• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Trend kesehatan global dewasa ini tidak lagi berfokus pada upaya kuratif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Trend kesehatan global dewasa ini tidak lagi berfokus pada upaya kuratif"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Trend kesehatan global dewasa ini tidak lagi berfokus pada upaya kuratif namun pada upaya preventif dan kuratif seperti halnya slogan “mencegah lebih baik daripada mengobati” (Limeback, 2012). Upaya kuratif memerlukan biaya yang tinggi sehingga berpotensi mengakibatkan pembiayaan kesehatan yang tidak efektif dan efisien (Kemenkes RI, 2010b). Salah satu upaya promotif dan preventif dari pemerintah sejak tahun 1996 adalah program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Kemenkes RI, 2011a).

Perilaku sehat merupakan aspek yang penting terhadap kesehatan masyarakat. Dampak perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar yaitu berkisar antara 30-35% terhadap derajat kesehatan (Tim Field Lab FK UNS, 2013). Dinkes DIY (2013) menyatakan bahwa PHBS merupakan tingkatan pertama dalam menghilangkan faktor risiko penyakit. Pembentukan perilaku/gaya hidup sehat sejak dini akan mengurangi risiko terjadinya penyakit (Limeback, 2012). Faktor risiko adalah karakteristik, tanda, dan gejala pada individu yang secara statistik berhubungan dengan peningkatan insidensi penyakit

(2)

Penilaian perilaku dinilai berdasar pada indikator-indikator. Terdapat tiga macam indikator yaitu indikator input, proses, dan output (Tim Field Lab FK UNS, 2013).

Program PHBS sebagai tingkatan pertama dalam menghilangkan faktor risiko penyakit masih jauh dari kata ideal (Dinkes DIY, 2013; Kemenkes RI, 2011a). Kemenkes RI (2013) menunjukkan nilai rerata PHBS rumah tangga di Indonesia hanya bernilai sebesar 32,3%. Hal ini tidak sesuai target yakni nilai PHBS di tahun 2014 akan mencapai nilai 70% (Kemenkes RI, 2011a).

Kemenkes RI (2011a) dalam “Pedoman PHBS” mengakui bahwa meningkatkan cakupan rumah tangga yang mempraktikkan PHBS memerlukan upaya yang intens. Kemenkes RI (2013) menyatakan pentingnya meningkatkan pelayanan kesehatan yang berdasarkan bukti.

Kesehatan di Indonesia belum ideal. Hal ini dibuktikan melalui berbagai kejadian penyakit menular seperti kejadian demam berdarah dan diare yang tinggi. Rerata insiden diare D/G pada balita bernilai 6,7 (Kemenkes RI, 2013), dan 158.912 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 33 provinsi di tahun 2009 (Kemenkes RI, 2010b). Data Riskesdas tahun 2013 oleh Kemenkes RI (2013) dan Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan terkait situasi diare di Indonesia oleh Kemenkes RI (2011b) menunjukkan angka insidensi diare cenderung tidak menurun tiap tahunnya. Buletin Jendela Epidemiologi terkait DBD oleh Kemenkes RI (2010a) menunjukkan peningkatan insidensi DBD tiap tahunnya.

(3)

Dua dari empat Penyakit Tidak Menular (PTM) utama yang dinyatakan World Health Organization (WHO) adalah penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus (DM). Kedua penyakit ini sangat berkaitan dengan gaya hidup, terutama diet dan aktivitas fisik. Prevalensi hipertensi terukur di Indonesia bernilai 25,8% sedangkan prevalensi DM D/G bernilai 2,1%. Angka-angka ini dinilai masih cukup tinggi (Kemenkes RI, 2013).

Dinkes DIY (2013) menyatakan influenza, diare, dan hipertensi sebagai 3 penyakit dengan jumlah penderita tertinggi di Yogyakarta. Kondisi Kesehatan Gigi dan Mulut di DIY yang diukur melalui indeks DMFT dinilai cukup tinggi yakni 5,9. Angka ini lebih buruk daripada indeks DMFT nasional yang bernilai 4,6. Nilai DMFT sejumlah 5,9 berarti pada setiap 100 orang terdapat kerusakan gigi sebanyak 590 gigi. Sebagian besar masyarakat masih keliru dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Perilaku menyikat gigi dengan benar di Indonesia hanya bernilai 2,3% (Kemenkes RI, 2013). Kesehatan gigi dan mulut (kesgilut) sendiri merupakan gambaran dari kesehatan umum. Kesgilut yang buruk menggambarkan kondisi kesehatan umum yang buruk pula (Tenenbaum dkk., 2007).

Dinkes DIY (2013) menyatakan bahwa terdapat peningkatan PHBS yang tidak bermakna dari tahun 2011 menuju ke tahun 2012. Rumah tangga pada tahun 2011 yang menerapkan PHBS berjumlah 31,40%, kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi 33,07%. Nilai ini masih dibawah target nasional tahun 2014 dengan nilai rumah tangga yang menerapkan PHBS sebesar 70% (Kemenkes RI, 2013). Dinkes DIY (2013) menyatakan bahwa tidak merokok di dalam rumah

(4)

merupakan indikator yang paling mengkhawatirkan dengan nilai baru mencapai 46,67%. Persentase rumah tangga bebas asap rokok baru mencapai 44,6%. Hal ini didasari oleh pengertian bahwa merokok merupakan faktor risiko dari banyak penyakit kardiovaskuler (Dinkes DIY, 2013).

Intervensi kesehatan masyarakat idealnya dilakukan berdasarkan data yang diambil dari masyarakat. Hal sependapat diungkapkan oleh Lubis (2011) bahwa penelitian terkait determinan berguna untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemberian edukasi. Ramya (2014) memperjelas bahwa riset kesehatan masyarakat pada beberapa tahun terakhir meningkatkan fokus pada determinan psikososial. Contoh dari determinan psikososial adalah perilaku kesehatan, pengetahuan, sikap, intellegence quotient (IQ), kecerdasan emosi, kesadaran, kecemasan, dan lain-lain.

Kecamatan Turi merupakan salah satu kecamatan pada Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan PHBS rumah tangga sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan di Kecamatan Turi.

B. Perumusan Masalah

(5)

C. Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah:

1. Asrizal (2010) dengan judul “Hubungan Antara Faktor Predisposising dan Reinforcing Promosi Higiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih di Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok Tahun 2011”. Penelitian dengan desain cross sectional pada 7705 KK dengan pengambilan sampel 190 subyek. Persamaan penelitian adalah variabel pengaruh berupa pengetahuan tentang PHBS, sikap terhadap PHBS, dan variabel terpengaruh berupa praktik PHBS. Kesamaan lainnya adalah metode analisis statistik. Keaslian penelitian terletak pada perbedaan variabel pengaruh yang diteliti yakni usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, lama pendidikan formal, dan kecerdasan emosi, serta perbedaan lokasi penelitian.

2. Timisela (2007) dengan judul “Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Karyawan Dinas Kesehatan Propinsi Papua”. Penelitian dengan desain cross sectional dengan subyek penelitian seluruh karyawan dinas kesehatan provinsi Papua. Persamaan penelitian adalah variabel pengaruh berupa usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan tentang PHBS, sikap terhadap PHBS, dan variabel terpengaruh berupa praktik PHBS. Kesamaan lainnya adalah analisis statistik yang digunakan. Keaslian penelitian terletak pada variabel pengaruh berupa pendapatan dan kecerdasan emosi, pekerjaan subyek penelitian, serta lokasi penelitian.

(6)

3. Effendy (2008) dengan judul “Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008”. Penelitian merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari penelitian-penelitian sebelumnya. Kesamaan penelitian terletak pada variabel pengaruh berupa pendidikan dan variabel terpengaruh berupa praktik PHBS. Keaslian penelitian terletak pada variabel-variabel pengaruh lainnya, lokasi penelitian, serta metode penyajian data.

Perbedaan penelitian-penelitian acuan dengan penelitian yang dilakukan penulis dapat dilihat di tabel 1.

(7)

Tabel 1. Keaslian Penelitian No Keterangan Penelitian Asrizal Penelitian Timisela Penelitian Effendy Penelitian Yanti Penelitian Lauson 1 Lokasi Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat Dinkes Provinsi Papua Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat Kelurahan Tugu dan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat Kecamatan Turi, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2 Waktu 2010 2007 2008 2011 2015 3 Rancangan Penelitian Penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional Penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional Penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomologi Penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional 4 Variabel Terpengaruh PHBS tatanan rumah tangga PHBS individu dengan tatanan rumah tangga PHBS tatanan rumah tangga PHBS individu dengan konsep tatanan gabungan tatanan rumah tangga dan tatanan pendidikan PHBS individu dengan tatanan rumah tangga 5 Variabel Pengaruh 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Sarana-prasarana 4. Informasi /pelatihan kesehatan 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pengetahuan 5. Sikap 6. Pengalaman 7. Lama Kerja 1. Kepadatan 2. Kemiskinan 3. Pendidikan 4. Sarana-prasarana 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Sikap 4. Hambatan 5. Dukungan 6. Harapan 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendapatan 4. Lama Pendidikan Formal 5. Pengetahuan 6. Sikap 7. Kecerdasan Emosi 6 Subyek Penelitian Masyarakat Karyawan Dinkes

Masyarakat Siswa SMP Masyarakat 7 Analisa Data Chi-square dan

regresi logistik berganda Korelasi dan regresi logistik berganda Spatially weight regression Metode Colaizzi Chi-square dan regresi logistik berganda

(8)

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kecamatan Turi.

E. Manfaat Penelitian

1. Diperolehnya gambaran berupa data ilmiah terkait faktor yang paling berhubungan dengan PHBS di Kecamatan Turi yang dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam intervensi kesehatan masyarakat.

2. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan terkait faktor-faktor yang berhubungan pada PHBS tatanan rumah tangga.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat menunjukkan bahwa air rendaman jerami berpengaruh terhadap jumlah telur nyamuk Aedes sp yang terperangkap pada ovitrap, ini disebabkan karena jerami

Ia juga boleh ditakrifkan sebagai satu sistem politik yang memberi peluang kepada rakyat membentuk dan mengawal pemerintahan negara (Hairol Anuar 2012). Dalam hal

Adalah sebuah fakta bahwa jumlah perempuan di dunia ini lebih banyak dari

(BOS) based on instruction and technical in aspects of application, distribution, and stakeholders engagement in planning, forming, and reporting of BOS in SMA Negeri 37

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Lamandau mengumumkan pemenang seleksi sederhana untuk Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi /

Saudara dianjurkan untuk membawa Berkas Dokumen Asli yang berkenaan dengan data isian sebagaimana yang telah saudara sampaikan pada Dokumen Penawaran Admnistrasi,

Menurut Syed Ahmad Hussein (1996) terdapat beberapa rumusan dan hipotisis utama yang timbul dari kajian-kajian ini yang dijadikan panduan am kepada mereka yang berminat untuk

Setiap blok penyimpanan di gudang ini hanya menampung satu jenis produk dan satu tanggal kadaluarsa, sehingga penempatan barang harus di blok yang kosong dan tidak