• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROSES PERMOHONAN KREDIT KOMERSIL PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU PETISAH MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PROSES PERMOHONAN KREDIT KOMERSIL PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU PETISAH MEDAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Volume: V No.1 Februari 2017 67

ANALISIS PROSES PERMOHONAN KREDIT KOMERSIL

PADA PT BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU PETISAH MEDAN Benget Tua Simarmata

(Dosen Program Studi Keuangan dan Perbankan Politeknik MBP Medan)

ABSTRAK

Kebijakan Permohonan Kredit Komersil (Modal Kerja dan Investasi) pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu Petisah Medan telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.

Kata Kunci: Proses, Permohononan, Kredit Komersil, PT Bank SUMUT KCP Petisah 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menyimpan dana dan menyalurkannya dalam bentuk kredit serta memberikan jasa keuangan lainnya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangkameningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Sampai sekarang pendapatan utama dari suatu bank memang dari operasional kredit. Menurut Undang–undang Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Peranan kredit dalam operasional bank sangat penting. Karena sebagian besar bank masih mengandalkan sumber pendapatan utamanya yaitu dari operasional perkreditan. Bank dalam penyaluran dana harus menerapkan prinsip kehati–hatian dan prinsip mengenal nasabah. Oleh karena itu, sebelum kredit diberikan, bank harus terlebih dahulu melihat kualitas calon debiturnya, apakah memenuhi kriteria atau tidak.

Proses pelaksanaan prosedur permohonan kredit melalui tahapan-tahapan yang tak sedikit yang diantaranya prosedur untuk calon debitur yaitu bank menyerahkan aplikasi permohonan kredit yang harus diisi oleh debitur dan melakukan wawancara kepada debitur guna memberikan kepercayaan kepada bank bahwa debitur benar-benar ingin mengajukan kredit pada bank yang bersangkutan sesuai dengan persyaratan yang ada.

Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan perjanjian kredit adalah keadaan dimana debitur lalai untuk melakukan kewajibannya atau yang biasanya disebut wanprestasi. Fakta yang sering kali terjadi dilapangan adalah debitur terlambat dalam melakukan pembayaran baik cicilan maupun bunga. Oleh karena itu setiap pemberian kredit yang disalurkan oleh bank, maka bank harus selalu meminta kepada nasabah debitur untuk menyerahkan dokumen-dokumen untuk mengajukan kredit, keterangan mengenai pekerjaan, jaminan, dan lain-lain untuk keamanan dalam pengembalian kredit tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka Penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Proses Permohonan Kredit Komersil Pada PT Bank Sumut Kantor Cabang

(2)

Volume: V No.1 Februari 2017 68

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini, adalah “Bagaimana Proses Permohonan Kredit Komersil Pada PT Bank Sumut

Kantor Cabang Pembantu Petisah Medan ?”. 2. URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Bank dan Perbankan

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, yang dimaksud dengan “perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.”

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank terdiri dari 2 kelompok, yaitu :

1. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.2 Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 1 angka (11) “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, bedasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari, pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang, dan pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.

2.2.2 Aset Bank

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 15 /Pbi/2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, Aset Bank terdiri dari :

a. Aset Produktif, adalah penyediaan dana bank untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repurchase

(3)

Volume: V No.1 Februari 2017 69 agreement), tagihan derivatif, penyertaan, transaksi rekening administratif, serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

b. Aset Non Produktif, adalah aset bank yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yangdiambil alih, properti terbengkalai (abandoned property), rekening antar kantor, dan suspense account.

2.2.3 Unsur-unsur Kredit

Didalam setiap pemberian kredit terkandung 5 macam unsur yang sangat penting, yaitu :

1. Kepercayaan, adalah suatu keyakinan dari pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu pada waktu yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana diberikan, sudah dilakukan penelitian atau penyelidikan untuk mengetahui kemampuannya dalam membayar kredit yang diberikan.

2. Kesepakatan, dalam suatu perjanjian kredit yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak yang kemudian dituangkan kembali dalam perikatan kredit dan ditandatangani oleh kedua belah pihak sebelum kredit diberikan.

3. Jangka Waktu, setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

4. Risiko diakibatkan oleh dua (2) hal yaitu nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan musibah seperti bencana alam.

2.2.4 Balas Jasa, merupakan akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tertentu

mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu.

2.2.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Bank dalam memberikan kredit kepada nasabah harus terlebih dahulu melakukan penilaian dengan cara:

1. Analisis 5C, yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition.

2. Analisis 7 P, yaitu personality, probability, purpose, prospect, payment, profitability,

dan protection

2.2.6 Tujuan dan Fungsi Pemberian Kredit

Kredit pada awal perkembangannya memiliki fungsi untuk merangsang bank dan masyarakat untuk saling menolong untuk tujuan pencapaian kebutuhan, baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari.

Tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin kebutuhan masyarakat.

2. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya.

3. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan. 4. Membantu usaha nasabah dalam bentuk dana. Bagi nasabah yang memerlukan dana,

(4)

Volume: V No.1 Februari 2017 70 5. Mencari keuntungan dalam bentuk bunga yang diterimah dari nasabah sebagai balas

jasa dan biaya administrasi yang dibebankan. Sedangkan fungsi pemberian kredit adalah :

1. Meningkatkan daya guna uang yaitu dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang yaitu dengan adanya kredit dapat membantu peredaran uang, dimana daerah yang kekurangan uang/modal dapat memperolehnya dari kredit.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang yaitu kredit dapat digunakan untuk mengelola barang yang semula tidak berguna menjadi berguna, memproduksi barang mentah menjadi bahan jadi sehingga daya guna dari barang atau bahan tersebut meningkat. 4. Meningkatkan peredaran barang yaitu kredit dapat memperlancar arus barang dari

suatu daerah ke daerah lainnya.

5. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.

6. Dengan pemberian kredit dapat menambah jumlah barang yang dibutuhkan, menambah kegairahan untuk berusaha, baik sebagai modal kerja dan untuk memperluas usaha atau keperluan investasi.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan yaitu kredit yang diperroleh dan dapat digunakan untuk menciptakan lapangan kerja baru.

8. Meningkatkan hubungan internasional yaitu pemberian kredit yang dilakukan antara negara dapat meningkatkan hubungan kerja sama antar negara.

2.2.7 Jenis-jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai jenis antara lain : 1. Dilihat dari segi keuntungannya yaitu :

a. Kredit Investasi adalah kredit yang biasa digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek atau untuk keperluan rehabilitasi.

b. Kredit Modal Kerja adalah kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dan operasionalnya.

2. Dilihat dari segi jaminannya yaitu :

a. Kredit Dengan Jaminan adalah dimana untuk kredit yang diberikan pihak kreditur mendapat jaminan bahwa debitur dapat melunasi hutangnnya.

b. Kredit Tanpa Jaminan adalah kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Jenis kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik Calon Debitur selama ini.

3. Dilihat dari segi jangka waktunya yaitu :

a. Kredit Jangka Pendek adalah kredit yang berjangka waktu pelunasannya maksimum satu tahun.

b. Kredit Jangka Menengah adalah kredit yang jangka waktunnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun.

c. Kredit Jangka Panjang adalah kredit yang masa pengembaliannya paling lama, kredit ini berjangkah waktu lebih dari tiga tahun.

4. Dilihat dari segi tujuan penggunaannya yaitu :

a. Kredit Konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank pemerintah atau bank swasta kepada perseorangan untuk membiayai keperluan konsumsi sehari-hari.

(5)

Volume: V No.1 Februari 2017 71 Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

b. Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk menigkatkan uasaha atau produksi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

2.3 Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles)

Dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan mengenal pengertian nasabah sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, yaitu : 1. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya dibank dalam bentuk

simpanan bedasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

2. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu bedasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) adalah suatu ketentuan dan kewajiban oleh pemerintah melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.3/10/PBI/2001 dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.3/23/PBI/2001.

Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan bank untuk mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termaksud pelaporan transaksi yang mencurigakan. Bagi bank sebelum melakukan hubungan usaha dengan nasabah, bank wajib menerapkan prinsip mengenal nasabah.

Dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan oleh calon nasabah perorangan, terdiri dari identitas nasabah, keterangan mengenai pekerjaan, dan wajib memiliki NPWP sedangkan untuk calon nasabah perusahaan yang tergolong kecil sekurang-kurangnya terdiri dari akte pendirian/anggaran dasar bagi perusahaan yang bentuknya diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, izin usaha atau izin lainnya dari instansi berwenang. nama, spesimen tanda-tangan, dan kuasa kepada pihak-pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama perusahaan dalam melakukan hubungan usaha dengan bank, dan keterangan sumber dana dan tujuan penggunaan dana. Perusahaan yang tidak tergolong usaha kecil, sekurang-kurangnya terdiri dari akte pendirian/anggaran dasar bagi perusahaan yang bentuknya diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, izin usaha atau izin lainnya dari instansi berwenang. dan NPWP.

Nasabah berupa lembaga pemerintah, lembaga internasional, dan perwakilan negara asing sekurang-kurangnya berupa nama, spesimen tanda-tangan dan surat penunjukan bagi pihak-pihak yang berwenang mewakili lembaga dalam melakukan hubungan usaha dengan baik.

Nasabah berupa bank, terdiri dari dokumen-dokumen yang lazim dalam melakukan hubungan transaksi antara bank, seperti akte pendirian/anggaran dasar bank, izin usaha dari instansi yang berwenang, dan nama, spesimen tanda-tangan dan kuasa kepada pihak-pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama bank dalam melakukan hubungan usaha dengan bank.

Dan dalam melakukan penerapan prinsip nasabah, terdapat pula ketentuan-ketentuan lainnya menyebutkan bahwa :

1. Dalam hal calon nasabah bertindak sebagai perantara dan atau kuasa pihak lain (beneficial owner) untuk membuka rekening, bank wajib memperoleh dokumen

(6)

Volume: V No.1 Februari 2017 72 pendukung identitas dan dokumen yang memuat keterangan tentang hubungan hukum, penugasan, serta wewenang bertindak sebagai perantara dan atau kuasa pihak lain. 2. Dalam hal calon nasabah merupakan bank lain di dalam negeri, maka verifikasi atau

konfirmasi atas identitas beneficial owner dilakukan oleh bank lain didalam negeri tersebut.

3. Dalam hal calon nasabah merupakan bank lain di luar negeri yang merupakan Prinsip Mengenal Nasabah yang sekurang-kurangnya setara dengan PBI, bank cukup menerima pernyataan tertulis bahwa identitas dari beneficial owner telah diperoleh dan ditatausahakan oleh bank di luar negeri tersebut.

4. Dalam hal calon nasabah bukan merupakan pihak-pihak seperti di atas, bank wajib memperoleh bukti atas identitas dari beneficial owner, sumber dana dan tujuan penggunaan dana, dan informasi lainnya mengenai beneficial owner dari nasabah, yang antara lain berupa:

a) Bagi Beneficial Owner perorangan berupa dokumen identitas. bukti pemberian kuasa kepada calon nasabah, dan pernyataan calon nasabah bahwa telah dilakukan penelitian terhadap kebenaran identitas maupun sumber dana dari beneficial/owner.

b) Bagi Beneficial Owner Perusahaan (termasuk bank) berupa akte pendirian/anggaran dasar, izin usaha dari instansi yang berwenang, nama, spesimen tanda-tangan, dan kuasa kepada pihak-pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama perusahaan dalam melakukan hubungan usaha dengan bank, dokumen identitas pengurus yang berwenang mewakili perusahaan, dokumen identitas pemegang saham pengendali perusahaan, bukti pemberian kuasa kepada nasabah termaksud untuk pembukaan rekening, dan pernyataan dari nasabah bahwa elah dilakukan penelitian terhadapa kebenaran maupun sumber dana dari beneficial owner. Dalam hal bank meragukan atau tidak dapat menyakini identitas beneficial owner, bank wajib menolak untuk melakukan hubungan usaha dengan calon nasabah. Bank dilarang melakukan hubungan usaha dengan calon nasabah yang tidak memenuhi ketentuan PBI ini.

2.3 Kredit Komersil

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:10/PMK.05/2009 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 135/PMK.05/2008, dijelaskan bahwa di dalam pemberian kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terdapat 2 (dua) kelompok fasilitas kredit, yaitu fasilitas kredit program dan fasilitas kredit komersil.

Kredit Komersil adalah salah satu fasilitas kredit yang disalurkan untuk kegiatan produktif baik sebagai modal kerja maupun investasi melalui kantor cabang dan kantor cabang pembantu dengan besar kredit sampai dengan Rp 5 Miliar.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Prosedur Permohonan Kredit Komersil (Modal Kerja dan Investasi)

Berdasarkan hasil penelitian mengenai prosedur permohonan kredit pada PT Bank SUMUT KCP Petisah Medan, terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh oleh nasabah mulai dari pengajuan permohonan untuk mendapatkan kredit sampai dengan tahap pencairan kredit, yaitu sebagai berikut:

(7)

Volume: V No.1 Februari 2017 73

1. Prosedur Permohonan Kredit

a. Calon Debitur, menghubungi bank untuk mendapatkan informasi mengenai persyaratan mendapatkan kredit. Pada saat proses penawaran dan penjelasan, petugas bank tidak boleh menghasilkan komitmen apapun dari pelaksana bank dan dalam proses ini tidak harus terjadi bila pihak bank bersifat proaktif dalam memasarkan produknya pada tingkat persaingan bank yang ketat dan kompetitif dewasa ini. Penentuan calon debitur yang akan dihubungi harus sesuai dengan sasaran pemberian pasar pemberian kredit, yang disesuaikan dengan kebijakan direksi. Setelah dilakukan serangkaian proses para analisis terhadap calon debitur, maka dihubungi/pendekatan awal (apakah pinjaman tersebut sangat diperlukan). b. Analisa Kredit, menjelaskan secara singkat mengenai fasilitas kredit yang

ditawarkan oleh Bank SUMUT serta persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan bank. Menjelaskan dokumen-dokumen yang harus disertakan calon debitur dalam surat permohonan kredit komersil antara lain: 1) Foto copy KTP pemohon/pemilik jaminan.

2) Legalitas Perusahaan, Legalitas Usaha, Surat Ijin Usaha (SITU), dan Akta Pendirian/Perubahan NPWP.

3) Bukti kepemilikan barang jaminan (agunan) yang mempunyai nilai yuridis dan ekonomis.

Kemudian periksa catatan intern bank seperti: rekening giro/RC, rekening pinjaman, file kredit, daftar hitam dari BI, apakah calon debitur bermasalah pada Bank SUMUT Cabang dan sebagainya. Dan apabila nasabah telah menjadi nasabah Bank SUMUT, misalnya pemegang rekening tabungan, deposito atau giro, maka dicatat nomor nasabahnya dan nasabah tersebut tetap dimintakan untuk melengkapi dokumen-dokumen/persyaratan-persyaratan lainnya.

Masih pada kewenangan yang sama periksa informasi nasabah black list. Jika nasabah tersebut terdaftar sebagai nasabah black list, maka mintakanlah persetujuan atasan untuk proses selanjutnya. Dan mintalah informasi kepada administrasi kredit untuk informasi pinjaman/kredit macet pada bank lain.

c. Calon Debitur, mempersiapkan persyaratan untuk permohonan kredit, calon debitur dapat mengajukan permohonan kredit komersil ke PT Bank SUMUT KCP Petisah Medan. Dengan mempersiapkan dokumen-dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagai berikut:

1) Surat Permohonan Kredit Komersil, yang isinya memuat nama pemohon, nomor identitas, alamat, telepon, usaha, nama ibu kandung, besar permohonan kredit, jangka waktu, dan tujuan penggunaan kredit.

2) Foto copy KTP pemohon, yang masih berlaku.

3) Foto copy NPWP, foto copy Surat Keterangan Usaha, Izin Usaha, dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP/SITU), Akta Pendirian/ Perubahan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Susunan pemegang saham dan susunan pengurus/direksi.

4) Foto copy surat-surat kepemilikan agunan, yang nantinya akan menjadi jaminan kredit.

5) Memberikan laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir dan yang terkini serta proyeksi keuangan.

(8)

Volume: V No.1 Februari 2017 74 d. Analis Kredit, menerima berkas permohonan kredit dan memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen yang diserahkan oleh calon debitur. Dokumen yang asli cukup diperlihatkan dengan salinannya, setelah selesai maka berkas calon debitur diberi stempel pada salinanya “SESUAI ASLINYA” dan diparaf petugas bank yang memeriksa.

e. Kasi/Kabag Pemasaran /Kasi Kredit/Wapim KK, menerima surat permohonan kredit dan dokumen persyaratannya yang diserahkan analis kredit. Bila permohonan tersebut disetujui, maka bubuhkan paraf dan berikan disposisi pada surat permohonan kredit tersebut kepada analis kredit untuk dianalisis. Kemudian teruskan kepada analis kredit surat permohonan kredit dan dokumen persyaratan tersebut.

2. Pengumpulan Data dan Verifikasi

Analis Kredit menerima dokumen permohonan kredit yang telah diposisikan dari KASI/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit, untuk menindaklanjuti/diposisikan dengan menyiapkan rencana kunjungan ke calon debitur, untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan, dan juga diupayakan untuk melakukan kunjungan dadakan. Kunjungan ke calon debitur, dilengkapi dengan surat tugas dan dilakukan oleh dua petugas, selain untuk berusaha mengenal lebih dekat dan memperoleh data tambahan yang diperlukan, juga sekaligus agar memperoleh pemahaman langsung mengenai kondisi lingkungan dan manajemen perusahaan. Pada tahap ini data yang yang dikumpulkan lebih terinci dari tahap-tahap sebelumnya. Lakukan verifikasi data dan informasi secara umum seperti melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa jenis usaha dari calon debitur, kemudian konfirmasi kepada pihak ketiga, checking kepada konsumen/client, supplier, distributor dan pesaing seperti: stock, volume pembelian, syarat pembelian, waktu penyerahan, outstanding piutang calon debitur, kepuasan, riwayat pembayaran, jumlah utang, dan hal-hal lainnya yang signifikan dengan permohonan kredit tersebut, kemudian mempelajari jenis-jenis jaminan dan nilainya yang hendak diserahkan sebagai agunan, lakukan wawancara dan kumpulkan data yang diperlukan, lakukan diskusi mengenai tujuan permohonan kredit yang diminta, suku bunga, jangka waktu, provisi, jenis klaim/asuransi, dan kondisi lainnya, lakukan kunjungan ke lokasi business lainnya yang terkait dengan usaha calon debitur, lakukan peninjauan dan penilaian jaminan ke lokasi jaminan tersebut berada, lakukan pemotretan atas jaminan-jaminan tersebut sebagai dokumentasi, dan membuat laporan kunjungan setempat, dan minta tanda tangan calon debitur atas kunjungan tersebut pada surat tugas kunjungan setempat. Pemilik Jaminan/ Calon Debitur

Dan analis kredit menerima form transaksi dan laporan kunjungan dari calon debitur. Lakukan pengumpulan data dari sumber-sumber lain. Bila data yang dikumpulkan telah cukup, satukan data-data tersebut pada berkas kreditnya. Langkah selanjutnya adalah analisis kredit. Dalam hal ini meskipun proses pengumpulan data di lapangan sementara telah sesuai, tetapi bila sewaktu-waktu masih ada data yang dibutuhkan, maka analis kredit dapat mengunjungi calon debitur kembali.

3. Prosedur Analis Kredit

Setelah data yang dibutuhkan untuk proses analisis dianggap cukup dari berbagai aspek mengenai kelengkapan permohonan kredit calon debitur, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(9)

Volume: V No.1 Februari 2017 75 a) Analis Kredit menyiapkan analisa pembahasan kredit. Melakukan analisis atas calon debitur secara umum menyangkut aspek hukum, aspek manajemen, aspek keuangan, aspek teknis, aspek pemasaran, aspek jaminan, dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

b) Menyusun Proyeksi Anggaran KAS/Simulasi Jadwal angsuran kredit untuk menentukan jumlah kredit,schedule penarikan/pelunasan kredit/jangka waktu kredit, jumlah angsuran dan sebagainya.

c) Lakukan penelaah terhadap tujuan penggunaaan kredit, jangka waktu, dan kapan dibutuhkan.

d) Lakukan penelaahan terhadap penggunaan pinjaman-pinjaman lain, kewajiban kontijensi yang dapat mempengarui tingkat pengembalian pinjaman.

e) Lakukan analisis terhadap proyeksi dan asumsi yang digunakan selama jangkah waktu kredit tersebut.

f) Lakukan penelaahan serta penilaian terhadap jenis dan nilai jaminan yang akan diserahkan juga bentuk jenis dan nilai jaminan yang layak untuk plafond kredit yang diusulkan dan dituangkan dalam form taksasi penilaian agunan.

g) Mengurangi hasil analisa-analis diatas pada memorandum pembahasan kredit. h) Merumuskan simpulan dan saran atas hasil analisa pembahasan kredit yang

meliputi, plafond, jangka waktu kredit, suku bunga, provisi biaya, syarat-syarat lainnya seperti bentuk pengikatan jaminan. biaya administrasi. penutupan asuransi. syarat-syarat pembayaran kembali untuk fasilitas kredit yang melebihi satu tahun, dan tingkat bunga yang akan dibebankan.

Jika telah diyakini pada suatu kesimpulan bahwa permohonan kredit tersebut layak untuk diajukan, maka disusun hasil analisanya dan usulan kredit tersebut pada formulir memorandum pengusulan kredit (FMPK). Memorandum ini pada dasarnya merupakan proposal kredit yang berisi identitas calon debitur dan hasil analisa kredit serta kesimpulan dari analisis kredit terhadap permohonan kredit yang diajukan calon debitur. Memorandum pengusulan kredit (MPK) ini berisi antara lain identitas pemohon, uraian permohonan kredit., uraian jaminan kredit, data umum tentang calon debitur, aspek-aspek yang dianalisa, dan hasil/kesimpulan atas analisis yang dilakukan.

Menandatangani memorandum pembahasan kredit. Kemudian menyerahkan memorandum pembahasan kredit kepada masing-masing anggota kelompok pemutus kredit (KPK). Untuk mendapatkan keputusan. Pada tahap ini apabila analis kredit merekomendasikan penolakan terhadap permohonan kredit tersebut, cukup dibuat memo penolakan kredit harus yang berisi hal-hal sebagai berikut: a) Memo penolakan kredit harus disampaikan kepada kelompok pemutus kredit

(KPK) sesuai dengan jumlah kredit yang dimohon calon debitur.

b) Apabila 2 orang anggota KPK di luar analis kredit tidak menyetujui penolakan tersebut, maka PAK harus lengkap dibuat.

c) Memo penolakan kredit hanya dibuat dalam hal, apabila debitur memohon tambahan fasilitas kredit dan memohon jenis fasilitas baru. Apabila calon debitur (nasabah baru) memohon fasilitas kredit tetapi tidak sesuai ketentuan. Apabila debitur/calon debitur meminta tambahan baru fasilitas, tetapi group usahanya macet.

(10)

Volume: V No.1 Februari 2017 76 d) Memo penolakan kredit berisi pertimbangan-pertimbangan/ alasan-alasan yang kuat untuk menolak permohonan kredit. Laporan aspek-aspek penilaian, laporan kunjungan setempat dan sebagainya.

e) Setiap anggota KPK harus memberikan catatan/komentar atas pendapatnya tidak mendukung advis penolakan tersebut.

f) Setiap permohonan kredit yang ditolak wajib dibuatkan surat keputusan kredit dan segera disampaikan kepada calon debitur disertai dengan alasan/pertimbangan penolakannya.

Setelah semua permohonan kredit dianalisis dan layak untuk diteruskan, maka langkah selanjutnya adalah pengikatan jaminan/ persetujuan kredit.

4. Prosedur Persetujuan Kredit

Pendapat atau komentar dari masing-masing anggota Kelompok Pemutus Kredit atas pemberian suatu keputusan kredit, hanya diberikan apabila ada faktor penunjang lain terhadap keputusannya, yang belum diungkapkan oleh Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dibawahnya. Pendapat atau/komentar tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen MPK. Setiap pertanyaan yang timbul dari seorang pejabat pemutus harus terlebih dahulu memperoleh jawaban yang tuntas, sebelum advis kredit tersebut diteruskan kepada pejabat pemutus berikutnya.

Sirkulasi Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) yaitu jalur penyampaian PAK kepada anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dan kembali sesuai dengan jalur yang sama. Penyampaian Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) kepada anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) yaitu mulai dari analis kredit terus sampai kepada tingkat pemutus yang tertinggi dan kembali lagi ke analis kredit melalui jalur yang sama.

Penyampaian Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) kepada anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dipantau melalui pengawasan sirkulasi PAK yang telah dituangkan dalam Memorandum Pengusulan Kredit (MPK).

Keputusan persetujuan kredit ditetapkan pada tingkat kantor cabang Kelompok Pemutus Kredit (KPK). Dalam hal ini persetujuan kredit diputuskan melalui Kelompok Pemutus Kredit (KPK), bedasarkan kewenangan yang telah ditentukan. Untuk alur proses persetujuan kredit sebagai berikut :

1. Analis Kredit menyerahkan Memorandum Pengusulan Kredit (MPK) dan rekomendasi atas permohonan kredit tersebut kepada Kelompok Pemutus Kredit (KPK), beserta dokumen lainnya. Kelompok Pemutus Kredit (KPK) tingkat kantor cabang keanggotaannya secara otomatis sesuai jabatannya. Dipilih untuk memberi tanggapan dan Memorandum Pengusulan Kredit (MPK) sebelum diputuskan. Pekerjaan administrasi dan pengumpulan informasi awal dilakukan oleh analis kredit, sedangkan Kelompok Pemutus Kredit memberikan penilaiannya atas data/informasi yang berhasil dikumpulkan oleh analis kredit serta dari hasil tanya jawab.

Menyerahkan kepada Kelompok Pemutus Kredit (KPK), Memorandum Pengusulan Kredit (MPK) beserta lampiran-lampirannya seperti formulir pengawasan sirkulasi kredit, memorandum penilaian agunan, rekening koran, daftar fasilitas group usaha, foto copy sertifikat, daftar dokumen yang belum diserahkan, dan polis asuransi jaminan, jika telah dimiliki.

(11)

Volume: V No.1 Februari 2017 77 2. Kelompok Pemutus Kredit (KPK) menerima Memorandum Pengusulan Kredit (MPK) dan rekomendasi atas permohonan kredit dan analis kredit. Buat tanggapan atas permohonan kredit tersebut pada lembar Tanggapan Anggota Kelompok Pemutus Kredit (TKPK) dan menandatanganinya. Dalam hal ini masing-masing anggota Kelompok Pemutus Kredit memberi tanggapan secara independen sesuai dengan pertimbangannya masing-masing terhadap permohonan kredit tersebut. Memorandum Pengusulan Kredit (MPK) merupakan hasil analisa kredit dan hasil tanya jawab/diskusi merupakan masukan yang penting selain bahwa kemampuan dan pengalaman yang berperan. Tanggapan dari Anggota Kelompok Pemutus Kredit ini merupakan hasil yang independen bagi anggota lainnya yang akan memutuskan apakah kredit tersebut diterimah atau ditolak. Menyimpulkan hasil analisis dan tanggapan Anggota Pemutus Kredit pada lembar memorandum Kelompok Pemutus Kredit. Kemudian menandatangani Memorandum Kelompok Pemutus Kredit dan menyerahkannya ke analisa kredit.Tanda tangani keputusan kredit tersebut. Teruskan keputusan kredit dan memorandum pengusulan kredit (dokumen permohonan kredit) kepada analis kredit.

3. Analis Kredit.menerima dan memeriksa kembali hasil keputusan kredit tersebut. Dalam hal ini apapun tingkatan pejabat yang mengambil keputusan, jenis keputusan kredit yang dibuat secara garis besar yaitu ditolak, diterima dengan perubahan kondisi, diterima dengan kondisi yang diajukan. Apapun pilihan keputusan yang dibuat disertai dengan alasan-alasan yang logis, analis kredit harus mempelajari alasan-alasan tersebut maupun adannya petunjuk-petunjuk perubahan-perubahan kondisi/persyaratan pengikatan sebelum memberitahukan keputusan ini kepada calon debitur.

a. Apabila keputusan atas permohonan kredit tersebut berupa penolakan, maka analis kredit mempersiapkan konsep Surat Penolakan Permohonan Kredit (SPPK). Dalam hal ini apabila analis kredit merekomendasikan penolakan kredit, cukup dibuat “Memo Penolakan Permohonan Kredit”. Memo Penolakan Permohonan Kredit harus disampaikan kepada Kelompok Pemutus Kredit (KPK) sesuai dengan jumlah kredit yang dimohon calon debitur. Apabila seorang anggota KPK di luar analis kredit tidak menyetujui penolakan tersebut maka, PAK lengkap harus dibuat Surat Penolakan Permohonan Kredit dengan menyebutkan alasan Penolakan Permohonan Kredit tersebut.

b. Peroleh Authorisasi dari Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit dan Wakil Pemimpin/Pemimpin Cabang untuk Surat Penolakan Permohonan Kredit. c. Bagian Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit menerima dan memeriksa konsep

Surat Penolakan Permohonan Kredit dari analis kredit bila disetujui diparaf atau dilakukan koreksi.

d. Kemudian meneruskan Surat Penolakan Permohonan Kredit tersebut kepada wakil pemimpin cabang. Wakil Pemimpin Cabang menerima dan memeriksa Konsep Surat Penolakan Permohonan Kredit (SPPK), yang diserahkan Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit ditandatangani bila menyetujui atau lakukan koreksi.

(12)

Volume: V No.1 Februari 2017 78 e. Kembali lagi kepada analis kredit. Analis kredit segera mengunjungi calon debitur dan jelaskan hasil keputusan tersebut dengan disertai alasan-alasannya. Kemudian serahkan Surat Penolakan Permohonan Kredit (SPPK) kepada calon debitur. Dalam hal ini pemberitahuan keputusan penolakan permohonan kredit harus secepatnya disampaikan kepada calon debitur. Tujuan pemberitahuan ini dengan segera agar calon debitur dapat mengambil tindakan lain untuk memenuhi kebutuhan dananya. Memo penolakan kredit dibuat dalam hal-hal sebagai berikut:

a) Apabila calon debitur memohon tambahan fasilitas kredit atau memohon jenis fasilitas lain.

b) Apabila calon debitur (nasabah baru) memohon fasilitas kredit.

f. Analis Kredit Dalam Keputusan Kredit Disetujui dengan Perubahan Kondisi. Bila permohonan kredit tersebut disetujui dengan perubahan kondisi, maka analis kredit menghubungi calon debitur dan beritahukan hasil keputusan tersebut dan beritahukan hasil keputusan tersebut. Pada tahap ini analis kredit melakukan negosiasi ulang dengan calon debitur, bila calon debitur menolak perubahan kondisi pinjaman tersebut, maka analis kredit harus dapat menyakinkan calon debitur, bahwa persyaratan tersebut adalah yang paling menguntungkan keduan belah pihak. Bila dianggap perlu Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit ikut terlihat pada tahap negosiasi ini untuk mendampingi analis kredit.

g. Buat laporan kunjungan ke calon debitur setiap kali melakukan kunjungan. Dalam tahap ini laporan kunjungan ke calon debitur ini memuat langkah-langkah yang dilakukan oleh analis kredit dalam negosiasi dan sebagainya sehingga laporan kunjungan ini dapat menjadi sumber informasi bagi Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit untuk mempersiapkan langkah-langkah dan arahan yang harus dilaksanakan oleh analis kredit agar hasil negosiasi ini menguntungkan kedua belak pihak (Bank Sumut maupun calon debitur). h. Lakukan konsultasi dengan Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit atas setiap

kali terdapat perkembangan baru dari hasil negosiasi dengan calon debitur. Dalam Tahap ini kadang-kadang dalam negosiasi calon debitur bertahan dengan posisinya atau terjadi kondisi tawar-menawar persyaaratan. Analis kredit pada posisi seperti ini diharapkan tidak memberikan komitmen apapun selain yang telah diputuskan dalam lembar putusan kredit.

Untuk itu analis kredit harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan penjabat yang lebih tinggi (Pemimpin Cabang) misalnya dan mendapatkan kepastian tindakan ataupun keputusan yang harus dilakukan. Analis kredit tidak diharapkan untuk membuat keputusan sendiri sebelum melakukan konsultasi dengan pejabat yang lebih tinggi, namun analis kredit juga tidak diharapkan menjadi kaku dan berada pada posisi bertahan dengan keputusan yang ditetapkan. Analis kredit memerlukan persetujuan pengecualian dalam hal ini terjadi penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur kredit misalnya: penyimpangan terhadap ketentuan jaminan minimum dan penyimpangan Cash Ratio dan Debet Equality Ratio.

(13)

Volume: V No.1 Februari 2017 79 a) Apabila pengajuannya bersamaan dengan proses pengajuan PAK, maka hal-hal yang dimintakan exception harus secara jelas dicantumkan kedalam Memorandum Pengusulan Kredit (MPK).

b) Apabila pengajuannya tidak bersamaan dengan proses pengajuan PAK, maka permohonan exception tersebut diajukan dengan “Memo Permohonan exception” kepada direksi, dapat tampa melampirkan PAK. Pengajuan exception dibatasi pada permohonan kredit yang masih mempunyai prospek usaha yang baik serta tambahan resiko kredit sebagai akibat penyimpangan ketentuan yang berlaku masih dalam batas yang diterima/ditelorir.

i. Bila telah dicapai kata sepakat dengan calon debitur mengenai perubahan persyaratan untuk memperoleh persetujuan kredit dan mendapat persetujuan dari Wakil Pemimpin/Pemimpin Cabang, siapkan Surat Keputusan Kredit (SKK).

j. Isi Surat Keputusan Kredit (SKK) sesuai hasil kesepakatan dengan calon debitur. Kemudian teruskan Surat Keputusan Kredit (SKK) dengan dilampiri putusan kredit dan laporan kunjungan nasabah yang berisi kesepakatan terakhir kepada Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit untuk diperiksa.

k. Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit menerima dan memeriksa pengisian Surat Keputusan Kredit (SKK) dan membandingkan dengan laporan kunjungan ke calon debitur yang melaporkan hasil kesepakatan tersebut dan lembar putusan kredit dari Wakil Pemimpin/Pemimpin Cabang yang diserahkan analis kredit. l. Paraf Surat Keputusan Kredit (SKK) pada tempat yang disediakan bila

menyetujui dan teruskan kepada Wakil Pemimpin/Pemimpin Cabang.

m. Wakil Pemimpin/Pemimpin Cabang menerima dan memeriksa pengisian Surat Keputusan Kredit (SKK) dan membandingkan dengan laporan kunjungan Nasabah dan Lembaran Putusan Kredit yang diserahkan Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit. Bila disetujui Surat Keputusan Kredit (SKK) dan teruskan kepada analis kredit.

n. Analis Kredit menerima Surat Keputusan Kredit (SKK), Lembaran Putusan Kredit, dan Laporan Kunjungan dari Wakil Pemimpin/Pemimpin Cabang. Kemudian menghubungi calon debitur agar menyiapkan surat-surat asli kepemilikan atas jaminan dan dokumen-dokumen lainnya yang akan diserahkan pada saat dilakukan pengikatan jaminan.

o. Calon Debitur menerima dan memeriksa dengan teliti Surat Keputusan Kredit (SKK), bila menyetujuinya tanda tangani di atas materai yang cukup. Kemudian menyerahkan kembali kepada analis kredit.

p. Analis Pemasaran Kredit menyerahkan semua dokumen-dokumen kredit kepada Kepala Pelaksana Administrasi Kredit untuk proses perikatan kredit dan pengikatan jaminan dan penyiapannya.

(14)

Volume: V No.1 Februari 2017 80

4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan

Bedasarkan hasil penelitian yang Penulis lakukan maka dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Permohonan Kredit Komersil (Modal Kerja dan Investasi) pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu Petisah Medan telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.

4.2 Saran

Penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepada penulis selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama disarankan untuk selalu berpedoman pada Surat Edaran Bank Indonesia dan Standar Operasional Prosedur yang berlaku.

2. Pihak manajemen bank harus selalu mengikuti setiap perubahan yang terjadi sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia yang berlaku terutama terhadap peraturan yang mengatur tentang kebijakan pemberian kredit. Pihak bank harus selalu menerapkan prinsip kehati-hatian terutama terhadap persetujuan pemberian kredit untuk memperkecil risiko bermasalah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2007, Prosedur Penelitian, Jakarta, Penerbit: Rineka Cipta.

Bank Indonesia, 2012, Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 Tentang

Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, Jakarta.

Bank Indonesia, 2001, Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001 Tentang

Prinsip Mengenal Nasabah, Jakarta.

Dinas Pendidikan Nasional, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, hlm. 775

Djumhana, Muhammad, 2013, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, hlm. 282, Bandung.

Menteri Keuangan, 2009, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.05/2009

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/Pmk.05/2008 Tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat, Jakarta.

Nazir, Muhammad, 2005, Metode Penelitian, Bogor Selatan, Penerbit : Ghalia Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia, 1998, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 1998 Tentang Perbankan, Jakarta.

Siswanto, Sutojo, 2014, Analisis Kredit Bank Umum, Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung, Penerbit:

Alfabeta.

Yusuf, Shofie, 2003, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya, Citra Aditya Bakti, Bandung.

(15)

Volume: V No.1 Februari 2017 81

KEBIJAKAN PENERBIT

Manuskrip yang diajukan ke redaksi merupakan hasil penelitian empiris maupun non penelitian berupa kajian konsep, telaah teoritis dibidang sains Manajemen Informatika, Teknik Informatika, Teknik Industri, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Akuntansi, Manajemen, Bahasa Inggris yang relevan dengan fokus utama Jurnal ini.

Manuskrip yang diajukan harus orisinil, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, belum pernah dipublikasikan ataupun dalam proses pengajuan publikasi dari jurnal ilmiah lembaga manapun yang dinyatakan secara tertulis oleh pemakalah.

Manuskrip dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris yang telah diketik dengan program Mikrosoft Word, 1 (satu) spasi, ukuran font 12, jenis huruf Times New Roman, margin atas 3 cm, kiri 4 cm, kanan dan bawah 3 cm, panjang naskah 5 sampai 20 halaman di luar gambar dan tabel.

Manuskrip dikirim dalam bentuk hardcopy/print out rangkap 2 (dua) disertai softcopy dalam CD dengan nama penulis dan institusi.

Format penulisan, sistematika pembahasan, kutipan, daftar pustaka mengacu kepada tatacara penulisan ilmiah yang ditempatkan halaman belakang.

Tulisan disertai abstrak manuskrip dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia beserta kata kuncinya (keyword) untuk kepentingan indeks database jurnal.

Manuskrip yang diterima oleh redaksi sepenuhnya menjadi hak redaksi untuk pertimbangan publikasinya dan dalam hal pemakalah ingin mempublikasi artikel tersebut kepada Jurnal/lembaga institusi lain harus melakukan konfirmasi kepada redaksi.

Redaktur pelaksana berwenang menyunting naskah tanpa mengubah isi, dan berwenang memutuskan layak tidaknya diterbitkan.

Alamat Redaksi Jurnal AMIK MBP Medan AMIK MBP Medan

Jl.Djamin Ginting No.285-287 Padang Bulan Medan 20155 Tel. (061) 8216222, 8216244

Fax. (061) 8216579

Email : jurnal_amikmbp@yahoo.com Homepage : Http://www.amikmbp.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Karena kita membuat blog di blogspot, maka sebaiknya kita memiliki satu alamat e-mail di gmail.. Cara Membuat E-Mail di

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya jasa administrasi keuangan kantor dalam satu tahun (12 bulan).. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar

produksi dan produktifitas usaha perikanan tangkap serta kesejahteraan nelayan. Anggaran pada kegiatan ini digunakan untuk.. belanja hibah sarana prasarana penangkapan

Sehubungan dengan pelaksanaan Evaluasi Kualifikasi dari perusahaan yang saudara/i pimpin, maka dengan ini kami mengundang saudara/i dalam kegiatan Pembuktian Kualifikasi untuk

Universitas Negeri

Tuntunan Praktis Belajar Database Mengguankan MySQL, C.. Pemrograman Web Dinamis menggunakan PHP dan

Muzani

Posyandu lansia diselenggarakan dengan tujuan untuk : meningkatkan kesejahteraan lanjut usia dengan kegiatan lansia yang mandiri dalam masyarakat, memudahkan bagi lanjut usia