• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

7 LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Untuk mempermudah dalam melakukan analisis dan perancangan sistem informasi yang dibutuhkan, maka diperlukan pemahaman mengenai sistem informasi yang terintegrasi dengan baik.

2.1.1 Pengertian Sistem

Pengertian Sistem menurut Stair dan Reynolds, (2006: 8), Sistem adalah satu set dari elemen atau komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Rommey and Steinbart (2006: 4), “System is a set of two or more interrelated components that interact to achieve a goal. System are almost always composed of smaller subsystem, each performing a spesific function important to and supportive of the larger system of which it is a part.” Yang berarti Sistem adalah rangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil dimana masing-masing melakukan fungsi spesifik yang penting untuk mendukung sistem yang lebih besar yang menjadi bagiannya.

Menurut O’Brien (2005: 29), Definisi sistem adalah sebagai berikut: “Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur”. Sistem memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang saling berinteraksi yaitu :

1. Input meliputi penangkapan dan pemasangan elemen yang masuk ke dalam sistem untuk diproses. Contohnya: bahan baku, data dan tenaga manusia yang harus dikumpulkan dan dikelola untuk diproses. 2. Processing meliputi proses transformasi untuk mengubah input

menjadi output. Contohnya: proses produksi, proses perakitan dan proses pembangunan.

(2)

3. Output meliputi pengiriman elemen yang telah dihasilkan oleh proses transformasi ke tujuan akhir. Contohnya: barang jadi, laporan keuangan tahunan perusahaan.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Stair dan Reynolds (2006: 5), Informasi adalah kumpulan fakta yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki nilai tambahan selain nilai fakta sendiri.

Pengertian Informasi menurut Laudon dan Jane (2010: 46), “Information means data that have been shaped into a form that is meaningful and useful to human beings”. Yang berarti informasi adalah data yang telah diubah ke dalam bentuk yang memiliki makna dan berguna bagi manusia.

Menurut pendapat O’Brien (2005: 27), Informasi adalah data yang telah diolah atau diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu.

Menurut Gelinas dan Dull (2010: 17), “Information is data presented in a form that is useful in a decision making activity”. Yang artinya informasi merupakan data yang telah diubah sehingga berguna dalam kegiatan pengambilan keputusan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah kumpulan data-data yang telah diproses sehingga memiliki arti dan berguna bagi manusia.

2.1.3 Karakteristik Informasi

Karakteristik informasi yang berguna menurut Hall (2008: 14), adalah sebagai berikut:

a) Relevan (Relevance)

Relevan merupakan isi dari sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. Dengan demikian laporan ini dapat mendukung keputusan manajer atau petugas administrasi

(3)

b) Tepat Waktu (Timeliness)

Tepat waktu adalah umur informasi yang merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak melewati periode waktu tindakan yang didukungnya.

c) Akurat (Accuracy)

Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Materialitas merupakan suatu konsep yang sulit ditafsirkan karena materialitas tidak memiliki nilai absolut dan merupakan konsep masalah yang spesifik. Hal ini berarti informasi harus akurat dan sempurna.

d) Lengkap (Completeness)

Tidak boleh ada bagian informasi yang penting bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Menurut pendapat O’Brien (2005: 6), Sistem Informasi adalah kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi di dalam perusahaan.

Menurut Turban et al (2009: 53), Sistem Informasi adalah “Suatu rangkaian proses yang mengumpulkan, menyimpan dan mengatur data serta menyediakan output informasi untuk para penggunanya”.

Menurut Stair dan Reynolds (2006: 4), Sistem Informasi adalah kelompok komponen yang berinteraksi dan mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan dan menyebarkan data dan informasi serta memberikan umpan balik untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Hall (2008: 6) “The information system is the set of formal procedures by which data are collected, processed into information and distributed to users”. Yang artinya adalah Sistem Informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan dan diproses menjadi sebuah informasi dan distribusikan kepada pengguna.

(4)

Sistem Informasi menurut Gelinas dan Dull (2010: 12), “IS is manmade system that generally consists an integrated set of computer based components and manual component established to collect, store, and manage data and to provide output information to users”. Artinya adalah Sistem yang diciptakan oleh manusia yang secara umum terdiri dari sekumpulan komponen-komponen berbasis komputer yang terintegrasi dan juga komponen-komponen manual yang dibentuk untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengatur data serta menyediakan output informasi untuk para penggunanya.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi adalah rangkaian dari komponen-komponen hardware, software, prosedur, orang dan sumber data yang mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan keluaran yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatannya.

2.1.5 Pengertian Akuntansi

Menurut Weygandt et al (2005: 4), “Accounting is information system that identifies, records, communicates economic events of an organizations to interested users”. Yang berarti bahwa Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan ekonomi dari suatu organisasi kepada pengguna yang berkepentingan.

Menurut Stice (2010: 8), “Accounting is a service activity, its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions in making reasoned choices among alternatives courses of actions”. Yang artinya bahwa akuntansi adalah aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi kualitatif terutama mengenai informasi keuangan di masa depan, mengenai entitas-entitas ekonomi yang diharapkan agar berguna bagi pengambilan keputusan dalam membuat pilihan yang beralasan diantara alternatif-alternatif tindakan yang ada.

(5)

Menurut Warren et al (2009: 3), “Accounting can be defined as information system that provides reports to users about the economic activities and condition of business”. Yang berarti bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang menyediakan laporan kepada pengguna mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

Dari beberapa definisi diatas disimpulkan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengumpulkan dan mencatat data ekonomi dari kegiatan bisnis untuk diproses sehingga menghasilkan laporan keuangan yang mewakili keadaan keuangan perusahaan yang berguna bagi pengguna yang berkepentingan.

2.1.6 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006: 6), Sistem Informasi Akuntansi adalah Sistem Informasi berbasis komputer yang menggunakan berbagai sumber daya dan komponen lain untuk mengumpulkan data dan mengubah data dari bermacam-macam transaksi menjadi sebuah Sistem Informasi Akuntansi dan keuangan yang berguna bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan.

Menurut Bodnar dan Hopwood (201: 5), “Accounting Information System is a computer-based system designed to transform accounting data into information”. Yang memiliki arti bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi sebuah informasi.

Menurut Gelinas dan Dull (2010: 14), “Accounting Information System (AIS) is a specialized subsystem of the IS. The purpose of this separate AIS was to collect, process and report information related to the financial aspects of business events”. Yang berarti Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem yang dikhususkan dari Sistem Informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek keuangan dari kegiatan bisnis.

(6)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah Sistem Informasi berbasis komputer yang dikhususkan untuk mengumpulkan dan memproses data keuangan perusahaan dari kegiatan bisnis menjadi informasi akuntansi yang berguna bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan.

2.1.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2006: 6) terdiri atas :

a) People, yang mengoperasikan sistem dan menjalankan fungsi-fungsi yang ada dalam sistem.

b) Procedures and instructions, baik manual maupun otomatis yang ada dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan dan penyimpanan data kegiatan organisasi.

c) Data, mengenai organisasi dan proses bisnisnya

d) Software, yang digunakan untuk memproses data organisasi e) Information technology infrastructure, termasuk komputer dan

peralatan yang terhubung dan peralatan jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mengirimkan atau menerima data dan informasi.

f) Internal control and security measures, yang menjaga keamanan data dalam Sistem Informasi Akuntansi.

Sedangkan menurut Gelinas dan Dull (2010: 8),

“komponen Sistem Informasi Akuntansi terdiri atas : a) Technology b) Databases c) Reporting d) Control e) Business operations f) Event processing

g) Management Decision Making h) System development and operation i) Communications

j) Accounting and auditing principles”.

2.1.8 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Gelinas dan Dull (2008: 39), tujuan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

(7)

1) “To collect, process, and report information related to the financial aspects of business events”. Yang artinya untuk mengumpulkan, memproses dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek keuangan dari kegiatan bisnis.

2) “AIS cannot be distinguished from thr Information System”. Yang artinya sistem informasi akuntansi tidak dapat dibedakan dari sistem informasi. Karena sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi.

3) “The AIS may be divided into components based on tbe operasional functions supported”. Yang berarti sistem informasi akuntansi dapat dibagi menjadi beberapa komponen berdasarkan fungsi operasional yang didukungnya. Contohnya : teknologi, database, pelaporan, pengendalian, proses bisnis, akuntansi, prinsip akuntansi, prinsip audit.

2.1.9 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2006: 120),

“Sistem Informasi yang terancang dengan baik dapat memberikan kegunaan, yaitu :

1) Meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya barang dan jasa 2) Meningkatkan efisiensi

3) Saling berbagi pengetahuan

4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari rantai pemasoknya 5) Meningkatkan struktur pengendalian internal dalam perusahaan 6) Mempermudah dalam pengambilan keputusan”.

Sedangkan menurut Jones dan Rama (2008: 7),

“Sistem Informasi Akuntansi mempunya kegunaan sebagai berikut :

1) Menghasilkan laporan external 2) Mendukung aktivitas yang rutin

3) Mendukung ketentuan-ketentuan informasi untuk pengambilan keputusan

4) Mendukung perencanaan dan pengendalian 5) Menyediakan pengendalian internal”.

(8)

2.1.10 Siklus-Siklus Pemrosesan Transaksi

Menurut Hall (2011: 42-43), Secara tradisional, siklus pemrosesan transaksi mengelompokkan aktivitas bisnis ke dalam tiga siklus aktivitas bisnis, yaitu :

1) Siklus pengeluaran (Expenditure cycle)

Siklus ini merupakan siklus dimana perusahaan mengeluarkan uang tunai untuk ditukarkan dengan barang material, properti dan tenaga kerja.

2) Siklus konversi (Conversion cycle) Siklus konversi terdiri dari 2 subsistem yaitu:

- Siklus produksi, meliputi perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian dari produk fisik melalui proses manufacturing.

- Sistem akuntansi biaya, mengawasi arus informasi biaya yang berhubungan dengan produksi.

3) Siklus pendapatan (Revenue cycle)

Siklus ini merupakan proses penerimaan uang atas kegiatan penjualan secara tunai, penjualan secara kredit dan menerima uang berikut hasil penjualan kredit.

2.2 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Object Oriented

Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004: 186), “System analysis is the study of a system and its components as a prerequisite to system design”, yang berarti analisis sistem adalah studi mengenai sistem dan komponen-komponennya sebagai prasyarat untuk mendesain sistem. Dapat dikatakan juga bahwa sistem analisis merupakan fase awal dalam pengembangan sistem.

Menurut Jones dan Rama (2006: 562), “System analysis requires a study of the current system and proposed solution in more detail than in the investigation stage”, yang berarti analisis sistem membutuhkan pembelajaran mengenai sistem saat ini dan mengusulkan solusi yang lebih mendetail dibandingkan pada tahap investigasi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis sistem merupakan pembelajaran mengenai sistem yang ada saat ini dan komponen-komponennya sekaligus merupakan tahapan awal untuk merancang sistem baru.

(9)

Analisis sistem dan perancangan sistem merupakan satu kesatuan proses pembuatan sistem dimana analisis sistem merupakan fase awal dari pembuatan sistem dan perancangan sistem adalah fase dimana kita menentukan bagaimana ingin membangun atau menyusun sistem informasi yang diinginkan dan sesuai kebutuhan.

Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004: 472), “system design is defined as those tasks that focus on the specification of a detailed computer-based solution. It is also called physical design”, yang berarti perancangan sistem didefinisikan sebagai tugas-tugas yang berfokus pada spesifikasi dari solusi berbasis komputer yang rinci. Hal ini disebut juga sebagai desain fisik. Perancangan sistem berfokus pada hal-hal yang menyangkut teknis atau implementasi dari sistem.

Menurut Jones dan Rama (2006: 562), “The purpose of systems design is to develop a physical realization of the system”, yang berarti tujuan dari perancangan sistem adalah untuk mengembangkan realisasi fisik dari sistem.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah perancangan yang menghasilkan spesifikasi fisik sistem secara rinci mengenai teknis dan implementasi untuk direalisasikan yang memenuhi kebutuhan pengguna.

2.2.1 Object Oriented Analysis and Design (OOOAD)

Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012: 727), Object oriented analysis menggambarkan sistem informasi dengan mengidentifikasi sesuatu yang disebut sebagai objek. Objek adalah aktivitas yang memiliki identity, state dan behavior untuk menjaga informasi tentang sistem. Objek mewakili seseorang, tempat, kejadian, atau transaksi.

Analisis yang digunakan dalam pengembangan sistem dengan pendekatan berorientasi objek adalah Object Oriented Analysis (OOA). Object Oriented Analysis menjabarkan semua jenis objek yang bekerja dalam sistem dan menunjukkan interaksi yang dibutuhkan pengguna untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

(10)

Sedangkan Object Oriented Design (OOD) menjabarkan semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang serta peralatan dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek-objek saling berinteraksi untuk menyelesaikan tugas-tugas, dan memperjelas definisi dari setiap objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa pemrograman tertentu.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa OOAD adalah analisis dan desain yang digunakan untuk menciptakan objek yang mewakili user untuk berinteraksi dengan orang serta sistem untuk menyelesaikan tugas-tugas melalui bahasa pemrograman tertentu.

2.2.2 Event Table

Menurut Jones dan Rama (2006: 18), “Event are things that happen at a point in time.” Yang berarti event merupakan sesuatu yang terjadi di titik waktu tertentu. Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004: 349), “an Event is trigerred by a discrete input and is completed when the process has responded with appropriate outputs.” Yang berarti acara ini dipicu oleh input diskrit dan selesai ketika proses telah merespon dengan output yang sesuai.

Jadi dapat disimpulkan bahwa event adalah kejadian-kejadian yang terjadi disuatu waktu tertentu yang dipicu oleh sesuatu dan selesai ketika menghasilkan output yang sesuai serta melibatkan satu atau lebih objek dalam proses bisnis.

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd. (2010:168) Event table merupakan sebuah katalog dari use case yang menyusun peristiwa pada baris dan kunci informasi dari setiap kejadian pada kolomnya.

Komponen dari sebuah event table yaitu:

a. Event: Suatu peristiwa yang menjadi penyebab bagi sistem untuk melakukan sesuatu.

b. Trigger: Suatu pertanda atau sinyal yang mennginformasikan sistem bahwa suatu peristiwa telah terjadi, baik suatu data yang memerlukan pengolahan atau titik waktu.

(11)

c. Source: Agen eksternal yang menyediakan data untuk sistem. d. Use case: Kegiatan yang dilakukan sistem ketika peristiwa (event)

terjadi.

e. Response: Output yang diproduksi oleh system dan memiliki tujuan.

f. Destination: Agen eksternal atau aktor yang menerima data dari sistem.

(12)

2.2.3 UML (Unified Modeling Language)

Unified Modeling Language merupakan hasil dari pengstandarisasian notasi berorientasi objek. UML menjawab kebutuhan notasi dari proses pengembangan berorientasi objek, dari analisis pendahuluan hingga deskripsi detail rancangan. Jadi UML adalah alat yang digunakan untuk mendesain dokumentasi data.

Menurut Jones dan Rama (2006: 87) UML adalah “a modeling language for specifying, visualizing, constructing, and documenting an information system.” Yang berarti UML adalah bahasa permodelan yang digunakan untuk menspesifikasikan, memvisualisasi, membangun dan mendokumentasikan sebuah sistem informasi.

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 48), pengertian UML adalah seperangkat konstruksi model dan notasi yang dibuat dan dikembangkan untuk pengembangan berorientasi objek.

Model komponen sistem yang menggunakan Unified Modeling Language terdiri dari tujuh diagram, yaitu :

1. Use case diagram

Use case menurut Satzinger, Jackson dan Burd, (2010 : 242) merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh sistem, biasanya merupakan sebuah respon untuk permintaan dari pengguna sistem.

Satzinger, Jackson dan Burd, (2010 : 243) menjelaskan bahwa aktor tidak selalu sama dengan sumber dari peristiwa di event table karena aktor di use case merupakan orang yang berinteraksi dengan sistem dimana sistem harus meresponnya.

(13)

Gambar 2.1 Use case Diagram

2. Class diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd, (2010 : 168) Class diagram digunakan untuk menunjukkan objek class untuk sistem. Notasinya dari Unified Modelling Language(UML), yang telah menjadi standar untuk model yang digunakan dengan pengembangan system object oriented.

Di class diagram, persegi panjang mewakili kelas, dan garis yang menghubungkan persegi panjang menunjukkan asosiasi antara kelas. Dalam persegi panjang (kotak) terbagi dua, bagian atas berisi nama kelas, dan bagian bawah merupakan atribut kelas. Nama kelas selalu diawali dengan huruf kapital, dan atribut nama selalu diawali dengan huruf kecil. Diagram class digambarkan dengan menampilkan kelas dan asosiasi antara kelas.

(14)

3. Activity diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd, (2010 : 141) Activity diagram merupakan sebuah tipe dari diagram workflow yang menggambarkan tentang aktivitas dari pengguna ketika melakukan setiap kegiatan dan aliran sekuensial.

Gambar 2.3 Activity Diagram 4. Sequence diagram

5. Communication diagram 6. Package diagram 7. Deployment diagram

2.2.4 Database

Menurut Jones dan Rama (2006: 181) menyatakan bahwa database adalah “a comprehensive collection of a related data” yang berarti bahwa database adalah kumpulan komprehensif data yang terkait. Jadi database adalah kumpulan data yang saling terhubung dan dibutuhkan dalam menjalankan proses bisnis.

Dari kesimpulan pendapat ahli di atas yang berpendapat sama maka dapat dikatakan bahwa database adalah tempat penyimpanan data-data yang dibutuhkan oleh organisasi dalam menjalankan proses bisnisnya yang dihasilkan dari perancangan database.

(15)

2.2.5 Formulir

Menurut Jones dan Rama (2006: 315), “Form is a formatted document containing blank fields that users can fill in with data”. Yang berarti formulir adalah dokumen yang sudah diformat dan memiliki field kosong yang dapat diisi dengan data oleh pengguna. Dari hasil para ahli lain yang berpendapat sama, formulir didefinisikan sebagai tampilan layar yang berupa tabel yang digunakan untuk menyimpan data suatu transaksi. Contoh transaksi penjualan barang .

Formulir memiliki beberapa jenis menurut Jones dan Rama (2006: 262-264). Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :

1. Single Record Entry Form

Digunakan untuk menginput atau memodifikasi record yang ada pada satu tabel

2. Tabular Entry Form

Digunakan untuk menginput atau memodifikasi beberapa record pada satu tabel

3. Multi-Table Form Entry

Digunakan untuk meng-input atau memodifikasi record pada satu tabel atau lebih

Dalam formulir terdapat 5 elemen penting, menurut Rama dan Jones (2006: 268-270), Kelima elemen tersebut adalah :

a. Attributes Recorded in Tables

Merupakan atribut yang disimpan di dalam tabel yang ditunjukkan di dalam dokumen

b. Attributes Displayed from Tables

Merupakan atribut tambahan yang ditampilkan dari tabel lain untuk membantu mencatat pesanan. Atribut ini diperoleh dari melihat tabel lain. Dengan kata lain, user tidak mencatat lagi data baru untuk atribut ini.

c. Calculated Fields

Formulir juga merupakan fields calculate dari dalam tabel. Contoh kolom kuantitas dari kolom order table dan kolom harga dari tabel barang untuk menghitung total harga.

(16)

d. Foreign Keys

Merupakan hal terakhir yang harus dipertimbangkan selama mengembangkan template form yang berhubungan dengan foreign keys

e. Queries

Queries mempermudah menghubungkan data yang terkait.

2.2.6 Interface

Interface adalah rancangan layar yang menjadi perantara bagaimana pengguna berinteraksi dengan sistem dan bagaimana sistem berinteraksi dengan sistem lainnya. Sedangkan menurut Satzinger, John, Jackson dan Burd (2010: 332), “ the interface is a graphical user interface with windows, dialog boxes, and mouse interaction”, yang artinya interface merupakan user interface grafikal dengan jendela, kotak dialog dan interaksi dengan mouse

Jadi dapat disimpulkan bahwa interface adalah rancangan layar grafikal yang menjadi perantara antara user dengan sistem maupun sistem dengan sistem lainnya.

Menurut Jones dan Rama (2006: 271-272), ada enam elemen rancangan layar, yaitu :

a. Text Boxes

“Text boxes are spaces on a form that are used to enter information that is added to a table or to display information that is read from a table. ” yang artinya kotak teks adalah ruang yang ada dalam formulir yang digunakan untuk memasukkan informasi yang akan ditambahkan ke tabel atau untuk menampilkan informasi yang dibaca dari sebuah tabel

b. Labels

“Labels help the user understand what information needs to be entered”, yang artinya label membantu pengguna untuk mengerti informasi apa yang harus dimasukkan

(17)

c. Look-Up Feature

“A Look-up Feature is frequently added to text boxes that are used for entering foreign keys” yang berarti Look-Up Feature sering ditambahkan ke dalam kotek teks untuk memasukkan foreign key. d. Command Buttons

“Command Buttons are used to perform an action”, yang artinya tombol perintah digunakan sebagai alat untuk menjalankan suatu tindakan.

e. Radio Buttons

“Radio Buttons allows users to select one of a set of option”, yang artinya radio button mengijinkan pengguna untuk memilih satu dari berbagai pilihan yang ada.

f. Check Boxes

“Check boxes are similar to the radio buttons, but more than one option can be selected”, yang artinya kotak cek mirip dengan radio buttons tetapi bisa memilih lebih dari satu pilihan.

2.2.7 Laporan

Laporan adalah sekumpulan informasi yang merupakan hasil akhir olahan data sehingga memiliki arti dan nilai dan berguna bagi pengguna akhir. Menurut Jones dan Rama (2006: 201), “report is a formatted and organized presentation of data”, yang berarti laporan adalah tampilan data yang telah diatur dan mengikuti format tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan adalah tampilan data yang merupakan olahan akhir yang telah diatur dan diformat untuk pengguna akhir. Contoh : laporan penjualan selama 3 bulan..

Laporan terbagi menjadi 2 yaitu :

- laporan external yaitu : laporan yang digunakan oleh pihak external yaitu pihak-pihak diluar organisasi

- laporan internal yaitu : laporan yang digunakan oleh pihak internal perusahaan.

(18)

Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004: 584),

“there are three basic subclasses of internal outputs :

a. Detailed Reports, present information with little or no filtering or restriction.

b. Summary Reports, categorize information for managers who do not want to wade through details.

c. Exception Reports, filter data before it is presented to the manager as information. Exception reports include only exceptions to some condition or standard”

Yang memiliki arti, ada 3 kelas dasar dari laporan internal yaitu : a. Laporan rinci menyajikan informasi dengan sedikit atau tanpa

filter atau pembatasan.

b. Laporan ringkasan mengelompokkan informasi untuk manajer yang tidak mau menelusuri informasi secara rinci c. Laporan pengecualian memfilter data sebelum ditampilkan

kepada manajer sebagai informasi. Laporan pengecualian hanya mencakup pengecualian untuk beberapa kondisi atau standar.

2.3 Teori Khusus

Untuk menunjang penelitian ini, berikut kami berikan penjelasan mengenai anggaran serta pengertian lain yang terkait dengan topik penelitian yang diambil penulis.

2.3.1 Pengertian Anggaran

Menurut Hansen dan Mowen (2006: 355), “Anggaran yaitu rencana keuangan untuk masa depan; rencana tersebut mengidentifikasikan tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya”

Menurut Garrison et al. (2007: 4), “Anggaran (budget) adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu”. Anggaran menunjukkan rencana masa depan yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif yang formal.

Menurut Bagranoff, Smikin dan Norman (2010: 19), “A budget is a financial projection for the future and is thus a valuable managerial planning aid”. Yang artinya anggaran merupakan proyeksi keuangan masa

(19)

depan dan terutama dalam membantu perencanaan manajerial yang berharga.

Menurut Shim dan Shiegel (2009: 1), “A budget is defined as the formal expression of plans, goals, and objecives of management that covers all aspects of operations for a designated time period.”, yang artinya anggaran didefinisikan sebagai peryataan formal dari perencanaan, tujuan dan objektivitas dari manajemen yang melingkupi semua aspek operasi untuk periode waktu yang telah ditentukan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah rencana keuangan yang terperinci yang memproyeksikan keuangan masa depan dalam bentuk kuantitatif yang formal dalam periode waktu yang telah ditentukan.

2.3.2 Fungsi Anggaran

Menurut Nafarin (2009: 28-30), Anggaran memiliki tiga fungsi yaitu: 1). Fungsi Perencanaan

Anggaran sebagai alat perencanaan harus memperhatikan kaitan anggaran yang satu dengan yang lain. Aspek lain yang penting dari perencanaan menggunakan anggaran adalah perencanaan penggunaan dana yang tersedia seefisien mungkin. Oleh karena itu, para penyusun anggaran harus memperhitungkan berbagai kemungkinan biaya apa saja yang dibutuhkan dan menentukan kemungkinan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Jadi salah satu fungsi anggaran adalah menentukan rencana pembiayaan dan penggunaan dana seefisien mungkin bagi perusahaan.

2). Fungsi Pelaksanaan

Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang artinya sebelum suatu pekerjaan dijalankan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang. Pekerjaan disetujui untuk dijalankan apabila terdapat dana yang digunakan sebagai anggaran, atau kebutuhannya tidak menyimpang dari anggaran yang disediakan.

(20)

3). Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengawasan disini berarti mengevaluasi atau menilai proses bagaimana suatu pekerjaan dilakukan, dengan cara :

a) Membandingkan rencana anggaran dengan realisasi. b) Melakukan tindakan perbaikan apabila dirasa perlu

(atau jika terdapat penyimpangan yang memungkinkan mengalami kerugian).

Anggaran digunakan sebagai alat untuk menilai. Anggaran yang tidak sesuai dengan keadaan, akan dilakukan revisi anggaran sesuai dengan perkembangan keadaan. Selain itu anggaran dijadikan sebagai pegangan oleh manajer yang bertanggungjawab untuk menjalankan operasi untuk mengadakan penilaian dari hasil yang dicapainya.

2.3.3 Tujuan Penyusunan Anggaran

Menurut Sunyoto (2012: 21), berikut ini merupakan hal-hal yang menjadi tujuan penyusunan anggaran :

1) Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.

2) Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3) Untuk mencari jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana, sehingga mempermudah pengawasan.

4) Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5) Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

6) Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

2.3.4 Manfaat Anggaran

Menurut Garrison, Noreen dan Brewer. (2007: 5),

“ada banyak manfaat dari penyusunan anggaran di antaranya adalah sebagai berikut :

(21)

1) Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen kepada seluruh organisasi

2) Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. Tanpa penyusunan anggaran, maka akan terlalu banyak manajer yang harus menghabiskan waktunya untuk mengatasi berbagai masalah darurat

3) Proses penyusunan anggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin

4) Proses penyusunan anggaran dapat mengungkapkan adanya potensi masalah sebelum masalah itu terjadi

5) Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian. Penyusunan anggaran ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi menuju tujuan yang sama

6) Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja selanjutnya”.

Sedangkan menurut Nafarin (2009: 19-20), ada beberapa manfaat yang dimiliki anggaran :

1) Segala kegiatan dapat diarahkan pada pencapaian tujuan bersama. 2) Dapat digunakan sebagai alat menilai untuk kelebihan dan

kekurangan pegawai. 3) Dapat memotivasi pegawai.

4) Menimbulkan tanggungjawab tertentu pada pegawai.

5) Menghindari pemborosan dam pembayaran yang dirasa tidak diperlukan.

6) Sumber daya, seperti : tenaga kerja, peralatan, dan dana serta sumber daya lain yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. 7) Sebagai alat pendidikan bagi para manajer.

2.3.5 Kelebihan Anggaran

Menurut Hansen dan Mowen (2006: 355),

“Sistem anggaran memberikan beberapa kelebihan untuk suatu organisasi, yaitu :

1.Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.

2.Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan.

3.Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja. 4.Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.”

(22)

Anggaran memaksa manajemen untuk merencanakan masa depan dengan cara mendorong para manajer untuk mengembangkan organisasi, mengantisipasi masalah dan mengembangkan kebijakan untuk masa depan.

Anggaran memperbaiki pembuatan keputusan. Dikala ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan sesuatu padahal ada hal lain yang lebih penting yang harus didahulukan. Misalnya, ketika memutuskan untuk menaikkan gaji pegawai padahal jatuh tempo hutang jangka pendek perusahaan sudah didekat. Maka manajemen dapat menunda kenaikan gaji karyawan dan mendahulukan pembayaran hutang. Dengan membuat keputusan yang lebih baik maka dapat mencegah timbulnya masalah dan menghasilkan status keuangan yang lebih baik bagi perusahaan.

Dengan adanya anggaran juga dapat memberikan standar yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai macam sumber daya perusahaan dan memberikan motivasi untuk karyawan. Dan yang terpenting adalah anggaran dapat memberikan pengendalian yang dapat dicapai dengan membandingkan hasil aktual dengan hasil anggaran secara periodik. Perbedaan yang besar antara hasil aktual dengan hasil anggaran yang sudah dibuat merupakan bentuk umpan balik yang menandakan bahwa sistem tersebut tidak bekerja dengan baik sehingga harus dianalisis penyebabnya dan dicari solusinya.

Anggaran juga sebagai alat yang dapat membantu komunikasi dan koordinasi. Karena anggaran secara formal mengkomunikasikan rencana organisasi pada tiap karyawan perusahaan. Jadi setiap karyawan menyadari peranannya dalam mencapai tujuan tersebut. Dan karena anggaran berlaku untuk berbagai area dan aktivitas organisasi harus bekerja sama dalam pencapaian tujuan maka koordinasi sangat diperlukan. Sehingga setiap karyawan dapat mengetahui apa yang penting walaupun di area yang lain dan menjadikannya sebagai prioritas untuk dikerjakan.

2.3.6 Jenis – Jenis Anggaran

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 1-3) Anggaran terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

(23)

Anggaran induk terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Disebut anggaran induk karena merupakan rencana atau tujuan awal yang hendak di capai oleh perusahaan dalam suatu periode.

Anggaran Operasional terdiri atas : -Anggaran Penjualan

Anggaran Penjualan adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci mengenai penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang selama periode yang akan datang. Anggaran ini meliputi rencana tentang jenis barang yang akan dijual, jumlah barang yang akan dijual dan harga penjualan. Menurut IAI (2006: 5) anggaran penjualan adalah dasar bagi semua anggaran operasional lainnya dan sebagian besar dari anggaran keuangan

-Anggaran Produksi

Menurut IAI (2006: 6) Anggaran Produksi adalah anggaran yang merencanakan dan menampilkan jumlah unit yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir.

-Anggaran Pembelian Bahan Baku langsung

Anggaran Pembelian Bahan Baku adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci mengenai pembelian bahan baku di tiap periode dalam satuan unit dan uang. Anggaran ini meliputi rencana tentang bahan baku yang akan digunakan, jumlah bahan baku yang harus dibeli dan perkiraan harga beli bahan baku di periode tersebut. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan tergantung pada jumlah unit yang diproduksi yang telah ditentukan.

-Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Menurut IAI (2006: 7), Anggaran Tenaga Kerja Langsung menunjukkan total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi satu produk selesai dan biaya yang berhubungan dengan jumlah unit yang ingin diproduksi (sesuai anggaran produksi). Anggaran ini ditentukan oleh hubungan antara tenaga kerja dan output-nya

(24)

-Anggaran Overhead

Menurut IAI (2006: 7) Anggaran Overhead adalah anggaran untuk semua biaya dalam proses produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Anggaran ini menunjukkan biaya yang diharapkan dari semua komponen biaya produksi tidak langsung. Tarif biaya overhead ditentukan berdasarkan serangkaian aktivitas yang direncanakan dan menjumlahkan semua biaya tidak langsung yang diperkirakan akan terjadi.

-Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi

Menurut IAI (2006: 7), Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi memberikan informasi yang dibutuhkan untuk neraca dan persiapan penentuan harga pokok penjualan per unit yang dihitung berdasarkan informasi dari anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran overhead.

-Anggaran Beban Penjualan Dan Administasi

Menurut IAI (2006: 8) Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi adalah pengeluaran pokok perusahaan yang direncanakan untuk aktivitas non-produksi. Beban penjualan ada yang bersifat tetap tetapi ada juga yang bersifat variabel. Beban penjualan tetap, yaitu : beban depresiasi alat penjualan, beban penghapusan piutang, beban gaji pegawai tetap bagian penjualan, dan lain-lain. Beban penjualan semi variabel, yaitu : beban supplies penjualan, beban promosi penjualan dan lain-lain. Beban penjualan variabel, yaitu : beban komisi penjualan dan beban angkutan penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban yang umumnya terjadi pada bagian personalia, bagian keuangan dan bagian umum, seperti : beban gaji pemimpin dan staf, beban depresiasi peralatan kantor, beban supplies kantor, beban pemeliharaan kantor, dan beban umum lainnya.

-Laporan Laba Rugi yang Dianggarkan

Menurut IAI (2006: 14) Merupakan laporan yang dibuat setelah perusahaan memiliki semua anggaran operasional yang dibutuhkan unutk menyiapkan perkiraan laba bersih. Format laporan laba rugi yang dianggarkan sama dengan laporan laba rugi biasa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perusahaan mengukur kinerja

(25)

perusahaan dengan membandingkan langsung antara Laporan Laba Rugi Anggaran dengan Aktual.

Anggaran keuangan yang disiapkan biasanya adalah : 1. Anggaran Kas

Menurut Garrison, Noreen dan Brewer (2007: 30) Merupakan anggaran yang mendokumentasikan arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan. Anggaran kas terdiri atas empat bagian utama :

• Bagian Penerimaan • Bagian Pengeluaran

• Bagian Kelebihan atau Kekurangan Kas • Bagian Pendanaan

- Anggaran Neraca

Menurut Garrison, Noreen dan Brewer (2007: 35) Anggaran neraca disusun dengan memulainya pada neraca awal periode anggaran dan menyesuaikannya dengan data yang ada dalam anggaran lain di anggaran induk. Format anggaran neraca pada umumnya sama dengan format neraca laporan keuangan. Yang membedakan hanyalah anggaran neraca menggunakan angka rencana sedangkan Neraca Laporan Keuangan menggunakan angka aktual

- Anggaran untuk Pengeluaran Modal

Menurut IAI (2006: 18), Anggaran Pengeluaran Modal berhubungan dengan keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu pengembalian dananya lebih dari satu tahun.

2. Anggaran Proyek (Project Budgeting)

Anggaran proyek adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengeluaran uang untuk proyek tertentu, ternasuk di dalamnya menganalisis apakah proyek tersebut akan diterima, dijalankan atau tidak dengan mempertimbangkan tingkat pengembaliannya.

3. Anggaran Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Budgeting) Anggaran berdasarkan aktivitas terdiri dari proses mengindentifikasi aktivitas, jumlah output aktivitas, dan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung jumlah aktivitas output tersebut. Perbedaan prinsip dalam pendekatan berdasarkan aktivitas adalah daftar terinci atas aktivitas dan perkiraan biayanya

(26)

dalam kategori overhead, penjualan dan administrasi. Anggaran berdasarkan aktivitas memiliki potensi untuk lebih akurat dibandingkan anggaran tradisional. Yang menerapkan anggaran ini biasanya perusahaan yang menggunakan sistem Activity Based Costing

4. Zero-Based Budgeting

Zero-Based Budgeting merupakan anggaran yang disusun dengan asumsi bahwa semua dimulai dari nol. Apa yang sudah dibelanjakan tahun lalu, tidak dapat diterima sebagai dasar awal perhitungan, semua harus dimulai dari nol dan harus selalu dievaluasi. Anggaran ini digunakan oleh mereka yang hanya ingin menghitung kenaikan dari anggaran tahun lalu

5. Anggaran Kontinyu (Continuos / Rolling Budget)

Anggaran Kontinyu adalah anggaran untuk 12 bulan. Saat satu bulan telah terlewat, satu bulan tambahan di masa mendatang ditambahkan, sehingga perusahaan selalu memiliki perencanaan 12 bulan. Anggaran ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan perencanaan konstan

6. Kaizen Budgeting

Kaizen Budgeting adalah teknik anggaran yang menerapkan pengurangan biaya secara terus menerus dalam anggaran. Manajer akan diminta untuk mengurangi biaya terus menerus sepanjang tahun atau mereka tidak akan dapat mencapai target yang dianggarkan. Anggaran ini digunakan pada saat perusahaan sedang berada di bawah tekanan persaingan bisnis yang saling berupaya mempertahankan harga jual yang rendah.

7. Flexible Budget

Dalam perencanaan, perusahaan mempersiapkan anggaran induk berdasarkan perkiraan terbaik atas tingkat penjualan/output untuk dicapai dalam tahun berikutnya. Tetapi biasanya tingkat aktual dengan yang dianggarkan tidak sama. Akibatnya jumlah yang dianggarkan tidak sebanding dengan jumlah aktual. Oleh karena itu anggaran fleksibel ada untuk mengevaluasi kinerja. Anggaran Fleksibel adalah anggaran yang memungkinkan suatu perusahaan

(27)

untuk menghitung perkiraan biaya dalam suatu tingkat aktivitas/ output yang terjadi.

Oleh karena perusahaan yang diteliti pada skripsi ini bergerak di bidang semi jasa dan sesuai dengan batasan ruang lingkup, maka Anggaran yang akan dibahas hanya anggaran operasional dan terbatas pada :

1. Anggaran Penjualan 2. Anggaran Bahan Baku 3. Anggaran Overhead

4. Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi 5. Laporan Laba Rugi yang Dianggarkan

2.3.7 Macam - macam Anggaran

Menurut Nafarin (2007: 31), “Mengelompokkan anggaran sangatlah penting dalam menyusun anggaran. Dengan mengelompokkan anggaran maka akan lebih mudah dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan.” Anggaran dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Dasar Penyusunan

- Anggaran Tetap (Fixed Budget)

Anggaran ini disusun berdasarkan tingkat aktivitas tetap. Contoh : Penjualan dianggarkan sebanyak 1200 unit, demikian pula anggaran dibuat berdasarkan tingkat aktivitas penjualan 1200 unit baik anggaran penjualan maupun anggaran lainnya. Anggaran tetap disebut juga sebagai anggaran induk

- Anggaran Variabel (Variable Budget)

Anggaran ini disusun berdasarkan interval tingkat aktivitas tertentu yang pada intinya anggaran ini dapat disesuaikan dengan tingkat aktivitas yang berbeda. Contoh : Anggaran penjualan disusun berkisar antara 1000 unit – 2000 unit. Jadi tingkat penjualan yang berkisar antara 1000 unit – 2000 unit dapat menggunakan anggaran ini. Anggaran variable disebut juga sebagai anggaran fleksibel.

(28)

2. Waktu Penyusunan

- Anggaran Periodik (Periodic Budget)

Anggaran ini disusun untuk satu periode tertentu. Biasanya untuk jangka waktu 12 bulan dan disusun disetiap akhir periode anggaran sebelumnya.

- Anggaran Kontinu (Continous Budget)

Anggaran ini dibuat untuk melakukan revisi atau perbaikan terhadap anggaran sebelumnya yang telah dibuat. Misalnya ada kenaikan harga bahan baku sehingga menyebabkan harus dilakukan perbaikan atas anggaran sebelumnya.

3. Jangka waktu - Jangka Pendek

Anggaran ini dibuat untuk jangka waktu paling lama 12 bulan. Contoh anggaran jangka pendek adalah anggaran keperluan modal kerja. Anggaran jangka pendek disebut juga anggaran taktis.

- Jangka Panjang

Anggaran jangka panjang dibuat untuk rencana dalam kurun waktu lebih dari 12 bulan. Contoh anggaran jangka panjang adalah anggaran untuk keperluan investasi modal. Anggaran jangka panjang juga digunakan sebagai dasar penyusunan untuk anggaran jangka pendek. Anggaran jangka panjang disebut juga sebagai anggaran strategis. 4. Bidangnya

- Anggaran Operasional (Operational Budget)

Anggaran yang digunakan untuk menyusun anggaran laba rugi. Contoh: Anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik dan anggaran beban usaha.

- Anggaran Keuangan (Financial Budget)

Anggaran ini digunakan untuk menyusun anggaran neraca. Contoh: anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan, anggaran utang dan anggaran neraca.

5. Kemampuan Menyusun

(29)

Anggaran ini adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang dibuat secara lengkap. Merupakan perpaduan antara anggaran operasional dan anggaran keuangan secara lengkap.

- Anggaran Parsial (Partially Budget)

Anggaran ini adalah anggaran tidak lengkap yang hanya menyusun bagian dari anggaran tertentu saja. Contoh: hanya menyusun anggaran operasional saja.

6. Fungsinya

- Anggaran Tertentu

Anggaran yang dikhususkan hanya untuk tujuan tertentu saja dan tidak boleh digunakan untuk tujuan diluar itu.

- Anggaran Kinerja

Anggaran ini disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi. Misalnya untuk menilai apakah biaya beban yang dikeluarkan oleh tiap – tiap aktivitas melewati batas anggaran atau tidak.

7. Metode Penentuan Harga Pokok

- Anggaran Tradisional (Traditional Budget)

Anggaran ini berdasarkan konvensional yang dibuat dengan metode penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran tetap

- Anggaran Berdasarkan Kegiatan (Activity Based Budget)

Anggaran yang dibuat dengan metode pemberian harga pokok berdasarkan kegiatan dan berfungsi untuk menyusun anggaran tetap dan anggaran variabel.

2.3.8 Proses Penyusunan Anggaran

Menurut Shim dan Siegel (2009: 9) :

“ A sound of budget process communicates organizational goals, allocates resources, provides feedback, and motivates employees ”.

Dari kutipan di atas dapat diartikan bahwa dalam proses penganggaran terdapat beberapa hal penting, seperti : sosialisasi target perusahaan, alokasi sumber daya, memberikan timbal balik, dan memotivasi karyawan. Proses penyusunan anggaran harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan, harus konsisten dengan struktur perusahaan, dan memperhitungkan sumber

(30)

daya manusia yang dimiliki. Proses penganggaran akan menghasilkan target dan kebijakan, mengformulasikan limit, menghitung kebutuhan sumber daya, memeriksa kebutuhan yang spesifik, menyajikan fleksibilitas, menggabungkan asumsi-asumsi, dan mempertimbangkan kendala. Proses penganggaran harus memperhitungkan analisis yang berasal dari kondisi perusahaan saat ini. Waktu yang dibutuhkan untuk penyusunan anggaran akan menjadi lebih lama apabila perusahaan memiliki tingkat kompleksitas proses produksi yang lebih tinggi. Anggaran dibuat berdasarkan pengalaman masa lalu dan tren saat ini. Enam langkah dalam proses penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan tujuan

b. Menganalisis sumber daya yang tersedia

c. Melakukan negosiasi terhadap estimasi komponen anggaran d. Mengkoordinasikan dan meninjau komponen anggaran e. Mendapatkan persetujuan akhir

f. Mendistribusikan anggaran yang telah disetujui.

2.3.9 Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

| Menurut jurnal penelitian dari Nanda Hapsari A.R dalam jurnal “ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi dan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating” http://eprints.undip.ac.id/26440/2/jurnal.pdf | “Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya”. Partisipasi pada dasarnya merupakan proses organisasional, di mana setiap individual terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan atau pengambilan keputusan yang memiliki dampak secara langsung terhadap individu-individu itu sendiri. Dalam konteks yang lebih spesifik, partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses di mana para individu yang kinerjanya dievaluasi dan dinilai baik, yang memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran.

(31)

Dengan adanya Partisipasi penyusunan anggaran diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial, yakni dengan ketika tujuan telah direncanakan dan disetujui secara partisipatif, karyawan akan menginternalisasi tujuan tersebut dan akan memiliki tanggung jawab secara personal untuk mencapainya melalui keterlibatan dalam proses anggaran. Hal ini didukung dengan adanya penelitian dari Brownell dan McInnes (1986) yang mengatakan, “Mereka menemukan bahwa partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran meningkatkan kinerja manajerial.” Secara garis besar, penyusunan anggaran dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Top down approach (bersifat dari atas-ke-bawah)

Dalam penyusunan anggaran ini, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa saja yang telah disusun.

2. Bottom up approach (bersifat dari bawah-ke-atas)

Anggaran sepenuhnya disusun oleh bawahan dan setelah selesai, diserahkan ke atasan untuk disahkan. Dalam pendekatan ini, manajer tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran.

3. Kombinasi top down dan bottom up

Kombinasi antara kedua pendekatan inilah yang paking efektif. Pendekatan ini menekankan perlu adanya interaksi antara atasan dan bawahan secara bersama sama

2.3.10 Kinerja Manajerial

Menurut Agbejule dan Saarikoski (2006: 85), “Secara tradisional, pandangan akan kinerja dalam bagian yang besar adalah sebuah fungsi dari pemilihan, penempatan, dan pelatihan.”

| Menurut jurnal penelitian dari Nanda Hapsari A.R dalam jurnal “ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi dan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating” http://eprints.undip.ac.id/26440/2/jurnal.pdf | “yang dimaksud dengan kinerja adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan kegiatan

(32)

manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staf (staffing), negosiasi dan representasi”.

Untuk mengukur dan mengevaluasi, dapat menggunakan berbagai ukuran baik ukuran keuangan maupun non-keuangan. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian sasaran, tujuan, visi dan misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengukuran kinerja juga berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang sebenarnya terjadi.

2.3.11 Dimensi Kinerja

| Menurut penelitian dari James R.G, Fransiskus E. Daromes, Suwandi Ng dalam Kajian Akuntansi Vol. 1 No. 2 Agustus 2009 (p.85-86) “ Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial: Pengetahuan Tentang Manajemen Biaya Sebagai Variabel Pemoderasi” | Ada 3 dimensi yang mempengaruhi kinerja seseorang. Ketiga dimensi tersebut adalah :

- Dimensi Kapasitas (capacity). Mengacu kepada kemampuan psikologi dan kognitif yang memungkinkan individu untuk melakukan suatu tugas secara efektif. Hal ini menggambarkan pengaruh-pengaruh dari kemampuan, pengetahuan, ketangkasan, kepintaran, umur, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, daya tahan, stamina, tingkatan energi, kemampuan-kemampuan motorik, dan variabel-variabel yang serupa yang dimiliki oleh seseorang.

- Dimensi Kemauan (willingness). Mengacu kepada karakteristik-karakteristik psikologi dan emosional yang mempengaruhi tingkatan sampai mana seseorang mau untuk melakukan suatu tugas. Kemauan menggambarkan pengaruh pada perilaku dari motivasi, kepuasan kerja, kepribadian, sikap, norma, nilai, status kerja, karakteristik tugas, legitimasi dari partisipasi, harapan-harapan akan tugas yang dirasakan, keterlibatan pekerjaan, keterlibatan ego, perasaan akan keadilan, dan konsep-konsep lain yang berkaitan dengan erat.

- Dimensi ketiga merupakan dimensi yang seringkali hilang dari model kinerja pekerjaan ialah dimensi kesempatan (opportunity). Seorang

(33)

ahli mengatakan, meskipun seorang individu mungkin berniat dan mampu untuk terlibat dalam suatu tindakan perilaku yang ada, baik tindakan itu dapat disempurnakan atau tidak, bergantung pada kehadiran dan susunan dari beberapa fakta dalam lingkungan objektif seseorang. Fakta-fakta tersebut dapat mempengaruhi tingkat kinerja individu yaitu, elemen-elemen dari sistem teknis seperti peralatan, perlengkapan, materi, dan persediaan, kondisi fisik, tindakan-tindakan rekan kerja, perilaku pimpinan, mentorisme, kebijakan perusahaan, aturan dan prosedur, informasi, waktu dan biaya.

2.4 Kerangka Berpikir

Untuk merancang sistem informasi penyusunan anggaran pada PT. Nita Intan Sarana, penulis menyusun suatu bagan yang merupakan kerangka berpikir dari penelitian ini. Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahapan yaitu : Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

Pada tahap perencanaan, pertama mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi masalah seputar anggaran dan batasan-batasan dalam ruang lingkup serta perumusannya. Serta mengetahui laporan anggaran yang telah dibuat sebelumnya dan realisasinya. Penulis juga mencari dan mengumpulkan data-data terkait dengan laporan pembuatan anggaran perusahaan seperti prosedur dan dokumen-dokumen.

Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan, penulis akan menganalisa unsur-unsur yang terkait dan mengemukakan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti serta menganalisis laporan realisasi atas anggaran yang sudah dibuat. Setelah menganalisis maka akan disusun perancangan anggaran perusahaan terutama dibidang produksi pembangunan rumah dalam bentuk sistem informasi beserta design UML yang dibutuhkan untuk rancangan sistem. Dan tahap terakhir adalah tahap penyelesaian, yaitu tahap dimana hasil dan perancangan sistem akan dipaparkan dalam simpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas, maka dalam penulisan skripsi ini, penulis menggambarkannya seperti pada gambar xxxx. Output yang diharapkan adalah sebuah aplikasi yang dapat mengolah data anggaran dan pelaporan ke sektor dan realisasinya.

(34)

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Identifikasi Masalah

Ruang Lingkup

Tujuan dan Manfaat

Perumusan Masalah

Laporan Anggaran PT.Nita Intan Sarana

Tahap Perencanaan

Studi Kepustakaan Tahap Pelaksanaan

Teori Perancangan Sistem Tahap Anggaran Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Anggaran

Simpulan dan Saran

Gambar

Tabel 2.1 Event Table
Gambar 2.1 Use case Diagram
Gambar 2.3 Activity Diagram  4.  Sequence diagram
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Identifikasi Masalah

Referensi

Dokumen terkait

(1) Jika seseorang Majistret mendapati, atas maklumat bertulis bersumpah dan selepas apa-apa siasatan yang difikirkannya perlu, bahawa terdapat sebab yang munasabah untuk

 Isu Strategis terkait Pembangunan Berkelanjutan.  Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu strategis terkait pembangunan berkelanjutan. Kerangka acuan menjadi

Produktivitas sumber daya manusia itu dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah pemberian motivasi kepada karyawan dan insentif yang layak dan

Penentuan nilai energi metabolis secara biologis dilakukan dengan cara memperhitungkan nilai nitrogen yang diretensi, karena tidak semua energi bruto dari protein yang

[r]

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam keterampilan proses belajar yang dimaksud sangat penting untuk ditingkatkan, mengingat tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dari Kuesioner Indikator Responsivitas Berdasarkan grafik 4.49 di atas, hasil jawaban responden terhadap indikator Responsivitas Program MKRPL

C = Efektifitas atau kemudahan penanggulangan masalah, dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber