Latar Belakang
VAKSIN PREVENTIF KUALITAS & STABILITAS JUMLAH BAKTERI HIDUP Colony Forming Unit ( CFU) 1. Waktu pengujian yang lama 2. Tergantung pada medium pertumbuhan >> waktu inkubasi hingga 5 pekan. Metode Alternatif Metode ATP-Bioluminesens Belum ada laporan Validasi metodePengembangan & Validasi metode ATP
Metode ATP-Bioluminesens
Reaksi Enzimatik ( Sistem
Luciferin-Luciferase) dengan ATP :
SAMPEL
Vaksin BCG SSI Danish strain 1331 1 vial >> 0.75mg BGC liofilisasi & 3.75mg Na.glutamat
Low Viability Sample
Suhu 37˚C selama 28 hari Intermediate Viability Sample Suhu 2-8˚C selama 12-18 bulan.
High Viability Sample
Suhu 2-8˚C selama 1-3 bulan.
2. Reagen :
•
Medium Dubos (0.045% Tween & 0.5% Bovine
Albumin)
•
Reagen ATP-SL ( rekonstitusi dengan 10 mL
aqua pro injectione)
•
Dapar Tris-asetat 0.1 M (dengan 2 mM EDTA,
pH 7.75)
•
ATP-Standar , 1 x 10
-5M.
•
Sauton SSI encer.
•
Apyrase
Larutan KerjaMETODE ANALISIS
1.
Penetapan ATP dalam Vaksin BCG
- Ekstraksi ATP, sampel tanpa inkubasi
- Ekstraksi ATP, sampel dengan pre-inkubasi 37˚C.
- Pengukuran ATP
2.
Penetapan CFU
3.
Korelasi antara ATP – CFU
4.
Validasi metode dengan tahapan
Pre-inkubasi.
1.
Penetapan ATP
Ekstraksi ATP Tanpa Inkubasi Dengan Pre-inkubasi 24 jam, 37˚C Pengukuran ATP1 vial Vaksin BCG + 400 µl sauton SSI dan 100 µl Apyrase. Didiamkan 10 menit.
Ekstraksi ATP (tiap vial 3 x 100 µl suspensi BCG) dengan Buffer Tris-Asetat dengan EDTA ( 3 x 500 µl ) yang sebelumnya dipanaskan pada suhu 98-99°C. Campuran BCG-Buffer dijaga pada suhu 98-99°C selama 6 menit, ekstrak lalu didinginkan pada
suhu kamar.
1 vial vaksin BCG + 1.0 ml Media pertumbuhan mikroba ( Medium Dubos dengan Tween dan Bovine Albumin ), Nitrogen dialirkan selama 10-15 menit, vial ditutup. Inkubasi 24
jam suhu 37˚C sebelum ATP diekstraksi. Prosedur ekstraksi ATP, mengikuti prosedur ekstraksi ATP tanpa inkubasi.
Pengukuran ATP
Ekstrak ATP ( 100 µg Suspensi BCG + 500 µl buffer) 100 µl reagen ATP Diukur dengan Luminometer 1251 Blanko (100 µl Sauton/Apyrase atau medium Dubos)Suhu 25°C, signal 10 detik ( mV x 10 detik ) 10/20µl Larutan ATP Standar Konsentrasi standar 1.0-15 x 10-12 mol ATP Reagen ATP
Output RLU (Relative Light Unit) >> ng ATP
2
.
Penetapan CFU
8 vial BCG, direkonstitusi dengan Sauton
SSI hingga diperoleh konsentrasi 0.75mg
BCG/ml.
3 seri pengenceran diinokulasikan pada
Medium Lowenstein-Jansen, diinkubasi pada
suhu 37˚C selama 5 pekan dan kemudian
www.themegallery.com
3. KORELASI ATP -CFU
Tujuan :
Melihat hubungan viabilitas sampel lyophilised BCG dengan berbagai level
berbeda hasil pengukuran dengan metode ATP dan CFU
Korelasi positif ( P < 0.01) koefisien korelasi r = 0.53
Untuk pengukuran dengan
metode ATP : overlapping antara viabilitas rendah dan tinggi
Sampel BCG tidak.di pre-inkubasi dalam media pertumbuhan sebelum pengukuran ATP. Samples (n = 43)
● : viabilitas rendah ▀ : viabilitas tinggi
3. KORELASI ATP -CFU
Sampel BCG di pre-inkubasi dalam media pertumbuhan selama 24 jam sebelum
pengukuran ATP. Samples (n = 43) ● : viabilitas rendah ▲ : viabilitas sedang ▀ : viabilitas tinggi Korelasi positif ( P < 0.01) koefisien korelasi r = 0.93
Metode pengukuran ATP dengan pre-inkubasi dalam media pertumbuhan
meningkatkan korelasi antara ATP-CFU secara signifikan
4. Validasi Metode dengan Tahapan Preinkubasi
1. Robustness
2. Linearitas dan Rentang
3. Akurasi
4. Presisi
www.themegallery.com
Tujuan
Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode dengan
cara dibuat perubahan metode dengan
kondisi-kondisi tertentu, apakah berbagai faktor tersebut
berpengaruh terhadap respon yang dihasilkan.
Prosedur
Desain Faktorial
(
Software
statistik JMP 6.0)
Menggunakan 16 vial Vaksin BCG dengan
Intermediate Viability
Terdiri dari 8 faktor kondisi percobaan dengan
2 level
Desain Percobaan
Robustness
www.themegallery.com
Faktor Level
A. Pre-Inkubasi
•Vial airing time before incubation •Incubation temperature •Incubation time •pH in Dubos medium 5 or 30 min 35 or 39 C 21 or 27 h pH 6.6 atau 7.0 B. Ekstraksi ATP
•Time to preheat extraction buffer •Extraction buffer temperature •Heat treatment time
•Covering cuvettes during extraction
10 or 20 min 97 or 100 C 5 or 10 min
Hasil Robustness
www.themegallery.com
Untuk masing-masing faktor, metode menunjukkan
robust
di masing2 level percobaan
α =0.05 , tidak ada perbedaan yang signifikan pada
masing2 hasil pengukuran ATP di berbagai kondisi
percobaan
2. Linearitas dan Rentang
Linearitas
Kemampuan metode analisis untuk memperoleh hasil
uji yang proporsional (sepadan) terhadap konsentrasi
analit dalam sampel dan dalam rentang konsentrasi
yang digunakan.
Rentang
Menunjukkan nilai terendah dan tertinggi hasil
pengujian yang dapat ditentukan dengan cermat dan
seksama.
www.themegallery.com
Prosedur Linearitas
Linearitas
Linearitas ATP yang diekstrak dari BCG Linearitas Standar
ATP
Dibuat Variasi
Konsentrasi Standar ATP dengan rentang 1.0-25 x10-12 mol ATP
per kuvet
Total konsentrasi BCG (bakteri hidup dan mati) dalam sampel dibuat konstan dengan penambahan BCG yang telah dimatikan
dengan pemanasan dan hanya konsentrasi ekstrak ATP yang dibuat bervariasi.
Linearitas ATP yang diekstrak dari BCG
www.themegallery.com 500µl Buffer Tris-EDTA total100 µl suspensi BCGUntuk Vial Suspensi BCG dengan volume : 20 µl 40 µl 60 µl 80 µl Volume dibuat konstan dengan penambahan BCG
yang telah dimatikan dengan pemanasan ATP standar dengan rentang konsentrasi 1.0-15 x 10-12 mol ATP/kuvet untuk mengkonversi respon BCG-ATP ke dalam mol-ATP
Hasil Linearitas
www.themegallery.com
1. Kurva Linearitas ATP
standar 1.0-25 x10
-12mol ATP ->
Koefisien Korelasi
r ≥ 0,99 (kurva tidak
ditampilkan)
2. Kurva Linearitas ATP yang diekstrak dari BCG dengan viabilitas yang berbeda pada
konsentrasi BCG konstan -> Koefisien Korelasi r ≥ 0,99
Hasil Rentang
Kurva ATP standard dengan
rentang konsentrasi 1.0-15 x 10
-12