Laporan Kinerja
Balai Riset dan Standardisasi Industri
Banda Aceh
Tahun 2018
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
BADAN PENELITIAN DAN PENGMBANGAN INDUSTRI
BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI
BANDA ACEH
2 0 1 8
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka terwujudnya penyelenggaraan
good govermant
yang merupakanpersyaratan bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bernegara, maka diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan
legitimate
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih, bertanggung jawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya tersebut sejalan dengan Undang-Undang nomor : 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan negara, meliputi asas kepastuan hukum, asas tertib penyelenggaran negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalotas dan asas akuntabilitas. Disebutkan lebih lanjut dalam penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan bahwa asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.
Dalam rangka itu pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.
Pertanggung jawab dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lemnaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.
Baristand Industri Banda Aceh dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berkewajiban menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja sesuai ketentuan yang terkandung dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dan Keputusan LAN Nomor 239 Tahun 2003.
Laporan Akuntabilitas Kinarja memberikan gambaran mengenai tingkatan pencapaian kinerja, sasaran, program/kegiatan serta indikator keberhasilan maupun ketidakberhasilan kinerja yang telah dicapai pada periode/tahun tertentu.
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Balai Riset dan Standardisasi Industri yang dahulunya bernama Balai Penelitian dan Pengembangan Industri merupakan Unit Pengelola Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 58 Tahun 2015 tanggal 12 Juni 2015, maka tugas Balai Riset dan Standardisasi Industri masih mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri. Adapun tugas Balai Riset dan Standardisasi
Industri adalah melaksanakan riset dan standardisasi serta sertifikasi dibidang industri.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Baristand Industri Banda Aceh mempunyai fungsi sebagai berikut :
Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi industri di bidang bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk, serta penanggulangan pencemaran industri;
Penyusunan program dan pengembangan kompetensi di bidang jasa riset/litbang;
Perumusan dan penerapan standar, pengujian dan sertifikasi dalam bidang bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk;
Melaksanakan pemasaran, kerjasama, promosi, pelayanan informasi, penyebarluasan dan pendayagunaan hasil riset/penelitian dan pengembangan; Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan dan tata persuratan, perlengkapan, kearsipan, rumah tangga, koordinasi penyusunan bahan rencana dan program, penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan.
1.2. Peran Strategis Organisasi
Dalam mensukseskan program pemerintah disektor industri, Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh sebagai unit pelaksana teknis dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) diharapkan akan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai arahan dari Kementerian Perindustrian, khususnya melalui kegiatan litbang terapan akan digunakan untuk pelayanan
bantuan teknis antara lain teknologi proses dan teknologi bahan/produk, konsultasi, peningkatan kemampuan tenaga profesi tertentu, standardisasi dan pengujian, penanggulangan pencemaran industri serta rancang bangun dan perekayasaan terutama industri kecil dan menengah.
Sejak awal Tahun 2002, Otonomi Daerah sudah mulai dilaksanakan secara penuh. Dengan diberlakukannya otonomi daerah tersebut, Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh yang masih tetap dibawah koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri akan lebih dituntut keberadaannya, disamping melayani kebutuhan Pemerintah Daerah juga memberikan pelayanan jasa kepada dunia usaha industri di daerah, dalam rangka mengembangkan potensi daerah.
Dalam melaksanakan kegiatan litbang, Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh akan selalu berpegang pada kebijakan pemerintah, kebijakan Kementerian Perindustrian serta program BPPI. Dalam melaksanakan seluruh kebijakan tersebut tentunya akan memperhatikan pula potensi sumber daya alam daerah, perkembangan industri serta kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Aceh.
Kegiatan litbang dan standardisasi yang dilakukan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh diharapkan turut menunjang pertumbuhan industri di Provinsi Aceh pada umumnya, hal ini disebabkan Provinsi Aceh mempunyai kekayaan sumber alam yang besar yang belum dikelola secara optimal. Oleh karena itu kegiatan litbang dan standardisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh ditujukan terutama dalam bidang :
1) Mengembangkan industri, khususnya industri kecil dan menengah, dengan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi, bahan baku, proses, peralatan dan produk;
2) Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada masyarakat industri;
3) Memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat industri dalam hal standardisasi dan pengawasan mutu;
4) Memberikan bantuan teknis tentang teknologi proses;
5) Memberikan bantuan teknis dalam hal penanggulangan pencemaran akibat aktifitas industri khususnya dan kegiatan ekonomi lainnya;
6) Meningkatkan kualitas produk industri kecil dan menengah yang berpotensi untuk dieksport;
7) Melaksanakan sertifikasi produk industri dan penggunaan tanda SNI;
8) Melaksanakan pengujian dan sertifikasi terhadap produk industri SNI wajib dan barang import yang beredar dan barang lain seperti limbah dan lingkungan industri.
1.3. Struktur Organisasi
Adapun Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri adalah sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 Tanggal 29 Juni 2006
Peranan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh di Propinsi Aceh pada khususnya adalah mendukung kebijakan Pemerintah Daerah dengan cara lebih memaksimalkan peningkatan kinerja melalui kegiatan riset terapan serta standardisasi dan sertifikasi terhadap industri dalam upaya pengolahan sumber daya alam, kesiapan bahan baku/bahan pembantu industri yang dapat mensubstitusi impor, meningkatkan kualitas produk industri yang ada sehingga dapat dipasarkan lebih luas secara kompetitif, baik didalam negeri maupun diluar negeri, meningkatkan kapasitas produksi dari industri yang ada melalui riset terapan dan standardisasi serta sertifikasi.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh berpedoman kepada arahan dan kebijakan teknis Badan Penelitian dan pengembangan Industri, dikarenakan Baristand Industri berada di Wilayah Provinsi Aceh juga mengikuti arahan dan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Aceh. Sedangkan arah pengembangan Baristand Industri Banda Aceh difokuskan pada program dan kegiatan di bidang rempah dan minyak atsiri. Meskipun demikian Baristand Industri Banda Aceh tetap memperhatikan kebutuhan dan pengembangan kompetensi inti daerah Provinsi Aceh secara umum.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat digambarkan bahwa pada dasarnya Akuntabilitas Kinerja Instansi mencoba mengkomunikasikan pencapaian kinerja suatu instansi pemerintah dikaitkan dengan sejauh mana organisasi publik tersebut telah melakukan upaya-upaya strategis dan operasionalnya di dalam mencapai tujun/sasaran strategisnya dalam kerangka pemenuhan Visi misi yang ditetapkan. Visi dan misi organisasi serta tujuan strategis organisasi telah diformatkan di dalam suatu renstra yang memiliki rentang waktu 5 tahun. Selanjutnya untuk capaian yang harus dipenuhi setiap tahunnya dalam periode 5 tahun yang dimaksud didalam renstra ditetapkan pula sejumlah sasaran strategis. Pemenuhan atas sasaran strategis tersebut setiap tahunnya akan berakumulasi pada pencapaian strategis organisasi di akhir tahun kelima, dengan alur pikir bahwa apabila tujuan strategis organisasi telah dipenuhi maka orgainsasi tersebut dapat dipersepsikan telah memenuhi visi misinya.
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis Organisasi
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh atau Baristand Industri Banda Aceh didirikan pada tahun 26 Agustus 1980 dengan nama Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Banda Aceh atau Balai Industri Banda Aceh sampai akhir tahun 2002. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 784/MPP/SK/11/2002 tanggal 29 Nopember 2002 nama Balai dirubah menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan, yang kemudian dengan adanya pemisahan Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan, maka berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 49/M-IND/PER/6/2006 Tanggal 29 Juni 2006, struktur organisasi ditata kembali dan namanya berubah menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh dengan tugas dan fungsi yang hampir sama dengan sebelumnya.
Dalam melaksanakan tugasnya Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh mempunyai Visi sebagai berikut :
“
Menjadi lembaga yang unggul dalam riset khususnya atsiri, rempah dan komoditi
inti/unggulan daerah serta mapan dalam standardisasi dan sertifikasi di bidang
industri
”.Untuk mendukung Visi tersebut maka Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh mempunyai Misi sebagai berikut :
1.
Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk mengembangkan
industri berbasis atsiri dan rempah
2.
Melaksanakan litbang dan standardisasi berbasis komoditi inti/produk unggulan
daerah yang remah lingkungan.
3.
Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang
bangun, alih teknologi, konsultasi, pelatihan, pengelolaan lingkungan, sertifikasi
serta informasi dalam rangka pengembangan industri
Tujuan strategis Baristand Industri Banda Aceh adalah meningkatnya peranan riset dalam pengembangan atsiri, rempah dan komoditi unggulan daerah dengan cara :
1. Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk mengembangan industri berbasis atsiri dan rempah.
2. Melaksanakan litbang dan standardisasi berbasis komoditi inti/produk unggulan daerah yang ramah lingkungan.
3. Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun, alih teknologi, konsultasi, pelatihan, pengelolaan lingkungan, standardisasi, sertifikasi serta informasi dalam rangka pengembangan industri.
Adapun yang menajadi sasaran Strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam kurun waktu Tahun 2015-2019, adalah :
1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang professional dalam rangka mendukung riset dan standardisasi.
2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi, fraksinasi, purifikasi dan pengembangan teknologi atsiri dan rempah serta komoditi inti/unggulan daerah, serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan.
3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang bangun, konsultasi, pelatihan, sertifikasi serta informasi sesuai dengan standar pelayanan public yang prima dalam rangka pengembangan industri.
4. Meningkatkan peran sentra HKI dalam memfasilitasi perolehan perlindungan HKI.
5. Meningkatkan kemampuan laboratorium uji dan LS Pro untuk mendukung penerapan SNI Wajib.
2.2. Rencana Kinerja Tahun 2018
Rencana Kinerja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2017 disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006, dan mengacu kepada visi dan misi Kabinet Kerja Jokawi-JK dengan Sembilan prioritas presiden (Nawacita) yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019.
Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan sektor industri mengacu pada arah kebijakan ekonomi yang tertuang dalam RPJM 2015–2019, yaitu mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah, terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan,
pertambangan, pariwisata serta industri kecil dan kerajinan rakyat, serta pengembangan kebijakan industri dan investasi dalam rangka meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh daerah melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan SDA dan SDM dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.
Sementara itu kebijakan operasional diarahkan untuk mendorong terwujudnya industri yang kuat dan maju, berdaya saing tinggi, yang mengolah sumber daya alam dalam negeri, terutama yang mengolah hasil pertanian (agro industri); serta penyediaan kebutuhan pokok, menumbuhkan kemampuan inovasi teknologi industri melalui kegiatan penelitian terapan bertumpuh pada sumber daya manusia industrial yang berkualitas dan mampu mendorong penyebaran pembangunan industri ke wilayah-wilayah yang belum berkembang serta memperluas pengembangan dan modernisasi industri kecil.
Bertitik tolak dari arah kebijaksanaan tersebut, maka sasaran sektor industri yang ingin dicapai beberapa tahun ke depan yaitu meningkatnya kontribusi industri pengolahan non migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) melalui tumbuhnya industri pengolahan non migas; meningkatnya investasi; meningkatnya utilisasi kapasitas produksi; terciptanya persebaran industri; meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha; dan terlaksananya pemberdayaan UKM.
Berpedoman kepada arah kebijaksanaan dan sasaran yang ingin dicapai tersebut, maka Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh diharapkan akan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai arahan dari Kementerian Perindustrian
khususnya melalui kegiatan litbang terapan dan pelayanan bantuan teknis antara lain teknologi proses dan teknologi bahan/produk, konsultasi, peningkatan kemampuan tenaga profesi tertentu, standarisasi dan pengujian produk, penanggulangan limbah industri serta rancang bangun dan perekayasaan terutama untuk industri kecil dan menengah.
Kegiatan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh juga harus mendukung kebijakan Pemda Provinsi Aceh dan memberikan sumbangsih dalam mensukseskan program yang dilaksanakan oleh pemerintah Aceh. Oleh karena itu Baristand Industri Banda Aceh akan terus melakukan pengembangan dan riset, termasuk rancang bangun dan perekayasaan, seperti proses pengolahan dan peningkatan mutu produk hasil-hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan dengan fokus utama bidang rempah dan atsiri. Bahkan hasil-hasil litbang tersebut sebagian telah dimasyarakatkan, baik yang dilakukan oleh Balai sendiri maupun kerjasama dengan instansi terkait.
Pada hakekatnya program kegiatan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh merupakan bagian integral dari program Kementerian Perindustrian khususnya BPPI yang secara menyeluruh dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional bidang Perindustrian. Namun demikian, dalam rangka strukturisasi program, perlu dilakukan pengklasifikasian maupun penjenjangan sehingga terlihat secara jelas di mana muaranya program Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh sebagai instansi di bidang riset dan standardisasi industri di daerah.
Program-program Baristand Industri Banda Aceh pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :
1. Program litbang teknologi proses dan perekayasaan 2. Program peningkatan kompetensi sumber daya manusia 3. Program Peningkatan sarana dan prasarana
4. Program pembudayaan dan pemasyarakatan hasil litbang
5. Program pengujian bahan, produk dan limbah dan jasa teknis lainnya 6. Program penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program
Sedangkan yang menjadi kegiatan strategis pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :
No. Sasaran Indikator Kinerja Target
I. PENELITIAN, KAJIAN DAN REKAYASA
1. Tersedianya Hasil Penelitian Produk/Teknik Produksi
Jumlah Litbang Teknologi Proses dan RBPI
4 Judul
II JASA TEKNIS INDUSTRI A. Pengujian
1. Terlaksananya pengujian mutu bahan baku dan aneka produk industri
Jumlah sample uji 12 Bulan
2. Terlaksananya pengujian mutu limbah cair, udara dan emisi
Jumlah sample uji 12 Bulan
B. Sertifikasi
1. Terselenggaranya sertifikasi SPPT SNI perusahaan
Jumlah perusahaan yang disertifikasi SPPT SNI
15 Lokasi
III PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN A. Akreditasi/Survailen/Reakreditasi
1. Terlaksananya survailance lembaga penguji Jumlah dokumen sistem mutu
1 dok
2. Terlaksananya survailance lembaga sertifikasi produk (LsPro) Aceh
Jumlah dokumen sistem mutu
1 dok.
3. Terlaksananya survailance ISO 9001-2015 Jumlah dokumen sistem mutu
No. Sasaran Indikator Kinerja Target
4. Terlaksananya survailance lembaga pranata litbang (KNAPPP)
Jumlah dokumen sistem mutu
1 dok.
IV. LITBANGYASA TEKNOLOGI INDUSTRI
1. Tersedianya Hasil litbangyasa teknologi industri prioritas
Jumlah Litbangyasa teknologi prioritas
2 Judul
V. LAYANAN INTERNAL (OVERHEAD) A. Pengadaan Kendaraan Bermotor
1. Tersedianya kendaraan operasiona roda 4 Jumlah kendaraan roda 4 1 Unit
B. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
1. Tersedianya perangkat pengolah data dan komunikasi
Jumlah perangkat pengolah data
19 Unit
2. Tersedianya perangkat sound system Jumlah perangkat sound
system
1 set
C. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
1. Tersedianya peralatan laboratorium Jumlah alat laboratorium 2 Unit
2. Tersedianya peralatan moubilair kantor Jumlah alat laboratorium 18 Unit/set
D. Renovasi Bangunan dan Gedung
1. Tersedianya pagar kantor Jumlah pagar 1 paket
2. Tersedianya post satpam Jumlah pagar 1 unit
E. Pelayanan Perencanaan/Penganggaran Internal
1. Terselenggaranya kegiatan penyusunan rencana kerja (RKAKL)
Jumlah program kerja 1 Tahun
F. Pelayanan Monitoring dan Evaluasi
1. Terlaksananya monitoring dan pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan
Jumlah monev program & kegiatan
1 Tahun
G. Pelaksanaan promosi dan pemasaran jasa teknis industri
1. Tersedianya majalah/jurnal ilmiah Jumlah majalah/jurnal yang
diterbitkan
2 terbitan
2. Terlaksananya temu teknis dan evaluasi JPT dengan pelanggan
Jumlah peserta 45 orang
3. Terlaksananya pelatihan hilirisasi produk minyak atsiri (balsem, minyak aroma teraphi dan sabun)
Jumlah peserta 15 orang
H. Pelayanan Umum dan Perlengkapan
1. Pengelolaan Unit Pengolahan Limbah Laboratorium Baristand Industri Banda Aceh
No. Sasaran Indikator Kinerja Target VI. LAYANAN PERKANTORAN
A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan
1. Tersedianya Gaji, Honor dan Tunjangan pegawai
Jumlah pegawai yang menerima gaji, honor dan tunjangan
13 Bulan
B. Penyelenggaraan Operasional Dan Pemeliharaan Perkantoran
1. Perawatan Gedung Kantor
Terpeliharanya gedung/bangunan kantor bertingkat dua
Jumlah luas gedung/ bangunan yang terpelihara
1.000 m2
Terpeliharanya halaman gedung kantor Jumlah luas halaman kantor yang terpelihara
1.000 m2
2. Perawatan Peralatan Kantor
Terpeliharanya operasional komupter & laptop
Jumlah komputer & laptop kantor yang terpelihara
28 unit
Terpeliharanya operasional printer Jumlah printer yang
terpelihara
20 unit
Terpeliharanya operasional AC split Jumlah AC kantor yang
terpelihara
24 unit 3. Perawatan Peralatan Fungsional
Terpeliharanya peralatan laboratorium kimia dan mikrobiologi
Jumlah alat lab kimia dan mikrobiologi yang
terpelihara
10 unit
Terpeliharanya peralatan laboratorium lingkungan
Jumlah alat lab lingkungan yang terpelihara
10 unit
Terpeliharanya peralatan laboratorium atsiri dan semen
Jumlah alat lab atsiri & semen yang terpelihara
8 unit
4. Pengadaan Peralatan/Perlengkapan kantor
Terpenuhinya keperluan sehari-hari, foto copy dan pengiriman surat
Jumlah kegiatan yang sesuai program
12 bulan
5. Perawatan Kendaraan Dinas
Terawatnya kendaraan dinas dengan baik Jumlah kendaraan dinas roda 4 yang terpelihara
4 unit
Terawatnya kendaraan dinas dengan baik Jumlah kendaraan dinas roda 2 yang terpelihara
6 unit
Terawatnya peralatan ginset Jumlah ginset listrik yang
terpelihara
1 unit
No. Sasaran Indikator Kinerja Target
Terpenuhinya Langganan listrik Jumlah Pembayaran
langganan listrik
12 bulan
Terpenuhinya Langganan air PDAM Jumlah Pembayaran
langganan air PDAM
12 bulan
Terpenuhinya Langganan Telepon dan faximile
Jumlah Pembayaran langganan telp & faximile
12 bulan
7. Jasa keamanan dan Kebersihan
Terpeliharanya keamanan kantor Jumlah honor petugas
keamanan kantor
12 bulan
Terpeliharanya kebersihan kantor Jumlah honor petugas
kebersihan kantor
12 bulan
Tersedianya pakaian satpam Jumlah pakaian petugas
satpam kantor
4 pasang
8. Operasional Perkantoran dan Pimpinan
Terselenggaranya pelayanan pengiriman surat dan bahan perlengkapan kantor
Jumlah kegiatan sesuai dengan program
12 bulan
Terselenggaranya Adm Keuangan yang baik Jumlah honor pengelola Adm Keuangan
12 Bulan
Terselenggaranya dokumen pengadaan barang/jasa
Jumlah honor panitia pengadaan barang/jasa
5 Paket
Terselenggaranya dokumen penerimaan barang/jasa
Jumlah honor panitia penerimaan barang/jasa
5 Paket
Terselenggaranya Adm Keuangan PNBP yang baik
Jumlah honor pengelola Adm Keuangan PNBP
12 Bulan
9. Pengadaan Makanan Penambah Daya Tahan Tubuh
Terselenggaranya pengadaan makanan penambah daya tahan tubuh
Jumlah kegiatan sesuai dengan program
12 bulan an
10. Operasional dan Penyelenggaraan Laboratorium Terselenggaranya kalibrasi peralatan
laboratorium
Jumlah peralatan yang dikalibrasikan
25 unit
Tersedianya bahan kimia untuk pengujian laboratorium
Jumlah bahan kimia 1 paket
Tersedianya peralatan gelas untuk pengujian laboratorium
Jumlah peralatan gelas 1 paket
Terselenggaranya uji profisiensi dan uji banding antar laboratorium
No. Sasaran Indikator Kinerja Target
11. Pelayanan Informasi Publik (Website dan SIL)
Terlaksananya pelayanan informasi publik Jumlah pelayanan publik 1 Kegiatan
12. Pameran Hasil Litbang
Terlaksananya pameran hasil litbang Jumlah Pemeran hasil litbang
1 kali
13. Penataan, pengelolaan laporan e-Monitoring Terlaksananya penataan pengelolaan laporan keuangan e-Monitoring
Jumlah laporan keuangan 1 tahun
14. Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur Teknis
Terlaksananya diklat pengujian AMDK Jumlah peserta yang
Terlatih
1 Orang
Terlaksananya diklat pengujian lingkungan Jumlah peserta yang Terlatih
1 Orang
Terlaksananya diklat Pengujian kualitas air laut
Jumlah peserta yang Terlatih
2 Orang
Terlaksananya diklat Pengujian mikrobiologi Jumlah peserta yang Terlatih
1 Orang
Terlaksananya diklat Pengujian minyak atsiri Jumlah peserta yang Terlatih
1 Orang
Terlaksananya diklat sistem mutu Jumlah peserta yang
Terlatih
2 Orang
15. Pembinaan Kepegawaian
Terselenggaranya pembinaan kepegawaian Jumlah pembinaan kepegawaian
1 tahun
16. Pembangunan zona integritas (ZI) menuji WBK dan WBBM Terbangunannya wilayah ZI menuju WBK
dan WBBM
Jumlah zona 1 tahun
17. Pengadaan pakaian laboratorium/pelayanan publik Tersedianya pakaian laboratorium dan
pelayanan publik
Jumlah pakaian 58 psg
Pada dasarnya keberhasilan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh tidak dapat terwujud jika tanpa dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterlibatan berbagai pihak tersebut tidak
seluruhnya dapat dinyatakan dalam rencana strategis yang disusun karena luasnya cakupan dan cepatnya dinamika sektor Perindustrian di Provinsi Aceh.
Pada hakekatnya program kegiatan Balai merupakan bagian dari program kegiatan daerah di samping untuk menunjang program skala nasional yang secara menyeluruh dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang sebebar-besarnya terhadap pencapaian tujuan pembangunan di bidang Industri. Namun demikian dalam rangka strukturisasi program perlu dilakukan pengklasifikasian maupun penjenjangan sehingga terlihat secara jelas sismatika dan komposisinya.
2.3. Rencana Anggaran
Dalam melaksanakan program tersebut pada Tahun Anggaran 2018 Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh didukung oleh anggaran DIPA dengan 5 (lima) kegiatan yaitu :
1. Hasil Litbang Teknologi Industri. 2. Layanan Jasa Teknis Industri 3. Pengembangan Kelembagaan.
4. Litbangyasa Teknologi Industri Prioritas 5. Layanan Internal (Overhead)
6. Layanan Perkantoran.
Rincian Anggaran Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
No Uraian Pagu Sebelum
Revisi (Rp.)
Pagu Sesudah Revisi (Rp.)
I HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INDUSTRI
1. Belanja Pegawai 0 0
2. Belanja Barang 204.134.000 204.134.000
No Uraian Pagu Sebelum Revisi (Rp.)
Pagu Sesudah Revisi (Rp.)
Jumlah I 368.869.000 368.869.000
II LAYANAN JASA TEKNIS
1. Belanja Pegawai 0 0
2. Belanja Barang 1.207.435.000 1.207.435.000
3. Belanja Modal 0 0
Jumlah II 1,207.435.000 1.207.435.000
III PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
1. Belanja Pegawai 0 0
2. Belanja Barang 330.560.000 330,560.000
3. Belanja Modal 0 0
Jumlah III 330.560.000 330.560.000
IV LITBANGYASA TEKNOLOGI INDUSTRI PRIORITAS
1. Belanja Pegawai 0 0
2. Belanja Barang 445.940.000 445.940.000
3. Belanja Modal 105.880.000 105.880.000
Jumlah IV 551.820.000 551.820.000
V LAYANAN INTERNAL (OVERHEAD)
1. Belanja Pegawai 0 0 2. Belanja Barang 346.780.000 346.780.000 3. Belanja Modal 112.510.000 1.218.001.000 Jumlah V 459.290.000 1.564.781.000 VI LAYANAN PERKANTORAN 1. Belanja Pegawai 6.725.000.000 6.935.863.000 2. Belanja Barang 2.500.000.000 2.500.000.000 3. Belanja Modal 0 0 Jumlah VI 9.225.000.000 9.435.863.000 Total 12.142.974.000 13.459.328.000
2.4. Dokumen Perjanjian Kinerja
Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekat dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber dayayang dikelola. Penetapan Kinerja disepakati antara pengemban tugas dengan
atasannya
(Performance Aggreement)
. Penetapan Kinerja merupakan ikhtisarRencana Kinerja Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan
anggarannya yaitu setelah proses anggaran
(budgeting process)
selesai.Aktualisasi kinerja sebagai realisasi Penetapan Kinerja dimuat dalam Laporan
Kinerja
(Performance Report
).Tujuan penetapan kinerja antara lain, adalah untuk :
1) Meningkatkan akuntabilitas, tranparansi dan kinerja aparatur;
2) Sebagai wujud nyata komitmen anatara penerima amanah dengan pemberi amanah;
3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;
4) Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 5) Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan saksi.
Baristand Industri Banda Aceh telah membuat Penetapan Kinerja Tahun 2018 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi kinerja pada akhir Tahun 2018. Pada awal Tahun Anggaran 2018 Kepala Baristand Industri Banda Aceh telah membuat Pernyataan Perjanjian Kinerja yang disetujui oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dapat dilihat sebagaimana yang tercantum dalam tabel dibawah ini :
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri
Hasil litbang prioritas yang dikembangkan
2 Penelitian Hasil litbang yang telah
diimplementasikan
1 Penelitian Hasil teknologi yang dapat
menyelesaikan permasalahan industry (problem solving)
1 Paket Teknologi Kerjasama litbang dengan
industri/instansi/lembaga terkaiti
1 kerjasama 2. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil
litbang
Karya tulis ilmiah diterbitkan di jurnal nasional yang terakreditasi dan/atau jurnal internasionalyang terindeks global
4 KTI
Karya tulis ilmiah yang diterbitkan di Prosiding nasional dan/atau internasional
1 Prosiding
3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 3,7
4. Meningkatkan penerapan reformasi birokrasi
Tingkat maturitas SPIP Indeks 3,3
5. Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM
15 orang
Jumlah desain/prototipe 2 desain/
prototipe Jumlah perusahaan yang dilayani 180 Prsh
Jumlah sertifikasi produk 5 Prsh
Jumlah survailance SPPT SNI 15 Prsh
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Dalam mencapai visi dan misinya Baristand Industri Banda Aceh melaksanakan kegiatan yang mengacu kepada Rencana Strategi (Renstra) BPPI Tahun 2015-2019 dan Rencana Strategi (Renstra) Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 yang setiap awal Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (PERKIN) Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2018. Pada Tahun 2018 Perkin Baristand Industri Banda Aceh meliputi 5 (lima) sasaran strategis untuk melaksanakan kinerjanya, yaitu :
1) Sasaran Strategis I : Meningkatkan Hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri;
2) Sasaran Strategis II : Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang; 3) Sasaran Strategis III : Meningkatnya kualitas pelayanan publik; 4) Sasaran Strategis IV : Meningkatnya penerapanreformasi birokrasi;
5) Sasaran Strategis V : Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha;
Rincian analisis capaian masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan pada bagian berikut :
Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh Industri
1. Hasil litbang prioritas yang dikembangkan 2. Hasil litbang yang telah diimplementasikan
3. Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving).
4. Kerjasama litbang dengan industri/instansi/lembaga terkait
Adapun hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari masing-masing indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Indikator Kinerja 1.1. Hasil Litbang Prioritas yang Dikembangkan :
Indikator Kinerja 1.1 Target Capaian %
Capaian
Hasil litbang yang siap diterapkan 2 Litbang 2 Litbang 100,00
Hasil litbang prioritas yang dikembangkan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Modifikasi ketel sulin uap untuk meningkatkan effisiensi dan mutu minyak atsiri;
2) Peningkatan kadar kiristin minyak pala sebagai produk farmasi dengan proses distilasi tekanan rendah;
Apabila dibandingkan, maka jumlah hasil penelitian dan
pengembangan prioritas yang dikembangkan dari Tahun 2013 s.d 2018 adalah sebagai berikut
Indikator Kinerja
Capaian Tahun Anggaran
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Hasil litbang prioritas yang dikembangkan 0 Litbang 0 Litbang 0 Litbang 2 Litbang 4 Litbang 2 Litbang
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa hasil litbang prioritas yang dikembangkan pada tahun anggaran 2018 meningkat
dibandingkan dengan tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016 serta menurun dibandingkat tahun 2017, hal ini disebabkan litbang prioritas yang dikembangkan baru dialokasikan pada tahun 2016 sedangkan tahun sebelumnya masih mengacu kepada hasil litbang yang siap diterapkan.
Sedangkan kegiatan litbang yang dilaksanakan pada Tahun 2018 sebanyak 4 (empat) judul, yaitu :
1) Peningkatan kadar patchouli alkohol dalam minyak nilam dan derivatisasi komponen menggunakan metode distilasi fraksinasi vakum bantuan gelombang ultrasonik untuk kebutuhan industri farmasi dan kosmetika.
Provinsi Aceh adalah salah satu sentra produksi minyak nilam di
Indonesia dan saat ini penyulingan minyak nilam rakyat di Propinsi Aceh
dilakukan dengan cara yang sederhana dan pada kapasitas kecil,
sehingga kualitas yang dihasilkan kurang baik dan tidak optimal,
sehingga perlu dilakukan modifikasi proses penyulingan untuk
mendapatkan kandungan Patchouli Alkohol yang lebih besar. Pada
penelitian ini dilakukan proses penyulingan dengan menggunakan
metode destilasi fraksinasi vakum bantuan gelombang ultrasonik.
Variabel proses destilasi dengan suhu 220
0C menggunakan
tekanan vakum 25 inHg menghasilkan peningkatan kadar patchouli
alkoohol yang paling tinggi dibandingkan dengan variasi proses yang
lain yaitu sebesar 34,40 % dari nilai kandungan patchouli alkohol
minyak nilam awal sebesar 26,87 %. Variasi proses destilasi dengan
suhu 220
0C dengan menggunakan tekanan vakum 25 inHg juga
menghasilkan nilai bilangan asam sebesar 3,18, nilai indek bias sebesar
1,5008 dan nilai kelarutan dalam alkohol 1:10.
Kata kunci: nilam,fraksinasi, ultrasonik
2) Peningkatakan kadar patchouli alkohol dengan cara proses oksigenasi pada minyak nilam rakyat.
Kegiatan ini merupakan penelitian yang terdiri dari dua kegiatan
yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan, pada penelitian
pendahuluan dikumpulkan data primer tentang pengaruh pH pada
proses oksigenasi terhadap kenaikan kadar patchouli alkhoho. Kemudian
dilanjutkan penelitian lanjutan dengan menvariasi udara biasa dengan
oksigen murni. Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran tentang
kenaikan kadar patchouli alkohol dalam minyak nilam rakyar, kualitas
mutu minyak nilam rakyat diukur dari jumlah kadar patchouli alkohol,
rata-rata kadar patchouli alkohol minyak nilam rakyat dibawah 30%.
Hasil penelitian oksigenasi minyak nilam menunjukkan
peningkatan kadar patchouli alkohol sangat singnifikan dari kadar awal
patchouli alkohol 26,80 % terjadi peningkatan sampai 40.44%,
peningkatan patchouli alkohol terendah pada minyak nilam dengan pH
10 dengan waktu derusi 48 jam dengan media udara biasa. Peningkatan
kadar patchouli alkohol stabil pada pH 4 dan pH 5. Peningkatan tertinggi
kadar patchouli alkohol trtinggi terjadi pada variabel minyak nilam awal
dengan durasi waktu 48 jam menggunakan media udara biasa yaitu
sampai 40,44%.
Tidak ada pengaruh yang sinifikan antara penggunaan media
udara biasa dengan penggunaan media oksigen murni terhadap
peningkatan kadar patchouli alkohol, rata-rata peningkatan sekitar 34%.
Durasi penggunaan media oksigen murni selama 24 jam dengan laju alir
1 L/menit berbeda dengan durasi udara biasa selam 48 jam dengan laju
alir 5 L/menit ini memberi gambaran bahwa udara murni lebih cepat
terjadi perubahan komposisi minyak nilam secara fisika, karena
pengikata gugus oksigen pada komponen tersebut lebih cepat dengan
oksigen murni di bandingkan dengan udara biasa.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini dapat
diaplikasikan kepada masyarakat industri minyak nilam dengan
menggunakan teknologi yang sederhana, hingga mutu dari minyak
nilam rakyat dapat di tingkatkan dengan sendirinya harga jual pun
meningkat. Baristand Industri Banda Aceh sebagai insitusi negara
dibawah Badan Peneltian dan Pengembangan Industri (BPPI) akan
selalu melakukan innovasi dan penelitian terdapat produk unggul daerah
seperti minyak nilam, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan
kesejahteraan petani minyak nilam di Aceh
Kata kunci: Oksigenasi, Innovasi, Oksigen Murni, Udara Biasa
3) Optimasi dan scale upproses mikroen kapsulasi minyak atsiri jahe dengan metrodektrin menggunakan teknik spray drying.
Jahe (Zingiber Officinale Roscoe) merupakan hasil rempah yang
cukup potensial di Indonesia. Data Biro Pusat Statistik tahun 2014
menunjukkan bahwa Provinsi Aceh penghasil jahe terbesar ke-13 di
Indonesia dengan tingkat produktivitas 3,14 Kg/M
2. Jahe diketahui kaya
akan khasiat kesehatan, misalnya salah satu senyawa yang terkandung
didalam jahe yaitu Phenol, senyawa ini terbukti memiliki efek
anti-radang dan telah diketahui ampuh mengusir penyakit sendi juga
ketegangan yang di alami oleh otot. Selain phenol, rimpang jahe juga
mengandung zingiberene dan shogaol. Senyawa ini dikenal baik sebagai
antioksidan dan juga efektif melawan penyakit kanker dan juga jantung.
Rasa dari jahe sendiri lebih cenderung pedas yang dikarenakan senyawa
keton yang disebut dengan Zingeron. Selain itu, pemanfaatan jahe yang
memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu minyak jahe.
Minyak jahe berfungsi sebagai ekspektoran yang efektif dan
berguna untuk meredakan batuk, pilek, asma, bronkhitis dan flu. Minyak
jahe mempunyai banyak efek biologis yang menguntungkan yaitu
mencegah kerusakan akibat oksidasi, harus diperhatikan cara
penyulingan, penyimpanan dan penggunaannya sebagai supplemen
serat. Mikroenkapsulasi dari minyak atsiri jahe sangat potensial untuk
meningkatkan stabilitas akibat oksidasi dan meningkatkan penanganan
dan membuat masa simpan serbuk yang stabil. Stabilitas dari
mikrokapsul dipengaruhi oleh komposisi dari penyalutnya (Toure et al.
2007). Bahan pengkapsul yang biasa digunakan antara lain adalah
maltodekstrin.
Pembuatan serbuk mikrokapsul minyak atsiri atau oleoresin jahe
bisa menggunakan spray dryer (Yuliani et al. 2007) atau drum dryer
(Phouchangdang dan Sanchai 2009). Mikroenkapsulasi juga sangat
prospektif untuk meningkatkan efektivitas dan meningkatkan stabilitas
serta bioavailabilitas bahan aktif jahe. Dalam bentuk mikrokapsul maka
bahan aktif bisa diinkorporasikan dalam produk pangan tanpa
mempengaruhi flavor dan akan terlepas saat sudah dikonsumsi. Selain
itu, dapat melindungi bahan aktif tersebut dan pelepasan bahan aktif
dalam tubuh bisa dikendalikan.
Mikroenkapsulasi komponen aktif mengontrol pelepasannya pada
kondisi tertentu sehingga melindunginya dari uap air, panas atau kondisi
ekstrim dan meningkatkan stabilitas dan viabilitasnya (Chen et al. 2006).
Menurut Saraf (2010) pengembangan bentuk nano dalam penelitian
obat herbal, seperti polymer nanoparticle dan nanokapsul, liposom, solid
lipid nanoparticles, phytosomes dan nanoemulsi, mempunyai banyak
keuntungan, diantaranya peningkatan kelarutan dan bioavailabilitas,
peningkatan aktivitas farmakologi, meningkatkan stabilitas dan distribusi
dalam jaringan makrofag, pengantaran tunda, dan proteksi dari
degradasi fisik dan kimia.
Secara umum, mikroenkapsulasi merupakan suatu teknik untuk
mengubah bentuk cairan menjadi padatan dengan cara membungkus
cairan tersebut dalam suatu bahan penyalut. Minyak jahe merupakan
suatu produk kesehatan yang bersifat sangat mudah menguap pada
suhu kamar, sehingga mikroenkapsulasi menjadi suatu pertimbangan
agar aplikasinya menjadi lebih praktis, memudahkan dalam
penanganannya, dan dapat melindunginya dari pengaruh lingkungan
yang merugikan.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan optimasi proses
mikroenkapsulasi minyak jahe dengan maltodekstrin sebagai bahan
penyalut menggunakan teknik spray drying dalam skala laboratorium
dengan mengamati pengaruh variabel proses yaitu rasio minyak atsiri
jahe dengan maltodekstrin; laju umpan spray drying dan suhu inlet.
Bahan baku yang digunakan berasal IKM minyak atsiri jahe di Aceh.
Dengan adanya penelitian tentang proses mikroenkapsulasi
minyak
jahe
dengan
maltodekstrin
sebagai
bahan
penyalut
menggunakan teknik spray drying, diharapkan memberi inovasi baru
dan meningkatkan nilai ekonomis serta adanya diversifikasi produk
minyak atsiri khususnya minyak atsiri jahe.
4) Isolasi dan identifikasi stroknellal dan geraniol dari minyak sereh wangi (cymbopogon Winterinus jawwit) yang ada di Gayo Luwas secara distilsi fraksinasi dengan pengukuran tekanan.
Penelitian isolasi dan identifikasi sitronelal dari minyak sereh
wangi (Cymbopogon winterinus Jawwit) yang terdapat di Gayo Lues
secara destilasi fraksinasi dengan pengurangan tekanan ini bertujuan
untuk mendapatkan senyawa sitronelal dan geraniol sebagai bahan
baku obat dan kosmetik yang dinilai berdasarkan aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Escherichia coli. Penelitian dilakukan dilaboratorium
proses dan dan laboratorium mikrobiologi, Baristand Industri Banda
Aceh dengan lama penelitian sekitar 8 bulan. Isolasi dan identifikasi
sitronella dan geraniol dari minyak sereh wangi yang diperoleh dari
dataran tinggi Gayo Lues dilakukan secara distilasi fraksinasi dengan
penurunan tekanan dengan waktu selama 4 jam, pada suhu 180 dan
210ᵒC dengan tekanan 20 dan 25 mmHg. Rendeman yang diperoleh
dilakukan uji GCMS untuk mengetahui kadar sitronella dan geraniol,
selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakti terhadap bakteri Escherichia
coli dengan membandingkan zona hambat perumbuhan bakteri
Escherichia coli. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi
agar.
Hasil penelitian untuk destilasi fraksinasi pada suhu 180ᵒC
dengan tekanan 20 dan 25 mmHg diperoleh masing-masing rendeman
sebesar 11% dan 24%, sitronella sebesar 56,92 % dan 58,10%
sedangkan untuk geraniol masing-masing sebesar 6,28% dan 9,10%.
Pada suhu 210ᵒC dan tekanan 20 dan 25 mmHg masing-masing
diperoleh rendeman sebesara 15% dan 72%, sitronella sebesar 61,31%
dan 51,23%, geraniol sebesar 6,94% dan 16,24%. Kadar sitronella
tertinggi diperoleh pada suhu 210 ᵒC, tekanan 20 mmHg sebesar
61,31%, sedangkan untuk geraniol nilai tertinggi diperoleh pada suhu
210 ᵒC dengan tekanan 25 mmHg sebesar 16,24%, tetapi nilai tersebut
masih dibawah kadar geraniol pada pengujian awal sebelum dilakukan
distilasi fraksinasi yaitu sebesar 17,96 %.
Uji aktivitas antibakteri manggunakan kertas disk sitronella dan
geraniol terhadap bakteri Escherichia coli dengan membanding
diameter zona hambat yang terbentuk. Diameter zona hambat terbesar
diperoleh pada kertas disk rendemen yang diperoleh dari distilasi
dengan suhu 201ᵒC dan tekanan 20 mmHg yaitu sebesar 15,8 mm,
rendemen dengen suhu 180ᵒC dan tekanan 25 mmHg sebesar 12,6
mm, rendemen dengan suhu 180ᵒC dan tekanan 20 mmHg sebesar
11,4 mm dan rendemen suhu 201ᵒC dan tekanan 25 mmHg sebesar 4,5
mm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa isolasi dan
identifikasi sitronenalla dan geraniol minyak sereh wangi (Cybopogon
winterianus Jawwit) secara distilasi fraksinasi dengan pengurangan
tekanandiperoleh variasi terbaik pada suhu 201 ᵒC dengan tekanan 20
mmHg.
Kata kunci : Sitronella, geraniol, Sereh wangi, Destilasi fraksinasi, zona
hambat, Escherichia coli
b.
Indikator Kinerja 1.2. Hasil Litbang yang Telah Diimplementasikan
Indikator Kinerja 1.2 Target Capaian %
Capaian Hasil litbang yang telah
diimplementasikan
1 Litbang 1 Litbang 100
Hasil litbang yang telah diimplementasikan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Teknologi proses dan peralatan pembuatan parfum berbasis nilam dan aplikasinya di IKM “Minyak Fret”.
Apabila dibandingkan, maka jumlah hasil penelitian dan
pengembangan yang telah diimplementasikan dari Tahun 2013 s.d 2018 adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Capaian Tahun Anggaran
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Hasil litbang yang telah diimplementasikan 2 Litbang 4 Litbang 3 Litbang 3 Litbang 3 Litbang 1 Litbang
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa hasil litbang yang telah diimplementasikan pada tahun anggaran 2018 menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun realisasinya sesuai dengan target yang direncanakan yaitu sebanyak 1 litbang.
c.
Indikator Kinerja 1.3. Hasil Teknologi yang Dapat Menyelesaikan
Permasalahan Industri.
Indikator Kinerja 1.3 Target Capaian %
Capaian Hasil litbang yang dapat
menyelesaikan permasalahan industry
1 Litbang 1 Litbang 100,00
Hasil penelitian dan pengembangan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pengembangan teknologi proses dan pengalengan produk ikan kayu (Keumamah) khas Aceh di UD Tuna Lampulo.
Apabila dibandingkan, maka jumlah hasil penelitian dan
pengembangan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri dari Tahun 2013 s.d 2018 adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Capaian Tahun Anggaran
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Hasil litbang yang dapat menyelesaikan permasalahan industri 0 Litbang 0 Litbang 3 Litbang 2 Litbang 3 Litbang 1 Litbang
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa hasil hasil litbang yang dapat menyelesaikan permasalahan industri pada tahun anggaran 2018 menurun dibandingkan dengan tahun 205, 2016 dan 2017, namum sesuai dengan target yang yang direncanakan yaitu 1 litbang, sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 belum dilaksanakan/direncanakan.
d.
Indikator Kinerja 1.4. Kerjasama litbang dengan industri/Instansi/ lembaga
terkait :
Indikator Kinerja 1.4 Target Capaian %
Capaian Kerjasama Instansi dengan Industri/
instansi/lembaga terkait 1 Kerjasama 1 Kerjasama 100,00
Kerjasama instansi dengan industri tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kerjasama Teknis antara Baristand Industri Banda Aceh dengan BUMG
Pulo Aceh dalam kegiatan “
Peningkatan kadar patchouli alkohol dengan
cara proses oksigenasi pada minyak nilam rakyat
”.Apabila dibandingkan, maka jumlah kerjasama instansi dengan industri dari Tahun 2013 s.d 2018 adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Capaian Tahun Anggaran
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah kerjasama litbang dengan industri/instansi/ lembaga terkait 6 Kerja sama 4 Kerja sama 5 Kerja sama 5 Kerja sama 4 Kerja sama 1 Kerja sama
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah kerjasama sama instansi dengan industri pada tahun anggaran 2018 menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun realisasinya sesuai dengan target yang direncanakan yaitu 1 kerjasama.
Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Publikasi Ilmiah Hasil Litbang
1. Karya tulisi lmiah diterbitkan di jurnal yang terakreditasi dan/atau jurnal internasional yang terindeks global.
2. Karya tulis ilmiah yang diterbitkan di Prosiding nasional dan/atau internasional.
Adapun hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Indikator Kinerja 2.1. Karya tulis ilmiah diterbitkan di jurnal yang
Indikator Kinerja 2.1 Target Capaian % Capaian Karya tulis ilmiah diterbitkan di jurnal
yang terakreditasi dan/atau jurnal internasional yang terindeks global
4 KTI
0 Terbitan
0,00
Karya tulis yang dipublikasikan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Jurnal HPI pada tahun 2018 tidak diterbitkan satu volumepun hal ini disebabkan karena tidak ada judul/karya tulis yang diterima oleh redaksi HPI.
Apabila dibandingkan, maka jumlah karya ilmiah yang
dipublikasikan dari Tahun 2013 s.d 2018 adalah sebagai berikut : Indikator Kinerja
Capaian Tahun Anggaran
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Karya tulisilmiah diterbitkan di jurnal yang terakreditasi dan/atau jurnal internasional yang terindeks global 2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan 2 Terbitan 0 Terbitan
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dari tahun anggaran 2103 sd 2017 dapat terlaksana sesuai dengan target yang direncanakan yaitu sebanyak 2 terbitan. Sedangkan tahun 2018 tidak terbit satu volumepun ini disebabkan karena pihak redaksi tidak menerima karya tulis dari pihak penulis.
b.
Indikator Kinerja 2.2. Karya tulis ilmiah yang diterbitkan di Prosiding
nasional dan/atau internasional :
Indikator Kinerja 2.2 Target Capaian %
Capaian Karya tulis ilmiah yang diterbitkan di
Prosiding nasional dan/atau internasional 1 Prosiding 1 Prosiding 100,00
Karya tulis ilmiah yang diterbitkan di prosiding nasional tersebut adalah sebagai berikut :
1) Jurnal Bipropal Industri dengan judul “
Penyerapan emisi Co dan Nox
pada gas buang kendaraan menggunakan karbon aktif dari kulit
cangkang kopi”
.Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kualitas Layanan Publik
Adapun hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Indikator Kinerja 3.1. Tingkat Kepuasan Pelanggan :
Indikator
Kinerja 3.1 Target Realisasi
Jumlah Total Responden Jumlah Responden dengan Indeks 1 2 3 4 5 Tingkat Kepuasan Pelanggan 3,7 3,7 100 - - 94 6 -
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Baristand Industri Banda Aceh telah melakukan kegiatan perhitungan indeks kepuasan pelanggan terhadap 100 orang responden dengan 14 kuesioner tentang pelayanan publik, yaitu :
1) Bagaimana pemahaman saudara tentang kemudahan prosedur
pelayanan di unit ini ? (rata-rata responden menjawab
mudah
= skor3,30).
2) Bagaimana pendapat saudara tentang kesamaan persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannya? (rata-rata responden menjawab
sesuai =
skor 3,50).3) Bagaimana pendapat saudara tentang kejelasan dan kepastian petugas
4) Bagaimana pendapat saudara tentang kedisiplinan petugas dalam
memberikan pelayanan? (rata responden menjawab
disiplin =
skor3,51)
5) Bagaimana pendapat saudara tentang tanggung jawab petugas dalam
memberikan pelayanan? (rata responden menjawab
bertanggung jawab
=
skor 3,60).6) Bagaimana pendapat saudara tentang kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan? (rata responden menjawab
mampu
= skor3,52).
7) Bagaimana pendapat saudara tentang kecepatan pelayanan di unit ini?
(rata-rata responden menjawab
kurang cepat =
skor 3,39).8) Bagaimana pendapat saudara tentang keadilan untuk mendapatkan
pelayanan disini? (rata-rata responden menjawab
adil =
skor 3,41).9) Bagaimana pendapat saudara tentang kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan pelayanan? (rata-rata responden
menjawab
sopan dan ramah =
skor 3,51).10) Bagaimana pendapat saudara tentang kewajaran biaya untuk
mendapatkan pelayanan? (rata-rata responden menjawab
wajar =
skor3,50).
11) Bagaimana pendapat saudara tentang kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan? (rata-rata responden
menjawab
banyak sesuai
nya = skor 3,60).12) Bagaimana pendapat saudara tentang ketetapan pelaksanaan terhadap
jadwal waktu pelayanan? (rata-rata responden menjawab
kadang-kadang tepat =
skor 3,64).13) Bagaimana pendapat saudara tentang kenyamanan di lingkungan unit
pelayanan? (rata-rata responden menjawab
nyaman =
skor 3,57).14) Bagaimanapendapat saudara tentang keamanan pelayanan di unit ini?
(rata-rata responden menjawab
aman =
skor 3,56).Dari Kuesioner diatas dapat disimpulkan bahwa total skor rata-rata dari 14 kuesioner, maka pendapat responden tentang pelayanan publik sebesar 3,7 sesuai dengan yang ditargetkan yaitu pada indeks 3,7.
Sasaran Strategis 4 Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokrasi
Adapun hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
b.
Indikator Kinerja 4.1. Tingkat Maturitas SPIP :
Indikator Kinerja 4.1 Target Capaian %
Capaian
Tingkat Maturitas SPIP 3,3
Indeks
3,405 Indeks
100,00
Sasaran ini dimaksudkan untuk fokus penilaian maturitas SPIP (Validasi), yaitu :
No Fokus Penilaian Tk. Maturitas
(0 sd 5)
Bobot
(%) Skor
1. Penegakan integritas dan nilai etika 5 3,75 0,188
2. Komitmen terhadap kompetensi 3 3,75 0,113
3. Kepemimpinan yang kondusif 4 3,75 0,150
4. Struktur organisasi sesuai kebutuhan 2 3,75 0,075
5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
4 3,75 0,150
6. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan SDM
4 3,75 0,150
7. Perwujudan pean APIP yang efektif 3 3,75 0,113
8. Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait
3 3,75 0,113
9. Identifikasi resiko 3 10,00 0,300
10. Analisis resiko 3 10,00 0,300
11. Reviu kinerja 4 2,27 0,091
12. Pembinaan sumber daya manusia 5 2,27 0,114
13. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi
3 2,27 0,068
14. Pengendalian fisik atas aset 3 2,27 0,068
15. Penetapan dan reviu indikator 5 2,27 0,114
16. Pemisahan fungsi 4 2,27 0,091
17. Otorisasi transaksi dan kejadian penting 3 2,27 0,068
18. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu 5 2,27 0,114
19. Pembatasan akses atas sumber daya dan catatan
4 2,27 0,091
20. Akuntabilitas pencatatan dan sumber daya 3 2,27 0,068
21. Dokumentasi yang baik atas sistem
pengendalian intern (SPI) serta transaksi dan kejadian penting
3 2,27 0,068
23. Penyelenggaraan komunikasi yang efektif 4 5,00 0,200
24. Pemantauan berkelanjutan 4 7,50 0,300
25. Evaluasi terpisah 2 7,50 0,150
Jumlah SKOR 3,405
Tingkat Maturitas TERDEFINISI
Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan terhadap
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Baristand Industri Banda Aceh tahun 2018 menunjukan bahwa tingkat maturitaspenyelenggaraan SPIP berada pada level “Terdefinisi” atau level 3 dari 5 level maturitas SPIP. Pengukuran terhadap 25 fokus penilaian maturitas menghasilkan nilai maturitas sebesar 3,405.
Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Jasa Pelayanan Teknis kepada Dunia Usaha
a. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM b. Jumlah sampel pengujian
c. Jumlah desain/prototype
d. Jumlah perusahaan yang dilayani e. Jumlah sertifikasi produksi
f. Jumlah survailance SPPT SNI g. Nilai JPT (Rp.)
Adapun hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari masing-masing indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Indikator Kinerja 5.1. Jumlah Peserta Pelatihan Ketrampilan dan Keahlian
SDM :
Indikator Kinerja 5.1 Target Capaian %
Capaian Jumlah peserta pelatihan
ketrampilandan keahlian SDM
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan jasa teknis industri atsiri, rempah dan komoditi unggulan daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, dimana Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM industri ditargetkan sebanyak 15 orang dalam pelaksanaannya melebihi dari target yaitu berjumlah 47 orang, yaitu :
1) Pelatihan hilirisasi produk minyak atsiri (Balsem, minyak aromateraphi dan sabun) di laksanakan Kabupaten Aceh Barat Daya diikuti 15 orang peserta.
2) Internal Training “Operating Journal System” di laksanakan di Aula Baristand Industri Banda Aceh diikuti 10 orang peserta.
3) Pelatihan jaminan mutu hasil uji dilaksanakan di BBIA Bogor diikuti 3 orang peserta.
4) Training Fundamental Creative Thingking di laksanakan di Baristand Industri Banda Aceh diikuti 5 orang peserta.
5) Workshop pengelolaan kehumasan dilaksanakan Biro Humas Kementerian Perundustrian di Yogyakarta diikuti 1 orang peserta.
6) Workshop penyusunan LKK SPIP dilaksanakan Biro Keuangan Kementerian Perindustrian di Yogyakarta diikuti 2 orang peserta.
7) Pelatihan pembentukan jabatan fungsional peneliti di lingkungan BPPI di laksanakan di Pusbinlat Peneliti LIPI diikuti 2 orang peserta.
8) Pelatihan peningkatan kompetensi pelayanan publik di laksanakan di SMK-SMTI Banda Aceh diikuti 2 orang peserta.
9) Pelatihan sertifikasi pemasaran dan pelayanan publik dilaksanakan Biro Humas dan Politeknik APP Jakarta di Bogor diikuti 1 orang peserta. 10) Pelatihan dasar CPNS Golongan III Kementerian Perindustrian di
laksanakan di Pusdiklat Kementerian Perindustrian Jakarta diikuit 2 orang peserta.
11) Pembekalan dan Orientasi CPNS Golongan III dilaksanakan Biro Kepegawaian di Bogor diikuti 2 orang peserta.
12) Training of Understanding and Developing of ISO/IEC 17025:2017 General Requirement for the competence of testing and calibration kaboratories, dilaksanakan Dinas Pangan Provinsi Aceh dikuiti 2 orang peserta.
Apabila dibandingkan, maka Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM dari Tahun 2013 s.d 2018 adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Capaian Tahun Anggaran
2013 2014 2015 2016 2017 2017 Jumlah peserta pelatihan ketrampilandan keahlian SDM 110 Orang 65 Orang 217 Orang 125 Orang 128 Orang 47 Orang
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM pada tahun anggaran 2017 meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena komitmen Baristand Industri Banda Aceh untuk terus mengembangkan diri dan membantu Pemeritah Daerah. Sedangkan tahun 2018 menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya namun melampaui dari target yang direncanakan.
b.
Indikator Kinerja 5.2. Jumlah Sampel Pengujian
Indikator Kinerja 5.2 Target Capaian %
Capaian
Jumlah sampel pengujian 3.500
contoh
4.261 contoh
118,87
Indikator kinerja ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan jasa teknis industri atsiri, rempah dan komoditi unggulan daerah khususnya pengujian laboratorium. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, jumlah sampel pengujian pada Tahun 2018 ditargetkan sebanyak 3.500 contoh, dan realisasinya melebihi dari target yang ditentukan yaitu sebanyak 4.261
contoh terdiri dari :
2) Laboratorium Lingkungan sebanyak 1.626 contoh uji; 3) Laboratorium Udara sebanyak 487 contoh uji;
4) Laboratorium Mikrobiologi sebanyak 819 contoh uji 5) Laboratorium Bangunan/Semen sebanyak 27 contoh uji.
Apabila dibandingkan, maka Jumlah sampel pengujian dari Tahun 2013 s.d 2018 adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Capaian Tahun Anggaran
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah sampel pengujian 2.153 Contoh 3.002 Contoh 3.314 Contoh 2.896 Contoh 3.566 Contoh 4.261 Contoh
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah sampel pengujian di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini disebabkan karena peralatan laboratorium, lembaga laboratorium dan pelayanan publik secara terpadu terus ditingkatkan.
c.
Indikator Kinerja 5.3. Jumlah Desain/Prototype
Indikator Kinerja 5.3 Target Capaian %
Capaian Jumlah desain/prototype 2 Prototype 2 Prototype 100,00
Indikator kinerja ini dimaksudkan untuk meningkatkan Jumlah desain/prototipe peralatan. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Baristand Industri Banda Aceh pada tahun 2018 ditargetkan sebanyak 2 desain/prototype peralatan, realisasinya sesuai dengan target yaitu
1) Peralatan ketel suling minyak atsiri sistem uap; 2) Peralatan distilasi tekanan rendah minyak pala;
Apabila dibandingkan, maka jumlah desain/prototype peralatan dari Tahun 2013 s.d 2018 adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Capaian Tahun Anggaran
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah desain/prototype peralatan 2 Prototipe 3 Prototipe 3 Prototipe 3 Prototipe 4 Prototipe 2 Prototipe
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa jumlah desain/prototype peralatan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh pada tahun 2017, 2016, 2015 dan 2014 meningkat dibandingkan tahun 2012 dan 2018, namun dalam pelaksanaannya pada tahun 2018 sesuai dengan target yang direncanakan yaitu sebanyak 2 prototipe.
d.
Indikator Kinerja 5.4. Jumlah Perusahaan yang Dilayani
Indikator Kinerja 5.4 Target Capaian %
Capaian
Jumlah perusahaan yang dilayani 180
Perusahaan
355 197,22
Indikator kinerja ini dimaksudkan untuk meningkatkan Jumlah perusahaan yang dilayani. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Baristand Industri Banda Aceh pada tahun 2018 telah melayani melebihi dari target
yang ditentukan yaitu sebanyak 355 perusahaan dari target yang ditetapkan
sebanyak 180 perusahaan, hal ini disebabkan pertumbuhan industri di Aceh sudah mulai berkembang secara signifikan, perusahaan yang dilayani adalah sebagai berikut :
No. Instansi Bimbingan/Konsultasi/ Jenis
Diklat Ket
1 UPTD-BPPL DLHK Aceh Pengujian Air Limbah, Air Bersih
dan Udara
2 Dinas LHK Kota Sabang Konsultasi Pengujian Air Limbah
dan Air Bersih
3 RS-Pertamedika Ummi Rosnati Konsultasi Pengujian Air Limbah,
Air Bersih dan Udara
4 Rumah Sakit Jeumpa Hospital Konsultasi Pengujian Air Limbah
dan Air Bersih
5 Rumah Sakit Tgk Peukan Konsultasi Pengujian Air Limbah
dan Air Bersih
6 Puskesmas Nibong Pengujian Air Limbah dan Air
Bersih
7 Puskesmas Geureudong Pase Konsultasi Pengujian Air Limbah,
Air Bersih dan Air Sumur Warga
8 Rumah Sakit Harapan Sehat Pengujian Air Limbah dan Air
Bersih
9 Puskesmas Langkahan Konsultasi Pengujian Air Limbah,
Air Bersih dan Air Sumur Bor
10 Amdal Kombih Konsultasi Pengujian Air Limbah,
Air Bersih dan Udara
11 Rumah Sakit Malahayati Bireuen Pengujian Air Limbah, Air Bersih
dan Air Sumur Warga
12 Dinas Kesehatan Pidie (
Puskesmas Tangse )
Konsultasi Pengujian Air Limbah, Air Bersih dan Air Sumur Bor
13 Dinas Lingkungan Hidup Dan
Kebersihan Aceh Barat
Konsultasi Pengujian Air Limbah, Air Bersih dan Air Sumur Bor
14 Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Krueng peusangan
Konsultasi Pengujian Air Limbah, Air Bersih dan Air Sumur Bor
15 PDAM Tirta Aneuk Laot - Kota
Sabang
Konsultasi Pengujian Air Limbah, Air Bersih dan Air Sumur Bor
16 Rumah Sakit Pidie Jaya Konsultasi Pengujian Air Limbah,
Air Bersih dan Air Sumur Warga
17 Universitas Syiah Kuala Konsultasi Pengujian Air Limbah,
Air Bersih dan Air Sumur Bor
18 Universitas Teuku Umar Konsultasi Pengujian Air Limbah,
Air Bersih dan Air Sumur Bor
19 Dinas Kesehatan Pidie (
Puskesmas Tangse )
Konsultasi Pengujian Air Limbah, Air Bersih dan Air Sumur Bor
20 PPLH-SDA Unsyiah Konsultasi Pengujian Air
Limbah, Air Bersih dan Air Sumur Bor