• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Program pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA merupakan salah satu program unggulan PT. Astra Internasional Tbk. dalam mengembangkan masyarakat. Program pembinaan UMKM ini tidak hanya ditujukan bagi UMKM yang bergerak di bidang otomotif dan alat berat saja, tetapi juga diberikan kepada UMKM dibidang lain seperti agribisnis dan pertambangan serta UMKM yang bergerak di bidang kerajinan.

Manfaat yang diperoleh dari pembinaan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek seperti peningkatan pengetahun, peningkatan keterampilan, dan peningkatan pendapatan. Ketiga manfaat tersebut akan lebih mudah teridentifikasi jika dilihat dari program pelatihan. Manfaat lainnya yang dapat dilihat dari adanya program pembinaan tersebut adalah adanya pasar baru, peningkatan daya kompetitif antar UKM binaan serta adanya program pemberdayaan lanjutan bagi masyarakat sekitar.

7.1 Manfaat Kegiatan Pembinaan dalam Peningkatan pengetahuan, Keterampilan, dan Pendapatan

Pada penelitian ini, manfaat pelatihan sebagai bentuk pembinaan pada UMKM diukur dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui aspek pengetahuan, keterampilan, serta pendapatan. Pengetahuan dan keterampilan tersebut merupakan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidang kerjanya. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis pelatihannya. Contoh jenis pelatihan yang pernah diikuti oleh karyawan PT. XYZ pada tahun 2009 sebanyak lima jenis. Maka, pertanyaan seputar pelatihan tersebut juga terdiri dari lima jenis yang satu sama lain berbeda yang juga disesuaikan dengan bidang kerjanya.

(2)

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Tingkat Pengetahuan, Tingkat Keterampilan, dan Tingkat Pendapatan Responden

Terdapat 86,7 persen dari 30 responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, sedangkan 13,3 persen lainnya memiliki pengetahuan yang rendah. Sebesar 80 persen responden memiliki tingkat keterampilan tinggi dan sebesar 20 persen lainnya memiliki keterampilan rendah. Selanjutnya, dari 30 orang responden 73,3 persen responden memiliki tingkat pendapatan rendah, 13,3 persen memiliki tingkat pendapatan sedang, dan 13,3 persen memiliki pendapatan tinggi. Tingginya tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh responden dipengaruhi oleh beberapa hal seperti adanya pelatihan serta adanya pertukaran pengetahuan dan keterampilan antar karyawan. Tingkat pendapatan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya lama bekerja, penilaian terhadap kinerja karyawan, serta pendidikan terakhir.

7.1.1 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan, Keterampilan, dan Pendapatan.

Karakteristik responden merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan. Karakteristik responden tersebut meliputi umur, tingkat pendidikan, lama menjadi karyawan, dan keikutsertaan dalam pelatihan. Uji hubungan antara karakteristik dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan dilakukan dengan tabulasi silang dan analisis Crosstabs-Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima dimana

Tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan responden

Jumlah dan persentase

Tingkat pengetahuan Rendah 4 (13,3)

Tinggi 26 (86,7)

Tingkat Keterampilan Rendah 6 ( 20)

Tinggi 24 (80)

Tingkat Pendapatan Rendah 22 (73,4)

Sedang 4 (13,3)

(3)

Ho: Tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. H1: Terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji

Berikut ini merupakan penjabaran dari karakteristik individu responden. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Karakteristik

Responden

Karakteristik Responden Jumlah dan presentase

Umur Muda 2 (6,7)

Dewasa 20 (66,7)

Tua 8 (26,6)

Tingkat Pendidikan Rendah 4 (13,3)

Sedang 22 (73,4)

Tinggi 4 (13,3)

Lama Bekerja Baru 13 (43,3)

Sedang 11 (36,7) Lama 6 (20) Keikutsertaan dalam pelatihan Tidak Ikut 10 (33,3) Ikut 20 (66,7)

Sesuai dengan Tabel 6, terdapat 6,7 persen responden termasuk dalam kategori umur muda yaitu kurang dari dua puluh tahun, sebesar 66,7 persen responden termasuk dalam kategori umur dewasa yaitu antara 21-30 tahun. Sisanya, yaitu 26,6 persen termasuk dalam kategori umur tua. Sebesar 13,3 persen responden merupakan responden dengan tingkat pendidikan tinggi, 73,4 persen termasuk responden responden dengan tingkat pendidikan sedang serta 13,3 persen responden termasuk responden dengan tingkat pendidikan tinggi.

Pada Tabel 6 juga dapat diketahui lama bekerja dari keseluruhan responden. Sebesar 43,3 persen responden merupakan karyawan baru, 36,7 persen responden tergolong mempunyai lama bekerja sedang serta 20 persen responden termasuk karyawan lama. Responden tersebut juga dapat dibedakan menurut keikutsertaan responden dalam pelatihan yang diselenggarakan YDBA tahun 2009. Sebesar 33,3 persen responden merupakan responden yang mengikuti pelatihan

(4)

yang diselenggarakan YDBA atau 100 persen dari total karyawan yang mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh YDBA. Sisanya, yaitu sebesar 66,7 persen merupakan responden yang tidak mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA tahun 2009.

7.1.1.1 Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan. Diduga terdapat hubungan antara tingkat umur responden dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan (Ho). Uji hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan dilakukan dengan tabulasi silang dan analisis Crosstabs-Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji.

Tabel 7. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square antara Umur dengan Pengetahuan, Keterampilan, dan Pendapatan

Approx. Sig. Keterangan

Pengetahuan 0,445 Ho. diterima (tidak ada hubungan) Keterampilan 0, 517 Ho. diterima (tidak ada hubungan) Pendapatan 0, 007 Ho. ditolak (ada hubungan) Ket: Ho ditolak jika Approx. Sig.< 0,05

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 15 for windows dengan model uji Crosstabs-Chi Square didapatkan hasil bahwa umur karyawan PT. XYZ tidak berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Umur hanya mempunyai hubungan nyata dengan pendapatan. Hubungan antara umur dengan pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan akan dijelaskan dalam tabel-tabel hubungan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang.

(5)

Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dengan Pengetahuan

Umur Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Muda 0 (0) 2 (100) 2 (100)

Dewasa 4 (20) 16 (80) 20 (100)

Tua 0 (0) 8 (100) 8 (100)

Ket: Approx. Sig = 0,445

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebesar 100 persen responden yang termasuk kelompok umur muda dan umur tua memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, walaupun jumlah responden dari kedua kelompok umur tersebut berbeda. Sedangkan 20 persen responden dari kelompok umur dewasa memiliki tingkat pengetahuan rendah dan 80 persen sisanya memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara umur dengan tingkat pengetahuan. Berdasarkan tabulasi silang tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dengan umur muda, dewasa, dan tua memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap pekerjaan mereka. Oleh karena itu dapat disimpulkan semakin tua umur responden tidak berarti semakin tinggi pengetahuannya dalam bekerja.

Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dengan Keterampilan

Umur Keterampilan Total

Rendah Tinggi

Muda 0 (0) 2 (100) 2 (100)

Dewasa 4 (20) 16 (80) 20 (100)

Tua 2 (25) 6 (75) 8 (100)

Ket: Approx. Sig = 0, 517

Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat keterampilan responden yang termasuk dalam kelompok umur muda adalah 100 persen tinggi. Sedangkan pada kelompok umur dewasa, 20 persen mempunyai keterampilan rendah dan 80 persen memiliki keterampilan tinggi dalam bekerja. Pada kelompok umur tua, 25 persen responden memiliki keterampilan rendah dan sisanya 75 persen memiliki keterampilan tinggi dalam bekerja. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan

(6)

bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara umur dengan tingkat keterampilan. Sebanyak 25 responden (80 persen) dari 30 responden memiliki keterampilan yang tinggi dalam bekerja. Hal ini memperlihatkan bahwa semakin tua umur responden tidak berarti semakin terampil dalam bekerja.

Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dengan Pendapatan

Umur Pendapatan Total

Rendah Sedang Tinggi

Muda 2 (100) 0 (0) 0 (0) 2 (100)

Dewasa 17 (85) 2 (10) 1 (5) 20 (100)

Tua 3 (37,5) 2 (25) 3 (37,5) 8 (100)

Ket: Approx. Sig = 0,007

Sebesar 100 persen responden dari kelompok umur muda memiliki pendapatan rendah. Pada kelompok umur dewasa dan tua mempunyai pendapatan yang beragam yaitu 85 persen responden kelompok umur dewasa mempunyai pendapatan rendah, 10 persen berpendapatan sedang, dan sisanya yaitu 5 persen mempunyai pendapatan tinggi. Sedangkan pada kelompok umur tua, 37,5 persen responden mempunyai pendapatan rendah dan tinggi serta 25 persen responden mempunyai pendapatan sedang. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan nyata antara umur dengan tingkat pendapatan. Pendapatan karyawan PT. XYZ mengalami kenaikan setiap tahunnya. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa responden atau karyawan yang sudah tua telah mengalami peningkatan pendapatan lebih banyak dari pada karyawan yang masih muda.

7.1.1.2 Tingkat Pendidikan

Pada penelitian ini tingkat pendidikan responden dikelompokkan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan. Diduga terdapat hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan (Ho). Uji hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan

(7)

pendapatan dilakukan dengan tabulasi silang dan analisis Crosstabs-Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan, keterampilan dan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan, Keterampilan, dan Pendapatan

Approx. Sig. Keterangan

Pengetahuan 1,000 Ho. diterima (tidak ada hubungan) Keterampilan 1,000 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Pendapatan 0,049 Ho. ditolak (ada hubungan)

Ket: Ho ditolak jika Approx. Sig.< 0,05

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan karyawan PT. XYZ tidak berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Tingkat pendidikan hanya mempunyai hubungan nyata dengan pendapatan. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan akan dijelaskan dalam tabel-tabel hubungan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang.

Tabel 12. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan

Tingkat Pendidikan Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Rendah 1 (25) 3 (75) 4 (100)

Sedang 2 (9,1) 20 (90,9) 22 (100)

Tinggi 1 (25) 3 (75) 4 (100)

Ket:Approx. Sig = 1,000.

Secara keseluruhan, responden yaitu karyawan PT. XYZ mempunyai tingkat pengetahuan tinggi walaupun mereka termasuk dalam kelompok tingkat pendidikan yang berbeda. Pada kelompok tingkat pendidikan rendah dan tinggi, 25 persen responden pada masing-masing kelompok mempunyai tingkat pengetahuan rendah dan sisanya 25 persen memiliki pengetahuan tinggi. Sedangkan pada kelompok tingkat pendidikan rendah hanya 2 orang atau sebesar 9,1 persen responden memiliki tingkat pengetahuan rendah. Sisanya yaitu 90,9 persen

(8)

memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan tidak berarti meningkatkan pengetahuan responden mengenai pekerjaannya.

Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dengan Keterampilan

Tingkat Pendidikan Keterampilan Total

Rendah Tinggi

Rendah 0 (0) 4 (100) 4 (100)

Sedang 6 (27,27) 16 (72,73) 22 (100)

Tinggi 0 (0) 4 (100) 4 (100)

Ket:Approx. Sig = 1,000.

Tabel 13 menunjukkan bahwa 24 (80 %) orang dari 30 orang responden memiliki keterampilan yang tinggi dalam bekerja. Secara detail dapat terlihat bahwa seluruh responden dengan tingkat pendidikan rendah dan tinggi memiliki tingkat keterampilan yang tinggi. Responden dengan tingkat pendidikan sedang 27,27 persennya memiliki tingkat keterampilan rendah dan 72,73 persen memiliki tingkat keterampilan tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan dengan tingkat keterampilan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan tidak berarti meningkatkan keterampilan responden dalam bekerja.

Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dengan Pendapatan

Tingkat Pendidikan

Pendapatan Total

Rendah Sedang Tinggi

Rendah 3 (75) 1 (25) 0 (0) 4 (100)

Sedang 18 (81,82) 2 (9,09) 2 (9,09) 22 (100)

Tinggi 1 (25) 1 (25) 2 (50) 4 (100)

Ket:Approx. Sig = 0,049.

Tabel 14 menunjukkan responden dengan tingkat pendidikan rendah memiliki tingkat pendapatan yang berbeda, yaitu 75 persen memiliki pendapatan rendah dan 1 persen memiliki pendapatan sedang. Pada responden dengan tingkat pendidikan sedang, 81,82 persen responden memiliki tingkat pendapatan rendah

(9)

dan masing-masing 9,09 persen responden memiliki tingkat pendapatan sedang dan tinggi. Sementara itu, responden dengan tingkat pendidikan tinggi masing-masing 25 persennya memiliki tingkat pendapatan rendah dan sedang. Sisanya yaitu sebesar 50 persen memiliki tingkat pendapatan tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan dengan tingkat pendapatan. Pada awal masuk kerja, pendidikan terakhir menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya gaji awal. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka gaji yang akan didapatkannya akan semakin tinggi pula. Hal ini didukung dari pernyataan salah satu informan.

“…Pasti, pendidikan terakhir berpengaruh sama pendapatan dia. Berhubungan sama gaji awalnya juga ” …”(Ibu Sumarsih, Staff HRD PT. XYZ).

7.1.1.3 Lama Bekerja

Lama bekerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan. Lama bekerja yaitu tahun yang sudah dilewati oleh responden untuk bekerja pada PT. XYZ. Pada penelitian ini lama bekerja dikelompokkan menjadi tiga, yaitu baru, sedang, dan lama. Diduga terdapat hubungan antara lama bekerja responden dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan (Ho). Uji hubungan antara lama bekerja dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan dilakukan dengan tabulasi silang dan analisis Crosstabs-Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Hubungan antara lama bekerja dengan pengetahuan, keterampilan dan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 15.

(10)

Tabel 15. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Lama Bekerja dengan Pengetahuan, Keterampilan dan Pendapatan

Approx. Sig. Keterangan

Pengetahuan 0,155 Ho. diterima (tidak ada hubungan) Keterampilan 0,354 Ho. diterima (tidak ada hubungan)

Pendapatan 0,002 Ho. ditolak (ada hubungan)

Ket: Ho ditolak jika Approx.Sig.< 0,05

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 15 for windows dengan model uji Crosstabs-Chi Square didapatkan hasil bahwa lama bekerja karyawan PT. XYZ tidak berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Lama bekerja hanya mempunyai hubungan nyata dengan pendapatan. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan akan dijelaskan dalam tabel-tabel hubungan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang.

Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Bekerja dengan Pengetahuan

Lama Bekerja Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Baru 3 (23,08) 10 (76,92) 13 (100)

Sedang 1 (9,1) 10 (90,9) 11 (100)

Lama 0 (0) 6 (100) 6 (100)

Ket:Approx. Sig = 0,155.

Tabel 16 menyajikan jumlah dan presentase responden menurut lama bekerja dengan pengetahuan. Sebanyak 23,08 persen responden yang termasuk dalam kategori baru untuk aspek lama bekerja memiliki pengetahuan rendah dan 76,92 persen lainnya dalam kategori ini memiliki pengetahuan tinggi. Sebanyak 9,1 persen responden yang termasuk dalam kategori sedang untuk aspek lama bekerja memiliki pengetahuan rendah dan 90,9 persen lainnya dalam kategori ini memiliki pengetahuan tinggi. Sementara itu, sebanyak 100 persen responden yang berasal dari kategori lama untuk aspek lama bekerja persen memiliki pengetahuan tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara lama bekerja dengan tingkat pengetahuan. Artinya, semakin lama

(11)

responden bekerja (dalam satuan tahun) tidak berarti meningkatkan pengetahuan responden mengenai pekerjaannya.

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Bekerja dengan Keterampilan

Lama Bekerja Keterampilan Total

Rendah Tinggi

Baru 3 (23,08) 10 (76,92) 13 (100)

Sedang 3 (27,27) 8 (72,73) 11 (100)

Lama 0 (0) 6 (100) 6 (100)

Ket:Approx. Sig = 0,354.

Tabel 17 menyajikan jumlah dan presentase responden menurut lama bekerja dengan keterampilan. Sebanyak 23,08 persen responden yang termasuk dalam kategori baru untuk aspek lama bekerja memiliki keterampilan rendah dan 76,92 persen lainnya dalam kategori ini memiliki keterampilan tinggi. Sebanyak 27,27 persen responden yang termasuk dalam kategori sedang untuk aspek lama bekerja memiliki keterampilan rendah dan 72,73 persen lainnya dalam kategori ini memiliki keterampilan tinggi. Sementara itu, sebanyak 100 persen responden yang berasal dari kategori lama untuk aspek lama bekerja persen memiliki keterampilan tinggi.

Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Bekerja dengan Pendapatan

Lama Bekerja Pendapatan Total

Rendah Sedang Tinggi

Baru 12 (92,31) 1 (7,69) 0 (0) 13 (100)

Sedang 8 (72,73) 2 (18,18) 1 (9,09) 11 (100)

Lama 2 (33,33) 1 (16,67) 3 (50) 6 (100)

Ket:Approx. Sig = 0,002.

Tabel 18 menyajikan jumlah dan presentase responden menurut lama bekerja dengan pendapatan. Sebanyak 92,31 persen responden yang termasuk dalam kategori baru untuk aspek lama bekerja memiliki pendapatan rendah dan 7,69 persen lainnya dalam kategori ini memiliki pendapatan tinggi. Sebanyak 72,73 persen responden yang termasuk dalam kategori sedang untuk aspek lama bekerja memiliki pendapatan rendah, 18,18 persen responden memiliki pendapatan

(12)

sedang dan 9,09 persen lainnya dalam kategori ini memiliki pendapatan tinggi. Sebanyak 23,33 persen responden yang berasal dari kategori lama untuk aspek lama bekerja memiliki pendapatan rendah, 16,67 persen memiliki pendapatan sedang dan 50 persen memiliki pendapatan tinggi.

Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan nyata antara lama bekerja dengan tingkat pendapatan. Setiap tahun, karyawan PT XYZ akan mendapatkan kenaikan gaji dan diasumsikan bahwa karyawan yang sudah lama bekerja telah mengalami beberapa kali kenaikan gaji. Pada departemen tertentu, karyawan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan uang tambahan yang diperoleh dari lembur.

“…Setiap tahun pasti ada kenaikan gaji. Besarnya berbeda-beda tergantung dari karyawan yang bersangkutan. Tergantung dari kinerjanya juga sih…”(Ibu Sumarsih, Staff HRD PT. XYZ).

7.1.1.4 Keikutsertaan dalam Pelatihan

Pada penelitian ini, keikutsertaan dalam pelatihan didefinisikan sebagai ikutsertanya responden dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA. Diduga terdapat hubungan antara keikutsertaan responden dalam pelatihan dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan (Ho). Uji hubungan antara keikutsertaan dalam pelatihan dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan dilakukan dengan tabulasi silang dan analisis Crosstabs-Chi Square. Pengambilan keputusan berdasarkan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari α (0,05) maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Hubungan antara keikutsertaan responden dalam pelatihan dengan pengetahuan, keterampilan dan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 19.

(13)

Tabel 19. Hasil Analisis Crosstabs-Chi Square Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan, Keterampilan dan Pendapatan

Approx. Sig. Keterangan

Pengetahuan 0, 138 Ho. diterima (tidak ada hubungan) Keterampilan 1,000 Ho. diterima (tidak ada hubungan) Pendapatan 0, 110 Ho. diterima (tidak ada hubungan) Ket: Ho ditolak jika Approx.Sig.< 0,05

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 15 for windows dengan model uji Crosstabs-Chi Square didapatkan hasil bahwa keikutsertaan karyawan PT. XYZ pada pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA tidak berhubungan nyata dengan pengetahuan, keterampilan yang mereka miliki, serta pendapatan. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan akan dijelaskan dalam tabel-tabel hubungan antar variabel dalam bentuk tabulasi silang.

Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Keikutsertaan dalam Pelatihan dengan Pengetahuan

Keikutsertaan dalam Pelatihan Pengetahuan Total Rendah Tinggi Ya 0 (0) 10 (100) 10 (100) Tidak 4 (20) 16 (80) 20 (100) Ket:Approx. Sig =.0, 138

Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa sebagian besar dari responden memiliki pengetahuan tinggi, baik yang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan YDBA maupun yang tidak. Responden yang mengikuti pelatihan dari YDBA seluruhnya memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Sementara itu, sebanyak 80 persen responden yang tidak mengikuti pelatihan tersebut memiliki pengetahuan tinggi dan 20 persen lainnya memiliki pengetahuan rendah. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara keikutsertaan responden dalam pelatihan yang diselenggarakan YDBA dengan tingkat pengetahuan. Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 20 menunjukkan bahwa 100 persen responden yang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA memiliki pengetahuan yang tinggi, sedangkan pada responden yang tidak mengikuti pelatihan masih ada yang memiliki pengetahuan rendah.

(14)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden diketahui bahwa pengetahuan tidak hanya didapatkan dari pelatihan yang diselenggarakan YDBA. Tingginya tingkat pengetahuan responden juga dipengaruhi oleh adanya transfer pengetahuan diantara karyawan. Diantara para karyawan terdapat difusi pengetahuan. Namun pada dasarnya, adanya pelatihan sangat berpengaruh pada peningkatan pengetahuan karena pelatihan merupakan salah satu sumber pengetahuan.

Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Keikutsertaan dalam Pelatihan dengan Keterampilan

Keikutsertaan dalam Pelatihan Keterampilan Total Rendah Tinggi Ya 2 (20) 8 (80) 10 (100) Tidak 4 (20) 16 (80) 20 (100) Ket:Approx. Sig = 1,000

Terdapat 20 persen dari sepuluh responden yang mengikuti pelatihan memiliki keterampilan rendah dan 80 persen memiliki keterampilan tinggi. Sementara itu, 20 persen responden yang tidak mengikuti pelatihan juga memiliki keterampilan yang rendah dalam bekerja dan 80 persen lainnya memiliki keterampilan tinggi dalam bekerja. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara keikutsertaan responden dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh YDBA dengan tingkat keterampilan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa keterampilan didapatkan bukan hanya dari pelatihan saja tetapi juga berasal dari sesama karyawan dan dari pengalaman selama bekerja. Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Keikutsertaan dalam

Pelatihan dengan Pendapatan Keikutsertaan

dalam Pelatihan

Pendapatan Total

Rendah Sedang Tinggi

Ya 5 (50) 3 (30) 2 (20) 10 (100)

Tidak 17 (85) 1 (5) 2 (10) 20 (100)

Ket:Approx. Sig = 0, 110.

Terdapat 50 persen dari sepuluh responden yang mengikuti pelatihan memiliki pendapatan rendah, 30 persen memiliki pendapatan sedang, dan 20 persen memiliki pendapatan tinggi. Pendapatan responden yang tidak mengikuti

(15)

pelatihan juga memiliki keragaman, yaitu sebanyak 85 persen responden memiliki pendapatan rendah, 5 persen memiliki pendapatan sedang, dan 10 persen responden memiliki pendapatan tinggi. Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara keikutsertaan responden dalam pelatihan yang diselenggarakan YDBA dengan tingkat pendapatan. Hal ini didukung secara kualitatif melalui pernyataan dari seorang informan berikut ini.

“…Pendapatan tiap karyawan memang tidak dipengaruhi langsung oleh ikut tidaknya dia dalam pelatihan apapun, tetapi dipengaruhi oleh kinerjanya. Hubungan keduanya memang tidak nyata. Tapi pada dasarnya adanya pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam bekerja yang nantinya dapat meningkatkan kinerja dia sehingga dapat pula meningkatkan persentase kenaikan gaji mereka…”(Bapak Hry, General Manager PT. XYZ).

7.2 Manfaat Kegiatan Pembinaan dalam Perluasan Pasar, Peningkatan Daya Kompetitif antar UMKM binaan, serta Kegiatan Pemberdayaan Lanjutan Bagi Masyarakat Sekitar

7.2.1 Perluasan Pasar

Salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan oleh YDBA adalah dalam hal pemasaran. Bentuk kegiatan yang dilakukan juga beragam. Salah satunya adalah dengan menjadi perantara antara konsumen dengan UMKM binaannya. Selain itu, YDBA juga mengikutsertakan UMKM binaannya dalam beberapa pameran baik yang berskala nasional maupun internasional.

Keikutsertaan UMKM binaan YDBA termasuk PT. XYZ dalam Pameran Indonesian Motor Show yang diselenggarakan setiap tahun, dapat memberikan kesempatan pada UMKM untuk mempromosikan produknya kepada para pengunjung. Tidak menutup kemungkinan dengan keikutsertaan UMKM pada pameran tersebut akan mempengaruhi peningkatan produksi dan perluasan pasar, bahkan sampai pada pasar internasional. Perluasan pasar tersebut juga dapat terwujud dengan mengikutsertakan UMKM binaan pada kegiatan studi banding ke luar negeri. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh seorang informan berikut ini.

(16)

“…YDBA sering mengajak PT. XYZ untuk ikut pameran-pameran. Keikutsertaan pada pameran-pameran tersebut juga bisa menjadi cara untuk mendapatkan pasar baru karena kita seringkali bertemu dengan calon customers. Tapi ya kita emang harus aktif juga mencari pembeli baru untuk memperluas pasar…” (Bapak Hry, General Manager PT. XYZ).

7.2.2 Peningkatan Daya Kompetitif antar UMKM binaan

UMKM yang menjadi binaan dari YDBA terdiri dari beberapa jenis dengan skala yang beragam. Bagi PT. XYZ, salah satu manfaat yang didapat dari kegiatan pembinaan adalah mengetahui pangsa pasar dari produk yang dihasilkan serta pesaing-pesaing dari usahanya. Selain itu melalui pelaksanaan kegiatan pembinaan terutama pelatihan, PT. XYZ dapat mengetahui selera konsumen. Adanya pengetahuan tersebut juga dapat digunakan untuk memprediksi posisi PT. XYZ dalam pasar dan para pesaingnya serta strategi bisnis yang digunakan dalam pemasaran produk, seperti halnya yang diungkapkan oleh seorang informan berikut ini.

“…Dari pelatihan akhirnya kita juga tahu standar produk yang bagus,paling nggak sesuai sama standar Astra dan punya nilai jual tinggi juga…”(Bapak Spy, peserta Pelatihan Teknologi Press Dies II).

YDBA juga sering menyelenggarakan silaturahmi dan Seminar UMKM. Acara ini dimanfaatkan oleh UMKM terkait untuk saling berdialog sambil membahas perkembangan dan peluang bisnis serta update informasi mengenai kondisi dan situasi bisnis saat ini. Hal ini didukung oleh pernyataan seorang informan berikut.

“…Persaingan bisnis pasti ada, tapi ya tetap harus bersih. YDBA juga sering mempertemukan UKM binaannya dalam beberapa acara. Dari pertemuan itu kita juga saling bertukar informasi antar UKM binaan…”(Bapak Hry, General Manager PT. XYZ).

(17)

7.2.3 Kegiatan Pemberdayaan Lanjutan Bagi Masyarakat Sekitar

YDBA mengkhususkan kegiatannya pada pembinaan UMKM, baik UMKM yang terkait dengan bisnis Astra ataupun tidak. Manfaat pembinaan dalam kegiatan pemberdayaan lanjutan bagi masyarakat sekitar khususnya PT. XYZ tidak terlalu terlihat. Hal ini disebabkan usaha yang dilakukan oleh PT. XYZ mengharuskan adanya keterampilan khusus karena PT. XYZ merupakan produsen dies dan komponen kendaraan bermotor lainnya.

Bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT. XYZ bagi masyarakat sekitar adalah dengan merekrut masyarakat sekitar untuk bekerja di PT. XYZ. Namun, jumlahnya masih sedikit karena masyarakat tersebut seringkali tidak memenuhi standar karyawan. Biasanya, PT. XYZ juga berkoordinasi dengan Kepala Desa setempat. Hal ini didukung oleh pernyataan seorang informan berikut.

“…Dari keseluruhan karyawan, cuma tiga puluh persen dari masyarakat aja yang bisa jadi karyawan di sini. Kan kita juga punya standar calon karyawan yang memang harus dipenuhi…”(Bapak Spy, peserta Pelatihan Teknologi Press Dies II).

Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar, PT. XYZ memberikan bantuan dana kepada masyarakat sekitar untuk membangun jalan serta masjid. Kegaitan tersebut dilakukan setiap tahun sebagai tindak lanjut dari proposal yang masuk ke PT. XYZ

Gambar

Tabel  5. Jumlah  dan Persentase Tingkat  Pengetahuan,  Tingkat Keterampilan, dan Tingkat Pendapatan Responden
Tabel  8.  Jumlah  dan  Persentase  Responden  Menurut  Umur  dengan Pengetahuan
Tabel  10. Jumlah  dan  Persentase  Responden  Menurut  Umur  dengan Pendapatan
Tabel  11.  Hasil Analisis Crosstabs-Chi  Square Antara  Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan, Keterampilan, dan Pendapatan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Strategi umum yang digunakan dalam pengembangan wilayah Kapet Bima adalah pengembangan kerjasama dan peningkatan kapasitas institusi, pengembangan sosial ekonomi

Skripsi karya seni berjudul “Membangun Dimensi Ruang Dengan Gaya Stretched Realis Pada Tata Suara Film “Fatimah” memberikan pengalaman dan hal lain yang dapat melebihi

Maksud dari penelitian adalah untuk menghasilkan produk marshmallow menggunakan bahan baku sayuran yaitu labu kuning dengan kombinasi gula dan konsentrasi gelatin

Gaya (style) yaiku cara ngandharake bab kanthi cara tartamtu, saengga apa.. Saka andharan mau, bisa diarani yen stilistika salah sawijine ilmu kang ngandharake

Karena peserta didik (terutama siswa pada usia pendidikan dasar dan menengah) pada umumnya cenderung meneladani (meniru) guru atau pendidikanya. Karena secara psikologis

Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya kemampuan merawat diri Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan klien dapat merawat7.

Penambahan glutathione pada medium maturasi ataupun medium kultur dengan konsentrasi yang tepat untuk melindungi embrio dari serangan radikal bebas yang mungkin terjadi saat gamet

Bahan baku seperti NBKP, LBKP, broke dan kalsium karbonat yang sudah dihaluskan kemudian dicampur di dalam mixing chest dengan komposisi yang berlainan sesuai dengan grade