• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR : 422/217/PK/2020 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR : 422/217/PK/2020 TENTANG"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Jalan Jenderal Soeharto Nomor 57 Kupang Kode Pos 85118 Telepon (0380) 833064 Faximili 821954, e-mail:sma@disdik.nttprov.go.id

Laman: http://disdik.nttprov.go.id KEPUTUSAN

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Nomor : 422/217/PK/2020 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PROSES PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK), DAN

SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PADA MASA TATANAN NORMAL BARU TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Menimbang : a. bahwa perkembangan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Pemerintah melalui gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 telah menetapkan ZONA HIJAU, KUNING, ORANYE, dan MERAH pada seluruh wilayah kabupaten/ kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur; b. bahwa layanan pendidikan adalah hak peserta didik di Tahun Pelajaran 2020/2021, namun kesehatan dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama dengan memperhatikan penetapan zona sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur tentang Petunjuk Teknis Proses Pembelajaran pada Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) pada Masa Tatanan Normal Baru Tahun Pelajaran 2020/2021;.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

(2)

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Desease 2019 (COVID-I9) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6487);

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor1258);

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Desease 2019 (COVID-l9) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 326);

12. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun

(3)
(4)

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR : 422/217/PK/2020 TANGGAL : 14 Juli 2020

PETUNJUK TEKNIS PROSES PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH

MENENGAH ATAS (SMA), SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK), DAN

SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PADA MASA TATANAN NORMAL BARU

BAB I

TUJUAN DAN PRINSIP PEMBELAJARAN SELAMA MASA COVID-19

A. Tujuan Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah selama darurat Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) bertujuan untuk:

1. memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan secara normal selama darurat COVID-19;

2. melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19;

3. mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan; dan 4. memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan

orang tua/wali.

B. Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Dari Sekolah

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) saat satuan pendidikan kembali beroperasi wajib memastikan terpenuhinya tujuan pendidikan selama darurat COVID-19, yaitu: 1. keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan

pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan;

2. pembelajaran di sekolah untuk memberikan pembelajaran yang lebih bermakna bagi peserta didik;

3. Pembelajaran di sekolah dapat difokuskan pada pembelajaran adaptif dan produktif;

4. aktivitas dan penugasan selama pembelajaran di sekolah dapat bervariasi antardaerah, satuan pendidikan dan peserta didik sesuai kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas; 5. mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru,

peserta didik dan orang tua/wali.

BAB II

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN

A. Peran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur 1. Pembelajaran Dari Rumah (PDR).

(5)

b. Koordinasi secara dalam jaringan (daring) dengan Kemendikbud melalui Seknas, Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi NTT dan PP/BP PAUD Dikmas;

c. Melakukan pendataan di daerah melalui tautan http://data.spab.kemdikbud.go.id;

d. Menyusun dan menetapkan kebijakan Pendidikan;

e. Memfasilitasi pembelajaran daring dan luring (luar jaringan);

f. Melakukan penyebaran informasi dan edukasi pencegahan covid-19;

g. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR);

h. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kebijakan BDR kepada Kemendikbud.

2. Pembelajaran Tatap Muka.

a. Memastikan kesiapan satuan pendidikan untuk pembelajaran tatap muka dengan aman termasuk melakukan evaluasi terhadap pengisian daftar periksa di Dapodik;

b. Menentukan pembukaan satuan pendidikan berdasarkan hasil evaluasi daftar periksa kesiapan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. Menugaskan pendidik dari satu satuan pendidikan ke satuan pendidikan yang lain jika diperlukan;

d. Berkoordinasi dengan gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 dan/atau dinas kesehatan setempat, terkait:

1) pendataan kondisi warga satuan pendidikan yang terdampak COVID- 19 (orang tanpa gejala, orang dengan pemantauan, pasien dalam pengawasan, atau terkonfirmasi positif);

2) informasi tingkat risiko COVID-19 di daerahnya; dan 3) informasi status pembukaan kembali satuan pendidikan.

e. Memberikan peningkatan kapasitas kepada pengawas sekolah, kepala satuan pendidikan, dan pendidik mengenai penerapan protokol kesehatan, dukungan psikososial, pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran, mekanisme pembelajaran jarak jauh, dan mekanisme pelaporan, dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan;

f. Melaporkan perkembangan pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan kepada kepala daerah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP);

g. Bersama dengan gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 setempat melakukan evaluasi pembukaan satuan Pendidikan;

h. Wajib menutup kembali satuan pendidikan yang sudah dibuka apabila terindikasi dalam kondisi tidak aman.

B. Peran Sekolah

1. Pembelajaran Dari Rumah (BDR).

a. Menetapkan model pengelolaan satuan pendidikan darurat selama BDR dan menentukan sistem pembelajaran;

b. Membuat rencana keberlanjutan pembelajaran;

c. Melakukan pembinaan dan pemantauan kepada guru.

d. Memastikan ketersediaan sarana prasarana yang dimiliki guru dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh;

(6)

e. Membuat program pengasuhan untuk mendukung orang tua/wali dalam mendampingi anak selama BDR;

f. Membentuk tim siaga darurat untuk penanganan covid-19 di satuan Pendidikan;

g. Berkoordinasi dan memberikan laporan secara berkala kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan/atau pos pendidikan daerah secara berjenjang melalui pengawas binaan/korwas; h. Melaksanakan kunjungan rumah dan pendampingan pembelajaran bagi

peserta didik yang tidak memiliki HP android;

i. Melaksanakan pendampingan psikososial bagi anak anak berkebutuhan khusus SLB maupun sekolah inklusi;

j. Memberikan pendampingan kepada orang tua/wali anak berkebutuhan khusus dalam mempersiapkan pembelajaran di rumah.

2. Pembelajaran Tatap Muka

a. Mengisi daftar periksa kesiapan pembelajaran tatap muka satuan pendidikan melalui laman Dapodik paling lama tanggal 20 Juli 2O2O. Daftar periksa kesiapan satuan pendidikan meliputi:

1) ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, paling sedikit memiliki: a) toilet bersih;

b) sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir menggunakan sabun atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer); dan

c) disinfektan.

2) mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, klinik, rumah sakit, dan lainnya;

3) kesiapan menerapkan area wajib masker kain atau masker tembus pandang bagi yang memiliki peserta didik disabilitas rungu;

4) memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh tembak);

5) pemetaan warga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan kegiatan di satuan pendidikan:

a) memiliki kondisi medis comorbid yang tidak terkontrol;

b) tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan penerapan jaga jarak;

c) memiliki riwayat perjalanan dari Zona Kuning, Oranye, Merah dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari; dan

d) memiliki riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari;

e) membuat kesepakatan bersama komite sekolah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, terkait kesiapan melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

b. Membentuk satuan tugas dan dapat melibatkat orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar dengan komposisi sebagai berikut:

1) Tim pembelajaran, psikososial, dan tata ruang yang bertugas:

a) Melakukan pembagian kelompok belajar dalam rombongan belajar yang sama dan pengaturan jadwal pelajaran untuk setiap kelompok

(7)

dalam rombongan belajar sesuai dengan ketentuan pada masa transisi;

b) Melakukan pengaturan tata letak ruangan dengan memperhatikan: - jarak antar-orang duduk dan berdiri atau mengantri minimal 1,5

(satu koma lima) meter, dan memberikan tanda jaga jarak antara lain pada area ruang kelas, kantin, tempat ibadah, lokasi antar/jemput peserta didik, ruang pendidik, kantor dan tata usaha, perpustakaan, dan koperasi;

- kecukupan ruang terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi yang baik; dan

- sekolah luar biasa/inklusi menyesuaikan kebutuhan peserta didik sesuai dengan jenjang dan jenis ketunaan masing-masing.

c) Melakukan pengaturan lalu lintas 1 (satu) arah di lorong/koridor dan tangga. Jika tidak memungkinkan, memberikan batas pemisah dan penanda arah jalur di lorong/koridor dan tangga;

d) Menerapkan mekanisme pencegahan perundungan bagi warga satuan pendidikan yang terstigma COVID-19 sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2Ol5 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan;

e) Mempersiapkan layanan bantuan kesehatan jiwa dan psikososial bagi seluruh warga satuan pendidikan dengan tata cara:

- menugaskan guru bimbingan konseling (BK) atau wali kelas atau pendidik lainnya sebagai penanggung jawab dukungan psikososial di satuan pendidikan;

- mendata kontak layanan dukungan psikososial. 2) Tim kesehatan, kebersihan, dan keamanan yang bertugas:

a) Membuat prosedur pemantauan dan pelaporan kesehatan warga satuan pendidikan.

- Pemantauan kesehatan berfokus kepada gejala umum seperti: suhu badan >37.3oC, batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan, dan/atau pilek;

- Pemantauan dilaksanakan setiap hari sebelum memasuki gerbang satuan pendidikan oleh tim kesehatan;

- Jika warga satuan pendidikan memiliki gejala umum di atas, wajib diminta untuk kembali ke rumah untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari. Jika gejala memburuk agar dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat;

- Jika warga satuan pendidikan teridentifikasi ada riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19, maka tim kesehatan satuan pendidikan menghubungi orang tua/wali/ narahubung darurat dari warga satuan pendidikan agar membawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan melaporkan kepada kepala satuan pendidikan;

- Jika terdapat orang yang serumah dengan warga satuan pendidikan teridentifikasi gejala COVID-19, maka tim kesehatan satuan pendidikan melaporkan kepada kepala satuan pendidikan dan meminta warga tersebut untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari;

(8)

- Jika terdapat orang yang serumah dengan warga satuan pendidikan teridentifikasi gejala COVID-19, maka tim kesehatan satuan pendidikan melaporkan kepada kepala satuan pendidikan dan meminta warga tersebut untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari;

- Pemantauan periode isolasi mandiri untuk semua warga satuan pendidikan yang diminta melakukan isolasi mandiri;

- Rekapitulasi hasil pemantauan kesehatan dan ketidakhadiran warga satuan pendidikan dilaporkan setiap hari kepada kepala satuan pendidikan.

b) Memberikan informasi kepada kepala satuan pendidikan terkait kebutuhan penyediaan sarana prasarana kesehatan dan kebersihan sesuai pada daftar periksa;

c) Melakukan pembersihan dan disinfeksi di satuan pendidikan setiap hari selama 1 (satu) minggu sebelum penyelenggaraan tatap muka dimulai dan dilanjutkan setiap hari selama satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, antara lain pada lantai, pegangan tangga, meja dan kursi, pegangan pintu, toilet, sarana CTPS dengan air mengalir, alat peraga/edukasi, komputer dan papan tik, alat pendukung pembelajaran, ventilasi buatan atau AC, dan fasilitas lainnya;

d) Membuat prosedur pengaturan pedagang kaki lima dan warung makanan di sekitar lingkungan satuan pendidikan:

- pada masa transisi, pedagang kaki lima dan warung di sekitar satuan pendidikan dilarang beroperasi;

- pada masa tatanan normal baru, pedagang kaki lima dan warung makanan dapat berjualan di sekitar satuan pendidikan dengan kewajiban menaati protokol kesehatan, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan makanan dan lingkungan; dan

- tim berkoordinasi dengan aparatur keamanan setempat untuk mendapatkan bantuan dalam pengawasan dan penertiban pedagang kaki lima dan warung makanan.

3) Tim pelatihan dan humas yang bertugas:

a) Melakukan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan di lingkungan satuan pendidikan, khususnya orang tua/wali peserta didik, terkait:

- tanggal mulainya pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan beserta tahapannya, pembagian rombongan belajar dan jadwal pembelajaran per rombongan belajar;

- metode pembelajaran yang akan digunakan;

- langkah pengendalian penyebaran COVID-19 di tingkat satuan pendidikan;

- hal yang perlu dipersiapkan oleh peserta didik dan orang tua/wali peserta didik; dan

- keterlibatan masyarakat di sekitar satuan pendidikan.

b) Menempelkan poster dan/atau media komunikasi, informasi, dan edukasi lainnya pada area strategis di lingkungan satuan pendidikan, antara lain pada gerbang satuan pendidikan, papan pengumuman,

(9)

kantin, toilet, fasilitas CTPS, lorong, tangga, Iokasi antar-jemput, dan lain-lain yang mencakup:

- informasi pencegahan COVID-19 dan gejalanya;

- protokol kesehatan selama berada di lingkungan satuan pendidikan;

- informasi area wajib masker, pembatasan jarak fisik, failitas CTPS dengan air mengalir serta penerapan etika batuk/bersin.

- ajakan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS}; - prosedur pemantauan dan pelaporan kesehatan warga satuan

pendidikan;

- informasi kontak layanan bantuan kesehatan jiwa dan dukungan psikososial; dan

- protokol kesehatan sesuai panduan dalam keputusan ini. c) Mempersiapkan peningkatan kapasitas yang mencakup:

- protokol kesehatan sesuai panduan dalam keputusan ini, yang dilaksanakan sebelum masa pembelajaran tatap muka dimulai; dan

- peningkatan kapasitas bagi tenaga kebersihan, yang dilaksanakan sebelum masa pembelajaran tatap muka dimulai berupa pelatihan tata cara dan teknik pembersihan lingkungan satuan pendidikan. d) Menyampaikan protokol kesehatan untuk tamu;

e) membuat rencana kegiatan dan anggaran satuan pendidikan (rkas) terkait pendanaan kegiatan sosialisasi, peningkatan kapasitas, dan pengadaan sarana prasarana sanitasi, kebersihan, dan kesehatan satuan Pendidikan;

f) Menginformasikan kepada Dinas Pendidikan jika ada warga satuan pendidikan di wilayah kerjanya terkonfirmasi positif COVID- 19. c. Berkoordinasi dan memberikan laporan secara berkala kepada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan/atau pos pendidikan daerah secara berjenjang melalui pengawas binaan/korwas. C. Peran Pengawas Sekolah

1. Melaksanakan supervisi ke sekolah binaan pada masa tatanan normal baru; 2. Membantu dinas mendata kesiapan sekolah melaksanakan pembelajaran di

masa tatanan normal baru;

3. Mengolah data pelaksanaan BDR yang disampaikan oleh Guru dan kepala sekolah;

4. Memberikan laporan pelaksanaan KBM pada masa tatanan normal baru ke dinas melalui korwas.

D. Peran Pendidik

Pendidik memfasilitasi pembelajaran jarak jauh secara daring, luring maupun kombinasi keduanya sesuai dengan kondisi dan ketersediaan sarana pembelajaran dan melaksanakan:

1. Membuat mekanisme untuk berkomunikasi dengan orang tua/wali dan peserta didik;

2. Membuat RPP yang sesuai minat dan kondisi anak;

3. Menghubungi orang tua/wali untuk mendiskusikan rencana pembelajaran yang inklusif sesuai kondisi anak didik;

(10)

4. Memastikan proses pembelajaran berjalan dengan lancar: a. Memastikan persiapan untuk peserta didik;

b. Melakukan refleksi dengan peserta didik; c. Menjelaskan materi yang akan diajarkan; d. Memfasilitasi tanya jawab;

e. melaksanakan kunjungan rumah dan pendampingan pembelajaran bagi peserta didik yang tidak memiliki HP android; dan

f. melaksanakan pendampingan psikososial bagi anak anak berkebutuhan khusus SLB maupun sekolah inklusi.

5. Bila tanpa tatap muka, guru harus berkoordinasi dengan orangtua/wali untuk penyampaian materi pembelajaran dan penugasan belajar;

6. mengumpulkan dan merekapitulasi tugas yang dikirim peserta didik dalam waktu yang telah disepakati.

7. Muatan penugasan adalah pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi covid-19. selain itu, perlu dipastikan adanya konten rekreasional. E. Peran Peserta Didik

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran (buku, alat tulis, dan media lainnya); 2. Memastikan peserta didik dapat berkomunikasi dengan lancar dengan guru; 3. Mengajak orang tua untuk mendukung proses pembelajaran;

4. Menyiapkan tempat di rumah yang cukup nyaman untuk belajar; 5. Memahami jadwal pembelajaran serta tujuan pembelajaran; 6. Aktif dalam diskusi dengan guru;

7. Menyelesaikan tugas dari guru dan mengajak diskusi orang tua; 8. Mengumpulkan tugas dan foto pembelajaran (jika ada);

9. Menyampaikan ke guru atau orangtua jika ada kesulitan saat kegiatan belajar hari ini;

10. Mencatat rencana kegiatan sesudah belajar hari ini;

11. Peserta didik yang berkebutuhan khusus menyesuaikan dengan kondisi dan jenis ketunaannya.

F. Peran Orang Tua/Wali

1. Menyepakati cara untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah;

2. Mendiskusikan rencana pembelajaran yang inklusif bersama guru sesuai kondisi anak didik;

3. Menyiapkan perangkat pembelajaran;

4. Memastikan anak didik siap mengikuti pembelajaran;

5. Menyiapkan waktu untuk mendukung proses pembelajaran daring; 6. Mendorong anak agar aktif selama proses pembelajaran;

7. Orang tua/wali memastikan anak mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian;

8. Mengumpulkan foto lembar aktivitas dan penugasan setiap hari;

9. Secara aktif berdiskusi dengan guru terkait tantangan dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran daring;

10. Memastikan tempat dan fasilitas belajar nyaman;

11. Apabila pembelajaran secara luring, maka orang tua/wali perlu mengambil bahan ajar ke sekolah sesuai dengan waktu yang dijadwalkan dan mengumpulkan lembar pemantauan aktivitas harian setiap akhir minggu sekaligus mengambil jadwal dan penugasan untuk minggu berikutnya.

(11)

BAB III

PERSIAPAN

A. Kesiapan Sekolah

1. Sekolah yang berada pada Zona Kuning, Oranye, dan Merah tetap melaksanakan pembelajaran di rumah;

2. Sekolah yang berada pada Zona Hijau melakukan tatap muka dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik untuk menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak (physical distancing);

3. Sekolah wajib mengisi daftar periksa pada laman data pokok pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menentukan kesiapan satuan Pendidikan;

4. Sekolah yang belum memenuhi semua daftar periksa dan/atau kepala sekolah menyatakan belum siap, maka tidak dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka.

B. Pembelajaran tatap muka di sekolah yang berada di Zona Hijau dilaksanakan melalui 2 (dua) fase yaitu:

1. Masa Transisi

a. Berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dimulainya pembelajaran tatap muka di sekolah; dan

b. Jadwal pembelajaran mengenai jumlah hari dalam seminggu dan jumlah jam belajar setiap hari dilakukan dengan pembagian rombongan belajar (shift) atau sistem silang kelas yang ditentukan oleh sekolah dan disetujui dinas dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan.

2. Masa Tatanan Normal Baru

Setelah masa transisi selesai, apabila daerahnya tetap dikategorikan sebagai daerah Zona Hijau maka satuan pendidikan masuk dalam masa tatanan normal baru.

C. Sekolah berasrama yang berada di daerah Zona Hijau dilarang membuka asrama dan melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah selama masa transisi. Pembukaan asrama dan pembelajaran tatap muka di sekolah dilakukan secara bertahap pada masa tatanan normal baru dengan ketentuan sebagai berikut:

Kapasitas Asrama Masa Transisi Tatanan Normal Baru ≤ 100 peserta didik

Tidak diperbolehkan

Bulan I = 50% Bulan II = 100%

> 100 peserta didik Bulan I = 25%

Bulan II = 50% Bulan III = 75% Bulan IV = 100%

(12)

D. Kabupaten/Kota yang masuk dalam ZONA MERAH adalah: 1. Kota Kupang

2. Kabupaten Kupang

3. Kabupaten Timor Tengah Selatan 4. Kabupaten Timor Tengah Utara 5. Kabupaten Sumba Timur

6. Kabupaten Sumba Barat 7. Kabupaten Sumba Barat Daya

8. Kabupaten Flores Timur 9. Kabupaten Sikka

10. Kabupaten Ende 11. Kabupaten Nagekeo 12. Kabupaten Manggarai 13. Kabupaten Manggarai Barat

sedangkan yang masuk ZONA HIJAU adalah: 1. Kabupaten Belu

2. Kabupaten Malaka 3. Kabupaten Rote Ndao 4. Kabupaten Sabu Raijua 5. Kabupaten Alor

6. Kabupaten Lembata 7. Kabupaten Ngada

8. Kabupaten Manggarai Timur 9. Kabupaten Sumba Tengah

E. Penetapan Kabupaten/Kota berdasarkan zona sbagaimana dimaksud pada huruf D di atas sifatnya tentatif dan dapat disesuaikan dengan kondisi terkini di masing-masing Kabupaten/Kota.

BAB IV

PEMBELAJARAN PADA MASA TATANAN NORMAL BARU

A. Sistem Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah selama darurat COVID-19 dilaksanakan dengan sistem:

1. Shift:

a. Peserta didik dalam 1 (satu) rombongan belajar yang normal dibagi menjadi 2 (dua) rombongan belajar dengan jumlah peserta didik maksimal dalam 1 (satu) rombongan belajar adalah 18 (delapan belas) orang;

b. Shift pertama, akan melaksanakan pembelajaran di sekolah pada pagi hari mulai pukul 07.30-11.00 sedangkan shift kedua akan melaksanakan pembelajaran di sekolah pada pukul 12.30-16.35;

c. Tiap satu jam pelajaran berdurasi 35 menit;

d. Alokasi waktu per jam pelajaran untuk SLB berdurasi 25 – 30 menit. 2. Silang Kelas:

a. Peserta didik dalam 1 (satu) rombongan belajar yang normal dibagi menjadi 2 (dua) rombongan belajar dengan jumlah peserta didik maksimal dalam 1 (satu) rombongan belajar adalah 18 (delapan belas) orang;

b. Kelas X melaksanakan pembelajaran di sekolah pada pagi hari Senin dan Kamis, Kelas XI melaksanakan pembelajaran di sekolah pada hari Selasa dan Jumat, serta Kelas XII melaksanakan pembelajaran di sekolah pada hari Rabu dan Sabtu;

c. Pengaturan jam pelajaran yaitu: Senin – Kamis, dan Sabtu mulai pukul 07.30-12.30 sedangkan Jumat mulai pukul 07.30-12.00;

(13)

d. Tiap satu mata pelajaran berdurasi 45 menit;

e. Kelas yang tidak melakukan pembelajaran di sekolah, melakukan pembelajaran di rumah dengan metode Online, atau Offline, atau manual; 3. Sekolah dapat memilih salah satu sistem di atas sesuai dengan kondisi sekolah

masing-masing.

B. Metode dan Media Pelaksanaan Pembelajaran 1. Pembelajaran tatap muka

Pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan saat masa transisi Tatanan Normal Baru untuk Zona Hijau adalah menggunakan metode gabungan yaitu metode tatap muka serta metode pembelajaran jarak jauh;

2. Pembelajaran dari rumah

Pembelajaran dari rumah yang dilaksanakan saat masa transisi Tatanan Normal Baru untuk Zona Kuning, Zona Oranye, dan Zona Merah adalah menggunakan metode pembelajaran jarak jauh yaitu:

a. Metode dalam jaringan (daring/online) yaitu:

1) Membuat Kelas Maya menggunakan akses Rumah Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di laman: belajar.kemdikbud.go.id atau portal pembelajaran lainnya baik yang gratis maupun berbayar;

2) Membuat grup-grup dalam media sosial seperti grup whatsapp atau facebook dan guru serta peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran di dalam grup tersebut;

3) Melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media video conference untuk melakukan pembelajaran jarak jauh secara tatap muka.

b. Metode luar jaringan (luring/offline) yaitu guru mengunduh materi-materi ajar dari internet atau Rumah Belajar, lalu dibagikan ke peserta didik masing-masing saat bertemu di sekolah untuk dipelajari dan dikerjakan di rumah; dan

c. Metode penugasan secara manual yaitu guru memberikan penugasan secara manual kepada peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang ada untuk dikerjakan di rumah masing-masing dengan mempertimbangkan waktu mengerjakan tugas sesuai dengan sisa jam tatap muka dan dikumpulkan pada saat masuk sekolah atau dengan cara dikirimkan menggunakan email atau media sosial (whatsapp).

BAB V

MATA PELAJARAN DAN MANAJEMEN KURIKULUM

SELAMA PEMBELAJARAN MASA TATANAN NORMAL BARU

A. Mata Pelajaran

1. Mata Pelajaran Tatap Muka

Mata pelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka sistem silang adalah: a. SMA

- Matematika, - Bahasa Indonesia, - Bahasa Inggris,

(14)

b. SMK - Matematika, - Bahasa Indonesia, - Bahasa Inggris, - Muatan Peminatan. c. SLB - Matematika, - Bahasa Indonesia, - Bahasa Inggris, - Vokasi/keterampilan

2. Mata Pelajaran yang dilaksanakan secara terintegrasi adalah: - Agama dan Budi Pekerti,

- PPKn,

- Sejarah Indonesia, - Seni Budaya,

- Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan.

3. Mata pelajaran yang diberikan penugasan selama pembelajaran dari rumah berupa mata pelajaran terintegrasi dalam sistem STEAM (Sains, Technology, Engineering, Art, dan Mathematic), dikoordinir oleh guru wali kelas untuk memberikan penugasan yang dapat melibatkan lintas guru mata pelajaran untuk menilai sesuai dengan aspek mata pelajaran yang sinkron dengan materi penugasan;

4. Sekolah Luar Biasa (SLB) paling cepat 2 (dua) bulan setelah SMA, SMK, MA, MAK, dan SMTK melaksanakan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan B. Manajemen Kurikulum

1. Sistem Shift: Opsi 1

JP Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

Shift pagi Shift pagi Shift pagi Shift pagi Shift pagi Shift pagi

1 07.00-07.35 07.00-07.35 07.00-07.35 07.00-07.35 07.00-07.35 07.00-07.35 2 07.35-08.10 07.35-08.10 07.35-08.10 07.35-08.10 07.35-08.10 07.35-08.10 3 08.10-08.45 08.10-08.45 08.10-08.45 08.10-08.45 08.10-08.45 08.10-08.45 4 08.45-09.20 08.45-09.20 08.45-09.20 08.45-09.20 08.45-09.20 08.45-09.20 5 09.20-09.55 09.20-09.55 09.20-09.55 09.20-09.55 09.20-09.55 09.20-09.55 6 09.55-10.30 09.55-10.30 09.55-10.30 09.55-10.30 09.55-10.30 09.55-10.30 7 10.30-11.05 10.30-11.05 10.30-11.05 10.30-11.05 10.30-11.05 10.30-11.05

Shift siang Shift siang Shift siang Shift siang Shift siang Shift siang

1 12.30-13.05 12.30-13.05 12.30-13.05 12.30-13.05 12.30-13.05 12.30-13.05 2 13.05-13-40 13.05-13-40 13.05-13-40 13.05-13-40 13.05-13-40 13.05-13-40 3 13.40-14.15 13.40-14.15 13.40-14.15 13.40-14.15 13.40-14.15 13.40-14.15 4 14.15-14.50 14.15-14.50 14.15-14.50 14.15-14.50 14.15-14.50 14.15-14.50 5 14.50-15.25 14.50-15.25 14.50-15.25 14.50-15.25 14.50-15.25 14.50-15.25 6 15.25-16.00 15.25-16.00 15.25-16.00 15.25-16.00 15.25-16.00 15.25-16.00 7 16.00-16.35 16.00-16.35 16.00-16.35 16.00-16.35 16.00-16.35 16.00-16.35

Jumlah jam Pelajaran=7 JP/hari @35 menit waktu jeda 1 jam untuk disinfeksi Penugasan Terstruktur 4 JP/hari

(15)

Opsi 2

JP Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

Shift pagi Shift pagi Shift pagi Shift pagi Shift pagi Shift pagi

1 07.00-07.40 07.00-07.40 07.00-07.40 07.00-07.40 07.00-07.40 07.00-07.40 2 07.40-08.20 07.40-08.20 07.40-08.20 07.40-08.20 07.40-08.20 07.40-08.20 3 09.00-09.40 09.00-09.40 09.00-09.40 09.00-09.40 09.00-09.40 09.00-09.40 4 09.40-10.20 09.40-10.20 09.40-10.20 09.40-10.20 09.40-10.20 09.40-10.20 5 10.20-11.00 10.20-11.00 10.20-11.00 10.20-11.00 10.20-11.00 10.20-11.00

Shift siang Shift siang Shift siang Shift siang Shift siang Shift siang

1 12.30-13.10 12.30-13.10 12.30-13.10 12.30-13.10 13.00-13.40 12.30-13.10 2 13.10-13-50 13.10-13-50 13.10-13-50 13.10-13-50 13.40-14-20 13.10-13-50 3 13.50-14.30 13.50-14.30 13.50-14.30 13.50-14.30 14.20-15.00 13.50-14.30 4 14.30-15.10 14.30-15.10 14.30-15.10 14.30-15.10 15.00-15.40 14.30-15.10 5 15.10-15.50 15.10-15.50 15.10-15.50 15.10-15.50 15.40-16.20 15.10-15.50

Jumlah jam Pelajaran=5 JP/hari @40 menit waktu jeda 1 jam untuk disinfeksi

Penugasan Terstruktur 3 JP/hari hari jumat shift siang dimulai pukul 13.00

2. Sistem Silang Kelas:

Kelas/ Jam Hari/Mata Pelajaran

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

Kelas X 07.30-08.15 08.15-09.00 Matematika BDR Peminatan BDR BDR 09.00 – 09.45

09.45-10.30 Bahasa Inggris Peminatan 10.30 – 11.00 Istirahat Istirahat 11.00-11.45

11.45-12.30 Bahasa Indonesia Peminatan Kelas XI 07.30-08.15 08.15-09.00 BDR Matematika BDR BDR DBR 09.00 – 09.45 09.45-10.30 Bahasa Inggris 10.30 – 11.00 Istirahat 11.00-11.45 11.45-12.30 Bahasa Indonesia 07.30-08.15 08.15-09.00 Peminatan 09.00 – 09.45 09.45-10.30 Peminatan 10.30 – 11.15 11.15-12.00 Peminatan Kelas XII 07.30-08.15 08.15-09.00 BDR BDR Matematika BDR BDR Peminatan 09.00 – 09.45

09.45-10.30 Bahasa Inggris Peminatan 10.30 – 11.00 Istirahat Istirahat 11.00-11.45

11.45-12.30 Bahasa Indonesia Peminatan

* 6 Jam Pelajaran per hari @ 45 menit Istirahat=30 menit Jumat tidak ada jam istirahat

3. Waktu Istirahat untuk peserta didik dan guru adalah: - untuk sistem shift ditiadakan;

(16)

- untuk sistem silang kelas selama 30 menit dan waktu istirahat pada pembelajaran hari Jumat ditiadakan;

- selama jam istirahat, peserta didik tetap beristirahat di ruang kelas dan berada ditempat duduk masing-masing.

4. Jadwal pembelajaran mengenai jumlah jam belajar setiap hari dilakukan dengan pembagian rombongan belajar (shift) yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan warga satuan Pendidikan;

5. Guru harus menyusun perangkat pembelajaran yang menyesuaikan dengan strategi pembelajaran Tatanan Normal Baru dimana jam mengajar guru tidak berkurang;

6. Bagi guru mata pelajaran lain yang tidak melakukan pembelajaran tatap muka, maka dapat bergabung dalam kelas yang ada untuk melakukan pembelajaran team teaching untuk menciptakan pembelajaran STEAM (Sains, Technology, Engineering, Art, dan Mathematic);

7. Sekolah dapat melakukan perubahan pembagian shift (rolling shift) dan pembagian jadwal pelajaran sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. C. Media Pembelajaran Daring Sumber Dan Media Tautan

1. Rumah Belajar oleh Pusdatin Kemendikbud: belajar.kemdikbud.go.id 2. TV Edukasi Kemendikbud: tve.kemdikbud.go.id/live/

3. Pembelajaran Digital oleh Pusdatin dan SEAMOLEC, Kemendikbud : rumahbelajar.id

4. Tatap Muka Daring Program Sapa Duta Rumah Belajar Pusdatin Kemendikbud: pusdatin.webex.com

5. LMS SIAJAR oleh SEAMOLEC, Kemendikbud: lms.seamolec.org 6. Guru Berbagi : guruberbagi.kemdikbud.go.id

7. Membaca Digital: aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/Membaca digital 8. Video Pembelajaran: video.kemdikbud.go.id

9. Suara Edukasi Kemendikbud : suaraedukasi.kemdikbud.go.id 10. Radio Edukasi Kemendikbud : radioedukasi.kemdikbud.go.id

11. Sahabat Keluarga – Sumber Informasi dan Bahan ajar Pengasuhan dan Pendidikan Keluarga: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

12. Ruang Guru PAUD Kemendikbud : anggunpaud.kemdikbud.go.id 13. Buku Sekolah Elektronik : bse.kemdikbud.go.id

14. Mobile Edukasi – Bahan ajar multimedia : medukasi.kemdikbud.go.id/ medukasi

15. Modul Pendidikan Kesetaraan : emodul.kemdikbud.go.id 16. Sumber Bahan Ajar Siswa SD, SMP, SMA, dan SMK :

sumberbelajar.seamolec.org

17. Kursus Daring Untuk Guru dari SEAMOLEC : mooc.seamolec.org 18. Kelas Daring Untuk Siswa dan Mahasiswa : elearning.seamolec.org 19. Repositori Institusi Kemendikbud : repositori.kemdikbud.go.id

20. Jurnal Daring Kemendikbud : perpustakaan.kemdikbud.go.id/ jurnal-kemendikbud

21. Buku Digital Open-access : pustakadigital.kemdikbud.go.id 22. Eperpusdikbud (google play) : bit.ly/eperpusdikbud

(17)

BAB VI

SISTEM ASESMEN PENDIDIKAN

A. Pembelajaran Dari Rumah

1. Pembelajaran metode daring yang dilakukan oleh guru untuk menilai proses dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran daring;

2. Penilaian sikap peserta didik dapat dilakukan guru terhadap peserta didiknya saat BDR pada masa tatanan norma baru adalah dengan memberikan tugas kepada siswa dengan mencatat praktek baik pengamalan 5 nilai karakter yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, integritas dengan format penilaian. Siswa membuat jurnal praktik baik yang diketahui oleh mengetahui orang tua/wali dan hasil akhirnya selain dalam bentuk tabel jurnal dapat berupa berupa kumpulan photo, video, dan lain lain yang dikumpulkan saat masuk sekolah, yang ditentukan guru atau bisa juga saat akhir menjelang berakhirnya tahun pelajaran. Hasil kerja siswa ini nantinya bisa guru jadikan sebagai dasar penilaian sikap dan keterampilan siswa;

3. Penilaian Keterampilan Peserta Didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Jenis Penilaian Keterampilan berupa: Penilaian Kinerja, Penilaian Proyek, Penilaian Produk, Penilaian Portofolio;

BAB VII

MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah mengubah paradigma pendidikan Indonesia. Salah satu yang dapat diamati adalah adanya pergeseran dari pembelajaran konvensional secara tatap muka ke arah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dapat diakses dengan memanfaatkan teknologi digital. Konsep PJJ ini juga akan diadopsi dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Kondisi Pandemi seperti saat ini belum memungkinkan untuk mengadakan MPLS secara tatap muka. Oleh karena itu, tema dari kegiatan MPLS kali ini adalah “Menggali Kebaikan dan Potensi Diri dengan Maksimal dari Rumah”. Tema ini sejalan dengan situasi Pandemi bahwa peserta didik hendaknya senantiasa melakukan kebaikan, mengenali potensi diri, meningkatkan kompetensi, produktif dan terus belajar meskipun dari rumah. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan MPLS secara daring ini akan menyajikan konsep-konsep penting, seperti: mengutamakan penghargaan bukan hukuman, pendidikan keluarga, pengenalan lingkungan sekolah dari rumah, pencegahan penyebaran Virus Corona, dan berbagai kegiatan edukatif lainnya. Kegiatan MPLS sepenuhnya akan dilaksanakan dari rumah menggunakan metode blended learning (kombinasi luring dan daring) dengan memanfaatkan beragam aplikasi, seperti: TV, siaran radio, aplikasi meeting, Learning Management System (LMS), dan media sosial. Penggunaan beragam aplikasi ini dimaksudkan untuk memfasilitasi semua peserta didik tanpa terkecuali di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur sehingga semua peserta didik baru dapat mengenal lingkungan sekolahnya yang baru

(18)

Tujuan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Peserta Didik Baru, antara lain:

1. mengenali potensi diri peserta didik baru;

2. membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;

3. menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara elajar efektif sebagai peserta didik baru;

4. mengembangkan interaksi positif antar peserta didik dan warga sekolah lainnya;

5. menumbuhkan perilaku positif, antara lain: kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memilki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.

C. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Pengenalan Lingkungan Sekolah dilaksanakan selama 2 (dua) hari paling cepat tanggal 20 - 21 Juli 2020.

D. Konsep

1. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman (Reward No Punishment) Konsep “Reward No Punishment” dalam MPLS adalah sebuah konsep dimana selama pelaksanaan MPLS lebih ditekankan kedapa penghargaan atas segala capaian yang dilakukan peserta didik bukan hanya terfokus pada kesalahan-kesalahan yang dikukan dengan pemberian hukuman tertentu. Konsep ini mengajak dan membelajarkan peserta didik untuk selalu berpikir positif dan selalu fokus pada kebaikan. Dampaknya, peserta didik akan bersemangat untuk berkompetisi dalam kebaikan. Artinya, jika selama pelaksanaan MPLS terdapat peserta yang melakukan hal-hal tertentu yang dianggap salah atau melanggar peraturan pemberian hukuman tetap dilakukan dengan memberikan “hukuman” berbasis kegiatan-kegiatan yang positif dan mengutamakan dialoq, diskusi, konstruktif, humanis dengan mempertimbangkan perkembangan kejiwaan dan potensi peserta didik. Selanjutnya, memberikan penghargaan akan capaian yang telah dilakukan selama melakasanakan hukuman sehingga menimbulkan reinforcement positif pada diri peserta didik.

Konsep “Reward No Punishment” ini sangat erat kaitannya dengan penegakan disiplin khususnya dalam pelaksanaan MPLS. Konsep ini diadopsi berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Blandford (1998) tentang kebutuhan dasar yang diharapkan oleh peserta didik dari lingkungan sekolah seperti tercantum pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Kebutuhan Dasar Peserta Didik di Sekolah

No. Kebutuhan dasar Apa yang diharapkan peserta didik/ Apa yang harus diberikan sekolah 1. Rasa aman Lingkungan yang aman dan nyaman

2. Rasa memiliki Perhatian dari guru dan teman

berupa penerimaan, perhatian, penghargaan, pengakuan dan kasih sayang

3. Harapan Memastikan kemajuan belajar, membantu meningkatkan prestasi

(19)

No. Kebutuhan dasar Apa yang diharapkan peserta didik/ Apa yang harus diberikan sekolah 4. Kehormatan Perlakukan peserta didik sebagai anggota kelas/sekolah

yang kompeten dan berharga.

Arahkan dan tugaskan peserta didik untuk melakukan tugas yang penting dan jagalah kesepakatan.

5. Kesenangan Berikan kegiatan yang menyenangkan. Berikan kesempatan untuk belajar kelompok. Tingkatka rasa humor

6. Kompetisi Hubungkan pengetahuan dengan situasi sehari-hari Berilah kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya

2. Pendidikan Keluarga

Pelibatan keluarga dalam proses pembelajaran di sekolah atau kegiatan-kegiatan sekolah termasuk MPLS, antara lain:

- Meningkatkan kehadiran peserta didik di satuan Pendidikan; - Mengurangi perilaku disruptif (mengganggu) pada anak; - Sikap dan perilaku anak lebih positif;

- Meningkatkan kebiasaan belajar anak; - Meningkatkan prestasi akademik anak;

- Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan satuan Pendidikan; - Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak;

- Orang tua merasa turut berhasil;

- Meningkatkan kepercayaan diri orang tua;

- Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap satuan Pendidikan; - Meningkatkan moral guru;

- Mendukung iklim satuan Pendidikan yang lebih baik;

- Mendukung kemajuan satuan Pendidikan secara keseluruhan. 3. Pengenalan Lingkungan Sekolah

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momentum terbaik untuk mengenalkan kondisi, potensi, sarana prasarana, dan kultur budaya sekolah. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan selama masa pengenalan lingkungan sekolah.

a. Mengenali Potensi Diri Peserta Didik Baru Kegiatan Wajib

- Pengisian formulir peserta didik baru oleh orangtua/wali;

- Kegiatan pengenalan peserta didik.

Kegiatan Pilihan:

- Diskusi konseling;

- Mengenalkan kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah;

- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap diskusi.

b. Peserta didik baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain: kultur sekolah, aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana-prasarana sekolah.

Kegiatan Wajib

- Kegiatan pengenalan warga sekolah;

- Kegiatan pengenalan sejarah, logo sekolah dan maknanya, lagu mars

sekolah, visi-misi, program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib sekolah;

- Kegiatan pengenalan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan

(20)

- Pengenalan stakeholders sekolah lainnya.

Kegiatan Pilihan

- Pengenalan tata cara dan etika makan, tata cara penggunaan fasilitas

toilet, dan tata cara berpakaian/sepatu;

- Mengajak peserta didik berkeliling ke seluruh area sekolah, sambil

menjelaskan setiap fasilitas, sarana, dan prasarana yang terdapat di sekolah serta kegunaannya (dilakukan secara daring dengan video/sketsa denah, dan lain-lain)

- Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekitar sekolah;

- Menginformasikan kewajiban pemeliharaan fasilitas dan sarana

prasarana sekolah dan fasilitas-fasilitas umum;

- Kegiatan simulasi penanggulangan bencana;

- Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah;

- Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi,

termasuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundangundangan terkait.

c. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik baru

Kegiatan Wajib

- Simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi

dan semangat belajar peserta didik;

- Prestasi yang pernah diraih oleh Guru, peserta didik dan kepala sekolah pada sekolah tersebut baik yang bersifat akademis maupun nonakademis.

- Kegiatan pengenalan etika komunikasi, termasuk tata cara

menyapa/berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kegiatan Pilihan:

- Pengenalan metode pembelajaran yang efektif dalam bentuk quantum

learning (speed reading, easy writing, mind mapping, super memory system);

- Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagi

pengalaman;

- Kegiatan pengenalan kewirausahaan atau adiwiyata (kegiatan berbasis

lingkungan)

d. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya

Kegiatan Wajib:

- Pembiasaan salam, senyum, sapa, sopan, dan santun;

- Pengenalan etika pergaulan antar siswa serta antara siswa dengan guru

dan tenaga kependidikan, termasuk kepada sikap simpati, empati, dan saling menghargai, serta sportif.

Kegiatan Pilihan:

- Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang

kesenian, dan olahraga (secara daring)

- Kegiatan yang menjalin keakraban antar peserta didik dengan warga

sekolah antara lain dengan permainan atau diskusi kelompok (memanfaatkan media daring)

e. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong pada diri peserta didik.

Kegiatan Wajib:

- Kegiatan penanaman dan penumbuhan akhlak dan karakter;

(21)

- Pemilihan tema kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai positif.

Kegiatan Pilihan:

- Beribadah keagamaan bersama, pengenalan pendidikan anti korupsi,

cinta lingkungan hidup, dan cinta tanah air;

- Kegiatan kebanggaan terhadap keanekaragaman dan kebhinekaan,

antara lain pengenalan suku dan agama, penggunaan pakaian adat di sekolah;

- Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata

cara membuang sampah sesuai dengan jenis sampah.

4. Pencegahan Covid-19

Pandemi Covid-19 menjadi salah satu materi penting yang perlu diangkat dalam kegiatan MPLS 2020. Hal ini dilakukan untuk membekali peserta didik baru tentang pengetahuan dan keterampilan pencegahan penyebaran virus Corona. Virus corona adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Virus corona (Latin : crown) berbentuk seperti mahkota yang merujuk pada protein spike yang mengelilingi permukaan virus. Protein spike ini berperan penting dalam pola infeksi virus ke sel pernapasan.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi maupun penularan COVID-19 adalah sebagai berikut:

a. Menjaga imunitas, menjaga lingkungan, menggunakan masker saat berada di ruang terbuka, mengolah makanan dengan tepat, dan segera ke dokter apabila mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak nafas;

b. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik hingga bersih;

c. Menghindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci;

d. Menghindari kontak langsung atau berdekatan dengan penderita;

e. Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang-kurangnya 1 meter, terutama dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin, dan demam;

f. Menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, kemudian membuang tisu dan mencuci tangan hingga bersih;

g. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan;

h. Tidak keluar rumah dalam keadaan sakit;

i. Menghindari menyentuh hewan atau unggas liar yang terbukti tertular virus corona;

j. Menghindari makan daging yang tidak dimasak hingga matang;

k. Untuk seseorang yang diduga terinfeksi COVID-19, hendaknya tidak keluar rumah kecuali untuk berobat, tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu, mencegah orang lain menjenguk, menghindari menggunakan perlengkapan dengan orang lain, memakai masker dan sarung tangan, dan menerapkan etika batuk serta menggunakan tisu; l. Pasien yang telah sembuh mengisolasi diri selama sepekan dan melakukan

pemantauan kondisi kesehatan secara mandiri. E. Skenario MPLS

Kegiatan MPLS ini tentu tidak sepenuhnya dilaksanakan secara daring. Konsep ini dapat diadopsi dan disesuaikan dengan lingkungan sekolah masing-masing. Hal

(22)

terpenting dari penyelenggaraan MPLS ini adalah kesehatan dan keamnan peserta didik terutama dari penularan penyebaran virus Covid-19. Berikut adalah beberapa pilihan skenario yang dapat dilaksanakan dalam menerapkan konsep MPLS “ healt & reward”.

Tabel 2 Skenario Kegiatan MPLS Luring dan Daring

No. Skenario Rekomendasi

1. Skenario 1

Peserta didik tidak memiliki gawai dan akses internet

- Panitia dapat menyiapkan bahan/materi MPLS dalam bentuk print out/hard copy kemudian diberikan kepada orang tua melalui jasa kurir atau orang tua mengambil ke sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan. Hasil pekerjaan peserta didik dapat dikumpulkan ke sekolah dengan batas waktu yang telah ditentukan. - Panitia dapat memberikan tugas-tugas

MPLS dengan memanfaatkan tayangan televisi atau siaran radio dengan konten yang sesuai. Misalnya, siaran TVRI, Radio RRI, JTV dan lain-lain.

2. Skenario 2

Peserta didik memiliki akses internet terbatas atau sinyal yang kurang mendukung

Panitia menyiapkan bahan/materi kedalam bentuk soft file (PDF) kemudian materi tersebut diberikan melalui WA atau kemungkinan lain orang tua ke sekolah untuk mengambil bahan/materi soft file kegiatan MPLS. 3. Skenario 3

Panitia ingin merekam suara atau audio visual untuk kegiatan MPLS agar dapat diakses oleh peserta didik

Gunakan salah satu aplikasi berikut:

a. Voice recorder di smartphone atau perekam audio digital lainnya.

b. Microsoft powerpoint kemudian gunakan

fastone capture (audio visual)

c. Zoom atau webex meeting (audio visual) 4. Skenario 4

Panitia sudah merekam materi pembelajaran atau sudah memiliki konten digital namun belum terbiasa

menggunakan LMS (panitia dan peserta didik)

Unggah konten digital melalui Google form atau unggah ke WAG (Whatshapp grup).

5. Skenario 5

Panitia dan peserta didik sudah terbiasa menggunakan LMS (LMS) yang dibuat misalnya

google classroom per pleton

(kelompok MPLS).

Kemas konten digital atau materi dalam bentuk modul online dan video kemudian unggah ke LMS.

6. Skenario 6

Panitia ingin melakukan diskusi secara online untuk kegiatan MPLS dan bahan penilaian sikap

Gunakan salah satu aplikasi berikut: a. Wa grup

b. Telegram

c. Line

d. Discord forum

e. Diskusi online pada LMS 7. Skenario 7

Panitia ingin melakukan kegiatan MPLS dengan live (sinkronous)

Gunakan salah satu aplikasi berikut. a. Google meet

b. Zoom meeting c. Jitsi

d. Youtube Live Streaming e. Cisco Webex

8. Skenario 8 Gunakan salah satu aplikasi berikut:

(23)

No. Skenario Rekomendasi Panitia ingin melihat

perkembangan peserta didik, memberikan umpan balik dan evaluasi kegiatan

b. Gunakan fitur Classwork-Assiggnment pada Googel Classroom.

9. Skenario 9

Panitia ingin memberikan materi berbasis kegiatan dan melihat peserta didik presentasi

Gunakan aplikasi berikut: a. Berikan materi di Youtube

b. Membuat video untuk presentasi materi durasi singkat kemudian diunggah misalnya di IG TV dan tag panitia MPLS.

Sembilan skenario tersebut sangat mungkin untuk dikembangkan disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan sekolah masing-masing. Skenario tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan MPLS baik secara luring, daring atau kombinasi keduanya dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan

Covid-19. F. Alternatif MPLS

Pada hari pertama MPLS, kegiatan awal bertujuan untuk membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan mekanismenya tercantum pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Alternatif Kegiatan MPLS

Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan

Luring Daring

Absensi kehadiran peserta

didik baru Daftar absen manual yang dapat diisi di sekolah dengan protokol Covid-19 dan penjadwalan tertentu

Absensi melalui google form atau via whatsapp

grup/menggunakan

aplikasi share live location Pengenalan visi, misi,

program, lingkungan sekolah, tata tertib, pengenalan stakeholders sekolah

Panitia menyediakan print out denah sekolah, stake holder sekolah, tata tertib, visi-misi kemudian

diberikan kepada peserta didik melalui kurir atau difasilitasi di sekolah.

- Pengenalan awal dapat menggunakan live conferences dimana melibatkan peserta didik, sekolah dan orang tua. - Pengenalan dapat menggunakan video yang selanjutnya diunggah ke kanal youtube sekolah

sehingga dapat ditonton da dipelajari peserta didik kapan saja (saat kuota internet

terpenuhi) dan dimana saja.

- Video yang dibuat berupa video atau vlog eksplorasi lingkungan sekolah, fasilitas

sekolah, tata tertib, cara berpakaian dan lain-lain

(24)

Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan

Luring Daring

dapat diunggah di

google drive

Pengenalan Ekstrakurikuler Panitian menyediakan print out foto-foto masing-masing kegiatan

ekstrakurikuler

- Membuat file PDF ekstrakurikuler beserta nama dan gambar/foto kegiatan

- Membuat video demo ekstrakurikuler yang melibatkan osis atau ketua ekstrakurikuler kemudian diunggah di kanal Youtube sekolah. selanjutnya adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi untuk semangat dalam belajar dan interaksi sosial. Berikut adalah alternatif kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan.

Tabel 4 Alternatif Kegiatan MPLS

Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan Luring Daring Pengenalan prestasi

sekolah, guru, dan peserta didik

Panitia membuat daftar prestasi baik sekolah, guru, dan peserta didik

Menampilkan video, atau portofolio penghargaan yang pernah dirasih oleh guru dan peserta didik Pemberian materi-materi

yang penting dengan mendatangkan

narasumber. Materi-materi tersebut, antara lain: - Wawasan wiyata mandala - Pramuka

- Kesadaran berbangsa dan bernegara

- Cara belajar yang efektif - Pendidikan karakter - Tata krama - Anti narkoba - Anti Bulying - Antivradikalisme di sekolah. - Adiwiyata - Covid-19 - Toleransi beragama

- Pembuatan soft file materi berupa slide presentasi kemudian di prin out dan diberikan ke peserta didik. - Peserta didik dapat

menonton tayangan televisi, atau mendengar siaran radio terkait topik tersebut dan membuat resumenya. Kemudian, dikumpulkan ke panitia di sekolah.

D. Pemberian materi dapat menggunakan Teknik sinkronus atau live dengan menggunakan aplikasi meeting seperti zoom, webex, google meet dan lain-lain sehingga terjadi interaksi dua arah antara peserta MPLS dengan narasumber. Pada tahap inilah proses diskusi dapat dilakukan secara virtual. E. Setiap akhir sesi, peserta

didik diminta membuat resume kemudian dikumpulkan melalui WhatsApp grup atau diunggah di media sosial dalam bentuk poster digital sehingga mengedukasi generasi muda sekaligus masyarakat.

Pemberian “reward” the

best of the day - Panitia dapat memberikan reward kepada peserta didik yang terbaik setiap harinya dalam

menyelesaikan tugas-tugas atau kegiatan MPLS dengan memberikan hadiah berupa buku, alat tulis dan lain-lain

- Pemberian reward dapat berupa kuota internet - Panitia membuat profile

peserta didik kemudian diunggah di akun media sosial panitia MPLS sekolah.

(25)

Alternatif kegiatan MPLS selanjutnya adalah bertujan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, kreativitas, interaksi sosial, kolaborasi, dan spiritual. Kegiatan yang diberikan berupa tugas-tugas yang bermakna, bermanfaat dan menggali kebaikan setiap individu serta melibatkan peran orang tua dan masyarakat. Berikut adalah contoh alternatif kegiatan dalam tahapan ini.

Tabel 5 Alternatif Kegiatan MPLS

Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan Luring Daring Mengisi jurnal kegiatan

“perbuatan baik” sepanjang hari (spiritual, bakat minat, tata kram dan sopan santun)

Jurnal yang diprint oleh panitia kemudian setiap harinya peserta didik mengisi jurnal tersebut setiap kali mereka melakukan kebaikan, seperti: membantu orang tua, sholat berjamaan, membantu tetangga, menjenguk orang sakit, dan lain-lain

Jurnal dapat berupa google form yang diisi setiap harinya oleh peserta didik kemudian panitia merekap

kegiatan kebaikan yang dilakukan oleh pserta didik.

Memberikan tugas-tugas individu seperti membuat rangkuman materi, membuat poster praktik baik di rumah, membuat protofolio tugas, membuat video atau vlog dan lain-lainnya sesuai tugas dari panitia MPLS masing-masing sekolah

Kegiatan dapat dilakukan menggunakan kertas atau buku catatan kemudian dikumpulkan ke sekolah

Tugas dapat dikumpulkan pada kantong tugas atau Learning management system yang telah dibuat misalnya google

classroom pleton 1. Tugas pleton (kelompok) berupa

diskusi memecahkan masalah global seperti Covid-19, membuat inagurasi

pertunjukan pentas pleton secara virtual

Panitia dapat memberikan alternatif kegiatan serupa namun kolaborasi

dilakukan antar peserta didik dengan keluarganya misalnya orang tua atau kerabatnya.

Membuat video inagurasi Bersama melalui aplikasi daring seperti Tiktok,

melakukan diskusi Bersama di grup untuk menentukan kegiata berkelompok yang dapat dilakukan secara virtual Seluruh alternatif kegiatan MPLS tersebut ditekankan pada aktivitas-aktivitas berbuat kebaikan dan menggali potensi diri dari rumah. Di akhir kegiatan MPLS akan dicari peserta MPLS terbaik selama kegiatan berlangsung dan akan diberikan penghargaan. Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria kelulusan MPLS, sekolah akan berkoordinasi dengan orang tua dan menetapkan mekanisme pelaksanaan MPLS ulang (remedial). Tahap terakhir adalah kegiatan evaluasi kegiatan baik dari peserta didik maupun orang tua untuk bahan pertimbangan regulasi atau kebijakan MPLS yang lebih baik. Peran serta orang tua sangat besar dalam proses MPLS dari rumah. Orang tua menjadi fasilitator, pembimbing, pengontrol, pendamping sekaligus pengawas setiap aktivitas peserta didik. Orang tua menjadi mitra yang penting bagi sekolah untuk keberhasilan MPLS baik secara luring atau daring. Orang tua juga menjadi orang pertama yang memastikan kondisi kesehatan anak-anaknya sehingga dapat mengikuti kegiatan MPLS dengan

(26)

baik. Dengan demikian, inti dari seluruh kegiatan MPLS adalah kesehatan dan penghargaan.

BAB VIII

PROTOKOL KESEHATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

SELAMA MASA COVID-19

A. Protokol Kesehatan Umum:

1. Skrining kesehatan bagi guru, tenaga kependidikan dan peserta didik untuk memastikan kondisi kesehatannya tidak berpotensi untuk menularkan atau tertular Covid-19;

2. Skrining zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan dan peserta didik untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan Covid-19;

3. Menyiapkan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan standar protokol kesehatan Covid19;

4. Menyiapkan media sosialisasi dan edukasi pencegahan Covid-19 untuk warga sekolah;

5. Pengaturan peserta didik belajar di sekolah dan belajar dari rumah secara bergantian untuk menghindari kerumunan;

6. Pengaturan jarak dengan prinsip social distancing dan physical distancing; 7. Koordinasi intensif dengan fasilitas kesehatan terdekat;

8. Mengajak warga sekolah untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat; 9. Mengajak warga sekolah untuk senantiasa berdo’a dan mendekatkan diri pada

Tuhan Yang Maha Esa.

B. Protokol Kesehatan Sarana dan Prasarana:

1. Sosialisasi pencegahan covid-19 melalui spanduk/x-banner yang dipasang di depan sekolah dan tempat-tempat umum di lingkungan sekolah;

2. Menyediakan alat pengukur suhu (thermo gun) untuk melakukan proses skrining kesehatan sebelum memasuki lingkungan sekolah;

3. Menyediakan wastafel/tempat cuci tangan, lengkap dengan sabun di depan ruang kelas masing-masing dan ditempat-tempat strategis lainnya sesuai kebutuhan;

4. Menyediakan disinfektan untuk membersihkan sarana sekolah, laboratorium, ruang ibadah secara periodik;

5. Menyediakan masker cadangan (untuk pengganti bagi seluruh warga sekolah yang membutuhkan);

6. Optimalisasi fungsi UKS (Unit Kesehatan Sekolah) beserta perlengkapannya; 7. Mengatur jarak bangku di dalam kelas, dengan jarak minimal 1,5 meter antara

peserta didik;

8. Meniadakan peralatan ibadah yang digunakan secara umum/Bersama;

9. Melakukan penyemprotan disinfektan terhadap sarana dan prasarana sekolah setelah penggunaan bersama.

(27)

Gambar contoh pengaturan ruang kelas

C. Protokol Kesehatan Berangkat Dari Rumah Menuju Ke Sekolah:

1. Sebelum berangkat ke sekolah, orang tua memastikan bahwa peserta didik dalam kondisi sehat (suhu badan normal, tidak batuk, pilek, gangguan kulit, mata, muntah, diare, tidak selera makan atau keluhan lain);

2. Hal ini berlaku pula bagi Guru dan Tenaga Kependidikan; 3. Membawa bekal makanan dan minuman dari rumah; 4. Pakaian yang dikenakan dalam kondisi bersih;

5. Mengenakan Masker;

6. Jika menggunakan kendaraan umum/antar jemput roda 4, tetap menerapkan prinsip jaga jarak, dan tidak menggunakan kendaraan umum roda 2 (ojek); 7. Jika menggunakan roda 2 milik pribadi atau keluarga dan berboncengan harus

dalam satu keluarga (satu Kartu Keluarga);

8. Dari rumah langsung menuju ke sekolah (tidak mampir-mampir);

9. Sampai di sekolah dilaksanakan pemeriksaan oleh pihak sekolah mulai suhu tubuh, kelengkapan masker dan dilanjutkan dengan cuci tangan atau pemakaian hand sanitizer;

10. Pengantar dan penjemput berhenti di lokasi yang ditentukan dan di luar sekolah, serta dilarang menunggu atau berkerumun selama mengantar atau menjemput.

D. Protokol Kesehatan Untuk Peserta didik Selama di Sekolah: 1. Selalu mengenakan masker;

2. Selalu menjaga jarak, tidak berkerumun dan tidak saling bersentuhan;

3. Membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah memegang sesuatu;

4. Melaporkan kepada guru/tenaga kependidikan jika merasa sakit atau tidak enak badan;

5. Mengurangi aktivitas di luar kegiatan pembelajaran dan pembelajaran di luar kelas;

6. Menghindari aktifitas olah raga yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung;

(28)

Gambar

Tabel 1 Kebutuhan Dasar Peserta Didik di Sekolah
Tabel 2 Skenario Kegiatan MPLS Luring dan Daring
Tabel 3 Alternatif Kegiatan MPLS
Tabel 4 Alternatif Kegiatan MPLS
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kajian ini, penggunaan strategi pembelajaran dalam kalangan pelajar prasiswazah diukur berdasarkan penggunaan sembilan dimensi strategi pembelajaran, iaitu ulangan,

Terdapat beberapa manfaat dari merek yang kuat yaitu, dapat membangun loyalitas dan loyalitas akan mendorong bisnis berulang kembali, merek yang kuat memungkinkan tercapainya

Dalam energi nuklir, ancaman yang diperoleh seperti terorisme, belum ada solusi untuk limbah dan biaya listrik yang mahal karena pendanaan ditanggung oleh pemerintah

Penyakit diare di Desa Penyarang mayoritas dialami oleh bayi dengan gizi yang baik, dari hal ini bisa disimpulkan bahwa bukan keadaan gizi yang mempengaruhi

Leukemia, berasal dari bahasa Yunani, leukos yang berarti putih dan haima yang berarti darah, adalah kanker darah ataupun bone marrow yang ditandai

Untuk melindungi hak ekonomi pencipta atau pemegang hak cipta menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, maka orang lain yang tanpa izin pencipta

Dari hasil penilitian yang dilakukan dengan perhitungan statistik menggunakan SPSS 20.0 for windows, maka simpulan penelitian ini akan menjawab hipotesis yang

Tujuan dari laporan kasus ini adalah menginformasikan dan menjelaskan mengenai prosedur kerja, hasil klinis dan radiografis, serta kaitan estetik kedokteran gigi dan resesi