• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA KELAS IV SDN PINANG 7 KOTA TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA KELAS IV SDN PINANG 7 KOTA TANGERANG"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN BUDI PEKERTI TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA

KELAS IV SDN PINANG 7 KOTA TANGERANG

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nama Mahasiswa : ALVIA PUTRI

NIM : 1686206256

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Alvia Putri

Nomor Pokok Mahasiswa : 1686206256

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA KELAS IV SDN PINANG 7 KOTA TANGERANG.

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Seminar Proposal Skripsi.

Tangerang, 14 Mei 2020

Tim Pembimbing: Tanda Tangan:

Pembimbing I,

Nurul Fitria Kumala Dewi, M.Psi ………

NBM. 1183862

Pembimbing II,

Titi Rachmi, M.Pd ………

NBM. 1094921

Ketua Program Studi PGSD

Dr. Ina Magdalena, M.Pd. NBM. 1360574

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alvia Putri

Nomor Induk Mahasiswa : 1686206256

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Analisis Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Terhadap Sikap Sosial Siswa Kelas IV SDN Pinang 7 Kota Tangerang” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas peryataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Tangerang, 21 April 2020

Alvia Putri

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta`ala, Rabb semesta alam, kepada-Nya kami memohon pertolongan dan memohon ampunan. Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhak di ibadahi selain Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, keluarga, sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini yang berjudul “Analisis Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Terhadap Sikap Sosial Siswa Kelas IV SDN Pinang 7 Kota Tangerang”. Adapun tujuan dari penyusunan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Melalui kesempatan yang berharga ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam proses penelitian, bimbingan, maupun penulisan skripsi. Oleh karena itu. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

(5)

iv

1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang.

2. Dr. Enawar, S.Pd, MM., MOS., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

3. Dr. Ina Magdalena, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Tangerang.

4. Nurul Fitria Kumala Dewi, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang senantiasa membimbing, memberikan ilmu serta arahan dengan penuh kesabaran dan perhatian kepada peneliti dalam menyusun penulisan skripsi. 5. Titi Rachmi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang senantiasa

membimbing, memberikan ilmu serta arahan dengan penuh kesabaran dan perhatian kepada peneliti dalam menyusun penulisan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bekal ilmu kepada peneliti.

7. Ucapan terima kasih dan rasa hormat yang sangat spesial peneliti persembahkan kepada kedua orang tua saya tercinta yaitu Bapak Sunarto dan Ibu Nurhikmah, serta kaka Efik Sunaryanto dan adik Muhammad Abdul Faqi yang sudah memberikan segala macam hal serta memberikan semangat dalam menempuh perjuangan kuliah selama ini.

8. Seluruh Teman-teman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2016 yang telah ikut menyumbangkan ide, gagasan dan motivasi kepada peneliti.

(6)

v

9. Teman-teman di fakultas lain Universitas Muhammadiyah Tangerang yang telah menyumbangkan ide, gagasan dan motivasi kepada peneliti, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Jika ada kekurangan dan kekhilafan, tentu kritik dan saran selalu kami tunggu. Seperti kata pepatah bahasa kita, “Tak ada gading yang tak retak”, penulis sendiri merasa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu dinantikan.

Tangerang, 21 April 2020 Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 11

1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 11

2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 12

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 14

(8)

vii

B. Landasan Teori Sikap Sosial ... 17

1. Pengertian Sikap ... 17

2. Pengertian Sikap Sosial ... 18

3. Nilai-Nilai Sikap Sosial yang Diajarkan di Sekolah ... 19

C. Penelitian Yang Relevan ... 23

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian ... 25

B. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 28

C. Sumber Dan Jenis Penelitian ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 32

F. Analisis Data ... 34

G. Keabsahan Data ... 35

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rumusan Kompetensi 1 & 2 ... 166 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 288 Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ... 333

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas IV bidang studi PAI dan Budi

Pekerti. ... 366

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru Kelas IV Bidang Studi PAI dan Budi Pekerti. ... 377

Lampiran 3 Kisi-Kisi Wawancara Siswa Kelas IV ... 399

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV ... 40

Lampiran 5 Pedoman Observasi Lingkungan Sekolah ... 422

Lampiran 6 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Guru Kelas IV ... 433

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Kelas IV ... 444

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik (Hidayat, 2013, hal. 1).

Pendidikan adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap insan sebagai salah satu modal agar dapat berhasil dan meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam menciptakan diri dan masyarakat agar mempertahankan hidup dalam arus perkembangan zaman. Perkembangan zaman dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan munculnya teknologi, seperti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang semakin mempermudah kehidupan kita. Pendidikan sebagai salah satu faktor pembangunan manusia dalam rangka “National Building” merupakan prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional, karena kemajuan suatu bangsa teletak pada kualitas manusianya. Terlebih lagi dalam menghadapi era globalisasi teknologi dan informasi, dunia

(12)

2 pendidikan saat ini dan masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat. Karna itu pelaksanaan pendidikan di Indonesia di harapkan berorientasi untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Penjabaran tentang pentingnya pendidikan diatas seiring dengan penjelasan Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Demi tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam undang-undang di atas, peran aktif semua elemen yang terlibat dalam dunia pendidikan sangat penting. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dengan kebijakan kurikulum pendidikan, pemerintah dearah, pihak sekolah, guru dan lingkungan masyarakat. Dari semua elemen pendidikan tersebut, pihak yang berinteraksi secara langsung dengan peserta didik adalah Guru. Jelaslah bahwa untuk menciptakan seorang siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, berahlak mulia, mempunyai budi pekerti, sikap sosial diperlukan adanya peranan guru dan peranan pelajaran pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, baik melalui pendidikan in-formal, formal,

(13)

3 atau non-formal. Misalnya melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah umum, tentu sangat penting adanya peranan dan pengimplementasian tentang pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Menurut Al-Qur`an dalam Surah Al-Ahzaab “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah

itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak mengingat Allah”. (QS 33 : 21)

Dalam Kurikulum 2013, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pendidikan Agama Islam (PAI) mendapatkan tambahan kalimat “Dan Budi Pekerti” sehingga Menjadi “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”, sehingga dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan siswa dalam mengamalkan ajaran agama Islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan. Melalui proses pendidikan, manusia diharapkan dapat memperoleh ‘kemanusiannya’ sehingga dapat menyadari perannya untuk berperilaku sebagaimana mestinya atas realitas sosial tersebut. Lembaga pendidikan menempati posisi strategis sebab baik buruknya bangsa ini cerminan dari hasil pendidikan sebelumya. Kiranya sangat tepat dan ideal bila mulai sekarang dimasukan mata pelajaran pendidikan Agama

(14)

4 Islam dan Budi Pekerti yang bertujuan untuk menciptakan moral pelajar yang lebih baik.

Pengembangan nilai-nilai dan sikap di dalam materi PAI dilakukan dengan cara mengintegrasikan pada semua aspek pembelajaran mulai dari perencanaan sampai evaluasi. Pertama, dimulai dari perencanaan, proses pengintegrasian berawal dari pengintegrasian melalui SKL dan KI, melalui KD, Silabus, dan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Kedua, pengintegrasian dalam pelaksanaan proses pembelajaran mata pembelajaran PAI dan Budi Pekerti. Ketiga, pengintegrasian dalam proses penilaian mata pembelajaran PAI dan budi Pekerti. Dari penjelasan tentang kurikulum 2013 serta pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di atas, dapat dicari arah pengembangan Pendidikan Agama Islam di Kurikulum 2013. Dari sisi waktu pembelajaran, pemerintah telah menjawab keluhan Guru PAI yang kekurangan jam pelajaran karena padatnya materi PAI. Perubahan ini menjawab harapan semua pihak yang berarti pula telah mengubah arah pembelajaran Agama Islam yang semula hanya menitik beratkan pada penguasaan teori belaka. PAI saat ini lebih mendorong semua peserta didik agar memiliki skill dan Akhlakul karimah, terlihat dari penambahan “Budi Pekerti” setelah kata PAI. Walaupun sebenarnya tanpa ditambah kata Budi Pekerti pun, PAI sudah mengajarkan dan menjelaskan tentang sikap dan budi pekerti yang baik (Elkarimah, 2018, h. 74).

(15)

5 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tentu dimaksudkan sebagai upaya mendidik siswa dengan pengajaran akhlak yang baik. Bila budi pekerti itu identik dengan akhlak yang baik dan mulia, maka pendidikan budi pekerti ialah mendidik agar peserta didik memiliki akhlak yang baik dan berakahlak mulia. Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap

sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak

mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.

Kurikulum 2013 yang sekarang menjadi acuan pendidikan di Indonesia mendukung implementasi pendidikan karakter. Hal ini dapat dilihat dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Standar Kompetensi Lulusan SKL kurikulum pendidikan dasar untuk jenjang SD kelas tinggi berdasarkan kurikulum tersebut adalah; (a) Pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya. (b) Pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. (c) Pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

(16)

6 tersebut tampak bahwa siswa harus memiliki kemampuan untuk dapat berinteraksi secara efektif. Salah satunya adalah dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial. Hal tersebut erat kaitannya dengan tujuan pendidikan untuk membentuk individu yang mampu bersosialisasi di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan pengamatan pada observasi dan wawancara dalam pra penelitian (Juli, 2019) di SDN Pinang 7 Kota Tangerang, di kelas IV terdapat beberapa siswa yang baik dari sisi sikap sosialnya. Tetapi belum semua siswanya memiliki sikap sosial yang baik. Hal tersebut terlihat dari adanya siswa yang memiliki kebiasaan terlambat masuk sekolah dan kadang keluar kelas tanpa meminta izin kepada guru kelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat sikap kurang menghargai peraturan sekolah dan guru kelas. Contoh lain misalnya siswa terlihat berdiskusi di luar materi pelajaran ketika guru sedang menjelaskan. Selain kebiasaan tersebut, terdapat siswa yang kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Beberapa siswa juga tidak selesai dalam mengerjakan tugas tepat pada waktunya karena siswa masih sering melakukan kegiatan yang menghambat mereka untuk mengerjakan tugas seperti mengobrol, bercanda, dan sibuk meminjam alat tulis milik teman.

Terdapat sikap sosial yang baik siswa ketika awal melaksanakan kegiatan observasi, ada beberapa siswa kelas yang tidak sungkan untuk mengajak bersalaman. Sikap sosial yang baik juga terlihat ketika siswa

(17)

7 berada di dalam kelas. Hal tersebut ditandai dengan terlihatnya interaksi yang baik antara siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, sebagian besar siswa mengangkat tangan mereka ketika guru memberikan pertanyaan. Siswa tersebut juga secara antusias membantu guru membereskan media yang digunakan guru untuk mengajar. Ini menunjukkan adanya sikap menghargai guru dari siswa tersebut. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas diperoleh beberapa informasi lain mengenai sikap dan perilaku dari siswa. Guru kelas mengatakan bahwa konsentrasi belajar siswa kelas masih kurang, siswa sering tidak selesai mengerjakan tugas dalam waktu yang telah ditentukan karena masih sering bercanda dan melakukan kegiatan yang lain selama mengerjakan tugas.

Berdasarkan pengamatan pada observasi dan wawancara dalam pra penelitian (Juli, 2019) di SDN Pinang 7 Kota Tangerang, terdapat masalah-masalah yang kerap dijumpai dalam sikap sosial siswa kelas IV. Sikap sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orang tua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya. Masalah sikap sosial ini sangat penting dan berpengaruh bagi siswa di kehidupannya sehari-hari. Perkembangan zaman yang semakin modern yang diikuti oleh perkembangan dunia informasi dan teknologi yang tidak bisa di terka oleh akal manusia, dampak salah satunya adalah mempengaruhi sikap sosial. Berdasarkan urain tersebut, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi sikap sosial siswa melalui penelitian yang berjudul “Analisis Pembelajaran

(18)

8 Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Terhadap Sikap Sosial Siswa Kelas IV SDN Pinang 7 Kota Tangerang.

(19)

9 B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah :

1. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. 2. Nilai-nilai Sikap Sosial di Sekolah Dasar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, selanjutnya rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah SDN Pinang 7 Kota Tangerang ?

2. Nilai-nilai sikap sosial apa saja yang terdapat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah SDN Pinang 7 Kota Tangerang ?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terhadap sikap sosial siswa kelas IV di sekolah SDN Pinang 7 Kota Tangerang.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah SDN Pinang 7 Kota Tangerang ?

(20)

10 b. Mendeskripsikan niali-nilai sikap sosial apa saja yang terdapat

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah SDN Pinang 7 Kota Tangerang ?

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis, sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang ilmu pendidikan, khusunya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa, sikap sosial perlu dipelajari, karena dengan sikap sosial ini siswa akan terlibat penuh dan aktif dalam proses belajar. b. Bagi Guru, dalam mengajar guru harus memberikan contoh

perilaku yang baik kepada siswa, dan yang tidak boleh dilupakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah sikap sosial serta akhlak yang baik.

c. Bagi Siswa, meningkatkan kesadaran siswa dalam berperilaku sikap sosial di lingkungan sehari-hari.

(21)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tantang Pendidikan Keagamaan Pasal 30 yang berbunyi, “Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama”. Hal ini bahwa Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti dapat dipahami sebagai suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses pembelajaran, baik dikelas maupun di luar kelas (Pasal 30 UU RI No. 20:2003).

Menurut Syahidin (2009) Definisi Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah suatu mata pelajaran/mata kuliah dengan tujuan untuk menghasilkan para siswa dan mahasiswa yang memiliki jiwa Agama dan taat dalam menjalankan perintah Agamanya, bukan menghasilkan siswa dan mahasiswa yang berpengetahuan agama secara mendalam (h. 3). Hal ini bahwa pendidika siswa agar mempunyai akhlak, tidak hanyak

(22)

12 sekedar pengetahuan/teori di sekolah saja tetapi juga masuk dalam praktik di kehidupan sehari-hari.

Menurut Hawi (2013) Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengarahan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional (h. 19). Menurut tujuan diatas pendidikan Agama Islam di sekolah mengajarkan tentang toleransi terhadap Agama lain sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam dan budi pekerti adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan para siswa beriman kepada Allah dan hari akhir, mempunyai akhlak atau budi pekerti yang baik khususnya terhadap Allah dan adab terhadap sesama manusia yang sesuai sumber nya yaitu Al Qur`an dan Hadist.

2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Derajat (2011) Istilah “tujuan” secara etimologi berarti arah, maksud atau halauan. Dalam bahasa Arab, “tujuan” disebut “Maqāshid”. Sementara dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan “goal, purpose,

objectives atau aim”. Secara terminologi, tujuan berarti sesuatu yang

diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan (Rohman & Khairudin, 2018, h. 24).

(23)

13 Kemudian Nasution (1995) menegaskan bahwa pendidikan Islam di sekolah umum bertujuan untuk membentuk manusia takwa, yaitu manusia patuh kepada Allah dalam menjalankan ibadah dengan menekankan pembinaan kepribadian muslim, yakni pembinaan akhlakul karimah, meski mata pelajaran agama tidak diganti dengan mata pelajaran akhlak atau etika (Syahidin, 2009, h. 14). Hal ini bahwa tujuan pendidikan Agama Islam ialah membekali siswa agar bertawakal yaitu melakukan segala semua usaha yang diingkannya lalu diserahkan hasilnya kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala.

Al Abrasyi (1993) Tujuan umum pendidikan Islam adalah membentuk kepribadian seseorang menjadi khalifah atau sekurang-kurangnya mempersiapkan jalan yang menuju pada tujuan akhir manusia, mencapai suatu akhlak yang sempurna, adalah tujuan akhir dari suatu pendidikan (Mafhudin, Wajdi, Ismail, 2017, h. 150). Hal ini berarti tujuan pendidikan agama Islam dalam prosesnya mengajarkan tentang pentingnya akhlak.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Agama Islam dan budi pekerti adalah upaya usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman agar

(24)

14 kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Zurqoni (2019) rumusan kompetensi sikap spritual pada jenjang pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK), yakni menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (h. 85). Dalam Kompetensi Inti 1 (KI 1) kurikulum 2013 Sekolah Dasar, KI 1 memuat sikap spritual yaitu menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya (h. 93). Hal ini bahwa dalam kurikulum 2013 sikap spritual terdapat dalam Kompentensi Inti yakni terdapat dalam Kompentensi Inti I (KI I), didalam KI I tersebut peserta didik diharapakan dapat menajalankan perintah Agama dan menjahui larangan Agama.

Di dalam Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara:

a) Hubungan manusia dengan Tuhan

b) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri c) Hubungan manusia dengan sesama manusia

d) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkunganan alam.

(25)

15 Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek- aspek sebagai berikut:

a) Al-Qur‟an/Hadits: menekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan menterjemahkan dengan baik dan benar.

b) Keimanan: menekankan pada kemampuan memahami dan

mempertahankan keyakinan, serta menghayati dan

mengamalkan nilai-nilai asma‟ul husna sesuai dengan kemampuan siswa.

c) Aqidah/Akhlak: menekankan pada pengamalan sikap terpuji dan menghindari akhlak tercela.

d) Fikih/Ibadah: menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu‟amalah yang baik dan benar, dan

e) Tarikh dan Kebudayaan Islam: menekankan pada kemampuan

mengambil pelajaran (ibrah) dari peristiwa-peristiwa

bersejarah (Islami), meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomina-fenomena sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam (Kementrian Agama RI No. 211:2011).

Hal ini bahwa ruang lingkup pendidikan Agama Islam dan budi pekerti di sekolah dasar terdiri atas lima mata pelajaran pokok utama yaitu: al-Qur’an-Hadits, Aqidah-akhlak, fikih, dan tarikh (sejarah) kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi.

(26)

16 Rumusan sikap spritual dan sosial mata pelajaran pendidikan Agama Islam dan budi pekerti Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas IV :

Tabel 2.1

Rumusan Kompetensi 1 & 2 KOMPETENSI INTI I

( SIKAP SPRITUAL )

KOMPETENSI INTI II ( SIKAP SOSIAL)

1 Menerima, menjalankan,

dan menghargai ajaran

agama yang diantutnya.

2 Menunjukan perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam

berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya ruang lingkup pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti memudahkan guru dalam menyampaikan ilmunya, karena batasan-batasan itulah yang akan dicapai dan yang akan diberikan kepada siswa. Dengan sudah jelasnya ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti maka guru tinggal memberikan semua itu demi kebutuhan siswa dan mengupayakan untuk memberikan semua itu dengan porsi masing-masing. Pelajaran Pedidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga harus ditekankan tentang ruang lingkup tersebut secara maksimal dengan

(27)

17 metode-metode guru sesuai kebutuhan peserta didik sehingga peserta didik benar-benar mampu memaksimalkan pembelajaran.

B. Landasan Teori Sikap Sosial 1. Pengertian Sikap

Kurninasih dan Sani (2014) Sikap merupakan sebuah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku (Tiara dan Sari, 2019, h. 24). Hal ini berarti sikap adalah ekspresi nyata individu yang dapat dibentuk yang sesuai dengan niali-nilai sehingga dapat diwujudkan di lingkungan nyata.

Secara lebih lanjut Azwar (2005) menjelaskan di antara faktor yang mempengaruhi sikap adalah pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media sosial, dan faktor emosi dalam diri individu (Zurqoni, 2019, h. 77). Hal ini bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya memerlukan orang lain sehingga terjadi interaksi sosial satu sama lain dalam berbagai dimensi kehidupan.

Hutagalung (2007) sikap adalah cara seseorang melihat `sesuatu` secara mental (dari dalam diri) yang mengarah pada perilaku yang ditunjukan pada orang lain, ide, objek, maupun kelompok tertentu. Sikap juga merupakan cerminan jiwa seseorang. Sikap adalah cara seseorang mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain (melalui

(28)

18 perilaku) (h.51). Hal ini bahwa sikap ialah cara pandang individu dalam melihat suatu hal yang berbeda dilihat dari prilaku yang tunjukannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah tingkah laku atau gerakan-gerakan yang tampak dan ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Interaksi tersebut terdapat proses saling merespon, saling mempengaruhi serta saling menyesuiakan diri dengan lingkungan sosial.

2. Pengertian Sikap Sosial

Menurut Zurqoni (2019) Sikap sosial terbentuk dari adanya interkasi sosial yang dialami oleh setiap individu. Interkasi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat (h.77). Hal ini bahwa sikap sosial yaitu hubungan antar manusia yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, hubungan sosial ini sangat berpengaruh pada masing-masing individu.

Kemudian Ahmadi (2007) mengungkapkan bahwa sikap sosial adalah kesadaran individu yang menetukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya Objeknya adalah objek sosial (objeknya banyak orang dalam kelompok)

(29)

19 dan dinyatakan berulang-ulang (Tiara dan Sari, 2018, h. 23-24). Hal ini bahwa sikap sosial ialah kesadaran individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata secara berulang-ulang yang langsung dinilai oleh sebagian kelompok.

Sejalan dengan hal diatas Gerungan (2009) mengungkapkan bahwa suatu attitude sosial dinyatakan dengan cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap suatu objek sosial dan biasanya attitude sosial dinyatakan tidak hanya oleh seseorang, tetapi juga oleh orang lain yang sekelompok atau semasyarakat (Tiara dan Sari, 2019, h. 24). Hal ini berarti sikap sosial adalah kegiatan tingkah laku yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang dan di nilai langsung oleh masyarakat.

Maka dapat disimpulkan tentang ke tiga penjelasan tersebut bahwa sikap sosial ialah suatu perbuatan atau perilaku yang bekenaan dengan masyarakat, dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (objeknya banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang.

3. Nilai-Nilai Sikap Sosial yang Diajarkan di Sekolah

Zurqoni (2019) Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yakni sikap spritual dan sikap sosial. Sikap sosial terkait dengan pembentukan peserta didik menjadi pribadi yang berakhlak mulia sebagai perwujudan eksitensi kesadaran dalam upaya

(30)

20 mewujudkan harmoni kehidupan beragama dan bermasyarakat (h. 85). Hal ini bahwa dalam kurikulum 2013 sikap sosial terdapat dalam Kompentensi Inti yakni terdapat dalam Kompentensi Inti II (KI II) didalam KI II tersebut siswa diharapakan dapat mecerminkan perilaku sosial dalam Agama dan lingkungan sekitarnya.

Zurqoni (2019) Sejalan dengan hal di atas adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yakni mewujudkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, percaya diri, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya, serta menempatkan diri sebagai cerminan bengsa dalam pergaulan dunia (h. 85). Hal ini bahwa nilai-nilai sikap sosial sangat bermanfaat untuk mengatasi permasalahan yang ada di lingkungan sosial dan alam sekitar, dengan penanaman nilai sikap sosial di sekolah ini diharapakan siswa dapat mengatasi permasalahan yang ada disekitar lingkungan sosial dan menjadi contoh untuk masyarakat luas.

Zurqoni (2019) contoh sikap sosial dapat dinilai berdasarkan sejumlah indikator atau disesuaikan dengan konteks kehidupan sosial peserta didik sehari-hari; a) Jujur b) Disiplin c) Tanggung Jawab d) Toleransi e) Gotong Royong f) Sopan dan Santun dan g) Percaya Diri (h. 143-145).

(31)

21 Jujur, yaitu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Contoh sikap jujur peserta didik ialah tidak menyontek dalam mngerjakan ujian atau ulangan.

Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Contoh sikap disiplin peserta didik yaitu patuh tata tertib atau aturan di sekolah, mengerjakan atau mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Contoh sikap tanggung jawab peserta didik yaitu mengembalikan barang pinjaman, tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri, mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.

Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan. Contoh sikap toleransi yaitu tidak menggangu teman yang berbeda pendapat, dapat memaafkan kesalahan orang lain, dapat menerima kekurangan orang lain dan mampu bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang yang berbeda.

Gotong royong, yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagai tugas dan tolong menolong secara ikhlas. Contoh sikap gotong royong di lingkungan

(32)

22 sekolah yaitu aktif kerja bakti atau piket membersihkan kelas dan aktif dalam kegiatan belajar kelompok.

Sopan dan santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan, baik dalam berbahasa maupun tingkah laku. Norma kesatuan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada waktu dan tempat tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain. Contoh sikap sopan dan santun peserta didik yaitu menghormati orang yang lebih tua, tidak berkata kotor/kasar, memberi salam, senyum, menyapa dan mengucapkan terimakasih.

Percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Contoh sikap percaya diri peserta didik di kelas yaitu berani berpendapat, bertanya, menjawab pertanyaan, tidak mudah putus asa, dan berani maju ke depan kelas.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa contoh nilai nilai sikap sosial yang di ajarkan di Sekolah Dasar sangat beragam dan saling berkaitan sama lain, dengan diajarakan nilai-nilai sikap sosial ini siswa diharapkan dapat mempelajarinya dengan baik sesuai contoh yang diajarkan serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat luas. Dengan diajarkannya nilai-nilai sikap sosial ini siswa dapat menjadi contoh kebaikan untuk masyarakat atau lingkungan luas.

(33)

23 C. Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan yang akan dijadikan bahan persamaan dan perbedaan dengan peniliti antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Dwi Lestari, 2015, Program Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan judul “Identifikasi Sikap Sosial Siswa Kelas V SD”. Hasil penelitiannya mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti sikap sosial dan sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaannya adalah Nur hanya fokus pada penelitian sikap sosial dan subjek nya adalah kelas V, sedangkan peneliti berfokus pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti serta sikap sosial dan subjek kelas pada kelas IV. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Dhika Prisdiana Hadi, 2017, Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtida`iyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Dengan judul “Penanaman Sikap Sosial Melalui Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V”. Hasil penelitiannya mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti sikap sosial dan sama-sama menggunakan meteode penelitian kualitatif. Perbedaannya adalah Dhika meneliti pada subjek kelas V, sedangkan peneliti akan melakukan penelitian pada subjek kelas IV.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Gusviani, 2016, Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan judul “Analisis Kemunculan Sikap

(34)

24 Spritual dan Sikap Sosial Dalam Kegiatan Pembelajaran IPA kelas IV SD Yang Menggunakan KTSP Dan Kurikulum 2013”. Hasil penelitiannya mempunyai persamaan dengan peneliti yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang sikap sosial pada subjek kelas IV dan sama-sama menggunakan metode kualitatif. Perbedannya adalah Evi meneliti pada pembelajaran IPA, sedangkan peneliti akan melakukan penelitian mengenai pembelajaran agama Islam dan budi pekerti.

(35)

25

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis metode penelitian deskriptip kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti sebagai instrument kunci, pengambilan sempel sumber data dilakukan secara purposive dan

snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian kualiatif banyak di gunakan dalam penelitian di bidang sosial, dengan kata lain penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang hasil penelitiannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau metode kuantifikasi yang lain (Anggito dan Setiawan, 2018, h. 8).

Menurut Fitrah dan Luthyfiah (2017) dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang lebih sering digunakan adalah purposive sampling

dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik yang digunakan

peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sempelnya. (h. 161). Nina Nurdiana (2014) Snowball

sampling adalah suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih dan

mengambil sempel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus (Fitrah dan Luthyfiah, 2017, h. 162) atau pengertian lain ialah

(36)

26 teknik pengambilan sempel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi menjadi besar.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, karena peneliti merasa sempel yang diambil paling mengetahui tentang masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Alasan menggunakan teknik Purposive

Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai

dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik

Purposive Sampling yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau

kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yaitu Guru bidang studi PAI dan Budi Pekerti dan Kepala Sekolah SDN Pinang 7. Penggunaan purposive sampling dalam peneltian ini yaitu bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana pembelajaran PAI dan budi pekerti dapat mempengaruhi sikap sosial siswa kelas IV. Adapun kriteria yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu:

1. Sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013/ K13.

2. Guru bidang studi PAI dan Budi Pekerti kelas IV yang sudah mengajar minimal 3 tahun.

3. Kepala Sekolah yang sudah menjabat minimal 3 tahun.

Pengunaan snowball sampling dalam penelitian ini juga penting mengingat sifat snowball sampling itu tidak dianggap sebagai sampel yang representatif untuk keperluan statistik. Namun, itu adalah teknik yang sangat baik untuk melakukan penelitian kualitatif dengan populasi spesifik

(37)

27 dan relatif kecil yang sulit untuk menemukan atau mengidentifikasi. Penggunaan snowball sampling dalam penelitian ini yaitu bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana sikap sosial siswa di kelas IV yang ada di sekolah dengan mengambil sempel satu atau dua peserta didik yang sesuai dengan tujuan penelitian dan bersedia untuk diwawancarai oleh peneliti. Dalam pelaksanaannya, pertama-tama dilakukan wawancara terhadap satu atau dua siswa yang relevan, dan untuk selanjutnya siswa yang bersangkutan diminta untuk menyebutkan (menunjuk) salah satu teman berikutnya yang memiliki kesamaan. Tindakan ini ditempuh, karena biasanya siswa saling mengenal satu sama lain.

(38)

28 B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai bulan September 2020. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pinang 7 Kota Tangerang, adapun alasannya memilih tempat di SD Negeri Pinang 7 Kota Tangerang karena sekolah tersebut sudah sudah menerapkan kurikulum

N0 KEGIATAN WAKTU

1 Pengajuan Judul Juli 2019

2 Bimbingan Proposal Januari – April 2020

3 Seminar Proposal Skripsi Maret - April 2020

4 Bimbingan dan Revisi Hasil

Seminar

April 2020

5 Pembuatan Instrument Penelitian Mei 2020

6 Pengumpulan Data Mei - Juni 2020

7 Pengolahan dan Analisis Data Juli - Agustus 2020

(39)

29 2013 dan sudah menerapkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

C. Sumber Dan Jenis Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ini ialah kata-kata dan tindakan, serta dokumentasi.

1) Kata-kata dan tindakan, merupakan sumber data utama dalam penelitian kualitatif, adapun teknik pengumpulan data digunakan melalui pengamatan dan wawancara dengan mengamati setting dan wawancara para informasi yang kompeten dengan focus masalah yang diteliti. Sumber data ini dapat dicatat dengan catatan tertulis atau melalui rekaman video, rekaman tape recorder, pengambilan foto atau camera. Pencatatan sumber data utama melalui pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam merupakan usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.

2) Dokumentasi, merupakan data tambahan yang mendukung data utama yang didapatkan peneliti dari melihat, mendengar dan bertanya. Dokumentasi merupakan sumber data tertulis, seperti buku, majalah ilmiah, arsip. Dokumen pribadi dan dokumen resmi, foto, dan data statistik. Dalam penelitian ini data dikelompokan menjadi data primer dan data sekunder

1. Data primer; data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan informan yang berkompeten yaitu, kepala sekolah, wakil kepala

(40)

30 sekolah, para guru khususnya guru bidang Agama Islam dan budi pekerti dan beberapa siswa kelas IV di SDN Pinang 7.

2. Data sekunder; yaitu data-data yang didapat dari peneliti sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti kaji yang terdapat dalam jurnal, sumber buku referensi, surat-surat, gambar-gambar, foto-foto, data statistik, dan website yang dijadikan acuan dalam penulisan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diteliti sebagai bahan penelitian di SD Pinang 7 Kota Tangerang yaitu dengan:

1. Observasi

Mawardi (2018) Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Karena observasi tidak selalu dengan obyek manusia tetapi juga obyek-obyek alam yang lain (h. 49). Teknik observasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan Observasi Nonpartisipan atau dengan cara peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam obsevasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

(41)

31 Peneliti sebagai instrumen penelitian harus mempunyai sifat yang peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus sehingga dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Peneliti mungkin hanya mengumpulkan data yang diperlukan. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, namun tidak sampai pada tingkat makna, yaitu nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucap dan yang tertulis. Tujuan obervasi ini adalah untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pembelajaran PAI dan budi pekerti terhadap sikap sosial siswa kelas IV di SDN Pinang 7, maka diperlukan pengamatan secara menyeluruh mengenai berbagai aspek yang akan diteliti.

2. Wawancara

Anggito dan Johan (2018) interview atau lebih sering disebut dengan wawancara, adalah perlakuan yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data secara mendalam (h. 89). Wawancara yang dilakukan bersifat wawancara semi-terstruktur, dalam wawancara jenis ini pewawancaralah yang lebih mengarahkan pembicaraan. Dalam wawancara semi-terstruktur ini pewawancara tidak mengajukan persoalan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, topik atau isu-isulah yang menentukan arah pembicaraan, wawancara jenis ini lebih terarah. Maka dari itu, ada yang menyebutnya dengan wawancara formal fokus.

(42)

32 Wawancara dalam penelitian ini diantaranya dilakukan kepada guru kelas dan siswa dari subjek peneliti guna memperoleh informasi mengenai perilaku sikap sosial siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal secara lebih mendalam dari satu responden atau lebih. Data yang dikumpulkan melalui wawancara bersifat verbal, artinya wawancara direkam dalam tape recorder, kamera, dan dilakukan melalui pencatatan sendiri melalui buku catatan agar data yang diperoleh lebih lengkap dan terperinci.

3. Studi Dokumen

Studi dokumen yaitu penelitian pengumpulan dokumen-dokumen terutama dokumen yang tertulis yang dibuat oleh sekolah tentang pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dan dokumentasi tertulis tentang sikap sosial siswa dan tata tertib sekolah dan lain-lainnya. Hal ini dilakukan agar informasi yang didapatkan benar-benar bersumber dari obyek yang dijadikan sebagai tempat penelitian.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian atau alat penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti sendiri yang mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan melakukan observasi, wawancara dan studi dokumen. Demikian instrumen dasar dalam penelitian ini yaitu:

(43)

33 Tabel 3.2

Instrumen Penelitian

No Kegiatan Fokus

1. Observasi Pokok-Pokok Observasi:

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2. Sikap sosial siswa

2. Wawancara Pokok-Pokok Wawancara Siswa dan Guru:

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti:

a. Mengartikan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

b. Mejelaskan tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

c. Manfaat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti d. Ruang lingkup Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2. Sikap Sosial

a. Mengartikan suatu sikap b. Mengartikan suatu sikap sosial c. Menyimpulkan suatu sikap sosial d. Manfaat sikap sosial

e. Memberi contoh dari sikap sosial

3. Studi Dokumen Pokok-Pokok Studi Dokumen:

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

(44)

34 a. Jadwal pelajaran

b. Materi pelajaran c. Tata tertib sekolah 2. Sikap Sosial

a. Nilai-nilai sikap sosial siswa b. Penilaian sikap sosial siswa

F. Analisis Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisi data. Dalam menganalisis data dengan menggunakan:

1. Reduksi Data

Data yang telah dimiliki oleh peneliti melalui obsevasi, wawancara dan dokumentasi dipilih yang pokok - pokoknya saja yang menjelaskan tentang implementasi pembelajaran penddikan Agama Islam dan Budi Pekerti terhadap sikap sosial siswa kelas IV di SD Negeri Pinang 7 Kota Tangerang.

2. Penyajian Data

Data dapat berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.

3. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Atau kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

(45)

35 berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Keabsahan Data

Untuk meyakinkan bahwa deskripsi data yang telah disajikan diatas adalah data yang absah dan memiliki derajat kepercayaan dilakukan teknik penjaminan keabsahan melalui: confirmability, yaitu peneliti mengkonfirmasikan data yang telah dikumpulkan dalam bentuk diskusi dengan informan. Selain dari itu peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat dan tokoh yang relevan dengan fokus penelitian.

(46)

36 Lampiran 1 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas IV bidang studi PAI dan Budi Pekerti.

KISI-KISI WAWANCARA UNTUK GURU KELAS IV BIDANG STUDI PAI DAN BUDI PEKERTI

No Aspek yang di wawancara Indikator Nomor Soal 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pemahaman Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Manfaat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 4. Ruang Lingkup Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1,2

3,4

5,6

7

2. Sikap Sosial 1. Mengartikan suatu sikap

2. Mengartikan suatu sikap sosial 3. Menyimpulkan suatu sikap sosial 4. Manfaat sikap sosial

5. Memberi contoh dari sikap sosial

8 9 10 11,12 13,14 Total 14

(47)

37 Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru Kelas IV Bidang Studi PAI dan Budi Pekerti.

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU KELAS IV BIDANG STUDI PAI DAN BUDI PEKERTI

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Responden :

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Menurut Ibu apa pengertian pembelajaran PAI da Budi Pekerti ?

2. Menurut pendapat Ibu, apa tujuan dari pembelajaran PAI dan Budi Pekerti?

3. Apa yang Ibu persiapkan sebelum pembelajaran dimulai?

4. Bagaimana Ibu menyamapaikan materi pelajaran? Dengan metode/model apa? 5. Menurut Ibu, apa manfaat dari pembelajaran

PAI dan Budi Pekerti di sekolah ?

6. Menurut Ibu, apa manfaat dari pembelajaran PAI dan Budi Pekerti bagi Siswa ?

7. Bagaimana ruang lingkup pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas IV?

8. Menurut Ibu, apa pengertian dari sikap? 9. Menurut Ibu, Apa arti sikap sosial secara

umum?

10. Menurut pendapat Ibu, apakah pengertian dari sikap sosial?

11. Bagaimana menurut Ibu, manfaat dari sikap sosial?

(48)

38 12. Menurut Ibu, apa manfaat sikap sosial di

sekolah?

13. Menurut Ibu, apa saja nilai-nilai sikap sosial yang diajarkan di sekolah?

14. Bagaiamana cara Ibu mengajarkan nilai-nilai sikap sosial kepada siswa di lingkungan sekolah?

(49)

39 Lampiran 3 Kisi-Kisi Wawancara Siswa Kelas IV

KISI-KISI WAWANCARA UNTUK SISWA KELAS IV

No Aspek yang di wawancara Indikator Nomor Soal 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pemahaman Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Manfaat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1

2

3,4,5

2. Sikap Sosial 1. Keaktifan siswa dalam belajar

2. Minat siswa terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Semangat siswa dalam menggali informasi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

6

7,8

9,10

(50)

40 Lampiran 4 Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV

PEDOMAN WAWANCARA SISWA KELAS IV

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Responden :

NO PERTANYAAN YA TIDAK DESKRIPSI

1. Apakah kamu menyukai pelajaran

PAI dan Budi Pekerti?

2. Apakah kamu senang ketika Ibu

Guru mengajar di kelas?

3. Apakah Ibu Guru suka memberikan

tugas saat di kelas?

4. Menurut kamu, apakah Ibu Guru

sering memberikan tugas PR?

5. Menurut kamu, selama Ibu Guru

mengajar di kelas apakah kamu mudah memahami pelajaran?

6. Saat pelajaran berlangsung, kamu

sering bertanya kepada Ibu Guru saat ada soal/materi yang tidak kamu paham ?

7. Apakah pelajarannya sulit/susah ?

8. Kamu lebih suka belajar di dalam

kelas atau di luar kelas ?

9. Saat Ibu Guru menyuruh kamu

untuk membacakan jawaban di depan kelas, apakah kamu mau untuk ke depan kelas?

(51)

41 10. Apakah kamu bertanya kepada Ibu

Guru, jika ada pelajaran/materi yang kamu tidak paham/tidak mengerti?

(52)

42 Lampiran 5 Pedoman Observasi Lingkungan Sekolah

PEDOMAN OBSERVASI LINGKUNGAN SEKOLAH

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

No Objek Hasil Observasi

1. a) Keadaan Bangunan Sekolah SD Negeri Pinang 7

b) Letak Geografis SD Negeri Pinang 7 c ) Kondisi Lingkungan SD Negeri

Pinang 7

d) Sarana dan Prasarana di SD Negeri Pinang 7

(53)

43 Lampiran 6 Kisi-Kisi Observasi Guru Kelas IV

KISI-KISI OBSERVASI GURU KELAS IV No Aspek yang di wawancara Indikator Nomor Soal 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pemahaman Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Manfaat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 4. Ruang Lingkup Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1

2,3,4

5

6

2. Sikap Sosial 1. Kemampuan Guru dalam

mengelola kelas

2. Kemampuan Guru dalam

memberikan materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Kesulitan Guru dalam proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

7

8,9

10

(54)

44 Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Kelas IV

LEMBAR OBSERVASI GURU KELAS IV

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Responden :

NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK DESKRIPSI

1. Apakah Guru memahami

pengertian pembelajaran PAI dan Budi Pekerti ?

2. Apakah Guru mempersiapakan

RPP/bahan ajar/materi sebelum mulai mengajar ?

3. Apakah Guru mempersiapkan

tempat duduk/model tempat duduk sebelum pelajaran dimulai ?

4. Apakah guru menggunakan media

saat mengajar ?

5. apakah siswa aktif saat Guru

bertanya pertanyaan seputar materi pelajaran?

6. Apakah Guru menguasai kelas

dengan baik ?

7. Apakah Guru menilai sikap sosial

siswa ketika pembelajaran berlangsung dan di luar jam

(55)

45 pembelajaran dengan alami tanpa

penekanan ?

8. Apakah materi yang disampaikan

Guru kepada siswa sudah jelas dan sesuai materi ?

9. Apakah Guru melakukan evaluasi

belajar ?

10. Apakah ada kesulitan saat Guru dan

Siswa melakukan proses kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas ?

(56)

46 Lampiran 8 Pedoman Dokumentasi

PEDOMAN DOKUMENTASI

NO INDIKATOR DOKUMENTASI

1. Pemahaman Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Foto model tempat

duduk/bangku siswa saat di kelas, foto sekeliling kelas dan luar kelas.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Foto Guru saat pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, foto media/bahan ajar yang digunakan.

3. Manfaat Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti

Foto siswa pada saat melakukan aktifitas belajar mengajar di dalam dan di luar kelas.

4. Ruang lingkup Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Foto kegiatan tata tertib di kelas dan di lingkungan sekolah, foto jadwal piket.

(57)

47

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya. 2014. Jakarta: Departemen Agama RI.

Anggito, & Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV Jejak.

Elkarimah. (Agustus 2018). Penerapan Saintifik Pada Pembelajaran Agama Islam (SD Islam Bina Insani Muslim Bekasi). Jurnal SAP Vol. 3 No.1, 74.

Fitrah, & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan

Kelas & Studi Pustaka. Sukabumi: CV Jejak.

Hawi. (2013). Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Hidayat. (2013). Teori Dan Prinsip Pendidikan. Tangerang: PT Pustaka Mandiri.

Hutagalung. (2007). Pengembangan Kepribadian. Bekasi: PT INDEKS.

Mawardi. (2018). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2003

Tentang Pendidikan Keagamaan. Lembaran RI Tahun 2003, No. 20.

Sekretariat Negara. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran RI Tahun 2003, No. 20.

(58)

48 Permendikbud Republik Indonesia (2018). Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2018

Tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Lembaran RI Tahun

2018 No. 37. Sekertariat Negara. Jakarta.

Rohman, & Hairudin. (2018). Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilai-Nilai Sosial Kultural. Jurnal Pendidikan Islam, 24.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam AL-Quran. Bandung: Alfabeta, CV.

Tiara, & Sari. (2019). Analisis Teknik Penilain Sikap Sosial Siswa Dalam Penerapan Kurikulum 2013 di SD Watulimo. Jurnal Pendidikan Dasar, 23-24.

Zurqoni. (2019). Penilain Sikap Spritual dan Sikap Sosial Pembelajaran PAI dan

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

55

Lampiran Instrumen Penelitian Sebelum di Revisi

Lampiran 1 Kisi-kisi Wawancara Guru Kelas IV bidang studi PAI dan Budi Pekerti.

KISI-KISI WAWANCARA UNTUK GURU KELAS IV BIDANG STUDI PAI DAN BUDI PEKERTI

No Aspek yang di wawancara Indikator Nomor Soal 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pemahaman Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Manfaat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 4. Ruang Lingkup Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1,2

3,4

5,6

7

2. Sikap Sosial 1. Mengartikan suatu sikap

2. Mengartikan suatu sikap sosial 3. Menyimpulkan suatu sikap sosial 4. Manfaat sikap sosial

5. Memberi contoh dari sikap sosial

8 9 10 11,12 13,14 Total 14

(66)

56 Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru Kelas IV Bidang Studi PAI dan Budi Pekerti.

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU KELAS IV BIDANG STUDI PAI DAN BUDI PEKERTI

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Responden :

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Menurut Ibu apa pengertian pembelajaran PAI da Budi Pekerti ?

2. Menurut pendapat Ibu, apa tujuan dari pembelajaran PAI dan Budi Pekerti?

3. Apa yang Ibu persiapkan sebelum pembelajaran dimulai?

4. Bagaimana Ibu menyamapaikan materi pelajaran? Dengan metode/model apa? 5. Menurut Ibu, apa manfaat dari pembelajaran

PAI dan Budi Pekerti di sekolah ?

6. Menurut Ibu, apa manfaat dari pembelajaran PAI dan Budi Pekerti bagi Siswa ?

7. Bagaimana ruang lingkup pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas IV?

8. Menurut Ibu, apa pengertian dari sikap? 9. Menurut Ibu, Apa arti sikap sosial secara

umum?

(67)

57 sikap sosial?

11. Bagaimana menurut Ibu, manfaat dari sikap sosial?

12. Menurut Ibu, apa manfaat sikap sosial di sekolah?

13. Menurut Ibu, apa saja nilai-nilai sikap sosial yang diajarkan di sekolah?

14. Bagaiamana cara Ibu mengajarkan nilai-nilai sikap sosial kepada siswa di lingkungan sekolah?

(68)

58 Lampiran 3 Kisi-Kisi Wawancara Siswa Kelas IV

KISI-KISI WAWANCARA UNTUK SISWA KELAS IV

No Aspek yang di wawancara Indikator Nomor Soal 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pemahaman Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Manfaat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1

2

3,4,5

2. Sikap Sosial 1. Keaktifan siswa dalam belajar

2. Minat siswa terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Semangat siswa dalam menggali informasi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

6

7,8

9,10

(69)

59 Lampiran 4 Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV

PEDOMAN WAWANCARA SISWA KELAS IV

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama Responden :

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah kamu menyukai pelajaran PAI dan

Budi Pekerti?

2. Apakah kamu senang ketika Ibu Guru

mengajar di kelas?

3. Apakah Ibu Guru suka memberikan tugas

saat di kelas?

4. Menurut kamu, apakah Ibu Guru sering

memberikan tugas PR?

5. Menurut kamu, selama Ibu Guru mengajar

di kelas apakah kamu mudah memahami pelajaran?

6. Saat pelajaran berlangsung, kamu sering

bertanya kepada Ibu Guru saat ada soal/materi yang tidak kamu paham ?

7. Apakah pelajarannya sulit/susah ?

8. Kamu lebih suka belajar di dalam kelas

atau di luar kelas ?

9. Saat Ibu Guru menyuruh kamu untuk

membacakan jawaban di depan kelas, apakah kamu mau untuk ke depan kelas? 10. Apakah kamu bertanya kepada Ibu Guru, jika ada pelajaran/materi yang kamu tidak paham/tidak mengerti?

(70)

60 Lampiran 5 Pedoman Observasi Lingkungan Sekolah

PEDOMAN OBSERVASI LINGKUNGAN SEKOLAH

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

No Objek Hasil Observasi

1. a) Keadaan Bangunan Sekolah SD Negeri Pinang 7

b) Letak Geografis SD Negeri Pinang 7 c ) Kondisi Lingkungan SD Negeri

Pinang 7

d) Sarana dan Prasarana di SD Negeri Pinang 7

(71)

61 Lampiran 6 Kisi-Kisi Observasi Guru Kelas IV

KISI-KISI OBSERVASI GURU KELAS IV No Aspek yang di wawancara Indikator Nomor Soal 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pemahaman Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Manfaat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 4. Ruang Lingkup Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1

2,3,4

5

6

2. Sikap Sosial 1. Kemampuan Guru dalam

mengelola kelas

2. Kemampuan Guru dalam

memberikan materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

3. Kesulitan Guru dalam proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

7

8,9

10

Gambar

Tabel 3.1  Jadwal Penelitian
Foto model tempat
Foto model tempat
Foto model tempat

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menghuraikan realiti sebenar aplikasi amalan toleransi beragama dalam kehidupan seseorang Muslim, Mohd Kamil dan Mohd Fauzi (2008) menyatakanbahawa

Beradasarkan tabel 5 bahwa terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan (Nilai P value 0.001 dan nilai r -0,0362), terdapat hubungan

Tindakan pembelajaran direncanakan pada Kompetensi Dasar (KD) 6.1. Menentukan pola barisan bilangan sederhana. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti sudah

Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang aktivitas antikanker pada daun sirsak, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak etanol,

adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Sedangkan menurut Herjanto

الااااهو وااااه بااااسلا ااااح بلا لااااصاولد ااااشكتسا اااايفيك مادختسا لئ سو ا لعتل غللا يت علا مادختس ت بيو أ شلاف في ةدحو ايميلعت ااام اااصلا عت اااسلا

Oleh karenanya untuk menunjang peningkatan produksi dan omset usaha, pengusaha kaos kreatif seperti Kaos Etnik Khas Cirebon harus memiliki modal pemasaran baru

Djezed (1983) menyatakan bahwa “letak kaki tumpu, perkenaan kaki pada bola, perkenaan bola pada kaki, titik berat badan, kekuatan otot tungkai dan gerakan lanjutan ( follow trough