• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitan yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap perilaku merokok pada mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun 2012.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi

Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan. Pemilihan Lokasi penelitian ini didasarkan atas:

1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan merupakan salah satu sekolah tinggi yang mendidik generasi muda yang akan menghasilkan generasi muda yang berkualitas .

2. Dari hasil observasi peneliti adanya banyak mahasiswi yang merokok di sekitar lingkungan kampus tersebut.

3.2.2. Waktu

Adapun waktu penelitian ini dilakukan di bulan Januari-November 2012.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan yaitu sebanyak 1204.

(2)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi STIE-Harapan yang merokok. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu mahasiswi yang merokok aktif di lingkungan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan.

Ukuran sampel yang akan diteliti tidak diketahui, sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Lemeshow (1997) :

Keterangan : = α 90% = 0,842

= Proporsi (0,5)

= Proporsi yang diinginkan (0,7)

Maka besar sampel :

(3)

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang sudah dipersiapkan.

3.4.2. Data Sekunder

Data diperoleh dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yaitu data jumlah mahasiswi.

3.5. Definisi Operasional

1. Gaya hidup adalah merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.

2. Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan orang di setiap bagian dalam perusahaan.

3. Minat adalah kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan lainnya dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika orang tersebut bebas memilih.

4. Opini adalah sesuatu yang dipandang benar walaupun tanpa kepastian obyektif atau pun subyektif.

5. Perilaku Merokok adalah perilaku menghisap rokok.

3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Gaya Hidup

Gaya hidup responden diukur dengan metode skoring terhadap kuesioner yang diberi bobot. Untuk jawaban “Ya” diberi nilai 0, sedangkan jawaban “Tidak” diberi nilai 1. Jumlah pertanyaan ada 5 buah untuk aktivitas, 5 buah untuk minat dan

(4)

5 buah untuk opini. Nilai tertinggi dari pertanyaan seluruh pertanyaan pada masing-masing variabel adalah 5. Berdasarkan jumlah yang diperoleh responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Baik, apabila responden mendapat skor > 50% dengan total nilai > 2 2. Tidak Baik, apabila responden mendapat skor ≤ 50% dengan total nilai ≤ 2

3.6.2. Perilaku Merokok

Pengukuran perilaku merokok dilakukan dengan metode skoring terhadap kuesioner yang diberi bobot. Untuk pertanyaan nomor 1 dan 2 diberi skor 1 bila menjawab “a” dan skor 2 bila menjawab “b” dan untuk pertanyaan 3,4,5 diberi skor 1 bila menjawab “a”, skor 2 bila menjawab “b”, skor 3 bila menjawab “c” dan skor 4 bila menjawab “d”. Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 16 yang dikategorikan sebagai berikut :

1. Perokok berat, apabila responden mendapat skor > 50% dengan total nilai > 8 2. Perokok ringan, apabila responden mendapat skor ≤ 50% dengan total nilai ≤ 8

3.6. Metode Analisis Data

1. Analisis univariat, merupakan analisis yang menganalisis variabel penelitian secara tunggal baik variabel independen dan dependen yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat adalah analisis lanjutan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen yang menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95%.

(5)

3. Analisis Multivariat adalah analisis lanjutan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang menggunakan uji regresi logistik binomial dengan taraf kepercayaan 95%.

(6)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan berada di bawah sebuah yayasan yaitu Yayasan Pendidikan Harapan. STIE-Harapan terletak di lantai 3 jalan Imam Bonjol No. 35 Medan. Ada 6 jurusan di STIE-Harapan yaitu D-I Sekretaris, D-I Manajemen Bisnis, D-III Manajemen, S-I Akuntansi, S-I Manajemen, Magister Manajemen. Perkuliahan di STIE-Harapan Medan dilaksanakan pada pagi, sore dan malam hari mulai hari Senin sampai dengan Jum’at.

Program Studi STIE Harapan bertujuan untuk :

1. Menghasilkan lulusan yang memiliki rasa kebangsaan yang dilandasi oleh Iman kepada Tuhan YME, berkompeten, trampil sehingga mampu bersaing dalam berbagai tingkat persaingan.

2. Meningkatkan citra STIE Harapan sebagai lembaga pendidikan tinggi swasta, baik ditingkat lokal/nasional maupun internasional

3. Mengembangkan program-program akademik dan profesional dalam rangka mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dalam bidang dan jenjang studi yang lebih tinggi, seperti program Pasca Sarjana.

Kurikulum STIE-Harapan Medan mengacu kepada ketentuan Keputusan Mendiknas No.0232/U/2000 jo. 045/U/2002 atau lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dengan kurikulum yang seperti ini maka diharapkan alumni STIE-Harapan Medan akan memiliki kompetensi dan kemampuan di bidang ekonomi sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat, terutama di dunia kerja.

(7)

STIE-Harapan Medan terletak di tengah kota, strategis, mudah dijangkau kenderaan umum dan pribadi dengan fasilitas antara lain :

1. Bea Siswa : Yayasan dan Supersemar 2. Asuransi Mahasiswa

3. Ruang Kuliah Full AC

4. Laboratorium KomputerAreal Parkir Yang Luas dan Aman 5. Laboratorium Bahasa

6. Warung Internet 7. Perpustakaan

8. Olahraga dan Seni Mahasiswa 9. Areal Parkir Yang Luas dan Aman

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakterisitik Mahasiswi a. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Umur Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Umur Frekuensi %

1. 19 6 19,4

2. 20 16 51,6

3. 21 7 22,6

4. 22 2 6,5

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak berumur 20 tahun yaitu sebanyak 16 orang (51,6%) dan yang paling sedikit berumur 22 tahun yaitu sebanyak 2 orang (6,5%).

(8)

b. Stambuk (Tahun Masuk)

Tabel 4.2. Distribusi Stambuk (Tahun Masuk) Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di

Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Stambuk (Tahun Masuk) Frekuensi %

1. 2008 2 6,5

2. 2009 13 41,9

3. 2010 13 41,9

4. 2011 3 9,7

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak masuk kuliah pada tahun 2009 dan 2010 yaitu masing-masing sebanyak 13 orang (41,9%) dan yang paling sedikit yaitu sebanyak 2 orang (6,5%).

4.2.2. Gaya Hidup a. Aktivitas

Tabel 4.3. Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Pertanyaan Ya % Tidak % Jumla

h

%

1. Apakah anda menghindari asap rokok dimanapun anda berada?

12 38.7 19 61.3 31 100,0

2. Apakah anda menutup hidung ketika mencium asap rokok?

8 25.8 23 74.2 31 100,0

3. Apakah di lingkungan kampus anda selalu merokok?

14 29.0 17 54,8 31 100,0

4. Saya ikut mensukseskan

program anti tembakau atau anti rokok

14 32,3 22 71.0 31 100,0

5. Saya akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok

13 41,9 18 58,1 31 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan untuk unsur aktivitas dari gaya hidup terdapat 61.3%

(9)

tidak menutup hidung ketika mencium asap rokok, 54,8% responden tidak selalu merokok di lingkungan kampus, 71 % responden tidak ikut mensukseskan program anti tembakau atau anti rokok, 58,1% responden tidak akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok.

Tabel 4.4. Distribusi Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Gaya hidup Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Baik 22 71

2. Tidak baik 9 29

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 22 orang (71%) dan mahasiswi yang unsur aktivitas dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 9 orang (29%).

b. Minat

Tabel 4.5. Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Minat dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Pertanyaan Ya % Tidak % Jumlah %

1. Apakah anda sangat menyukai rokok?

24 77.4 7 22.6 31 100,0

2. Apakah anda akan merasa puas jika merokok?

25 80,6 6 19,4 31 100,0

3. Apakah merokok dapat menghilangkan gangguan pemikiran, ketegangan dan stres anda?

20 64,5 11 35,5 31 100,0

4. Apakah merokok menambah daya tarik tersendiri pada diri anda sendiri?

18 58,1 13 41,9 31 100,0

5. Apakah merokok membuat anda semakin mempunyai harga diri?

(10)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari

pertanyaan-pertanyaan untuk unsur minat dari gaya hidup terdapat 77.4% responden sangat menyukai rokok, 80,6% responden akan merasa puas jika merokok, 64,5% responden merasa merokok dapat menghilangkan gangguan pemikiran, ketegangan dan stres, 58,1% responden tidak merasa merokok menambah daya tarik tersendiri pada dirinya, 61,3% responden tidak merasa merokok membuat semakin mempunyai harga diri.

Tabel 4.6. Distribusi Unsur Minat dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Gaya hidup Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Baik 23 74.2

2. Tidak baik 8 25.8

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki gaya hidup dengan unsur minat dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 23 orang (74.2%) dan mahasiswi yang unsur minat dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 8 orang (25.8%).

c. Opini

Tabel 4.7. Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Opini dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Pertanyaan Ya % Tidak % Jumlah %

1. Apakah merokok tidak mengganggu kesehatan anda?

11 35,5 20 64,5 31 100,0 2. Apakah merokok menambah

kepercayaan diri anda?

12 38,7 19 61,3 31 100,0 3. Apakah merokok membuat anda

merasa nyaman?

15 48,4 16 51,6 31 100,0 4. Apakah merokok merupakan

simbol pergaulan wanita?

(11)

5. Rokok menambah penampilan lebih keren?

24 77,4 7 22,6 31 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan untuk unsur opini dari gaya hidup terdapat 64,5% responden merasa merokok tidak mengganggu kesehatan, 61,3% responden tidak merasa merokok menambah kepercayaan diri, 51,6% responden tidak merasa merokok membuat nyaman, 54,8% responden merasa merokok merupakan simbol pergaulan wanita, 77,4% responden menjawab rokok menambah penampilan lebih keren.

Tabel 4.8. Distribusi Unsur Opini dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Gaya hidup Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Baik 19 61,3

2. Tidak baik 12 38,7

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki unsur kategori opini dari gaya hidup yang tidak baik dalam merokok sebanyak 12 orang (38,7%) dan mahasiswi yang unsur gaya hidup berbentuk opini dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 19 orang (61,3%).

4.2.3. Perilaku Merokok

Tabel 4.9. Distribusi Jawaban Pertanyaan Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Pertayaan Frekuensi Persentase

1. Sudah berapa lama anda merokok

a. Kurang dari 1 tahun 12 38,7

b. Lebih dari 1 tahun 19 61,3

Jumlah 31 100,0

2. Pada umur berapa anda mulai merokok

a. Kurang dari 10 tahun 0 0

(12)

Jumlah 31 100,0 3. Berapa banyak rokok yang kamu habiskan setiap hari (rata-rata)

a. 1-10 batang 8 25,8

b. 11-20 batang 14 45,2

c. 21-30 batang 6 19,4

d. Lebih dari 31 batang 3 9,7

Jumlah 31 100,0

4. Berapa lama selang waktu anda merokok mulai dari bangun pagi

a. Lebih dari 60 menit 10 32,3

No. Pertayaan Frekuensi Persentase

b. 31-60 menit 12 38,7

c. 6-30 menit 7 22,6

d. 5 menit 2 6,5

Jumlah 31 100,0

5. Jenis rokok apa yang anda konsumsi

a. Rokok putih berfilter 25 80,6

b. Rokok putih non berfilter 6 19,4

c. Rokok kretek berfilter 0 0

d. Rokok kretek non berfilter 0 0

Jumlah 31 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 61,3% responden sudah

merokok lebih dari 1 tahun, 100% responden mulai merokok pada umur lebih dari 10 tahun, 45,2% responden mengahabiskan rokok rata-rata 11-20 batang setiap hari, 38,7% responden merokok dengan selang waktu 31-60 menit mulai dari bangun pagi, 80,6% responden mengkonsumsi rokok putih berfilter.

Tabel 4.10. Distribusi Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Perilaku merokok Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Perokok berat 18 58,1

2. Perokok ringan 13 41,9

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang perokok berat sebanyak 18 orang (58,1%) dan yang perokok ringan sebanyak 13 orang (41,9%).

(13)

4.3. Analisis Bivariat

4.3.1. Hubungan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Tabel 4.11. Hubungan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup dengan Perilaku

Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012. No Aktivitas Gaya

Hidup

Perilaku Merokok

P Value Perokok berat Perokok Ringan

F % F %

0,001

1. Baik 17 77.3 5 22.7

2. Tidak baik 1 11.1 8 88.9

Total 18 58,1 13 41,9

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 18 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang baik terdapat 17 orang (77.3%)

perokok berat dan 5 orang (22.7%) perokok ringan, dari 13 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang tidak baik terdapat 1 orang (11.1%) perokok berat dan 8 orang (88.9%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,001, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur aktivitas dari gaya hidup dengan perilaku merokok.

4.3.2. Hubungan Minat dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Tabel 4.12. Hubungan Minat dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Minat

Perilaku Merokok P

Value Perokok berat Perokok Ringan

F % F %

0,049

1. Baik 11 47.8 12 47.8

2. Tidak baik 7 87.5 1 12.5

Total 18 58,1 13 41,9

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 23 mahasiswi yang memiliki minat baik dalam merokok terdapat 11orang (47.8%) perokok berat dan 12

(14)

orang (47.8%) perokok ringan, dari 8 mahasiswi yang memiliki minat tidak baik

dalam merokok terdapat 74 orang (87.5%) perokok berat dan 1 orang (12.5%)

perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,049 yang memiliki arti p < α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur minat dari gaya hidup dengan perilaku merokok.

4.3.3. Hubungan Opini dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Tabel 4.13. Hubungan Opini dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Opini

Perilaku Merokok

Total P

Value Perokok berat Perokok Ringan

F % F % F %

0,003

1. Baik 11 35,5 1 3,2 12 38,7

2. Tidak baik 7 29,0 12 32,3 19 61,3

Total 18 58,1 13 41,9 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 12 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup baik terdapat 11 orang (35,5%) perokok berat dan 1 orang (3,2%) perokok ringan, dari 19 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup tidak baik terdapat 7 orang (29,0%) perokok berat dan 12 orang (32,3%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,003, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur opini dari gaya hidup dengan perilaku merokok.

(15)

4.4. Analisis Multivariat

Tabel 4.14. Pengaruh Gaya Hidup (Aktivitas, Minat, Opini) terhadap Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Variabel P Value B

1. Aktivitas 0,035 20,295

2. Minat 0,043 19,133

3. Opini 0,025 69,610

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketiga variabel independen (Aktivitas, Minat, Opini) memiliki nilai p value < 0,05 sehingga ketiga variabel independen tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi. Dari gaya hidup variabel yang paling berpengaruh adalah variabel opini dengan nilai B sebesar 69,610.

(16)

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebahagian besar responden memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 22 orang (71%) sedangkan untuk gaya hidup dalam dengan unsur minat dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 23 orang (74.2%), sebanyak 19 orang (61,3%) responden memiliki unsur gaya hidup berbentuk opini dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 19 orang (61,3%).

Menurut Kotler (2001), Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup merupakan suatu alasan kuat untuk melakukan suatu hal karena aktivitas, minat dan opini seorang konsumen dapat membuat keputusan untuk melakukan suatu kegiatan (Kotler, 2005).

Pendapat Minor dan Mowen (2002), gaya hidup merujuk pada bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka untuk suatu hal. Hal ini sejalan menurut Purtojo dalam Chasanah (2010) gaya hidup yang tidak sehat salah satunya adalah perilaku merokok merokok. Menurut Budi ( 2008) saat ini perilaku merokok sudah menjadi suatu gaya hidup, hal ini dapat dilihatdari semakin meningkatnya jumlah perokok dan

(17)

perilaku merokok yang sudah menjadi suatu hal yang wajar bahkan untuk kategori anak-anak.

Hal ini diperkuat oleh Leventhal dan Cleary (1980) dalam Minarsih (2012) bahwa salah satu tahap perilaku seorang perokok adalah tahap preparation yaiutu gambaran opini tentang kesenangan merokok,tahap initiation adalah tahap ketika seseorang benar-benar beraktifitas untuk merokok untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, gaya hidup dalam bentuk opini, minat dan aktivitas menjadi salah satu bagian yang penting dalam perilaku merokok seseorang.

Menurut asumsi peneliti dengan mayoritas gaya hidup responden memiliki kategori baik yang meliputi aktivitas, opini dan minat dalam merokok maka akan memberikan dampak yang besar bagi responden untuk melakukan perilaku merokok sehingga jika gaya hidup ini terus bertahan maka akan membuat perilaku merokok responden akan tetap bertahan.

5.1.1. Aktifitas

Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 54,8% responden yang menghindari asap rokok dimanapun berada, sebanyak 51,6% responden tidak menutup hidung ketika mencium asap rokok, sebanyak 54,8% responden tidak selalu merokok di lingkungan kampus, sebanyak 67,7% responden tidak ikut mensukseskan program anti tembakau atau anti rokok, 58,1% responden tidak akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok sehingga sebanyak 18 orang (58,1%) responden memiliki kategori gaya hidup dengan unsur aktifitas yang baik

(18)

tetapi masih terdapat sebanyak 13 orang (41,9%) responden yang memiliki unsur aktifitas yang tidak baik.

Menurut pendapat Amstrong dalam Nugraheni (2003), gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti aktifitas untuk mendapatkan atau mempergunakan barang- barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Imarina (2008) yang menunjukkan bahwa gaya hidup perilaku merokok akan berkurang jika terdapat hambatan terhadap aktifitas merokok seperti tidak adanya orang lain yang merokok dan perasaan tidak nyaman jika merokok di ruangan ber- AC.

Menurut penulis dalam melakukan penelitian ini, gaya hidup dalam bentuk aktifitas akan memberikan sumbangsih yang besar terhadap perilaku merokok sehingga dengan masih terdapatnya 13 orang (41,9%) responden yang memiliki unsur aktifitas yang tidak baik akan membuat gaya hidup dan perilaku merokok responden akan tetap terjadi yang akan memberikan banyak masalah untuk kesehatan mereka.

5.1.2. Minat

Minat adalah kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan lainnya dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika orang tersebut bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu itu bermanfaat, maka ia akan berminat dan hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 54,8% responden tidak sangat menyukai rokok, sebanyak 80,6% responden akan merasa puas jika merokok, sebanyak 64,5% responden merasa merokok dapat menghilangkan gangguan pemikiran, ketegangan

(19)

dan stres, sebanyak 58,1% responden tidak merasa merokok menambah daya tarik tersendiri pada dirinya, sebanyak 61,3% responden tidak merasa merokok membuat semakin mempunyai harga diri sehingga dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki kategori unsur minat dari gaya hidup yang baik sebanyak 17 orang (54,8%) dan mahasiswi yang kategori unsur minat dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 14 orang (45,2%).

Kasali (2000) dalam Alam (2006) mengemukakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Gaya hidup menggambarkan minat apa yang menjadi kebutuhan dalam hidup seseorang (Kotler, 2002). Menurut pendapat Amstrong dalam Nugraheni (2003), konsep diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek.

Menurut Levential dan Clearly dalam Kemala(2007) bahwa minat seseorang untuk merokok yang menyebabkan terjadinya perilaku merokok pada tipe prepatory dalam perilaku merokok. Hal yang tidak jauh berbeda dinyatakan Budi (2008), gaya hidup terhadap rokok semakin meningkat yang dapat dilihat dari minat masyarakat dalam melakukan pembelian rokok semakin tinggi walaupun harga rokok terus meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Alamsyah (2007) yang menunjukkan bahwa minat responden terhadap rokok merupakan faktor pendorong untuk melakukan perilaku merokok..

Menurut pendapat penulis dalam melakukan penelitian ini bahwa gaya hidup responden yang terbentuk dalam unsur minat termasuk kategori tidak baik sebanyak

(20)

14 orang (45,2%) merupakan salah satu unsur yang memberikan peran penting dalam perilaku merokok responden sehingga diperlukannya usaha agar membuat gaya hidup merokok menjadi tidak popular dengan cara memberikan intervensi terhadap minat responden dalam melakukan perilaku merokok

5.1.3. Opini

Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 64,5% responden merasa merokok tidak mengganggu kesehatan, sebanyak 61,3% responden tidak merasa merokok menambah kepercayaan diri, sebanyak 51,6% responden tidak merasa merokok membuat nyaman, sebanyak 54,8% responden merasa merokok merupakan simbol pergaulan wanita, sebanyak 77,4% responden menjawab rokok menambah penampilan lebih keren sehingga terdapatnya kategori unsur opini dari gaya hidup yang baik sebanyak 12 orang (38,7%) dan mahasiswi yang kategori unsur opini dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 19 orang (61,3%).

Opini adalah sesuatu yang dipandang benar walaupun tanpa kepastian obyektif atau pun subyektif. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia bahwa opini merupakan pendapat, pikiran atau pendirian. Gaya hidup menggambarkan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini) (Kotler, 2002). Gaya hidup dalam bentuk opini akan memberikan dampak yang besar terhadap keputusan untuk melakukan perilaku merokok.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Imarina (2008) yang menunjukkan pandangan (opini) informan terhadap manfaat merokok membuat mereka melakukan perilaku merokok seperti meningkatkan penampilan, percaya diri, pergaulan dan menghilangkan segala masalah mereka. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian

(21)

Ayuningtyas (2011) yang menunjukkan paparan iklan rokok memberikan opini (pandangan) tertentu terhadap perokok sehingga perilaku merokok menjadi populer, hal ini menunjukkan bahwa opini dapat menjadi suatu pertimbangan seseorang dalam mengambil keputusan dalam hidupnya termasuk juga opini tentang rokok yang dapat memberikan pertimbangan dalam melakukan perilaku merokok.

Menurut penulis dalam melakukan penelitian ini bahwa unsur opini menjadi salah satu komponen yang penting bagi seseorang dalam menentukan keputusan gaya hidup yang akan diambilnya sehingga mayoritas unsur opini dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 19 orang (61,3%) akan memberikan pengaruh yang besar terhadap gaya hidup yang akan diambil nantinya.

5.2. Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah perilaku yang menghisap sebuah gulungan tembakau yang terbalut daun nipah atau kertas (Poerwadarminta dalam Minarsih 2012) kedalam tubuh dan dihembuskan kembali keluar tubuh yang bertemparatur 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok (Istiqomah dalam Minarsih, 2012), dimana perilaku ini menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan (Sanderson dalam Minarsih, 2004).

Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh kemudian menghembuskan kembali keluar (Armstrong, 2000). Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Levy, 2004).

(22)

Berdasarkan hasil jawaban responden untuk pertanyaan perilaku merokok dapat dilihat bahwa 61,3% responden sudah merokok lebih dari 1 tahun, 100% responden mulai merokok pada umur lebih dari 10 tahun, 45,2% responden mengahabiskan rokok rata-rata 11-20 batang setiap hari, 38,7% responden merokok dengan selang waktu 31-60 menit mulai dari bangun pagi, 80,6% responden mengkonsumsi rokok putih berfilter.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mahasiswi yang perilaku merokoknya paling banyak berada pada kategori perokok berat sebanyak 18 orang (58,1%) dan yang perokok ringan sebanyak 13 orang (41,9%).

Saat ini merokok merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh semua orang termasuk perempuan. Perokok biasanya berasal dari berbagai kalangan dan umur, hal ini disebabakan karena rokok dapat dengan mudah diperoleh dimana saja, sedangkan definisi rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut daun nipah atau kertas (Poerwadaminta, 2005).

5.3. Hubungan Gaya Hidup Dengan Perilaku Merokok

Kurt Lewin (Komasari, 2000) bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan. Salah satu faktor-faktor luar yang mempengaruhi individu adalah gaya hidup.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 18 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang baik terdapat 15 orang (48,4%) perokok berat dan 3 orang (9,7%) perokok ringan, dari 13 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang tidak baik terdapat 3 orang (9,7%) perokok berat

(23)

dan 10 orang (32,3%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,001, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur aktivitas dari gaya hidup dengan perilaku merokok.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 17 mahasiswi yang memiliki minat dari gaya hidup baik terdapat 14 orang (45,2%) perokok berat dan 3 orang (9,7%) perokok ringan, dari 14 mahasiswi yang memiliki minat dari gaya hidup tidak baik terdapat 4 orang (12,9%) perokok berat dan 10 orang (32,3%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,004, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur minat dari gaya hidup dengan perilaku merokok.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 12 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup baik terdapat 11 orang (35,5%) perokok berat dan 1 orang (3,2%) perokok ringan, dari 19 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup tidak baik terdapat 7 orang (29,0%) perokok berat dan 12 orang (32,3%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,003, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur opini dari gaya hidup dengan perilaku merokok.

Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas, dapat dilihat bahwa semua unsur (Aktivitas, Minat, Opini) dari gaya hidup memiliki hubungan terhadap perilaku merokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan Chasanah (2010) dalam penelitiannya hubungan antara gaya hidup sehat dengan perilaku merokok pada karyawan di Yogyakarta menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara gaya hidup sehat dengan perilaku merokok. Hasil hubungan ini ditunjukkan dengan hasil r =

(24)

-0,487 dengan p = 0,000 (p ≤ 0.01). Maksudnya, semakin tinggi gaya hidup sehat maka semakin rendah perilaku merokok. Sebaliknya, semakin rendah gaya hidup sehat maka semakin tinggi perilaku merokok.

Bagi sebagian orang, dengan merokok “katanya” sanggup mendatangkan efek relaksasi dan sugesti penambah percaya diri dalam kejiwaan seseorang. Salah satu pemicu persentase pecandu rokok di Indonesia terus bertambah adalah gaya hidup (Nasir, 2009).

5.4. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa ketiga variabel independen (Aktivitas, Minat, Opini) dari gaya hidup memiliki nilai p value < 0,05 sehingga ketiga variabel independen tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi. Dari gaya hidup variabel yang paling berpengaruh adalah variabel opini dengan nilai B sebesar 69,610.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa secara umum, gaya hidup memberikan pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) medan. Ini dibuktikan pada hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa seluruh komponen dari gaya hidup yaitu aktivitas, minat dan opini memberikan pengaruh kepada perilaku merokok mahasiswi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Chasanah (2010) menyatakan gaya hidup sehat mempengaruhi perilaku merokok dengan nilai p=0,000. Gaya hidup sehat dalam kehidupan sangat penting, hal ini disebabkan gaya hidup sehat yang diterapkan oleh individu akan berpengaruh terhadap kegiatan lainnya.

(25)

Gaya hidup tesebut berhubungan dengan apa yang dilakukan dan dikonsumsi oleh individu.

Menurut asumsi penulis dalam penelitian ini bahwa gaya hidup membuat responden semakin yakin untuk melakukan perilaku merokok yaitu unsur aktifitas, minat dan opini, akan tetapi unsur opini menjadi dominan terhadap perilaku merokok yang dikarenakan opini dapat merubah tata cara berfikir dalam menanggapi suatu hal sehingga dapat mempengaruhi responden dalam mengambil keputusan tentang perilaku yang akan diambilnya termasuk juga keputusan dalam hal perilaku merokok.

(26)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

1. Mayoritas Mahasiswi yang merokok memiliki gaya hidup (aktivitas, minat dan opini) yang baik terhadap perilaku merokok.

2. Unsur gaya gidup yang meliputi aktivitas, minat dan opini memiliki nilai p value < 0,05 sehingga aktivitas, minat dan opini memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan.

3. Unsur gaya hidup dalam bentuk opini dalam merokok memiliki pengaruh sebesar 69,610 kali lebih besar terhadap perilaku merokok mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan.

6.2. Saran

1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan harus lebih aktif untuk menempelkan spanduk, poster dan memberikan informasi tentang bahaya merokok .

2. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan memberlakukan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus sebagai bentuk pembatasan perilaku merokok mahasiswi dalam merokok di wilayah kampus.

Gambar

Tabel 4.1.  Distribusi Umur Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan  (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun  2012
Tabel 4.3.  Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup  Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan)  Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012
Tabel 4.5.  Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Minat dari Gaya Hidup  Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan)  Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012
Tabel 4.7.  Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Opini dari Gaya Hidup  Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan)  Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peserta didik SDN Cindai Alus 1 Martapura yang ingin meningkatkan prestasi khususnya dalam lari cepat 40 meter hendaknya mempunyai badan yang tinggi dan daya ledak

Dengan adanya permasalahan yang diuraikan tersebut, khususnya terkait kinerja karyawan yang kurang baik dalam memanfaatkan sistem informasi akuntansi pada BPR

Penentuan nilai optimum untuk ketiga variabel yang memberikan nilai positif terhadap % perolehan rendemen dalam produksi Gd-DTPA-Folat dilakukan menggunakan desain

Data yang telah terkumpul diatas kemudian dihitung untuk menghasilkan nilai total calon karyawan untuk setiap kriteria utama (MC1, MC2, MC3 dan MC4) dengan mengkalikan skor dari

Penyambungan lambat yaitu penyambungan fraktur membutuhkan waktu lama dibanding dengan waktu biasanya (normal), tetapi stadium proses penyambungan berjalan seperti normal tanpa

[r]

[r]

Secara periodik, sistem administrasi PT.(Persero) Bank Rakyat Indonesia Cabang Pembantu Unit Keera harus di teliti atau di periksa oleh pihak yang bebas dari tugas rutin yaitu