsen
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA
Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐2
Adanya pasar modern yang menjamur tersebut senantiasa lebih menarik konsumen daripada harus pergi ke pasar tradisional yang dituntut untuk menawar barang, tempat yang kotor, orang‐orang yang berdesakan, dan lain‐lain. Akan tetapi, terpinggirkannya keberadaan pasar tradisional akan berdampak hilangnya mata pencarian masyarakat yang memberi dampak juga terhadap sisi sosial—interaksi sosial dan ekonomi pada kota tersebut. (http://andytri.wordpress.com/2009/11/09/dilema‐pasar‐tradisional‐di‐solo/)
Kota Surakarta, atau yang lebih dikenal sebagai Kota Solo, beberapa tahun terakhir ini gencar menyuarakan slogan “The Spirit of Java”. Pemilihan slogan ini bertujuan untuk membangun image Kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. Hal ini tidak lepas dari harapan masyarakat dan pemerintah Kota Solo untuk menghidupkan kembali dan mengenalkan budaya Jawa pada masyarakat luas, baik domestik maupun mancanegara. Lebih lanjut, slogan Kota Solo tersebut direalisasikan melalui penataan infrastruktur kotanya. Salah satu penataan tersebut yakni penataan bangunan pasar yang sudah ada sejak dulu, jauh sebelum bermunculan pusat perbelanjaan modern. Pasar‐pasar tradisonal yang ada telah menjadi penggerak roda perekonomian Kota Solo. Berikut peta lokasi dan daftar pasar tradisional yang ada di Kota Solo: Gbr I.1. Pemetaan Pusat Perdagangan Kota Surakarta Sumber: Kompas, Jumat, 17 Februari 2006
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA
Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐3
Tabel I.2. Pasar Tradisional di Surakarta
No Nama Pasar Klasifikasi Luas (m2) Lokasi
1 AYAM IIB 11.220 Jl. Serang Semanggi Pasar
Kliwon
2 AYU BALAPAN IIB Jl. Monginsidi Kestalan
Banjarsari
3 BAMBU IIIB Jl. Tentara Genie Pelajar
Nusukan Banjarsari 4 BANGUNHARJO IIIA 1.116 Jl. KS. Tubun Manahan
Banjarsari
5 BESI TUA IIIB 15.120 Jl. Serang Semanggi Pasar Kliwon
6 BUAH JURUG IIIA 700 Jl. KH. Maskur Jebres Jebres
7 DEPOK IIB 4.480 Jl. Balekambang Lor/Depok
Manahan Banjarsari 8 GADING IIIA 2.293 Jl. Veteran Pasar Kliwon
Pasarkliwon
9 GEDE IB 5.821 Jl. Jend. Urip Sumoharjo
Sudiroprajan Jebres 10 HARJODAKSINO IB 8.997 Jl. Kom. Yos Sudarso
Danukusuman Serengan
11 JEBRES IIB 1.461 Jl. Prof. W.Z. Yohanes
Purwodiningratan Jebres
12 JOGLO IIIB 101 Jl. Kol. Sugiyono Kadipiro
Banjarsari
13 JONGKE IB 12.253 Jl. Dr. Rajiman Pajang Laweyan 14 KABANGAN IIB 1.833 Jl. Dr. Radjiman Sondakan
Laweyan
15 KADIPOLO IIB 150 Jl. Dr. Radjiman Penularan Laweyan
16 KEMBANG IIB 1.409 Jl. Dr. Radjiman Sriwedari Laweyan
17 KLEWER IA 13.462 Jl. Dr. Rajiman Gajahan Pasar Kliwon
18 KLIWON IIB 2.301 Jl. Kapten Mulyadi
Kedunglumbu Pasar Kliwon 19 LEDOKSARI IIA 499 Jl. Jend. Urip Sumoharjo
Purwodiningratan Jebres
20 LEGI IA 16.640 Jl. Jend. S. Parman Stabelan
Banjarsari
21 MEBEL IIB 6.820 Jl. A. Yani Gilingan Banjarsari 22 MOJOSONGO IIIA 1.088 Jl. Brigjen Katamso Mojosongo
Jebres 23 MOJOSONGO
PERUM
IIIB 1.458 Komplek Jl. Sibela Mojosongo Jebres
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA
Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐4
24 NGEMPLAK IIIA 947 Jl. A. Yani Gilingan Banjarsari
25 NGUMBUL IIIB 450 Jl. RM. Said Manahan
Banjarsari
26 NUSUKAN IB 6.531 Jl. Kapten P. Tendean Nusukan Banjarsari
27 PENUMPING IIB 1.200 Jl. Sutowijoyo Penumping Laweyan
28 PURWOSARI IIA 1.272 Jl. Brigjen Slamet Riyadi Sondakan Laweyan
29 REJOSARI IIA 248 Jl. Sindutan Purwodiningratan Jebres
30 SANGKRAH IIIA 1.122 Barat Stasiun KA. Sangkrah Sangkrah Pasar Kliwon 31 SINGOSAREN IB 4.900 Jl. Gatot Subroto Kemlayan
Serengan
32 SIDODADI IIA 844 Kleco/Jl. Brigjend Slamet Riyadi Karangasem Laweyan
33 SIDOMULYO IIIA 3.365 Jl. S. Parman Gilingan Banjarsari 34 TANGGUL IIB 2.400 Jl. RE. Martadinata Sewu Jebres 35 TUNGGULSARI IIIA 740 Jl. Untung Suropati Semanggi
Pasar Kliwon
36 TURI SARI IIA 2.750 Jl. RM. Said Mangkubumen Banjarsari
37 WINDUJENAR IIB 1.531 Jl. Seram Keprabon Banjarsari Keterangan:
Pasar Kelas I yakni pasar dengan ketentuan bangunan fisik permanen, letak pasar di lokasi yang strategis dan luas, jenis barang yang diperjual‐belikan lengkap, dan jangkauan pelayanan meliputi seluruh wilayah kota. Pasar Kelas II yakni pasar dengan ketentuan bangunan fisik permanen, letak pasar di lokasi yang cukup strategis dan luas, jenis barang yang diperjual‐belikan lengkap, dan jangkauan pelayanan meliputi beberapa lingkungan permukiman. Pasar Kelas III yakni pasar dengan ketentuan bangunan fisik permanen, letak pasar di lokasi permukiman penduduk, jenis barang yang diperjual‐belikan tidak lengkap, dan jangkauan pelayanan meliputi satu wilayah permukiman. Sumber: http://www.surakarta.go.id/news/pasar.tradisional.html dan www.bappeda.surakarta.go.id
Pasar yang rencananya ditata kembali oleh pemerintah Kota Solo, salah satunya adalah Pasar Jongke. Pasar Jongke diresmikan pada tanggal 19
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina Janua terleta Jongk jongke/ denga strate pelaya pendu (http:// l=high& 314021 G menu Kota khusu (http:// Jongk ekster POM BEN MANDIRI AR TRADISIONA ‐ 12704 ri 1992 oleh ak di Jl. Dr. e keluraha /) Pasar Jo an ketentua egis dan luas anan melipu uduk. /digilib.petra.a &submitval=ne 127‐5952‐pasa Gbr I.2. Lokasi Foto: Google E Keberadaa rut Benny Surakarta, usnya untu /www.antaraja e yang str rnal. Berikut NSIN I FINANCE AL JONGKE, SU h walikota So Rajiman Pa n Laweyan ngke merup an banguna , jenis baran uti seluruh ac.id/viewer.ph ext&fname=%2 ar_tradisional‐c Pasar Jongke. Earth, Survei La an Pasar Jon Nurtjahjo— hingga saat k pembang ateng.com/det rategis tida t identifikasi URAKARTA olo, Hartom ajang Lawey . (http://labu pakan pasa n fisik perm ng yang dipe wilayah ko hp?page=8&su 2Fjiunkpe%2Fs chapter2.pdf) JL. Dr. Rajiman apangan (Agus ngke yang st —Kepala Kan t ini peluan gunan Pasa tail/index.php? k lepas da masalah ya SUNGA o. Secara ad yan, berada ucyd.blog.uns.a r dengan k manen, leta erjual‐belikan ta—melayan ubmit.x=12&su s1%2Feman%2 n, Pajang, Lawe tus 2010 & Sep trategis seba ntor Penana ng pemodal ar Jongke ?id=31817) Na ari permasa ng terjadi di AI PREMULUN dministratif, dalam wilay ac.id/2009/04/ kategori IB, ak pasar di n lengkap, d ni sekitar 5 ubmit.y=16&su F2006%2Fjiun eyan, Surakarta ptember 2010 agai sektor p man Moda l menanam masih te amun, kebe alahan inter i Pasar Jongk NG I‐ Pasar Jongk yah kampun /16/profil‐pasa yakni pasa i lokasi yan an jangkaua 50.000‐60.00 ubmit=next&qu kpe‐ns‐s1‐200 a ) perdaganga l Pemerinta kan investa rbuka leba eradaan Pasa rnal maupu ke: ‐5 ke ng ar‐ ar ng an 00 ua 6‐ n, ah asi ar. ar un
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina ‐ Pemb bersih bau (k basah (kelom (http:// l=high& 314021 ‐ Di Pa pemo pedag karen manaj kesad ini pe pedag Kel kot AR TRADISIONA ‐ 12704 Foto: Google E agian zona h (kelompok kelompok ha h (kelompok mpok ikan ba /digilib.petra.a &submitval=ne 127‐5952‐pasa asar Jongke otongan ung gang memili a sering d jemen dan aran dari pa erlu disikapi gang. Kelompok Kelompok Ko yang Tidak Ba ompok bau, b tor dan busuk AL JONGKE, SU Gbr I.3. Tata Earth, Survei La pada Pasa k jasa, kelom asil bumi da sayur dan b asah dan da ac.id/viewer.ph ext&fname=%2 ar_tradisional‐c e, terdapat ggas, namu h los di dal dikunjungi
hak atas ara pedagan i secara teg k Bersih otor au basah, k URAKARTA Letak Lapak/K apangan (Agus r Jongke tid mpok warun an buah‐bua bumbu), kel ging). hp?page=10&s 2Fjiunkpe%2Fs chapter2.pdf) t los khusu n tidak dim am bangun pembeli. K los yang ng tersebut gas oleh pe Kios Pedagang tus 2010 & Sep dak terlihat g, toko), ke ahan), kelom ompok bau, submit.x=14&s s1%2Feman%2 us pedagan manfaatkan an utama p arena peda disewannya untuk meng engelola pas Ke ya ptember 2010 t jelas, anta lompok kot mpok kotor y , basah, kot submit.y=8&su F2006%2Fjiun ng daging dengan ba pasar yang le agang mera , maka ku ggunakan lo sar dan kes elompok Koto ang Tidak Bau Kelompo yang Tida Kelompok I‐ ) ara kelompo or yang tida yang bau da tor dan busu ubmit=next&qu kpe‐ns‐s1‐200 dan tempa aik. Sebagia ebih strateg asa memili rang adany os khusus. H sadaran par or u k Kotor ak Bau Bersih ‐6 ok ak an uk ua 6‐ at an gis ki ya al ra
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina Foto: ‐ Tidak pasar yang memu yang t keada menju pengh konsu bangu Gb Los di bangu AR TRADISIONA ‐ 12704 Google Earth, adanya sign membuat p dijual ole ungkinkan u tidak terliha Wacana d aan Pasar Le ual berbagai hidup di lua umennya. K unan pasarn br I.5. Tidak Ad Foto: Survei La Sep Los unan utama AL JONGKE, SU Gbr I.4. Ped Survei Lapang nage dan tin pembeli tida eh pedanga untuk dijang t. alam harian doksari, Sur i kebutuhan ar Pasar Led Keadaan ya nya. Sepi, su a Signage yang apangan, Agus ptember 2010 s khusus dagi URAKARTA dagang Daging gan (Agustus 20 ngginya lapak ak dapat m an lain, d gkau menja n Solopos, pa rakarta, yang n seperti say doksari dan ang berbed nyi dan lang
g Mendukung tus 2010 & ng dan Unggas 010, Septembe k/kios denga elihat keber an lapak/k adi lebih ra ada Jumat, 7 g didominas yur, buah, ke menjadi d a akan te gka pedagan Temp dan t yang er 2010 & Juni an letak stat radaan bara kios yang mai daripad 7 Juli 2006 m i pedagang o embang, sea aya tarik te rlihat ketik ng. Hal ini t pat pemotong empat penjua masih hidup I‐ 2011) tegis di dalam ang daganga terlihat da da lapak/kio menyebutka oprokan yan akan menja ersendiri ba ka memasu terjadi karen gan unggas alan unggas ‐7 m an an os an ng di gi ki na
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA
Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐8
pedagang di dalam pasar yang tadinya menjual bumbu masak, beralih profesi sebagai pedagang pakaian bekas, sejak tahun 1980‐an. Alih profesi ini disebabkan karena minimnya penghasilan pedagang bumbu masak.
Masalah pedagang oprokan ini terjadi pula di pasar tradisional lain seperti Pasar Hardjodaksino, Pasar Legi, atau pasar‐pasar lainnya. Beberapa pedagang oprokan disebut‐sebut merupakan pedagang yang berasal dari dalam yang kemudian berdagang di luar karena secara ekonomis dinilai menguntungkan.
Setelah melakukan survei di Pasar Jongke, ternyata keadaan yang sama terlihat seperti yang terjadi di Pasar Ledoksari, Pasar Harjodaksino, Pasar Legi, atau pasar‐pasar lainnya, yakni : Gbr I.6. Claim Ruang oleh Pedagang Oprokan pada Akses Masuk Pasar Foto: Survei Lapangan, Agustus 2010 & September 2010 ‐ Terjadi claim ruang oleh pedagang oprokan sehingga mengganggu pedagang di dalam bangunan pasar yang menjual dagangan terkait lapak/kios yang tidak strategis dengan akses konsumen.
‐ Adanya ruas jalan yang semestinya menjadi hak pedestrian atau pejalan kaki justru dijadikan sebagai pasar/pedagang oprokan yang menyebabkan sirkulasi pembeli terganggu. Ruang untuk pedestrian menjadi lebih sempit dengan adanya pedagang tersebut. Akses masuk bangunan pasar Akses masuk pasar
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐9 Gbr I.7. Kondisi Ruang Pedestrian di Luar Bangunan Foto: Survei Lapangan, Agustus 2010 & September 2010 Budayawan dan Sejarawan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Soedarmono S.U, dalam harian Solopos, pada Selasa, 18 Juli 2006 mengatakan, pasar tradisional merupakan sisa‐sisa social and cultural heritage di Kota Solo yang hukumnya wajib untuk dilestarikan. Pasar tradisional adalah bentuk nyata ruang interaksi warga yang pekat dengan dimensi silaturahim, egaliter, dan berujung pada eksistensi ruang dialog warga kota secara lintas atribut‐atribut sosial.
‐ Pada Pasar Jongke, ruang pedestrian yang sempit menjadi tidak potensial untuk membangun interaksi sosial antar sesama pejalan kaki, karena ruang geraknya menjadi lebih sedikit dan menganggu pejalan kaki yang lain, apabila antar sesama pejalan kaki melakukan interaksi. Ruang pedestrian yang menyempit Ruang pedestrian yang efektif Gbr I.8. Kondisi Ruang Pedestrian di Dalam Bangunan Foto: Survei Lapangan, Agustus 2010 & September 2010
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina Penge ‐ Di ka pemb segala disele (http:// al=high 2006‐3 penge kanto kebut Seped AR TRADISIONA ‐ 12704 elola Pasar d Foto: S antor penge ukuan, pem a masalah t esaikan dicar /digilib.petra.a h&submitval=n 31402127‐5952 elola yang a r pengelola tuhan pasar, Gbr I.1 Yayasa Pasar Jong da Ngapema AL JONGKE, SU dan Fasilitas Gbr I. Survei Lapanga elola segala meliharaan, d terkait deng ri jalan kelua ac.id/viewer.ph next&fname=% 2‐pasar_tradisi aktivitasnya berdekatan sehingga da 10. Koperasi Pe an Persatuan P Foto: Sur gke merupa an dan Pasar URAKARTA s Pasar .9. Kantor Peng n, Agustus 201 aktivitas d dan lain‐lain gan sistem o arnya. hp?page=13&s %2Fjiunkpe%2F ional‐chapter2 sesuai den dengan par apat dengan edagang Seped Pedagang Sepe vei Lapangan, kan gabung r Jongke seb gelola 10 & Septembe diatur, dari n. Dan di ka operasional submit.x=13&s Fs1%2Feman% 2.pdf) Pasar Jo ngan ketent rkir distribus n mudah me da Surakarta (K eda Surakarta ( Juni 2011 an dua pasa bagai sentra er 2010 pembayara antor penge pasar yang submit.y=11&s 2F2006%2Fjiu ongke ini me tuan di ata si barang ya ngontrol pe KPSS) & YPPSS) ar tradisiona oleh‐oleh k I‐1 an registras elola ini pul g tidak dapa submit=next&q nkpe‐ns‐s1‐ emiliki kanto s. Selain it ng menyupl ndistribusian al yakni Pasa khas Solo. Id 10 si, a, at qu or u, ai n. ar de
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina pendi lokasi (http:// ‐ Saat i lain, p sendir merup sehing Pasar nama masjid baik musho Gb AR TRADISIONA ‐ 12704 rian pasar in Pasar S /labucyd.blog. ni perdagan padahal perd ri. Tidak b pakan salah gga penanda Jongke juga saja. Selain d yang ters karena luas olla. r I.11. Kondisi Menjad Foto: Survei AL JONGKE, SU ni berasal da Sepeda Ng uns.ac.id/2009 ngan sepeda dagangan se beroperasin satu pemic a seperti gam a memiliki k n itu, Pasar J edia tidak d san yang te Kios Sepeda ya i Warung Mak i Lapangan, Jun URAKARTA ari pemerint gapeman 9/04/16/profil‐
a di Pasar Jo epeda merup ya kegiata cu lunturnya mbar di atas koperasi lain Jongke mem dapat mewa ersedia terl Gbr I.12. Kop Foto: Surve S ang Berubah kan ni 2011 tah, yang sal akan diba ‐pasar‐jongke/ ongke sudah pakan kekha an perdaga a nilai sosial s terkesan se n, meskipun miliki masjid adahi aktivit alu kecil, s perasi Pasar da i Lapangan, Ag September 201 lah satu seb angun Hot /) h tergantika asan dari Pas angan sepe budaya di P ebagai papan terkesan se di dalam p tas sholat ju sehingga te n Masjid Pasar gustus 2010 & 10 I‐1 abnya karen tel Novote n oleh usah sar Jongke it eda tersebu Pasar Jongk n nama saja. ebagai papa asar. Namu umat denga rlihat seper r 11 na el. ha tu ut e, . an n, an rti
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina Area P ‐ Karen sehing ‐ Hanya denga lebar AR TRADISIONA ‐ 12704 Parkir dan S Foto: Google E na adanya pa gga mengak a terdapat an sirkulasi dibandingka Foto: S AL JONGKE, SU Sirkulasinya Gbr I.1 Earth, Survei La asar, JL. Dr. ibatkan kem satu sirkula utama adala an jalan‐jalan Gbr I.14. A Survei Lapanga URAKARTA 3. Akses Trans apangan (Agus Rajiman Pa macetan yang asi utama k ah jalan pad n lainnya. Akses Pintu Ma n, Agustus 201 1. 2. 3. sportasi tus 2010 & Sep jang, Lawey g mengangg keluar‐masuk da pintu ma asuk Pasar 10 & Septembe Pintu masuk Tidak terda sebagai ident Pintu masuk Pintu mas penduduk di ptember 2010 yan menjadi gu mobilitas. k pasar. Ya asuk dan jala
er 2010 utama di se pat papan titas banguna di sebelah tim suk dari sebelah bara I‐1 ) tidak teratu ng dimaksu an yang leb
ebelah selatan nama pasa an. mur. permukima at. 12 ur ud ih n. ar an
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina untuk menja yang perpa tersed (http:// al=high 2007‐3 16, de PARKI PARKI Tidak identi kios d meng keber AR TRADISIONA ‐ 12704 Kapasitas k menampun adi penimba memadai d arkiran dibe dia juga dipis /digilib.petra.a h&submitval=n 31403011‐8395 Keadaan a engan uraian Foto: Google E R MOTOR PAR R BECAK adanya pap tas banguna i depan ban akibatkan ti radaan bang AL JONGKE, SU parkir adal ng kendaraa ang utama d dengan ting dakan sesu sahkan agar ac.id/viewer.ph next&fname=% 5‐wonokromo_ area parkir n sebagai be Gbr I.15. A Earth, Survei La RKIR MOTOR PARKIR M pan nama pa an dan adan gunan utam dak terlihatn unan utama URAKARTA ah kemamp an ataupun dari pengelo gkat keaman ai dengan r teratur dan hp?page=21&s %2Fjiunkpe%2F _dtc‐chapter2.
di Pasar Jon erikut: rea Parkir di Pa apangan (Agus PAR MOTOR sar sebagai ya jajaran ma pasar nya a dari jalan. puan suatu sarana pen ola untuk me nan yang t karakteristik n agar penga submit.x=10&s Fs1%2Feman% pdf) ngke terlihat asar Jongke tus 2010 & Sep RKIR MOTOR PARKIR PARKIR M area parkir nunjang pas emberikan f inggi. Selain k kendaraan wasannya le submit.y=12&s 2F2007%2Fjiu t seperti ga ptember 2010 PARKIR M R MOTOR & P MOBIL DISTR MOBIL I‐1 dalam pasa sar. Kapasita fasilitas park n itu, siste n. Area yan ebih mudah. submit=next&q nkpe‐ns‐s1‐ mbar 15 da ) MOTOR PARKIR RIBUSI 13 ar as kir m ng . qu an
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA
Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐14
‐ Tidak tersedia area parkir khusus, baik untuk motor pedagang, mobil dan motor pengunjung maupun untuk mobil distribusi barang. Parkir becak juga tidak tersedia dengan baik, sehingga menganggu sirkulasi pada pintu masuk. Gbr I.16. Parkir Kendaraan Konsumen dan Kendaraan Distributor Foto: Survei Lapangan, Agustus 2010, September 2010 & Juni 2011 ‐ Tidak tersedianya area parkir khusus menyebabkan parkir kendaraan di pasar ini tidak tertata dengan baik dan diletakkan di beberapa area sekitar pasar sesuai letak pintu masuk pasar. Bahkan, parkir kendaraan pedagang diletakkan di dalam bangunan pasar.
‐ Tersedia posko keamanan yang dapat berfungsi mengawasi keluar masuknya kendaraan. Namun dari dua posko yang disediakan, hanya satu yang beroperasi dengan baik, sedangkan posko yang lain digunakan sebagai tempat duduk‐duduk. Gbr I.17. Posko Keamanan Foto: Survei Lapangan, Juni 2011
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina Sirkul ‐ Kenda Troli/k dalam sirkula Akses masu dan tertata tercampur AR TRADISIONA ‐ 12704 asi di Dalam Gb Foto: Google E araan dist kendaraan y m bangunan asi pedestria uk pasar tidak dengan baik, dengan parki Kendaraa barang m AL JONGKE, SU m dan Luar B br I.18. Sirkula Earth, Survei La tribusi be yang akan d n dapat me an. k teratur , dan r becak. n bermotor d emasuki bang URAKARTA Bangunan si di Dalam dan apangan (Agus ercampur digunakan un engganggu p Ruang pede sehingga pe haknya unt dengan baik dan becak yan gunan pasar, n Luar Bangun tus 2010 & Sep dengan ntuk menga parkir kons estrian dilewa engunjung tid uk berjalan d k. ng akan mend mengganggu an ptember 2010 kendaraan ntar barang umen dan ati kendaraan dak mendapat i ruang pedes distribusikan u pejalan kaki Parkir I‐1 ) konsume g distribusi k menggangg n, tkan strian i. 15 n. ke gu
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina ‐ Tidak melet meng Area S WC dan WC dan Renda kuli badan pada AR TRADISIONA ‐ 12704 Foto: S tersediann takkan bara anggu konsu Service Foto: Google E n Tempat pen n Lapak pedag ahnya lapak p panggul nya untuk m lapak tersebu AL JONGKE, SU Gbr I.19. Sir Survei Lapanga nya sarana ang pada l umen ketika Gbr I.20. WC Earth, Survei La nggilingan dag gang pedagang me membungk meletakkan ut URAKARTA rkulasi di Dalam n, Agustus 201 yang mem lapak peda a memanggu Umum yang Ti apangan (Agus ging Tun ped de ped embuat kukkan barang B m Bangunan 10 & Septembe madai untu gang dan ul di akses ke idak Memadai tus 2010 & Sep
na Netra yan destrian tid ngan nyam destrian terla Buruh gendon er 2010 uk kuli pa buruh gen eluar‐masuk ptember 2010 WC dan Lap WC dan Lap ng berjalan d ak dapat b man karena alu sempit. ng I‐1 nggul ketik ndong yan pasar. ) ak pedagang pak pedagang di ruang berjalan ruang 16 ka ng
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina ‐ Lapak seolah pemb untuk itu, d limba lapak (kelom Pasar salura tempa dan m ‐ Waru dan p G AR TRADISIONA ‐ 12704 k pedagang h‐olah men agian ruang Lingkunga k menghilang ibutuhkan s h/tempat pe pedagang mpok ikan b Jongke tid an pembuan at yakni pad membuat akt Gbr I Foto: S ng makan d embuangan Gbr I.22. Salura Foto: Survei La AL JONGKE, SU terletak be njadi bagian g untuk pria d n yang bers gkan image sistem utilita embuangan dengan kelo basah dan d ak terdapat ngan yang da ruang ped tivitas berbe .21. Pembuang Survei Lapanga i dalam pas sampah yan an Pembuanga apangan, Agust 2010 URAKARTA erdekatan d n dari lapa dan wanita. sih di pasar pasar tradis as yang baik cairan/tem ompok daga daging), yan t IPAL (Inst baik. Pemb destrian, seh elanja menja gan Air Kotor d n, Agustus 201 ar tidak me ng baik. n pada Warun tus 2010 & Sep dengan WC k pedagang tradisional m sional yang k, misalnya pat aliran da angan bau, ng kemudia talasi Penya uangan dila hingga meni adi tidak nya di Ruang Pedes 10 & Septembe miliki salura R be ko ng Makan ptember C umum. W g. Selain it merupakan kotor dan b tempat pem arah berupa basah, koto n disalurkan aringan Air akukan pad mbulkan ba man. strian er 2010 an pembuan uang pedestr ecek, jarang d onsumen. I‐1 WC umum i u, tidak ad modal utam becek. Karen mbuangan a a parit kecil
or dan busu n ke IPAL. D Limbah) da a sembaran u tidak seda ngan air koto rian yang dilewati 17 ni da ma na air di uk Di an ng ap or
RE G EDESAIN PASA aluh Oktavina disedi menja Selain yang luar b (http:// al=high 2006‐3 Foto: ‐ Letak sebag timur ‐ Samp Jongk Namu lapak denga Samp ruang AR TRADISIONA ‐ 12704 Selain tem iakan bebe aga kebersih n itu, sebuah pada akhirn angunan. /digilib.petra.a h&submitval=n 31402127‐5952 Gbr Google Earth, tempat pe gai lahan par . ah‐sampah e, diangkut un, letak te pedagang, s an baik. Sel
ah‐sampah g pedestrian. AL JONGKE, SU mpat pemb rapa tempa han pada la h shaft kecil nya dibuang ac.id/viewer.ph next&fname=% 2‐pasar_tradisi I.23. Tempat P Survei Lapang mbuangan rkir bagi pen yang ada di oleh truk sa mpat pemb sehingga sam
ain itu tida yang harus . URAKARTA uangan air at sampah pak pedaga l disediakan ke tempat hp?page=14&s %2Fjiunkpe%2F ional‐chapter2 Pembuangan S gan (Agustus 20 sampah sem ngunjung yan i tempat pe ampah setia buangan sam mpah yang h k ada tong segera dib limbah, di yang dise ang maupun untuk luba pembuanga submit.x=13&s Fs1%2Feman% 2.pdf) Sampah Semen 010, Septembe mentara di ng akan mas mbuangan s p hari kuran mpah seme harus segera sampah di buang menja dalam pas diakan per n pada ruan ng pembua an sampah submit.y=14&s 2F2006%2Fjiu ntara er 2010 & Juni Pasar Jongk suk melalui sampah sem ng lebih puk ntara berja a dibuang tid setiap lapa adi tertump I‐1 sar sebaikny blok untu g pedestria ngan sampa sementara submit=next&q nkpe‐ns‐s1‐ 2011) ke digunaka pintu sebela mentara Pasa ul 09.00 WI uhan denga dak terwada ak pedagan puk di sekita
18 ya uk n. ah di qu an ah ar B. an hi g. ar
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐19 Gbr I.24. Timbunan Sampah di Ruang Pedestrian Foto: Survei Lapangan, Agustus 2010 & September 2010
Dari hasil identifikasi di atas, rencana Pemerintah Kota Solo untuk membenahi beberapa pasar tradisional seperti Pasar Jongke ini perlu direalisasikan, mengingat keberadaan pasar ini cenderung bermasalah dari segi fisik yang dapat berdampak pada segi social and cultural heritage. Sehingga redesain Pasar Tradisional Jongke, layak dilakukan.
I.1.2 Latar Belakang Permasalahan
Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi seorang atau lebih pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya, sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang. Kelayakan tempat transaksi menjadi pertimbangan utama kedua belah pihak. Akan tetapi, “layak” dalam hal ini adalah menjadi relatif jika dihubungkan dengan kemampuan dan kondisi hidup yang dihadapi terutama oleh konsumen. “layak” bagi golongan penduduk yang berpenghasilan tinggi akan berbeda dengan “layak” bagi golongan penduduk yang berpenghasilan rendah.
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA
Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐20
Keberadaan pasar tradisional yang memiliki image ruang kumuh dan kotor, menjadi nilai kurang (“tidak layak”) bagi konsumen karena ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan. Pengolahan tatanan ruang dalam dan ruang luar yang terbentuk dan terpola serta mempertahankan budaya Pasar Jongke sebagai pasar tradisional di Kota Solo, dapat menimbulkan sebuah pengalaman meruang bagi pemakainya. Selain itu, interaksi sosial menjadi lebih kental terjadi di Pasar Jongke, mengingat intensitas interaksi di pasar tradisonal seperti Pasar Jongke ini tidak ditemukan di pasar modern. Ini terjadi karena mekanisme transaksinya menggunakan metode tawar menawar. Pedagang (produsen) dan pembeli (konsumen) dapat secara langsung berkomunikasi dan saling mengenal lebih jauh, bukan hanya menyangkut barang yang diperdagangkan tetapi juga menyangkut hal lainnya, termasuk tentang budaya masing‐masing yang terkait dengan jenis masakan dan cara berpakaian. Di pasar tradisional telah berkumpul dan berinteraksi dengan damai para anggota masyarakat dari ragam latar belakang suku dan ras, mulai dari Keturunan Arab, Cina, Batak, Padang, Sunda, Jawa, Madura, Bugis serta lainnya. (www.usdrp‐ indonesia.org/files/downloadCategory/72.pdf) Namun, pemakai ruang yang berbeda budaya, ketika menafsirkan perilaku masing‐masing, dapat salah menafsirkan hubungan, aktivitas, dan emosi. Hal ini menyebabkan keterasingan dalam pertemuan atau komunikasi—berinteraksi menjadi menyimpang. (Hall, 1969)
Studi budaya dalam teori proksimitas mempelajari tentang seseorang dalam keadaan emosional yang berbeda selama kegiatan yang berbeda, dalam hubungan yang berbeda, dan pada waktu yang berbeda serta konteks yang berbeda pula untuk mengetahui persoalan kompleks, dan persoalan multidimensi. (Hall, 1969)
Teori proksimitas di atas, dapat digunakan sebagai dasar rancangan Pasar Jongke sebagai ruang budaya yang tidak sekedar menjadi ruang jual beli/ruang transaksi, tetapi lebih dari itu Pasar Jongke dapat menjadi ruang yang mewadahi segala macam ekspresi perilaku dan nilai yang melekat dalam
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA
Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐21
masyarakat, serta dapat mendorong suasana yang bersifat saling melakukan aksi—interaktif antar pemakai ruang.
Oleh karena itu, dengan pendekatan teori proksimitas diharapkan wujud rancangan pasar tradisional melalui pengolahan tatanan ruang dalam maupun ruang luar dapat membantu perilaku pemakai ruang menjadi lebih interaktif, dan seyogyanya dapat menimbulkan image baru tanpa meninggalkan tradisi dan budaya/kultur dari daerah setempat.
I.2 RUMUSAN PERMASALAHAN
Bagaimana wujud rancangan Pasar Tradisional Jongke di Surakarta yang bersuasana interaktif melalui pengolahan tatanan ruang dalam dan ruang luar dengan pendekatan teori proksimitas? I.3 TUJUAN DAN SASARAN I.3.1 Tujuan Terwujudnya Pasar Tradisional Jongke di Surakarta yang bersuasana interaktif melalui pengolahan tatanan ruang dalam dan ruang luar dengan pendekatan teori proksimitas. I.3.2 Sasaran a. Terwujudnya Pasar Tradisional Jongke di Surakarta yang bersuasana interaktif melalui pengolahan tatanan ruang dalam dan ruang luar.
‐ Terwujudnya Pasar Tradisional Jongke di Surakarta yang bersuasana interaktif melalui pengolahan tatanan ruang dalam.
‐ Terwujudnya Pasar Tradisional Jongke di Surakarta yang bersuasana interaktif melalui pengolahan tatanan ruang luar. b. Terwujudnya Pasar Tradisional Jongke di Surakarta yang bersuasana interaktif melalui pengolahan tatanan ruang dalam dan ruang luar dengan pendekatan teori proksimitas.
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐22 I.4 LINGKUP STUDI I.4.1 Materi Studi I.4.1.1 Lingkup Spatial Bagian‐bagian Pasar Tradisional Jongke yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah: a. Ruang dalam dari Pasar Tradisional Jongke b. Ruang luar dari Pasar Tradisional Jongke I.4.1.2 Lingkup Substansial Perencanaan dan perancangan Pasar Tradisional dibatasi oleh:
a. ‘Suprasegmen’ arsitektural (Bentuk, Jenis Bahan, Warna, Tekstur, Ukuran/Skala/Proporsi).
b. Elemen pembatas ruang, elemen pengisi ruang, serta elemen pelengkap ruang baik ruang dalam dan ruang luar.
I.4.1.3 Lingkup Temporal
Terkait dengan kebutuhan Pasar Tradisional, rancangan ini diharapkan akan dapat menjadi penyelesaian ruang dalam dan ruang luar untuk kurun waktu 20 tahun.
I.4.2 Pendekatan Studi
Penyelesaian penekanan studi akan dilakukan dengan pendekatan teori proksimitas.
I.5 METODE STUDI I.5.1 Pola Prosedural
Cara penarikan kesimpulan dalam karya tulis ilmiah ini menggunakan metode:
‐ Metode Deduktif, dengan berangkat dari teori/dalil yang ada dan menerapkannya pada kasus Pasar Tradisional untuk mencapai kesimpulan.
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐23 I.5.2 Tata Langkah BAB VI. KONSEP BAB V. ANALISIS BAB III. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIKAL RUMUSAN PERMASALAHAN
Bagaimana wujud rancangan Pasar Tradisional Jongke di Surakarta yang bersuasana interaktif melalui pengolahan tatanan ruang dalam dan ruang luar dengan pendekatan teori proksimitas?
BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK
• Menurut survei AC Nielsen pada 2004-2006 pertumbuhan pasar tradisional mengalami penurunan sebesar 8,1% karena terdesak oleh pasar modern yang jumlahnya tumbuh mencapai 31,4%.
• Terpinggirkannya keberadaan pasar tradisional akan berdampak hilangnya mata pencarian masyarakat yang memberi dampak juga terhadap sisi sosial—interaksi sosial dan ekonomi pada kota yang bersangkutan.
Redesain Pasar Tradisional Jongke, Surakarta.
Tinjauan Suasana Interaktif
Tinjauan tentang ruang dalam dan ruang luar: • Elemen pembentuk
ruang
• Elemen pengisi ruang • Elemen pelengkap ruang Suprasegmen
Arsitektural
Pengolahan suasana interaktif pada ruang dengan melihat budaya
Kota Surakarta
Pengolahan Elemen desain
ruang dalam dan ruang luar.
ANALISIS ‘PROGRAMATIK’ • Analisis
Perencanaan • Analisis
Perancangan
KONSEP PERANCANGAN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA • Konsep Programatik
• Konsep Penekanan Desain
KONSEP PERENCANAAN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
• Adanya kegiatan ekonomi, yakni produksi, distribusi, dan konsumsi. • Suasana yang interaktif merupakan ciri yang ada di pasar
tradisional
• Dalam teori proksimitas, seseorang dalam keadaan emosional yang berbeda selama kegiatan yang berbeda, dalam hubungan yang berbeda, dan pada waktu yang berbeda serta konteks yang berbeda pula dapat mempengaruhi suasana pertemuan atau komunikasi.
Berdasarkan kegiatan ekonomi yang akan diwadahi, kegiatan ekonomi akan dilakukan di dalam ruangan dan di luar ruangan.
Desain ruang yang dapat menunjang kegiatan ekonomi adalah desain ruang yang sesuai dengan pendekatan teori proksimitas.
Potensi pengadaan proyek yang ditujukan bagi sektor perdagangan Pasar Jongke yakni keberadaan yang strategis dan peluang berinvestasi pada lokasi tersebut.
Teori Proksimitas BAB IV BAB II TINJAUAN TINJAUAN
WILAYAH UMUM PASAR
TRADISIONAL Tinjauan tentang Kota Surakarta Tinjauan tentang pasar tradisional Pengolahan bentuk, jenis bahan, warna,
tekstur, ukuran/skala/proporsi.
REDESAIN PASAR TRADISIONAL JONGKE, SURAKARTA
Galuh Oktavina ‐ 12704 I‐24
I.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup studi, metode studi, dan sistematika pembahasan.
BAB II. TINJAUAN UMUM PASAR TRADISIONAL
Bab ini berisi tentang tinjauan umum (pengertian pasar, jenis‐jenis pasar), tinjauan khusus (pengertian pasar tradisional, sejarah pasar tradisional, fungsi dan tipologi pasar tradisional, serta penjelasan‐ penjelasan mengenai persyaratan, kebutuhan/tuntutan, standar‐ standar perencanaan dan perancangan yang berkaitan dengan pasar tradisional).
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIKAL
Bab ini berisi tentang tinjauan teori proksimitas, tinjauan suasana interaktif, tinjauan ‘suprasegmen’ arsitektural, dan tinjauan tata ruang dalam dan tata ruang luar.
BAB IV. TINJAUAN WILAYAH SURAKARTA
Bab ini berisi tentang kondisi administratif, kondisi geografis‐geologis, kondisi klimatologis, kondisi sosial‐budaya‐ekonomi, dan peraturan pada wilayah Surakarta.
BAB V. ANALISIS
Bab ini berisi tentang analisis perencanaan (analisis perencanaan programatik) dan analisis perancangan (analisis perancangan programatik, analisis penekanan studi).
BAB VI. KONSEP
Bab ini berisi tentang konsep perencanaan (konsep perencanaan programatik) dan konsep perancangan (konsep perancangan programatik, konsep penekanan studi).