1
Sistem Tanggap
KELANGKAAN
PASOKAN MINYAK
NEGARA-NEGARA
ANGGOTA
IEA
Amerika Serikat
Australia
Austria
Belanda
Belgia
Ceko
Denmark
Finlandia
Hongaria
Inggris
Irlandia
Italia
Jepang
Jerman
Kanada
Korea Selatan
Luksemburg
Norwegia
Perancis
Polandia
Portugal
Selandia Baru
Slowakia
Spanyol
Swedia
Swiss
Turki
Yunani
IEA merupakan lembagaindependen yang dibentuk oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang anggotanya adalah negara-negara OECD sebagaimana tersebut diatas
Komisi Eropa juga berpartisipasi dalam kegiatan IEA.
IEA merupakan forum energi dari 28 negara-negara industri. Pemerintah negara-negara-negara-negara anggota IEA bersepakat mengambil langkah-langkah bersama untuk mengatasi kelangkaan pasokan minyak bumi. Disamping itu, juga telah disepakati untuk berbagi informasi tentang energi, melakukan koordinasi dalam kebijakan-kebijakan energi dan bekerja sama dalam pengembangan program-program energi yang rasional. Kesepakatan tersebut dicantumkan dalam Perjanjian tentang Program Energi Internasional, sebagai suatu kesepakatan yang mendasari terbentuknya Badan ini pada tahun 1974.
TUJUAN PERJANJIAN
Untuk mengatur dan menyempurnakan sistem-sistem yang diperlukan untuk mengatasi gangguan pasokan minyak bumi.
Untuk mempromosikan kebijakan-kebijakan energi yang tepat dalam tataran global melalui kerjasama dengan negara-negara non anggota, kalangan industri dan organisasi-organisasi internasional. Untuk mengoperasikan sistem informasi pasar
minyak internasional yang berkelanjutan. Untuk memperbaiki struktur pasokan dan
permintaan pasar energi dunia, melalui pengembangan sumber energi alternatif dan peningkatan efisiensi penggunaan energi. Untuk mempromosikan kerjasama internasional
dibidang teknologi energi.
Untuk membantu pengintegrasian kebijakan lingkungan dan kebijakan energi.
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Divisi Kebijakan Darurat dari IEA melalui email ([email protected]).
Tanggap darurat terhadap gangguan pasokan minyak bumi merupakan misi utama IEA sejak berdirinya di tahun 1974. Informasi ini menjelaskan tentang proses pengambilan keputusan yang dilakukan secara kolektif oleh IEA; program-program aksi yang tersedia khususnya penggunaan cadangan penyangga; serta gangguan-gangguan terpenting yang terjadi terhadap pasokan minyak bumi dan langkah-langkah yang diambil IEA untuk mengatasinya. Informasi ini juga menggambarkan tentang masih diperlukannya kesiapsiagaan untuk menghadapi gangguan pasokan minyak bumi, termasuk semakin pentingnya keterlibatan negara-negara berkembang dan negara-negara yang berada dalam masa peralihan menuju negara industri untuk melakukan dialog tentang ketahanan energi.
Mekanisme tanggap darurat IEA dibentuk berdasarkan Perjanjian tentang Program Energi Internasional (Perjanjian PEI) tahun 1974, yang mengharuskan setiap negara anggota IEA memiliki cadangan penyangga minyak setara dengan setidaknya 90 hari impor minyak bersih (neto). Apabila terjadi gangguan serius terhadap pasokan minyak, maka negara-negara anggota harus melepaskan cadangan penyangga, menekan permintaan, beralih ke bahan bakar lainnya, meningkatkan produksi dalam negeri atau jika diperlukan berbagi persediaan minyak bumi yang dimiliki.
Untuk melengkapi mekanisme yang ditetapkan dalam Perjanjian PEI, maka IEA telah membuat tata cara yang bersifat fleksibel untuk penggunaan secara bersama cadangan penyangga/strategis minyak bumi, upaya-upaya untuk menekan permintaan serta langkah-langkah lain yang dapat diterapkan untuk mengatasi gangguan pasokan minyak.
Upaya bersama tersebut dirancang untuk mengurangi dampak negatif dari apabila terjadi kekurangan pasokan minyak secara mendadak dengan menyediakan tambahan minyak di pasar global melalui berbagai program-program tanggap darurat, yang meliputi peningkatan pasokan dan penurunan permintaan. Meskipun kekurangan pasokan minyak dapat mengakibatkan kenaikan harga minyak, namun program tanggap darurat IEA tidak dioperasikan berdasarkan harga minyak, karena kenaikan harga minyak dapat disebabkan oleh faktor-faktor selain kurangnya pasokan, dan tujuan program aksi tanggap darurat bersama adalah untuk menanggulangi kelangkaan pasokan minyak secara nyata.
Dialog dan kerjasama yang erat terus dilakukan dengan negara-negara konsumen minyak non anggota IEA. Langkah tanggap darurat bersama dilaksanakan berkoordinasi dengan negara-negara produsen minyak utama.
TANGGAP
DARURAT
DAFTAR ISI
Tanggap darurat IEA
3
Tanggap darurat IEA terhadap
5
gangguan pasokan minyak
Langkah-langkah negara anggota untuk
6
memenuhi aksi tanggap darurat bersama
Cadangan penyangga minyak
7
negara-negara anggota IEA
Cadangan penyangga di negara-negara
8
anggota IEA sejak tahun 1984
Potensi pemakaian kapasitas
9
cadangan penyangga publik
Upaya menekan permintaan dalam
10
tanggap darurat bersama IEA
Kejadian-kejadian utama terganggunya
11
pasokan minyak dunia
Aksi Bersama IEA untuk Atasi Gangguan
12
Pasokan Minyak akibat Krisis Libya, Juni 2011
Dialog energi global mengenai kesiagaan darurat
13
Pentingnya kesiagaan darurat berkelanjutan
15
Dalam hal terjadi gangguan pasokan minyak yang kritis, maka Direktorat Pasar dan Keamanan Energi IEA, akan melakukan kajian tentang dampak yang ditimbulkan terhadap pasar minyak serta kemungkinan diperlukannya aksi tanggap darurat bersama IEA.
Pengkajian dampak terhadap pasar minyak mencakup perkiraan tambahan produksi minyak yang dapat disediakan oleh produsen-produsen minyak ke pasar secara cepat, berdasarkan konsultasi dengan pemerintah negara-negara produsen.
Berdasarkan pengkajian ini, Direktur Eksekutif IEA berkonsultasi dan memberikan nasihat kepada Dewan Penyantun IEA,(Governing Board IEA) yang terdiri dari pejabat senior bidang energi negara-negara anggota, dan memutuskan kebijakan penting yang diambil IEA. Proses konsultasi untuk menentukan potensi diperlukannya suatu tanggap darurat bersama IEA dalam waktu 24 jam, jika diperlukan.
Setelah tanggap darurat bersama disepakati, maka setiap negara anggota melepas cadangan penyangga ke pasar sesuai situasi dan kondisi negaranya. Jumlah cadangan penyangga yang dilepas oleh masing-masing negara untuk tanggap darurat terhadap total minyak yang diperlukan umumnya sepadan dengan kontribusi negara tersebut terhadap total konsumsi negara-negara anggota IEA.
Dalam proses pengambilan keputusan dan pada tahap pelaksanaanya, para ahli industri, melalui Dewan Penasihat Industri IEA, memberikan saran dan pertimbangan mengenai permintaan/penyediaan minyak dan hal-hal yang terkait dengan langkah tanggap darurat.
TANGGAP DARURAT
IEA
TERHADAP
GANGGUAN PASOKAN MINYAK
Tanggap darurat IEA
3
Tanggap darurat IEA terhadap
5
gangguan pasokan minyak
Langkah-langkah negara anggota untuk
6
memenuhi aksi tanggap darurat bersama
Cadangan penyangga minyak
7
negara-negara anggota IEA
Cadangan penyangga di negara-negara
8
anggota IEA sejak tahun 1984
Potensi pemakaian kapasitas
9
cadangan penyangga publik
Upaya menekan permintaan dalam
10
tanggap darurat bersama IEA
Kejadian-kejadian utama terganggunya
11
pasokan minyak dunia
Aksi Bersama IEA untuk Atasi Gangguan
12
Pasokan Minyak akibat Krisis Libya, Juni 2011
Dialog energi global mengenai kesiagaan darurat
13
Pentingnya kesiagaan darurat berkelanjutan
15
LANGKAH-LANGKAH NEGARA ANGGOTA UNTUK
MEMENUHI AKSI TANGGAP DARURAT BERSAMA
Pemerintah masing-masing negara anggota dapat memilih cara terbaik untukmeningkatkan jumlah minyak yang tersedia di pasar yang menjadi bagian tanggung jawabnya, dengan melaksanakan panduan langkah-langkah tanggap darurat untuk meningkatkan pasokan dan/atau menurunkan permintaan.
Pelepasan cadangan penyangga adalah bagian utama dari langkah-langkah IEA. Negara-negara anggota diwajibkan untuk menjaga jumlah cadangan penyangga yang volumenya setara dengan sekurang-kurangnya 90 hari dari volume impor bersih tahun sebelumnya.
Negara-negara anggota juga diwajibkan mempunyai program untuk menahan naiknya permintaan minyak, yang dapat dilaksanakan dalam masa krisis untuk menambah pasokan melalui pengurangan konsumsi.
Peningkatan poduksi yang dilakukan dalam waktu singkat dan substitusi bahan bakar merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh negara-negara anggota untuk meringankan tekanan pada pasar saat terjadinya gangguan pasokan. Namun, terbatasnya kemampuan untuk melakukan subsitusi bahan bakar di sektor pembangkitan listrik, transportasi dan adanya keterbatasan dalam meningkatkan produksi minyak saat ini menyebabkan tindakan tanggap darurat dengan cara ini sulit untuk diterapkan.
Menurunkan permintaan Meningkatkan
pasokan
Persuasi/kampanye publik (mis.eco-diving carpooling, )
Administratif/wajib (mis.mengurangi kecepatan) Administratif/wajib (mis.larangan berkendaraan) Penjualan/lelang Penjualan/lelang
Pembangkitan listrik pada instalasi multi bahan bakar
Penggunaan kapasitas produksi cadangan Publik Pemerintah Pinjam pakai Pinjam pakai Badan pengelola Industri sukarela/lunak
Wajib tapi fleksibel
Wajib dan ketat
Untuk sementara menggantikan minyak dengan sumber energi lain Penekanan permintaan Peningkatan produksi Substitusi bahan bakar
Penurunan volume cadangan penyangga wajib
Perintah pelepasan cadangan penyangga ke pasar Peningkatan produksi dalam negeri Penggunaan cadangan penyangga
Pada akhir Juli 2011, total jumlah cadangan penyangga minyak di negara-negara anggota IEA adalah sebesar 4,1 miliar barel.
Setiap negara anggota IEA dipersyaratkan untuk menjaga volume cadangan minyak penyangga setara dengan sekurang-kurangnya volume impor bersih selama 90 hari yang dalam pelaksanaannya setiap negara diberikan fleksibilitas untuk menggunakan minyak mentah dan produk-produk kilangnya. Negara anggota dapat menjamin kewajiban minimum cadangan penyangga tersebut dengan membangun cadangan penyangga pemerintah yang dapat dioperasikan oleh Badan Khusus Pengelola Cadangan Penyangga. Cadangan penyangga publik adalah cadangan yang dikelola oleh badan pengelola cadangan penyangga atau yang dimiliki oleh pemerintah negara anggota. Cadangan penyangga publik, yang secara khusus disimpan untuk tujuan tanggap darurat , jumlahnya mencapai sekitar 1,5 miliar barel pada akhir tahun 2011.
Cadangan penyangga industri yang jumlahnya mencapai 2,6 miliar barel adalah cadangan penyangga untuk memenuhi kewajiban pemerintah dan cadangan penyangga untuk kepentingan komersial.
Informasi lebih lanjut mengenai sistem cadangan penyangga negara-negara anggota IEA dan jumlah cadangan per hari negara-negara net importir dapat di lihat pada alamat www.iea.org/netimports.asp.
Data pada akhir 2011, dalam juta barel
697 1 265 422 901 414 390 Publik Publik Publik Industri Industri Industri Amerika Utara Eropa Pasifik
CADANGAN PENYANGGA MINYAK
CADANGAN PENYANGGA DI
NEGARA-NEGARA ANGGOTA
IEA
SEJAK TAHUN 1984
Penggunaan cadangan penyangga dalam suatu tindakan aksi bersama yang dilakukan oleh negara-negara anggota IEA, meliputi penggunaan cadangan penyangga publik, cadangan penyangga industri, atau kombinasi keduanya, tergantung sistim cadangan penyangga di suatu negara.
Cadangan penyangga publik dapat dilepaskan melalui suatu mekanisme seperti tender atau pinjam pakai. Adapun cadangan penyangga industri yang disediakan untuk memenuhi persyaratan minimum pengadaan cadangan penyangga dapat dimanfaatkan dengan menurunkan kewajiban penyimpanan cadangan penyangga secara temporer.
Kedua model cadangan penyangga tersebut mempunyai kelebihannya masing-masing. Stok yang dikelola oleh industri untuk memenuhi kewajiban penyediaan cadangan penyangga minimum sudah merupakan bagian daripada rantai pasokan, sehingga dapat dengan cepat dilepas ke pasar minyak jika diperlukan.
Cadangan penyangga publik negara-negara anggota IEA telah berkembang, baik dalam volume maupun dalam pangsanya terhadap total jumlah cadangan penyangga di negara-negara anggota IEA. Saat ini, lebih dari 37% dari cadangan penyangga IEA merupakan cadangan penyangga publik, jumlah ini naik dibandingkan dengan tahun 1984 yang sebesar 24%. Peranan cadangan penyangga publik sangat menonjol dalam mengatasi gangguan pasokan, melalui penambahan volume minyak dalam rantai pasokan.
Cadangan penyangga industri Cadangan penyangga publik Juta barel 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
POTENSI PEMAKAIAN KAPASITAS
CADANGAN PENYANGGA PUBLIK
Dengan jumlah cadangan penyangga publik dan industri yang tersedia di masing-masing negara anggota IEA pada saat diperlukannya tindakan tanggap darurat, negara-negara anggota IEA mempunyai kemampuan untuk menyediakan pasokan minyak dalam jumlah yang sangat signifikan untuk waktu yang cukup lama. Sebagai contoh, dengan tingkat pemakaian 2 juta barel per hari, cadangan penyangga publik akan mencukupi pemakaian selama lebih dari 24 bulan. Pada pemakaian rata-rata sebesar 4 juta barel per hari, cadangan penyangga publik akan dapat memenuhi kebutuhan selama satu tahun.
Dengan demikian, kemampuan kapasitas cadangan penyangga IEA yang berasal dari cadangan penyangga publik dan cadangan penyangga pada industri, cukup memadai (volume dan masa pasok) untuk mengatasi gangguan pasokan terbesar dalam sejarah kelangkaan pasokan yang pernah terjadi sampai saat ini.
UPAYA MENEKAN PERMINTAAN DALAM
TANGGAP DARURAT BERSAMA
IEA
Upaya menekan permintaan merupakan cara lain yang yang dapat dilakukan olehnegara anggota dalam melaksanakan tanggap darurat bersama IEA, antara lain dengan mengurangi konsumsi dalam jangka pendek.
Sektor transportasi mengkonsumsi sekitar 55% dari total konsumsi minyak pada negara-negara anggota IEA, dan merupakan peluang potensial untuk menurunkan konsumsi.
Langkah awal adalah dengan menjalankan program-program sukarela yang diterapkan secara lunak, dan dilaksanakan melalui kampanye publik yang sifatnya persuasif. Hal ini dapat efektif dalam masa krisis, jika konsumen memahami perlunya menghemat minyak.
Program-program wajib dapat terdiri dari pembatasan yang diterapkan secara agak ketat seperti penurunan batas kecepatan sampai kepada penjatahan bahan bakar. 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6%
Jepang / Korea Selatan IEA Eropa
Amerika Serikat / Kanada Australia / Selandia Baru
Transit:
100% penurunan tarif
Transit:
peningkatan pelayanan jasa
Program Berangkat dan Pulang Kerja Bersama/
carpoolin g
(bila infrastruktur tersedia) Program
telecommuting
Pemadatan empat hari kerja per mingg u
Larangan berkendaraan satu-hari dalam-sepuluh har
i
Menetapkan batas kecepatan pada 90 km / jam
Program Berkendaraan Rama h
Lingkungan/
Eco-driving
Sumber: Saving oil in a hurry, IEA, 2005
.
Potensi pengurangan konsumsi minyak menurut kebijakan
yang diambil dari negara-negara IEA (dalam persentase)
KEJADIAN-KEJADIAN UTAMA TERGANGGUNYA
PASOKAN MINYAK DUNIA
Gangguan pasokan minyak terpenting yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir di Timur Tengah, dimana gangguan terbesar terjadi saat meletusnya revolusi Iran tahun 1978.
Lalu, di awal tahun 2003, pasar minyak mengalami gangguan yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi secara bersamaan di negara pemasok minyak utama dunia, yaitu pemogokan di perusahaan minyak nasional Venezuela, perang di Irak dan diperparah oleh pemogokan di Nigeria.
Dalam mengkaji perlunya dilakukan suatu langkah tanggap darurat bersama, IEA mempertimbangkan beberapa faktor, bukan hanya besarnya kehilangan pasokan yang disebabkan oleh suatu kejadian. Keputusan yang diambil tergantung pada perkiraan jangka waktu dan tingkat keparahan gangguan pasokan minyak, serta memperhitungkan tambahan pasokan minyak yang dilepas ke pasar oleh negara-negara produsen.
Sejak berdirinya, IEA telah dua kali melepas cadangan minyak penyangga ke pasar melalui tindakan tanggap darurat bersama, yaitu untuk mengatasi dampak Perang Teluk tahun 1991, angin topan yang menerpa Teluk meksiko tahun 2005 dan gangguan pasokan minyak Libya pada tahun 2011.
Juni 2011
Pengurangan pasokan bruto tertinggi (jt brl/h)
Aksi Bersama IEA untuk Atasi Gangguan Pasokan Minyak akibat Krisis Libya
Badai Katrina/Rita Perang di Irak
Pemogokan di Venezuela Skorsing ekspor minyak Irak Invasi Irak ke Kuwait Pecahnya perang Iran - Irak Revolusi Iran
Perang Arab - Israil dan embargo minyak Arab Perang 6 hari Krisis Suez 1.6 1.5 2.3 2.6 2.1 4.3 4.1 5.6 4.3 2.0 2.0 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 September 2005 Maret - Des. 2003 Des. 2002 - Maret 2003 Juni - Juli 2001 Agust. 1990 - Jan. 1991 Okt. 1980 - Jan. 1981 Nov. 1978 - April 1979 Okt. 1973 - Maret 1974 Juni - Agust. 1967 Nov. 1956 - Maret 1957
AKSI BERSAMA
IEA
UNTUK ATASI GANGGUAN PASOKAN MINYAK
AKIBAT KRISIS LIBYA, JUNI 2011
Pada tanggal 23 Juni 2011, negara-negara anggota IEA yang berjumlah 28 negara sepakat untuk menyediakan sejumlah 60 juta barel minyak ke pasar yang diambilkan dari cadangan darurat dari 8 anggota IEA yang memiliki cadangan penyangga cukup besar.
Sejumlah 38 juta barel berasal dari cadangan publik. Demikian pula sejumlah 22 juta barel minyak juga disediakan melalui penurunan kewajiban alokasi cadangan penyangga sektor industri.
Sejumlah 40 juta barel cadangan darurat adalah dalam bentuk minyak mentah sementara sejumlah 20 juta barel dalam bentuk hasil produk kilang.
Aksi bersama IEA dalam mengatasi krisis pasokan minyak yang berasal dari Libya telah berhasil mengembalikan fungsi pasar dengan menyediakan minyak dalam jumlah cukup dalam upaya mengurangi tekanan dan mengimbangi gangguan pasokan minyak serta menjembatani selisih dari meningkatnya pasokan minyak OPEC pada kuartal ketiga tahun 2011.
Penggunaan cadangan penyangga industri 44% Penggunaan cadangan penyangga publik 56%
DIALOG ENERGI GLOBAL MENGENAI
KESIAGAAN DARURAT
Seiring dengan naiknya konsumsi minyak negara-negara non- IEA, Badan Energi Internasional menggalang kerjasama dan melakukan tukar menukar informasi dengan negara-negara yang sedang berkembang dan negara yang menuju kepada negara industri , seperti Cina, India dan negara-negara anggota ASEAN mengenai langkah dan kebijakan dalam menjaga ketahanan minyak.
IEA melakukan kerjasama tukar menukar informasi dan pengalaman dalam membangun dan mengelola cadangan minyak penyangga strategis nasional dan berencana untuk mengkoordinasi kebijakan tanggap darurat kelangkaan minyak di masa depan. Pelatihan simulasi tanggap darurat terhadap gangguan pasokan minyak (ERE)
dilakukan dengan peserta dari China, India, beberapa negara ASEAN dan beberapa negara Eropa yang bukan merupakan anggota IEA yaitu pada tahun 2002, 2004, 2008, 2010 dan 2011.
Sejak tahun 2004, IEA juga menyelenggarakan pelatihan di bidang statistik dan tanggap darurat untuk beberapa negara non anggota IEA seperti Cina, India, negara-negara anggota ASEAN, serta negara-negara-negara-negara Asia Tengah dan anggota APEC. Selain itu, sejak tahun 2006 pejabat-pejabat tinggi dari Cina, dan India, Thailand dan
Indonesia telah berpartisipasi dalam pertemuan Komite dan Dewan Penyantun IEA (rapat bersama Panitia Kerja untuk masalah darurat dan Panitia Kerja untuk Pasar Minyak di Paris; Dewan Penyantun IEA).
IEA mengadakan Pelatihan Bersama Tanggap Darurat dengan Thailand di Bangkok pada tahun 2009 dan dengan India di New Delhi pada tahun 2012. IEA juga melakukan Kajian Tanggap Darurat (ERA) untuk Thailand pada tahun 2010 dan Chile pada tahun 2011.
Sumber: WEO-2010 IEA, Skenario Kebijakan-Kebijakan Baru Juta barel per hari 1980 2000 2020 2035 2010
KENDALA
KAPASITAS
TERORISME
KETEGANGAN
GEOPOLITIK
PENTINGNYA KESIAGAAN
DARURAT BERKELANJUTAN
Meskipun sistim pasokan pasar minyak telah berubah secara dramatis sejak terjadinya kelangkaaan minyak tahun 1970-an atau yang dikenal dengan “oil shock”, risiko terjadinya gangguan pasokan yang dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi yang signifikan bagi negara-negara anggota IEA masih sangat tinggi. Kendala kapasitas, baik dalam produksi maupun pengilangan minyak,
memperbesar potensi terjadinya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar minyak. Labilnya keseimbangan pasokan dan permintaan menyebabkan penurunan volume pasokan yang relatif kecil sudah dapat menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap pasar minyak. Pertumbuhan konsumsi minyak global mengakibatkan semakin ketatnya persaingan di pasar minyak, memperjelas perlunya melakukan investasi untuk perluasan kapasitas. Ketidakpastian iklim investasi di beberapa negara-negara produsen, yang sering
ditunjukkan dengan berkembangnya “nasionalisme sumberdaya alam”, dapat menghambat pertambahan pasokan di pasar minyak di masa yang akan datang. Ketegangan geopolitik dan terorisme telah menciptakan ketidakpastian bagi
tersedianya pasokan yang berkelanjutan. Risiko tambahan ini meningkatkan ketidakstabilan pasar yang sudah labil, dimana sumber-sumber pasokan minyak semakin terkonsentrasi pada beberapa negara saja.
Bencana alam, seperti kondisi cuaca ekstrim, dapat mengakibatkan terganggunya kesimbangan neraca penawaran dan permintaan, terputusnya pasokan atau melambungnya permintaan.
...Peristiwa yang tak terduga!
BENCANA
ALAM
KETIDAKPASTIAN
IKLIM
INVESTASI
Tanpa adanya pemantauan dan penyempurnaan yang berkelanjutan, cadangan penyangga, prosedur dan langkah-langkah tanggap darurat lain tidak akan memadai dalam mengatasi gangguan pasokan. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa tanggap darurat yang ada efektif, maka IEA menggunakan beberapa cara yaitu:
KESIAPSIAGAAN
IEA
Pemantauan pasar: IEA melakukan pemantauan pasar minyak secara terus menerus. Divisi statistik IEA mengumpulkan dan mempublikasikan data minyak bulanan mengenai pasokan, permintaan, neraca, cadangan operasional, cadangan penyangga untuk negata-negara OECD dan non-OECD untuk digunakan oleh para analis pasar minyak IEA. Hasil utama dari analisis ini adalah Laporan Bulanan Pasar Minyak (Monthly Oil Market Report). Kemampuan analisis yang dimiliki IEA memungkinkan dilakukannya kajian-kajian perkiraan kemungkinan terjadinya gangguan pasokan secara cepat dan dapat memberikan saran-saran tanggap darurat yang dapat diambil oleh negara-negara anggota IEA.
Pengkajian secara berkala sistem tanggap darurat: Sekretariat IEA dan perwakilan negara anggota IEA berpartisipasi dalam tim ahli yang dibentuk untuk menelaah kesiapan sistim tanggap darurat dari negara anggota IEA. Pada saat pengkajian berkala dilakukan juga penelaahan terhadap prosedur-prosedur dan susunan kelembagaan. Laporan dan rekomendasi yang dihasilkan dibahas bersama dengan semua negara anggota, dan rekomendasi utama disampaikan kepada publik.
Pengujian Sistem Tanggap Darurat: Setiap dua tahun, IEA melakukan serangkaian lokakarya dan pengujian untuk melatih dan menguji kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur dan personil-personil yang terlibat dalam sistim tanggap darurat. Negara-negara konsumen minyak utama non anggota IEA juga diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tujuan pengujian sistim tanggap darurat adalah untuk mempraktekan proses pengambilan keputusan, menelaah kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ada serta untuk memastikan kesiagaan bertindak secara cepat dan efektif dalam menghadapi gangguan pasokan minyak bumi.
Volume cadangan penyangga minyak IEA: Volume cadangan penyangga minyak tiap negara anggota IEA diaudit setiap bulan untuk memastikan bahwa setiap negara anggota memiliki cadangan minyak sejumlah minimal 90 hari dari volume impor bersihnya dan disampaikan kepada publik melalui website setiap bulan.
Badan Energi Internasional
9 rue de la Fédération, 75739 Paris Cedex 15
www.iea.org
Laporan ini aslinya diterbitkan dalam bahasa Inggris.