• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SEUNAGAN TIMUR KABUPATEN NAGAN RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SEUNAGAN TIMUR KABUPATEN NAGAN RAYA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DI KECAMATAN SEUNAGAN TIMUR

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH :

NIENGSIH B AIZHURAH NIM : 09C20101117

]

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMB ANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULAB OH - ACEH B ARAT TAHUN 2014

(2)
(3)

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia sejak dulu dikenal dengan negara agraris, dimana

Indonesia hidup dari petanian dan berjaya dengan pertaniannya. Hal ini dapat kita

lihat pada masa Presiden Soeharto, Negara Indonesia pernah menjadi pengekspor

beras di Asia Tenggara dan kita dapat berswasembada beras saat itu. Pertumbuhan

ekonomi pedesaan naik pada saat Indonesia berhasil berswasembada beras. Hal

ini terjadi karena produktivitas padi Indonesia tinggi.

Indonesia sebagai Negara yang subur dan memiliki Sumber Daya Alam

(SDA) yang baik sangat berpotensi untuk terus meningkatkan pertanian baik

secara nasional maupun internasional. Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan

alam yang ada untuk memajukan negara ini yaitu dalam bidang pangan petanian.

Saat ini, di zaman globalisasi sektor pertanian tidak mendapat perhatian penuh

dari pemerintah. Pemerintah lebih berfokus pada sektor industri yang penuh

ketergantungan pada impor, sehingga pembangunan infrastruktur di pedesaan

untuk bidang pertanian terabaikan.

Salah satu provinsi di Indonesia yang maju dalam bidang petanian adalah

Provinsi Aceh. Provinsi Aceh memiliki kekayaan alam yang cukup luas, sehingga

banyak masyarakat memanfaatkannya untuk pertanian. Salah satu diantaranya

adalah padi sawah, sentral produksi padi Aceh berada di Kabupaten Aceh Utara,

Bireun, dan Aceh Besar. Pemerintah Provinsi Aceh bersama dengan Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) mengadakan penyuluhan pertanian

(4)

menjadi model pengembangan inovasi teknologi pertanian padi sawah dalam

upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani

(http/ATJEHPOST.com diakses pada tgl 10 April 2013).

Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten di aceh yang menjadi model

pengembangan inovasi teknologi pertanian. Lahan yang tersedia di Kabupaten

Nagan Raya untuk budidaya pertanian masih cukup luas. Lahan tersebut

diharapkan akan menjadi model ke depan dalam pengembangan pertanian dan

meningkatkan produktivitas tanaman padi sawah, sehingga akan menambah

pendapatan para petani di Kabupaten Nagan Raya.

Perkembangan petani padi sawah di Kabupaten Nagan Raya dari tahun

ketahun semakin meningkat, hal ini dapat kita lihat dari luas lahan area tanam dan

panen padi sawah yang semakin luas. Pada tahun 2007 luas area tanam dan panen

sebesar 15.526 ha dan pada tahun 2011 luas area tanam dan panen sebesar 16.744

ha. Meningkatnya luas area tanam dan panen berbanding terbalik dengan jumlah

produksi, hal ini disebabkan oleh hama dan penyakit yang menyerang pada

tanaman padi. Jumlah produksi pada tahun 2007 sebanyak 119.45 ton dan pada

tahun 2011 menurun menjadi sebanyak 96.670 ton. Luas tanam dan panen yang

semakin meningkat ternyata tidak menjamin ba nyaknya produksi yang dihasilkan,

hal ini secara tidak langsung mengurangi pendapatan petani padi sawah di

Kabupaten Nagan Raya (BPS Nagan Raya 2013).

Sektor pertanian padi sawah di Kabupaten Nagan Raya khususnya di

Kecamatan Seunagan Timur terdapat 34 gampong yang ada di Kecamatan

Seunagan Timur. Data jumlah petani dan jumlah produksi pertanian padi sawah di

(5)

Tabel 1.

Jumlah Produksi Padi Sawah dan Jumlah Petani Padi Sawah di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten NaganRaya

Tahun 2013

No Gampong Produksi

(Ton)

Jumlah Petani Padi Sawah (KK) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Blang Geudong Sawang Mane Kandeh Blang Teungku Kila Tuwi Meulusong Blang Lango Cot Teuku Dek Paya Lhok Mesjid Cot Punti Blang Bayu Blang Preh Krueng K ulu

Blang Ara Gampong Blang Ara Keude Mon Bateung Suak Peurubong Ie Beudoh Sapeng Peulekung Keude Neulop Lhok Pange Blang Panyang Meugat Meh Keude Linteng Uteun Pulo Cot Manyang Cot Dirui Meurandeh Suak Kabu Baroh Kabu Tunong Cot Gud Pulo Teungeh 1.089 726 397 815 375 684 410 795 666 1.604 540 817 693 1.026 738 1.270 1.172 1.055 1.941 724 970 704 959 1.246 1.230 1.378 928 644 467 632 666 625 670 498 190 KK 100 KK 37 KK 95 KK 67 KK 65 KK 104 KK 41 KK 98 KK 150 KK 50 KK 125 KK 84 KK 100 KK 100 KK 150 KK 149 KK 84 KK 150 KK 118 KK 224 KK 95 KK 100 KK 195 KK 104 KK 75 KK 125 KK 50 KK 35 KK 75 KK 150 KK 125 KK 175 KK 49 KK Jumlah 29.155 3.634 KK

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa produksi padi sawah di gampong

Ie Beudoh adalah yang paling tertinggi sebesar 1.941 ton dibandingkan dengan

(6)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Pengaruh Produksi Padi Sawah terhadap Pendapatan

Masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka

perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh produksi padi

sawah terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten

Nagan Raya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

produksi padi sawah terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan

Timur Kabupaten Nagan Raya.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, manfaat yang akan diperoleh

dengan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Penulis

Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang

telah dipelajari dengan praktek yang dilakukan dilapangan.

(7)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah bahan bacaan

bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar khususnya bagi mahasiswa Fakultas

Ekonomi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Bagi Pemda (Pemerintahan Daerah) atau BPS yakni hasil penelitian dan

analisa yang didapat diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

pemerintah untuk menentukan kebijaksanaan dalam meningkatkan hasil- hasil

produksi dan pendapatan masyarakatdi Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten

Nagan Raya.

1.5. Sistematika Pembahasan

Secara garis besar sistematika pembahasan dalam karya skripsi ini terdiri

dari lima bagian yaitu :

Bagian pertama terdiri dari, Pendahuluan tentang Latar Belakang,

Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan

Sistematika Pembahasan.

Bagian kedua berisi tentang Tinjauan Pustakaan yang digunakan sebagai

dasar pijakan dalam penulisan skripsi dan Perumusan Hipotesis.

Bagian ketiga berisi tentang Metode Penelitian, Populasi, Data Penelitian,

Jenis dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Metode Analisis Data,

Definisi Operasional Variabel, dan pengujian hipotesis.

Bagian keempat berisi tentang Statistik Deskriptif Variabel Penelitian,

Hasil Pengujian Hipotesis, Pembahasan Hasil Penelitian.

(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertanian

2.1.1. Pengertian Pe rtanian

Pertanian adalah pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam

hayati terutama tanaman poduktif yang menghasilkan dan dapat dipergunakan

sebagai kehidupan manusia. Sedangkan pengertian pertanian dalam arti sempit

adalah suatu proses bercocok tanam di suatu lahan yang telah disiapkan

sebelumnya dalam skala kecil pola perdagangan lokal, serta menggunakan cara

manual tanpa terlalu banyak memakai manajemen.

Menurut Slamet (2001, h.79-80) dalam bukunya terdapat pengertian

pertanian adalah kegiatan ekonomi utama penduduk Indonesia, sebab lebih dari

80 persen penduduk bekerja pada sektor pertanian. Menurut Karwan dalam

Slamet pertanian merupakan bagian Agro Ekosistem yang tak terpisahkan dengan

subsistem kesehatan dan lingkungan alam, manusia, dan budaya saling mengait

dalam suatu proses produksi untuk kelangsungan hidup bersama. Menurut

Wartaya dalam Slamet pertanian adalah hal yang subtansial dalam pembangunan,

yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk

industri, penyedia lapangan kerja, dan penyumbang devisa negara.

Kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kutipan para ahli tentang

pengertian pertanian, maka dapat disimpulkan bahwa pertanian adalah kegiatan

pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan

bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola

(9)

dalam pertanian bisa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok

tanam, serta pembesaran hewan ternak. Meskipun cakupannya dapat pula berupa

pemanfaatan mikro organisme dan bio enzim dalam pengolahan produk lanjutan,

seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti

penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

2.1.2. Padi

Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting

dalam peradaban manusia, yang merupakan komoditas utama yang berperan

sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi mayoritas penduduk dunia.

Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan

utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah

penduduk yang besar, serta berkembangnya industri pangan dan pakan (Yusuf,

2010, h.9).

Tanaman padi tergolong tumbuhan graminae dengan batang yang tersusun

dari ruas-ruas. Rumpun tanaman padi terbentuk dari anakan yang biasanya

tumbuh pada dasar batang. Pembentukan padi terjadi secara bersusun mulai dari

batang pokok yang menumbuhkan anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada

buku anakan kedua dan seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang serupa

dan membentuk perakarannya sendiri (Luh, 2000, h.51).

Secara umum padi dikatakan sudah siap untuk dipanen apabila bulir

gabahnya sudah menguning hingga 80 persen dan tangkainya sudah menunduk.

Tangkai padi dapat merunduk karena sarat dengan bulir gabah isi (bernas). Untuk

(10)

yaitu menekan bulir gabah, bulir yang sudah keras berisi menunjukkan siap untuk

dipanen (Andoko, 2004, h.17).

Padi dapat tumbuh pada iklim yang beragam, mulai dari daerah tropis

hingga subtropics pada kisaran 450 LU dan 450 LS dengan cuaca panas dan

kelembaban tinggi dengan musim hujan empat bulan. Di dataran rendah padi

dapat tumbuh pada ketinggian 0-650 m dpl dengan kisaran temperatur rata-rata

harian 22-270 C sedangkan didataran tinggi tanaman padi masih dapat tumbuh

pada ketinggian 650-1500 m dpl dengan kisaran temperatur rata-rata harian

19-230C. Tanaman padi dapat tumbuh baik didaerah yang bersuhu panas dan banyak

mengandung uap air. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan adalah 200 mm

per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Curah hujan yang

dikehendaki pertahun sekitar 1500-2000 mm (Warintek, 2008, h.21).

Temperatur sangat mempengaruhi proses pengisian bulir padi. Hal ini

berkaitan dengan mekanisme membuka nan menutupnya lemma dan palea pada

saat pembuahan. Temperatur yang rendah yang disertai kelembaban tinggi pada

waktu pembungaan akan mengganggu proses pembuahan da n dapat

mengakibatkan gabah menjadi hampa. Temperatur yang rendah pada saat

tanaman padi memasuki fase bunting dapat menyebabka n rusaknya pollen dan

menunda pembukaan tepung sari (Luh, 2000, h.52).

2.2. Produksi

2.2.1. Pengertian Produksi

Produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi

dimana dalam pembuatan ini melibatkan tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi,

(11)

Berbagai pendapat para ahli yang menyatakan pengertian produksi

diantaranya (Soeharno, 2009, h.113) mengemukakan bahwa pengertian produksi

adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara

mengkombinasikan faktor-faktor produksi yaitu kapital, tenaga kerja, teknologi

dan manajemen skill. Selain itu produksi padi merupakan usaha untuk

meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk (Form utility),

memindahkan tempat (Place utility) dan menyimpan (Store utility).

Menurut Fuad (2006, h.56) mendefisikan produksi adalah sebagai suatu

kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran dalam

arti sempit. Pengertian produksi hanya di maksudkan sebagai kegiatan yang

menghasilkan barang, baik barang jadi atau setengah jadi, barang industri, suku

cadang maupun komponen-komponen penunjang.

Ditambahkan Aristanti dan Bambang, (2007, h.121) Produksi merupakan

kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa. Pengertian produksi secara sempit

adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau

mengubah suatu barang menjadi barang lain. Secara luas produksi dapat diartikan

sebagai segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun

tidak langsung, yang di tunjukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan

guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas adalah bahwa

produksi adalah suatu proses atau cara untuk meningkatkan bahan baku menjadi

produk jadi dengan mengkombinasikan produksi tenaga kerja dan teknologi

dalam mengolahnya. hasil produksi padi sawah dengan nilai jual yang tinggi,

(12)

2.2.2. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah berapa banyak jumlah maksimum output

yang dapat diproduksi apabila sejumlah input yang tertentu dipergunakan

pada proses produksi. Fungsi Produksi juga merupakan suatu fungsi atau

persamaan yang menunjukan hubungan antara tingkat output dan tingkat

penggunaan input- input. Setiap produsen dalam teori dianggap mempunyai suatu

fungsi produksi yaitu :

Q = f (X1, X2, X3...Xn)

Q = Tingkat Produksi (Output)

(X1, X2, X3...Xn ) = Berbagai Input produksi yang digunakan.

Fungsi produksi menggambarkan kombinasi penggunaan input yang

dipakai oleh suatu perusahaan. Pada keadaan teknologi tertentu, hubungan antara

input dan output tercermin pada fungsi produksinya. Fungsi produksi

menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi

yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan

jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Dari pengertian diatas dapat

dipahami mengenai fungsi dan faktor- faktor produksi disini yang dimaksud

adalah tanah, modal, tenaga kerja (Sudarman, 2004. h. 119).

2.3. Faktor-faktor Produksi

Dalam bidang pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya

beberapa faktor produksi sekaligus, antara lain lahan, tenaga kerja, benih, pupuk,

dan modal serta faktor produksi lainnya. Seorang produsen yang rasionil tentunya

akan mengombinasikan faktor-faktor produksi sedemikian rupa untuk mencapai

(13)

Menurut Prayitno (2000, h.25), ada empat sumber daya yang merupakan

faktor produksi penting dalam usahatani yaitu lahan, tenaga kerja, modal untuk

pembelian input variabel, keterampilan manajemen petani.

2.3.1 Luas Lahan

Lahan pertanian merupakan tempat berlangsungnya usaha tani, luas lahan

pertanian akan mempengaruhi produksi petani, semakin luas lahan yang dimiliki

semakin banyak hasil yang bisa diperoleh petani. Petani juga harus

memperhatikan kesuburan tanah yang sesuai dengan jenis tanaman. Tanaman

yang sesuai dengan kesuburan tanah yang dimiliki akan mempengaruhi

peningkatkan hasil produksi sehingga berpengaruh juga terhadap jumlah produksi

yang dihasilkan oleh petani. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang

digarap atau ditanami semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan

tersebut. Pentingnya faktor produksi lahan bukan saja dilihat dari segi luas atau

sempitnya lahan, tapi juga segi lain misalnya aspek kesuburan tanah macam

penggunaan lahan, (tanah sawah, tegalan dan sebagainya) dan topografi

(Murniningtyas 2006, h.44).

Lahan atau tanah bukanlah sekedar untuk ditanami atau untuk di tinggalin

saja, tetapi termasuk pula di dalamnya segala sumberdaya alam itulah sebabnya

faktor produksi yang pertama ini disebut dengan natural resources disamping.

selain luas lahan yang digarap kesuburan tanah lahan pertanian juga menentukan

jumlah produksi yang lebih tinggi dari pada lahan yang tingkat kesuburannya

rendah. Kalau pun hendak menanam tanaman terte ntu karena memang di ajurkan

dari segi konservasi tanah agar tanaman trsebut bias tumbuh dengan baik

(14)

2.3.2. Tenaga Kerja

Pengertian tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup

bekerja untuk diri sendiri atau anggota keluarga yang tidak menerima bayaran

berupa upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja,

dalam arti mereka menggangur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan

kerja (Sumarsono 2003, h.5).

Tenaga kerja dalam pertanian merupakan orang yang melakukan proses

produksi pertanian tanpa tenaga kerja proses pertanian tidak akan terjadi. tenaga

kerja dapat mempengaruhi produktivitas petani karena tenaga kerja berguna untuk

proses pruduksi. Penggunaan tenaga kerja tergantung pada ska la usaha tani jika

lahan pertanian kecil biasanya menggunakan tenaga kerja keluarga bila usaha tani

dalam skala besar selain menggunakan tenaga kerja keluarga juga menggunakan

tenaga kerja luar dan juga menggunakan tenaga kerja ahli. O leh karena itu tenaga

kerja harus dapat dikelola dengan baik untuk meningkatkan produktivitas melalui

kemampuan mengelola usahatani dengan baik.

Menurut Sumarsono (2003, h.7) Berdasarkan kemampuan tenaga kerja

yang digunakan dalam sebuah usaha semakin lama seseorang dalam bekerja

semakin berpangalaman orang tarsebut dalam bidang pekerjaannya. Tenaga kerja

meliputi jumlah buruh dalam perekonomian, keahlian dan keterampilan yang

dimiliki pekerja. Tenaga kerja dapat diklasif ikasikan sebagai berikut :

1. Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang berbekal pendidikan formal

(resmi) tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. Tenaga kerja ahli tetapi belum terlatih yaitu tenaga kerja yang berbekal

(15)

3. Tenaga kerja tidak ahli dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja yang tidak

mempunyai pendidikan formal tertentu dan tidak mempunyai pengalaman

kerja tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri

maupun untuk orang lain. Tenga kerja tidak hanya dilihat dari kemampuan fisik

dalam melakukan suatu pekerjaan tapi tena ga kerja juga dilihat dari kemampuan

sumber daya manusia dalam mengorganisasikan faktor produksi. Dalam proses

produksi pertanian semakin lama seseorang mengusahakan pertanian tersebut

maka akan semakin berpengalaman dalam bidang usahataninya dan akan semakin

meningkat produksi yang dihasilkan petani tersebut.

2.3.3 Modal Usaha

Modal merupakan faktor produksi yang sangat penting Setiap orang yang

ingin mendirikan sebuah usaha harus memiliki modal, modal digunakan untuk

membeli barang yang digunakan untuk proses produksi dan untuk membiayai

operasi usahanya sehari-hari.

Menurut Kasmir (2006, h.38) Modal dalam arti ekonomi perusahaan

merupakan barang ekonomi yang dapat digunakan untuk memproduksi kembali

atau modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk

mempertahankan atau meningkatkan pendapatan. Agar proses produksinya tetap

mengalami kemajuan, investasi ataupun penanaman modal sangat diperlukan bagi

sebuah perusahaan. Penanaman modal dapat diartikan sebagai pengeluaran sektor

perusaaan untuk membeli atau memperoleh barang-barang modal yang baru yang

(16)

tidak digunakan lagi atau sudah mengalami penyusutan. Modal dapat dibedakan

menjadi dua tipe yaitu :

1. Modal asing yaitu modal yang berasal dari luar perusahaan yang tertanam

dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tertentu lamanya.

2. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang

tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.

Menurut Suratiyah ( 2008, h.26) Modal dalam usaha pertanian dapat

dibedakan menjadi modal tetap yaitu semua benda-benda yang dapat

dipergunakan terus menerus dalam jangka waktu lama seperti tanah, mesin, alat

perkakas pertanian lainnya. Modal habis sekali pekai yaitu modal untuk

membiayai operasi usaha tani seperti pembelian bahan habis sekali pakai seperti

pembayaran upah tenaga kerja, biaya pembelian pupuk, bibit dan biaya perawatan

tanaman termasuk dan berbagai modal lainnya yang harus dikeluarkan oleh peta ni

dalam proses produksi.

2.4. Biaya

2.4.1. Pengertian Biaya

Biaya adalah nilai korbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil.

Menurut kerangka waktu, biaya dapat dibedakan menjadi biaya jangka pendek

dan biaya jangka panjang. Biaya jangka pendek terdiri dari biaya tetap (fixed cost)

dan biaya variabel (variabel cost), sedangkan dalam jangka panjang semua biaya

dianggap per diperhitungkan sebagai biaya variabel (Fuad, 2000, h.98).

Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha

memerlukan pengorbanan fisik non fisik, baik langsung maupun tidak langsung.

(17)

jasa diperlukan pengorbanan dari barang atau jasa lain dengan demikian

perngorbanan ini diartikan sebagai modal atau baiya. Biaya produksi dalam usaha

tani dapat berupa uang tunai, upah kerja untuk biaya persiapan dan penggarapan

tanah, biaya pembelian pupuk, biaya bib it, herbisida dan sebagainya (Slamet,

2001, h.113).

Biaya dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:

1. Biaya tetap, biaya yang harus dikeluarkan oleh para petani yang

penggunaannya tidak habis dalam masa satu kali produksi, seperti membajak

tanah pertanian, retribusi air, gaji karyawan tetap, premi asuransi, penyusutan

alat dan bangunan pertanian.

2. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar dan kecilnya tergantung pada jumlah

produksi seperti biaya pupuk, herbisida, upah langsung petani, dan alat-alat

pertanian.

3. Biaya semi variabel, adalah biaya yang sifatnya bisa di anggap tetap, namun

bisa juga di anggap variabel, seperti biaya pemeliharaan dan perawatan padi

sawah secara langsung bisa berpengaruh pada produksititas pertanaman dan

karyawan harian (Supari, 2001, h.13).

Kesimpulan dari beberapa pendapatan diatas adalah dalam melakukan

usahatani padi sawah akan ada biaya yang dikeluarkan baik biaya tetap maupun

biaya tidak tetap, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi padi sawah.

2.5. Penerimaan

Menurut Karwan (2001, h.132), penerimaan merupakan suatu hasil

penjualan dari barang tertentu yang diterima atas penyerahan sejumlah barang

(18)

penerimaan dari penjualan dari barang tertentu yang peroleh dari sejumlah satuan

barang yang terjual di kalikan harga penjualan setiap satuan barang.

Penerimaan dibidang pertanian adalah produksi yang dinyatakan dalam

betuk uang tunai sebelum dikurangi dengan biaya pegeluaran sela ma kegiatan

usaha tani tersebut. Penerimaan usahatani merupakan total penerimaan dari

kegiatan usahatani yang diterima pada akhir proses produksi. Penerimaan

usahatani dapat pula diartikan sebagai keuntungan material yang diperoleh

seorang petani atau bentuk imbalan jasa petani maupun keluarganya sebagai

pengelola usahatani maupun akibat pemakaian barang modal yang dimilikinya.

Penerimaan usahatani dipengaruhi oleh produksi fisik yang dihasilkan, dimana

produksi fisik adalah hasil fisik yang diperoleh dalam suatu proses produksi

dalam kegiatan usahatani selama satu musim tanam. Penerimaan usahatani akan

meningkat jika produksi yang dihasilkan bertambah dan sebaliknya akan menurun

bila produksi yang dihasilkan berkurang. Disamping itu, bertambah atau

berkurangnya produksi juga dipengaruhi oleh tingkat penggunaan input pertanian.

(Slamet, 2001, h.121).

2.6. Pendapatan

2.6.1 Pengertian Pendapatan

Menurut Dianto (2001, h.91) pendapatan diperlukan oleh keluarga petani

untuk memenuhi kebutuhan hidup ini tidak tetap melainkan terus menerus. Oleh

karena itu, pendapatan yang dimaksimal itulah yang selalu diharapkan petani dari

usaha tani. Wartaya (2001, h.86) menambahkan pendapatan merupakan produksi

yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikurang biaya yang dikeluarkan

(19)

Menurut Soemarjono (2000, h.162), pendapatan seseorang individu di

definisikan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa-jasa produksi

yang diserahkan pada suatu atau diperolehnya dari harta kekayaannya, sedangkan

pendapatan tidak lebih dari pada penjumlahan dari semua pendapatan individu.

Menurut Soekarwati (2000, h.151), pendapatan dibedakan atas dua

pengertian yaitu:

1. Pendapatan kotor usahatani merupakan sebagai nilai produksi usahatani

dikalikan harga dalam jangka waktu tertentu baik yang jual maupun yang

dikonsumsi sendiri, digunakan untuk pembayaran dan simpanan atau ada

digudang pada akhir tahun.

2. Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan kotor

dengan usahatani dengan pengeluaran total usahatani.

Hubungan biaya dengan pendapatan dapat diperitungkan untuk seluruh

usaha tani sebagai satu unit selama periode tertentu, misalnya pada musim ta nam.

Dalam hal ini semua biaya semua produksi dijumlahkan kemudian di bandingkan

dengan pendapatan diperoleh (Fuad, 2006, h.56).

Menurut K uncoro (2004, h.67) pendapatan adalah hasil dari penjualan

faktor- faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Pendapatan

adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai daripada

penggunaan faktor-faktor produksi.

Selanjutnya Soekarwati (2000, h.141) melanjutkan berkaitan dengan

ukuran pendapatan dan keuntungan, mengemukakan beberapa definisi pendapatan

(20)

a. Penerimaan tunai usahatani merupakan nilai uang yang diterima dari

penjualan produk usaha tani.

b. Pengeluaran tunai usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk

pembelian barang dan jasa bagi usaha tani.

c. Pendapatan tunai usaha tani adalah produk usaha tani dalam jangka waktu

tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual.

d. Penerimaan total usaha tani merupakan nilai semua yang habis terpakai atau

dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya yang diperhitungkan.

e. Pengeluaran total usaha tani merupakan selisih antara penerimaan kotor usaha

tani dan pengeluaran total usaha tani.

Menurut Soekarwati (2000, h.143), pendapatan keluarga mencerminkan

tingkat kekayaan besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar

mencerminkan dana yang besar dalam usahatani, sedangkan pendapatan yang

rendah dapat menyebabkan menurunnya investasi dan upaya pemupukan modal,

Sementara pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan

kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani. Pendapatan usahatani

dipengaruhi oleh penerimaan usahatani dan biaya produksi. Pendapatan usahatani

ditentukan oleh harga jual produk yang diterima ditingkat petani maupun

harga-harga faktor produksi yang dikeluarkan petani sebagai biaya produksi. Jika harga-harga

produk atau harga faktor produksi berubah, maka pendapatan usahatani juga akan

mengalami perubahan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa definisi diatas bahwa

pendapatan merupakan produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah

(21)

dibedakan atas dua pengertian yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih dari

hasil produksi.

2.6.2 Jenis-jenis Pendapatan

Menurut Noor (2008, h. 186) jenis-jenis pendapatan dapat dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pendapatan Total (Total Revenue)

Pendapatan total adalah jumlah seluruh pendapatan dari penjualan. Total

revenue ini dalah hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q), dengan

harga jual perunit (P), hal ini dinayatakan dengan persamaan matematis :

TR = P. Q

2. Pendapatan Rata-rata (Average Revenue) atau Pendapatan Per Unit Barang

dan Jasa.

Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rat dari setiap unit penjualan, oleh

karena itu pendapatan rata-rata dapat dirumuskan sebagai hasil dari

pendapatan total perunit dengan jumlah unit yang terjual (Q). Bentuk

matematisnya adalah AR = TR/Q= PQ/Q=P

3. Pendapatan Tambahan atau Penerimaan Marjinal

Pendapatan tambahan adalah tambahan pendapatan yang didapat untuk setiap

unit penjualan atau produksi. Karena tambahan ini dapat terjadi pada setiap

tindakan produksi.

2.6.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Pengeluaran usaha tani secara umum meliputi biaya tetap dan biaya

(22)

produksi yang dihasilkan. Biaya tetap dapat berupa biaya sewa lahan, pajak, dan

bunga pinjaman. Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya dipengaruhi jumlah

produksi yang dihasilkan. Biaya variabel dapat berupa biaya yang dikeluarkan

untuk benih, pupuk, pestisida, dan upah tenaga kerja.

Pendapatan usaha tani terbagi atas pendapatan kotor usaha tani dan

pendapatan bersih usaha tani. Pendapatan kotor usaha tani mengukur pendapatan

kerja petani tanpa memasukan biaya yang diperhitungkan sebagai komponen

biaya. Pendapatan kotor usaha tani merupakan selisih dari penerimaan usaha tani

dengan biaya tunai usaha tani. Sedangkan pendapatan bersih usaha tani mengukur

pendapatan kerja petani dari seluruh biaya usaha tani yang dikeluarkan.

Pendapatan bersih usaha tani diperoleh dari selisih penerimaan usaha tani dengan

biaya total usaha tani.

Menurut Saputra dan Dian (2011, h. 43) faktor- faktor yang mempengaruhi

pendapatan petani padi sawah yang penting untuk diperhatikan adalah :

a. Modal yaitu modal awal yang akan dikeluarkan dan harus dipersiapkan untuk

membeli kebutuhan pertanian pada saat bercocok tanam.

b. Luas lahan yaitu menghitung jumlah modal yang ada dengan luas lahan yang

akan ditanami, sehingga hasil di dapat sesuai dengan harapan.

c. Tenaga kerja yaitu modal yang tersedia dan luas lahan yang akan ditanami

harus sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang akan digunakan untuk

menanami lahan tersebut, sehingga penghitungan pengeluaran dan

(23)

2.6. Pemasaran

Pengertian sehari- hari arti pemasaran adalah aktivitas jual beli dalam

bidang ekonomi pemasaran tidak terbatas pada kegiatan jual beli saja akan tetapi

semua aktivitas ekonomi uang memungkinkan barang dan jasa bergerak dari

produsen sampai ke konsumen.

Menurut Soekarwati (2000, h.153) pemasaran atau marketing pada

prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen, aliran barang ini

dapat terjadi karena adanya lembaga pemasaran. Tataniaga atau pemasaran

diartikan sabagai suatu kegiatan ekonomi yang mengakibatkan terjadinya

pemindahan milik barang dan jasa untuk menyalurkan distiribusi dari produsen ke

konsumen.

Fungsi dan peranan tataniaga atau pemasaran yaitu mengusahakan agar

pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan

harga yang tepat. Fungsi utama dari tataniaga atau pemasaran adalah menyangkut

penyimpanan, pengolahan dan pembiayaan.

Menurut Saputra dan Dian (2011, h.55) fungsi- fungsi pemasaran

mencakup semua kegiatan yang perlu diselengarakan dalam proses memasarkan

barang/jasa hingga barang tersebut sampai ketangan konsumen. Sedangkan

lembaga tataniaga adalah orang, badan atau perusahaan yang terlibat dalam proses

pemasaran.

Selanjutnya Soekarwati (2000, h.155) mengemukakan bahwa saluran

pemasaran dapat berbentuk secara sederhana dan dapat pula rumit sekali, hal

demikian tergantung dari macam komonditi lembaga pemasaran dan sistem pasar

(24)

jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan sampai

akhiranya ketangan konsumen. Selain itu pemasaran juga memerlukan biaya, dan

biaya ini makin besar dengan perkembangan pertanian maupun peternakan dan

makin kompleksnya tataniaga atau pemasaran tersebut.

Menurut K uncoro (2004, h.70) setiap kegiatan pemasaran memerlukan

biaya mulai dari pengumpulan, pengangkutan, pengolahan pembayaran retribusi,

bongkar muat dan lain- lain. Jadi bias disimpulkan biaya pemasaran adalah biaya

yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran (pedagang) dalam menyalurkan hasil

pertanian dari produsen ke konsumen.

Menurut Wartaya (2000, h.95) margin pemasaran adalah selisih antara

harga yang di bayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima produsen.

margin ini akan diterima oleh lembaga niaga yang terlibat dalam proses

pemasaran tersebut. Sedangkan keuntungan pemasaran adalah selisih margin

pemasaran pedagang dengan biaya pemasaran yang dikeluarkan selama proses

mengalirnya barang (produk) dari produsen ke konsumen.

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah pemasaran yang dilakukan oleh

petani padi sawah atau transaksi jual beli, dan mendapatkan kesepakatan harga

antara produsen dan konsumen.

2.7. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga

produksi padi sawah berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan

(25)

III. METODE PEN ELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Jumlah gampong di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya

yang menjadi objek penelitian sebanyak 34 gampong, mengingat luasnya aspek

analisis dalam penelitian ini populasi yang diambil hanya 3 gampong yang

terbanyak jumlah produksi padi sawah. Menurut Arikunto (2006, h.130)

mengemukakan bahwa apabila objek penelitian kurang dari 100, lebih baik

diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi dan apabila

jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15 persen atau 20-25

persen atau lebih. Berikut ini data jumlah produksi padi sawah terbanyak dan

populasi (KK) Seperti yang terlihat pada tabel 2 :

Tabel 2

Jumlah Produksi Padi Sawah Terbanyak di Kecamatan Seunagan Timur Tahun 2013

No Gampong Jumlah Populasi (KK) Sampel (20%)

1 Ie Beudoh 150 KK 30

2 Lhok Mesjid 150 KK 30

3 Keude Linteng 75 KK 15

Jumlah 375 KK 75

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Nagan Raya (2013)

Dari tabel di atas jumlah populasi adalah sebanyak 375 Petani padi sawah

di Kecamatan Seunagan Timur. Sampel yang diambil adalah 75 petani (20 persen)

(26)

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumbe r Data

a. Data Sekunder

Sumber data yang berbentuk dalam rangkaian waktu ini bersumber dari

Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian Kabupaten Nagan Raya

dan instansi lain yang terkait yang mempunyai relevansi dengan pokok

permasalahan diatas.

b. Data Primer

Data yang mendukung data sekunder dan da ta yang diperoleh langsung dari

lapangan antara lain dengan menggunakan data hasil wawancara dengan

masyarakat, khususnya petani padi sawah.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan

cara membaca buku-buku dan literatur lainnya baik yang di wajibkan

maupun yang dianjurkan yang berhubungan dan ada kaitannya dengan

masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara

langsung kepada pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan yang

(27)

penulis melakukan wawancara langsung dengan petani padi di Kecamatan

Seunagan Timur.

3.3. Model Analisa Data

Metode yang digunakan sebagai alat analisa dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan Analisa Regresi Linear Sederhana, dengan penjelasan

sebagai berikut :

3.3.1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Dwi Priyatno (2011, h. 223) Analisa regresi linear sederhana ini

digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel independen dengan

satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi.

Variabel independen dilambangkan dengan X sedangkan variabel dependen

dilambangkan dengan Y. Persamaan regresi linear sederhana yang telah

ditransformasikan tanpa mengunakan konstanta adalah sebagai berikut :

Y = b X + e ... (1)

Keterangan :

Y = Pendapatan Masyarakat

X = Produksi Padi Sawah

b = Koefisien Regresi

(28)

3.3.2. Analisis korelasi (r)

a. Koefisien korelasi (r)

Koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk menyatakan ada atau tidaknya

hubungan yang signifikan antara variabel satu dengan variabel lainnya, dan

dinyatakan dalam lambang r.

b. Koefisien determinasi (r2)

Koefisien determinasi atau koefisien penentu adalah untuk menyatakan

besarnya sumbangan variabel satu (X) terhadap variabel lainnya (Y), yang

dinyatakan dalam persen.

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalm penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan masyarakat (Y) adalah merupakan selisih dari jumlah penerimaan

dengan biaya – biaya penjualan produksi, yang diukur dengan satuan Rupiah .

2. Produksi padi sawah (X) adalah seluruh hasil produksi padi sawah dalam satu

kali panen yang diukur dalam satuan kg.

3.5. Pengujian Hipotesis 3.5.1. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat signifikasi dari pengaruh variabel bebas

(produksi padi sawah) terhadap variabel terikat (pendapatan petani padi sawah)

secara individual atau parsial.

3.5.1. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap

(29)

pengaruh produksi padi sawah terhadap pendapatan petani padi sawah secara

bersama-sama.

Formulasi pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 ;β = 0, Hasil produksi padi sawah yang diteliti tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan

Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

H1 ; β≠0, Hasil produksi padi sawah yang diteliti berpengaruh secara

signifikan terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan

Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila th> t1, maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur

Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila th< t1, maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan

Timur Kabupaten Nagan Raya.

c. Apabila Fh > Ft maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara simultan

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat di

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

d. Apabila 𝐹 < 𝐹𝑡 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat di

(30)

4.I. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Kondisi Geografis

Kecamatan Seunagan Timur merupakan salah satu kecamatan yang berada di

Kabupaten Nagan Raya. Ibukota Kecamatan Seunagan Timur terletak di Keude

Linteung, dengan luas kecamatan 251,61 Km2. Kecamatan Seunagan Timur

mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Keucamatan Aceh Barat

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Seunagan

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Beutong

Persentase luas kecamatan terhadap luas kabupaten sebesar 7,70 persen,

dengan jumlah kemukiman adalah 4 mukim dan terdiri dari 34 gampong yaitu Blang

Geudon, Sawang Mane, Kandeh, Blang Teungku, Kila,Tuwi Meulusong, Blang

lango, Cot teuku Dek, Paya, Lhok Masjid, Cot Punti, Blang Bayu, Blang Preh,

Krueng Kulu,Blang Ara Gampong, Blang Ara Keude, Mon Bateung, Suak

Peureubong, Ie Beudoh, Sapeng, Peuleukung, Keude Neulop, Lhok Pange, Blang

Panyang, Meugat Meh, Keude Linteung, Uteun Pulo, Cot Manyang, Cot Dirui,

Meurandeh Suak, Kabu Baroh, Kabu Tunong, Cot Gut dan Pulo Teungoh (Nagan

(31)

4.2. Karakteristik Petani

Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini adalah gambaran atau

keadaan atau ciri-ciri petani sampel yang menjalankan usa hatani padi sawah di

kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Adapun karakteristik petani

sampel meliputi umur, pendidikan, pengalaman dan luas lahan. Karakteristik ini

memiliki keterkaitan dengan tingkat pendapatan dan kesejahteraan hidup petani

sampel. Karakteristik ini mencerminkan kemampuan bekerja, produktivitas, pola

pikir, perencanaan, dan sebagai kemampuan lainnya terutama dalam meningkatkan

pendapatkan usahatani padi sawah.

4.2.1. Karakteristik Petani Berdasarkan Umur

Karakteristik berdasarkan tingkat umur petani padi sawah di Kecamatan

Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 3.

Karakteristik petani berdasarkan umur

No Umur (tahun) Frekuensi (petani) Persentase (%) 1 21 – 30 20 26,67 2 31 – 40 24 32 3 41 – 50 12 16 4 51 – 60 11 14,67 5 61 – 70 8 10,67 Total 75 100

(32)

Dari data tabel tersebut dapat dilihat petani padi sawah di Kecamatan

Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah berada pada interval umur 21-30 tahun sebanyak 20 orang atau 26,67 persen,

interval umur 31-40 tahun sebanyak 24 orang atau 32 persen, interval umur 41-50

tahun sebanyak 12 orang atau 16 persen, interval umur 51-60 tahun sebanyak 11

orang atau 14,67 persen, interval umur 61-70 tahun sebanyak 8 orang atau 10,67

persen. Berdasarkan data tersebut terlihat jelas bahwa petani paling banyak rata-rata

berusia antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 32 persen dari total petani yang ada di

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

4.2.2. Karakteristik Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan petani sangat erat hubungannya dengan kemampuan petani dalam

mengadopsi teknologi baru yang dapat menunjang peningkatan optimasi penggunaan

input dalam usahatani nya. Pendidikan petani yang semakin tinggi membuat petani

lebih mudah dalam mengadopsi teknologi yang diperoleh dari penyuluh-penyuluh

pertanian yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan produksi dalam usahatani

tersebut.

Adapun tingkat pendidikan petani padi sawah di Kecamatan Seunagan Timur

Kabupaten Nagan Raya sangat bervariasi dari tingkat Tidak Sekolah, SD, SLTP, dan

SMU. Data karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan petani padi sawah di

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Na gan Raya dapat dilihat pada tabel di

(33)

Tabel 4.

Karakteristik Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (Petani) Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 9 12 2 Tidak Tamat SD 5 6,6 3 Tamat SD 19 25,3 4 Tamat SLTP 23 30,6 5 Tamat SMU 19 25,3 Total 75 100

Sumber: Data Primer diolah Februari 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat petani padi sawah di Kecamatan Seunagan

Timur Kabupaten Nagan Raya didominasi oleh lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) yaitu 23 orang atau 30,6 persen. Lulusan dari Sekolah Menengah

Umum (SMU) yaitu 19 orang atau 25,3 persen dan Sekolah Dasar (SD) yaitu 19

orang 25,3 persen yang merupakan tingkat pendidikan mayoritas kedua dari

responden penelitian, Petani yang Tidak Sekolah yaitu 9 orang 12 persen. Responden

penelitian yang paling sedikit adalah yang memiliki tingkat pendidikan Tidak tamat

SD yaitu 5 orang atau 6,6 persen.

4.2.3. Karakteristik Petani Berdasarkan Luas Lahan

Lahan merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan suatu usahatani.

Luas lahan petani padi sawah di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya

(34)

luas lahan petani padi sawah di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Na gan Raya

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.

Karakteristik Petani Berdasarkan Luas Lahan

No Kategori Lahan (ha) Jumlah Sampel

(petani) Persentase (%) 1 < 0,5 2 2,67 2 0,5 – 1 55 73,33 3 >1 18 24 Total 75 100

Sumber: Data Primer diolah Februari 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat luas lahan yang dimiliki oleh petani padi sawah

di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya bervariasi dari < 0,5 ha

hingga > 1 ha. Diketahui bahwa mayoritas petani padi sawah memiliki lahan berada

pada interval 0,5-1 ha, yaitu 55 orang petani atau 73,33 persen. Mayoritas kedua

berada pada interval luas lahan > 1 ha, yaitu 18 petani atau 24 persen. Responden

yang paling sedikit adalah interval luas lahan > 0,5 ha, yaitu 2 orang atau 2,67 persen.

4.2.4. Produksi Padi Sawah di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

produksi meerupakan suatu proses atau cara untuk meningkatkan bahan baku

menjadi produk jadi dengan mengkombinasikan produksi tenaga kerja dan teknologi

dalam mengolahnya. hasil produksi padi sawah dengan nila i jual yang tinggi,

(35)

jumlah produksi padi sawah yang diperoleh petani di Kecamatan Seunagan Timur

Kabupaten Nagan Raya selama perhitungan satu kali panen.

Tabel 6

Jumlah produksi padi sawah yang diperoleh petani selama perhitungan 1 kali panen

No Jumlah Produksi (kg) Jumlah Sampel (petani) 1 972 – 1.791 13 2 1.792 – 2.611 22 3 2.612 – 3.431 14 4 3.432 – 4.251 9 5 4.252 - 5.071 7 6 5.072 – 5.886 10 Total 75

Sumber : data primer diolah Februari 2014

Berdasarkan tabel 6 menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

produksi padi sawah dalam sekali panen paling rendah sekitar 972 – 1.791 kg

terdapat 13 orang petani di Kecamatan ini. Sedangkan jumlah produksi yang

merupakan paling banyak diperoleh antara 1.792 – 2.611 kg diperoleh 22 orang

petani dan jumlah produksi paling tinggi antara 5.072 – 5.886 diperoleh 10

orang petani.

4.3.5. Pendapatan

Pendapatan merupakan produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah

dikurang biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usaha tani. Pendapatan dibedakan

(36)

Berikut merupakan data tabel pendapatan yang diperoleh petani di Kecamatan

Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya selama perhitungan satu kali panen.

Tabel 7

Jumlah Pendapatan yang diperoleh petani selama perhitungan 1 kali panen

No Jumlah Pendapatan (Rupiah) Jumlah Sampel (petani) 1 0 – 5.000.000 11 2 5.000.000 – 10.000.000 28 3 10.000.000 – 15.000.000 19 4 15.000.000 – 20.000.000 11 5 20.000.000 – 25.000.000 6 Total 75

Sumber : data primer diolah Februari 2014

Berdasarkan tabel 7 menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

pendapatan per sekali panen paling rendah antara Rp. 20.000.000 – 25.000.000

terdapat 6 orang petani di Kecamatan ini. Sedangkan jumlah pendapatan paling tinggi

antara Rp. 5.000.000 – 10.000.000 diperoleh 28 orang petani. Berdasarkan tabel di

atas maka dapat dilihat bahwasanya besarnya jumlah pendapatan sangat berpengaruh

terhadap tingkat kesejahteraan petani di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten

Nagan Raya.

4.3. Pembahasan Hasil

Selanjutnya Penulis melakukan analisis statistik yang digunakan untuk

(37)

sederhana, analisis korelasi dan koefisien determinasi, dan uji t yang diolah melalui

program SPSS 18, dan hasil pengolahan data tersebut dapat dikemukakan sebagai

berikut :

Tabel 8 Descriptive Statistics

Mean Root Mean Square N

Pendapatan 11154026.67 12468585.402 75

Produksi 3174.85 3454.791 75

Sumber : Hasil Regresi (data diolah April 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan jumlah Sampel (N)

sebanyak 75 orang petani mempunyai jumlah rata-rata pendapatan (Y) adalah

sebesar Rp. 11154026.67 dan variabel produksi (X) sebesar 3174.85 Kg.

4.3.1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan

dalam bentuk persamaan regresi. Variabel independen dilambangkan dengan X

sedangkan variabel dependen dilambangkan dengan Y. Persamaan regresi linear

sederhana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9

Hasil estimasi pengaruh produksi padi terhadap pendapatan masyarakat

Variabel Koefisien Regresi

Standar Error

(38)

Produksi 3571,613 60,289 59,241 1,980 ,000 0.05 Model :

a. R (Koefisien korelasi)= 0 ,990 b. R2 ( Koefisien Determinasi) = 0,979

Sumber : Hasil Regresi (data diolah April 2014)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat persamaan regresi linear sederhana

sebagai berikut:

Y = b x + e

Y = 3571,613 X

Berdasarkan persamaan regresi diatas maka dapat diperoleh nilai Koefisien

Regresi X (Produksi )sebesar 3571,613 ini menyatakan apabila terjadi perubahan

jumlah produksi yaitu penambahan sebesar 1 kg akan menyebabkan terhadap jumlah

pendapatan naik sebesar 3571,613 rupiah.

4.3.2. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk menyatakan ada atau tidaknya

hubungan yang signifikan antara variabel satu dengan variabel lainnya, dan

dinyatakan dalam lambang r. Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel produksi padi sawah terhadap pendapatan masyarakat di

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

Koefisien korelasi variabel produksi padi sawah diperoleh R = 0,990

menjelaskan terdapat hubungan yang kuat dan positif terhadap pendapatan

(39)

sawah mengalami penambahan atau pengurangan akan mempengaruhi pendapatan

masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya

sumbangan variabel X (Produksi padi sawah) terhadap variabel Y (Pendapatan

masyarakat).

Adapun koefisien determinasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus

koefisien determinasi yaitu:

Koefisien Determinasi = r² X 100%

Koefisien Determinasi =(0,990)2 X 100%

Koefisien Determinasi = 97,9 %

Berdasarkan perhitungan diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa koefisien

penentu atau koefisisen determinasi sebesar 97,9 persen ini berarti besarnya

sumbangan variabel produksi padi sawah terhadap pendapatan masyarakat di

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. sebesar 97,9 persen. Sedangkan

sisanya sebesar 2,1 persen disebabkan oleh faktor lainnya diluar model penelitian.

4.3.3. Uji t (Uji Parsial )

Uji t merupakan uji parsial untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X

terhadap variabel Y, yang akan diuji secara parsial. Berdasarkan hasil penelitian dapat

dijelaskan bahwa variabel produksi padi sawah diperoleh thitung sebesar 59,241 lebih

besar ttabel sebesar 1,980 artinya variable produksi padi sawah berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur. Hal ini

(40)

meningkat atau bertambah maka jumlah pendapatan yang diperoleh juga bertambah.

Sebaliknya apabila jumlah produksi padi sawah yang dihasilkan oleh petani sedikit

atau berkurang maka jumlah pendapatan yang diperoleh petani juga berkurang atau

menurun.

4.3.4. Uji F ( Uji Simultan )

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel produksi padi sawah

(X) secara simultan terhadap Pendapatan masyarakat (Y) di Kecamatan Seunagan

Timur Kabupaten Nagan Raya. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung seperti yang

terlihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Anova

Model Sum Of Squares Df Mean Square F Sig

Regresion 11419144769754850.000 1 11419144769754850,000 3509.543 .000c Residual 240776874225148.970 74 3253741543583,094 Total 11659921643979998.000d 75

Sumber : Hasil Regresi (data diolah April 2014)

Berdasarkan tabel 10 terlihat bahwa nilai Fhitung sebesar 3509,543 lebih besar

dari Ftabel 3,92 karena nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak H1 diterima hal ini berarti

bahwa variabel produksi padi sawah secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap Pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan

(41)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu

Pengaruh produksi padi sawah terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan

Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Produksi padi sawah secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap

pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan

Raya . Karena nilai thitung lebih besar dari ttabel sebesar (59,241 > 1.980).

2. Produksi padi sawah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan

Raya . Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel sebesar (3509,543 > 3,92).

3. Koefisien korelasi bahwa variabel produksi padi sawah diperoleh R = 0,990

secara positif menjelaskan terdapat hubungan yang kuat dan positif terhadap

pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan

Raya dengan keeratan hubungan sebesar 99,0 persen.

4. Koefisien penentu atau koefisisen determinasi diperoleh sebesar 97,9 persen

ini menunjukkan besarnya sumbangan produksi padi sawah sebesar 97,9

persen terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur

Kabupaten Nagan Raya. Sedangkan sisanya sebesar 2,1 persen disebabkan

(42)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Untuk memperbesar produksi usaha padi sawah yang terjadi di tingkat petani

di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya, diharapkan kepada

petani dapat meningkatkan produksi padi sawah dan pendapatan petani

dengan cara memperluas luas tanam usaha padi sawah.

2. Diharapkan pemerintah kecamatan khususnya PPL setempat agar hendaknya

berperan aktif dalam upaya memberikan masukan-masukan terhadap

peningkatan produksi usaha Padi Sawah di Kecamatan Seunagan Timur

Kabupaten Nagan Raya.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut

mengenal pengaruh produksi padi sawah terhadap pendapatan masyarakat,

maka dapat menggunakan metode-metode yang lain sebagai perbandingan

dan tidak hanya di Kecamatan Seunagan Timur saja tetapi masih banyak

Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Nagan Raya.

4. Kepada Universitas Teuku Umar selaku Perguruan Tinggi Negeri Pertama di Pantai Barat Selatan, agar dapat melahirkan lulusan yang berkompeten di

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, (2004). Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Rineka Cipta: Jakarta

Aristanti dan Bambang, (2007). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Petani di Kabupaten Langkat. Tesis USU. Medan

Badan Pusat Statiatik (BPS), Nagan Raya Dalam Angka (2013). Kabupaten Nagan Raya

Dianto, Muin. (2001). Metode Penelitian Pemasaran. Salemba Empat. Jakarta

Dwi, Priyatno. (2011). Statistik Data SPSS . cet. 1 : Yogyakarta: Penerbit: Media kom.

Karwan A. Saikin. (2001). Pengantar Ilmu Pertanian. Penerbit: Swadaya. Jakarta

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Grafindo Persada. jakarta

Kuncoro, (2004). Pendapatan dan Pembangunan Daerah, Reformasi,

Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Penerbit Erlangga

Luh, (2000). Sistem Informasi. Rineka Cipta: Jakarta

M. Fuad, (2006). Accounting Terminology Bulletin. Penerbit: PT. Bumi Aksara. Jakarta

Mubyarto, (2001). Prospek Perekenomian Indonesia di Era Otonomi. BPFE: Yogyakarta

Murningtyas, Endah. 2006. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian. Jakarta

Noor, Henry Fayzal. 2008. Ekononomi Manajerial. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

(44)

Saputra dan Dian, (2011). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani

Padi. Penerbit: Rajawali Pers. Jakarta

Slamet, Margono.(2001). Menata Sistem Penyuluhan Pertanian di Era Otonomi

Daerah. Bogor. IPB

Soeharno, (2009). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Soekarwati, (2000). Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani

Kecil. UI-Press. Jakarta

Soemarjono. (2000). Bertanam Padi Sawah. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Sumarsono, Sony. 2003. EkonomiManajemen Sumber Daya Manusia dan

Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sudarman, Ari. 2004. Teori Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta

Supari, (2001). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani. Penerbit: Rajawali Pers. Jakarta

Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Bumi Aksara. Jakarta

Warintek, (2008). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Rajawali Pers: Jakarta

Wartaya Winangun, (2001).Budidaya Usahatani dan Penelitian untuk

Pengembangan Petani Kecil. Penerbit: Rajawali Pers. Jakarta

Yusuf, (2010). Teknologi Budidaya Padi Sawah. Rineka Cipta: Jakarta

Http://ATJEHPOST.com Berita Seputar Aceh Diakses 10 April 2013

(45)

Gambar

Tabel 8  Descriptive Statistics

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan jika plat resin akrilik yang direparasi dengan penambahan E- JODVV ¿EHU dengan volumetrik 7,4% menghasilkan kekuatan transversal tertinggi dibandingkan

(1) Apabila wajib Retribusi tidak membayar atau kurang membayar retribusi yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2), Bupati atau pejabat yang ditunjuk

(2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya Tahun 2020 Kepada Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia,

Hasil wawancara awal yang dilakukan pada 7 karyawan Melasti Beach Hotel, Kuta-Bali mendapatkan hasil bahwa adanya indikasi permasalahan yang berkaitan dengan

Menurut Baharudin (2011: 26) lingkungan sosial pembelajaran seperti: teman sebaya, pendidik, dan administrasi dapat berpengaruh dalam proses belajar. Hubungan antara tiga

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Poernomo (2009) dari Universitas Diponegoro yang melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh

Abstrak – Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk: (1)mengetahui hasil belajar fisika peserta didik yang diajar secara konvensional, (2) mengetahui

Penempatan perangkap III (tiga), badak yang datang dari arah F dan mengarah turun ke Bt 890 dan dari jalur C, D dan E langsung naik ke atas Bt Batu Bedoro atau Bt 1040