• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONITORING GIZI BURUK (Berat Badan, Lemak, dan Karbohidrat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MONITORING GIZI BURUK (Berat Badan, Lemak, dan Karbohidrat)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

MONITORING GIZI BURUK (Berat Badan, Lemak, dan Karbohidrat)

Galuh Lailatus Annisya, Hj. Her Gumiwang Ariswati, I Dewa Gede Hari Wisana Jurusan Teknik Elektromedik

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

ABSTRAK

Timbangan bayi merupakan alat penunjang medis yang dapat membantu memperlancar kinerja perawat atau dokter dalam menentukan perkembangan tumbuh kembang bayi. . Mengingat tumbuh kembang bayi sangat penting untuk dipantau secara bertahap dan berkelanjutan, maka diperlukan alat bantu untuk memonitoring perkembangan bayi.

Alat ini digunakan untuk mengukur gizi buruk pada bayi dengan melihat dari berat bedan, lemak, dan karbohidrat. Untuk mengetahui berat badan bayi digunakan sensor load cell. Output load cell akan di proses oleh mikrokontroller, kemudian akan ditampilkan pada Personal Computer. Pada Personal Computer akan di masukkan data dari pasien tersebut, salah satunya adalah usia. Usia digunakan untuk mengetahui lemak dan karbohidrat sesuai dengan perhitungan menurut Indeks Body Weight (IBW). Rancangan penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan jenis penelitian After Only Design.

Berdasarlan hasil pengukuran berat sebanyak 5 kali per 5cm diperoleh hasil eror sebesar 2% pada pengukuran 3kg sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan sesuai fungsinya, karena% errornya masih dibawah standar ±5%.

Kata Kunci : Timbangan, Load Cell, Lemak, dan Karbohidrat

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Timbangan bayi merupakan alat penunjang medis yang dapat membantu memperlancar kinerja perawat atau dokter dalam menentukan perkembangan tumbuh kembang bayi. Mengingat tumbuh kembang bayi sangat penting untuk dipantau secara bertahap dan berkelanjutan, maka diperlukan alat bantu untuk memonitoring perkembangan bayi. Salah satu program pemerintah untuk melakukan kegiatan memonitoring perkembangan bayi melalui pemberdayaan posyandu. Salah satu kegiatan yang dilakukan posyandu adalah mendeteksi gizi buruk balita secara dini melalui penimbangan bayi secara rutin. Tujuan kegiatan tersebut untuk mengetahui pertumbuhan balita terjadi ketidaksesuaian pertumbuhannya.

Ketidak sesuaian pertumbuhan bayi terjadi dikarenakan tubuh kekurangan satu atau beberapa zat gizi yang dibutuhkan. Pada tingkat dini, hal ini ditandai dengan berat badan bayi yang tetap dalam jangka waktu tertentu, kemudian menurun. Pada tingkat selanjutnya, berat badan makin rendah diabanding dengan umurnya, mudah kena penyakit terutama penyakit infeksi, kulit kering dan kusam

serta muka pucat. Jika terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan gizi buruk.

Gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi berdasarkan pengukuran antropometri (Gibson,2005). Pengukuran antropometri dapat menentukan apakah balita tersebut terdapat tanda-tanda gizi buruk atau tidak Menurut perkiraan WHO, sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal (World Bank, 2006). Sementara di Indonesia berdasarkan data Susenas tahun 2005 prevalensi balita gizi buruk masih sebesar 8.8%. Posyandu adalah salah satu ujung tombak masyarakat untuk mendeteksi gizi buruk balita secara dini. Posyandu untuk mengetahui pertumbuhan balita apakah terdapat penyimpangan atau tidak dengan cara menimbang anak setiap bulannya.

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu atau perwujudan nutriture dalam bentuk variable tertentu (Supriasa, dkk., 2001). Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan makanan. Susunan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh pada umumnya dapat menciptakan status gizi yang memuaskan

(2)

2 (Suhardjo,1986). Adapun kebutuhan nutrisi pada

bayi adalah, kebutuhan energi, kebutuhan protein, kebutuhan lemak dan kebutuhan karbohidrat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Brian Prayoga bahwa, permasalahan yang sering terjadi di posyandu dalam proses penimbangan bayi aadalah menggunakan timbangan manual yang dinamakan Dacin. Sedangkan pengukur panjang badan di posyandu menggunakan alat yang dinamakan infantometer. Kedua alat tersebut, dalam kenyataannya masih banyak terdapat kendala, diantaranya dalam hal pengoperasian alat yang tidak praktis dan dalam pembacaan hasil pengukuran masih terdapat kesalahan baik dari alat itu sendiri ataupun kurangnya keterampilan petugas posyandu. Untuk penentuan status gizi buruk, posyandu menggunakan metode antropemetri dimana melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Sedangkan di dalam ilmu gizi, status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, namun juga dari kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh balita adalah air, energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral setiap harinya.

Sebelumnya alat ini pernah dibuat oleh Brian Prayoga Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jurusan Teknik Elektronika dengan judul “Rancang Bangun Sistem Deteksi Gizi

Buruk Pada Balita Usia Dini Di Posyandu Berdasar Berat Badan Dan Tinggi Badan Yang Terhubung Dengan PC Berbasis Internet Gateway”. Kekurangan pada alat ini adalah hanya

mengukur tinggi badan dan berat badan.

Berdasarkan identifikasi pada alat tersebut, penulis akan membuat alat “Monitoring Gizi

Buruk Berbasis PC” dimana pada alat tersebut

tidak hanya mengukur berat badan, tetapi juga menambahakan angka kebutuhan lemak dan karbohidrat..

1.2 Batasan Masalah

1.1.1 Menggunakan mikrokontroller

Atmega8535 sebagai pengolah data dan pengontrol kinerja sistem.

1.1.2 Pengukuran berat badan pada hanya pada

bayi berumur 0-2 tahun.

1.1.3 Sensor berat yang digunakan untuk

mengukur berat adalah load cell.

1.1.4 Range berat badan yang digunakan yaitu 1

kg – 12 kg.

1.1.5 Hasil akan di tampilkan pada PC (Personal

Computer).

1.1.6 Hasil pengukuran dapat disimpan dalam PC

dan dicetak.

1.3 Rumusan Masalah

“Dapatkah dikembangkan Monitoring Gizi Buruk Berbasis PC?”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

1.4.1.1 Dikembangkannya Monitoting Gizi Buruk Berbasis PC.

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Membuat rangkaian dan program mikrokontroller Atmega8535. 1.4.2.2 Menggunakan load cell sebagai

sensor pendeteksi berat badan bayi. 1.4.2.3 Menggunakan modul Bluetooth

HC05.

1.4.2.4 Membuat program pada PC (Personal Computer) untuk menampilkan dan mencetak data berat badan bayi, angka kebutuhan lemak, dan karbohidrat

1.4.2.5 Menampilkan berat badan dalam bentuk grafik pada PC (Personal Computer).

Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

1.5.1.1 Untuk menambah pengetahuan mahasiswa Teknik Elektromedik di bidang life support

1.5.1.2 Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

(3)

3

1.5.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Memudahkan pemantauan hasil pengukuran yang ditampilkan pada PC.

1.5.2.2 Memudahkan petugas posyandu dalam melakukan pemantauan gizi buruk.

1.5.2.3 Hasil pengukuran dapat disimpan dalam PC.

II. METODE PENELITIAN 2.1 Blok Diagram

Sensor Berat PSA

Sensor Jarak Tombol Reset Mikrokontroller HC-05 Program PC Program

INPUT

PEMROSESAN

OUTPUT

Print

Gambar 2.1 Blok Diagram

2.2 Diagram Alir

Diagram alir sistem

Begin Inisialisasi Sensor Bekerja Mikrokontroller Mengolah Data Bluetooth Pair Device Bluetooth Connected

Kirim Data Dari tx

End

Tidak

Gambar 2.2 Diagram Alir Transmitter

Begin Terima Data Di rx Tampil PC Cetak End

(4)

4 J11 TP2 1 J12 OUTPUT -1 tp 1 TP1 1 R10 220 VCC J9 CON1 1 VCC -+ U7 TL081 3 2 6 71 45 R5 RESISTOR J16 out 1 2 D4 LED -5V -5V J6 s upply 1 2 3 TP4 in 1 J10 CON1 1 J13 OUTPUT + 1 R4 RESISTOR D3 LED R12 J7 CON1 1 D5 3v 6 -5V VCC R9 220 TP3 AD620 1 J3 ref 3 1 R1 R 10 J1 usb to loadcell 1 2 3 4 VCC R6 RESISTOR J18 of f set 1 2 J2 out gain 1 2 R2 R 1K VCC J8 CON1 1 J17 OUTPUT 1 -+ U4 AD620 2 6 7 4 8 1 3 5 R3 RESISTOR -+ U6 TL081 3 2 6 71 45 R13 RESISTOR VAR -5V J14 supply mikro 1 2 VCC TP5 TL081 1 -5V R7 RESISTOR J8 CON5 1 2 3 4 5 RESET VCC DO5 C1 22PF J9 Port D 1 2 3 4 5 6 7 8 RESET J2 Port B 1 2 3 4 5 6 7 8 J4 HC 05 1 2 3 4 XTAL1 SCK VCC J12 POWER SUPPLY 1 2 RS RESET XTAL2 J16 CON1 1 DO6 PD2 AREF VCC D1 LED Y 1 11.9Mhz RW VCC XTAL2 XTAL1 R3 1k 1 2 J14 CON1 1 PD2 DO7 C2 22PF AREF SCK R6 1k 1 2 TX EN MISO R2 1k 1 2 C3 CAP 1 2 MISO RX SW1 RESET 1 2 J11 power out 1 2 SW2 Self Test 1 2 RX J5 panjang 1 2 3 J13 CON1 1 R5 POT J3 Port A 1 2 3 4 5 6 7 8 J15 CON1 1 VCC MOSI DO4 MOSI J6 berat 1 2 VCC TX VCC R4 R IC1 ATMEGA8535-DIL40 3 12 13 2 16 17 18 19 11 10 8 7 6 36 35 34 33 32 37 1 4 5 9 14 15 20 21 40 39 38 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 PB2(INT2/AIN0) XTAL2 XTAL1 PB1(T1) PD2(INT0) PD3(INT1) PD4(OC1B) PD5(OC1A) GND VCC PB7[SCK) PB6[MISO) PB5(MOSI) PA4(ADC4) PA5(ADC5) PA6(ADC6) PA7(ADC7) AREF PA3(ADC3) PB0(XCK/T0) PB3(OC0/AIN1) PB4(SS) RESET PD0(RXD) PD1(TXD) PD6(ICP) PD7(OC2) PA0(ADC0) PA1(ADC1) PA2(ADC2) AGND AVCC PC7(TOSC2) PC6(TOSC1) PC5 PC4 PC3 PC2 PC1(SDA) PC0(SCL) J7 Port C 1 2 3 4 5 6 7 8 III. PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengukuran Test Point

3.1.1 Rangkaian Pengondisi Sinyal Analog

Pada sensor terdapat empat kabel sebagai input (+), input(-), output(+) dan

output(-), output(+) terhubung dengan kaki 3

IC AD620 dan output(-) terhubung dengan kaki 2 IC AD620. Output dari AD620 berupa tegangan negatif (-). Besarnya resistansi output sensor dipengaruhi oleh tekanan yang diterima oleh sensor. Multiturn R1 berfungsi untuk mengatur penguatan output sensor. Ouput sensor akan dikuatkan oleh IC AD620 sebanyak 1000 kali, hal ini dikarenakan output tegangan dari sensor sangat kecil hingga kurang dari satu millivolt. Kemudian, referensi tegangan akan di nolkan melalui inverting adder. Output dari IC AD620 adalah negatif (-), selanjutnya output dari IC AD620 akan di kuatkan 1 kali oleh rangkaian inverting. Sehhingga, tegangan yang bernilai negatif (-) akan bernilai positif (+).

3.2 Rangkaian Minimum Sistem

Gambar.3.9 Rangkaian Minimum Sistem

a) Listing program

pengiriman data ADC :

while (1) { printf("a%fb",berat); delay_ms(500); printf("c%fd",panjang); delay_ms(500); }

Program diatas merupakan program yang digunakan untuk mengirim data dari hasil pembacaan ADC ke PC.

(5)

5

3.7 Pengukuran dan Pengujian

Tabel 4.1 Data Pengukuran Berat Badan

4.6 Kelemahan/kekurangan sistem

1. Untuk pembacaan pengukuran berat badan bayi memiliki hasil rata-rata error yang sedikit lebih besar.

2. Nilai pembacaan dapat berubah jika bayi terus bergerak karena hasil pengukuran data yang ditampilkan berupa rata-rata pengambilan data dari alat. Dan saat pengukuran telah terkirim ke PC harus ditekan ‘stop’ pada PC agar tidak terjadi perubahan pengukuran.

4 PENUTUP

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pembahasan dan tujuan pembuatan modul dapat disimpulkan bahwa :

1. Rangkaian minimum system Atmega 8535 dapat mengontrol system dengan baik sehingga alat dapat bekerja sesuai keinginan.

2. Software delphi menggunakan setting

baud sebesar 9600.

3. Software mikrokontroler menggunakan setting XTAL 11.059200 MHz sehingga

baud rate error menjadi 0% dan tidak

mengurangi besarnya data ADC yang dikirim.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa sensor jarak pada alat ‘MONITORING GIZI BURUK’ bisa untuk digunakan

Saran :

Karena berbagai faktor alat yang penulis buat ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi perencanaan bentuk fisik ataupun kinerjanya. Adapun analisa kekurangan dari alat yang penulis buat ini adalah:

1. Mengurangi nilai eror pada sensor berat dengan membuat modul yang lebih baik.

2. Mekanik untuk tempat sensor didesain lebih minimalis, karena desain mekanik yang telah dibuat oleh peneliti masih sedikit goyang.

3. Dapat ditambah dengan perkembangan otak pada bayi.

Berat (Kg) Hasil Pengukuran (Kg) Me an X1 X2 X3 X4 X5 1.0 1.0 1.1 1.0 0.9 0.8 0.96 2.0 2.0 2.1 1.9 1.9 2.1 2.0 3.0 2.9 3.0 3.1 2.9 3.0 2.98 4.0 4.0 4.0 3.9 4.1 4.1 4.02 5.0 5.0 5.1 5.0 4.9 4.9 4.98 6.0 6.0 6.0 6.1 6.1 6.1 6.06 7.0 7.1 7.1 7.0 7.1 7.0 7.06 8.0 8.1 8.1 8.1 8.0 7.9 8.04 9.0 9.0 9.0 9.1 9.1 9.2 9.08 10.0 10. 2 10.0 10.1 9.9 9.9 10.02 11.0 11. 0 11.1 11.1 11.2 11.0 11.08 12.0 12. 1 12.0 12.1 12.2 12.0 12.08

(6)

6

DAFTAR PUSTAKA

Ardi Winoto, (2008). Mikrokontroller AVR Atmega8/16/32/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Informatika.

Bandung

Ardhanang Gumilang Megantara, 2014. Monitoring Timbangan Bayi Berbasis PC Dengan Komunikasi Via Serial. RS 232 (Dilengkapi Dengan Data Pasien). Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Surabaya.

Brian Prayoga, 2010, Rancang Bangun Sistem Deteksi Gizi Buruk Pada Balita Dini Di Posyandu Berdasar Berat Badan dan Tinggi Badan Yang Terhubung Dengan PC Berbasis Internet Gateway. Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Dewi Laelatul Badriah, 2011. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: PT Refika Aditama

Dewi Nofitasari A, 2012. Faktor – Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk Pada Balita Yang Dirawat Di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Tugas Akhir Hasil Akhir Penelitian, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.

Dian Handayani, Olivia Anggraeny,dkk , 2015. Nutrition Care Process (NCP). Yogyakarta: Graha Ilmu.

F.G. Winarno, 1995. Gizi Dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan Pengadahan dan Pengolahannya. Jakarta: Pustaka Sinar. Fyke, Mary K, and Rebbeca J. Frey. “Malnutrition”

The Gale Encyclopedia of Medicine, 3rd ed.

Vol.3, Gale.

Merryana Adriani, Bambang Wirjatmadi, 2014. Gizi dan Kesehatan Balita Peranan Mikro Zinc pada Petumbuhan Balita. Jakarta: KENCANA.

Splash Tronic. (2013). HC-05 Bluetooth To Serial Module + Level Converter.

http://splashtronic.wordpress.com/tag/hc-05/ Diakses pada 1 Desember 2016, pukul 16:05.

Kitoma Indonesia, (2016). Load Cell dan

Timbangan.www.kitomaindonesia.com

Diakses pada Sabtu, 01 Desember 2016 pukul 17:47 WIB

BIODATA PENULIS

Nama : Galuh Lailatus Annisya

NIM : P27838014022

TTL : Surabaya, 06 Januari 1997

Alamat : Rumdis TNI-AL Wonosari A/143

Pendidikan : SMA HANG TUAH 1 SURABAYA

Gambar

Gambar 2.3 Diagram Alir PC
Tabel 4.1 Data Pengukuran Berat Badan

Referensi

Dokumen terkait

jumlah balita gizi buruk yang mengalami peningkatan berat badan setiap bulan pemberian PMT-P di Puskesmas Pekan Labuhan tahun

Disarankan kepada pihak RSUP Haji Adam Malik Medan agar mengukur status Gizi Anak Balita yang akan dirawat dan diharapkan adanya koordinasi dalam pengaturan diet Anak

meskipun pemberian PMT dapat menaikkan berat badan balita namun berat badan balita masih dibawah berat badan ideal. Banyaknya balita sakit berpengaruh negatif terhadap

Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Ukuran Antropometrik Bayi Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan, berat badan ibu sebelum hamil, status gizi (yang

Hasil uji statistik karakteristik balita dengan gizi buruk serta berat badan sebelum pada kelompok intervensi dan kontrol memiliki kesetaraaan pada usia, jenis

Hal ini dapat dipahami oleh karena kenaikan berat badan dan tinggi badan belum sesuai dengan standar kenaikan berat badan yang dapat memberikan perubahan status gizi

Januari 2019 137 – 146 Analisis Faktor Keteraturan Kunjungan Posyandu Balita Dan Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan/Umur Danik Riawati, Ajeng Novita Sari 141 Tabel 3

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dan tingkat kecukupan energi dengan status gizi balita, serta tidak terdapat hubungan