• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN GEOLOGI DAN GEOFISIKA DI PERAIRAN INDONESIA. Lukman Arifin. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN GEOLOGI DAN GEOFISIKA DI PERAIRAN INDONESIA. Lukman Arifin. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

PEMETAAN GEOLOGI DAN GEOFISIKA

DI PERAIRAN INDONESIA

Lukman Arifin

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

lukman.arifin@mgi.esdm.go.id

S A R I

Pemetaan geologi dan geofisika di perairan Indonesia adalah bagian tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Lokasi pemetaan mengacu pada lembar peta perairan Indonesia yang diterbitkan oleh Bakosurtanal dengan skala 1:250.000. Sebanyak 365 lembar peta yang harus dipetakan secara regional dilaksanakan dengan kapal riset Geomarin 1 dan Geomarin 3. Pemetaan geologi dan geofisika di perairan dangkal Laut Jawa sudah selesai dilakukan dengan kapal Geomarin 1. Pemetaan selanjutnya adalah di perairan laut dalam yang ada di perairan Timur Indonesia, Barat Sumatra, selatan Jawa hingga selatan Papua. Sebagian laut dalam di sekitar Laut Flores, Papua Barat sudah mulai dipetakan dengan kapal Geomarin 3. Program pemetaan geologi dan geofisika selanjutnya yaitu dengan mengacu pada Rencana dan Strategi (Renstra) 2015-2019 Puslitbang Geologi Kelautan yang difokuskan di perairan Papua. Pada tahun 2019 diharapkan pemetaan di perairan ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang di programkan.

Kata kunci : pemetaan, geologi, geofisika, Papua

1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) sebagai instansi Pemerintah di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) merupakan salah satu instansi yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan di perairan Indonesia. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah Pemetaan Geologi dan Geofisika bersistem berdasarkan Lembar Peta dengan skala peta 1:250.000. Lembar Peta dengan skala 1:250.000 mengacu pada Lembar Peta Bakosurtanal (1984) dengan jumlah lembar peta sebanyak 365 lembar (Gambar 1).

b. Maksud dan Tujuan

Pemetaan geologi dan geofisika di perairan In-donesia dilaksanakan dengan maksud memetakan tatanan geologi dan geofisika di bawah dasar laut. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi geologi perairan Indo-nesia dari data geologi dan geofisika.

Pelaksanaan pemetaan geologi dan geofisika dilakukan dengan menggunakan wahana kapal riset yang dimiliki oleh Puslitbang Geologi Kelautan. Pada tahun 1986 Puslitbang Geologi Kelautan memiliki Kapal Riset Geomarin I yang mempunyai ukuran panjang 31 meter dengan bobot mati 179 GT (Gross Ton), dibangun di Galangan Kapal PT. Inggom Jakarta. Pada tahun tersebut mulai dilakukan kegiatan pemetaan dengan menggunakan Kapal Riset Geomarin I.

(2)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Kapal ini mempunyai kemampuan pemetaan di

perairan laut dangkal. Oleh karena itu pemetaan dimulai di perairan Laut Jawa yang mempunyai kedalaman laut tidak lebih dari 200 meter. Kemampuan peralatan yang digunakan saat itu juga terbatas yaitu hanya seismik pantul saluran tunggal resolusi tinggi, pengukuran kedalaman laut (pemeruman), dan pengambilan sampel sedimen. Metode tersebut menjadi andalan dari kegiatan pemetaan geologi dan geofisika. Setiap tahunnya hanya ada 2 atau 3 kegiatan yang dapat dilakukan, karena keterbatasan anggaran yang disediakan.

Pemetaan geologi dan geofisika di lembar peta perairan Laut Jawa, Selat Malaka, dan perairan Riau sudah selesai dilaksanakan dengan metode tersebut di atas. Kapal Geomarin I mempunyai keterbatasan kemampuan dan peralatan untuk memetakan perairan laut dalam. Geomarin I pernah melakukan di perairan yang cukup dalam tetapi pada kedalaman mulai 500 meter data yang diperoleh kurang baik. Untuk mengatasi keterbatasan pemetaan di laut dalam maka diprogramkan pembuatan kapal Geomarin III. Program ini dikaitkan pada program percepatan pemetaan yang maksudnya adalah dapat memetakan perairan laut dalam yang selama ini tidak dapat dijangkau oleh kapal yang ada. Maka pada sekitar tahun 2008 kapal Riset Geomarin III selesai dibuat di galangan kapal PT. PAL Surabaya. Kapal Geomarin III memulai survei geologi dan geofisika pada tahun 2010. Kapal ini dilengkapi dengan peralatan geologi dan geofisika yang mampu untuk melaksanakan survei geologi dan geofisika di perairan yang dalam seperti di perairan Indonesia timur di mana kedalamannya mencapai 6000 meter. Pada tahun 2010 kapal ini memulai pemetaan geologi dan geofisika di perairan Teluk Tomini Sulawesi Utara, perairan Banggai Sula Maluku, dan perairan Cekungan Makassar Selatan di Sulawesi Selatan. Seterusnya program untuk pemetaan laut dalam dilaksanakan di antaranya Laut Flores. Pada tahun 2012 diprogramkan pemetaan ke perairan Papua. Daerah ini dipilih karena data geologi dan geofisika di daerah tersebut sangat terbatas. Daerah ini menjadi

sangat penting untuk digali sumber daya geologinya yang diperkirakan memiliki sumber daya geologi yang berlimpah. Daerah ini jangan sampai tertinggal dengan kawasan daerah lainnya yang sudah banyak disentuh oleh pemerintah dalam penelitian dan pengembangan sumber daya kelautannya. Untuk program pemetaan geologi dan geofisika dalam Renstra Puslitbang Geologi Kelautan TA 2015-2019 akan difokuskan di perairan Papua sehingga di akhir tahun 2019 akan diperoleh data yang melingkupi perairan Provinsi Papua (Gambar 1).

2. PERALATAN DAN METODE

Peralatan dan metode pemetaan geologi dan geofisika yang dimiliki kapal riset Geomarin III, adalah seismik, geomagnet, pemeruman, sampel sedimen. Penentuan posisi menggunakan sistem GPS. Seismik yang digunakan adalah seismik multikanal dari 48-120 kanal dengan perekam TTS2 yang dilengkapi dengan thermal plotter. Sumber suara menggunakan 120 cuin air gun. Pengukuran kedalaman laut (pemeruman) menggunakan alat Deep sea Echo Sounder 15-200 kHz dan sub bottom profiler 3,5 kHz. Peralatan geomagnet yaitu Marine Magnetics Magnetometer Type Sea Spy Geometric Base Station Magnetometer. Pengambilan sampel sedimen menggunakan; gravity core dengan panjang 16 meter dan panjang kabel 6000 meter, dredging, dan grab sampler. Alat penentu posisi yang digunakan adalah; Short range DGPS of Trimble DSM 132 (base and mobile) dan Long range DGPS of C-Nav.

3. PERCEPATAN PEMETAAN

Percepatan pemetaan geologi dan geofisika di perairan Indonesia yang diprogramkan oleh Puslitbang Geologi Kelautan adalah rencana untuk dapat menyelesaikan secepatnya pemetaan Geologi di perairan Indonesia. Wilayah perairan Indonesia begitu luas sehingga

(3)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Gambar 1. Lokasi Pemetaan Geologi dan Geofisika Skala 1:250.000, kotak berwarna kuning adalah yang telah selesai dipetakan dan kotak garis hitam adalah rencana TA 2014-2019 (Puslitbang Geologi Kelautan, 2013)

No Lokasi (Perairan/LP) Periode (TA) Data seismik multikanal (km) Data magnet (km) Data Pemeruman (km) Sampel Sedimen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teluk Tomini Banggai Sula Perairan Spermonde Perairan Bawean Perairan Flores (1&2) Perairan Wetar Perairan Papua Utara Teluk Cendrawasih Perairan Misool 2010 2010 2010 2011 2012 2012 2013 2013 2013 1500 2069 2228 1500 4000 1607 1278 2970 3095 630 2069 2228 1500 4000 1607 1278 3015 3113 2130 2069 2228 1500 4000 1607 1278 4285 3113 14 34 28 20 18 9 9 25 25

Tabel 1. Data geologi dan geofisika yang diperoleh Kapal Geomarin III selama periode 2010-2013

(4)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

diperlukan wahana penunjang kegiatan yang

sangat besar untuk dapat menyelesaikan tugas tersebut. Dengan pola pemetaan bersistem maka pemetaan secara regional dengan menggunakan skala 1:250.000 yang mengacu pada peta indeks yang dikeluarkan Bakosurtanal (1984) mulai diterapkan dengan mengggunakan kapal Geomarin I. Pemetaan Geologi dan Geofisika yang pertama dilakukan di perairan Laut Jawa yaitu perairan utara Jakarta hingga perairan Tegal. Mulai tahun 1986 hingga tahun 2005 sebanyak 90 lembar peta yang mencakup perairan Laut Jawa, Selat Karimata, Selat Malaka, dan sekitarnya telah diselesaikan (Gambar 1).

Setelah selesainya pemetaan geologi dan geofisika di perairan laut dangkal maka tugas selanjutnya yang lebih berat lagi adalah pemetaan di laut dalam. Dengan keterbatasan kapal Geomarin I maka direncanakan membangun kapal yang lebih besar, maka

dibangun kapal Geomarin III di galangan kapal PT PAL dan selesai pada tahun 2008. Dengan adanya kapal Geomarin III ini maka rencana percepatan pemetaan terutama di laut dalam mulai di programkan. Pada tahun 2010 program pemetaan mulai dilakukan di perairan Teluk Tomini, perairan Banggai Sula. Dari dua kegiatan tersebut dapat diselesaikan sebanyak 8 (delapan) lembar peta dengan skala 1:250.000. Kegiatan pemetaan selanjutnya yaitu di perairan Spermonde, Bone, Laut Flores, perairan Misool Papua. Beberapa contoh rekaman seismik yang diperoleh dari pemetaan di perairan Wetar, Misool, dan Banggai Sula ditampilkan masing-masing pada Gambar 2,3, dan 4. Untuk program pemetaan pada tahun 2015-2019 lebih difokuskan di perairan Papua (Gambar 1). Perairan Papua ini diprioritaskan untuk dipetakan karena data geologi di perairan ini sangat minim sekali. Perairan ini belum banyak disentuh terutama dalam penelitian sumber daya energi maupun mineral. Dengan dilakukannya

Gambar 2. Contoh rekaman seismik yang diperoleh dari perairan Wetar Lembar Peta 2408 (Subarsyah dkk, 2009)

(5)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

pemetaan geologi dan geofisika maka akan tersedia banyak data yang dapat digunakan untuk menguak kekayaan sumber daya dan energi kelautannya di wilayah tersebut.

Saat ini mulai dirasakan bahwa percepatan pemetaan geologi dan geofisika tidak mudah dilaksanakan. Rencana awal untuk dapat memetakan sebanyak 16 lembar peta setiap tahunnya menjadi berkurang setengahnya, yaitu sekitar 8 lembar peta. Ini disebabkan karena ada kegiatan lain yang harus dikerjakan

kegiatan penambahan data untuk cekungan migas dan batas Landas Kontinen Indonesia (LKI). Dengan keterbatasan waktu layar kapal Geomarin III yaitu sekitar 6 bulan maka kegiatan yang menggunakan kapal Geomarin III diatur agar semua kegiatan dapat dilaksanakan. Dengan demikian maka ke depan, diperlukan kapal survei baru yang perlu dibangun untuk memenuhi kebutuhan kegiatan survei di perairan Indonesia yang sangat luasi. Perairan laut dalam yang masih belum tersentuh yaitu perairan barat Sumatera, selatan Jawa hingga Papua.

Gambar 3. Contoh rekaman seismik yang diperoleh dari perairan Misol Lembar Peta 2713 (Naibaho dkk, 2013)

Gambar 4. Contoh rekaman seismik yang diperoleh dari perairan Banggai Sula Lembar Peta 2314 (Susilohadi dkk, 2010)

(6)

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

Topik Utama

4. KESIMPULAN

Pemetaan geologi dan geofisika bersistem dengan skala 1:250.000 dilaksanakan di perairan Indonesia sebanyak 365 Lembar Peta. Sebagian perairan yang telah diselesaikan adalah perairan Laut Jawa, Selat Karimata, Selat Malaka, dan sekitarnya. Perairan laut dalam yang sudah dikerjakan masih sebagian kecil saja yaitu perairan Teluk Tomini, Spermonde, perairan Banggai Sula, Laut Flores, perairan Misol, Teluk Cendrawasih. Program pemetaan geologi dan geofisika tahun 2014-2019 akan difokuskan di perairan Papua. Keterbatasan data di perairan ini menjadi target utama agar kelak dengan banyaknya data yang dimiliki dapat menguak kekayaan sumber daya energi dan mineral kelautannya.

Untuk dapat melaksanakan percepatan pemetaan yang telah diprogramkan sejak tahun 1986 maka diusulkan untuk menambah wahana kapal riset. Saat sekarang kapal Geomarin III tidak hanya digunakan untuk melaksanakan kegiatan pemetaan saja, akan tetapi digunakan untuk melaksanakan kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya yaitu survei cekungan migas, Pemetaan Landas Kontinen Indonesia, dan lainnya. Perlu penjadwalan yang tepat agar semua kegiatan dapat dilaksanakan karena waktu berlayar yang ada saat ini hanya 6 (enam) bulan setiap tahun.

Dengan begitu banyaknya kegiatan pemetaan dan kegiatan lain yang harus diselesaikan maka perlu dibangun kapal yang baru sekelas atau di atas Geomarin III. Sejalan dengan itu, yang tidak kalah pentingnya untuk disiapkan adalah kelengkapan peralatan survei dan menyiapkan sumber daya manusia (diangkat sebagai PNS melalui jalur khusus) untuk dapat menjalankan tugas khusus juga yaitu memetakan potensi sumber daya energi dan mineral perairan/laut Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Bakosurtanal, 1984, Peta Indeks Perairan Indonesia Skala 1:250.000, Jakarta

Naibaho, T., Riza, R., Eko saputro, Adi Citrawan, S., Arif Ali., Subarsyah, Adam, P., Franto, N., 2013, Pemetaan Geologi dan Geofisika Lembar Peta 2713, Perairan Misol Papua, Puslitbang Geologi Kelautan Bandung Puslitbang Geologi Kelautan, 2013. Renstra

Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Pemetaan Geologi Kelautan 2014-2019, Tidak dipublikasi. Subarsyah, Tommy, N., Eko Saputro, Adi

Citrawan,S., Arif Ali, Riza, R., 2009, Pemetaan Geologi dan Geofisika Lembar Peta 2408 Perairan Wetar, Puslitbang Geologi Kelautan Bandung.

Susilohadi, Mustafa, H., Novi, S., Eko Saputro., Kris Budiono, Purnomo, R., 2010, Pemetaan Geologi dan Geofisika Lembar Peta 2314, Perairan Banggai Sula, Puslitbang Geologi Kelautan Bandung

Gambar

Gambar 1. Lokasi Pemetaan Geologi dan Geofisika Skala 1:250.000, kotak berwarna kuning adalah yang telah selesai dipetakan dan kotak garis hitam adalah rencana TA 2014-2019 (Puslitbang Geologi Kelautan, 2013)
Gambar 2. Contoh rekaman seismik yang diperoleh dari perairan Wetar Lembar Peta 2408 (Subarsyah dkk, 2009)
Gambar 3. Contoh rekaman seismik yang diperoleh dari perairan Misol Lembar Peta  2713 (Naibaho dkk, 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Peran brand equity bagi perusahaan yaitu dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan marjinal arus kas melalui penambahan nilai dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada

entity pada sekumpulan entity S hanya dapat berhubungan dengan satu (paling banyak) entity pada sekumpulan entity R.. Banyak ke Satu (many

Perkuatan seismik terhadap struktur beton bertulang rangka terbuka (RT) dengan penambahan dinding pengisi berlubang telah dilakukan dengan memodel dinding sebagai strat

Penelitian ini akan membahas mengenai geologi, alterasi serta mineralisasi timah primer di daerah penelitian dengan melakukan pemetaan geologi dalam ketelitian 1:25000

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini akan memadukan antara metode geofisika tahanan jenis (geolistrik) untuk pemetaan lapisan bawah permukaan dan metode geologi untuk

Berdasarkan hal-hal diatas, akan di lakukan sebuah penelitian pendeteksi kendaraan untuk menentukan volume traffic kendaraan, kecepatan kendaraan dan ukuran panjang

Pola anomali Bouguer hasil pemetaan gaya berat regional Pusat Survei Geologi (dahulu Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, P3G) merupakan salah satu data dasar

Dalam komunikasi suatu informasi terdapat sebuah metode pengamanan data yang dikenal dengan nama kriptografi.Dalam menjaga kerahasiaan data, kriptografi