Pengembangan dan Pembinaan
Sistem Pendidikan Kedokteran
di Indonesia
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Sistem Pendidikan Kedokteran
Indonesia
Merupakan satu kesatuan (sistem), terdiri atas beberapa jenis program studi, yg berada pada dua alur pendidikan .
Alur akademik terdiri atas Program Pendidikan Sarjana Kedokteran yg merupakan bagian yg menyatu dengan Program
Pendidikan Dokter, Program Magister Ilmu Kedokteran, dan Program Doktor Ilmu Kedokteran. Alur profesi, terdiri atas Program Pendidikan Dokter (first professional degree), Program
Dokter Spesialis (second professional degree) dan Program Dokter Spesialis-Konsultan, dulu disebut Dokter Sub-spesialis
atau Super-spesialis (third professional degree).
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Dasar Utama Pengembangan
dan Pembinaan
Sbg bagian dari suatu universitas, melaksanakan tiga dharma perguruan tinggi pendidikan dlm ilmu kedokteran, riset ilmiah
kedokteran, dan pengabdian kpd masyarakat dlm bidang kedokteran.
Menopang pelaksanaan Sistem Pemberian Pelayanan
Medis (Medical Care Delivery System) yg merupakan bagian integral dari Sistem Pemberian Pelayanan Kesehatan kpd masyarakat (Health Care Delivery Systems). Atas dasar ini pendidikan di bidang kedokteran gigi, keperawatan, kesehatan
publik dan kefarmasiaan selanjutnya juga ditangani dlm satu kesatuan kelompok Ilmu kesehatan.
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pengembangan dan Pembinaan
Program Pendidikan Dokter di
Indonesia
Sbg pendidikan profesi yg berbasis ilmu pengetahuan
(science based ).
Pendidikan Dokter yg bermutu utk Indonesia berorientasi pd perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran, serta sesuai dg tatanan dan tingkat penerimaan masyarakat di Indonesia.
Pengembangan institusi pendidikan secara bertahap, dan
terkendalikan, disertai pembinaan yg terarah dan
menyeluruh; memperhatikan pemerataan.
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Program Pendidikan Dokter
Sbg Pendidikan Profesi
Terceminkan pd penyusunan kurikulum pendidikan dan pelaksanaan berbagai bentuk pengalaman belajar, serta pengembangan berbagai sumber daya pendidikan, termasuk
lingkungan dan suasana belajar.
Merupakan program pendidikan sbg satu kesatuan utuh
tidak terpisahkan antara tahap pendidikan dasar dan tahap pendidikan profesi.
Pendidikan dasar diarahkan utk penguasaan ilmu dan
teknologi kedokteran yg kokoh disertai tahap pendidikan klinik berupa pengalaman belajar klinik yg baik yg ditujukan utk membina
sikap, tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan professional medis.
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Program Pendidikan Dokter Sbg Pendidikan Profesi
Pengalaman belajar lapangan / komunitas (PBL)
diarahkan utk lebih memahami tatanan masyarakat dan mengenal berbagai masalah medis / kesehatan yg dihadapi masyarakat, sambil mengenalkan berbagai cara dan kendala pd pelaksanaan
pelayanan medis di masyarakat.
Lulusan diharapkan memiliki sikap, tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan professional medis yg dirumuskan di dalam
Tujuan Pendidikan Dokter (Lht. KIPDI-I dan KIPDI-II)
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pelaksanaan Pengalaman Belajar Klinik (PBK) sangat
bergantung pd “mutu” komunitas professional yg ada di rumah sakit dan lahan praktek lain yg digunakan utk pelaksanaan
Merumuskan Tujuan Pendidikan.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
Tampilan kerja
Masalah medis, dan harapan masyarakat thd
profesi kedokteran
Sikap dan pandangan profesi
Ma'rifin Husin Kurikulum Berbasis Kompetensi
Rumusan Tujuan Pendidikan
Kurikulum Pendidikan
Proses Pembelajaran Perilaku Masuk Perilaku KeluarProses Pembelajaran
Masukan
Proses
Luaran
Ma'rifin Husin Kurikulum Berbasis Kompetensi
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pengembangan Program
Pendidikan Dokter Spesialis
Katalog Pendidikan disusun dan ditetapkan oleh organisasi
profesi dg memperhatikan bbg kemungkinan persinggungan.
Pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan proses pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kolegium
pendidikan.
Penetapan bidang spesialisasi baru oleh organisasi profesi dan dokter spesialis dlm bidang spesialisasi yg akan dibuka.
Pemilihan dan penetapan pusat pendidikan baru utk pelaksanaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS),
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pengembangan Institusi
Pendidikan Dokter
Pengembangan intitusi pendidikan secara bertahap, dan
terkendalikan, disertai pembinaan yg terarah dan menyeluruh; memperhatikan pemerataan.
Sangat diperlukan utk pembangunan kesehatan dari
masyarakat, dan unsur pemerataan; selalu didahului dg rangkaian rapat kerja sbg persiapan.
Diperkirakan dapat terus tumbuh dan berkembang; terdapat rumah sakit yg dpt digunakan sbg rumah sakit pendidikan,
serta komunitas professional yg memadai.
Pemilihan dan penetapan FK yg sudah mapan sbg institusi
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pengembangan Institusi Pendidikan Dokter
Bbp contoh
FK UNSIYAH dibina oleh FK USU dll.
FK UNRI dibina oleh FK UNAND
FK UNILA dibina oleh FK UNPAD
FK UNSOED dibina oleh FK UNDIP
FK UNEJ dibina oleh FK UNAIR
FK UMY dibina oleh FK UGM
FK UNMUL dibina oleh FK UNBRAW
FK UN.AL-KHAIRAT dibina oleh FK UNHAS
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Perkembangan Institusi
Pendidikan Dokter
…… – 1960 :
8 institusi pendidikan
1961 – 1970 :
22 institusi pendidikan
1971 – 1980 :
23 institusi pendidikan
1981 – 1990 :
27 institusi pendidikan
1991 – 2000 :
36 institusi pendidikan
2001 – 2010 :
72 institusi pendidikan
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pengembangan Pelaksana
Progr. Pend. Dokter Spesialis
Dilakukan secara terarah, aktif dan berencana.
Dengan asistensi institusi pendidikan pelaksana PPDS yg sudah mapan sbg institusi pembina.
Memperhatikan kemampuan yg ada dan utk berkembang ; bbg sumber daya yg diperlukan, terutama SDM.
Didasarkan pada tuntutan kebutuhan masyarakat, terutama Sistem Pemberian Pelayanan Medis, khususnya medis
spesialistik, dan fragmentasi ilmu yg relevan.
Tanggung jawab pelaksanaan dan evaluasi hasil pendidikan / pelatihan oleh masing-masing kolegium pendidikan.
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pengembangan Pelaksana Progr. Pend. Dokter Spesialis
Bbp contoh
Pelaksana PPDS UNAND dibina oleh UI dan USU
Pelaksana PPDS UNSRI dibina oleh UI
Pelaksana PPDS UNUD dibina oleh UNAIR
Pelaksana PPDS UNS dibina oleh UGM dan UNAIR
Pelaksana PPDS UNSRAT dibina oleh UNHAS
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pengembangan Pelaksana
Progr. Pend. Dokter Spesialis
Pembinaan biasanya dilakukan oleh lebih dari satu institusi pendidikan pembina; dikoordinasi oleh masing-masing kolegium
Bergantung pd jenis bidang spesialisasi yg mampu
dilaksanakan dan yg diperlukan oleh Sistem Pemberian Pelayanan Medis.
Semula ada 9 pusat pendidikan PPDS (1980) menjadi 10 pusat pendidikan (1990), 13 pusat pendidikan PPDS (2005), dan 14 pusat
pendidikan PPDS (2011).
Perkembangan jenis program studi pd PPDS semula ada 14 (1980) menjadi 22 (1990), 24 (2000) , dan 27 jenis program studi
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Perkembangan Lulusan
Program Pendidikan Dokter
…... – 1970 : 5.837 1971 – 1975 : 3.825 1976 – 1980 : 5.637 1981 – 1985 : 6.454 1986 – 1990 : 8.093 1991 – 1995 : 9.688 1996 – 2000 : 12.815 2001 – 2005 : 22.609 2006 – 2010 : 32.164
Sejak tahun 1950 hingga akhir 2010 Prog. Pend. Dokter
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Perkembangan Lulusan
Program Pendidikan Dokter Spesialis
1979 – 1983 : 631 - 4 dasar – 1.155 seluruhnya 1984 – 1988 : 872 1.660 1989 – 1993 : 996 2.044 1994 – 1998 : 865 1.973 1999 – 2003 : 1.444 2.919 2004 – 2008 : 2.388 4.957
Dari tahun 1979 – 2008 PPDS telah menghasilkan 7.196
Dokter Spesialis dlm empat bidang spesialiasi dasar, dan
secara keseluruhan
14.708 Dokter Spesialis dari bbg
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Mekanisme Kerja
Merumuskan pandangan dan rencana kerja melalui
kelompok pakar sbg kelompok kerja
kel.kesehatan sbg kelompok inti, kel. kedokteran,
PPDS, kedokteran gigi, keperawatan, kes.mas, dan
kefarmasian.
Menyampaikan kpd
Dirjen.Dikti
bila ada yg perlu
ditetapkan sbg kebijakan.
Menggunakan
forum dekan
dlm menjaring
pandangan / pendapat, hambatan atau kendala dlm
mengimplementasikan suatu program atau kebijakan
dan mengkomunikasikan hal-hal yg perlu disampaikan
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Mekanisme Kerja
Bekerja sama dg
organisasi profesi
dan
perangkatnya, seperti bersama MDA dan perhimpunan
dlm mentapkan pogram studi baru atau juga pusat
pendidikan baru pd PPDS.
Dalam hal-hal yg diperlukan, bekerja sama dengan
Dep.Kesehatan
, seperti dlm membahas bersama
rumah sakit yg digunakan oleh Program Pendidikan
Dokter sebagai tempat pendidikan / pelaksanaan
pengalaman belajar klinik dan riset ilmiah kedokteran;
kebutuhan Dokter dan Dokter Spesialis dsb.
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Pengembangan Mekanisme
Pengelolaan Menuju Masa Depan
Membantu dan mendorong terbentuknya
Konsil
Kedokteran Indonesia
(KKI), a.l. dlm penyusunan
“academic paper”; didasarkan pd pandangan / keyakinan
bahwa harus ada suatu badan yg merumuskan bbg
kebijakan yg diperlukan dan
“mengawal” perkembangan
Sistem Pendidikan Kedokteran.
Membentuk bbg
asosiasi institusi pedidikan
yg
diperlukan utk memperlancar pemanfaatan bbg sumber
daya secara bersama dlm melaksanakan program
pendidikan, bukan suatu badan yg merumuskan
bebijakan
seperti AIPNI, AIPKI, Asosiasi Institusi
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Menuju Mekanisme Pengelolaan
Pengembangan di Masa Depan
Konsil Kedokteran Indonesia Organisasi Profesi Kedokt. di Indonesia (IDI, PDGI) Institusi Pendidikan Kedokt. Indonesia di Indonesia
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Melakukan Perubahan
Melakukan
perubahan bukan sekedar utk
berubah
a.t. berubah secara terarah, menuju
keadaan yg lebih baik, berencana dan terkendalikan.
Melakukan perubahan menuju
tingkat
perkembangan Sistem Pendidikan Kedokteran
yg lebih baik
mampu menjawab tuntutan
kebutuhan masyarakat dan Sistem Pemberian
Pelayanan Kedokteran kpd masyarakat.
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Mengendalikan Perubahan
Melalui rapat kerja berkala, bbg laporan a.l. dari
institusi pendidikan, peristiwa di masyarakat, dan
pemberitaan di bbg media
dilakukan penyesuaian
secara berkala dlm hal-hal yg diperlukan.
Membangun mekanisme membina mutu pendidikan
melalui asistensi dlm pengembangan
institusi
pendidikan pembina.
Pertumbuhan / perkembangan institusi pendidikan
secara terencana dg memperhatikan mutu pendidikan,
keadilan dan pemerataan.
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
2 5 8 17 22 22 23 25 27 32 36 50 72 1950 1955 1960 1965 1976 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010
Perkembangan Jumlah FK
di Indonesia
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
3.825 5.637 6.454 8.093 9.688 12.815 23.226 32.164 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000
Jumlah Lulusan FK di Indonesia
Dlm Masa Limatahunan 1971-2010
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
0 5 10 15 20 25 PRIA WANITA
Lulusan FK di Indonesia
Perbandingan Pria:Wanita
(1996-2000; 2001-2005; 2006-2010)
1996-2000 2001-2005 2006-2010MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Lulusan PPDS
Dalam Limatahunan 1979-2008
1979-1983 1984-1988 1989-1993 1994-1998 1999-2003 2003-2008 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 4 DASAR SELURUHNYA 4.957 1.155 631 2.388MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Harapan ke Depan
Sistem Pendidikan Kedokteran yg
sesuai dg
tuntutan kebutuhan masyarakat di Indonesia
, dan
menopang pelaksanaan Sistem Pemberian Pelayanan
Medis
bermutu
,
berkeadilan
dan memperhatikan
pemerataan
.
Penataan pengelolaan pengembangan dan pembinaan;
kejelasan kewenangan dan tanggung jawab
pemberdayaan KKI
.
Pengembangan / perubahan terarah, berencana, dan
terkendalikan,
bertolak dari Sistem Pendidikan
Kedokteran Indonesia yg ada
; Indonesia punya
sejarah panjang.
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Objectives - Ways - Means
O M W M1 W1 M2 W2
Mungkinkah ?????
MA'RIFIN HUSIN SISTEM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Sekian
Pengembangan dan Pembinaan
Sistem Pendidikan Kedokteran
Ma’rifin Husin
Konsorsium Ilmu Kesehatan Indonesia