• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RSU PURWOGONDO 1 / 19 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan kepadanya. Perkembangan jumlah rumah sakit di Indonesia, yang diikuti pula dengan pola perkembangan penyakit, perkembangan teknologi kedokteran dan kesehatan serta perkembangan harapan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit menjadikan dibutuhkannya sistem manajemen rumah sakit yang handal

Rumah Sakit Umum (RSU) Purwogondo merupakan salah satu instalasi penunjang pelayanan kesehatan masyarakat. Rumah Sakit Umum (RSU) Purwogondo mempunyai visi misi sebagai berikut :

Visi

Mewujudkan pelayanan yang bermutu, mudah, cepat, dekat, aman terpercaya dan mandiri.

Misi

 Memberikan pelayanan kesehatan bermutu secara paripurna, dilaksanakan oleh tenaga yang profesional serta terjangkau oleh segala lapisan masyarakat.

 Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan kesehatan secara berkelanjutan.

 Senantiasa melengkapi sarana dan prasarana pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat.

 Membudayakan sikap peka dan tanggap terhadap kebutuhan pelanggan dan menciptakan rumah sakit yang nyaman.

Mengembangkan potensi sumber daya manusia yang tersedia dan membentuk tim kerja yang kompak dalam upaya mewujudkan peningkatan pelayanan kesehatan.

Laboratorium rumah sakit merupakan salah satu instalasi penunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendirian Laboratorium membutuhkan tempat tertentu, bahan kimia dan tempat penyimpanannya, penyediaan peralatan Laboratorium dan peletakkannya, prosedur pengamatan dan keselamatan, penanganan spesimen dan limbah infeksius, pencegahan

(2)

RSU PURWOGONDO 2 / 19 infeksius dan upaya kesehatan pekerja serta sumber daya yang terstandarisasi dan dilaksanakan maksimal.

Teknologi yang semakin maju serta pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat tentang kesehatan akan mendorong tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai pogram dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya

Di rumah sakit adanya Laboratorium sangat penting, karena pada dasarnya hasil dari pemeriksaan Laboratorium dapat digunakan untuk pengambilan tindakan dan pengobatan terhadap pasien.

Pemeriksaan Laboratorium RSU Purwogondo meliputi pemeriksaan darah, urine, feses dan dahak.Spesimen haruslah representative dan diperiksa sesuai dengan standart prosedur yang ditetapkan.

Adapun beberapa pemeriksaan yang tidak bisa dikerjakan di Laboratorium Rumah Sakit, maka Laboratorium Rumah Sakit akan mengirim sampel tersebut ke Laboratorium luar dengan persetujuan pasien dan keluarga yang bersangkutan.

Laboratorium melayani pemeriksaan pasien rawat inap, rawat jalan dan pemeriksaan atas permintaan pasien sendiri.Semua pemeriksaan dilakukan oleh tenaga ahli Analis kesehatan yang kompeten dalam bidangnya.

Pemeriksaan Pre analitik, analitik dan pasca analitik dilakukan sesuai dengan standart prosedur yang baik, sehingga menghasilkan hasil yang akurat.

Dalam pemeriksaan dibutuhkan suatu reagensia dan peralatan yang baik. Untuk menjaga kualitas reagensia dan peralatan, Laboratorium Rumah Sakit melakukan control mutu alat dan reagensia secara berkala seperti kalibrasi alat, cara pendistribusian reagensia, penyimpanan reagensia, dan pengetesan reagensia.

Oleh karena itu penting untuk disusun suatu buku pedoman sebagai bahan acuan bekerja di labotarorium.

(3)

RSU PURWOGONDO 3 / 19 B. Tujuan

Buku pedoman pelayanan Laboratorium ini disusun untuk digunakan sebagai bahan acuan bekerja di Laboratorium RSU Purwogondo.Dengan harapan agar pelayanan di Laboratorium RSU Purwogondo bisa mendapatkan hasil yang maksimal sehingga dapat menunjang ketepatan dalam pemberian pengobatan pasien sehingga pasien dapat tertangani dengan baik dan kepuasan pelanggan dapat tercapai. C. Ruang Lingkup 1. UGD 2. Rawat Inap 3. Poliklinik a. Poliklinik Anak b. Poliklinik Bedah c. Poliklinik Dalam d. Poliklinik Kandungan e. Poliklinik Syaraf f. Poliklinik Umum

4. Permintaan Luar Rumah Sakit

D. Batas Operasional 1. Pemeriksaan Darah

Tidak semua pemeriksaan darah dapat dikerjakan di laboratorium RSU Purwogondo.

Beberapa pemeriksaan darah yang bisa dikerjakan adalah :

a. Darah Lengkap (Hb, AL, AT, Hct, Diff Count, CT, BT dan golongan darah), Morfologi Darah Tepi

b. Kimia Darah (SGOT, SGPT, Ur, Cr, Gula darah, Billirubin, Protein Total, Albumin, Cholesterol, Trigliserid, Asam Urat, dan HDL/LDL). c. Serologi Darah (HbsAg, IgG+IgM Dengue, dan Widal)

2. Pemeriksaan Urine a. Urine rutin b. Urine Sediment. 3. Pemeriksaan Faeces

(4)

RSU PURWOGONDO 4 / 19 a. Faeses Rutin.

4. Pemeriksaan Mikrobiologi a. Pemeriksaan BTA b. Pemeriksaan Malaria

(5)

RSU PURWOGONDO 5 / 19 BAB II

PENGERTIAN DAN TUJUAN LABORATORIUM RUMAH SAKIT

A. Pengertian

Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 364/MENKES/SK/III/2003).

B. Tujuan

1. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu. 2. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis.

3. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan. 4. Menentukan beratnya penyakit.

5. Menentukan tahap penyakit. 6. Membantu menentukan rawat inap.

7. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit.

8. Membantu ketepatan terapi. 9. Memonitor terapi.

10. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah ditemukan diagnosis.

11. Membantu mengikuti perjalanan penyakit.

12. Memprediksi atau menentukan ramalan (prognosis) penyakit. 13. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap. 14. Mengetahui status kesehatan umum (general check up).

(6)

RSU PURWOGONDO 6 / 19 BAB III

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi dan Distribusi Sumber Daya Manusia

Kualifikasi dan distribusi pegawai perlu dilakukan dalam merencanakan kebutuhan tenaga laboratorium.Sedangkan distribusi Sumber Daya Manusia adalah tindakan pengelompokan pegawai sesuai dengan ilmu dan daya kompetisi yang dimiliki.

Struktur ketenagaan di laboratorium : 1. Penanggung jawab Laboratorium

a. Kompetensi :

 Dokter spesialis patologi klinik

 Dokter umum yang berkompeten dalam bidang Laboratorium Klinik.

b. Tugas :

Sebagai penanggung jawab atas pemeriksaan yang dilakukan oleh Laboratorium Rumah Sakit.

c. Kebutuhan Sejumlah 1 orang

2. Kepala Instalasi Laboratorium a. Kompetensi :

Minimal lulusan D III Analis Kesehatan yang berpengalaman sekurang-kurangnya 1 tahun dalam bidang Laboratorium Klinik. b. Tugas :

Mengoraganisir, mengatur serta mengontrol kinerja dari staff Laboratorium, agar pemeriksaan tetap berjalan dengan baik.

c. Kebutuhan : Sejumlah 1 orang

3. Staff Laboratorium a. Kompetensi :

Minimal lulusan DIII Analis Kesehatan untuk Laborat dan DI Transfusi / Analis kesehatan untuk Bank Darah

b. Tugas :

(7)

RSU PURWOGONDO 7 / 19 c. Kebutuhan :

Sejumlah 5 orang 4. Staff administrasi

a. Kompetensi :

Minimal lulusan SMA atau sederajat yang berpengalaman dalam bidang rumah sakit sekurang-kurangnya 1 tahun.

b. Tugas :

Melaksanakan administrasi laboratorium. c. Kebutuhan :

Sejumlah 2 orang

B. Pengaturan Jaga (Jadwal Pelayanan Laboratorium) 1. Jadwal :

a. Setiap hari kerja b. Sift 24 jam 2. Pengaturan jaga :

a. Shiff pertama : pukul 07.00 WIB - 14.00 WIB. b. Shiff kedua : pukul 14.00 WIB - 20.00 WIB. c. Shiff ketiga : pukul 20.00 WIB - 07.00 WIB 3. Pelayanan gawat darurat

a. Setiap hari b. 24 jam

(8)

RSU PURWOGONDO 8 / 19 BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas

1. Tatanan Ruang Laboratorium

Tatanan ruang laboratorium terdiri dari : a. Ruang Sampling

b. Ruang Pemeriksaan Hematologi c. Ruang Pemeriksaan Kimia Klinik d. Ruang Pemeriksaan Mikrobiologi e. Ruang Pemeriksaan Urinalisa f. Ruang Pemeriksaan Imunoserologi g. Ruang Penyimpanan/Gudang h. Ruang Administrasi / Tata Usaha i. Ruang Bank Darah

j. Ruang Tunggu Pasien Rawat Jalan k. Ruang Makan

l. Ruang Jaga Karyawan m. Kamar Mandi

2. Alat dan Bahan Pemakaian a. Pemeriksaan Darah

1) Hematologi darah rutin : - Hematology Analyzer - Tabung

- Rak Tabung - Clinipete

- Yellow tip & Blue tip - Fotometer

- Mikroskop - Bilik hitung - Centrifuge

- Obyek glass & Deck glass b. Pemeriksaan Urine

- Stick Urine - Obyek glass

(9)

RSU PURWOGONDO 9 / 19 - Deck glass - Mikroskop - Tabung reaksi - Centrifuge. c. Pemeriksaan Feces - Obyek glass - Deck glass - Mikroskop. d. Pemeriksaan Dahak - Inkas - Obyek glass - Jarum ose - Lampu spirtus

(10)

RSU PURWOGONDO 10 / 19 BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran dan Pelayanan

B. Pengelolaan Spesimen

Seperti kita ketahui bersama bahwa semua bahan pemeriksaan seperti darah, urin, feces, sputum dan lain-lain yang berasal dari pasien merupakan bahan-bahan yang sangat infeksius.Agar para petugas laboratorium dan para perawat tidak terinfeksi serta lingkungan tidak tercemari oleh bahan-bahan dan sisi bahan infeksius maka diperlukan pengelolaan spesimen dengan baik.

SELESAI

REKAM MEDIS REGISTER PASIEN

PENDAFTARAN

RAWAT INAP RAWAT JALAN KLINIK

UGD

LABORATORIUM

HASIL

RAWAT INAP RAWAT JALAN KLINIK

KANTOR PERAWAT

(11)

RSU PURWOGONDO 11 / 19 Cara pengelolaan spesimen :

- Pelabelan identitas pasien juga sangat penting yaitu meliputi nama, nomor RM, umur, jenis kelamin juga alamat pasien agar tidak terjadinya spesimen yang tertukar

- Spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada label

- Specimen dahak kedalam inkas dan ditutup, setelah pengerjaan BTA segera disinar dengan sinar UV.

- Bahan yang tumpah segera dibersihkan dengan desinfektan.

- Sebelum dicuci, bekas spesimen direndam dalam larutan desinfektan atau disterilkan.

- Untuk serum yang ikterus atau HBsAg positif harus dipisahkan tersendiri dan diberi desinfektan sebelum dibuang atau dicuci.

- Petugas mencuci tangan dengan desinfektan setiap habis kontak dengan bahan infeksius atau setelah selesai bekerja.

C. Pemeriksaan Laboratorium 1. Persiapan Pasien 2. Pengambilan Sampel 3. Penanganan Sampel 4. Pengiriman Sampel 5. Pemeriksaan 6. Penilaian/Interpretasi hasil 7. Pencatatan Hasil D. Pengelolaan Limbah

1. Pemisahan dan Pengurangan (separation and reduction) - Limbah harus dipisahkan dari sumbernya

- Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas 2. Pengumpulan dan Penampungan (collection)

- Limbah dikumpulkan dan ditampung sesuai dengan jenis limbah

3. Pengangkutan (transportation)

- Pengangkutan limbah Laboratorium harus hati-hati - Memperhatikan pola penularan penyakit

(12)

RSU PURWOGONDO 12 / 19 4. Pembuangan dan Pemusnahan (disposal and insineration)

- Limbah dimusnahkan dengan jalan dibakar

E. Laporan dan Arsip

Semua hasil pemeriksaan dari laboratorium RSU Purwogondo diarsip dalam buku register dan buku rekam medis. Kemudian dari buku register dirangkum kedalam buku laporan bulanan dan tahunan, yang kemudian dari hasil laporan tersebut dapat dibuat grafik perbandingan jumlah pemeriksaan setiap bulan dan setiap tahunnya. Sehingga dapat dilihat pekembangan laboratorium tiap tahunnya.

F. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat

Pemeliharaan dan kalibrasi dilakukan untuk memperoleh kondisi alat yang optimal dalam pemakaianya, sehingga diperoleh kualitas produksi pemeriksaan yang terpercaya serta adanya keamanan dalam bekerja. Karena sebagian besar alat laboratorium diadakan dengan sistem KSO (Kerjasama Operasional) maka maintenance dan kalibrasi alat menjadi tanggung jawab pemilik alat. Pemeliharaan alat secara harian menjadi tanggung jawab personil laboratorium, terutama yang sedang bertugas. Frekuensi pemeliharaan alat tergantung keadaan dan kebutuhan alat, yang dapat dilakukan setiap hari, setiap minggu sekali maupun setiap bulan sekali.

Pemeliharaan alat-alat laboratorium RSU Purwogondo dilakukan secara berkala.Ada yang dilakukan setiap hari, setiap bulan dan setiap 3 bulan.Pemeliharaan alat setiap hari misalnya pencucian tabung kaca setelah digunakan untuk pemeriksaan.

Pemeriksaan Quality Control (QC) dilakukan setiap hari pada alat Hematology Analyzer dan dilakukan maintenance tiap bulan oleh tekhnisi yang berwenang.

Standarisasi fotometer dilakukan setiap hari dan atau setiap ganti reagent.Sedangkan untuk kalibrasi fotometer dilakukan setiap tiga bulan. G. Troubleshooting

Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidakcocokan hasil, malfungsi alat ataupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin disebabkan oleh karena adanya gangguan pada peralatan. Untuk itu perlu

(13)

RSU PURWOGONDO 13 / 19 adanya pemecahan masalah (troubleshooting). Troubleshooting adalah proses atau kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak memuaskan dan memilih cara penanganan yang benar untuk mengatasinya. Makin canggih suatu alat akan makin kompleks permasalahan yang mungkin terjadi.

Biasanya masing-masing alat dilengkapi dengan buku panduan penggunaan alat, termasuk troubleshooting jika ada sesuatu gangguan pada alat. Dalam kondisi dimana troubleshooting tidak mampu dilakukan sendiri, maka pihak laboratorium akan menghubungi teknisi untuk memecahkan masalah. Adanya lebih dari 1 alat juga bisa menjadi solusi, jika alat yang 1 sedang tidak bisa dipakai maka bisa dipakai alat lain sehingga pelayanan tidak terganggu.

H. Pelayanan Rujukan

Beberapa parameter pemeriksaan belum bisa dikerjakan di Laboratorium Rumah Sakit Umum Purwogondo seperti pemeriksaan histopatologi, sitologi, FT4, TSH, Hb Elektroforesa, dll.

Dalam hal ini, sampel akan dikirim ke laboratorium rujukan yang sudah ditunjuk secara resmi oleh rumah sakit karena beberapa pertimbangan, misalnya laboratorium tersebut harus memenuhi standar, undang-undang dan peraturan serta mempunyai reputasi yang baik. Dalam hal ini, yang ditunjuk oleh rumah sakit adalah Laboratorium CITO. Pengambilan sampel dan pengiriman hasil dilakukan oleh petugas dari Laboratorium CITO.

(14)

RSU PURWOGONDO 14 / 19 BAB V

LOGISTIK

Pengadaan bahan-bahan logistik Laboratorium Rumah Sakit Purwogondo dilakukan sesuai dengan barang apa saja yang dibutuhkan.

Unit Laboratorium mempunyai perancanaan pemesanan bahan logistik sesuai dengan jumlah pasien dan jumlah pemeriksaan yang dilakukan setiap harinya.Bahan logistik ada yang bisa langsung diambil di apotik dan ada yang langsung dipesan ke bagian logistik. 1. Minta ke Apotik : - Spuit - Handscoon - Kapas - Aquadest - Alkohol - Hypafic 2. Minta ke Logistik : - Reagent

(15)

RSU PURWOGONDO 15 / 19 BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan pasien adalah daya dan upaya yang dilakukan petugas laboratorium ketika melakukan sampling atau pengambilan specimen agar pasien merasa aman dan terhindar dari kecelakaan yang mengakibatkan pasien kesakitan.

B. Tujuan

1. Pasien merasa aman ketika dilakukan pengambilan darah.

2. Menghindari kesakitan yang lebih besar ketika dilakukan pengambilan darah.

3. Diperoleh specimen yang representative.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

1. Petugas Laboratorium memberikan penjelasan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.

2. Dalam mengambil sampel darah pasien dikondisikan dalam posisi yang nyaman, bisa duduk atau berbaring.

3. Dalam mengambil darah menggunakan tourniquet sebagai pembendung, dan mengintruksikan pada pasien agar tangannya tetap lurus dan mengepal ketika pengambilan darah berlangsung.

4. Menusukkan jarum dan semprit pada kulit dengan sudut ± 30° sampai jarum masuk kedalam lumen vena.

5. Melepaskan tourniquet dan menaruh kapas di atas jarum kemudian mencabutnya.

6. Dengan kapas tersebut tempat tusukan ditekan selama beberapa menit agar darah tidak mengalir dan jangan menekuk tangan karena akan terjadi hematoma.

(16)

RSU PURWOGONDO 16 / 19 BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Alat Pelindung Diri Dalam Bekerja di Laboratorium 1. Pakaian kerja atau jas laboratorium.

Fungsi : pelindung tubuh dari bahan kimia atau spesimen. 2. Alat pelindung pernafasan (Masker)

Fungsi : mencegah penularan penyakit lewat udara dan melindungi dari bau yang menyengat.

3. Sarung Tangan (Handscoon)

Fungsi : mencegah penularan penyakit dari spesimen yang infeksius dan melindungi tangan dari bahan-bahan kimia yang merusak tangan.

(17)

RSU PURWOGONDO 17 / 19 BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Upaya pengendalian mutu pelayanan laboratorium klinik merupakan serangkaian kegiatan yang komprehensif dan integral yang menyangkut struktur, proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut, memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien.

Sasaran upaya meningkatkan mutu pelayanan laboratorium di rumah sakit adalah : a. meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien, dokter dan pemakai jasa

laboratorium lainnya)

b. meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan laboratorium c. meningkatkanefisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Cakupan kegiatan peningkatan mutu meliputi :

a. Kegiatan teknis laboratorium

- Pemantapan Mutu Internal (pra-analitik, analitik, pasca-analitik) - Pemantapan Mutu Eksternal.

b. Kegiatan yang bersifat administrasi - Pendaftaran pasien / spesimen - Pelayanan administrasi keuangan - Pelayanan hasil pemeriksaan. c. Manajemen laboratorium

- Pemberdayaan sumber daya yang ada - Penatalaksanaan logistik dan,

- Pemberdayaan SDM.

Tahap tahap pemeriksaan Laboratorium : A. Pra Analitik

Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu pra-analitik ekstra laboratorium dan intra laboratorium. Proses tersebut meliputi :

1. Persiapan Pasien

2. Persiapan Pengumpulan spesimen 3. Pengambilan Sampel

4. Penanganan Spesimen

(18)

RSU PURWOGONDO 18 / 19 B. Analitik

Analitik adalah proses mengerjakan spesimen sesuai dengan permintaan yang diminta oleh dokter atau pasien sendiri. Specimen diperiksa sesuai dengan standar prosedur yang ada.

C. Pasca Analitik

Proses pasca analitik meliputi pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium.

D. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)

PME harus dilaksanakan sebagaimana kegiatan pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan dengan reagen/peralatan/metode yang biasa digunakan sehingga benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya.Setiap nilai yang diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan dievaluasi untuk mempertahankan mutu pemeriksaan atau perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk peningkatan mutu pemeriksaan.

(19)

RSU PURWOGONDO 19 / 19 BAB IX

PENUTUP

Buku pedoman ini kami susun semampu kami dan kami sesuaikan dengan keadaan dan kondisi peralatan yang ada di Rumah Sakit Purwogondo.

Kami sadari bahwa buku ini jauh dari sempurna, namun harapan kami agar buku pedoman ini dapat digunakan untuk menunjang kelancaran tugas pelayanan di Laborat Rumah Sakit Umum Purwogondo, sehingga hasilnya dapat mendukung diagnosa dan pengobatan yang dilakukan dalam pelayanan pasien dapat lebih tepat dan akurat.Dengan harapan kesembuhan pasien serta kepuasan pelanggan dapat tercapai maksimal sesuai dengan harapan Rumah Sakit Umum Purwogondo.

Untuk itu masukan dan kritik yang bersifat membangun kami harapkan agar dapat menjadi bahan evaluasi kami bersama.

Evaluasi bersama akan secara teratur kami laksanakan guna perbaikan teknik pemeriksaan pelayanan dan up grade peralatan sesuai dengan perkembangan ilmu yang ada. Dan tentunya kami akan mengadakan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Kebugaran otot dapat dicapai jika latihan dilakukan setidaknya 2 kali per minggu, dengan program latihan yang memberi pembebanan yang cukup pada sebagian besar

Dari serangkaian kegiatan penelitian ini pada akhirnya dapat disimulkan secara garis besar bahwa metode bermain outbound estafet karet efektif untuk meningkatkan

Analisis terhadap model rumusan masalah yang dapat digunakan pada percobaan dengan satu faktor perlakuan dengan peubah respons kontinu tersaji pada Tabel 1. Sedangkan

Michael Fullan dalam Glickman, Gordon, dan Ross-Gordon (2007: 430) menyebutkan asumsi- asumsi perubahan yang perlu dipahami yaitu: 1) perubahan merupakan transformasi

Tahap strategi adalah tahap ke 3 dari kerangka SOSTAC® dimana pada tahap ini penulis melakukan analisa terhadap strategi E-Marketing yang akan diusulkan untuk PT. INDAH SUKSES

Kau taruh dalam taman Eden itulah yang membuat aku berdosa”. Manusia berdosa ingin menyalahkan orang lain, tapi membenarkan dirinya sendiri. Ketika kita berdosa jangan

Seputar 3 kali saksi melihat PBP; ( 1 diantaranya di dekat toilet, dua berdiri di bar Premium) apakah berdiri atau berjalan-jalan di tempat tersebut. Tri mengatakan, melihat

4eluhan tersebut sembuh tetapi sering hilang timbul, /i%ayat penyakit keluarga yang serupa dengan pasien disangkal oleh pasien, /i%ayat alergi disangkal  pasien, /i%ayat