• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI YAYASAN YOSEPH FREINADEMETZ SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI YAYASAN YOSEPH FREINADEMETZ SURABAYA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP

KINERJA KARYAWAN DI YAYASAN YOSEPH FREINADEMETZ SURABAYA

Chrisinta Eka Putri chrisinta_ekaputri@yahoo.co.id

Soedjono

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

The purpose of this research is to test and to find out the influence of leaderships, motivation, and good environment partially or simultaneously to the employees’ performance at Yoseph Freinadametz Foundation of Surabaya.The multiple regressions analysis technique is applied in this research as the analysis technique in order to calculate the amount of regression coefficient to describe the strength of influence of leaderships, motivation, and environment either simultaneous or partial to the employees’ performance at Yoseph Freinadametz Foundation of Surabaya.The result of simultaneous test indicates that variables i.e.: leaderships, motivation and environment have significant influence to the employees’ performance at Yoseph Freinadametz Foundation of Surabaya. While the partial result of the research indicates that independent variables which consist of leaderships, motivation and environment each of them has significant influence to the employees’ performance at Yoseph Freinadametz Foundation of Surabaya. It can be concluded from the result of statistic test that variable which has dominant influence is motivation.

Keywords: leaderships, motivation, environment, employees’ performance

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi berganda guna menghitung besarnya koefisien regresi guna menunjukkan besarnya pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan variabel kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya adalah Signifikan. Sedangkan hasil secara parsial menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari kepemimpinan, motivasi, lingkungan, masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. Dari uji statistik yang dilakukan juga dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan adalah motivasi.

Kata kunci: kepemimpinan, motivasi, lingkungan, kinerja karyawan

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi saat ini, tidak mudah bagi suatu organisasi atau lembaga dapat memepertahankan karyawan dengan tingkat kepuasan dan kinerja yang optimal. Perlu banyak strategi agar karyawan mau tetap bekerja dengan loyal dalam suatu organisasi atau lembaga dan solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi, yang menjadi beban mental bagi karyawan itu sendiri. Peran pemimpin yang bijaksana dan berkompeten dibidangnya sangat dibutuhkan agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman, aman dan sejahtera sesuai dengan yang diharapkan para karyawan. Dalam hal ini perusahaan juga dirasa perlu memilih dan menyeleksi karyawan yang bertugas dibidang pengelolaan sumber daya manusia atau biasa disebut dengan bagian HRD (Human Resource Development), bagian ini harus dapat memfokuskan dalam memenuhi kebutuhan para karyawan agar dapat meningkatkan kinerjanya, hal tersebut dapat menciptakan kondisi umpan balik yang

(2)

seimbang antara kontribusi yang diberikan karyawan untuk organisasi dan kontribusi yang diberikan organisasi untuk karyawannya.

Yayasan Yoseph Freinademetz merupakan suatu organisasi atau lembaga dibidang pendidikan. Yayasan ini mengelola sekolah-sekolah SMP, SMA dan SMK. Melalui yayasan ini sekolah dapat tetap berdiri dan mengembangkan ilmu pendidikan bagi para pelajar yang mana pendidikan harus terus ditingkatkan agar sumber daya manusia yang dihasilkan menjadi pribadi yang unggul, berkompeten dan dapat bersaing dengan dunia luar dalam mencapai dan meningkatkan intelegensi suatu bangsa. Dalam suatu lembaga sekolah juga perlu adanya karyawan yang dapat membantu jalannya kegiatan disetiap unit untuk mengatur data, mengatur keuangan atau penggajian, dan menjalankan teknologi informasi yang digunakan.

Seluruh karyawan ini harus diperhatikan dalam segi kebutuhan materiil dan non materiil, fisik maupun psikis. Mengelola sumber daya manusia atau yang disebut karyawan tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena semakin berkembangnya teknologi dan kemajuan jaman maka mereka memilih untuk dapat bekerja yang mereka rasa dapat memberikan kenyamanan dan umpan balik yang sesuai dengan apa yang sudah mereka lakukan untuk organisasi atau lembaga. Itu sudah merupakan hal yang tepat, demi menjunjung tinggi hak-hak manusia sebagai karyawan atau pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan, tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan, dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.

Perubahan itu sendiri perlu mendapat dukungan dari pihak manajemen organisasi sebagai langkah awal untuk melakukan suatu peningkatan kinerja, disini pemimpin harus dapat membina, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan para karyawan agar dapat bekerjasama mewujudkan tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Tidak hanya itu saja tetapi pemimpin harus dapat memotivasi karyawannya. Motivasi merupakan dorongan yang menjadi sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu pekerjaan, apabila kita tidak mempunyai motivasi atau termotivasi karena suatu hal, maka kita sulit sekali untuk mengawali terlebih menjalankan suatu pekerjaan dengan tanggungjawab. Selain itu kualitas lingkungan kerja juga merupakan tuntutan karyawan untuk melakukan pekerjaannya, karyawan merasa bahwa dengan adanya lingkungan kerja yang sehat baik secara fisik atau psikis maka karyawan akan merasa nyaman dalam melakukan tugasnya. Lingkungan yang sehat dapat memicu karyawan untuk melakukan dan menghasilkan hal-hal yang positif, serta mampu memberikan dampak yang baik dalam proses berinteraksi. Adanya perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan perusahaan baik internal atau eksternal perlu diamati dan dianalisis dengan seksama agar perubahan-perubahan tersebut dapat memberikan keuntungan bagi organisasi atau lembaga.

Untuk itu perlu diadakan penelitian mengenai variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan dengan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Diharapkan organisasi atau perusahaan dapat mengetahui dan mengantisipasi secara jelas tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan karyawan, sehingga perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.

Atas dasar permasalahan di atas, maka diadakan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Terhadap Kinerja Karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Apakah Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. (2) Apakah Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Karyawan di Yayasan

(3)

Yoseph Freinademetz Surabaya . (3) Diantara Kepemimpinan, Motiivasi, dan Lingkungan manakan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya, untuk mengetahui pengaruh secara parsial Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya, untuk mengetahui diantara Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Kepemimpinan

Terry (dalam Sutrisno, 2010 : 215) menganggap kepemimpinan sebagai kegiatan untuk memengaruhi orang agar bekerja dengan rela untuk mencapai tujuan bersama. Secara luas kepemimpinan diartikan sebagai usaha yang terorganisasi untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia, materiil, dan finansial guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (a)Fungsi Pemimpin Dalam Organisasi , Terry (dalam Sutrisno) pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengelola atau mengatur organisasi secara efektif dan mampu melaksanakan kepemimpinan secara efektif pula. Untuk itu pemimpin harus betul-betul dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin. Adapun fungsi pemimpin dalam organisasi adalah sebagai berikut (1)Perencanaan, (2)Pengorganisasian, (3)Penggerakkan, (4)Pengendalian. (b)Peran Pemimpin Dalam Organisasi, menurut Sutrisno (2010:219) peranan pemimpin dalam suatu organisasi sangatlah penting, tidak hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan, akan tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak di luar organisasi yang kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi mencapai tujuannya. Adapun peran tersebut dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, antara lain: (1) Peran yang bersifat Interpersonal, (2)Peran yang bersifat Informasional,(3)Peranan Pengambilan Keputusan. (c) Gaya Kepemimpinan, menurut Sutrisno (2010:222) adapun gaya kepemimpinan yang ada, yaitu : (1) Gaya persuasif, yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaan, pikiran, atau dengan kata lain dengan melakukan ajakan atau bujukan. (2) Gaya refresif, yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan, ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa ketakutan. (3) Gaya partisipasif, yaitu gaya kepemimpinan di mana memberikan kesempatan kepada bawahan secara aktif baik mental, spiritual, fisik maupun meteriil dalam kiprahnya di organisasi. (4) Gaya inovatif, yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan usaha-usaha pembaharuan di dalam segala bidang. (5) Gaya investigatif, yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan rasa penuh kecurigaan terhadap bawahannya sehingga menimbulkan kreativitas, dan inovasi bawahan. (6) Gaya inspektif, yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler,kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan atau pemimpin yang senang apabila dihormati. (7) Gaya motivatif, yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai ide-idenya, program-program dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan baik. (8) Gaya naratif, yaitu pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuaikan dengan apa yang ia kerjakan, dengan kata lain banyak bicara sedikit bekerja. (9) Gaya edukatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada bawahan, sehingga bawahan memiliki wawasan dan pengelaman.

(4)

Motivasi

Sutrisno (2010:109) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. (a) Ciri-Ciri Motif Sutrisno (2010:114) menyatakan bahwa motif adalah daya yang timbul dari dalam diri orang yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Adapun ciri-ciri motif individu antara lain : (1) Motif adalah majemuk, (2) Motif dapat berubah-ubah, (3) Motif berbeda-beda bagi individu, (4) Beberapa motif tidak disadari oleh individu. (b) Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi, motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas : (1) Faktor Intern, faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain : (a) Keinginan untuk dapat hidup, (b) Keinginan untuk dapat memiliki, (c) Keinginan untuk memperoleh penghargaan, (d) Keinginan untuk memperoleh pengakuan, (e) Keinginan untuk berkuasa. (2) Faktor Ekstern, faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain : (a) Kondisi lingkungan kerja, (b) Kompensasi yang memadai, (c) Supervisi yang baik, (d) Adanya jaminan pekerjaan, (e) Status dan tanggung jawab, (f) Peraturan yang fleksibel. (c) Teori - Teori Motivasi salah satunya adalah Teori Hierarki Kebutuhan , teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow yang mengemukakan bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang munculnya sangat bergantung pada kepentingannya secara individu. Untuk itu Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan, sehingga teori motivasi ini disebut sebagai “the five hierarchy need”. Adapun kelima tingkatan kebutuhan tersebut antara lain : (1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological need), (2) Kebutuhan Rasa Aman (Safety need), (3) Kebutuhan Sosial (Social need), (4) Kebutuhan Harga Diri (Esteem need), (5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for self actualization.

Lingkungan

Sedarmayanti (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong karyawan bekerja secara maksimal untuk kemajuan suatu organisasi atau lembaga. Kondisi lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya baik secara langsung maupun tidak langsung dan dapat mepengaruhi optimalisasi hasil yang dicapai. (a) Jenis lingkungan kerja, menurut sedarmayanti (2001:21) secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu : (1) Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. (2) Lingkungan kerja non fisik, lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan sesame rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. (b) Faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas karyawan adalah lingkungan kerja.

Meskipun faktor tersebut sangatlah penting dan besar pengaruhnya, tetapi masih banyak perusahaan-perusahaan yang kurang memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja dapat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan. Sehingga setiap perusahaan yang ada harus mengusahakan agar faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja dapat diusahakan sedemikian rupa sehingga nantinya pengaruh yang

(5)

positif bagi perusahaan. Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : (1) Penerangan/cahaya di tempat kerja, cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.(2) Temperatur di tempat kerja, tingkat temperatur akan memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup. (3) Kelembaban di tempat kerja, kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. (4) Sirkulasi udara di tempat kerja, dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja. (5) Kebisingan di tempat kerja, karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat, (6) Keamanan di tempat kerja, salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

Kinerja

Mangkunegara (2000 : 67) kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (a) Faktor yang mempengaruhi kinerja, mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain : (1) Faktor kemampuan, secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. (2) Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. (b) Penilaian kinerja. Sikula dalam Mangkunegara, (2000: 10) mengemukakan bahwa penilaian kinerja pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian kinerja pegawai memiliki beberapa sasaran seperti yang dikemukakan Sunyoto dalam Mangkunegara, (2000: 11) yaitu: (1) Membuat analisis kerangka dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi. (2) Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. (3) Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan bahan baku yang harus dicapai, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan. (4) Menentukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan kalau berdasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinan itu untuk menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system) dan sistem promosi lainnya, seperti imbalan yaitu reward system recommendation. (c) Evaluasi kinerja, evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Sunyoto dalam Mangkunegara, (2000:

(6)

10) adalah: (1) Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja. (2) Mencatat dan mengakui hasil kerja seseorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu. (3) Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang. (4) Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya. (5) Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

Pengembangan Hipotesis

1. Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

2. Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

3. Motivasi mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

Pengertian Koefisien Korelasi Simultan (Uji F), analisis Koefisien Korelasi Simultan (Uji F) adalah uji statatistik yang digunakan untuk membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara bersama – sama terhadap variabel terikat. Menentukan hipotesis kerja (Hi) dan hipotesis penyangga (Ho), yaitu :

H0 : bi = 0 artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat

Hi : bi ≠ 0 artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Analisis Koefisien Determinasi Simultan (Uji R2), pengertian analisis koefisien determinasi simultan (Uji R2), analisis koefisien determinasi simultan merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama – sama terhadap variabel terikat.

Analisis Koefisien Korelasi Parsial (Uji t), pengertian Koefisien Korelasi Parsial (Uji t), uji statistik yang digunakan untuk membuktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Menentukan hipotesis kerja (Hi) dan hipotesis penyanggah (Ho), yaitu

H0 : bi = 0 artinya tidak ada hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat

Hi : bi ≠ 0 artinya ada hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat

Analisis Koefisien Determinasi Parsial ( Uji r2), pengertian Koefisien Determinasi Parsial (Uji r2) adalah alat ukur untuk melihat besarnya pengaruh antara masing – masing varibael bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan pegawai yang ada pada Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. Untuk pemilihan sampelnya menggunakan random sampling yaitu metode pemilihan sampel secara acak, tanpa memperhatikan strata

(7)

yang ada dalam populasi itu, dimana setiap karyawan di bagian apapun mempunyai kesempatan yang sama menjadi sampel.

Adapun dasar dalam pengambilan sampel dengan ukuran sampel minimal adalah 4 x 20 = 80 karyawan, yang terdiri dari guru dan pegawai. Untuk mengantisipasi distorsi pada data hasil penelitian, maka responden ditambah 10% dari hasil total sampel yang ada, hasil kalkulasi tersebut yaitu 80 + (10% x 80) = 88 karyawan. Maka dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 88 responden.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyusun pertanyaan secara terperinci yang berkaitan dengan penulisan skripsi untuk nantinya dibagikan kepada responden yang telah ditetapkan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup, reponden tinggal menjawab sesuai dengan pilihan jawaban yang telah disediakan. Penulis kuesioner harus memutuskan apakah memasukkan titik tengah atau tidak sesuai dengan pernyataan yang diberikan kepada responden. Meskipun penggunaan respon kategori tengah tidak mempengaruhi reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini, namun direkomendasikan bahwa penilaian . pengembang kuesioner untuk memasukkan alternatif tengah. Ahli lain bahwa menyediakan kategori tengah memungkinkan responden untuk menunjukkan respon yang netral dan lebih diskriminatif dalam respon mereka, membuat nilai skala yang lebih handal dan skala yang lebih disukai oleh responden .

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:

Pilihan skala :

a = Sangat Baik, Bobot Nilai 5 b = Baik , Bobot Nilai 4 c = Netral , Bobot Nilai 3 d = Kurang Baik, Bobot Nilai 2

e = Sangat Kurang Baik, Bobot Nilai 1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen

1. Kepemimpinan (X1)

Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mengarahkan dan memengaruhi orang lain agar mau melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Indikator variabel kepemimpinan adalah : a. X1.1 Fungsi Pemimpin

b. X1.2 Peran Pemimpin c. X1.3 Gaya Kepemimpinan d. X1.4 Model Kepemimpinan 2. Motivasi (X2)

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

(8)

Indikator variabel motivasi adalah :

a. X2.1 Physiological need (kebutuhan makan, minum, tempat tinggal, seks, dan istirahat) b. X2.2 Safety need (Asuransi, Tunjangan kesehatan, Tunjangan pensiun)

c. X2.3 Social need (kasih sayang, rasa memiliki, diterima dengan baik dalam kelompok, dan persahabatan)

d. X2.4 Esteem need (harga diri, otonomi dan prestasi, dan faktor dari luar misalnya status, pengakuan, dan perhatian)

e. X2.5 Need for self actualization (pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri)

3. Lingkungan Kerja (X3)

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Indikator variabel lingkungan adalah : a. X3.1 Keamanan

b. X3.2 Tata Ruang dan Sirkulasi udara c. X3.3 Kebersihan

d. X3.4 Fasilitas e. X3.5 Penerangan

f. X3.6 Hubungan kerja ( rekan kerja, pimpinan)

Variabel Dependen Kinerja

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya, yaitu :

Kinerja (Y)

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

Indikator variabel Kinerja adalah Y1 Loyalitas Karyawan Y2 Komitmen Karyawan

Pengujian Hipotesis Teknik Analisis Data

Metode Kuantitatif adalah analisis data yang menggunakan model matematik. Dalam penelitian ini metode yang digunakan sebagai berikut :

a.(1) Uji Validitas dan Realibilitas

Uji Validitas menurut Ghozali (2006:45) bahwa untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

) )( ( x2 y 2 xy r ∑ ∑ ∑ = (2) Uji Realibilitas

Uji reliabilitas adalah uji untuk memastikan apakah kuesioner penelitian yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel atau tidak. Kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner tersebut dilakukan

(9)

pengukuran berulang, akan medapatkan hasil yang sama. Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Rumus statistik yang digunakan adalah :

Cronbach Alpha (α) :

dimana :

K = Jumlah item ∑S2i = Jumlah varian

S2i = Varian respon untuk item ke i b. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y). Persamaannya sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Sumber : Sugiyono (2007:221) dimana :

Y = Kinerja Karyawan (Variabel terikat) A = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi Variabel untuk X1 b2 = Koefisien Regresi Variabel untuk X2 b3 = Koefisien Regresi Variabel untuk X3 X1 = Kepemimpinan (Variabel bebas) X2 = Motivasi (Variabel bebas) X3 = Lingkungan (Variabel bebas) e = Standard Error

c. Analisis Koefisien Korelasi Simultan (Uji F)

) 1 /( ) 1 ( / 2 2 − − − = k n R k R F dimana :

R2 = Koefisien Determinasi Berganda K = Jumlah Variabel bebas

N = Jumlah Anggota Sampel

d. Analisis Koefisien Determinasi Simultan (Uji R2)

JK (Reg) = b1X1Y + b2X2Y + ...+b5X5Y e.Analisis Koefisien Korelasi Parsial (Uji t)

dimana :

t = Test uji signifikan r = Korelasi

n = Jumlah responden

f.Analisis Koefisien Determinasi Parsial ( Uji r2) ((ry1-23...(k-1) – ryk-23...(k-1))((r1k-23...(k-1))2 r2y1-23...k

(10)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif

Menurut Santoso (2000 : 277) Dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut :

a.

Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut valid.

b.

Jika r hasil negatif, dan r hasil < r tabel maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut tidak valid

Hasil uji validitas data sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1

Hasil Analisis Uji Validitas Variabel Indikator Corrected

Item-total Correlation

( R hitung )

rtabel Keterangan

Kepemimpinan Fungsi pimpinan 0,636

0,212

Valid

Peran pimpinan 0,585 Valid

Gaya pimpinan 0,503 Valid

Model pimpinan 0,415 Valid

Motivasi Physiological need 0,627 Valid

Safety need 0,669 Valid

Social need 0,582 Valid

Esteem need 0,670 Valid

Need for self actualization 0,492 Valid

Lingkungan Keamanan 0,636 Valid

Tata ruang dan sikulasi udara 0,585 Valid

Kebersihan ruangan 0,503 Valid

Fasilitas 0,263 Valid

Pencahayaan pada ruangan 0,238 Valid

Hubungan kerja 0,669 Valid

Kinerja Sikap loyalitas 0,257 Valid

Komitmen karyawan 0,316 Valid

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan mengenai dari seluruh variabel 17 item, mempunyai nilai r hasil > dari r tabel, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang berjumlah 17 item tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

Uji Asumsi Klasik

Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh biasa.

Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu

Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 20.0. diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut :

(11)

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.

Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik

a. Pendekatan Kolmogorov Smirnov

Menurut Santoso, (2000 : 214) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai beikut :

1)

Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal

2)

Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu komputer yang

menggunakan Program SPSS. 20.0. diperoleh hasil :

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 88

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation .96304720 Most Extreme Differences Absolute .117 Positive .087 Negative -.117 Kolmogorov-Smirnov Z 1.096

Asymp. Sig. (2-tailed) .181

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp \sig (s-tailed) sebesar 0,181 > 0,050, hal ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam penelitian.

b. Pendekatan Grafik 2. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (Ghozali, 2006 : 61).

Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan. (Gujarati , 1999 : 201).

3. Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

(12)

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas Menurut Santoso, (2000 : 206) deteksi tidak adanya Multikolinieritas adalah

a.

Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10

b.

Mempunyai angka tolerance mendekati 1.

Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 20.0. diperoleh hasil :

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Variance

Influence Factor (VIF)

Keterangan

Kepemimpinan 1.152 Bebas Multikolinieritas

Motivasi 1.211 Bebas Multikolinieritas

Lingkungan 1.061 Bebas Multikolinieritas

Sumber : Lampiran diolah

Berdasarkan pada tabel. di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Variance Influence Factor (VIF) pada seluruh variabel baik kepemimpinan, motivasi dan lingkunganlebih kecil dari 10, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

4. Heteroskedastisitas

Pendeteksian adanya heterokedaktisitas menurut Santoso (2000 : 210), jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu kepemimpinan, motivasi dan lingkungani terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya secara linier.

Dalam analisa regresi ini menggunakan software komputer program SPSS 20.0 dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Uji Regression Coefficientsa Model Unstandardize d Coefficients Standa rdized Coeffic ients

t Sig. Correlations Collinearity

Statistics B Std. Error Beta Zer o-orde r Part ial Part Tole ranc e VIF 1 (Constant) 3.089 1.596 1.936 .056 Kepemimpin an .104 .071 .160 1.469 .146 .253 .158 .149 .868 1.152 Motivasi .061 .026 .259 2.319 .023 .278 .245 .236 .826 1.211 Lingkungan .084 .052 .170 1.619 .109 .114 .174 .165 .942 1.061

(13)

Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: Y = 3,089 + 0,104X1 + 0,061X2 + 0,084X3

Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta ( a ) = 3,089, menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri dari kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan = 0, maka kinerja karyawan akan sebesar 3,089.

2. Koefisien Regresi Kepemimpinan (b1) = 0,104, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara kepemimpinan dan kinerja. Dengan kata lain jika strategi kepemimpinan naik 1 satuan maka kinerja karyawan akan naik sebesar 0,104 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

3. Koefisien Regresi Motivasi (b2) = 0,061, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara motivasi dan kinerja. Dengan kata lain jika motivasi naik 1 satuan maka kinerja karyawan akan naik sebesar 0,061 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

4. Koefisien Regresi Lingkungan (b3) = 0,084, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara lingkungan dan kinerja. Dengan kata lain jika lingkungan naik 1 satuan maka kinerja karyawan akan naik sebesar 0,084 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

Uji Hipotesis

Pengujian Secara Simultan melalui 2 (dua) cara yaitu : 1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara bersama-sama terhadap kinerja karywan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

Tabel 5

Hasil Perolehan Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .535a .287 .261 .98009

a. Predictors: (Constant), Lingkungan, Motivasi, Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kinerja

Melihat hasil output SPSS 20.0 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,287 atau 28,7% yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya adalah rendah. Sedangkan sisanya (100 % - 28,7% = 71,3%) dipengaruhi oleh faktor lainnya. Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,535 atau 53,5 % yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya memiliki hubungan yang erat.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

(14)

a. Jika F hitung ≤ F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

b. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. Hasil analisa dengan software SPSS 20.0. sebagai berikut:

Tabel 6 Hasil perolehan Uji F

ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 32.402 3 10.801 11.244 .000b Residual 80.689 84 .961 Total 113.091 87

a. Dependent Variable: Kinerja

b. Predictors: (Constant), Lingkungan, Motivasi, Kepemimpinan

Dari hasil output didapat Fhitung sebesar 11,244 jauh diatas Ftabel (df = 3;84) sebesar 2,713 pada tingkat signifikan 0,000. Maka pengaruh variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya adalah signifikan.

Pengujian Secara Partial melalui 2 (dua) cara yaitu : 1. Uji t

Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabel dependen. Dengan kriteria pengujian:

a. Jika -t tabel ≤ t hit ≤ t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

b. Jika -t hit < -t tab atau t hit > t tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel kepemimpinan, motivasi dan lingkungan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

Hasil pengujian uji t dari masing-masing kepemimpinan, motivasi dan lingkungan melalui program SPSS 20.0

Tabel 7

Hasil Perolehan t hitung dan Tingkat Signifikan

Variabel t hitung t tabel Sig Keterangan

Kepemimpinan 2,426

1,989

0,017 Signifikan

Motivasi 2,953 0.04 Signifikan

Lingkungan 2,776 0,07 Signifikan

Sumber Data : Diolah dari output SPSS 20.0

Dari hasil output dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji Parsial Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja

Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 20.0 diperoleh thitung untuk kepemimpinan sebesar 2,426 lebih

(15)

besar dari ttabel ( df = 84; α / 2 ) = 2,1 dengan sig. = 0,017 (lebih kecil dari α=0,050).Dengan demikian pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya secara parsial adalah signifikan.

b. Uji Parsial Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja

Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 20.0 diperoleh thitung untuk Motivasi sebesar 2,953 lebih besar dari ttabel ( df = 84; α / 2 ) = 1,989dengan sig. = 0,04 (lebih kecil dari α=0,050). Dengan demikian pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya secara parsial adalah signifikan.

c. Uji Parsial Pengaruh Lingkungan terhadap Kinerja

Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 20.0 diperoleh thitung untuk lingkungan sebesar 2,776 lebih besar dari ttabel ( df = 84; α / 2 ) = 1,989 dengan sig. = 0,07 (lebih kecil dari α=0,050). Dengan demikian pengaruh lingkungan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya, secara parsial adalah signifikan.

2. Koefisien Determinasi Partial (r2)

Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari kepemimpinan, motivasi dan lingkungan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

Tabel 8

Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial

Variabel R r2 Keterangan

Kepemimpinan 0,158 0,0249 Rendah

Motivasi 0,245 0,0600 Rendah

Lingkungan 0,174 0,0302 Rendah

Sumber: Printout Analisis SPSS 20.0, diolah.

Dari korelasi parsial diatas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yang terdiri dari variabel kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan , memiliki tingkat korelasi pada rentang 0,200 – 0,399 yang menurut Sugiyono dapat dikatakan variabel bebas yang terdiri dari variabel kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan tersebut mempunyai korelasi yang rendah terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya.

Untuk lebih jelasnya tingkat korelasi dari masing-masing variabel bebas tersebut adalah sebagai berikut :

a. Koefisien determinasi parsial variabel Kepemimpinan = 0,0249 hal ini berarti sekitar 2,49 % yang menunjukkan besarnya kontribusi kepemimpinan terhadap kinerja di Yayasan Yoseph Freinadametz Surabaya dapat dikatakan sumbangan yang diberikan variabel tersebut rendah .

b. Koefisien determinasi parsial variabel Motivasi = 0,0600 hal ini berarti sekitar 6,0% yang menunjukkan besarnya kontribusi motivasi terhadap kinerja di Yayasan Yoseph Freinadametz Surabaya dapat dikatakan sumbangan yang diberikan variabel tersebut rendah .

c. Koefisien determinasi parsial variabel Lingkungan = 0,0302 hal ini berarti sekitar 3,02 % yang menunjukkan besarnya kontribusi lingkungan terhadap terhadap kinerja di Yayasan Yoseph Freinadametz Surabaya dapat dikatakan sumbangan yang diberikan variabel tersebut rendah.

(16)

Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan adalah motivasi karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil penilitian yang dilakukan dengan perhitungan statistik menggunakan SPSS 20.0 for windows, maka simpulan penelitian ini akan menjawab hipotesis yang telah diajukan sebagai berikut : (1) Hasil pengujian secara simultan menunjukkan variabel kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya adalah signifikan. Hal ini diindikasikan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh masih dibawah α = 5%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa naik turunnya kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya ditentukan oleh seberapa baik sumber daya manusia mengelola kondisi yang produktif dalam kepemimpinan, motivasi dan lingkungan keberadaan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. (2) Hasil pengujian nilai koefisien determinasi (R2) diperoleh sebesar 28.7 % yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya adalah rendah. (3) Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya. (4) Hasil pengujian koefisien determinasi parsial (r2) yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan adalah variabel motivasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial

( )

r

2 variabel motivasi sebesar 6,0 % lebih besar dari koefisien determinasi variabel kepemimpinan dan lingungan.

Saran

Berdasarkan keseluruhan pembahasan dan hasil analisis yang telah dilakukan maka saran yang diberikan kepada Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya adalah sebagai berikut : (1) Hendaknya pengurus Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya lebih meningkatkan variabel yang menyangkut masalah motivasi, dimana hal-hal yang menyangkut motivasi itu seperti : Kebutuhan Fisiologis (Physiological need), Kebutuhan Rasa Aman (Safety need), Kebutuhan Sosial (Social need) , Kebutuhan Harga Diri (Esteem need) , Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for self actualization). (2) Hendaknya pengurus Yayasan Yoseph Freinademetz Surabaya lebih meningkatkan juga variabel yang menyangkut masalah lingkungan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri, lingkungan kerja yang selalu bersih, sejuk dan rindang, tempat kerja yang memberikan rasa aman, tersedianya alat-alat kerja yang memadai, tersedianya ruang kerja yang mencukupi dan memadai serta lokasi yang jauh dari kebisingan, tempat kerja yang mempunyai penerangan yang cukup. Hal ini akan membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, I. 2006. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. Edisi Pertama. Universitas Diponegoro. Semarang.

Gujarati, D. 1999. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. UNDIP. Semarang. Mangkunegara, A. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

(17)

Sutrisno, E. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua. Kencana. Jakarta. Sedarmayanti. 2001. Pengertian Lingkungan Kerja. http:wordpress.com. Diakses tanggal 20 Januari 2013.

Santoso, S. 2000. SPSS Statistik Parametik. Edisi Pertama. PT.Elex Media. Jakarta. ●●●

Gambar

Tabel 2  Hasil Uji Normalitas
Tabel 6  Hasil perolehan Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dari hasil uji statistik yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan adalah nilai stabilitas dan marshall quotient pada prosentase penambahan serbuk karet ban

Design keseluruhan baik dari kemasan, warna dan label Produk Prima XP memiliki kemampuan baik dalam menjelaskan produk inti dari sebuah pelumas. 0 12 21 49

Lukisan Soedarsono ini menampilkan tidak hanya pendataran obyek dan figur, tetapi juga abstraksi latar menjadi bidang-bidang geometris yang berirama, meski memiliki

Kollektiivinen inhimillinen pääoma muodostuu yhteen kietoutuneista osista, jotka ovat tämän tutkimuksen mukaan yksilön inhimillinen pääoma, organisaation inhimillinen pääoma

Dalam tugas akhir ini, penelitian dilakukan di PT Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Mojokerto dengan metode wawancara, memanfaatkan data sekunder, dan metode studi

Seorang guru yang disupervisi melalui kunjungan kelas oleh Supervisor dengan menggunakan instrumen supervisi yang sesuai dengan standar proses pembelajaran

5 Ade Ilyas Mukmin L XII SMAN 2 Tasikmalaya Kota Tasikmalaya Jawa Barat 29,00 Emas MATEMATIKA 6 Tobi Moektijono L IX SMP Kolese Kanisius Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta 28,00

peta kompilasi daerah panas bumi Wapsalit (Gambar 8). 1) Prospek panas bumi daerah Wapsalit berada di lingkungan batuan metamorf derajat rendah. 2) Sumber Panas sistem panas