• Tidak ada hasil yang ditemukan

PATOFISIOLOGI DAN PATOLOGI KLINIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PATOFISIOLOGI DAN PATOLOGI KLINIK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PATOFISIOLOGI DAN PATOLOGI KLINIK

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UHAMKA

2021

(2)
(3)

Tujuan Pembelajaran

Memahami konsep umum penyakit (respon tubuh terhadap cedera,

respon tubuh secara imunologi, gangguan pertumbuhan dan

proliferasi sel).

(4)

BAHAN KAJIAN

Definisi sakit dan penyakit

Respon inflamasi dan Pemulihan setelah inflamasi

Respon imunologik

(5)

Referensi yang Bisa Digunakan

Buku Teks:

1.

Greene, R.J., Haris, N.D., and Goodyer, L.I., 2000, Pathology and

Therapeutics for Pharmacists : A Basic for Clinic Pharmacy, 2

nd

Ed., Pharm.

Press, London.

2.

Kaplan, A. and L.L. Szabo., Clinical Chemistry Interpretation and

Techniques, Lea and febiger, Philadelphia.

3.

Kumar, V., Cotran, R.S., and Robin, S.L., 1997, Basic Pathology, 6

th

Ed., W.B.

Sounders, Philadelphia.

4.

Price, S., Wilson, L., 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit, Edisi 6, EGC, Jakarta.

5.

Frizzell, Handbook of Pathophysiology (2001)

6.

Kumar, V., et.al., Robbins and Cotran Pathologic Basis Of Disease , 7

th

ed

(2005)

7.

Alldredge, et al., Koda Kimble, Applied Therapeutics, the Clinical Use of

Drugs (2013)

(6)

info@uhamka.ac.id

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

Definisi Sakit dan Penyakit

Sakit dan penyakit sudah dialami oleh manusia sejak manusia diciptakan.

Apa yang dimaksud dengan penyakit? Berikut definisi penyakit menurut

para ahli.

Sakit adalah kegagalan dari homeostasis tubuh (Lakhani et al, 2009).

Penyakit akan muncul jika fungsi tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya (Dilly,

2009).

Dari 2 definisi di atas, secara umum penyakit diartikan sebagai kondisi di

mana homeostasis tubuh terganggu dan fungsi dari sel/jaringan tubuh

tidak berjalan dengan baik.

Homeostasis adalah kondisi di mana lingkungan internal dalam tubuh manusia

terjaga dengan baik dan dalam kondisi steady state. Hal ini tidak berarti lingkungan

tubuh tidak dapat mengalami perubahan, hanya saja saat mengalami perubahan,

sistem internal tubuh dapat mengembalikannya pada kondisi semula.

(7)

info@uhamka.ac.id

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

Semua sistem organ kecuali sistem reproduksi, membantu menjaga

homeostasis tubuh. Misalnya, sistem pencernaan menjaga kestabilan

nutrisi tubuh, sistem eksresi membantu membuang zat-zat sisa yang sudah

tidak diperlukan oleh tubuh dan berperan dalam regulasi tekanan darah.

Untuk dapat menjaga homeostasis terhadap berbagai kondisi, tubuh lebih

dahulu harus dapat memonitor dan merasakan perubahan dalam

lingkungan internal tubuh. Selanjutnya, tubuh harus dapat

mengkompensasi atau mengatur perubahan tersebut supaya tidak

mengganggu homeostasis.

Homeostasis juga terjadi pada saat cedera sel yang dilakukan dengan

berbagai mekanisme kerja, yaitu respon inflamasi (peradangan), respon

imunologik, perubahan bentuk sel.

(8)

info@uhamka.ac.id

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

1. RESPON INFLAMASI/PERADANGAN

Inflamasi adalah respon yang kompleks yang melibatkan akumulasi fagosit

dan protein plasma di tempat yang mengalami radang. Respon ini

bertujuan untuk mengisolasi kemudian membunuh mikroba,

menghancurkan jaringan yang rusak, dan menstimulasi pembentukan

jaringan yang baru.

Ada 5 respon cedera.

Rubor: kemerahan à pelebaran pembuluh darah untuk membawa sel fagosit ke area

yang cedera.

Kalor à panas akibat meningkatnya alran darah di area yang cedera

Tumor à pembengkakan karena meningkatnya permeabilitas kapiler dan

penumpukan cairan.

Dolor à nyeri akibat dilepaskannya prostaglandin.

(9)

info@uhamka.ac.id

(10)

info@uhamka.ac.id

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

2. Pemulihan Sel dan Jaringan

Fase Inflamasi

• Biasanya dimulai dengan pembentukan bekuan darah untuk menghentikan pendarahan pada luka.

• Fagosit mulai melakukan infiltasi, netrofil diikuti oleh makrofag akan membantu menstimulasi pembentukan epitel yang baru di sekeliling luka dan membentuk pembuluh darah baru

(angiogenesis).

Fase Proliferasi

• Setelah 1-3 hari setelah luka, fibroblast menstimulus fibroblast activating factor dan menghasilkan kolagen yang dapat

memperbaiki luka. Epitel yang sudah distimulasi oleh makrofag juga akan berproliferasi, begitu juga dengan pembuluh darah yang baru (granulation tissue).

• Kolagen kemudian akan memperbaiki jaringan, kemudian kontraksi pada luka akan membuat luka perlahan mulai menutup setelah 1-2 minggu.

Pematangan dan

Remodeling

• Fase ini terjadi beberapa bulan setelah luka. Pada fase ini kolagen terus disintesis untuk menggantikan kolagen yang lama.

• Remodeling kolagen memperkuat jaringan yang baru dan biasanya meninggalkan bekas luka, terutama jika lukanya besar. Kolagen yang dihasilkan sangat banyak sehingga bisa menimbulkan bekas keloid.

(11)

info@uhamka.ac.id

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

(12)

info@uhamka.ac.id

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

3. Reaksi Imunologik Terhadap Cedera

Reaksi

Hipersensitivitas

Tipe 1

• Reaksi hipersensitivitas tipe 1 diperantarai oleh IgE. Contohnya: rhinitis alergi musiman (alergi serbuk bunga saat musim semi) dan asma. AlePada kasus yangrgi lain seperti alergi makanan dan obat juga termasuk ke hipersensitivitas tipe 1.

• lebih parah, bisa terjadi reaksi anafilaksis. Anafilaksis adalah suatu fenomena yang mengancam nyawa di mana terjadi penyempitan saluran bronkus akibat sel mast dan histamin.

Reaksi

Hipersensitivitas

Tipe 2

• Reaksi hipersensitivitas tipe 2 diperantarai oleh antibody IgG atau IgM yang berikatan dengan protein antigen di permukaan.

• Contohnya yaitu ketidakcocokan saat transfuse darah atau pada anak yang lahir dari ibu berbeda rhesus. Pada kasus ini biasanya terjadi lisis sel dan hancur.

Reaksi

Hipersensitivitas

Tipe 4

• Reaksi hipersensitivitas tipe 4 merupakan reaksi delay yang dimediasi oleh sel limfosit T dan tidak melibatkan antibody.

• Contohnya adalah alergi kontak (alergi lateks), alergi obat, reaksi tuberculin test, dan alergi debu/bulu hewan.

Reaksi

Hipersensitivitas

Tipe 3

• Reaksi hipersensitivitas tipe 3 merupakan reaksi yang terjadi saat kompleks antigen antibody mengendap kemudian masuk pembuluh darah dan ke ginjal sehingga menyumbat di sana.

(13)

info@uhamka.ac.id

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

Gangguan Proliferasi Sel

Sel normal akan berproliferasi dalam waktu tertentu dengan jumlah sel yang normal.

Pada kasus gangguan pertumbuhan sel, proliferasi sel terjadi secara massif dan

mengganggu jaringan yang ada di sekitarnya. Hal ini disebut dengan neoplasma.

Neoplasma yang sudah ganas (malignant) akan menghasilkan growth factor yang dapat

membentuk pembuluh darah yang baru (angiogenesis) untuk mensupport pertumbuhan

sel baru dengan cepat.

Ada beberapa istilah di dalam neoplasma, yaitu sebagai berikut.

• Tumor atau neoplasm: pertumbuhan jaringan di mana pertumbuhannya sangat cepat jika dibandingkan dengan sel yang normal. Umumnya bisa dipisahkan dari jaringan tubuh, ukurannya tidak bertambah dari waktu ke waktu, dan efeknya tidak sistemik.

• Benign neoplasma: sel tumor terlokalisasi dalam satu tempat dan biasanya tidak ganas, missal pembesaran kelenjar prostat. Tumor ini tidak berbahaya kecuali mengenai organ-organ vital. Tumor ini bisa dipisahkan dari tubuh.

• Malignant neoplasma: tumor sudah bermetastase atau merusak sel kemudian menyebar ke area lain tubuh. Tumor ini akan menyebabkan kematian jika tidak diobati. Tumor ini susah dipisahkan dari tubuh dan menimbulkan efek yang sistemik.

(14)

info@uhamka.ac.id

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

Metastase/metastasize adalah kemampuan tumor untuk menyebar ke

organ lain dalam tubuh dan menimbulkan tumor yang kedua. Misalnya,

tumor/kanker payudara kanan bisa menyebar ke payudara kiri.

Tumor disebabkan oleh kerusakan DNA oleh berbagai sebab, misalnya

infeksi virus, paparan bahan kimia, radiasi, dan ketidakseimbangan

hormon.

Efek sistemik pada tumor/kanker antara lain kelelahan, cachexia

(penurunan berat badan dan nafsu makan), pendarahan karena

kerusakan sumsum tulang akibat kemoterapi, anemia, gangguan fungsi

organ, abnormalitas hormon dari kelenjar yang terkena tumor (Gagle et

al, 2009).

(15)

info@uhamka.ac.id

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak ikan kutuk yang lebih banyak dan berguna untuk menghambat vasodilatasi pembuluh darah sehingga makrofag yang migrasi ke dalam jaringan lebih sedikit pada

Dermis terdiri dari kelenjar ekrin dan apokrin, folikel rambut, pembuluh darah, syaraf dan jaringan halus dari serabut-serabut kolagen, serat-serat elastin

Akibat ikatan kompleks tissue factor (TF) dengan FVII didalam sirkulasi darah, dimana pada sepsis TF terus menerus dilepaskan oleh jaringan, dan hal ini berbeda dengan FVII

Epidermis adalah jaringan terluar yang hanya tersusun oleh epitel, tidak mempunyai pembuluh darah sehingga oksigen diperoleh dari melalui penyusun utama kulit yang

Pada angiogenesis (gambar 1), makrofag menginduksi terbentuknya pembuluh darah baru dengan cara mensekresikan tumor necrosis factor-alfa (TNF- α), vascular endothelial

o Tumor yang terdiri dari stroma jaringan ikat longgar pada bagian tengah dan mengandung pembuluh darah. o Pada bagian tepi dilapisi

- dibentuk oleh sel mesenkim (dari jaringan embrional) - matriksnya mengandung serabut kolagen dan serabut elastis - fungsinya membungkus organ tubuh, pembuluh darah dan saraf.

11 Bantalan pada pasien hemorrhoid menunjukan perubahan yang signifikan diantaranya dilatasi vena, trombosis pembuluh darah, proses degeneratif pada serat kolagen dan jaringan