Bab II Tinjauan Pustaka
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab sebelumnya telah dibahas mengenai latar belakang, tujuan, manfaat , pembatasan masalah dan sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini. Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dalam pembahasan bab ini nantinya diharapkan bisa memudahkan untuk pembahasan bab bab selanjutnya, dan dalam penyusunan tugas akhir ini mengarah kepada studi rencana anggaran biaya.
Kegiatan rencana anggaran biaya merupakan salah satu proses utama dalam proyek kontruksi untuk menjawab berapa besar biaya yang harus disediakan untuk sebuah bangunan. Tingkat ketepatan biaya sebuah bangunan ditentukan oleh beberapa faktor yang datangnya bisa dari dalam atau luar proyek. Kegiatan rencana anggaran biaya merupakan dasar untuk membuat sistem pembiayaan dan perhitungan dilakukan dengan lebih dahulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi bangunannya. Dalam hal ini perhitungan rencana biaya pembangunan, yang lebih dikenal dengan Rencana Anggaran Biaya ( RAB ), adalah termasuk bagian dalam kelompok kegiatan perencanaan. Seperti diketahui perencanaan memegang peranan penting dalam siklus proyek, karena keberhasilan proyek akan sangat ditentukan oleh kualitas dari perencanaan. Untuk siklus proyek kontruksi dapat dilihat pada gambar 2.1 .
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Sirklus Proyek Konstruksi
Gambar 2.1 Siklus Proyek Kontruksi (Sumber : Djoko Susilo, Rencana Anggaran
Biaya )
2.2 Lingkup Rencana Anggaran Biaya
Dalam buku Rencana Anggaran Biaya, anggaran biaya merupakan perkiraan atau estimasi suatu rencana biaya sebelum bangunan / proyek dilaksanakan, diperlukan baik oleh pemilik bangunan atau owner maupun kontraktor sebagai pelaksanaan pembangunan. RAB yang biasa juga disebut biaya kontruksi dipakai sebagai ancer- ancer dan pegangan sementara dalam pelaksanaan. Karena biaya kontruksi sebenarnya ( actual cost ) baru dapat disusun setelah selesai pelaksaan proyek ..(Djoko Susilo,2004)
Dalam buku Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan Rencana Anggaran Biaya Bangunan , rencana anggaran biaya mempunyai pengertian sebagai berikut : Rencana : Himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan pembuatan sebuah bangunan.
Anggaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek ( gambar rencana ) pada suatu bangunan.
SASARAN TERCAPAI PELAKSANA PERENCANA EVALUASI UMPAN PENGENDALI
Bab II Tinjauan Pustaka
II-3 Biaya : Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan borongan yang tercantum dalam persyaratan yang ada. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat.
Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda di masing-masng daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Biaya adalah jumlah dari masing-masing hasil perkiraan volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
RAB =Σ ( Volume ) x Harga Satuan Pekerjaan
Estimasi biaya kontruksi dapat dibedakan atas estimasi kasaran ( approximate estimates atau preliminary estimates) dan estimasi teliti atau estimasi detail (detailed esimates). Estimasi kasaran biasanya diperlukan untuk pengusulan atau pengajuan anggaran kepada instansi atasan, misalnya pada pengusulan DIP ( Daftar Isian Proyek ) , proyek – proyek pemerintah, dan juga digunakan dalam tahap studi kelayakan suatu proyek. Sedangkan estimasi detail adalah RAB lengkap yang dipakai dalam penilaian penawaran pada pelelangan, serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.
Estimasi detail pada hakekatnya merupakan RAB lengkap yang terperinci termasuk biaya-biaya tak langsung atau overhead, keuntungan kontraktor dan pajak.
Biasanya biaya overhead, keuntungan dan pajak diperhitungkan berdasarkan persentase (%) terhadap biaya kontruksi ( Djoko Susilo,2004).
Dalam buku Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, dalam menyusun biaya diperlukan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar
Bab II Tinjauan Pustaka
upah, daftar harga bahan , buku analisis, daftar susunan rencana biaya , serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar Pra Rencana dan gambar detail dasar dengan skala ( PU = Perbandingan Ukuran) yang lebih besar. gambar bestek merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat ( bestek ) pekerjaan. Gambar bestek merupakan kunci pokok ( tolak ukur ) baik dalam menentukan kualitas dan skop pekerjaan, maupun dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya. ( J.A. Mukomoko, 1987 )
Gambar Bestek terdiri dari :
1. Gambar situasi , PU 1 : 200 atau 1 : 500 terdiri dari : − Rencana letak bangunan
− Rencana halaman − Rencana jalan dan pagar
− Rencana saluran pembuangan air hujan − Rencana garis batas
2. Gambar denah PU 1 : 100
Gambar denah melukiskan gambar tapak ( tampang ) setinggi ± 1,00 m dari lantai, hingga gambar pintu dan jendela terlihat dengan jelas, sedangkan gambar penerangan digambar dengan garis putus. Pada denah juga digambar garis atap dengan garis-garis putus lebih tebal dan jelas sesuai dengan bentuk atap. Lantai rumah induk dengan duga ( peil ) ditandai dengan ± 0.00 . Gambar kolom ( tiang ) dari beton dibedakan dari pasangan tembok.
Bab II Tinjauan Pustaka
II-5 3. Gambar Potongan PU 1 : 100
Gambar potongan terdiri dari melintang dan membujur menurut keperluannya. Untuk menjelaskan letak atau kedudukan sesuatu kontruksi, pada gambar potongan harus tercantum duga ( peil ) dari lantai, misalnya : dasar pondasi, letak tinggi jendela dan pintu, tinggi langit-langit, nok reng balok / muurplat.
4. Gambar Pandangan PU 1 : 100
Pada gambar pandangan tidak dicantumkan ukuran-ukuran lebar maupun tinggi bangunan. Gambar pandangan lengkap disesuaikan dengan perencanaan.
5. Gambar Rencana Atap PU 1 : 100
Gambar rencana atap menggambarkan betuk kontruksi rencana atap lengkap dengan kuda-kuda, nok gording, murplat / reng balok, hooker, keilkeper, talang air, usuk / kasau dan kontruksi penahanan dengan jelas.
6. Gambar Kontruksi PU 1 : 50 Gambar kontruksi terdiri dari :
− Gambar kontruksi beton bertulang − Gambar konruksi kayu
− Gambar kontruksi baja ringan
− Lengkap dengan ukuran-ukuran dan perhitungan kontruksinya. 7. Gambar pelengkap terdiri dari :
− Gambar listrik dari PLN − Gambar sanitary
Bab II Tinjauan Pustaka
2.3 Dasar dan Peraturan
Besar biaya proyek dapat diperkirakan atau diperhitungkan melalui beberapa cara dan metode. Metode estimasi biaya yang sering dipakai pada proyek adalah : 1. Metode Parametrik, dengan pendekatan matematik mencoba mencari
hubungan antara biaya atau jam orang dengan karakteristik fisik tertentu ( volume, luas, berat, panjang, dsb);
2. Metode Indeks, menggunakan daftar indeks dan informasi harga proyek terdahulu ; indeks harga adalah angka perbandingan antara harga pada tahun tertentu terhadap harga pada tahun yang digunakan sebagai dasar;
3. Metode Analisis unsur, lingkup pekerjaan diuraikan menjadi unsur-unsur menurut fungsinya; membandingkan berbagai material bangunan untuk memperoleh kualitas perkiraan biaya dan tiap unsur, kemudian dapat dipilih estimasi biaya paling efektif;
4. Metode Faktor, memakai asumsi terdapat korelasi atau faktor antara peralatan dengan komponen-komponen terkait; biaya komponen dihitung dengan cara menggunakan faktor perkalian terhadap peralatan;
5. Metode quantity take-off, disini estimasi biaya dilakukan dengan mengukur / menghitung kualitas komponen – komponen proyek ( dari gambar dan spsifikasi ) kemudian memberi beban jam orang serta beban biayanya;
6. Metode harga satuan ( unit price ), dilakukan jika kualitas komponen-komponen proyek belum dapat diperoleh secara pasti atau gambar detail belum siap, biaya dihitung berdasarkan harga satuan setiap jenis komponen ( misalnya setiap m3, m2, m, helai, butir, dan lain-lain ).
Bab II Tinjauan Pustaka
II-7 Menggunakan analisis pekerjaan, mengikuti cara lama sejak masa kolonial, yakni Analisis BOW (Burgelijke van Openbare Wareken) yang berlaku mulai 1921.
2.4 Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan ialah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dipasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan. Setiap bahan atau material mempunyai jenis atau kualitas tersendiri. Hal itu menjadi harga material tersebut beragam. Untuk itu sebagai potokan harga biasanya didasarkan pada lokasi daerah bahan tersebut berasal dan sesuai dengan harga patokan semen yang ditetapkan. Upah tenaga kerja didapatkan dilokasi, dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. Untuk menentukan upah pekerja dapat diambil standar harga yang berlaku dipasaran atau daerah tempat proyek dikerjakan yang sesuai dengan spesifikasi dari Kementrian Pekerjaan Umum. Dari ketiga metoda yang digunakan sudah termasuk peralatan kerja atau setiap pekerja harus mempunyai peralatan kerja sendiri yang mendukung keahlian masing-masing. Untuk menentukan harga bangunan dapat diambil standar harga yang berlaku di pasar atau daerah tempat proyek dikerjakan sesuai dengan spesifikasi dari Kementrian PU setempat Daftar Harga Satuan Bahan. Pada analisa ini sudah termasuk peralatan kerja atau setiap pekerja harus mempunyai peralatan kerja sendiri yang mendukung keahlian masing-masing.
Bab II Tinjauan Pustaka
2.5 Analisa Harga Satuan
Analisa harga satuan pekerjaan merupakan analisa material, upah tenaga kerja dan peralatan untuk membuat satu satuan pekerjaan tertentu yang diatur dalam pasal-pasal analisa BOW maupun SNI, dari hasilnya ditetapkan koefisien pengali untuk material, upah tenaga kerja dan peralatan segala jenis pekerjaan, Sedangkan analisis lapangan ditetapkan berdasarkan perhitungan kontraktor pelaksana.
2.6 Analisa Harga Satuan Bahan
Analisa bahan suatu pekerjaan, ialah menghitung banyaknya / volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Kebutuhan bahan / material ialah besarnya jumlah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Kebutuhan bahan dapat dicari dengan rumus umum sebagai berikut
Σ Bahan = Volume pekerjaan x Koefisien analisa bahan
Indeks bahan merupakan indeks kuantum yang menunjukan kebutuhan bahan bangunan untuk setiap satuan jenis pekerjaan. Analisa bahan dari suatu pekerjaan merupakan kegiatan menghitung banyaknya / volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan sedangkan indeks satuan bahan menunjukan banyaknya bahan yang diperlukan untuk menghasilkan 1 m3 , 1 m2, volume pekerjaan yang dikerjakan.
2.7 Analisa Harga Satuan Upah
Analisa upah suatu pekerjaan ialah, menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Kebutuhan tenaga kerja ialah besarnya jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk
m pe ju da Σ In m 2. te de ha O es K menyelesaika enyelesaian umlah tenag apat dicari d Tenaga Ke ndeks satuan menyelesaika .8 Penyu Kegia ertentu terga engan tujua arus disedia E (Owner E stimasi den Kegiatan esti Gambar 2 KONTRAK PENAWARA KOMPETIT an bagian p suatu pek ga kerja ya dengan rum erja = Volu n tenaga ke an bagian p usunan An atan estima antung dari an untuk me akan untuk Estimate) at ngan tujuan imasi oleh p 2.2 Kegiatan Ervia KTOR AN TIF pekerjaan d erjaan terga ang dibutuh mus : ume pekerj rja adalah b ekerjaan da nggaran Bia asi dalam pihak yang endapatkan merealisasi tau EE (Eng n untuk keg pihak-pihak estimasi oleh anto, Manajem dalam satu antung dari hkan untuk jaan x Koef besarnya jum alam satuan aya Proyek proyek k g membuatn informsi se ikan proyek gineer Estim giatan pena k dalam proy h pihak-piha men Proyek ESTIMASI ESTIMASI kesatuan p i kualitas p k suatu volu fisien anali mlah tenaga pekerjaan. k kontruksi di nya. Pihak o ejelas – jela knya. Hasil mate) dan pi awaran terh yek dapat di ak dalam proy Konstruksi, Bab II T pekerjaan, k pekerjaan. S ume perker isa tenaga k a yang dibu ilakukan d owner mem asnya tentan estimasi di ihak kontrak hadap proy ilihat pada g yek (Sumber 2005) Tinjauan Pusta II kecepatan d Secara umu rjaan terten kerja utuhkan unt dengan tuju mbuat estima ng biaya ya isebut deng ktor membu yek kontruk gambar 2.2 r : Wulfram OWN OWNER EST aka I-9 dan um ntu tuk uan asi ang gan uat ksi. NER TIMATE
Bab II Tinjauan Pustaka
Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan mendekati
OE / EE. Dalam buku cara tepat menghitung biaya bangunan, untuk menentukan
harga penawaran, kontraktor harus memasukan aspek-aspek lain yang sekiranya
nanti akan berpengaruh terhadap proyek. Langkah pertama yang dilakukan untuk
menghitung rencana anggaran biaya bangunan adalah mengidentifikasi setiap item
pekerjaan yang ada dalam proyek ang sedang dihitung. Setiap proyek tidak selalu
sama jenis maupun jumlah item pekerjaannya tergantung pada jenis proyek, lokasi
proyek dan tingkat kompeksitas proyek. Setelah proses ini selesai maka
dilanjutkan dengan proses perhitungan kualitas setiap item pekerjaan.
Tahap tahap yang dilakukan untuk menyusun angaran biaya adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar untuk menyediakan bahan / material kontruksi secara berlanjut.
2. Melakukan perhitungan analisa bahan dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini oleh seorang estimator.
3. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil analisis satuan pekerjaan dan daftar kualitas pekerjaan.
Bab II Tinjauan Pustaka
II-11
Gambar 2.3.Tahapan pembuatan RAB (Sumber : Wulfram Ervianto, Cara Tepat
Menghitung Biaya Bangunan, 2007)
2.8.1 Langkah Persiapan
Sebagai langkah awal dalam perhitungan RAB perlu dilakukan upaya persiapan agar diperoleh angka yang tepat atau akurat. Pada hakekatnya penguasaan seluk beluk proyek dan lingkungannya secara komprehensif akan sangat mendukung perhitungan RAB yang tepat dan realistis. Perlu dipahami pula bahwa setiap proyek mempunyai hal-hal yang spesifik dan tidak mungkin sama dengan proyek lain walaupun proyek yang sejenis.
Peranan pengamatan lapangan sangat pening sebagai pelengkap perhitungan biaya berdasarkan gambar desain agar diperoleh rencana biaya yang akurat. Petunjuk pengamatan lapangan ( area investigation guidelines ) akan mencakup :
1. Site Description ( data lapangan ) , seperti : tanaman / tumbuhan, permukaan tanah,drainase, kedalaman top soil atau lapisan humus, bangunan dan sarana lain yang ada, dsb;
Daftar Harga Satuan Satuan Upah dan
Bahan
Daftar volume dan harga satuan pekerjaan
Rekapitulasi Daftar Harga
Satuan Bahan
Daftar Harga Satuan Upah
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Utility Serving Site ( fasilitas tersedia lapangan ) , seperti : listrik, gas, air, jalan raya, jalan kabupaten / kampung, dsb;.
3. Building Department ( data gedung ) , seperti : hubungan, telepon,, lisensi, jasa-jasa, dsb;
4. Labor union ( serikat pekerja ), mencakup : keanggotaan, ketenaga kerjaan, dan peraturan terkait, aturan pengupahan, dsb;
5. Recommanded Contractors ( kontraktor ter- rekomendasi ) , merupakan daftar kontraktor umum, khusus, suppliers / leveransir, guna pertimbangan lebih lanjut;
6. Material and Methods ( material dan metode ), daftar harga material lokal / setempat, seperti : batu bata, pasir, beton cetak, kayu, bambu, dsb;
7. Equipment Rental ( persewaan alat ), berupa daftar harga sewa peralatan kerja setempat;
8. Climatological Data ( data klimatologi ) terdiri atas ; temperatur maksimum / minimum,curah hujan, bulan bulan hujan, dsb;
9. Other Project ( proyek lain ) , kunjungan pada proyek berdekatan untuk mendapat : produktivitas kerja, metode pelaksanaan, subkontraktor, material setempat, keamanan, dsb;
10. General Apprasial ( taksiran umum ), memuat kesimpulan kunjungan lapangan serta rekomendasi.
Bab II Tinjauan Pustaka
II-13
2.8.2 Dasar Perhitungan
Perhitungan RAB pada prinsipnya diperoleh sebagai jumlah keseluruhan hasil kali volume tiap jenis pekerjaan yang ada dengan harga satuan masing-masing. Volume pekerjaan dapat diperoleh, membaca dan menghitung atas gambar desain. Telah disinggung dimuka bahwa unsur biaya kontruksi mencakup harga-harga bahan satuan, upah tenaga dan peralatan yang digunakan. Dan semua unsur biaya ditentukan harga satuan tiap jenis pekerjaan, dan untuk ini dapat digunakan analisis SNI. Secara umum prosedur perhitungan RAB disusun diatas dasar lima unsur harga berikut :
1. Bahan-bahan atau material bangunan;
Dihitung kualitas ( volume, ukuran, berat, tipe, dsb ) masing-masing jenis bahan yang digunakan. Juga harga tiap jenis bahan itu sampai dilokasi pekerjaan ( termasuk ongkos sangkutan ), bahan kadang-kadang mencakup biaya pemeriksaan kualitas dan pengadaan gudang / tempat penyimpanan. 2. Upah tenaga kerja;
Dihitung jam kerja yang dibutuhkan dan jumlah biaya / upah. Biasanya digunakan berdasar harian atau per hari sebagai unit waktu serta volume pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam unit waktu tersebut. Sebagai unit waktu dapat pula atas dasar tiap jam. Perlu diketahui bahwa kemampuan tiap tenaga kerja tidak sama tergantung ketrampilan dan pengalaman, demikian juga besar upahnya.
3. Peralatan
Dihitung banyak dan jenis tiap peralatan yang diperlukan serta harga / biayanya ( beli atau sewa ), biaya peralatan termasuk ongkos angkut /
Bab II Tinjauan Pustaka
mobilisasi, upaah operator mesin, biaya bahan bakar dan sebagainya. Kemampuan peralatan persatuan waktu perlu diketahui.
4. Overhead
Biasa dikategorikan sebagai biaya tak terduga atau biaya tidak langsung, dan dibagi menjadi dua golongan, yakni yang pertama bersifat umum, serta kedua yang berkaitan dengan pekerjaan di lapangan. Overhead umum misalnya sewa kantor, peralatan kantor, listrik, telpon, perjalanan, asuransi / jamsostek, temasuk gaji / upah karyawan kantor yang terlibat kegiatan proyek. Sedangkan overhead lapangan merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan pada harga bahan-bahan, upah pekerja dan peralatan, sperti telepon di proyek, pengamanan, biaya perizinan, dan sebagainya. Biaya overhead keseluruhan ditetapkan berdasar pengalaman, biasanya sekitar 12 % sampai 30 % dari jumlah harga bahan, upah dan peralatan.
5. Keuntungan dan pajak
Besarnya keuntungan tergantung pada besar- kecilnya proyek dan besarnya resiko serta tingkat kesulitan pekerjaan. Biasanya keuntungan berkisar antara 8 % sampai 15 % dari biaya kontruksi ( Bouwsom ). Sedangkan pajak besarnya tergantung pada peraturan Pemerintah yang berlaku, biasanya antara 10 % sampai 18% ( Djoko Susilo, 2004 ).
2.8.3 Perhitungan Volume
Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan. Jadi volume ( kubikasi ) suatu pekerjaan, bukanlah merupakan
Bab II Tinjauan Pustaka
II-15 volume ( isi sesungguhnya ), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan Perhitungan volume dilakukan atas dasar gambar detail dari bestek yang tersedia, termasusk perubahan dan tambahan yang diberikan pada saat pemberian penjelasan atau aanwijzing sebelum pelelangan. Kelengkapan gambar detail sangat diperlukan, sebagai contoh pada bangunan gedung, akan mencakup gambar-gambar :
1. Gambar situasi ( skala 1 : 200 atau 1 : 500) : rencana tapak bangunan, halaman, jalan pagan, saluran pembuangan, garis batas tanah dan garis sempadan ( rooilijn ).
2. Gambar denah ( skala 1 : 100 ), lihat Gambar 2.4 : merupakan gambar tampang / potongan mendatar sedangkan jendela atas / penerangan tampak sebagai garis terputus-putus ; adanya kolom dan tembok serta elevasi atau peil, tanah dan lantai ; untuk rencana pondasi biasa dibuat denah tersendiri. 3. Gambar potongan / penampang ( skala 1 : 100 ), lihat gambar 2.5 ; terdiri dari
potongan memanjang dan melintang sesuai dengan keperluan.
4. Gambar rencana atap ( skala 1: 100 ); menjelaskan kontruksi atap lengkap dengan kuda-kuda, nok, gording, usuk, talang dan sebagainya ; semua lengkap dengan ukuran – ukuran ; kadang-kadang dilengkapi juga dengan rencana plafon. Gambar kontruksi detail ( skala 1 : 50 ); merupakan gambar penjelasan yang mencakup antara lain kontruksi beton ( penulangan ),semua lengkap dengan ukuran-ukurannya; termasuk juga gambar sanitair, instalasi listrik saluran air pembuangan dan lain-lain.
5. Gambar pandangan / tampak ( skala 1 : 100 ); merupakan gambar pelengkap tanpa ukuran , termasuk hiasan dan dekorasi yang diperlukan.
Bab II Tinjauan Pustaka
2.9 Metode Perhitungan
Sebelum menghitung harga satuan pekerjaan, maka harus mampu menguasai cara pemakaian analisa BOW, SNI dan cara Modern. Dalam analisa BOW, telah ditetapkan angka jumlah tenaga kerja dan bahan untuk suatu pekerjaan. Sedangkan SNI merupakan pembaharuan dari analisa BOW dengan kata lain bahwasannya analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbaharui. Prinsip yang terdapat dalam metode BOW mencakup daftar koefisien upah dan bahan yang telah ditetapkan. Dari kedua koefisien tersebut akan didapat kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan. Komposisi, perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja pada suatu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga satuan upah yang berlaku saat itu. Analisa dengan metode SNI untuk kebutuhan bahan atau material dan kebutuhan upah sama dengan metode BOW, akan tetapi besarnya nilai koefisien bahan dan upah tenaga kerja berbeda dengan analisa BOW.
2.10 Perhitungan harga satuan pekerjaan dengan SNI
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan ini disusun berdasarkan hasil penelitian analisa biaya kontruksi di pusat litbang permukiman 1988 – 1991. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yang diperoleh. Tahap pertama dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder analisis biaya yang diperoleh dari Kontraktor BUMN, dan analisis sebelumnya seperti BOW. Data yang terkumpul dipilih dari data modus terbanyak. Tahap kedua adalah penelitian lapangan untuk memperoleh data primer sebagai crosscheck terhadap data yang diperoleh dari
Bab II Tinjauan Pustaka
II-17 tahap pertama. Penelitian lapangan berupa penelitian produktifitas tenaga kerja lapangan pada beberapa proyek pembangunan gedung dan perumahan serta penelitian lab bahan bangunan untuk komposisi bahan yang di gunakan pada setiap jenis pekerjaan dengan pendekatan kinerja dari jenis pekerjaan.
2.10.1 Pengertian tentang SNI
Pada tahun 1987 sampai 1991, pusat penelitian dan pengembangan permukiman melakukan penelitian untuk mengembangkan analisa BOW. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu melalui pengumpulan data sekunder berupa analisa biaya yang dipakai oleh beberapa kontraktor dalam menghitung harga satuan pekerjaan. Di samping itu dilakukan pula data primer, melalui penelitian lapangan pada proyek-proyek pembangunan perumahan.
2.10.2 Ruang Lingkup SNI
Standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan yang dapat dijadikan acuan seragam bagi pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan gedung dan perumahan .
2.10.3 Acuan Normatif SNI
Standar ini mengacu kepada hasil pengkajian dari beberapa analisa pekerjaan yang telah diaplikasikan dalam analisis BOW .
Bab II Tinjauan Pustaka
2.10.4 Persyaratan Umum
Perhitungan harga satuan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, berdasarkan harga, bahan dan upah dengan kondisi daerah setempat. Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifikasi yang telah dibakukan.
2.10.5 Persyaratan Khusus
Pelaksanaan perhitungan satuan pekerjaan harus didasarkan kepada gambar teknis dan RKS (Rencana kerja dan syarat-syarat). Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi dimana didalamnya angka susut yang besarnya tergantung dari jenis bahan dan komposisi adukan.
2.10.6 Cara Menggunakan Analisis SNI
Misalnya untuk jenis pekerjaan pasangan dinding bata merah dengan campuran 1pc : 5psr.
Tabel.2.1. Analisa pekerjaan pemasangan dinding bata merah 1 SP: 5 PP
(Sumber : SNI 2014,Kementrian Pekerjaan Umum Pedoman Analisis harga satuan pekerjaan bidang pekerjaan umum)
1 m2 Pekerja L.01 Oh 0.300 102,920 Rp 30,876.00 Tukang batu L.02 Oh 0.100 121,230 Rp 12,123.00 Kepala Tukang L.03 Oh 0.010 139,574 Rp 1,395.74 Mandor L.04 Oh 0.015 157,901 Rp 2,368.52 Bata merah m3 70.000 611 Rp 42,793.10 Semen portland kg 9.680 1,304 Rp 12,619.82 Pasir pasang m3 0.045 282,536 Rp 12,714.12 114,890.29 Rp Profit +overhead 10% Rp 11,489.03 126,379.32 Rp 126,380.00 Rp Jumlah harga Total HSP Pembulatan A.4.4.1.10
Bab II Tinjauan Pustaka
II-19 Data dari indeks analisa gambar 1 : 5 tinggal dikalikan dengan volume pekerjaan yang telah dihitung, dan dapat diilustrasikan dalam skema berikut.
Gambar 2.4. Ilustrasi Skema Analisa (Sumber : Djoko Susilo, Rencana Anggaran
Biaya , 2004)
2.11 Istilah dan Definisi
1. Bangunan gedung dan perumahan
Bangunan yang berfungsi untuk menampung kegiatan kehidupan bermasyarakat.
2. Harga satuan bahan
Harga yang sesuai dengan satuan jenis bahan bangunan. 3. Harga ssatuan pekerjaan
Harga yang dihitung berdasarkan analisis harga saatuan bahan dan upah. 4. Indeks
Faktor pengali atau koefisien sebagai dasar perhitungan biaya bahan dan upah kerja.
5. Indeks bahan
Indeks kuantum yang menunjukan kebutuhan bahan untuk mengerjakan setiap satuan jenis pekerjaan.
ANALISA HARGA HARGA ANALISA HARGA SATUAN HARGA SATUAN HARGA SATUAN
Bab II Tinjauan Pustaka
6. Indeks tenaga kerja
Indeks kuantum yang menunjukan kebutuhan waktu untuk mengerjakan setiap satuan jenis pekerjaan.
7. Pelaksanaan pembangunan gedung dan perumahan
Pihak pihak yang terkait pembangunan gedung perumahan yaitu perencana.
8. Suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan kontruksi, yang dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah bahan kerja dan upah kerja dengan bahan bangunan dan standar pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan persatuan kontruksi.
9. Satuan Pekerjaan
Satuan jenis pekerjaan yang dinyatakan dalam satuan panjang, luas volume dan unit.