i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2011-2013)
OLEH :
VINIEZYA IVANA PRATIWI
232011089
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI :AKUNTANSI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
iv
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52-60 Telp : (0298) 21212, 311881
Telex 22364 ukwsa ia Salatiga 50711 – Indonesia Fax. (0298) 213433 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Viniezya Ivana Pratiwi NIM : 232011089
Program Studi: AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja,
Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada perusahan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013) Pembimbing : Dr. Suzy Novianti, SE., MM., Akt
Tanggal diuji : 23 Januari 2015 adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan tanpa penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, Februari 2015
Yang memberi pernyataan
VINIEZYA IVANA PRATIWI
vi
MOTTO
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan
aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang
tenang. Ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntun aku di jalan yang benar
oleh karena nama-Nya.
(Mazmur 21: 1-3)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
(1 Korintus 15 : 58)
The only way to do great work is to love what you do.
(Steve Jobs)
vii
KATA PENGANTAR
Audit delay merupakan sebuah istilah dari lamanya waktu penyelesaian
pekerjaan audit yang diindikasikan oleh perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Panjang-pendeknya audit delay yang terjadi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan inverstor, karena dengan adanya penundaan informasi kepada investor dapat mempengaruhi kepercayaan investor di pasar modal. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay terutama faktor umur perusahaan, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengungkapan laba rugi terhadap audit delay yang terjadi pada perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2011-2013.
Kertas kerja ini disusun sebagai salah satu sarana untuk mendapatkan gelar sarjana jenjang Strata I Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana. Pada proses maupun hasil penulisan, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan berharap kertas kerja ini berguna bagi pembacanya.
Salatiga, Februari 2015
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis sangat menghargai banyak pihak yang telah menolong, mendukung, dan memberikan semangat serta motivasi kepada penulis selama proses perkuliahan dan proses penulisan kertas kerja ini.
Bersamaan dengan terselesaikannya penulisan Kertas Kerja ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Tuhan Yesus Kristus, untuk perlindungan, berkat, serta kuasa-Nya yang selalu
menyertai saya hingga saat ini.
Orang tua yang terkasih, Septhian Adrianus Soehartono dan Widajani Dyah Waratri serta adik tersayang Nehemia Vedryan Ardhito yang selalu
memberi motivasi dan kenyamanan selama proses perkuliahan dan penulisan kertas kerja ini.
Keluarga tercinta, Lie Tien Tjoe, Lie Tiam Soe (Almarhum), Jesslyn Miranda, Bianca Averina, Delinda Nathalie, Ryan Rinaldi, Marcella Angelina, Evan Darian, dan saudara-saudara saya yang lain yang selalu mendoakan
kesuksesan dan kelancaran segala hal di hidupku dan memotivasi saya sampai terselesaikannya kertas kerja ini.
Bapak Paskah Ika Nugroho. selaku wali studi yang membimbing dan memberi
saran selama proses perkuliahan.
Dr. Suzy Novianti, SE., MM., Akt selaku pembimbing yang telah mencurahkan
waktu, tenaga, masukan, dan pikiran dalam membantu penyelesaian kertas kerja.
Seluruh staf pengajar FEB-UKSW yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama menempuh studi.
Seluruh staf TU FEB-UKSW yang telah membantu penulis dalam
pengurusan persyaratan administrasi selama proses perkuliahan dan skripsi.
Teman-teman terdekat, Daniel Riyadi, Liyien Noorina, Yunika Adiyono, Rifan Frambudi, Kevin Simon, Felix Budi Santosa, Hans Christian, Terima
kasih banyak untuk kebersamaan, bantuan, perhatian, motivasi, dan kenangan berharga selama masa kuliah ini.
Teman-teman satu angkatan yang telah berjuang bersama selama kurang lebih tiga setengah tahun ini, Ifo Mawarni, Oselia Monalisa, Bobby,
ix
Astrid Natali, Bintang Dewangga, Elisabeth Karunia Dewi, Fiona Laurensia, Mellisa Tirtawidjaja, Godeliva Poluan, Ifo Mawarni, Yosua Girisandi, Yosephine Christine, teman seperjuangan BT Metpen dan KSA serta teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima
kasih untuk kebersamaan, kerja sama, dan semua kenangan manis selama kurang lebih tiga setengah tahun perkuliahan ini.
Semua teman dan pihak yang tidak dapat kusebutkan namanya satu persatu. Tuhan Memberkati.
Salatiga, Februari 2015
x DAFTAR ISI
Halaman Judul...i
Surat Pernyataan Keaslian Kertas Kerja...ii
Halaman Penrsetujuan/Pengesahan...iii
Halaman Motto dan Persembahan...iv
Kata Pengantar………..v
Ucapan Terima Kasih………...vi
Daftar Isi...viii Daftar Lampiran...ix Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xi PENDAHULUAN...1 KAJIAN TEORI………...6 Audit Delay...6 Perumusan Hipotesis...6 Model Penelitian...12 METODE PENELITIAN...12
Populasi dan Sampel Penelitian...12
Variabel Penelitian………...13
Uji Statistik...14
xi
HASIL DAN PEMBAHASAN...18
Statistika Deskriptif………….………...18
Uji Normalitas...18
Uji Multikolinearitas...19
Uji Heterokedastisitas...20
Uji Autokorelasi...21
Analisis Regresi Linear Berganda...21
Uji Hipotesis Alternatif Serempak (Uji F) ...24
PENUTUP...25
Kesimpulan...25
Keterbatasan Penelitian dan Saran Penelitian Mendatang...26
DAFTAR PUSTAKA...27
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Statistika Deskriptif...30
LAMPIRAN 2. Hasil Uji Normalitas...30
LAMPIRAN 3. Hasil Uji Multikolinearitas ...30
LAMPIRAN 4. Hasil Uji Heterokedastisitas...31
LAMPIRAN 5. Hasil Uji Autokorelasi...31
LAMPIRAN 6. Hasil Analisis Regresi secara Parsial...32
LAMPIRAN 7. Hasil Analisis Regresi secara Simultan...32
xiii DAFTAR TABEL
TABEL 1. Hasil Pemilihan Sampel...13
TABEL 2. Statistika Deskriptif...18
TABEL 3. Hasil Uji Normalitas...19
TABEL 4. Hasil Uji Multikolinearitas...19
TABEL 5. Hasil Uji Heterokedastisitas...20
TABEL 6. Hasil Uji Autokorelasi………21
TABEL 7. Hasil Analisis Regresi secara Parsial...21
TABEL 8. Hasil Analisis Regresi secara Simultan...24
xiv DAFTAR GAMBAR
1 PENDAHULUAN
Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan (annual report) setiap tahun kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan para pemodal (stockholder). Menurut Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-36/PM/2003, No. 1 Peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, menyatakan laporan keuangan berkala diseratai dengan Laporan Akuntan disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Kartika (2011) menyebutkan bahwa salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Lamanya waktu penyelesaian pekerjaan audit yang diindikasikan oleh perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Lamanya jangka waktu penyampaian laporan keuanagan auditan ini biasa disebut
audit report lag atau audit delay. Semakin lama audit delay maka semakin lama
auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya.
Menurut Naimi (2010), panjang-pendeknya audit delay yang terjadi mempengaruhi pengambilan keputusan inverstor, karena dengan adanya penundaan informasi kepada investor dapat mempengaruhi kepercayaan investor di pasar modal. Givoly dan Palmon (1982) menegaskan bahwa delay audit merupakan penentu paling penting dari ketepatan waktu dalam pengumuman laba, yang pada saatnya akan menentukan reaksi pasar terhadap pengumuman laba. Di Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan keputusan pada tahun 1996 yang berisi bahwa setiap emiten dan perusahaan wajib untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.
Keputusan tesebut telah diubah dengan No. KEP-36/PM/2003 tanggal 30 September 2003 mengenai kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala
2 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Apabila perusahaan–perusahaan go public tersebut terlambat menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), maka perusahaan– perusahaan tersebut akan dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 1995 Bab XII Pasal 63.
Sepanjang tahun 2011, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah menjatuhkan sanksi denda kepada 217 emiten. Nilai denda mencapai Rp 10,65 miliar. Selain denda, Bapepam juga memberi sanksi tertulis kepada 37 emiten sepanjang 2011. Selama tahun 2012, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) juga telah memberikan denda kepada 854 perusahaan di industri pasar modal karena dinilai tidak mematuhi ketentuan regulator. Semakin banyaknya perusahaan publik yang diberikan sanksi oleh BAPEPAM inilah yang menunjukkan bahwa banyaknya audit delay yang ditemukan dalam perusahaan-perusahaan yang di terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu peneliti memandang perlu untuk meneliti kembali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi audit delay.
Peneliti fokus kepada faktor-faktor di dalam perusahaan yang dapat menyebaban audit delay yaitu umur perusahaan, solvabilitas dan pengungkapan laba rugi perusahaan. Perusahaan yang telah lama berdiri umumnya telah melakukan ekspansi dengan membuka beberapa cabang di dalam negeri maupun di luar negeri. Besarnya skala operasi perusahaan menunjukkan banyak pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh auditor, ditambah dengan tingkat kerumitan transaksi yang membuat proses audit akan lebih panjang, yang pada akhirnya akan memperpanjang audit delay (Lianto dan Kusuma, 2010). Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua
3 utangnya. Tingginya jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan akan menyebabkan proses audit yang relatif lebih lama. Proporsi hutang terhadap total aktiva yang tinggi juga mungkin membuat auditor perlu meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan yang lebih dalam pengauditan terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan (going concern) (Lianto dan Kusuma, 2010).
Pengungkapan laba rugi suatu perusahaan dapat menyebabkan audit delay karena, ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jikapercaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan dan kecurangan manajemen perusahaan. (Carslow, 1991 dalam Subekti dan Widiyanti, 2004).
Selain itu audit delay dapat dipengaruhi oleh prinsip tata kelola perusahaan (corporate governance) pada perusahaan tersebut. Perusahaan publik harus menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan tata kelola perusahaannya dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan pada publik dan Bapepam. Komite Audit merupakan salah satu komponen Good Corporate Governance yang berperan penting dalam sistem pelaporan keuangan yaitu dengan mengawasi partisipasi manajemen dan auditor independen dalam proses pelaporan keuangan (Wijaya, 2012). Salah satu tanggung jawab utama komite audit adalah untuk mengawasi proses pelaporan keuangan hingga memastikan ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan (Bursa Malaysia Corporate Governance Guide, 2009 dalam Wardhani dan Raharaja, 2013). Komite Audit juga bertugas memantau dewan komisaris untuk memastikan bahwa: (i) laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berlaku umum, (ii) struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (iii) pelaksanaan
4 audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan (iv) tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006 dalam Wardhani dan Raharja, 2013).
Karakteristik dari komite audit sering dijadikan variabel penelitian, namun hasil yang diperoleh beberapa peneliti sebelumnya masih belum konsisten, maka dari itu peneliti ingin menguji ulang penelitian sebelumnya untuk mengetahui apakah hasilnya akan konsisten jika diteliti dalam perusahaan property dan real
estate. Dalam penelitian ini komite audit diproksikan dengan variabel besaran
komite audit dan independensi komite audit. Pada tahap ke IV dalam menyelesaikan audit, beberapa komunikasi yang potensial dari auditor dapat dikirimkan kepada komite audit, termasuk komunikasi tentang kecurangan dan tindakan ilegal yang terdekteksi, defisiensi pengendalian internal, komunikasi lain dengan komite audit, dan surat manajemen.
Dalam SAS 99 (AU 316) dan SAS 54 (AU 317) mengharuskan auditor untuk mengkomunikasikan semua kecurangan dan tindakan illegal kepada komite audit atau kelompok yang ditunjuk, tanpa memandang materialitas. Tujuannya adalah membantu komite audit dalam melaksanakan perannya sebagai pengawas atas laporan keuangan yang dapat diandalkan (Arrens, 2005:431). Jadi dalam membuat laporan keuangan yang handal auditor dan komite audit saling membantu, dan oleh karena itu independensi dan jumlah dalam komite audit suatu perusahaan dianggap dapat mempengaruhi audit delay yang terjadi.
Peneliti menggunakan perusahaan property dan real estate sebagai objek dari penelitian ini, karena banyak masyarakat saat ini yang membelanjakan pendapatan mereka baik untuk konsumtif dan juga berinvestasi. Salah satu bentuk investasi yang dilakukan oleh masyarakat adalah membeli sebidang tanah dan membangun baik itu berupa rumah tinggal, ruko, apartemen maupun rumah untuk dikontrakkan. Sehingga belakangan ini bisnis property dan real estate sedang
booming, dan karenanya banyak para investor menginvestasikan uangnya untuk
5 property dan real estate harus mempublikasikan keadaan keuangan yang
sebenarnya sehingga perusahaan mendapatkan kepercayaan dari publik.
Penelitian terdahulu seperti penelitian yang dilakukan oleh Apadore dan Noor (2013) yang meneliti pengaruh ukuran komite audit, konsentrasi pemilik, ukuran perusahaan, profitabilitas, independensi komite audit, rapat komite audit, tipe auditor, dan keahlian komite audit terhadap audit delay, memberikan hasil bahwa ukuran komite audit, konsentrasi pemilik, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) yang meneliti variabel ukuran perusahaan, laba rugi operasi, reputasi auditor, opini auditor dan profitabilitas terhadap audit delay. Hasil dari penelitian tersebut adalah variabel ukuran perusahaan, opini auditor, dan laba rugi operasi berpengaruh terhadap audit delay.
Prameswari (2012) yang meneliti pengaruh profitabilitas, solvabilitas, perusahaan holding, opini auditor, dan lamanya perusahaan menjadi klien di KAP. Hasilnya membuktikan bahwa hanya variabel solvabilitas dan perusahaan holding yang mempengaruhi audit delay. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Indra dan Arisudhana (2011) meneliti variabel ukuran perusahaan, Return On Assets (ROA), ukuran KAP, dan umur perusahaan terhadap audit delay. Hasilnya membuktikan bahwa umur perusahaan dan ukuran KAP mempengaruhi audit
delay. Dan penelitian oleh Setiawan dan Nahumury (2014) yang meneliti variabel
ukuran dewan, independensi dewan komisaris, ukuran komite audit, independensi komite audit, keahlian komite audit, konsentrasi pemilik saham, ukuran perusahaan, tipe auditor dan profitabilitas memberikan hasil bahwa hanya ukuran dewan komisaris yang mempengaruhi audit delay.
Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah penelitian ini menambahkan dan mengubah variabel pada penelitian sebelumnya. Variabel yang digunakan dalam penellitian ini adalah umur perusahaan, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengungkapan laba rugi. Peneliti menggunakan periode 2011-2013 karena siklus atau laju pertumbuhan bisnis
6 properti dimulai pada tahun 2010 silam, dimana tahun tersebut menjadi fase awal bagi pertumbuhan bisnis properti untuk mengawali puncak kesuksesannya. Tahun 2010 hingga tahun 2013 menjadi waktu yang paling tepat bagi para pengembang untuk membesarkan bisnisnya, karena konsumen mulai menaruh kepercayaan mereka dibisnis properti dan mulai membeli serta berinvestasi di sektor tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah umur perusahaan, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengungkapan laba rugi pada perusahaan property dan real estate mempengaruhi
audit delay.
KAJIAN TEORI
AGENCY THEORY
Teori agensi merupakan dasar yang digunakan perusahaan untuk memahami corporate governance. Teori keagenan menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal). Wardhani dan Raharja (2013) menjelaskan bahwa dalam konteks perusahaan, pemilik perusahaan dianggap sebagai principal sementara agen ini dianggap sebagai direktur perusahaan. Pelimpahan wewenang tersebut dapat menyebabkan masalah kepercayaan karena agen tidak selalu bekerja untuk kepentingan principal. Teori keagenan dianggap sebagai teori yang relevan untuk penelitian ini karena menjelaskan komite audit berfungsi sebagai monitor dalam mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan. Mekanisme pengawasan mengacu pada praktik tata kelola perusahaan, yaitu kinerja manajemen yang tepat dan proses pelaporan keuangan (Apadore dan Noor, 2013).
AUDIT DELAY
Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang
7 audit (Halim, 2000). Studi tentang audit delay ini biasanya berhubungan dengan ketepatan penyampaian laporan keuangan. Karena jangka waktu antara keluarnya laporan keuangan oleh perusahaan dan laporan audit akan memengaruhi ketepatan waktu pengumpulan laporan keuangan kepada BAPEPAM untuk perusahaan publik di Indonesia. Perusahaan berkewajiban menyampaikan laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan publik dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan Selain itu, ketepatan pengumpulan dan pengumuman laporan keuangan kepada publik akan memengaruhi manfaat dari laporan keuangan tersebut. Apabila semakin lama laporan keuangan tersebut dipublikasikan, semakin berkurang manfaat dari laporan keuangan tersebut. Ketepatan laporan keuangan juga berhubungan dengan informasi yang digunakan pasar untuk mementukan harga saham suatu perusahaan (Ashton et al, 1987).
PENGARUH UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY
Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan itu beroperasi. Umur perusahaan ini dihitung dari tanggal perusahaan itu berdiri hingga sekarang atau kapan audit dilaksanakan. Umur perusahaan diperkirakan dapat mempengaruhi audit delay, karena perusahaan yang telah lama berdiri umumnya telah melakukan ekspansi dengan membuka beberapa cabang di dalam negeri maupun di luar negeri. Besarnya skala operasi perusahaan menunjukkan banyak pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh auditor, ditambah dengan tingkat kerumitan transaksi yang membuat proses audit akan lebih panjang, yang pada akhirnya akan memperpanjang audit delay (Lianto dan Kusuma, 2010). Indra & Arisudhana (2011) membuktikan bahwa umur perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Selain itu penelitian oleh Lianto dan Kusuma (2010) dan penelitian Petronila (2007) juga membuktikan variabel umur perusahaan
8 berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
Ha1 : Umur Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Audit Delay.
PENGARUH BESARAN KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY Peraturan BAPEPAM No. IX.I.5 : Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No: Kep-29/PM/2004 yang diterbitkan pada 24 Desember 2004 bagian C yaitu anggota Komite Audit sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota. Di Indonesia, keanggotaan komite Audit beragam, disesuaikan dengan ukuran/ besar-kecilnya organisasi serta tanggung jawabnya. Namun, jumlah keanggotaan tiga samapai lima merupakan jumlah yang cukup ideal (Wijaya, 2012). Dengan semakin banyaknya anggota Komite Audit, maka dapat lebih cepat dalam menemukan serta menyelesaikan potensi masalah yang terjadi dalam proses pelaporan keuangan sehingga auditor dapat lebih cepat menyelesaikan auditnya karena bantuan dari komite audit sehingga dapat megurangi Audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Apadore dan Noor (2013) dan Rianti dan Sari (2014) berhasil membuktikan bahwa besaran/ukuran komite audit berpengarurh secara signifikan terhadap audit delay. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
Ha2: Besaran komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay
PENGARUH SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utangnya, baik dalam utang jangka panjang maupun utang jangka pendek. Solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan jumlah aktiva. Menurut Abdulah dalam Made Gede Wirakusuma (2010) meningkatnya jumlah utang yang digunakan perusahaan akan memaksa perusahaan untuk menyediakan laporan keuangan tahunan auditan secara lebih
9 cepat. Penelitian Prameswari (2012) dan Lianto & Kusuma (2010) menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Lianto dan Kusuma (2010) menyatakan bahwa tingginya jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan akan menyebabkan proses audit yang relatif lebih lama. Proporsi hutang terhadap total aktiva yang tinggi juga mungkin membuat auditor perlu meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan yang lebih dalam pengauditan terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Dari uraian di atas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
Ha3: Solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay.
PENGARUH INDEPENDENSI KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY
Persyaratan keanggotaan komite audit dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK peraturan nomor IX.I.5 No: Kep-29/PM/2004 tahun tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit menetapkan syarat-syarat keanggotaan bagi anggota komite audit, yaitu:
1. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan, Kantor Konsultan Hukum, atau pihak lain yang memberi jasa atestasi, jasa non-atestasi dan /atau jasa konsultasi lain kepada Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir.
2. Bukan merupakan orang yang bekerja pada Emiten dan Perusahaan Publik dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan serta mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir, kecuali Komisaris Independen.
3. Tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh
10 saham Emiten atau Perusahaan Publik baik langsung maupun tidak langsung akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan sahamnya kepada pihak lain.
4. Tidak mempunyai hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal dengan komisaris, direksi, atau pemegang saham emiten atau perusahaan publik
5. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
Menurut Kirk (2000) dalam Naimi, et al (2010) salah satu tujuan dari komite audit adalah untuk memberikan ulasan objektif tentang informasi keuangan, dan Komite Audit Independen dapat berkontribusi terhadap kualitas pelaporan keuangan, dengan kata lain semakin banyak pihak independen dalam pengawasan maka diharapkan semakin efektif pengawasan yang terjadi, dengan begitu dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi (Wardhani dan Raharja, 2013). Sehingga diharapkan auditor dapat menyelesaikan auditnya dengan cepat dan dapat mempersingakat audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Wardhani dan Raharja (2013) dan Purwati (2006) membuktikan bahwa independensi komite audit berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
Ha4: Independensi komite audit berpengaruh negatif terhadap audit
delay.
PENGARUH PENGUNGKAPAN LABA RUGI TERHADAP AUDIT DELAY
Laba perusahaan bisa menjadi suatu good news bagi perusahaan karena perusahaan telah mampu melakukan proses operasi secara efisien dan efektif
11 sehingga bisa menghasilkan laba, sedangkan rugi bisa dikatakan sebagai bad news bagi perusahaan, karena perusahaan merasa gagal dalam memaksimalkan potensi yang dimilikinya sehingga tidak mampu menghasilkan laba (Ashton et al, 1987). Menurut Carslaw dalam Kartika (2009), ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit.
Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan atau kecurangan manajemen. Penelitian tersebut didukung oleh Ahmad dan Kamarudin (2003) dan Kartika (2009) yang menyimpulkan bahwa perusahaan yang mengalami rugi akan meminta auditornya untuk menjadwalkan pengauditan lebih lambat dari biasanya sehingga menunda untuk mengumumkan ”bad news” kepada publik. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ha5: Pengungkapan laba rugi perusahaan berpengaruh positif
12 MODEL PENELITIAN (-) (+) (-)
Gambar 1. Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian yang bersifat kausal komparatif, yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Peneliti menggunakan data sekunder melalui data-data di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 dan melalui buku-buku pustakaan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property & real estate yang teridiri dari perusahaan sub sektor
property & real estate dan perusahaan sub sektor konstruksi & bangunan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurun waktu 2011-2013 dan metode pemilihan sampel yang digunakan penulis adalah purposive sampling, yaitu
Pengungkapan Laba Rugi Perusahaan Umur Perusahaan
Independensi Komite Audit
Besaran Komite Audit
Solvabilitas Audit Delay
(-) (-)
13 sampel dipilih berdasarkan karakteristik anggota sampel. Sampel dipilih dengan kriteria perusahaan property & real estate yang IPO nya sebelum tahun 2011.
Tabel 1. Hasil Pemilihan Sampel
Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
Jumlah perusahaan yang termasuk sektor
property & real estate
54
Perusahaan yang belum terdaftar dalam BEI pada tahun 2011
(9)
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan periode 2011-2013
(10)
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sampel
35
Total sampel yang digunakan dalam penelitian (35 x 3)
105
Variabel penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang dibedakan atas variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Untuk mempermudah dalam menganalisis data mengenai masalah-masalah yang diteliti, maka variabel-variabel yang telah ditentukan akan didefinisikan terlebih dahulu sebagai berikut : 1. Audit delay (Y) merupakan dihitung dari lamanya waktu penyelesaian
audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen.
2. Umur perusahaan (X1) yang diukur dari lamanya perusahaan beroperasi sejak didirikan berdasarkan akte pendirian sampai dengan saat perusahaan melakukan tutup buku yang dihitung dengan skala tahunan.
3. Besaran Komite Audit (X2) Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit dalam perusahaan.
14 4. Solvabilitas (X3) merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua utangnya, baik dalam utang jangka panjang maupun utang jangka pendek. Solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan jumlah aktiva.
5. Independensi Komite Audit (X4) Variabel ini diukur dengan menggunakan proporsi jumlah anggota yang berasal dari luar perusahaan dibandingkan dengan jumlah anggota komite audit.
6. Pengungkapan Laba Rugi (X5) variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Dimana perusahaan yang mengungkapkan rugi diberikan ”1” dan perusahaan yang mengungkapkan laba diberikan ”0”.
ANALISIS DATA
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, diperlukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian dara adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dapat digunakan ui statistik berjenis parametric. Analisis dari hasil tes uji normalitas ada 2, yang pertama kriteria pengujian yang diambil berdasarkan perbandingan antara Dhitung dan D table. Jika Dhitung < D tabel, maka data berdistribusi normal. Yang kedua kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai p-value, jika nilai pvalue > α, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan menguji adanya korelasi antara variabel bebas pada model regresi. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
15 korelasi diantara variabel bebas, karena adanya korelasi dapat mengakibatkan sulit mendapatkan estimasi yang tepat. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolineritas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance and value
inflation factor atau VIF. Jika nilai tolerance > 0.10 dan VIF < 10, maka dapat
diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika tolerance < 0.10 dan VIF > 10 maka terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
Ui Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menggunakan metode Spearman Rank Correlation
Test. Pada Spearman Rank Correlation Test, apabila nilai signifikan (Sig.(2-tailed) korelasi masing-masing variable independen dengan nilai residual lebih
besar dari tingkat signifikansi (α) penelitian, maka dapat disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas pada model penelitian. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas yang kuat menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance value. Apabila tolerance value lebih kecil daripada 0,2 dan nilai VIF melebihi 5, maka disimpulkan terdapat multikolinearitas yang kuat antar variabel independen.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW). Apabila nilai statistik DW bernilai 2, maka hal tersebut berarti tidak terdapat autokorelasi. Apabila nilai statistik DW bernilai 0, maka hal tersebut berarti terdapat autokorelasi positif. Apabila nilai statistik DW bernilai 4, maka hal tersebut berarti terdapat autokorelasi negatif.
Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Ketepatan Perkiraan Model (Goodness of Fit) atau acapkali disebut Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
16 adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Bila terdapat nilai adjusted R2 bernilai negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.
Uji T
Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Pengujian secara simultan ini dilakukan dengan cara membandingkan antara
tingkat signifikansi t dari hasil pengujian dengan nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini. Cara pengujian parsial terhadap variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperoleh dari pengujian lebih kecil dari nilai signifikansi yang dipergunakan yaitu sebesar 5 persen maka secara parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperoleh dari pengujian lebih besar dari nilai signifikansi yang dipergunakan yaitu sebesar 5 persen maka secara parsial variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji F
Uji signifikansi simultan (uji statistik F) bertujuan untuk mengukur apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian secara simultan ini dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi F dari hasil pengujian dengan nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini. Cara
17 pengujian simultan terhadap variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan nilainya lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan nilainya lebih besar dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji Regresi Berganda
Ui regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent). Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
AUDLY = β0 + β1 (UMUR) + β2 (BAK) + β3 (SOLV) + β4 (IKA) + β5 (LR) + e
Dimana:
AUDLY : Audit delay
β0 : Konstanta
UMUR : Umur Perusahaan
BAK : Besaran Komite Audit
SOLV : Solvabilitas
IKA : Independensi Komite Audit
LR : Pengungkapan Laba Rugi
β1, β2, β3, β4, β5 : koefisien variable independen
18 HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi statistik variabel untuk penelitian ini terlampir pada tabel. 2 Tabel. 2 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
AUDIT DELAY 105 45.00 120.00 78.1810 11.21536
UMUR 105 11.00 60.00 26.9905 7.79607
BESARAN KOMITE AUDIT 105 2.00 4.00 2.9810 .27669
SOLVABILITAS 105 .02 .84 .4042 .17509
INDEPENDENSI KOMITE AUDIT
105 .50 .67 .6570 .04532
Berdasarkan hasil statistik deskriptif secara keseluruhan, diketahui bahwa rata-rata audit delay dari perusahaan-perusahaan sampel adalah 78. 18 hari yang berarti rata-rata audit delay perusahaan sampel masih di bawah 90 hari, yaitu sesuai dengan ketentuan BAPEPAM. Standar deviasi 11. 21 hari. Lama audit
delay terbesar pada perusahaan-perusahaan sampel adalah 120 hari, sedangkan
lama audit delay terkecil pada perusahaan-perusahaan sampel adalah 45 hari. Umur perusahaan yang dilambangkan dengan UMUR sebagai variabel independen pertama memiliki nilai minimal sebesar 11 nilai maksimal sebesar 60, rata-rata sebesar 26. 99 dan standar deviasi sebesar 7. 79. Besaran Komite Audit sebagai variabel independen kedua memiliki nilai minimal sebesar 2, nilai maksimal sebesar 4, rata-rata sebesar 2, 98 dan standar deviasi sebesar 0,28. Solvabilitas sebagai variabel independen ketiga memiliki nilai minimal sebesar 0, 02 nilai maksimal 0, 84, rata-rata sebesar 0, 40 dan standar deviasi sebesar 0, 17. Independensi Komite Audit yang dilambangkan dengan IKA sebagai variabel independen keempat memiliki nilai minimal 0, 50 nilai maksimal sebesar 0, 67, rata-rata 0, 66, dan standar deviasi sebesar 0, 04. Pengungkapan laba rugi yang dilambangkan dengan LR sebagai variabel independen kelima memiliki nilai minimal sebesar 0 nilai maksimal sebesar 1, rata-rata 0, 12 dan standar deviasi 0,33.
19 Uji Normalitas
Data yang diuji normalitasnya adalah audit delay, umur perusahaan, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengungkapan laba atau rugi perusahaan. Hasil dari uji normalitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z 1.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .246
Uji normalitas menggunakan α sebesar 5% atau 0. 05 dan hasilnya menunjukkan nilai p-value > α yaitu sebesar 0. 246, sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
Uji Mulltikolinearitas
Data yang diuji multikolinearitasnya adalah audit delay, umur perusahaan, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengungkapan laba atau rugi perusahaan. Hasil dari uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
Tabel. 4 Uji Multikolinearitas
Model
t Sig.
Collinearity Statistics Tolerance VIF
(Constant) 7.251 .000
Besaran komite audit -2.386 .019 .846 1.182
Solvabilitas -.820 .414 .987 1.013
Umur -2.849 .005 .890 1.123
Independensi Komite Audit -1.948 .054 .998 1.002
20 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4, diperoleh nilai
Tolerance diatas 0.1 dan nilai VIF semua variabel independen dibawah 10. Maka
dapat disimpulkan dalam model penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas, dan berarti bahwa tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas dalam model penelitian ini.
Uji Heteroskedasitas
Data yang diuji heteroskedasitasnya adalah audit delay, umur perusahaan, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengungkapan laba atau rugi perusahaan. Hasil dari uji heteroskedasitas adalah sebagai berikut:
Tabel. 5 Uji Heteroskedasitas
Model t Sig. (Constant) -1.499 .137 BKA .421 .675 SOLV 1.851 .067 UMUR 1.217 .227 IKA 1.792 .076 LR .696 .488
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Spearman Rank
Correlation Test. Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 6 diketahui bahwa
nilai signifikan (Sig. 2-tailed) korelasi seluruh variable independen memiliki nilai residual lebih besar dari 5% dan t hitung dibawah t tabel yang bernilai 1. 98282, sehingga dapat diketahui bahwa sampel tidak terjadi heterokesdastisitas.
21 Uji Autokorelasi
Data yang diuji autokorelasinya adalah audit delay, umur perusahaan, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengungkapan laba atau rugi perusahaan. Hasil dari uji autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel. 6 Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .405a .164 .122 10.50842 1.865
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada Tabel 6 diperoleh nilai statistik DW adalah 1. 865. Nilai statistik DW dalam peneitian ini lebih besar dari batas atas (dU) 1.5837 dan kurang dari 2. 4163 (4-dU atau 4 – 1. 5837). Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.
Uji Hipotesis
Tabel 7 merupakan hasil uji regresi linear berganda atas hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini.
Tabel. 7 Uji Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 147.901 20.398 7.251 0
Besaran Komite Audit -9.661 4.05 -0.238 -2.386 0.019
22
Solvabilitas 4.857 5.923 0.076 0.82 0.414
Independensi Komite Audit -44.34 22.758 -0.179 -1.948 0.054
Laba Rugi 7.111 3.119 0.217 2.28 0.025
Berdasarkan tabel hasil analisis regresi linier berganda diatas, didapatkan persamaan sebagai berikut: AUDLY = 147. 901– 0. 399 Umur – 9. 661 Besaran Komite Audit – 4. 857 Solvabilitas – 44. 340 Independensi Komite Audit + 7. 111 Pengungkapan Laba atau Rugi. Nilai Konstanta adalah positif sebesar 147. 901 yang mengandung arti bahwa tanpa adanya variabel independen (umur, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, pengungkapan laba atau rugi) maka audit delay yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang diteliti adalah 148 (147. 901) hari.
Koefisien regresi umur adalah sebesar –0. 399. Tabel 7 menunjukkan variabel umur perusahaan memiliki thitung sebesar -2. 849 dan nilai signifikansi sebesar 0. 005. Nilai signifikansi sebesar 0. 005 < 0. 05 berarti variabel umur perusahaan signifikan berpengaruh terhadap audit delay. Oleh karena itu Ha1 yaitu umur Perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay diterima. Menurut Lianto dan Kusuma (2010) perusahaan yang telah lama berdiri, umumnya telah melakukan ekspansi dengan membuka cabang-cabang atau usaha di beberapa daerah, bahkan di luar negeri. besarnya skala operasi ini menunjukkan bahwa banyak pemeriksaan yang perlu dilakukan auditor, ditambah lagi tingkat kerumitan transaksi. Hal ini tentu akan memperpanjang proses audit yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelaporan keuangan yang disebut audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010) dan Indra dan Arisudhana (2011).
Koefisien regresi besaran komite audit adalah sebesar –9. 661. Variabel besaran komite audit memiliki thitung sebesar -2. 386 dan nilai sig sebesar 0. 019. Nilai sig sebesar 0. 019 < 0.05, berarti variabel besaran komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Apadore dan Noor (2013) yang menunjukkan bahwa besaran komite audit
23 berpengaruh negatif terhadap audit delay. Apadore dan Noor (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki jumlah komite audit yang besar dapat mengurangi tekanan di dalam manajemen sehingga dapat mempercepat pelaporan audit dan dapat memperpendek audit delay yang terjadi.
Koefisien regresi solvabilitas adalah sebesar 4. 857. Variabel solvabilitas memiliki thitung sebesar 0. 820 dan nilai signifikansi sebesar 0. 414. Nilai signifikansi sebesar 0. 414 > 0, 005, maka Ha3 tidak diterima dan Ho3 diterima yang berarti solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wirakusuma (2010) yang menyatakan bahwa solvabilitas mempengaruhi audit delay. Rasio solvabilitas yang tinggi akan mengakibatkan panjangnya waktu yang dibutuhkan oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Hal tersebut mungkin dikarenakan perusahaan dengan utang yang besar maupun yang kecil tidak mempengaruhi pelaporan keuangan diterbitkan secara tepat waktu (Widyantari dan Wirakusuma, 2012).
Koefisien regresi Independensi komite audit adalah sebesar -44. 340. Variabel independensi komite audit memiliki thitung sebesar -1. 948 dan nilai signifikansi sebesar 0,054. Nilai signifikansi sebesar 0, 054 > 0, 05 yang berarti variabel independensi komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
audit delay. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wardhani dan Raharja (2013) bahwa semakin besar proporsi komite audit independen dapat memperpendek audit report lag. Dan dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pihak independen dalam pengawasan maka diharapkan semakin efektif pengawasan yang terjadi, dengan begitu dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi sehingga diharapkan mempersingakat audit delay. Tetapi jika keberadaan komite audit independen adalah hanya untuk mematuhi ketentuan, peran komite audit di perusahaan itu tidak akan efektif sehingga kehadiran mereka juga tidak dapat mempengaruhi panjang atau pendek audit delay dalam perusahaan tersebut ( Setiawan dan Nahumury, 2014).
24 Koefisien regresi pengungkapan laba atau rugi adalah sebesar 7. 111. Variabel pengungkapan laba atau rugi perusahaan memiliki thitung sebesar 2. 280 dan nilai signifikansi sebesar 0. 025. Nilai sig sebesar 0. 025 < 0. 05, berarti variabel pengungkapan laba atau rugi perusahaan berpengaruh positif terhadap
audit delay. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputri
(2010) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami rugi akan meminta auditornya untuk menjadwalkan pengauditan lebih lambat dari biasanya sehingga menunda untuk mengumumkan ”bad news” kepada publik. Dan dapat terjadi
audit delay pada perusahaan tersebut.
Uji Hipotesis Alternatif Serempak (Uji F)
Berikut ini adalah hasil uji F atau uji serempak dari variabel independen yang dibangun dalam penelitian ini
Tabel. 8 Uji F
Model F Sig.
Regression 3.893 .003b
Berdasarkan tabel 8, hasil pengujian statistik dengan menggunakan uji F diperoleh F hitung = 3. 893 > F tabel (2.46) dan nilai p-value sebesar 0.003 < 0.05. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kelima variabel independen (umur, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengungkapan laba atau rugi perusahaan) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (audit delay).
Tabel 9. Hasil pengujian determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .405a .164 .122 10.50842
25 Berdasarkan hasil pengujian determinasi tersebut, determinasi R2 (Adjusted R Square) adalah sebesar 0.122 yang berarti bahwa besar variabel independen (umur, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengungkapan laba atau rugi perusahaan) mempengaruhi variabel dependen (audit delay) yaitu sebesar 12. 2% sedangkan sisanya sebesar 87. 8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
PENUTUP KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay di perusahaan property dan real estate, maka dapat diambil kesimpulan faktor umur perusahaan dan besaran komite audit mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay, sedangkan pengungkapan laba rugi perusahaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay. faktor solvabilitas dan independensi komite audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Kelima variabel independen (umur, besaran komite audit, solvabilitas, independensi komite audit, dan pengaungkapan laba atau rugi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (audit delay).
IMPLEMENTASI PRAKTIS/TERAPAN
1) Membantu para auditor dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay, sehingga diharapakan lamanya Audi Delay akan semakin berkurang.
2) Membantu profesi akuntan publik dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya Audit Delay.
26 3) Memberikan informasi kepada investor dalam rangka keputusan investasi
atas perusahaan yang dimilikinya.
KETERBATASAN dan SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, masih ada dua variabel yang tidak berpengaruh terhadap audit delay yaitu solvabilitas dan independensi komite audit. Saran yang dapat diajukan penulis dari hasil penelitan, yaitu sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lainnya yang dapat memperkuat hasil penelitian. Misalnya lamanya auditor mengaudit perusahaan tersebut dan luas audit.. Saran yang kedua, ialah memperluas objek penelitian, dengan menambah sampel penelitian, misalnya dengan meneliti semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay untuk semua jenis perusahaan.
27 DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R., & Kamarudin, K. (2003). Audit delay and the timeless of corporate
reporting: Malaysian evidence. Communication Hawaii International
Corperate on Business, (June), University of Hawaii-West Oahu.
Apadore, K., dan Noor, M. M. 2013. Determinants of audit report lag and
Corporate Governance in Malaysia. International Journal of Bussiness
and Management. Vol. 8, No. 15.
Arens, A.A., & J.K. Loebbecke. 2005. Auditing: : Pendekatan Terpadu, Buku 2
Edisi Indonesia. Salemba Empat : Jakarta.
Ashton, R. H., Willingham, J. J., & Elliot, R. K. 1987. An empirical analysis of
audit delay. Journal of Accounting Research, Spring, Vol. 25, No. 2,
275-292.
Givoly, D. dan Palmon, D. 1982. Tmeliness of Annual earnings announcements:
Some empirical evidence. The Accounting Review, 57(3) , 486-508.
Ikatan Akuntan Indonesia (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Indra, S, N., dan Arisudhana, D. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit
delay pada perusahaan go public di Indonesia: Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Universitas Budi Luhur, Jakarta.
Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol.16, No. 1, Maret, hal 1-17.
Lianto, N., dan Kusuma, B. H. 2010. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
28 Naimi, Mohammad et al. 2010. Corporate Governance and Audit Report Lag in Malaysia. Asian Academy of Management journal of Accounting and
Finance, Vol 6, 57-84.
Petronila, Thio Anastasia. (2007). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Report lag dan Timeless. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol. 10. No.1. Mei. Hlm. 1-10.
Prameswari. 2012. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya audit
delay pada perusahaan consumer good industry di Bursa Efek Indonesia.
Akurat Jurnal Imiah Akuntansi. No. 10, hal. 19-30.
Purwati, Atiek Sri. 2006. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Publik yang Tecatat di BEJ. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Rianti, N. L. P. A. E., dan Sari, M. M. R. 2014. Karakteristik komite audit dan
audit delay. E-journal Akuntansi Universitas Udayana 6.3. Hal 498-503.
Setiawan, G dan Nahumury, J. 2014. The effect of Board of Commisioners, audit
committee, and stock ownership concentration on audit report lag of banking companies in Indonesia Stock Exchange. The Indonesian
Accounting Review. Vol. 4, No. 1, p 15-28.
Subekti, Imam dan Novi, Wulandari. Widiyanti. 2004. Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Audit Delay Di Indonesia. SNA VII Denpasar
Bali. 2-3 Desember 2004. pp 991– 1002.
Wardhani, A. P., dan Raharja, S. 2013. Analisis Pengaruh Corporate Governance
terhadap audit report lag. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 2, No.
3, hal. 1.
Widyantari, N. P., dan Wirakusuma, M. G. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Universitas Udayana-Bali.
29
www.idx.co.id diakses tanggal 15 Oktober 2014
www.finance.detik.com diakses tanggal 24 Februari 2015
30 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA :VINIEZYA IVANA PRATIWI
NIM :232011089
ALAMAT ASAL :JL. RAYA PANEMBAHAN N0.50 PLERED-CIREBON
JUDUL SKRIPSI :FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT
DELAY (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013) RIWAYAT PENDIDIKAN:
 SDK BPK PENABUR CIREBON ,LULUS TAHUN 2005  SMPK1 BPK PENABUR CIREBON, LULUS TAHUN 2008  SMAK1 BPK PENABUR CIREBON, LULUS TAHUN 2011
 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS, UKSW SALATIGA, LULUS TAHUN 2015
PENGALAMAN PANITIA & ORGANISASI :
 PANITIA “TABLE MANNER & COMPANY VISIT ” 13 MARET 2013  ASISTEN DOSEN “LABORATURIUM PENGAUDITAN” PERIODE
Lampiran 1. Statistik Deskriptif
Lampiran 2. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N 105 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 10.25269764 Most Extreme Differences Absolute .100 Positive .066 Negative -.100 Kolmogorov-Smirnov Z 1.023 Asymp. Sig. (2-tailed) .246 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation BKA 105 2.00 4.00 2.9810 .27669 SOLV 105 .02 .84 .4042 .17509 UMUR 105 11.00 60.00 26.9905 7.79607 AUD 105 45.00 120.00 78.1810 11.21536 IKA 105 .50 .67 .6570 .04532 Valid N (listwise) 105
Lampiran 3. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 147.901 20.398 7.251 .000 BKA -9.661 4.050 -.238 -2.386 .019 .846 1.182 SOLV -4.857 5.923 -.076 -.820 .414 .987 1.013 UMUR -.399 .140 -.277 -2.849 .005 .890 1.123 IKA -44.340 22.758 -.179 -1.948 .054 .998 1.002 LR 7.111 3.119 .217 2.280 .025 .935 1.069
a. Dependent Variable: AUD
Lampiran 4. Uji Heteroskedasitas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -20.742 13.842 -1.499 .137 BKA 1.157 2.748 .044 .421 .675 SOLV 7.439 4.019 .180 1.851 .067 UMUR .116 .095 .124 1.217 .227 IKA 27.675 15.443 .173 1.792 .076 LR 1.473 2.117 .069 .696 .488
a. Dependent Variable: ABSRES
Lampiran 5. Uji Autokorelasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .405a .164 .122 10.50842 1.865
a. Predictors: (Constant), LR, IKA, UMUR, SOLV, BKA b. Dependent Variable: AUD
Lampiran 6. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 147.901 20.398 7.251 .000 BKA -9.661 4.050 -.238 -2.386 .019 SOLV -4.857 5.923 -.076 -.820 .414 UMUR -.399 .140 -.277 -2.849 .005 IKA -44.340 22.758 -.179 -1.948 .054 LR 7.111 3.119 .217 2.280 .025
a. Dependent Variable: AUD
Lampiran 7. Analisis Regresi Secara Simultan
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2149.310 5 429.862 3.893 .003b Residual 10932.252 99 110.427 Total 13081.562 104
a. Dependent Variable: AUD
b. Predictors: (Constant), LR, IKA, UMUR, SOLV, BKA
Lampiran 8. Hasil Pengujian Determinasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .405a .164 .122 10.50842 1.865
a. Predictors: (Constant), LR, IKA, UMUR, SOLV, BKA b. Dependent Variable: AUD