• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DORMANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN DORMANSI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. LaLatatar Belar Belakakangng Do

Dormrmanansi si adadalaalah h mamasa sa isistitirarahahat t bibiji ji sesehihingngga ga prprososeses per

perkekecamcambahbahan an tidtidak ak dapdapat at terterjadjadi, i, yanyang g disdisebabebabkakan n karkarenaena ad

adananya ya pepengngararuh uh dadari ri dadalam lam dadan n luluar ar bibiji ji nanamumun n dedemikmikiaiann dor

dormanmansi si bukbukan an beraberarti rti benbenih ih tertersebsebut ut matmati i ataatau u tidtidak ak dapdapatat tumbuh kembali. (Salisbury dan Ross, 1995).

tumbuh kembali. (Salisbury dan Ross, 1995).

enyebab dan mekanisme dormansi merupakan hal yang enyebab dan mekanisme dormansi merupakan hal yang sa

sangngat at pepentntining g didikketetahahui ui ununtutuk k dadapapat t memenenentntukukan an cacarara pe

pemamatatahahan n dodorrmamansnsi i yyanang g ttepepaat t ssehehininggga ga bebeninih h ddapapatat be

berkrkececamambabah h dedengngan an cecepapat t dadan n seseraragagam. m. !a!asa sa dodormrmanansisi tersebut dapat dipatahkan dengan skari"kasi mekanik maupun tersebut dapat dipatahkan dengan skari"kasi mekanik maupun kimia#i. Studi beberapa perlakuan pematahan dormansi belum kimia#i. Studi beberapa perlakuan pematahan dormansi belum me

membmberierikakan n hahasisil l yayang ng mememumuasaskakan n khkhususususnynya a papada da bebeninihh tanaman perkebunan.

tanaman perkebunan. 

ada ada prproseoses s perperkekecamcambahbahan, an, tumtumbuhbuhan an tidtidak ak memumemulailai k

keehhiidduuppaan n aakkaan n tteettaappi i mmeenneerurusskkaan n ppererttuumbmbuuhhaan n ddaann per

perkekembambangangan n yanyang g secsecara ara temptempororer er dihdihententikaikan n kketiketika a bijbijii menjadi de#asa dan embrionya menjadi tidak akti$. %iji jenis lain menjadi de#asa dan embrionya menjadi tidak akti$. %iji jenis lain be

bersrsi$i$at at dodormrman an dadan n titidadak k akakan an beberkrkececamambabah, h, memeskskipipunun di

disesesusuaiaikakan n dadalalam m tetempmpat at yayang ng memengngununtutungngkakan n sasampmpaiai pet

petunjunjuk uk linlingkgkungungan an tertertententu tu menmenyebyebabkabkan an bijbiji i mengmengakhakhiriiri dormansi tersebut (&old#orthy, 199').

dormansi tersebut (&old#orthy, 199'). %e

%erdrdasasararkakan n lalatatar r bebelalakakang ng tetersrsebebut ut mamaka ka didilalakkukukanan percobaan untuk mengkaji pengaruh berbagai macam perlakuan percobaan untuk mengkaji pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan biji saga (

terhadap pemecahan biji saga ( Abrus precatorius Abrus precatorius .)..).

B.

B. RuRumumusan san MaMasasalahlah %er

%erdasdasarkarkan an latlatar ar belbelakaakang ng di di ataatas, s, makmaka a rumrumusausan n masmasalaalahh sebagai berikut

sebagai berikut 1.

1. %a%agagaimaimana na penpengagaruruh h beberbrbagagai ai mamacacam m peperlrlakakuauan n teterhrhadadapap pemecahan dormansi biji saga (

pemecahan dormansi biji saga ( Abrus precatorius Abrus precatorius .) *.) * C.

C. TTujuaujuan n PenPenelitielitianan %er

%erdasdasarkarkan an rumurumusasan n masmasalaalah h di di ataatas, s, makmaka a tujtujuan uan daladalamm percobaan ini adalah

percobaan ini adalah

1 1

(2)

1.

1. !e!endndeseskrkripipsisikakan n pepengngararuh uh beberbrbagagai ai mamacacam m peperlrlakakuauann tteerrhhaaddaap p ppeemmeeccaahhaan n ddoorrmmaannssi i ppaadda a bbiiji ji ssaagga a (( Abrus Abrus  precatorius  precatorius .)..). BAB II BAB II KAIAN PU!TAKA KAIAN PU!TAKA +

+.. %i%iji ji ssagagaa

' '

(3)

Saga pohon umum dipakai sebagai pohon peneduh di jalanjalan besar. -umbuhan ini juga mudah ditemui di pantai. Daunnya menyirip ganda, seperti kebanyakan anggota suku polong polongan lainnya.

Dahulu biji saga dipakai sebagai penimbang emas  karena beratnya yang selalu konstan. Daunnya dapat dimakan dan mengandung alkaloid yang berkhasiat bagi penyembuhan reumatik. %ijinya mengandung asam lemak sehingga dapat menjadi sumber energi alternati$ (biodiesel). ayunya  keras sehingga banyak dipakai sebagai bahan bangunan serta mebel. %. Dorman

Dormansi digambarkan sebagai peristi#a benih yang berkecambah, tidak akan berkecambah #alaupun $aktor lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. /stilah dormansi mempunyai aplikasi yang luas dalam "siologi tanaman yang mengacu pada ketidak adaan pertumbuhan di dalam bagian tanaman yang dipengaruhi $aktor dalam dan luar. Dormansi pada biji merupakan salah satu penyebab gagalnya perkecambahan #alaupun biji dapat menyerap air dan berada dalam temperatur dan tingkat oksigen yang baik (0dmon et al., 195).

 -ipe dormansi

a. Dormansi "sik  yang menyebabkan pembatasan struktural terhadap perkecambahan. Seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanisme terhadap masuknya air dan gas pada beberapa jenis tanaman.

b. Dormansi "siologi  dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, umumnya dapat disebabkan oleh pengatur

(4)

tumbuh baik penghambat atau perangsang tumbuh, dapat  juga oleh $aktor$aktor dalam seperti ketidaksamaan embrio

dan sebabsebab "siologi lainnya.

%iji akan berkecambah setelah mengalami masa dorman yang disebabkan berbagai $aktor internal, seperti embrio masih berbentuk rudiment atau belum masak (dari segi "siologis), kulit biji yang tahan (impermeabel), atau adanya penghambat tumbuh. ekerasan kulit biji merupakan hambatan "sik terhadap perkembangan embrio sehingga menyebabkan embrio kurang mampu menyerap air dan oksigen serta karbon dioksida tidak dapat keluar secara baik yang berakibat proses respirasi tidak sempurna. %erbagai cara untuk memperpendek dormansi dapat dilakukan dengan meretakkan kulit biji, perendaman dalam 3at kimia seperti kalium nitrat pada konsentrasi tertentu atau dengan pemanasan (4arjadi, '').

Dormansi biji primer lebih umum dari dormansi biji sekunder. Dapat dalam bentuk dormansi eksogen atau endogen. Dormansi primer eksogen adalah suatu kondisi dimana input lebih penting (!isalnya air, cahaya, dan suhu) tidak tersedia untuk benih dan perkecambahan tidak terjadi. &enetika dan $aktor lingkungan juga memodi"kasi ekspresi dormansi eksogen. Dormansi endogen primer juga dipengaruhi oleh banyak $aktor lingkungan selama biji dalam kondisi pengembangan atau pematangan (Siregar dan 6tami, 1997). 8aktor eksternal perkecambahan meliputi air, suhu, kelembaban, cahaya dan adanya senya#asenya#a kimia tertentu yang berperilaku sebagai inhibitor perkecambahan (!ayer, 195).

Dormansi adalah masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan luar biji (Salisbury dan Ross, 1995).

erkecambah merupakan trans$ormasi dari bentuk embrio menjadi tanaman yang sempurna. erkecambahan biji yang dipermudah dengan keadaan tertentu seperti penyucian, dengan keberadaan 3at penghambat tumbuh larut air pada kulit

(5)

biji, suhu rendah, perpecahan kulit biji dan hal lain membuat potensial bahan tanam sebagai sumber keseragaman tanaman menjadi cukup rumit. Ditambah lagi dengan kenyataan bah#a lingkungan relung tanah tidak akan sama pada kondisi lapangan seperti dalam hal kandungan air, temperatur dan organisme ( Sitompul dan &uritno, 1995).

Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga #aktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. %iji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. retreatment skari"kasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan strati"kasi digunakan untuk mengatasi dormansi embrio (Salisbury and Ross, 1995).

erlakuan skari"kasi digunakan untuk mematahkan dormansi biji, sedangkan skari"kasi adalah salah satu upaya perlakuan pada benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi. 6paya ini dapat berupa pemberian perlakuan dengan cara "sik, mekanis dan khemis (ono, '9). arutan asam kuat seperti asam sul$at dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lunak sehingga dapat dilalui air dengan mudah (0smaeili, '9).

C. Perlakuan Peme"ahan D#rmansi Biji $. Perlakuan !kari%kasi Mekanik

erlakuan pendahuluan adalah istilah yang digunakan untuk proses mematahkan dormansi benih. erlakuan pendahuluan diberikan pada benihbenih yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk dikecambahkan (:idhityarini, Suryadi, dan ur#antoro, '11).

6paya yang dapat dilakukan untuk mematahkan dormansi benih berkulit keras adalah dengan skari"kasi mekanik.

(6)

Skari"kasi merupakan salah satu proses yang dapat mematahkan dormansi pada benih keras karena meningkatkan imbibisi benih. Skari"kasi mekanik dilakukan dengan cara melukai benih sehingga terdapat celah tempat keluar masuknya air dan oksigen.

  -eknik yang umum dilakukan pada perlakuan skari"kasi mekanik yaitu pengamplasan, pengikiran, pemotongan, dan penusukan jarum tepat pada bagian titik tumbuh sampai terlihat bagian embrio (perlukaan selebar 5 mm). Skari"kasi mekanik memungkinkan air masuk ke dalam benih untuk memulai berlangsungnya perkecambahan. Skari"kasi mekanik mengakibatkan hambatan mekanis kulit benih untuk berimbibisi berkurang sehingga peningkatan kadar air dapat terjadi lebih cepat sehingga benih cepat berkecambah (:idya#ati et al., '9)

elaksanakan teknik skari"kasi mekanik harus hatihati dan tepat pada posisi embrio berada. osisi embrio benih aren kadangkadang berbeda seperti terletak pada bagian punggung sebelah kanan atau kiri, dan terkadang terletak di bagian tengah benih (Ro"k dan !urniati, ';).

&. Perlakuan !kari%kasi Kimia'i

 -ujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada #aktu proses imbibisi. erendaman pada larutan kimia yaitu asam kuat seperti <=2, 4'S=7, dan 4>l dengan konsentrasi pekat membuat kulit benih menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. %erikut rincian masingmasing penggunaan larutan kimia untuk memecahkan dormansi benih 

A. Peren(aman Dengan Larutan Kalium Nitrat )KN*+, /S-+ merekomendasikan penggunaan <=2 dengan konsentrasi ,1 ? ,' @. <=2 digunakan sebagai promotor

(7)

perkecambahan dalam sebagian besar pengujian perkecambahan benih (>opeland dan !cDonald, '1 dalam !arlina et al., '1).

B. Peren(aman Dengan Larutan Asam !ul-at )H&!*, arutan asam sul$at pekat (4'S=7) menyebabkan kerusakan pada kulit biji dan dapat diterapkan baik pada legum dan non legum. amanya perlakuan larutan asam harus memperhatikan dua hal yaitu kulit biji atau  pericarp dapat diretakkan untuk memungkinkan imbibisi dan larutan asam tidak mengenai embrio. erendaman selama 1 ? 1 menit terlalu cepat untuk dapat mematahkan dormansi, sedangkan perendaman selama A menit atau lebih dapat menyebabkan kerusakan (Schimdt, ' dalam :inarni , '9).

!enurut Sutopo ('7) dalam :inarni ('9), larutan asam kuat seperti 4'S=7 sering digunakan dengan konsentrasi yang berBariasi sampai pekat tergantung jenis benih yang diperlakukan, sehingga kulit biji menjadi lunak. Disamping itu pula larutan kimia yang digunakan dapat pula membunuh cenda#an atau bakteri yang dapat membuat benih dorman.

C. Peren(aman Dengan Larutan Asam Kl#ri(a )HCl, +sam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (4>l). +sam klorida adalah asam kuat. Senya#a ini  juga digunakan secara luas dalam industri. >iri "sik asam klorida, seperti titik didih, titik leleh, kepadatan, dan p4 tergantung dari konsentrasi atau molarity dari 4>l di dalam larutan asam (+nonim 7, '12).

D. Peren(aman (alam Air

!enurut Sutopo ('7) dalam :inarni ('9), beberapa  jenis benih terkadang diberi perlakuan perendaman dalam air dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih.

(8)

erlakuan perendaman dalam air ber$ungsi untuk mencuci 3at 3at yang menghambat perkecambahan dan dapat melunakkan kulit benih. erendaman dapat merangsang penyerapan lebih cepat.

erendaman adalah prosedur yang sangat lambat untuk mengatasi dormansi "sik, selain itu ada resiko bah#a benih akan mati jika dibiarkan dalam air sampai seluruh benih menjadi permeabel (Schimdt, ' dalam Silomba, 'A).

D. Hi/#tesis

4a  +da pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi pada biji saga ( Abrus precatorius .).

4o  -idak ada pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi pada biji saga ( Abrus  precatorius .)

BAB III

MET*DE PENELITIAN

A. enis Per"#0aan

 Cenis percobaan ini adalah eksperimental karena dilakukan percobaan untuk menja#ab rumusan masalah, dan terdapat

(9)

BariabelBariabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu Bariabel manipulasi, Bariabel respon, dan Bariabel kontrol.

B. 1aktu (an Tem/at Penelitian

enelitian ini dilakukan pada hari Cumat, 15 !ei '15 pukul 17. :/% di depan aboratorium 8isiologi tumbuhan &edung >1 Curusan %iologi, 8akultas !atematika dan /lmu engetahuan +lam, 6niBersitas <egeri Surabaya.

C. 2aria0el Penelitian

1. ariabel manipulasi adalah jenis perlakuan

'. ariabel kontrol adalah jumlah biji, jenis biji, jenis media pertumbuhan yang digunakan, tempat tumbuh biji, lama proses perendaman, Bolume air dalam proses penyiraman, penempatan tempat tumbuh biji

2. ariabel respon adalah pemecahan dormansi. D. Alat (an Bahan

+lat 

• %iji saga 2

buah

• +sam sul$at pekat Secukupnya

• ertas amplas

• ot dan media tanam berupa tanah dan pasir 2 buah

• +ir

• &elas kimia

E. Pr#se(ur Kerja

1. !enyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

'. !enyediakan 2 biji berkulit keras dan dibagi menjadi 2 kelompok 

• 1 biji rendam dalam asam sul$at pekat selama 5 menit, kemudian cuci dengan air

• 1 biji yag lain dihilangkan bagian yang tidak ada lembaganya dengan menggunakan kertas amplas dan kemudian cuci dengan air

• 1 biji yang lain kemudian cuci dengan air.

2. !enanam ketiga kelompok biji tersebut padad pot yang bermedia tanam tanah dan pasir dengan perbandingan 1  1.

(10)

6sahakan kondisi penanaman biji dalam keadaan sama untuk ketiga pot.

7. !engamati perkecambahan untuk ketiga pot tersebut setiap hari selama 17 hari. %ila tanahnya kering lakukan penyiraman.

5. !embuat tabel pengamatan kecepatan perkecambahan dari hasil pengamatan

3. Ran"angan Per"#0aan

1

%iji direndam 4'S=7

(11)

BAB I2

HA!IL DAN PEMBAHA!AN

A. Hasil

%erdasarkan percobaan yang telah dilakukan, ada pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi pada biji saga ( Abrus precatorius .) didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 1 Pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap

 pemecahan dormansi pada biji saga (Abrus precatorius .) 4ari e %iji saga ( Abrus precatorius .) yang

berkecambah pada perlakuan Diamplas Direndam 4'S=7 Dicuci aEuades 1.    '.    2. 1   7. 1   5. 1   11 P#t I P#t II P#t III

(12)

A. 1   . 1   ;. '   9.  1  1.    11.   

 Cumlah biji yang berkecambah  1 

ersentase biji yang berkecambah

@ 1@ @

/ 1,27 ,11 

%erikut merupakan gra"k pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi pada biji saga ( Abrus precatorius .) 

4ra%k $. engaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi biji saga ( Abrus precatorius .)

B. Analisis

%erdasarkan tabel dan gra"k diatas dapat dilihat bah#a ada pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi biji saga ( Abrus precatorius .). erlakuan yang digunakan untuk memecah dormansi biji keras pada saga dilakukan dengan mengamplas, merendam biji di larutan 4'S=7

pekat dan mencuci biji dengan air. Dengan perbedaan perlakuan maka dapat menghasilkan jumlah dan kecepatan

1' erlakuan

  /      .     

(13)

perkecambahan biji yang berbeda pula. %iji yang diamplas setelah 11 hari masa tumbuh diperoleh  biji yang tumbuh dengan nilai / sebesar 1,27, untuk biji yang direndam larutan 4'S=7 pekat setelah 11 hari masa tumbuh diperoleh 1 biji saja

yang tumbuh dengan nilai / sebesar ,11 dan biji yang dicuci dengan aEuades setelah 11 hari masa tumbuh tidak ada biji yang tumbuh sehingga nilai / sebesar . Dari hasil tersebut terlihat bah#a biji keras yang diberi perlakuan diamplas tidak membutuhkan #aktu yang lama untuk pemecahan dormansi daripada biji yang direndam dengan larutan 4'S=7  atau hanya

dicuci dengan aEuades. C. Pem0ahasan

%erdasarkan analisis data diatas diketahui bah#a ada pengaruh pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi pada biji saga ( Abrus precatorius .) ada kondisi lingkungan yang sesuai seperti suhu, p4 dan kelembapan yang sesuai maka memungkinkan biji untuk tumbuh. Cika biji masih dalam keadaan dormansi berarti biji masih masih dipertahankan kondisinya oleh hormone +%+. Cika konsentrasi +%+ menurun maka biji akan pecah dan biji mengalami imbibisi. +ir masuk kemudian mengakti$kan hormone &+2 dan mengakti$kan sintesis protein di sel. !aka terjadi proses transkripsi dan translasi atau pembentukan rantai asam amino. Dari asam amino itulah en3im terbentuk diantaranya adalah amilase, protease dan lipase. +milase dibantu al$a amilase memecah karbohidrat menjadi glukosa, sementara protease memecah protein menjadi glukosa dan lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. &lukosa dibutuhkan dalam pembentukan +- dan pembentukan sel pertama yakni radikula dan koleoptil. Sedangkan pasokan nutrisi terdapat di endosperm. Cika tanaman sudah tumbuh maka nutrisis sudah tidak lagi dibentuk oleh endosperm.

%iji saga merupakan salah satu biji keras yang masa dormansinya hanya dapat dipecahkan dengan mekanisme skaliri"kasi dan perlakuan kimia. ada biji saga yang tumbuh

(14)

pada perlakuan diamplas tumbuh lebih banyak hal ini diakibatkan ketika diamplas, luas permukaan biji yang terkelupas menjadi lebih luas dan air lebih mudah masuk. %agian yang diamplas merupakan kulit biji selain daerah titik tumbuh. Dengan menggosok kulit biji dengan amplas dapat melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air dan gas.

erlakuan kimia dengan merendam biji saga menggunakan larutan 4'S=7 dengan konsentrasi pekat membuat

kulit biji saga menjadi lunak sehingga dapat dengan mudah dilalui oleh air pada #aktu imbibisi. :aktu perendaman juga mempengaruhi kelunakan kulit biji saga. Semakin lama #aktu perendaman maka semakin lunak kulit biji saga dan mempercepat perkecambahan biji saga. roses perendaman dalam larutan 4'S=7 menyebabkan masuknya air ke dalam

endosperma biji dan mengakibatkan kulit biji lembab dan lebih lunak memungkinkan pecah dan robek sehingga perkembangan embrio dan endosperm lebih cepat terjadi, serta untuk memberikan $asilitas masuknya oksigen (larut dalam air) kedalam biji.

%iji saga yang hanya dicuci dengan air mengalir tanpa direndam akan tetap keras sehingga proses imbibisinya menjadi lambat. eberadaan air bagi biji akan mengimbibisi dinding sel biji dan menentukan turgor sel sebelum membelah. Sedangkan untuk biji yang tidak direndam yang hanya dicuci air, dinding selnya hampir tidak permeable untuk gas, sehingga masuknya oksigen ke dalam biji akan menjadi lambat. <amun ketika suplai air rendah atau tidak tersedia maka pembentukan sitoplasma baru akan berlangsung sangat lambat. +ir berpengaruh terhadap kecepatan reaksi biokimia dalam sel yang berhubungan dengan kerja en3im.

(15)

BAB 2 PENUTUP A. !im/ulan

%erdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bah#a ada pengaru berbagai macam perlakuan terhadap pemecahan dormansi pada biji saga ( Abrus precatorius .). %iji saga yang diamplas memiliki / paling tinggi yaitu sebesar 1,27, kemudian biji yang direndam dengan asam sul$at memiliki / ,11 dan biji yang hanya dicuci dengan air memiliki / .

B. !aran

raktikum ini terdapat perlakuan pengamplasan. Sebaiknya pada saat pengamplasan diharapkan secara hatihati agar biji tidak terluka pada titik tumbuh dan pandai menjaga kondisi media tanam agar tidak berjamur dan pertumbuhan dapat maksimal.

(16)

DA3TAR PU!TAKA

+nonim. '1'. erkecambahan. httpFFid. :ikipedia.orgF#ikiFperkecambahan. Diakses pada tanggal '' !ei '15.

D#idjoseputro. 19;5. engantar 8isiologi ingkungan -anaman.  Gogyakarta  &ajah !ada 6niBersity ress.

ita, Sutopo. 19;5. -eknologi %enih. Cakarta  Raja#ali.

Retno, >atarina. '1'. etunjuk raktikum 8isiologi -umbuhan.  Gogyakarta  6niBersitas Sanata Dharma.

Salisbury dan Ross. 1995. 8isiologi -umbuhan Cilid '. %andung  /-%. Sitompul. S.!. 1995. +nalisis ertumbuhan -anaman. Gogyakarta  6&!

ress.

(17)

LAMPIRAN

&ambar 1.

%iji yang sudah mendapat perlakuan kemudian ditanam

&ambar '.

%iji yang diamplas mulai

berkecambah pada hari ketiga 1 biji

&ambar 2.

%iji yang direndam asam sul$at pekat mulai berkecambah pada

hari ke 9

&ambar 7.

%iji yang dicuci dengan air belum berkecambah

(18)

&ambar 5.

%iji pada hari terakhir yang sudah tumbuh sebanyak  biji dengan

perlakuan diamplas

&ambar A.

%iji yang sudah tumbuh sebanyak 1 biji dengan perlakuan yang direndam asam sul$at pekat gambar .

%iji pada perlakuan dicuci air belum ada yang tumbuh

(19)

LAMPIRAN

• ersentase biji yang berkecambah pada perlakuan pengamplasan

 Gaitu H (jumlah biji yang berkecambah  jumlah seluruh biji) I 1@

H (  1) I 1 @ H @

• ersentase biji yang berkecambah pada perlakuan direndaman asam sul$at pekat

 Gaitu H (jumlah biji yang berkecambah  jumlah seluruh biji) I 1@

H (1  1) I 1 @ H 1@

• ersentase biji yang berkecambah pada perlakuan dicuci dengan air

 Gaitu H (jumlah biji yang berkecambah  jumlah seluruh biji) I 1@

H (  1) I 1 @ H @

• / pada biji yang diamplas

 Gaitu H 1F2 J 1F7 J 1F5 J 1FA J 1F J 'F; H 1,27

• / pada bji yang direndam asam sul$at pekat  Gaitu H 1F9

H ,11

• / pada biji yang dicuci dengan air  Gaitu H F11

H 

(20)

Gambar

Tabel 1  Pengaruh berbagai macam perlakuan terhadap  pemecahan dormansi pada biji saga (Abrus precatorius .)

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum perlakuan pematahan dormansi biji berpengaruh nyata terhadap persentase daya kecambah dan pertumbuhan vegetatif tanaman Mucuna yaitu panjang sulur, jumlah tangkai

Dan sejalan dengan Sutopo (2004) yang menyatakan bahwa Perlakuan mekanis umumnya digunakan dalam pematahan dormansi biji untuk memecahkan dormansi benih yang

trifenestrata, pada tahap / umur embrio berapa hari dapat dilakukan penundaan penetasan telur dan bagaimana pengaruh intensitas cahaya dan kondisi pupa terhadap pemecahan

Jadi pada perlakuan skarafikasi biji saga hasil praktikum tidak sesuai dengan literatur karena saga tidak tumbuh semua disebabkan pemotongan kulit biji terlalu kedalam hingga merusak,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dormansi P2 memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan panjang akar, diketahui triwulan I memberikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan air kelapa terhadap pematahan dormansi biji jarak pagar ( Jatropha curcas ), hasil pematahan dormansi biji

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh , masa dormansi dari biji sirsak lama, campuran tanah dan pasir tidak mampu memberikan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan, embrio

Berdasarkan percobaan pengujian pengaruh faktor lingkungan terhadap perkecambahan yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada cawan perlakuan pertama menggunakan Biji utuh,