• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI UNTUK MENDUKUNG DIKLAT DALAM MENINGKATKAN MUTU PEGAWAI BERBASIS APLIKASI PADA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI UNTUK MENDUKUNG DIKLAT DALAM MENINGKATKAN MUTU PEGAWAI BERBASIS APLIKASI PADA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI UNTUK MENDUKUNG

DIKLAT DALAM MENINGKATKAN MUTU PEGAWAI BERBASIS

APLIKASI PADA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN

BANDUNG

Renol Burjulius, M.Kom..1, Arif Sutanto, MTCNA,. MOS.2

1,2 Program studi Sistem Informasi, STMIK LPKIA Bandung

Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 7564282

1 [email protected], [email protected] , 2 [email protected]

Abstrak

Dalam meningkat mutu pegawai pada sebuah perusahaan atau PNS pegawai sangat diutamakan karena dapat meningkatkan kredibilitas pada sebuah perusahaan manapun. Serta tidak boleh lepas dari pengawasan dan harus dikontrol setiap harinya, karena kegiatan tersebut adalah roda inti dalam berjalannya roda bisnis pada suatu perusahaan yang nanti akan berkaitan dengan penilaian kinerja pegawai. Proyek ini membahas tentang pentingnya dalam mengikatkan mutu pegawai pada perusahaan dikarenakan dalam setiap perusahaan memiliki keterkaitan dengan proses kinerja pegawai yang dimiliki, hal itu bersifat sangat penting demi menjaga agar proses pekerjaan pegawai dapat berjalan dengan baik.

Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak yang dipakai untuk mendukung dalam meningkatkan mutu pegawai pada Balai Diklat Keagamaan Bandung adalah menggunakan Metodologi Berbasis Object Oriented

Programming disertakan dengan Analisis Perencanaannya menggunakan Metode Balanced Scorecard dan

TOWS MATRIKS. Dari hasil analisis tersebut, dalam melakukan perencanaan strategi untuk meningkatkan mutu pegawai di Balai Diklat Keagamaan Bandung ini menggunakan bantuan Perangkat Lunak atau menggunakan bantuan (tools), diharapkan pihak kemenag tidak akan mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian dan menganalisa perencanaan terhadap kegiatan diklat di Balai Diklat Keagamaan Bandung.

Kata kunci : perencanaan strategi sistem informasi untuk meningkatkan mutu pegawai berbasis aplikasi.

1. Pendahuluan

Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung (Balai Diklat) berdiri pada tahun 1981 dengan penetapan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 45 tahun 1981 dengan nama Balai Diklat Pegawai Teknis Keagamaan. Balai Diklat merupakan unit pelaksana teknis dalam bidang diklat, pada awalnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pusdiklat Pegawai Departemen Agama dan bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Departemen Agama.

Melalui KMA No. 1 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Depag mengalami perubahan, diantaranya Pusdiklat Pegawai menjadi dua yaitu Pusdiklat Tenaga Administrasi dan Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan yang berada di bawah Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan. Dalam KMA Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Diklat PNS di lingkungan Depag disebutkan (pasal 1 ayat 16) disebutkan bahwa

“Lembaga Diklat di lingkungan Departemen Agama adalah Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, dalam hal ini terdiri dari Pusdiklat Administrasi, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan dan Balai Diklat Pegawai Teknis Keagamaan selaku unit pelaksana teknis”.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan pada Kementrian Agama yaitu:

1. Bagaimana membangun perencanaan diklat melalui sistem informasi dengan menggunakan salah satu tools untuk memudahkan proses diklat.

2. Bagaimana membangun perencanaan sistem informasi guna untuk mempermudah pekerjaan supaya tidak ketinggalan di zaman yang modern 3. Bagaimana membangun sistem informasi

bertujuan untuk menjadikan pegawai ikut serta dalam menjalankan tugasnya.

(2)

Untuk menghindari pembahasan masalah yang terlalu meluas maka pada penulisan skripsi ini dibatasi dengan ruang lingkup sebagai berikut : 1. Sistem ini hanya mengolah proses Diklat di

Balai Diklat Keagamaan Bandung.

2. Sistem ini hanya mengolah proses Pendidikan dan Pelatihan guna untuk meminimalisir setiap peserta mengikuti diklat dengan orang yang sama dari tahun ke tahun.

3. Perangkat yang dibangun menggunakan aplikasi.

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai diantaranya:

1. Meminimalisir peserta yang sama tahun ke tahun dalam melakukan pelatihan dan pendidikan melalui bantuan aplikasi melalui tools.

2. Memudahkan admin dalam mengelola data. 3. Meminimalisir terjadinya keterhambatan waktu

dalam menginputkan data identitas pegawai.

1.1. Landasan Teori

Pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,

terutama untuk mengembangkan kemampuan

intelektual dan kepribadian manusia. Notoatmodjo S (2003) secara konseptual membedakan antara pendidikan dan pelatihan. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan (training) lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau ketrampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Dalam pendidikan, orientasi atau penekanannya pada pengembangan kemampuan umum, sedang pada pelatihan lebih pada tugas yang harus dilaksanakan. Pendidikan dianggap lebih luas lingkupnya dibanding pelatihan. Dengan kata lain, pelatihan menekankan kepada kemampuan psikomotor, meskipun didasari pengetahuan dan sikap, sedangkan dalam pendidikan ketiga area kemampuan tersebut (pengetahuan, sikap

dan ketrampilan/psikomotor) memperoleh

penekanan yang merata.

Langkah Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan

Gambar 1 Analisis Kebutuhan Dasar Diklat Sumber : Awang Anwaruddin

Untuk mendapatkan hasil pelatihan yang diinginkan, dibutuhkan analisis dari siapa yang mengikuti pelatihan, pelatihan apa yang dilakukan dan sebagainya

1.1.1 SWOT

Bisnis yang baik jika bisnis tersebut memiliki strategi yang baik pula dalam menjalankan usahanya. Menurut Freddy Rangkuti (2009: 18) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

1.1.2 Balanced Scorecard

Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan pengimplementasian konsep tersebut. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Pada tahap awal eksperimennya, Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja eksekutif. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan eksekutif di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya

(3)

Gambar 2 Balanced Scorecard sebagai suatu Kerangka Kerja Tindakan Strategis

Sumber : Robert S. Kaplan dan David P, Norton “Using The Balanced Scorecard as a Strategic

2. Gambaran Sistem Perencanaan Strategi 2.1 Perencanaan Strategi

2.1.1 Use Case Diagram

Use case diagram ini menjelaskan bagaimana proses sistem informasi yang di bangun dapat ,menjawab pernyataan, dan melihat solusi.

Gambar 3 Use Case Diagram

2.2 Analisis Perencanaan Strategi

Identifikasi factor internal dan eksternal dilakukan dengan tehnik brainstorming atau curah pendapat. dengan para pegawai dan kalau memungkinkan dengan melibatkan user. Kekuataan dapat diartikan

sebagai kemampuan melaksanakan atau

menyelesaikan tugas dengan baik dan benar serta sumber daya yang tersedia cukup dan berada dalam kondisi baik. Sebaliknya kelemahan adalah kemampuan yang rendah dalam menyelesaikan tugas, dan sumber daya yang terbatas dan kapasitasnya berkurang, Disisi lain kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan yang merupakan input yang harus diolah dan mendatangkan suatu keuntungan atau manfaat yang besar di kemudian hari di kategorikan sebagai peluang. Sebaliknya suatu faktor eksternal yang dinilai tidak

mendatangkan manfaat, malah mungkin

menghalangi organisasi dalam mencapai visi, misi dikategorikan sebagai tantangan.

2.3 Identifikasi Faktor Internal dan Ekternal

Gambar 4 Identifikasi Faktor Internal

Gambar 4 Identifikasi Faktor Ekternal

2.4 Melakukan Evaluasi Keterkaitan Faktor Internal dan Eksternal

(4)

Gambar 5 Komparasi Urgensi Faktor Internal Dan Eksternal

2.5 Peta posisi kekuatan organisasi

Gambar 6 Peta posisi kekuatan organisasi

2.6 Kondisi Organisasi yang diharapkan

Gambar 7 Kondisi Organisasi yang diharapkan

1.7 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai bentuk antarmuka dari sistem pakar yang akan digunakan oleh pengguna untuk berinteraksi dengan sistem pakar. Rancangan antarmuka ini mempertimbangkan berbagai kemudahan dan fungsionalitas dari sistem pakar itu sendiri.

1.7.1 Antarmuka Manage User

Gambar 8 Manage User 1.7.2 Antamuka Manage Nilai

Gambar 9 Manage Nilai 1.7.3 Antarmuka Lihat Nilai

(5)

2. Implementasi

Sub bab ini akan menjelaskan langkah-langkah serta rencana jadwal dalam rangka mengimplementasikan perencanaan strategi sistem informasi untuk meningkatkan mutu pegawai menggunakan TOWS MATRIKS dan balanced Scorecard yang telah dirancang pada bab sebelumnya.

Daftar Kegiatan

Gambar 11 Gantt Chart

3.1 Lingkup dan Batasan Implementasi

Ruang lingkup dan batasan implementasi terdiri dari:

Untuk membatasi sistem agar mencapai tujuan secara maksimal maka dari implementasi yang dilakukan terdapat beberapa lingkup dan batasan, antara lain:

1. Sistem pendukung meningkatkan mutu

diimplementasikan hanya membahas mengenai informasi pendidikan dan pelatihan.

2. Sistem pendukung meningkatkan mutu

diimplementasikan mencakup dukungan yaitu untuk membantu pengisian biodata peserta diklat, informasi diklat lebih mudah di ketahui, penilaian lebih cepat menggunakan aplikasi. 3. Pengimplementasian sistem pendukung diklat

hanya dapat di ketahui dari pihak internal dan eksternal.

3.2 Implementasi Antarmuka A. Halaman Muka Gambar

Gambar 12 Tampilan Manage User

Gambar 13 Tampilan Manage Nilai

Gambar 14 Tampilan Lihat Nilai

4. Hasil Pengujian

Hasil pengujian Aplikasi dukungan ”meningkatkan mutu pegawai” ini menggunakan metode black box, karena semua kelas uji difokuskan untuk keperluan

(6)

pengguna, jadi pengujian pun digambarkan melalui table dibawah ini :

Gambar 15 Hasil Pengujian

Setelah melalui beberapa tahap analisa, perancangan dan implementasi, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Teknisi Dental Unit dapat mengetahui informasi dalam menemukan letak permasalahan yang terjadi dan solusi penanganannya.

2. Perencanaan Strategi Sistem Infromasi dalam meningkatkan mutu pegawai dapat diakses kapanpun tanpa terhalang waktu dan tempat. Saran atau masukan yang dapat kami berikan untuk menunjang atau pengembangan sistem selanjutnya, sebagai berikut:

Saran yang penulis harapkan agar dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan diklat dimasa yang akan datang adalah Strategi yang diusulkan dapat dikembangkan sesuai dengan persoalan yang ada. Selain itu perancangan aplikasi yang telah dibuat masih bersifat prototype, penulis berharap rancangan ini dapat lebih dikembangkan kembali sesuai dengan kebutuhan dimasa yang akan datang.

Daftar Pustaka:

[1] R. D. A S dan M. Shalahudin, Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak

Terstruktur dan Berorientasi Objek, Bandung: Modul, 2011.

[2] Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

[3] Wursanto. 1992. Manajemen

Kepegawaian. Yogyakarta : Kanisius

[4] Anwar Prabu Mangkunegara, 2001. Manajemen Sumber Daya Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

[5] Dale Yoder. 2001. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Erlangga.

Bandung.

[6] Edwin, B. Flippo(2003). Personel Management, Alih Bahasa Melayu S.P Hasibuan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

[7] Dale Yoder. 1990. Personnel management and industrial relations

[8] Andrew, F.Sekula., Personel,

Administration and Human Resource Management, (Canada : A. Wiley Trans

tth.)

[9] J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gramedia, 2007. [10] Hadi, Sutrisno. (1984). Metodologi

Research. Penerbit Andi, Jakarta

[11] Allison Rossett. (1987). Training Needs

Assesment. New Yersey: Educational Technology Publications Englewood Cliffs

[12] Dr. Prof. Sugiono., (2010), Metode

Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,

Alfabeta, Bandung.

[13] Freddy Rangkuti. ((2009). Strategi Promosi

yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta : PT.

GramediaPustakaUtama

[14] Kolter, Phillip. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 13. Jakarta; Erlangga [15] Gitosudarmo, Indriyo, 2001, Pengantar

Bisnis, edisi kedua, cetakan ketujuh, Penerbit : BPFE, Yogyakarta

[16] RD. Jatmiko. 2004. Pengantar Bisnis. Malang : UMM Press.

[17] Dirgantoro, Crown. (2004). Manajemen

Strategik: Konsep, Kasus, dan

Implementasi. Jakarta:PT. Gramedia. [18] Mulyadi, 2007.Sistem Akuntansi, Jakarta

:Selemba Empat.

[19] Mulyadi, 2001 Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga:

Gambar

Gambar 1 Analisis Kebutuhan Dasar Diklat  Sumber : Awang Anwaruddin
Gambar  2  Balanced  Scorecard  sebagai  suatu  Kerangka Kerja Tindakan Strategis
Gambar 6 Peta posisi kekuatan organisasi    2.6 Kondisi Organisasi yang diharapkan
Gambar 11 Gantt Chart
+2

Referensi

Dokumen terkait

positif menunjukkan bahwa pendapatan perkapita mempunyai hubungan yang searah dengan konsumsi rumah tangga. Variabel investasi, nilai t probabilitas 0,065 lebih besar

Kebalikannya di daerah Surabaya penggunaan bahasa Mandarin sebagai bahasa pengantar dalam sekolah-sekolah Tionghoa peranakan bentukan pemerintah pendudukan Jepang bagi anak-anak

[r]

Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dan harus dilaksanakan di Program Studi Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai

%erdasarkan analisis data diatas diketahui bah#a ada pengaruh pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi pada biji saga ( Abrus precatorius .)

Kemudian esoknya dilakukan prosessing yaitu mula-mula dilakukan dehidrasi dengan cara merendam organ hepar pada alkohol bertingkat yaitu 4 x alkohol 70%, 2 x alkohol 80%, 1 x

Penggunaan konsep digital marketing berpengaruh positif pada brand awareness (kesadaran merek) dan brand image (citra merek) pada produk Cokelat Monggo. Secara keseluruhan

Dengan demikian Ha yang diajukan dapat diterima kebenarannya, bahwa latihan beban menggunakan dumble berpengaruh terhadap kemampuan servis bawah dalam permainan bola voli