• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN BISNIS JAMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN BISNIS JAMUR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH

PERENCANAAN BISNIS JAMUR

DISUSUN OLEH:

Nama

: Relly Puspita

NIM

: 10.11.4587

Kelas

: S1 TI – 2N

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

2011

(2)

ABSTRAK

PERENCANAAN BISNIS JAMUR

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian mata pencaharian penduduknya adalah petani. Sektor pertanian juga merupakan salah satu sektor penting yang mendukung perekonomian Indonesia. Dalam membangun perusahaan yang baik, Perencanaan bisnis yang jelas dan realitas diperlukan agar wirausahawan dapat secara konsisten menjalankan dan mengembangkan bisnis. Untuk menunjang perencanaan agar sesuai dengan yang diharapkan, dengan menganalisa kuantitatif yang akan membahas pengukuran kinerja perusahaan secara nominal melalui keuangan. Dalam perencanaan pemasaran, perusahaan menguji kelayakan investasi usaha dengan mengukur potensi pasar jamur di berbagai wilayah.

Banyak jenis jamur yang diminati konsumen yaitu jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), champignon (Agaricus bisporus), dan shiitake (Lentinus edodes). Dari kelima jenis jamur tersebut, jamur mernglah yang banyak di usahakan petani karena lebih mudah di budidayakan dan siklus hidupnya pendek. Misal di wilayah Jawa Barat permintaan jamur merang sebesar 20.212.750 kg/tahun dan pasokan jamur merang untuk wilayah jawa barat sebesar 15.337.250 kg/tahun, menunjukkan bahwa usaha budidaya jamur merang layak untuk dikembangkan ditinjau dari aspek pemasaran. Dalam perencanaan keuangan, perusahaan menguji kelayakan investasi usaha dengan menggunakan metode capital budgeting yang terdiri atas payback period, net present value NPV), dan internal rate of return (IRR). Dengan kebutuhan modal awal sebesar Rp43.920.000,- akan mencapai Payback Period setelah 2,45 tahun, dengan NPV bernilai Rp46.277.259,- dan IRR sebesar 48% maka usaha budidaya jamur merang layak untuk dikembangkan ditinjau dari aspek keuangan.

(3)

ISI KARYA ILMIAH PERENCANAAN BISNIS JAMUR

Menurut H.M Kudrat Slamet, Ketua Umum Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI), jenis jamur yang diminati konsumen yaitu jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), champignon (Agaricus bisporus), dan shiitake (Lentinus edodes).

Dari kelima jenis jamur tersebut, jamur meranglah yang banyak diusahakan petani. Sebab, dibanding jenis jamur lainnya, jamur merang lebih mudah dibudidayakan, dan siklus hidupnya pendek hanya satu bulan. Berikutnya adalah jamur tiram putih. Produksi jamur yang

pengembangannya mulai dirintis sejak 1997-an itu, sekitar 30% dari total produksi jamur Indonesia. Jamur kayu yang banyak dibudidayakan di daerah berketinggian 800—1.300 m di atas permukaan laut ini mempunyai siklus hidup 5 bulan, dengan masa panen 4 bulan.

Tinggal Pilih

Petani jamur merang banyak dijumpai di dearah dataran rendah, seperti di Pantura (Pantai Utara Jawa). Khususnya di Jabar, sentra produksi jamur merang dapat ditemui di Bekasi,

Karawang, Subang, dan Cirebon. Sementara sentra jamur tiram putih berada di Kabupaten Bandung (Cisarua, Lembang, Ciwidey, Pangalengan), Bogor, Sukabumi, Garut, dan

Tasikmalaya. Di luar Jabar terdapat di Sleman, Yogyakarta, dan Solo. Untuk jamur kuping, bisa dijumpai di Jateng (Ambarawa dan Yogyakarta), serta di Ciwidey.

Walupun belum banyak, pelaku usaha jamur champignon, alias jamur kancing, dapat dijumpai di Bumiayu (Jateng) dan Randutatah, Malang (Jatim). Untuk jamur shiitake, contoh pelaku

usahanya berada di Cibodas Lembang dan Malang.

Champignon dan shiitake lebih banyak dihasilkan oleh perusahaan besar, lantaran diproduksi untuk olahan (kalengan). Sementara jamur merang, jamur tiram putih, dan jamur kuping, lebih merakyat, sehingga banyak dipilih untuk diusahakan.

BernilaiPlus

Keinginan masyarakat untuk mengonsumsi jamur terus meningkat. Salah satunya dapat dilihat dari kreatifitas para pedagang, yang sebelumnya hanya menjajakan jamur segar, sekarang sudah merambah ke olahan, seperti memproduksi keripik jamur. Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi jamur berpengaruh positif terhadap permintaan pasokan. Permintaan jamur terus meningkat, berapapun yang diproduksi oleh petani habis terserap. Konsumen menyadari bahwa jamur bukan sekadar makanan, tapi juga mengandung khasiat obat. Jamur mudah dicerna dan dilaporkan berguna bagi para penderita penyakit tertentu. Jamur merang misalnya, berguna bagi penderita diabetes dan penyakit kekurangan darah. Memang, setiap jenis jamur mengandung khasiat obat tertentu. Jamur mempunyai nilai gizi tinggi, terutama kandungan proteinnya sekitar 15%—20% (bobot kering),daya cernanya pun tinggi, 34%—89%. Kelengkapan asam amino yang dimiliki jamur lebih menentukan mutu gizinya. Kandungan lemak cukup rendah, antara 1,1%—9,4% (bobot kering), berupa asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol, dan fosfolipida.

(4)

PRODUKSI

Sampai saat ini jamur lebih banyak diproduksi di Jawa. Berdasar data MAJI, setiap hari Jabar memproduksi 15—20 ton jamur merang dan 10 ton jamur tiram. Sementara jamur kuping, dengan sentra utama Jateng, setiap hari memproduksi 1 ton. Disusul jamur shiitake dengan produksi 500 kg/hari.Sebagian besar produksi jamur dipasarkan dalam bentuk segar. Kota-kota besar menjadi tujuan pasar utama jamur selama ini. Pasar Jakarta misalnya, dipasok dari

Karawang, Bandung, Bogor, dan Sukabumi. Dari Cisarua Bandung saja, setiap hari, tidak kurang dari 3 ton jamur tiram masuk Jakarta. Misa memprediksi, kebutuhan pasar Jakarta terhadap jamur merang sekitar 15 ton/hari. Sementara Karawang baru mampu memasok 3 ton.

Untuk jamur kuping terutama diserap pasar Jateng, lantaran banyak dibutuhkan industri jamu. Walau demikian, jamur kuping dari Jateng pun masuk Bandung, sehari tidak kurang dari 200 kg. Selain dijual segar, sebagian pelaku usaha melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi keripik dan tepung.

HargaStabil

Dibanding komoditas lain, harga jamur terbilang stabil. Mungkin lantaran jamur bukan komoditas pokok seperti beras, cabai, maupun bawang merah. Dalam dua minggu pertama September, harga jamur merang di tingkat petani Rp9.000—Rp10.000/kg (BEP Rp6.000/kg). Selisih harga di tingkat pengumpul lebih tinggi Rp3.000—Rp4.000/kg. Di pasar, harganya menjadi Rp15.000—Rp20.000/kg. Karena rantai tataniaganya cukup panjang, selama ini keuntungan dari bisnis jamur merang lebih banyak dinikmati para pengumpul. Kalau jamur tiram, keuntungannya lebih banyak dinikmati oleh petani. Pengumpul paling memperoleh keuntungan Rp1.000—Rp2.000/kg. Harga jamur tiram di tingkat petani pada kurun waktu yang sama rata-rata Rp5.300/kg (BEP Rp4.000/kg). Di pasar induk Rp6.000/kg (subuh) dan di pasar kecil Rp10.000/kg. Harga jamur kuping basah di tingkat petani rata-rata Rp6.000/kg. Di pasar Rp8.000/kg. Sedangkan jamur kuping kering berkisar Rp35.000—Rp50.000/kg. Menurut Adi, untuk menghasilkan sekilo jamur kuping kering diperlukan 6 kg yang basah.

Kendati harganya cukup menggiurkan, ada saat dimana jamur segar kurang laku, yaitu 1—2 minggu setelah Lebaran.

Usaha Sarana

Selain mengandalkan penjualan jamur segar, beberapa petani jamur memilih menjual bibit botolan dan baglog. Kudrat, yang juga pemilik perusahaan jamur CV. Citi Mandiri di Ciasura Bandung, selain memproduksi jamur tiram, juga menjual bibit dan baglog. Dari 15 kumbung yang diusahakan, setiap hari ia memproduksi 10.000 baglog dan bibit botolan. Demikian pula Adiyuwono yang mulai merintis usaha sejak 2003. Setiap bulan ia memproduksi 100 ribu baglog, 10—40% diantaranya untuk jamur kuping. Sementara produksi bibitnya sebanyak 30.000 botol/bulan. Bibit ia jual Rp4.000—Rp5.000/botol. Sedangkan baglog jamur tiram dijual Rp1.600 dan Rp1.400 untuk baglog jamur kuping. Selain diserap petani di Jawa, bibit itu

dilempar sampai ke Sumatera dan Kalimanatan. Hal serupa dilakukan juga Jemy Susanto, pemilik perusahaan Jamur Agro Lestari di Solo. Setiap bulan ia memproduksi bibit F2 1.000 botol dan 20.000 baglog. Bibit dan baglog ini ia pasarkan hingga ke luar Jawa. Jemy mematok harga bibit Rp59.000 untuk Jawa dan Rp69.000 luar Jawa. Berdasar data MAJI, omzet

(5)

perdagangan media tanam mencapai Rp 4,4 miliar/tahun. Sedangkan omzet perdagangan bibit mencapai Rp 750 juta setahun. Adapun omzet perdagangan jamur segar mencapai Rp 17,3 miliar/tahun.

KHASIAT JAMUR 1. Jamur Merang

Mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan penyakit anemia, menurunkan darah tinggi, dan pencegahan penyakit kanker. Eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun.

2. Jamur Tiram

Sumber protein nabati yang tidak mengandung kolesterol dan mencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung, mengurangi berat badan, dan diabetes. Kandungan Vit. B-komplek tinggi, dapat menyembuhkan anemia, anti tumor, dan mencegah kekurangan zat besi. 3. Jamur Kuping

Lendirnya berkhasiat menetralkan racun yang terdapat dalam bahan makanan, sirkulasi darah lebih bebas bergerak dalam pembuluh jantung.

4. Jamur Champignon

Sumber protein nabati, mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah koroner pada penderita penyakit hipertensi dan jantung akibat kolesterol. Dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik dan formula obat penghalus kulit.

5. Jamur Shiitake

Meredakan efek serangan influenza, menghambat pertumbuhan sel kanker, leukemia, dan rheumatik. Enzim-enzim yang terkandung di dalam shiitake dapat memproduksi asam amino tertentu yang mampu mengurangi kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah. Jamur ini pun dipercaya sebagai aprodisiak.

RAHASIA BUKA USAHA

Jangan hanya menghitung keuntungan, tapi Anda mesti memahami segala risiko usaha. Bila ada pesaing atau kegagalan di atas standar, dengan efisiensi, asset bisa diamanan. Agar untungnya tinggi, upayakan agar kontaminasi tidak lebih dari 10%. Hati-hati menggunakan bahan untuk media tumbuh karena bisa mengundang hama penyakit. Hindari penggunaan pestisida. Untuk pengadaan bahan cari 3 M: murah, mudah, dan hasilnya maksimal. Manfaatkan sumber bahan yang ada di wilayah masing-masing (jerami, tongkol jagung, limbah sawit, eceng gondok, serbuk gergaji, polard). Tiap daerah potensial mengembangkan cara-cara budidaya yang kondisional. Sebab dengan cara yang khas akan memperoleh biaya produksi lebih murah. Bisnis jamur mempunyai tahapan budidaya: membuat serbuk, mengukus, memasukan bibit (inokulasi), inkubasi, penumbuhan, panen, pasca panen. Kelalaian di setiap tahapan mesti segera diperbaiki. Untuk mempercepat putaran uang, di luar budidaya, lakukan juga bisnis bibit.

DAFTAR PUSTAKA :

http://agribisnis-indonesia.blogspot.com/2007/11/bisnis-jamur-bikin-tergiur.html

Referensi

Dokumen terkait

SUPRIYANTO SMK

cukup menahan tekan.Dengan terpenuhinya kondisi tekuk lentur dan tekuk torsi seperti yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan yaitu 2L

Pelaksanaan ritual pada masyarakat Galih Puji Rahayu tidak mempunyai sarana tempat tertentu yang khusus dan dapat dilakukan di mana saja, di kamar, di rumah

Myös opettajien läsnäoloa kaivattiin ja koettiin hyväksi muun muassa se, jos toinen opettaja oli luokasta pois, niin oppilaat eivät jääneet silti keskenään.

Namun, pada waktu t = 120 menit sampai dengan t = 200 menit energi kalor yang dilepas kondensor mulai tetap atau stabil dengan nilai Qout = 240 kJ/kg dan mengalami perubahan

Hasil analisis uji Chi Square untuk data berat badan dan tekanan darah sistolik dan diastolik akseptor KB suntik menunjukkan nilai p > 0.05, hasil analisis tersebut

Hal tersebut disampaikan Professor Dr Sri Edi Suwasono ketika menjadi pembicara dalam Seminar Tujuh Puluh Tahun Koperasi Indonesia dengan tema ” Satu Desa Satu Koperasi