• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal )"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

141 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan dan hak asasi setiap manusia untuk mempersiapkan kehidupannya, baik sebagai mahluk pribadi maupun sosial. Pendidikan sebagai wahana yang tepat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Syafaruddin (2005: 1) menyatakan bahwa melalui pembangun-an bidpembangun-ang pendidikpembangun-an dapat memberikpembangun-an peningkatan mutu secara signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia. Salah satu peran penting ada pada guru karena merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran.

Guru menduduki posisi yang sangat strategis yang akan memberikan pengaruh langsung terhadap kualitas hasil belajar siswa.

Zainal Aqib (2007: 22) menyatakan bahwa guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut dinyatakan Syaiful Bahri Djamarah (2002: 32) bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Dengan demikian jelas bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU

DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SE KOTA SALATIGA Nunuk Suliyatun 1

Mulyoto2

Soetarno Joyoatmojo3

1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS

2 Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS 3 Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS

ABSTRACT

The purposes of this research are to determine the contribution of: (1) teacher’s professional competence toward teacher learning skills in physics, (2) achievement motivation towards teacher’s learning skills in physics (3) teacher’s professional competence and achievement motivation towards teacher’s learning skills in physics at the secondary schools in Salatiga.

This research used quantitative methods. The sample was 84 of totally 117 physics teachers. The data collection technique used Likert scale questionnaire. Data analysis techniques used linear and multiple regression analysis.

The results of this study show that there are a contribution of: (1) teacher’s professional competence toward teacher’s learning skills in physics; (2) achivement motivation towards teacher’s learning skills in physics; and (3) teacher’s professional competence and achievement motivation towards teacher’s learning skills in physics at the secondary schools in Salatiga simultaneously.

Keywords: Teachers' Professional Ability, Achievement Motivation, Teacher Learning Skills in Physics

(2)

142 pendidikan adalah guru. Jika para guru tersebut menjalankan prinsip-prinsip profesionalisme dalam tugas dan fungsinya, akan menghasilkan kinerja yang baik.

Kompetensi seorang guru menentu-kan keberhasilan dalam mencapai peningkatan mutu pembelajaran. Kymet Selvi (2008) menyatakan bahwa dengan adanya kompetensi guru maka guru tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam bidang pendidikan. Hal itu seperti diungkapkan sebagai berikut: Teachers’ competencies have been broadening with respect to reform studies in education, development of teacher education, scientific results of educational science and other fields. Kompetensi guru telah memperluas sehubungan dengan me-reformasi studi di bidang pendidikan, pengembangan pendidikan guru, hasil ilmiah ilmu pendidikan dan bidang lainnya.

Guru merupakan penggerak utama penyelenggaraan pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Kepemimpinan guru di jenjang pendidikan menengah sangat dibutuhkan para siswa karena guru harus mengajarkan ilmu pengetahuan. Di samping itu, guru juga mendidik siswa-nya dengan nilai-nilai untuk membentuk kepribadian karena pendidikan seharus-nya berperan dalam pembentukan ke-pribadian manusia (HAR. Tilaar 1999: 51).

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas

belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Teaching-learning process is a planned interaction that promotes behavioral change that is not a result of maturation or coincidence (Teresa Banks, 2000: 1). (Proses belajar mengajar adalah interaksi yang direncanakan yang mencapai perubahan perilaku yang bukan merupakan hasil dari pematangan atau kebetulan). Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa proses belajar mengajar dilakukan perencanaan terlebih dahulu agar proses pelaksanaannya dapat berjalan lancar serta hasil yang diperoleh juga semakin maksimal. Guru mempunyai tanggung jawab untuk me-lihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses per-kembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.

Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidik-an formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut mampu men-yelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis, oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.

Kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran memang sangat diperlu-kan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Algozinne, dkk (2007) melakukan

(3)

143 penelitian yang berjudul “Beginning Teachers' Perceptions of Their Induction Program Experiences”. Mereka mengata-kan “Ensuring a qualified teacher in every classroom is a central part of the latest agenda to strengthen public education and maximize student achievement. Effective teaching and delivering quality instruction are lifelong and critical goals of professional development of teachers”. Memastikan seorang guru berkwalitas di dalam tiap-tiap kelas adalah suatu bagian terpenting untuk memperkuat pendidik-an dpendidik-an memaksimalkpendidik-an prestasi siswa. Pengajaran efektif dan pengiriman instruksi berkwalitas adalah tujuan kritis dan kekal tentang pengembangan para guru profesional. Karena keberadaan guru yang profesional dapat meningkat-kan prestasi siswa dan adanya output yang baik mampu meningkatkan kualitas sekolah.

Bob C S Yong (2005) menyatakan bahwa “An important role of teachers is to interpret and translate complex science concepts to the level appropriate to the learning experiences of the target students. It is essential that they must first develop a personal understanding of the subject matters that they are expected to impart to their students”. Peran penting dari guru adalah untuk menafsirkan dan menerjemahkan konsep-konsep ilmu yang rumit untuk tingkat yang sesuai dengan pengalaman belajar siswa. Sasaran Adalah penting bahwa mereka harus terlebih dahulu mengembangkan

pemahaman pribadi dari materi yang mereka diharapkan untuk memberikan kepada siswa mereka.

Dari jurnal di atas dapat penulis simpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar peran serta seorang guru sangatlah penting. Karena seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi pelajaran. Tujuannya adalah agar materi yang disampaikan dapat diterima baik oleh para siswa. Sehingga pemahaman siswa dapat meningkat.

Salah satu bentuk profesional guru tersebut adalah keterampilan guru dalam pembelajaran yang merupakan keahlian dan kemampuan serta keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya. Dapat juga dikatakan guru tersebut telah terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidang pembelajaran.

Gusley (2002: 381) menyatakan “high quality professional development is a central component in nearly modern proposal for improving education. Policy makers increasingly recognize that schools can be no better than the teachers and administrators who work within them”. (Kualitas pengembangan professional yang tinggi merupakan komponen utama dalam hamper setiap proposal modern untuk meningkatkan pendidikan. Para pembuat kebijakan semakin menyadari bahwa sekolah bisa tidak lebih baik dari para guru dan

(4)

144 administrator yang bekerja dalam diri merek). Dari uraian artikel tersebut dapat penulis simpulkan bahwa untuk me-ningkatkan kualitas pendidikan diperlu-kan adanya guru yang memiliki profesionalisme tinggi dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan profesionalitas guru.

Adapun keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh seorang guru antara lain (1) Keterampilan membuka an, (2) Keterampilan menjelaskan pelajar-an, (3) Keterampilan Bertanya, (4) Ke-terampilan mengadakan variasi, (5) Keterampilan mengelolah kelas, (6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) Keterampilan meng-ajar kelompok kecil dan perorangan, (8) Keterampilan menutup pelajaran

(http://www.jambiekspres.co.id)

Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, guru perlu memperhatikan bahwa siswa memiliki berbagai potensi dalam dirinya. Di antaranya rasa ingin tahu dan berimajinasi. Dua hal ini adalah potensi yang harus dikembangkan atau distimulasi melalui kegiatan pembelajar-an. Karena kedua hal tersebut adalah modal dasar bagi berkembangnya sikap berpikir kritis dan kreatif. Sikap berpikir kritis dan kreatif adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Agar mampu berpikir kritis dan kreatif, sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi yang sudah dimiliki siswa perlu dikembangkan. Untuk mengembangkan kedua sifat yang dimiliki siswa tersebut secara optimal

perlu diciptakan suasana pembelajaran yang bermakna.

Faktor yang berpengaruh terhadap keterampilan mengajar guru antara lain motivasi. Motivasi kerja dari dalam individu guru sangat mempengaruhi kemampuan profesional guru. Motivasi kerja guru adalah faktor penting yang menentukan tingkat pertumbuhan prestasi siswa. Ada tiga karakteristik umum dari orang yang memiliki motivasi berprestasi, yaitu: (1) kepiawaian me-netapkan tujuan personal yang tinggi tetapi secara rasional dapat dicapai, (2) lebih komit terhadap kepuasan berprestasi secara personal dari dalam daripada iming-iming hadiah dari luar, dan (3) keinginan akan umpan balik dari pekerjaannya.

Motivasi adalah kondisi internal yang spesifik dan mengarahkan perilaku seseorang ke suatu tujuan. Achievement atau prestasi diartikan sebagai ke-suksesan setelah didahului oleh suatu usaha. Prestasi merupakan dorongan untuk mengatasi kendala, melaksanakan kekuasaan, berjuang untuk melakukan sesuatu yang sulit sebaik dan secepat mungkin. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Motif yang bersifat potensial dan aktualisasi-nya dinamakan motivasi. Pada umumaktualisasi-nya diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata. Motivasi dapat mempengaruhi prestasi seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu.

(5)

145 Hsiao-Lin Tuan (2005) mengartikan motivasi sebagai “Motivation is related to an individual’s inner force to accomplish a learning task” (motivasi adalah kekuatan dari dalam individu untuk menyelesaikan tugas belajarnya. Dari artikel tersebut dapat penulis simpulkan bahwa motivasi berhubungan dengan kemampuan atau kekuatan seseorang untuk menyelesaiakn tugas yang berikan kepada orang yang bersangkutan.

McClelland (1985: 37) menyatakan “Achievement motivation has been defined as the extent to which individuals differ in their need to strive to attain reward such as physical satisfaction, praise from others and feelings of personal mastery. People with high achievement motives will act in ways that will help them to outperform other, meet or surpass some standard of excellence, or do something unique”. (Motivasi ber-prestasi telah didefinisikan sebagai sejauh mana individu berusaha untuk mencapai penghargaan, seperti kepuasan fisik, pujian dari orang lain dan perasaan penguasaan pribadi. Orang dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan bertidak dengan cara yang akan membantu mereka untuk mengungguli orang lain, memenuhi atau melampaui standar beberapa keunggulan atau melakukan sesuatu yang unik).

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih mengarah dan terfokus, maka penulis batasi pada persoalan kemampuan profesional guru

dan motivasi berprestasi dengan ke-terampilan guru dalam pembelajaran fisika di SMP se kota Salatiga.

Mengacu uraian latar belakang masalah di atas, ada beberapa rumusan masalah: (1) Apakah terdapat kontribusi kemampuan profesional guru terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran fisika di SMP se kota Salatiga (2) Apakah terdapat kontribusi motivasi berprestasi terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran fisika di SMP se kota Salatiga. (3) Apakah terdapat kontribusi kemampuan profesional guru dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran fisika di SMP se kota Salatiga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitaif dengan variabel bebas kemampuan professional guru dan motivasi berprestasi dan variabel terikat ketrampilan guru dalam pembelajaran fisika. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian hubungan/ korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Dilihat dari cara pengumpulan data maka penelitian ini termasuk penelitian survey. Sukmadinata (2007: 82) survey digunakan untuk menggunpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif sedikit.

(6)

146 Sugiyono (2008: 117) mendefinisikan populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 117 guru berdasarkan tabel Kretjei dalam Sugiyono (2008: 98) maka sampel yang digunakan berjumlah 84 guru yang didasarkan atas kesalahan 5% dengan kepercayaan 95% terhadap populasi.

Teknik pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006: 151).

Teknik analisis data ialah cara untuk menganalisis data yang diperoleh selama penelitian sehingga akan diketahui kebenarannya atas suatu permasalahan. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari uji prasyarat analisis, Uji Hipotesis, Uji ketepatan Parameter Praduga (uji t), dan Uji Ketepatan Model (Uji " F " dan R2).

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data Keterampilan Guru dalam Pembelajaran (Y)

Tabel 4.2

Analisis Tendensi Sentral Variabel Keterampilan Guru dalam Pembelajaran (Y)

N Valid 84 Mean 48,90 Median 49,00 Made 46 Std. Deviation 4,029 Range 20 Minimum 36 Maximum 56

Sumber: data diolah

Hasil pengukuran terhadap ke-terampilan guru dalam pembelajaran diperoleh rentangan skor terendah 36 dan skor tertinggi 56 dengan skor jawaban per item terendah 1 dan tertinggi 4. Rata-rata skor kuesioner 48,90, artinya rata-rata keterampilan guru dalam pembelajaran adalah baik, dengan penyimpangan sebesar 4, 029, Median 49, 00 menunjukkan nilai tengah skor jawaban dan mode sebesar 46 menunjukkan skor yang paling sering muncul 46.

Kemampuan Profesional Guru (X1) Tabel 4.4

Analisis Tendensi Sentral Variabel Kemampuan Profesional Guru (X1) N Valid 84 Mean 36, 31 Median 37, 00 Made 40 Std. Deviation 5, 020 Range 23 Minimum 21 Maximum 44

(7)

147 Hasil pengukuran terhadap Kemampuan profesional guru diperoleh rentangan skor terendah 21, skor tertinggi 44 dengan skor jawaban per item terendah 1 dan tertinggi 4. Rata-rata skor kuesioner sebesar 36, 31 artinya rata-rata kemampuan profesional guru adalah baik, dengan penyimpangan sebesar 5, 020. Median 37, 00 menunjukkan nilai tengah skor jawaban dan mode sebesar 40 menunjukkan skor paling sering muncul adalah 40.

Motivasi Berprestasi (X2) Tabel 4.4

Analisis Tendensi Sentral Variabel Motivasi Berprestasi (X2) N Valid 84 Mean 42, 21 Median 43, 00 Made 44 Std. Deviation 4, 183 Range 18 Minimum 30 Maximum 48

Sumber: data diolah

Hasil pengukuran terhadap motivasi berprestasi diperoleh rentangan skor ter-rendah 30 dan skor tertinggi 48 motivasi berprestasi dengan skor jawaban per item terendah 1 dan ter-tinggi 4. Rata-rata skor kuesioner sebesar 42, 21 arti-nya rata-rata Motivasi Berprestasi adalah baik, dengan penyimpangan sebesar 4, 183. Median sebesar 43, 00 menunjukkan nilai tengah skor jawaban dan mode se-besar 44 menunjukkan skor yang paling sering muncul adalah 44.

Pengujian Hipotesis Uji Persyaratan Analisis

Uji normalitas dimaksudkan untuk meng-uji normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Untuk menguji normalitas data digunakan analisis kolmogorof smirnov. Distribusi data adalah normal apabila nilai signifikansi kolmogorof smirnov > 0,05. Hasil per-hitungan kolmogorof smirnov diperoleh nilai signifikansi 0,430 lebih besar dari 0,05 maka distribusi residual model regresi ini adalah normal.

Hasil uji linieritas yang telah dilakukan pengolahan data dengan bantuan SPSS pada tabel di atas, maka diketahui bahwa hasil nilai dari R2 sebesar 0, 000 sedangkan N dalam penelitian ini adalah 84. Maka LM= R2 × N (0, 003 × 84= 0, 252). Dikarenakan nilai LM lebih kecil dari 9, 2 (0< 9, 2) maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini standar error (e) tidak meng-alami gejala linieritas.

Hasil uji multikolinieritas diketahui bahwa masing-masing variabel pada indikator tolerance mempunyai nilai tidak mendekati 0,1 dan VIF kurang mendekati 10, sehingga dalam penelitian ini model tidak mengalami masalah multikolinearitas.

Uji Hipotesis

Hasil pengujian memperoleh nilai konstanta sebesar 28, 673, menunjukkan bahwa apabila kemampuan profesional guru (X1) dan motivasi berprestasi (X2)

(8)

148 dianggap tetap maka diperkirakan keterampilan guru dalam pembelajaran (Y) akan naik sebesar 28, 673. Nilai koefisien regresi kemampuan profesional guru (X1) sebesar 0, 233, dengan tanda positif, artinya bila kemampuan profesional guru (X1) meningkat maka prediksi keterampilan guru dalam pembelajaran juga akan meningkat. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai koefisien Motivasi Berprestasi (X2) sebesar 0, 279 artinya apabila terdapat perubahan motivasi berprestasi maka prediksi Keterampilan Guru dalam Pembelajaran akan meningkat.

Koefisien Determinasi

Hasil pengujian menunjukkan bahwa R2 senilai 0, 225 artinya 22, 5% variabel independen dapat menjelaskan Ke-terampilan Guru dalam Pembelajaran. Sisanya 77, 5% berasal dari luar model OLS.

Uji F

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui Fhitung= 11, 746, dengan nilai signifikansi sebesar 0, 000, signifikan pada  1%, maka model dalam penelitian adalah sudah tepat atau dapat diartikan bahwa terdapat kontribusi kemampuan profesional guru (X1) dan motivasi berprestasi (X2) terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran (Y).

Uji Ketepatan Parameter Estimate (penduga)

Berdasarkan hasil pengujian statistik uji t diperoleh thitung sebesar 2, 796; P.value (sig) sebesar 0, 017Indikasi P.value (sig.) sebesar 0, 006 kurang dari 0, 05 me-nunjukkan bahwa terdapat kontribusi Kemampuan profesional guru (X1) terhadap Keterampilan Guru dalam Pembelajaran. Pada indikasi kriteria ttabel tingkat signifikansi 5%, thitung lebih besar dari pada ttabel, demikian juga halnya dengan signifikansi 10%, thitung juga lebih dari ttabel.

Berdasarkan hasil pengujian statistik uji t diperoleh thitung sebesar (2, 785); P.value (sig) sebesar 0, 007. Hal ini menunjukkan kontribusi positif signifikan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Keterampilan Guru dalam Pembelajaran secara statistik signifikan pada  1% dan  5%. Artinya bila variabel Motivasi Berprestasi (X2) meningkat maka Keterampilan Guru dalam Pembelajaran akan mengalami peningkatan.

Sumbangan Prediktor

Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa sumbangan efektif yang diberikan oleh kemampuan profesional guru terhadap Keterampilan Guru dalam Pembelajaran adalah 11, 29%; sedangkan sumbangan efektif yang diberikan Motivasi Berprestasi adalah 11, 18 sehingga total sumbangan efektif adalah 22, 5%.

(9)

149 PEMBAHASAN

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru terhadap Ketrampilan Guru dalam Pembelajaran Fisika di SMP Se Kota Salatiga

Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara parsial terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan profesional guru terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran. Pembelajaran bermutu sering disebut pembelajaran efektif, sebuah proses yang tidak hanya sekedar komunikasi dua arah atau transmisi informasi semata, tetapi juga dicirikan dengan terjadinya interaksi antara guru dan peserta didik dalam bingkai tujuan akademik.

Kymet Selvi (2008) menyatakan bahwa dengan adanya kompetensi guru maka guru tersebut memiliki ke-mampuan yang baik dalam bidang pendidikan. Hal itu seperti diungkapkan sebagai berikut: Teachers’ competencies have been broadening with respect to reform studies in education, development of teacher education, scientific results of educational science and other fields. Kompetensi guru telah memperluas sehubungan dengan mereformasi studi di bidang pendidikan, pengembangan pendidikan guru, hasil ilmiah ilmu pendidikan dan bidang lainnya.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan pelaksanaan kemampuan profesional guru. Kemampu-an profesional guru merupakKemampu-an salah satu bentuk layanan, bantuan dan

pembinaan yang diberikan kepala sekolah kepada guru untuk me-ngembangakan dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas baik secara individu maupun kelompok. Tujuan kemampuan profesional guru adalah untuk memperoleh bagan tentang kegiatan pembelajaran dan kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan guru.

Ketrampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat me-laksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien, disamping itu ketrampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Ketrampilan guru dalam pembelajaran tergantung dari pelatihan yang diberikan oleh guru yang mendukung ketrampilan tersebut. Pe-latihan mampu membantu guru dalam mendapatkan wawasan mengenai cara meningkatkan ketrampilan dalam men-yusun program pembelajaran. Guru dirasa penting mengikuti pelatihan untuk pengembangan ketrampilannya agar mampu melakukan kontrol, kemandirian dan kerja sama, selain itu dukungan dalam bentuk pelatihan guru berguna dalam pengembangan ketrampilan untuk meningkatkan dan mentransformasi budaya sekolah yang mendukung pem-belajaran siswa.

(10)

150 Kontribusi Motivasi Berprestasi terhadap Ketrampilan Guru dalam Pembelajaran Fisika di SMP Se Kota Salatiga

Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara parsial terdapat kontribusi yang signifikan motivasi berprestasi guru terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran. Motivasi adalah kondisi internal yang spesifik dan mengarahkan perilaku seseorang ke suatu tujuan. Achievement atau prestasi diartikan sebagai kesuksesan setelah didahului oleh suatu usaha. Dengan adanya motivasi berprestasi yang tinggi maka dapat meningkatkan profesionalisme guru khususnya keterampilan guru dalam pembelajaran. Seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang berpestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Sehingga seorang pemimpin atau kepala sekolah secara relatif punya dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi yang merupakan salah satu faktor penunjang dalam efektifitas ke-pemimpinannya dalam suatu sekolah.

Motivasi kerja meliputi keinginan dan kemauan seseorang untuk ambil keputusan bertindak dan meng-gunakan seluruh kemampuan psikis, sosial dan kekuatan fisiknya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Ofoegbu (March, 2004: 47) mengungkapkan bahwa secara ke-seluruhan guru yang berpartisipasi

setuju bahwa motivasi guru merupakan faktor yang sangat penting dalam keefektifitas kelas dan peningkatan sekolah. Dalam hal ini keefektifan kelas dan peningkatan sekolah mampu dicapai jika para guru tersebut juga mempunyai keterampilan mengajar guru yang baik juga. Maka dalam hal ini motivasi kerja guru dapat berpengaruh terhadap keterampilan mengajar guru.

Kontribusi Kemampuan Profesional Guru dan Motivasi Berprestasi secara bersama-sama terhadap Ketrampilan Guru dalam Pembelajaran Fisika di SMP Se Kota Salatiga

Berdasarkan hasil analisis bahwa secara simultan juga terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan professional guru dan motivasi berprestasi guru terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran. Variabel kontribusi yang signifikan kemampuan professional guru dan motivasi berprestasi mampu menjelaskan terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran sebesar 22, 5%, sedangkan sisanya 77, 5% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Atas dasar uraian diatas dapat ditunjukkan bahwa berbagai macam variabel bebas yang telah dikemukakan peneliti terdahulu telah mendukung hasil penelitian ini, dimana kemampuan profesional guru dan motivasi ber-prestasi memiliki konstribusi terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran. Hal yang membedakan penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya

(11)

151 adalah penelitian ini dilakukan untuk kemampuan profesional guru dan motivasi berprestasi memiliki konstribusi terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran di SMP Negeri se Kota Salatiga dan penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh paling besar diberikan oleh variabel kemampuan professional guru terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran yaitu sebesar 11, 29%.

Dalam hal ini keterampilan mengajar guru adalah kecakapan atau kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran. Dengan demikian seorang guru harus mempunyai persiapan mengajar antara lain, guru harus menguasai bahan pengajaran mampu memilih metode yang tepat dan penguasaan kelas yang baik. Keterampilan mengajar sangat penting dimiliki oleh seorang guru sebab guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Untuk mampu guru memiliki keterampilan mengajar yang baik maka guru tersebut harus memiliki kemampuan professional yang baik pula. Dalam hal ini kemampuan professional guru dapat dilihat dari memberikan layanan professional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai.

Salah satunya yaitu dengan pemerdiknas nomor 6 tahun 2007 yang dapat diambil indikator kemampuan profesional guru meliputi: (1) Mampu menyusun program pegajaran maupun praktik. (2) Mampu menyajikan program pengajaran dan praktik. (3) Mampu melaksanakan evaluasi proses dan hasil

pembelajaran atau praktik. (4) Mampu melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktik. (5) Mampu menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan. (6) Mampu menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan. (7) Mampu membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler atau dalam KTSP. (8) Mampu melaksanakan bimbingan terhadap guru yang jabatan gurunya masih di bawahnya. (9) Mampu membuat karya tulis atau karya ilmiah di bidang pendidikan. (10) Mampu membuat alat pelajaran atau alat peraga. (11) Mampu menciptakan karya seni. (12) Mampu mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. (13) Mampu melaksanakan bimbingan karir siswa. (14) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah. (15) Mampu melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan.

KESIMPULAN

Kesimpulan hasil penelitian: (1)Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara variabel kemampuan profesional guru terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran fisika SMP se Kota Salatiga, hal ini ditunjukkan dengan perhitungan uji analisis data yang meliputi uji instrumen, uji peryaratan analisis dan uji hipotesis yang menunjukkan hasil yang signifikan dan adanya kontribusi. Hal ini memberikan arti bahwa setiap peningkatan kemampuan profesional guru sebesar satu satuan akan

(12)

152 meningkatkan keterampilan guru SMP se Kota Salatiga sebesar, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap tetap. (2) Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara variabel motivasi berprestasi terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran fisika SMP se Kota Salatiga, hal ini ditunjukkan dengan perhitungan uji analisis data yang meliputi uji instrumen, uji peryaratan analisis dan uji hipotesis yang menunjukkan hasil yang signifikan dan adanya kontribusi. Hal ini memberikan arti bahwa setiap peningkatan motivasi berprestasi sebesar satu satuan akan meningkatkan keterampilan guru SMP se Kota Salatiga, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap tetap. (3) Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan variabel kemampuan professional guru dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran fisika SMP se Kota Salatiga secara simultan, hal ini ditunjukkan dengan perhitungan uji analisis data yang meliputi uji instrumen, uji peryaratan analisis dan uji hipotesis yang menunjukkan hasil yang signifikan dan adanya kontribusi. Besarnya sumbangan Kemampuan Profesional guru dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru membuktikan adanya kontribusi yang signifikan selain itu kontribusi terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran fisika juga dipengaruhi oleh variabel lain selain kedua variabel bebas tersebut, hal ini memberikan arti

bahwa setiap peningkatan kemampuan guru dan motivasi berprestasi secara bersama-sama sebesar satu satuan akan meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran fisika, dengan asumsi bahwa faktor keterampilan guru yang lain dianggap tetap. (4) Hasil uji persyaratan analisis menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami bias atau masalah persyaratan analisis (normalitas, linieritas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas) sehingga dapat dinyatakan BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimator).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dikemukakan beberapa saran, yaitu: (a) Guru harus mampu meningkatkan kemampuan profesionalisme dalam keterampilannya agar dapat memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap keterampilannya mengajar. (b) Bagi guru perlu meningkatkan motivasi berprestasi sebagai seorang pengajar dan pendidik. Langkah yang bisa ditempuh adalah ikut aktif dalam setiap kesempatan yang dapat meningkatkan kemampuannya misalnya pelatihan, penataran maupun seminar. Para guru juga perlu melibatkan dalam kegiatan sosial di masyarakat dengan menunjukkan perilaku yang positif. (c) Perlu ditingkatkan ke-mampuan profesionalisme guru dan motivasi berprestasi guru dalam mengajar. Ditingkatkannya kemampuan profesionalisme guru dan motivasi

(13)

153 berprestasi guru dalam mengajar berarti dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran fisika.

DAFTAR PUSTAKA

Algozinne. 2007. “Beginning Teachers” Perceptions of Their Induction

Program Experiences.

http://www.proquest.com. Vol.80, ISS.3 Pg.137, 7

Banks, Teresa. 2000. “Teaching Learning Process: Assess, Plan, Implement, Evaluate, Document”. Journal of Research in Science Teaching. http://www.nedhhs.gov/dhsr/hepr/p df/PrinciplesofAdultLearning2007.pd f. International Education Studies. Vol. 4, No. 3; August 2011.

Guskey, T.R.2002. “Profesional Development and Teacher Change. Teachers and Teaching”: Theory and Practice , www.sciedu.ca/ wje. World Journal of Education. Vol. 1, No. 1; April 2011.

HAR Tilaar. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasioanl Dalam Perspektif Abad 21. Magelag: Tera Indonesia.

McClelland, D.S. 1985. “Human Motivation”. Chicago: Scott Foresman www.ccsenet.org/ ies. International Education Studies. Vol. 4, No. 3; August 2011.

Selvi, Kymet. 2008. “Teachers’

Competencies. Cultura”.

International Journal of Philosophy of Culture and Axiology, vol. VII, no. 1/2010

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: AlfaBeta Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syafarudin. 2005. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan. Konsep, Strategi dan Aplikasinya. Jakarta: Grasindo.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Pelajar. Jakarta: Rineka Cipta

Tuan, Hsiao-Lin. 2005. “Investigating The Effectiveness Of Inquiry Instruction On The Motivation Of Different Learning Styles Students”. International Journal of Science and Mathematics Education (2005) 3: 541–566

Yong, Bob C. S. 2005. “Preservice Teachers’ Reasoning Abilities And Their Relationships With Achievement In Science” .Journal of Applied Research in Education, 11, 108-119

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian tersebut, dapat diketahui laju fotodekomposisi kurkumin serta pengaruh konsentrasi kurkumin dan katalis pada fotodekomposisi kurkumin?. 1.2

Perkembangan administrasi perpajakan saat ini lebih berfokus kepada kebutuhan wajib pajak, disini para petugas pajak seharusnya dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada

Proses pengembangan dilakukan bersamaan dengan perangkat pembelajaran maka ada beberapa kelemahan yang ditemui di antaranya adalah instrumen yang dikembangkan langsung digunakan

membuat suatu cerita tertulis dan sebuah pertanyaan yang dapat dijawab dengan menyelesaikan model SPLDV yang diberikan.. Diberikan sebuah grafik perjalanan ayah dan

Konsep seni atau yang lebih mudah diingat oleh para mahasiswa seni dan desain dengan istilah concept art, adalah bentuk ilustrasi yang digunakan untuk menyampaikan

Hasil penelitian (Maharwati, 2010) menyatakan bahwa pendapatan rata-rata yang diperoleh petani jagung di Desa Kalimporo Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dalam satu

Hal ini sesuai dengan Wirakartakusumah (1992) yang menyatakan bahwa pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan kedalam bahan

Chaitin’s algorithmic approach would help to elucidate the relation between digitally encoded information and active forms , because forms and shapes are responsible for