• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1. Tinjauan Data

2.1.1. Sejarah Tenun Ikat

Ragam hias dalam tenunan dibentuk dengan berbagai macam teknik dekorasi diantaranya yaitu mewarnai benang vertikal yang disebut benang lungsi dan benang horizontal yang disebut benang pakan dengan suatu teknik yang disebut teknik ikat. Yang dimaksud dengan teknik ikat adalah mengikat bagian-bagian yang diikat itu agar tidak terkena oleh warna celupan, sedangkan bagian-bagian lain yang tidak diikat berubah warna sesuai dengan warna dari celupnya.

Istilah ikat didalam menenun ini menurut Loeber dan Haddon diperkenalkan di Eropa oleh Prof. A. R. Hein pada tahun 1880 dan menjadi istilah dalam bahasa Belanda yang disebut ikkaten dan dalam bahasa Inggris kata ikat berarti hasil selesai dari kain dengan teknik ikat dan to ikat untuk arti proses dari tekniknya.

Ada tiga jenis tenun ikat yaitu tenun ikat lungsi dimana bentuk ragam hias ikat pada kain tenun nya terdapat pada bagian benang pakannya. Tenun ikat berganda atau dobel ikat yaitu bentuk ragam hias pada kain tenun dihasilkan dengan cara mengikat kedua-duanya baik pada bagian benang pakannya ataupun benang lungsinya.

Dapat diketahui bahwa proses mengikat dilakukan sebelom benang dicelup dan seluruh pekerjaan dilakukan sebelum proses menenun. Pada mulanya benang tenun yang pertama dikenal selain dari serat rumput-rumputan yaitu benang yang dibuat dari bunga kapas.

2.1.2. Data Penyelenggara

SMESCO merupakan kepanjangan dari "Small and Medium Enterprises and Cooperatives", atau KUKM - Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Kesuksesan para produsen UKM adalah tujuan lembaga ini didirikan. Smesco Indonesia Company (SIC) berdiri pada Maret 2007 dengan tujuan: untuk mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia kepada dunia Internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka SMESCO Indonesia memberikan pelayanan profesional terbaik kepada seluruh mitra usahanya baik lokal maupun asing.

(2)

Selain pasar dalam negeri, pangsa pasar luar negeri juga merupakan peluang yang baik bagi para KUKM untuk meningkatkan pendapatan dan meraih pangsa pasar yang stabil. Bagi KUKM, kegiatan perdagangan internasional selain dapat membantu mengembangkan jaringan dapat juga menjadi sumber inovasi pengembangan produk. Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah telah melakukan berbagai macam kegiatan untuk membantu ekspansi ekspor produk-produk KUKM, antara lain dengan memfasilitasi kegiatan misi dagang dan pameran, mempromosikan kepada mitra usaha dan pembeli asing melalui kerjasama internasional. Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan sektor KUKM, Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah mendirikan Trading House. Fungsi Trading House adalah untuk membantu mengembangkan aktivitas promosi produk-produk KUKM.

Untuk mengelola Trading House, Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah kemudian mendirikan sebuah lembaga dengan nama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM). LLP-KUKM merupakan lembaga non-profit dan unit satuan kerja mandiri dibawah Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah. Menggunakan nama operasional Smesco Indonesia Company, yang merupakan lembaga profesional untuk membantu mempromosikan dan memasarkan produk-produk KUKM agar mampu bersaing dalam pasar global.

Smesco Indonesia Company didirikan setelah dikeluarkannya Undang-undang Pemerintah nomor 1/2004 mengenai Keuangan Negara yang menjadi tonggak fase baru dalam sejarah Sistem Pengelolaan Keuangan Negara Indonesia. Berdasarkan UU tersebut, kemudian pemerintah mengeluarkan Keputusan nomor 23/2005 mengenai Sistem Pengelolaan Keuangan untuk Badan Layanan Umum.

Dengan dikeluarkannya UU tersebut maka program-program layanan pemerintah untuk mengembangkan dan mempromosikan kegiatan bagi kesejahteraan umum memasuki era baru.

Untuk memenuhi persyaratan mendirikan Smesco Indonesia Company, maka Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah kemudian mengeluarkan Keputusan nomor 19.3/Per/M.KUKM/VII/2006. Keputusan yang dikeluarkan per tanggal 19 Agustus 2006 tersebut menjadi dasar dari pendirian dan pengelolaan suatu perusahaan. Kemudian pada 20 Maret 2007 dengan Keputusan nomor 159/KMK.05/2007 yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan,

(3)

Smesco Indonesia Company resmi berdiri sebagai salah satu lembaga negara yang menerapkan sistem pengelolaan keuangan untuk Badan Layanan Umum.

Smesco Indonesia Company adalah lembaga yang dikelola secara profesional dengan target untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk unggulan KUKM Indonesia kepada masyarakat internasional. Dengan prioritas utama untuk meraih berbagai macam pangsa pasar yang dapat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain menjalankan kegiatan Trading House, Smesco Indonesia Company juga mengelola gedung SMESCO INDONESIA yang terletak di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.94, Jakarta Selatan. Dalam melaksanakan tugasnya, Smesco Indonesia Company akan selalu menjalin kerjasama dengan stakeholders dan mitra usaha, baik nasional dan internasional, demi kepentingan kemajuan KUKM Indonesia.

Aktifitas dari lembaga SMESCO diantaranya adalah menyediakan sarana dan fasilitas pameran bagi KUKM, mempromosikan dan memasarkan produk-produk unggulan Indonesia ke luar negeri melalui kegiatan Trading House, melaksanakan kegiatan pelatihan bagi KUKM, menampilkan produk-produk unggulan KUKM Indonesia di dalam gerai ritel UKM GALLERY, sebagai pengelola gedung SMESCO INDONESIA yang menyewakan sebagian ruangan untuk area komersial seperti perkantoran dan sarana pendukung lainnya seperti Bank, ATM, Money Changer, Travel Agent, Mini Market, Restoran dan cafe.

Visi dari SMESCO adalah menjadi institusi profesional berskala

internasional di bidang pemasaran produk - produk Koperasi dan UKM Indonesia yang mampu menjadikan SMESCO INDONESIA sebagai ikon pemberdayaan dan ikon industri kreatif KUKM. Dan misinya adalah menjadi lembaga dengan layanan profesional yang memfasilitasi mitra usaha untuk menghasilkan produk-produk unggulan kelas dunia yang berkualitas tinggi dan mempromosikan Indonesia kepada mitra usaha lokal maupun internasional.

Berdasarkan narasumber, koneksi dari SMESCO ke produsen-produsen UKM didapatkan melalui dinas koperasi setempat di masing-masing daerah, begitu juga dengan tenun, batik, dan songket yang diproduksi di berbagai daerah, dan pihak yang menghubungi dan mem-follow up supaya produk-produk UKM tersebut bisa masuk ke SMESCO adalah para dealer. Pada suatu kondisi, dapat juga seorang customer menanyakan ketersediaan suatu barang dan apabila tidak tersedia pihak SMESCO akan me-request untuk produksi barang tersebut melalui

(4)

dinas koperasi setempat. Bentuk kerjasama dengan koperasi-koperasi juga terbagi dua, ada yang dengan pembelian putus, ada juga yang menggunakan sistem langganan.

Di gedung SMESCO Indonesia, pusat belanja UKM yang biasa disebut UKM Gallery terdiri dari enam lantai. Dua lantai yaitu lantai 1 dan 2 untuk UKM Gallery dan empat lantai yaitu lantai 3, 12, 13 dan 15 untuk Paviliun Provinsi. Di UKM Gallery, produk-produk UKM unggulan dari masing-masing daerah dikumpulkan menjadi satu sebagai pusat belanja. Di Paviliun Provinsi, produk-produk UKM dipamerkan di kubu-kubu yang berbeda berdasarkan daerah asal masing-masing produk, Paviliun Provinsi juga biasa disebut “miniatur Indonesia”.

Gambar 2.1. Paviliun Provinsi Sumatera Utara

Dari segi bisnis dalam Paviliun Provinsi, pihak Smesco Indonesia mengambil untung 10% pajak dari produk UKM yang tersedia, dan pajak tersebut di tanggung oleh dinas provinsi masing-masing, selebihnya pihak SMESCO tidak mengambil untung sama sekali. Adanya promosi dan diskon juga tidak berlaku di Paviliun Provinsi karena semua pergerakan harga di tentukan oleh dinas masing-masing. Lain halnya dengan produk-produk pilihan di UKM Gallery pada lantai 1 dan 2 yang ditangani langsung oleh managemen LLP-KUKM dengan sistem pajak dan konsinyasi atau bagi hasil, maka harga dari produk-produk juga dapat

(5)

dikendalikan oleh SMESCO Indonesia sendiri dan sering diadakan promo atau diskon pada periode waktu tertentu.

SMESCO Indonesia melakukan promosi dengan berbagai cara, diantaranya melalui website, sosial media seperti Facebook, Twitter dan Youtube, membagikan majalah gratis disaat diadakan event, dan promosi yang paling utama diadakan oleh SMESCO Indonesia adalah dengan mengadakan pameran di berbagai tempat seperti di beberapa universitas di Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor dan Bina Nusantara, di event-event ibukota seperti di Jakarta Convention Center, bahkan pameran produk-produk UKM unggulan ke luar negeri seperti Auntumn Fair di Birmingham pada tahun 2014 dan Pameran Smart Living 2014 di Dubai.

2.1.3. SWOT Analisis Strenght :

• Merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia • Produk memiliki karakter

• Handmade

• Harga terjangkau untuk masyarakat perkotaan

Weakness : Pemahaman masyarakat akan penggunaan tenun kurang Opportunities : Pemerintah giat dalam promosi produk dalam negeri

Threats : Sudah banyak bermunculan kain-kain import dari luar negeri

2.1.4. Dasar-dasar Organisasi

Organisasi : SMESCO Indonesia (LLP-KUKM) Personality : Dewasa (Mature)

Berpengetahuan Luas (Knowledgeable) Value : Menjaga dan melestarikan budaya USP : Produk asli Indonesia

2.1.5. Target Market Retail Market

(6)

Demografi : Wanita dan Pria 25 - 40 tahun

Pendidikan Tinggi (S1 keatas) Psikografi : Karyawan

Pengusaha

Ibu Rumah Tangga Geografi : Jakarta dan sekitarnya Strata Sosial : A-B

2.1.6. Kompetitor Utama :

• Alun - Alun Indonesia

• Pasar - pasar kerajinan daerah Sekunder : • Matahari • Seibu • Debenhams 2.1.7. 4P A. Produk :  Tenun

Tenun yang tersedia di SMESCO Indonesia adalah tenun karya produsen UKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Tenun dapat digunakan sebagai bahan pakaian, tas, sepatu, pelapis furniture, dekorasi ruangan dan masih banyak lagi. Motif dari tenun juga sangatlah beragam dan setiap daerah pengrajin tenun memiliki ciri khas masing-masing. Produk adaptasi dari kain tenun yang tersedia sangat beragam dan mampu bersaing dengan kompetitor yang ada.

(7)

Gambar 2.2. Beragam kain tenun (Foto sumber, Arista 2015)

Gambar 2.3. Tas terbuat dari tenun (Foto sumber, Arista 2015)

(8)

Gambar 2.4. Bermacam pakaian berbahan tenun (Foto sumber, Arista 2015)

Gambar 2.5. Sepatu yang dibuat dari tenun (Foto sumber, Arista 2015)

(9)

Gambar 2.6. Tenun sebagai aksesoris pelengkap rumah tangga (Foto sumber, Arista 2015)

B. Price Range : Rp 70.000,00 – Rp 4.000.000,00 (Economic – Premium)

C. Place : Jakarta

Kota-kota asal kerajinan D. Promotion:

Pendekatan lebih melalui website dan komunikasi juga promosi melalui social media sangat kurang. Pendekatan melalui periklanan atau campaign juga sangat minim.

2.2. Tinjauan Teori

2.2.1. Periklanan sebagai proses komunikasi

Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalani fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada orang-orang. Periklanan harus mampu membujuk orang agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan. Periklanan harus mampu mengarahkan

(10)

konsumen membeli produk-produk yang oleh departemen pemasaran telah dirancang sedemikian rupa, sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli. Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli.

2.2.2. Promosi Penjualan

Menurut Jefkins, 1994, istilah “promosi penjualan” telah diterima secara luas sebagai sebutan untuk kegiatan-kegiatan promosi yang bersifat khusus, biasanya berjangka pendek, yang dilakukan di berbagai tempat atau titik-titik penjualan atau titik pembelian. Kegiatan-kegiatan semacam ini dahulu dinamakan merchandising dan istilah lama ini masih digunakan oleh beberapa pihak, misalkan oleh bagian-bagian penjualan di perusahaan stasiun televisi. Akan tetapi dengan meningkatnya artikel-artikel promosi penjualan yang dimuat di media pers atau jurnal perdagangan, maka istilah lama merchandising dalam pengertian promosi dianggap tidak tepat lagi. Sedangkan menurut Philip Kotler dan Gery Amstrong, 2001, promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk target market untuk membelinya.

2.2.3. Pameran

Di seluruh penjuru dunia, pameran merupakan suatu kegiatan yang populer dan telah lama ada. Sejarah penyelenggaraan pameran atau eksibisi diawali dengan pasar-pasar tradisional. Sementara itu, para saudagar Inggris dari abad ke-14 menjual bahan wool dan pakaian-pakaian yang terbuat dari wool dalam suatu ajang terbuka. Pameran lalu berkembang menjadi suatu pertunjukan yang dikunjungi para saudagar maupun kalangan masyarakat biasa. Bertahun-tahun lamanya London menjadi salah satu pusat penyelenggaraan pameran-pameran berskala besar, antara lain Great Exhibition di tahun 1851, Wembley Exhibition pada tahun 1924 dan Festival of Britain di tahun 1951.

Pameran merupakan satu-satunya media periklanan yang menyentuh semua panca indra, yaitu mata, telinga, lidah, hidung dan

(11)

kulit. Di Inggris saja total belanja pameran sekitar 525 juta poundsterling.

2.2.4. Pop Art

Pop Art, kependekan dari Popular Art adalah sebuah aliran seni yang memanfaatkan gaya-gaya visual yang popular dan berasal dari media, baik media seperti media cetak maupun iklan dan foto. Pop art merupakan aliran seni yang muncul pada tahun 1950-an. Menyebar di Inggris pada pertengahan 1950-an dan di Amerika pada akhir 1950-an. Pop art muncul disaat seni adalah sebuah hal yang dapat dinikmati oleh kalangan kelas atas, dengan adanya Pop Art seni lebih dapat menyebar ke semua kalangan, mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Ciri khas Pop Art adalah permainan warna yang berani dan kontras satu sama lain, sering juga disertai penggunaan foto dan simbol-simbol. Pop Art merupakan gaya seni yang mendobrak batas-batas dan menentang gagasan tentang seni.

2.2.5. Ilustrasi

Secara Etimologikata Ilustrasi (illustration) berasal dari bahasa Latin, Illustrare, yang artinya menjelaskan atau menerangkan sesuatu, yakni cerita atau artikel dengan gambar. Keefektifan sebuah ilustrasi dalam penyampaian suatu pesan terhadap pembaca, harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

• Mempunyai daya tarik • Jelas

• Sederhana

• Mudah dimengerti

• Representatif (mewakili isi cerita yang terkandung di dalam gambar).

(12)

2.2.6. Kampanye

Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.

Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima dikalangan ilmuwan komunikasi. Hal ini didasarkan kepada dua alasan. Pertama, definisi tersebut secara tegas menyatakan bahwa kampanye merupakan wujud tindakan komunikasi, dan alasan kedua adalah bahwa definisi tersebut dapat mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye yang terjadi dilapangan.

Kita dapat melihat bahwa dalam setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya mengandung empat hal, yaitu tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran yang besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir. Kampanye juga memiliki cirri atau karakteristik yang lainnya, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.

Selain itu pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselengarakannya kampanye juga terbuka untuk dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi olehprinsip persuasi, yaitu mengajak dan mendorong public untuk menerima atau melakukan sesuatu yang

(13)

dianjurkan atas dasar kesukarelaan. Dengan demikian kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara nyata.

2.2.7. Copywriting

Seorang raksasa di bidang periklanan, David Ogilvy pada suatu saat mengatakan, “apabila anda mencoba untuk membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu, atau membeli sesuatu, menurut saya anda harus menggunakan bahasa mereka, bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.” Banyak pihak yang menanyakan, saat membuat sebuah iklan, apakah visual ataukah copy yang lebih diutamakan, ada yang berfikir visual dan ada juga yang berfikir copy, namun sebenarnya itu keduanya tidak menjadi masalah, selama kedua visual maupun copy bekerja secara sinergi dan didasarkan oleh sebuah ide yang solid.

2.2.8. Layout Pada Iklan Cetak

Menurut Frank F. Jefkin (1997) ada beberapa patokan dasar dalam merancang sebuah layout:

1. The Law of Unity

Semua elemen dalam sebuah layout harus dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat.

2. The Law of Variety

Untuk menghindari kesan monoton, sebuah layout harus dibuat bervariasi dalam beberapa hal.

3. The Law of Rhytm

Dalam sebuah layout, mata pembaca sebaiknya bergerak secara wajar, jadi sebaiknya dimulai sesuai dengan urutan yang ada.

4. The Law of Balance

Dalam sebuah Layout, titik dan garis tengah keseimbangan tidaklah terletak ditengah-tengah, tetapi merupakan ruang yang dibagi daerah layout menjadi kira-kira sepertiga atau dua pertiga bagian.

5. The Law of Harmony

Bagian dari suatu layout sebaiknya dirancang secara harmonis dan tidak meninggalkan kesan monoton.

(14)

6. The Law of Scale

Perpaduan antara warna gelap dan terang akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Hal ini dapat dipakai untuk memberi tekanan pada bagian-bagian tertentu dalam layout.

Gambar

Gambar 2.1. Paviliun Provinsi Sumatera Utara
Gambar 2.2. Beragam kain tenun  (Foto sumber, Arista 2015)
Gambar 2.4. Bermacam pakaian berbahan tenun  (Foto sumber, Arista 2015)
Gambar 2.6. Tenun sebagai aksesoris pelengkap rumah tangga  (Foto sumber, Arista 2015)

Referensi

Dokumen terkait

55 Direktur PT Swalayan Sukses Abadi Pasar Swalayan "The Foodhall" di Pusal Wisma 46, Kola BNIII 45 Jaian Perbelanjaan Mall Kelapa Gading Jakarta Ulara Jendral Sudirman Kav

Berdasarkan hasil analisis dalam Tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa wanita yang berada dalam kelompok keluarga pra sejahtera berisiko 1,6 kali lebih besar (95% CI:

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penerapan Iptek ini adalah: (1) Masyarakat sebagai sasaran mitra memperoleh transfer teknologi dan pengetahuan khususnya

Dari gejala Gn, sistem akan memberikan pertanyaan gejala (Pn) yang harus dijawab oleh user, jika user menjawab [Ya] maka solusi (Sn) untuk memecahkan masalah troubleshooting

Bank sentral Eropa (ECB) sudah melakukan pembelian surat berharga (obligasi) sebesar EUR60miliar per bulan sejak Maret 2015 dan mempertahankan suku bunga deposito

Setelah barang yang Anda pesan jadi / selesai kami buat, maka akan kami kirimkan foto barang pesanan Anda tersebut via bbm/whatsapp/line/email sebelum barang

Tujuan penelitian ini adalah: (i) Mengidentifikasi keragaan program kredit peternakan sapi potong, yang dikaji berdasarkan: nama program kredit, nama lembaga

Penelitian ini menganalisis pengaruh Data primer didapatkan dari kuesioner online kualitas pembelajaran yang terdiri dari Kinerja yang diisi oleh seluruh mahasiswa