• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MENGGUNAKAN APLIKASI AKUNTANSI SI APIK. (Studi Empiris Pada Pengusaha Muda di D.I.Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MENGGUNAKAN APLIKASI AKUNTANSI SI APIK. (Studi Empiris Pada Pengusaha Muda di D.I.Yogyakarta)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MENGGUNAKAN APLIKASI AKUNTANSI SI APIK

(Studi Empiris Pada Pengusaha Muda di D.I.Yogyakarta)

SKRIPSI Oleh: Nama: Fahrenie No. Mahasiswa: 16312404

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2020

(2)

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MENGGUNAKAN APLIKASI AKUNTANSI SI APIK

(Studi Empiris Pada Pengusaha Muda di D.I.Yogyakarta)

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Akuntansi pada Fakultas Bisnis dan

Ekonomika UII

Oleh: Nama: Fahrenie No. Mahasiswa: 16312404

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2020

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji dan syukur bagi Allah atas

berkah, rahmat, dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Niat Menggunakan Aplikasi Akuntansi SI APIK : Studi Empiris pada Pengusaha Muda di D.I.Yogyakarta”. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Akuntansi pada Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia.

Penulis memahami bahwa penulis tidak akan bisa melewati kesulitan tanpa adanya bantuan, doa, serta bimbingan dari berbagai pihak selama proses penyusunan skripsi ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia

2. Bapak Dr. Mahmudi, S.E., M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia 3. Bapak Muamar Nur Kholid, S.E., M.Ak., Akt. Selaku Dosen Pembimbing

yang telah dengan sabar memberikan kesempatan, bimbingan, waktu, dan arahan yang sangat bermanfaat.

(7)
(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ... Error! Bookmark not defined. Halaman Pengesahan ... Error! Bookmark not defined. Berita Acara Ujian Tugas Akhir/Skripsi ... iii

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi... viii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran ... xii

Abstrak ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 7 1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ... 9

2.2 Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SI APIK) 10 2.3 Technology Acceptance Model (TAM) ... 16

2.4 Penelitian Terdahulu ... 18

2.5 Pengembangan Hipotesis ... 24

2.5.1 Perceived Ease of Use ... 24

2.5.2 Perceived Usefulness ... 25

2.5.3 Perceived Interactivity ... 27

2.5.4 Attitude ... 28

2.6 Model Penelitian ... 29

(9)

ix

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.3 Definisi dan Pengukuran Variabel... 31

3.3.1 Definisi Variabel ... 31

3.3.2 Pengukuran Variabel... 32

3.4 Metode Analisis Data ... 34

3.4.1 Model Pengukuran ... 35

3.4.2 Model Struktural ... 36

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Klasifikasi Responden ... 37

4.1.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

4.1.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur ... 37

4.1.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenjang Studi ... 38

4.1.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pemasaran yang Dilakukan ... 39

4.1.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Usaha yang Dijalankan 39 4.1.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Omset Usaha per Tahun ... 40

4.1.7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Prodi...41

4.1.8 Klasifikasi Responden Berdasarkan Universitas...41

4.2 Model Pengukuran ... 42 4.2.1 Uji Validitas ... 42 4.2.2 Uji Reliabilitas ... 45 4.3 Model Struktural ... 45 4.3.1 Koefisien Determinan ... 45 4.3.2 Path Coefficient ... 46

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Kesimpulan ... 52

3.2 Keterbatasan...52

3.3 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel 3. 1 Definisi Variabel ... 31

Tabel 3. 2 Pengukuran Variabel ... 32

Tabel 4. 1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 4. 2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur ... 38

Tabel 4. 3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenjang Studi ... 38

Tabel 4. 4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Usaha yang Dilakukan ... 39

Tabel 4. 5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Usaha yang Dijalankan ... 40

Tabel 4. 6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Omset Usaha per Tahun ... 40

Tabel 4.7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Prodi...41

Tabel 4.8 Klasifikasi Responden Berdasarkan Universitas...41

Tabel 4. 9 Outer Loadings ... 42

Tabel 4. 10 Average Variance Extracted ... 43

Tabel 4. 11 Fornell-Lacker Criterion ... 43

Tabel 4. 12 Cross Loadings ... 44

Tabel 4. 13 Cronbach's Alpha dan Composite Reliability ... 45

Tabel 4. 14 R Square ... 45

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tampilan Aplikasi SI APIK ... 12

Gambar 2. 2 Fitur-Fitur pada Aplikasi SI APIK ... 13

Gambar 2. 3 Contoh Laporan Keuangan yang Dihasilkan Aplikasi SI APIK ... 16

Gambar 2. 4 Model Penelitian ... 29

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Tabulasi Data Penelitian ... 57 LAMPIRAN 2 Hasil Penelitian ... 84

(13)

xiii

ABSTRACT

This research paper aims to identify the factors affecting the intention of young entrepreneurs to use SI APIK. This research applies Technology Acceptance Model (TAM). 151 samples were collected through the distribution of online questionnaires using Google Form. This sample was chosen by purposive and convenience sampling techniques with the criteria of students into Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) who know SI APIK. This research uses SmartPLS 3.3.2. The results show that attitude, perceived ease of use, perceived interactivity and perceived usefulness have a significant positive effect on behavioral intention to use SI APIK.

Keywords: attitude, behavioral intention, perceived ease of use, perceived interactivity, MSMEs, perceived useffulness, SI APIK, Technology Acceptance Model.

(14)

xiv ABSTRAK

Artikel ini adalah hasil penelitian yang mengindetifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat pengusaha muda untuk menggunakan Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SI APIK). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan convinience sampling dengan kriteria sampel yaitu mahasiswa yang memiliki UMKM dan mengetahui SI APIK. Melalui penyebaran kuesioner online menggunakan Google Form, terkumpul 151 sampel yang memenuhi kriteria tersebut. Penelitian ini menerapkan teori TAM (Technology Acceptance Model). Penelitian menggunakan bantuan SmartPLS versi 3.3.2. Penelitian dengan metode kuantitatif ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel perceived ease of use, perceived interactivity, perceived usefulness, dan atttitude terhadap behavioral intention untuk menggunakan SI APIK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa attitude, perceived ease of use, perceived interactivity dan perceived usefulness memiliki pengaruh positif signifikan terhadap behavioral intention untuk menggunakan SI APIK.

Kata kunci: attitude, behavioral intention, perceived ease of use, perceived interactivity, perceived useffulness, SI APIK, Technology Acceptance Model, UMKM.

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Ketika krisis menerpa Indonesia pada tahun 1997 sampai tahun 1998, UMKM mampu tetap berdiri kokoh untuk menjadi salah satu penopang perekonomian. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan, pasca krisis pun jumlah UMKM di Indonesia tidak berkurang bahkan cenderung meningkat (Bank Indonesia & Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, 2015). Total unit usaha UMKM mencapai 99,99% dari total unit usaha dan kontribusi penyerapan tenaga kerja di UMKM sebesar 97,00% dari total penyerapan tenaga kerja serta kontribusi UMKM terhadap PDP sebesar 61,07% (Badan Pusat Statistik, n.d.). Hal ini dapat memberikan penjelasan bahwa UMKM adalah usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu upaya untuk mendukung perkembangan ekonomi secara mikro maupun makro di Indonesia serta dapat memengaruhi sektor-sektor lain untuk ikut berkembang.

Dengan dikeluarnya UU No. 22 Tahun 2008 tentang UMKM menjadi bukti bahwa pemerintah serius untuk mengembangkan UMKM dan membuat UMKM dapat bergerak lebih luas karena sudah ada peraturan yang menjadi payung hukum (Bank Indonesisa & Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, 2015).

(16)

Salah satu yang diatur dalam peraturan tersebut mengenai perluasan pendanaan dan fasilitas oleh perbankan dan lembaga jasa keuangan non-bank karena masih banyak UMKM yang terkendala oleh masalah permodalan.

Dengan akuntansi yang memadai maka pemilik UMKM dapat membuat laporan keuangan yang baik dan diyakini dapat memenuhi persyaratan untuk pengajuan pembiayaan atau kredit (Warsono et al., 2010). Namun pelaksanaan pembukuan tersebut merupakan hal yang sulit bagi sebagian pengusaha UMKM karena keterbatasan pengetahuan mengenai akuntansi, mengingat tidak semua pengusaha UMKM berasal dari latar belakang pendidikan akuntansi. Berbagai keterbatasan lainnya seperti tidak adanya dana yang cukup untuk mempekerjakan akuntan atau membeli software untuk mempermudah membuat laporan keuangan juga menjadi kendala UMKM dalam memenuhi persyaratan pengajuan kredit tersebut.

Seiring berkembangnya teknologi, hal tersebut tidak lagi menjadi penghalang bagi UMKM untuk membuat laporan keuangan karena Bank Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menyusun pedoman pencatatan dan laporan keuangan bagi usaha mikro dan kecil, yang diwujudkan dalam bentuk Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SI APIK). SI APIK merupakan aplikasi pencatatan transaksis keuangan sekaligus membuat laporan keuangan yang telah memenuhi kaidah akuntansi sehingga sistem pencatatannya sudah baku dan sudah diakui serta diterima oleh perbankan maupun lembaga keuangaan lainnya.

(17)

Cara kerja SI APIK juga cukup mudah, pengguna akan mendapatkan panduan dalam mengkategorikan dan memilih menu transaksi keuangan menurut jenisnya dan pengguna juga akan diberikan penjelasan sebelum melakukan input sehingga pengguna tidak perlu bingung mengenai sistem debit-kredit akuntansi. Setelah pengguna memasukkan transaksi berdasarkan kategori penerimaan dan pengeluaran, selanjutnya SI APIK yang akan memproses transaksi tersebut secara double entry hingga menjadi format laporan keuangan. Kemudian, laporan keuangan yang dihasilkan tersebut dapat dijadikan landasan oleh pengguna untuk pengajuan pembiayaan (kredit) kepada bank maupun lembaga keuangan non-bank lainnya.

Berdasarkan yang diuraikan di atas, maka SI APIK adalah aplikasi yang dibuat untuk memudahkan UMKM dalam membuat laporan keuangan. SI APIK juga dapat diunduh secara gratis di Google Play Store pada smartphone dan Microsoft Store untuk komputer atau laptop. Di Google Play Store, SI APIK telah diunduh oleh lebih dari 100.000 pengguna (SI APIK - Aplikasi Di Google Play, n.d.). Walaupun demikian, angka ini masih terbilang sedikit jika mengingat jumlah UMKM yang tercatat sampai 2013 mencapai lebih dari 57 juta UMKM (Badan Pusat Statistik, n.d.). Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa dengan angka UMKM yang tinggi tetapi hanya sedikit UMKM yang mau menggunakan SI APIK dan apa saja faktor yang dapat memengaruhi keberterimaan pengguna atas aplikasi tersebut.

(18)

Telah banyak penelitian terdahulu yang mengembangkan model penelitian untuk menjelaskan faktor yang memengaruhi seseorang dalam mengadopsi sebuah teknologi, salah satunya yaitu Technology Acceptance Model (TAM). TAM berpendapat bahwa behavioral intention (BI) untuk mengadopsi teknologi baru didasarkan pada dua variabel yaitu perceived usefulness (PU) dan perceived ease of use (PEOU) (Davis, 1989). Selain itu, attitude (ATT) juga telah menjadi ciri dari beberapa model yang telah diterapkan TAM untuk mengeksplorasi adopsi suatu teknologi (Ainsworth et al., 2017; Leon, 2018; Wang & Chen, 2018).

TAM telah banyak digunakan untuk meneliti penerimaan teknologi diberbagai bidang seperti penelitian yang dilakukan Böhm et al. (2016) mengenai adopsi aplikasi belajar bahasa; Patel and Patel (2016) mengenai adopsi teknologi dibidang internet banking service; Yoon (2016) mengenai adopsi teknologi pada aplikasi mobile library; dan Kamal et al., (2020) meneliti tentang layanan kesehatan berbasis teknologi.

Salah satu kelebihan menggunakan teori TAM adalah teori ini memungkinkan menguji pengaruh dari variabel lain, seperti perceived interactivity. Beberapa penelitian terdahulu telah menemukan bahwa perceived interactivity memiliki pengaruh terhadap attitude (Ha & James, 1998; McMillan & Hwang, 2002; Thae Min, 2005; Yoon, 2016). T. Lee, (2005) juga menyebutkan bahwa perceived interactivity memiliki peran penting dalam memengaruhi niat pengguna untuk mengadopsi mobile commerce. Namun, terlepas dari pentingnya perceived interactivity dalam penerimaan teknologi, masih sangat sedikit penelitian terdahulu

(19)

yang membahas pengaruh dari perceived interactivity terhadap niat pengguna dalam konstruk yang membangun TAM. Maka dari itu, topik ini menjadi layak untuk diteliti dan membuktikan apakah perceived interactivity memiliki pengaruh terhadap niat pengguna dalam mengadopsi aplikasi SI APIK dengan menerapkan TAM. Pada penelitian ini peneliti akan menguji faktor-faktor yang memengaruhi niat seseorang dalam mengadopsi suatu teknologi, yaitu Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Perceived Interactivity dan Attitude terhadap niat untuk menggunakan aplikasi SI APIK.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka judul dari penelitian ini adalah “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Niat Menggunakan Aplikasi Akuntansi SI APIK : Studi Empiris pada Pengusaha Muda di D.I.Yogyakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti akan membahas rumusan masalah di bawah ini:

1. Apakah perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived usefulness ?

2. Apakah perceived ease of use berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK?

(20)

4. Apakah perceived usefulness berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK?

5. Apakah perceived interactivity berpengaruh terhadap attitude ?

6. Apakah perceived interactivity berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK?

7. Apakah attitude berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai:

1. Pengaruh perceived ease of use terhadap perceived usefulness.

2. Pengaruh perceived ease of use terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK.

3. Pengaruh perceived usefulness terhadap attitude.

4. Pengaruh perceived usefulness terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK.

5. Pengaruh perceived interactivity terhadap attitude.

6. Pengaruh perceived interactivity terhadap niat untuk menggunakan aplikasi SI APIK.

(21)

7. Pengaruh attitude terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat meliputi:

1. Untuk Akademisi

Bagi para akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang serupa. 2. Untuk Penerbit Aplikasi Akuntansi SI APIK

Untuk penerbit aplikasi SI APIK, yaitu Bank Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kualitas SI APIK menjadi lebih baik.

3. Untuk Pemilik UMKM

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat pemilik UMKM tertarik untuk menggunakan aplikasi SI APIK agar memudahkannya dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi. 1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini ditulis secara sistematis dalam lima bab, meliputi: Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka; Bab III Metodelogi Penelitian; Bab IV Analisis Data dan Pembahasan; Bab V Kesimpulan dan Saran. Isi dari masing-masing bab dijelaskan sebagai berikut:

(22)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori, penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis, dan model penelitian.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab ini berisi sampel dan populasi yang digunakan dalam penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel, serta metode analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas hasil dari data yang telah diteliti dengan menggunakan alat dan analisis data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan memberi saran agar penelitian yang akan dilakukan selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

UMKM di Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan menyebutkan bahwa pengertian adalah: “Sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dmiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.”

Bank Indonesia & Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (2015) menyebutkan bahwa UMKM mempunyai peran penting dalam memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat, pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan stabilitas nasional. UMKM juga banyak membantu negara atau pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja baru, dan melalui UMKM juga banyak unit kerja baru yang merekrut pegawai baru yang dapat menunjang pendapatan rumah tangga. Kontribusi UMKM dalam perekonomian Indonesia memang tidak bisa dipandang sebelah mata. UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional, karena 99,9% dari pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM dan menghasilkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada level 61,07% (Rp 8.573,89 triliun) dengan laju pertumbuhan 9,64% per tahun (Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2018).

(24)

Terlepas dari pentingnya peran UMKM, terdapat beberapa kendala yang membuat UMKM menjadi sulit berkembang, salah satunya adalah kurangnya akses untuk pinjaman modal yang dikarenakan UMKM belum mempunyai sistem administasi keuangan dan manajemen yang baik. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) sebagai penyusun standar akuntansi keuangan yang diakui di Indonesia, menyadari pentingnya peran UMKM dalam pembangunan ekonomi nasional dan menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) sebagai bentuk dukungan mendorong perkembangan dan pertumbuhan UMKM di Indonesia pada tahun 2009. Kemudian, pada tahun 2016 telah disahkan SAK Entitas Kecil, Mikro, Menengah (EMKM) oleh DSAK IAI sebagai upaya memenuhi kebutuhan mengenai ketersediaan standar akuntansi yang lebih sederhana dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia dalam menghasilkan laporan keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, n.d.-a). Dalam SAK EMKM disebutkan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh EMKM paling tidak memuat tiga laporan, yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, n.d.-b). Ketiga laporan keuangan tersebut dapat dibuat secara mudah dengan bantuan aplikasi SI APIK.

2.2 Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SI APIK) Adanya kesenjangan informasi antara informasi yang dibutuhkan Bank dengan informasi yang dimiliki UMKM adalah hal yang membuat UMKM sulit untuk mendapatkan pinjaman modal untuk mengembangkan usahanya. Beberapa informasi yang dibutuhkan Bank saat kustomer akan mengajukan pinjaman

(25)

biasanya mengenai bagaimana kinerja usaha yang dimiliki UMKM saat ini dan untuk kedepan; berapa jumlah kredit yang dibutuhkan; dan bagaimana kemampuan UMKM dalam melakukan pembayarannya. Namun tak sedikit UMKM yang dapat memberikan informasi tersebut karena UMKM tidak paham dengan kondisi finansial usahanya sendiri. Hal ini membuat Bank sulit untuk menganalisa kemampuan UMKM dan seringkali membuat analisa kredit menjadi tidak akurat. Beberapa faktor yang membuat UMKM tidak dapat memberikan informasi yang dibutuhkan Bank adalah karena rendahnya kesadaran UMKM untuk mencatat transaksi keuangan, pencatatan transaksi keuangan dianggap sulit dan tercampurnya transaksi keuangan antara keuangan pribadi dengan keuangan untuk bisnis (Bank Indonesia, n.d.).

(26)

Gambar 2. 1 Tampilan Aplikasi SI APIK

Bank Indonesia telah membuat aplikasi pencatatan laporan keuangan bernama SI APIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan) yang menawarkan pencatatan keuangan sederhana, cepat dan mudah berbasis android sebagai solusi atas masalah tersebut. Tujuan dari program SI APIK sendiri antara lain menyediakan standar penyusunan laporan keuangan bagi UMKM; menyediakan alat bantu bagi UMKM dalam menyusun laporan keuangan; dan membantu lembaga keuangan dalam menganalisis kemampuan keuangan UMKM.

(27)

Selain pencatatan keuangan aplikasi SI APIK juga menyediakan siklus akuntansi, menyusun laporan keuangan sampai menyajikan hasil analisis laporan keuangan serta menunjukkan kinerja keuangan secara lebih komperhensif. Bank Indonesia juga menjelaskan bahwa terdapat enam fitur andalan yang menjadi nilai tambah SI APIK yaitu :

(28)

1. Multisektor dan multipengguna

pengguna dapat mencatat transaksi keuangan untuk multipengguna (perorangan atau badan usaha) dan multisektor yang meliputi sektor jasa, perdagangan, manufaktur, dan pertanian hanya dengan menggunakan satu aplikasi dalam satu smartphone tanpa pembatasan jumlah entitas usaha, jumlah transksi keuangan, serta periode laporan. 2. Menginput dengan mudah

Pengguna aplikasi SI APIK akan diarahkan langkah demi langkah dalam mengkategorikan dan memilih menu transaksi keuangan menurut jenisnya serta diberi penjelasan sebelum melakukan input sehingga pengguna tidak akan kebingungan dengan bahasa dan sistem debit kredit akuntansi.

3. Mengacu pada standar khusus untuk UMKM

SI APIK mengacu pada Pedoman Umum dan Pedoman Teknis pencatatan akuntansi keuangan khusus yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bekerja sama dengan Bank Indonesia sebagai standar baru disamping PSAK maupun SAK ETAP.

4. Menghasilkan laporan keuangan lengkap

SI APIK dapat menghasilkan tiga laporan keuangan yaitu laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.

(29)

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh SI APIK dapat disimpan dengan berbagai format seperti dalam bentuk grafik, PDF, dan Excel.

6. Memindahkan data dengan backup dan restore.

Pengguna SI APIK tidak perlu takut kehilangan data-datanya karena ada fitur backup dan pengguna juga dapat menyimpan data backup tersebut di memori eksternal smartphone. Apabila terjadi kerusakan pada perangkat smartphone pengguna dapat mengembalikan data dengan fitur restore.

(30)

Output yang dihasilkan dari aplikasi SI APIK berupa laporan keuangan, yaitu laporan posisi keuanga (neraca), laporan laba rugi dan laporan arus kas yang dapat memenuhi syarat minimal laporan keuangan untuk pengajuan kredit dan mendapatkan modal untuk kelangsungan usaha UMKM.

2.3 Technology Acceptance Model (TAM)

TAM adalah teori yang digunakan untuk menjelaskan faktor apa saja yang memengaruhi seseorang dalam mengadopsi teknologi. Davis (1989) mengatakan bahwa behavioral intention (BI) untuk mengadopsi teknologi baru didasarkan pada dua variabel yaitu perceived usefulness (PU) dan perceived ease of use (PEOU).

Perceived usefulness mengacu pada sejauh mana pengguna percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi dapat meningkatkan kinerjanya (Davis, 1989). Hal ini sesuai dengan pengertian dari kata “kegunaan”, yaitu “mendatangkan kebaikan atau keuntungan” (KBBI, n.d.-a). Dalam konteks organisasi, biasanya

(31)

apabila orang-orang mempunyai kinerja yang baik maka akan diberikan penghargaan seperti kenaikan gaji, bonus, promosi kenaikan jabatan, dan penghargaan lainnya atas kinerjanya (Pfeffer, 1982). Maka dari itu, sebuah teknologi akan diminati pengguna jika memiliki perceived usefulness (Davis, 1989).

Selanjutnya, ketika calon pengguna percaya bahwa teknologi tersebut berguna, pada saat yang sama mereka mungkin percaya bahwa teknologi tersebut terlalu sulit untuk digunakan, sehingga manfaat yang diterima tidak akan sebanding dengan usaha yang dikeluarkan untuk menggunakan teknologi tersebut. Perceived Ease of Use mengacu pada sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan mudah untuk digunakan (Davis, 1989). Sesuai dengan pengertian dari kata “mudah”, yaitu “tidak memerlukan banyak upaya dalam mengerjakan” (KBBI, n.d.-b). Maka, teknologi yang lebih mudah digunakan akan lebih bisa diterima oleh pengguna (Davis, 1989). Penelitian ini akan menggunakan TAM sebagai model dasar mengingat kelayakan teoritis dan bukti empiris yang luas telah diterima TAM selama bertahun-tahun serta memasukkan variabel tambahan ke dalam konstruk yang membangun TAM, seperti attitude dan perceived interactivity.

Attitude pertama kali dikenalkan oleh Fishbein & Ajzen (1975) dan didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif individu (pengaruh evaluatif) tentang melakukan suatu perilaku. Attitude juga dapat diartikan sebagai penilaian individu tentang menguntungkan atau tidaknya suatu perilaku (Ajzen, 1991). Attitude dalam menggunakan suatu teknologi dipengaruhi oleh perceived

(32)

usefulness dan perceived ease of use yang selanjutnya attitude akan memengaruhi intention untuk menggunakan teknologi tersebut (Karahanna, 1999).

Perceived interactivity telah didefinisikan dengan banyak cara (T. Lee, 2005). Interactivity didefinisikan sebagai kemampuan sistem komunikasi berbasis komputer yang memungkinkan pertukaran peran antara pengirim dan penerima dalam real time (Rice, 1984). Wu G. (1999) mengatakan bahwa perceived interactivity dapat didefinisikan sebagai perasaan individu mengenai mekanisme komunikasi yang terdiri dari kemampuan menjadi responsive dan flexibly navigated. Wu G. (1999) mengusulkan bahwa perceived interactivity terdiri dari tiga karakteristik yaitu perceived control, perceived, perceived responsiviness, dan perceived personalization. Meskipun penelitian terdahulu mendefinisikan perceived interactivity ke berdasarkan berbagai dimensi, namun tidak ada kesepakatan secara pasti mengenai sifat atau isi dimensi tersebut (T. Lee, 2005). 2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi pada penelitian ini dijelaskan melalui tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. (Bashir & Madha vaiah, 2015) Consumer attitude and Variabel Independen: perceived risk, trust, self- Perceived usefulness, perceived ease of use

berpengaruh positif signifikan terhadap attitude.

(33)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian behaviour al intention towards internet banking adoption in India efficacy, social influence, perceived usefulness, perceived ease of use, attitude Variabel Dependen: intention Perceived usefulness, perceived ease of use, trust, self-efficacy dan social influence berpengaruh positif signifikan terhadap intention sedangkan perceived risk berpengaruh negatif

signifikan terhadap intention.

2. (Buabe ng-Andoh, 2018) Predicting students’ intention to adopt mobile learning Variabel Independen: pe rceived usefulness, perceived ease of use, attitude, subjective norm Variabel Dependen: behavioral intention Perceived usefulness, perceived ease of use,

subjective norm berpengaruh signifikan terhadap attitude. Perceived ease of use,

subjective norm berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness. 3. (Gao & Huang, 2019) Understan ding interactive user behavior in smart media content service : An Variabel independen: two-way communication, personalization, co-creation, perceived usefulness, perceived ease of use, attitude Variabel Dependen:

Two-way communication, co-creation, perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived usefulness, sedangkan personalization tidak memiliki pengaruh terhadap perceived usefulness.

Two-way communication, personalization, perceived usefulness, perceived ease of use berpengaruh terhadap

(34)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian (Gao & Huang, 2019) integratio n of TAM and smart service belief factors behavioral intention attitude,sedangkan co-creation tidak memiliki pengaruh terhadap attitude.

Two-way communication, personalization, attitude berpengaruh terhadap behavioral intention,

sedangkan co-creation tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention. 4. (Leon, 2018) Service mobile apps: a millennial generation perspectiv e Variabel independen : perceived usefulness, perceived ease of use,information quality, self-efficacy, attitude Variabel dependen : behavioral intention Perceived usefulness, information quality, perceived ease of use,berpengaruh terhadap attitude.

Perceived ease of use, information quality berpengaruh terhadap perceived usefulness.

Self-efficacy berpengaruh terhadap perceived ease of use.

Perceived usefulness, information quality, attitude, perceived ease of use

berpengaruh terhadap behavioral intention.

(35)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 5. (Kamal et al., 2020) Investigati ng acceptanc e of telemedici ne services through an extended technology acceptanc e model (TAM) Variabel independen: tru st, privacy, user’s resistance, technological anxiety, facilitating conditions, social influence, perceived risk, perceived usefulness, perceived ease of use Variabel dependen: usag e intention

Trust, perceived usefulness, perceived ease of use,

facilitating conditions, social influence berpengaruh positif terhadap usage intention. Privacy, user’s resistance, technological anxiety, perceived risk berpengaruh negatif terhadap usage intention. 6. (Patel & Patel, 2016) Adoption of internet banking services in Gujarat: An extension of TAM with perceived security and social influence Variabel Independen: pe rceived usefulness, perceived ease of use, perceived security, social influence Variabel Dependen: beh avioral intention perceived usefulness, perceived ease of use, perceived security, social influence

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap behavioral intention 7. (Wu & Chen, 2017) Continuan ce intention Variabel independen: perceived ease of use,

Individual technology fit, task technology fit, openness berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of

(36)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian to use MOOCs: Integratin g the technology acceptanc e model (TAM) and task technology fit (TTF) model perceived usefulness, attitude, individual technology fit, task technology fit, openness, reputation, social recognition, social influence Variabel dependen: inten tion to use use.

Task technology fit, reputation, social

recognition, social influence, perceived ease of use

berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness, sedangkan individual technology fit, openness tidak memiliki pengaruh terhadap perceived usefulness.

Perceived usefulness berpengaruh signifikan terhadap attitude, sedangkan social influence, perceived ease of use tidak memiliki pengaruh terhadap attitude.

Perceived usefulness, attitude memiliki pengaruh terhadap intention to use. 8. (Wang & Chen, 2018) An empirical study on the factors influencin g mobile library usage in IoT era Variabel independen: information quality, information environment quality, people initiative, perceived usefulness, perceived ease of use, attitude Information quality, information environment quality, perceived ease of use berpengaruh positif terhadap perceived usefulness.

Information quality, information environment quality, tidak berpengaruh positif terhadap perceived ease of use.

(37)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Variabel dependen: behavioral intention

People initiative tidak memiliki pengaruh terhadap perceived usefulness,

perceived ease of use.

Perceived usefulness, perceived ease of use

berpengaruh positif terhadap attitude.

Perceived usefulness, attitude berpengaruh positif terhadap behavioral intention. 9. (Yoon, 2016) User Acceptanc e of Mobile Library Applicatio ns in Academic Libraries: An Applicatio n of the Technolog y Acceptanc e Model Variabel independen: pe rceived usefulness, perceived ease of use, perceived interactivity, attitude, satisfaction Variabel dependen: inten tion to use Perceived usefulness, perceived ease of use, perceived interactivity berpengaruh positif terhadap attitude.

Perceived usefulness, attitude, satisfaction

berpengaruh positif terhadap intention to use, sedangkan perceived ease of use tidak berpengaruh positif terhadap intention to use.

Perceived ease of use

berpengaruh positif terhadap perceived usefulness.

(38)

2.5 Pengembangan Hipotesis 2.5.1 Perceived Ease of Use

Davis (1989) mengungkapkan perceived ease of use adalah sejauh mana individu percaya menggunakan sistem tertentu akan mudah. (Davis, 1989) juga menyebutkan beberapa indikator perceived ease of use dalam mengadopsi teknologi, meliputi mudah untuk dipelajari dan dioperasikan, apa yang diinginkan pengguna dapat dikerjakan dengan mudah, serta menambah keterampilan pengguna. Pada penelitian ini, perceived ease of use didefinisikan sebagai upaya atau usaha yang harus dikeluarkan oleh pengguna untuk menggunakan SI APIK, sejauh mana SI APIK bisa dimengerti atau tidak. Sementara itu, perceived usefulness mengacu pada sejauh mana pengguna percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi dapat meningkatkan kenerjanya (Davis, 1989).

Ketika calon pengguna percaya bahwa teknologi tersebut berguna, pada saat yang sama mereka mungkin percaya bahwa teknologi tersebut terlalu sulit untuk digunakan, sehingga manfaat yang diterima tidak akan sebanding dengan usaha yang dikeluarkan untuk menggunakan teknologi tersebut. SI APIK dipersepsikan mudah sebagai aplikasi pencatatan transaksi keuangan yang mudah untuk digunakan. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa perceived ease of use akan memberikan pengaruhnya terhadap perceived usefulness dalam mengadopsi aplikasi SI APIK. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa perceived ease of use memberikan pengaruh positif terhadap perceived usefulness dalam mengadopsi mobile learning, smart media content service, service mobile apps, MOOCs, dan

(39)

mobile library app (Buabeng-Andoh, 2018; Gao & Huang, 2019; Leon, 2018; Wu & Chen, 2017; Yoon, 2016). Maka dari itu peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Perceived Ease of Use berpengaruh positif terhadap Perceived Usefulness.

Semakin mudah aplikasi SI APIK untuk digunakan, maka akan meningkatkan niat calon pengguna untuk menggunakannya karena mereka akan menganggap bahwa SI APIK merupakan solusi yang tepat untuk membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa perceived ease of use memberikan pengaruh positif terhadap niat pengguna dalam mengadopsi internet banking, mobile service apps, telemedicine service, internet banking service (Bashir & Madhavaiah, 2015; Kamal et al., 2020; Leon, 2018; Patel & Patel, 2016). Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Perceived Ease of Use berpengaruh positif terhadap Niat untuk Menggunakan Aplikasi Akuntansi SI APIK.

2.5.2 Perceived Usefulness

Menurut Davis (1989) perceived usefulness mengacu pada sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Pada penelitian ini perceived ease of use diartikan sebagai kemanfaatan dari penggunaan SI APIK yang dapat meningkatkan kinerja bagi

(40)

penggunanya, sedangkan attitude didefinisikan sebai sikap positif atau negatif pengguna terhadap SI APIK.

Semakin suatu teknologi berguna bagi penggunanya maka semakin pengguna akan bersikap positif dan mendorong niat untuk menggunakannya. SI APIK dipersepsikan berguna untuk membantu membuat laporan keuangan berbasis android dengan cara yang mudah sehingga attitude calon pengguna terhadap SI APIK akan positif karena dengan menggunakan SI APIK akan meningkatkan kinerjanya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perceived usefulness memberikan pengaruh positif signifikan terhadap attitude dalam mengadopsi internet banking, mobile learning, smart media content service, telemedicine service, mobile library, MOOCs, dan mobile library app (Bashir & Madhavaiah, 2015; Buabeng-Andoh, 2018; Gao & Huang, 2019; Leon, 2018; Wang & Chen, 2018; Wu & Chen, 2017; Yoon, 2016). Maka dari itu peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap Attitude.

Kegunaan dari aplikasi SI APIK yang dirasakan oleh calon pengguna dalam membantu mereka untuk melakukan pencatatan transaksi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan akan meningkatkan niat untuk menggunakan aplikasi SI APIK. Penelitian terdahulu juga telah membuktikan bahwa perceived usefulness memiliki pengaruh positif terhadap niat pengguna dalam mengadopsi internet banking, telemedicine service, mobile service apps, internet banking services, MOOCs, dan mobile library apps (Bashir & Madhavaiah, 2015; Kamal et

(41)

al., 2020; Leon, 2018; Patel & Patel, 2016; Wang & Chen, 2018; Wu & Chen, 2017). Maka dari itu peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap Niat untuk Menggunakan Aplikasi Akuntansi SI APIK.

2.5.3 Perceived Interactivity

(Wu, 1999) mengatakan bahwa perceived interactivity dapat didefinisikan sebagai perasaan individu mengenai mekanisme komunikasi yang terdiri dari kemampuan menjadi responsive dan flexibly navigated. Pada penelitian ini, peneliti akan mendefinisikan bahwa perceived interactivity adalah bagaimana pengguna merasakan SI APIK sebagai sistem yang responsif, dapat digunakan kapan saja dan dimana saja sehingga bisa membantu penggunanya dalam menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Ketika pengguna menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan bantuan SI APIK, maka mereka cenderung memiliki sikap (attitude) positif terhadap aplikasi tersebut. Penelitian Yoon (2016) menunjukkan bahwa perceived interactivity memberikan pengaruh positif terhadap attitude untuk menggunakan mobile library. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5 : Perceived Interactivity berpengaruh positif terhadap Attitude.

H6 : Perceived Interactivity berpengaruh positif terhadap Niat untuk Menggunakan Aplikasi Akuntansi SI APIK.

(42)

2.5.4 Attitude

Fishbein & Ajzen (1975) mengungkapkan attitude merupakan perasaan positif atau negatif individu tentang melakukan suatu perilaku. Selanjutnya (Ajzen, 1991) mengatakan bahwa attitude merupakan sikap individu terhadap suatu perilaku yang didasari dengan penilaian atas menguntungkan atau tidak menguntungkannya suatu perilaku. Pada penenlitian ini, attitude dijelaskan sebagai sikap pengguna terhadap aplikasi SI APIK. Semakin baik suatu teknologi serta bisa membawa keuntungan bagi individu yang menggunakannya maka akan semakin tinggi niat individu untuk mengadopsi teknologi tersebut. SI APIK memungkinkan dapat membawa keuntungan bagi penggunanya karena SI APIK dapat menghasilkan laporan keuangan untuk kepentingan pengguna dalam mengajukan pinjaman modal. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa attitude memberikan pengaruh positif signifikan terhadap niat untuk menggunakan mobile learning, smart media content service, mobile service apps, MOOCs, dan mobile library apps (Buabeng-Andoh, 2018; Gao & Huang, 2019; Leon, 2018; Wang & Chen, 2018; Wu & Chen, 2017; Yoon, 2016). Dari uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis:

H7 : Attitude berpengaruh positif terhadap Niat untuk Menggunakan Aplikasi Akuntansi SI APIK.

(43)

2.6 Model Penelitian

Model penelitian berikut ini dibuat berdasarkan hipotesis yang telah dirumusukan oleh peneliti sebelumnya. Model penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(44)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Supardi (1993) menjelaskan bahwa populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek di wilayah dan waktu dengan kualitas tertentu dan untuk observasi / penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Indonesia yang mempunyai usaha atau pelaku UMKM. Selanjutnya, untuk pengambilan sampel peneliti akan menggunakan teknik purposive sampling dan convenience sampling.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana peneliti telah menetapkan batas-batas pada subyek berdasarkan kriteria yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian (Supardi, 1993). Convenience sampling adalah teknik sampling dimana anggota sampel adalah sekelompok populasi yang mudah ditemui atau dijangkau untuk mendapatkan informasi pada waktu dan tempat yang tepat (Amirullah, 2015). Maka dari itu, kriteria yang ditetapkan oleh peneliti dalam pengambilan sampel meliputi mahasiswa di D.I. Yogyakarta yang memiliki usaha atau pelaku UMKM yang mengetahui aplikasi SI APIK.

3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden melalui penyebaran kuesioner online menggunakan Google Form. Kuesioner tersebut berisi pernyataan sederhana yang tersusun dari variabel teori

(45)

TAM yang telah dikembangkan oleh peneliti dan dibuat dengan menggunakan jawaban dalam skala interval 1 sampai 6, dimana 1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Agak Tidak Setuju; 4 = Agak Setuju; 5 = Setuju; 6 = Sangat Setuju.

3.3 Definisi dan Pengukuran Variabel 3.3.1 Definisi Variabel

Model penelitian ini menggunakan satu variabel dependen, yaitu behavioral intention dan lima variabel independen, yaitu subjective norm, perceived ease of use, perceived interactivity, perceived usefulness, dan attitude. Berikut ini adalah definisi dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini :

Tabel 3. 1 Definisi Variabel

Variabel Definisi

Attitude Perasaan positif atau negatif individu (pengaruh evaluatif) tentang melakukan suatu perilaku (Fishbein & Ajzen, 1975).

Perceived Interactivity

Interaktivitas berhubungan dengan sikap positif dan respon kognitif (Rafaeli & Sudweeks, 1997).

Perceived Usefulness

Sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (Davis, 1989).

Perceived Ease of Use

Sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan mudah digunakan (Davis, 1989). Intention Keinginan individu untuk melakukan suatu pekerjaan

(46)

3.3.2 Pengukuran Variabel

Variabel dependen dan variabel independen diukur dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan tersebut diadaptasi dari penelitian terdahulu mengenai teori TAM. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi :

Tabel 3. 2 Pengukuran Variabel

Variabel Item Deskripsi Referensi

Attitude ATT1

ATT2

ATT3

ATT4

1. SI APIK sangat baik

digunakan untuk pencatatan akuntansi

2. SI APIK adalah solusi tepat untuk pencatatan akuntansi yang andal

3. Menggunakan SI APIK tepat dan bermanfaat

4. Saya senang menggunakan SI APIK (Davis, 1989) Perceived Interactivity PI1 PI2 PI3

1. Respon SI APIK cepat 2. SI APIK dapat digunakan

kapan saja

3. SI APIK dapat digunakan dimana saja

(47)

Variabel Item Deskripsi Referensi PI4 4. SI APIK bermanfaat bagi

saya Perceived Usefulness PU1 PU2 PU3 PU4 1. SI APIK membuat

pencatatan akuntansi lebih cepat

2. SI APIK memberikan

kemudahan dalam pencatatan akuntansi.

3. SI APIK bermanfaat dalam pencatatan akuntansi.

4. Pencatatan Akuntansi dengan SI APIK lebih praktis.

(Siyal & Ding, 2019) Perceived Ease of Use PEOU1 PEOU2 PEOU3 PEOU4 PEOU5

1. SI APIK sangat mudah digunakan.

2. SI APIK mudah untuk dipelajari.

3. Instruksi SI APIK jelas dan mudah dimengerti

4. Sangat mudah untuk mengingat cara

menggunakan SI APIK. 5. Secara umum, menggunakan

SI APIK itu mudah.

(Bashir & Madhavaiah, 2015)

Behavioral Intention

BI1 1. Saya akan menggunakan SI APIK untuk pencatatan akuntansi.

Siyal & Ding (2019)

(48)

Variabel Item Deskripsi Referensi 2. Saya akan memanfaatkan SI

APIK dalam pencatatan akuntansi.

3. Saya bersedia menggunakan SI APIK

4. Saya berniat menggunakan SI APIK

3.4 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, metode analisis data yang akan digunakan adalah Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan bantuan software SmartPLS versi 3.3.2. PLS-SEM merupakan analisis multivariat sehingga memungkinkan peneliti untuk menganalisis model yang sangat kompleks dengan banyak konstruk dan indikator (Sarstedt et al., 2020). Konstruk atau disebut juga dengan variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung (unobserved variable), sedangkan indikator atau disebut variabel manifes adalah variabel yang bisa diukur secara langsung yang berisi data mentah (Sarstedt et al., 2020). Pada penelitian ini, variabel laten meliputi perceived ease of use, perceived usefulness, perceived interactivity, attitude, dan intention, sedangkan variabel manifes meliputi pernyataan-pernyataan dari masing-masing variabel laten yang ada pada kuesioner.

PLS-SEM merupakan metode analisis yang kuat karena metode ini tidak akan mempermasalahkan jumlah sampel baik dengan jumlah kecil ataupun besar dan tidak mengharuskan adanya normalitas data (Ghozali, 2006). Analisis dengan

(49)

menggunakan PLS-SEM akan melalui dua tahap yaitu model pengukuran atau outer model dan model struktural atau disebut juga dengan inner model.

3.4.1 Model Pengukuran

Model pengukuran disebut juga dengan outer model mempresentasikan hubungan antara setiap konstruk dengan indikator terkaitnya. Pada model ini akan ada dua uji yang dilakukan yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

3.4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas ditujukan untuk menguji tingkat kemampuan variabel manifes dengan mengukur variabel latennya. Pada penelitian ini, uji validitas akan dilakukan dengan menggunakan convergency validity (validitas konvergen) dan discriminant validity (validitas diskriminan).

Validitas konvergen ditujukan untuk mengukur sejauh mana indikator yang berkolerasi positif dengan indikator alternatif lainnya dari variabel laten yang sama. Pada validitas konvergen kita akan melakukan evaluasi untuk outer loadings dan Avarage Variance Extracted (AVE). Outer loadings menunjukkan besar kolerasi antara indikator dengan variabel laten. Nilai untuk outer loadings yang direkomendasikan agar dapat dikatakan valid apabila nilai yang dihasilkan lebih dari 0,7. Sedangkan AVE menunjukkan besarnya varian variabel manifes yang dimiliki oleh variabel laten dan nilai AVE yang direkomendasikan adalah lebih dari 0,5 (Sarstedt et al., 2020).

Validitas diskriminan ditinjau dengan melihat Fornell-Larcker Criterion dan cross loading. Fornell-Larcker Criterion dapat dikatakan baik apabila kolerasi

(50)

antar variabel lebih besar dari kolerasi antar variabel lainnya. Kemudian, cross loading dikatakan baik apabila kolerasi antar indikator yang harusnya mengukur variabel lebih besar daripada kolerasi yang mengukur indikator dengan variabel lainnya.

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat konsistensi variabel manifes dalam mengukur variabel latennya. Uji reliabilitas dilakukan dengan dilakukan dengan melihat composite reliability dan Cronbach’s Alpha. Ghozali & Latan (2012) menjelaskan bahwa kriteria reliabilitas yang baik adalah apabila nilai composite reliability dan Croncbach’s Alpha lebih dari 0,7. 3.4.2 Model Struktural

Model struktural atau disebut juga inner model. Nilai untuk model struktural dapat diketahui melalui proses boothstraping pada aplikasi SmartPLS. Ghozali & Latan (2012) mengatakan bahwa model struktural menggambarkan koefisien determinasi (R-square), koefisien jalur (β), dan nilai signifikansi (p-value). Koefisien jalur dan signifikansi mengindikasi hubungan antarvariabel yang dihasilkan memiliki pengaruh yang sama dengan yang dihipotesiskan oleh penulis sebelumnya. R-square mengindikasi seberapa besar variabel laten endogen dapat dijelaskan secara simultan oleh variabel laten eksogen. Semakin besar nilai R-square, maka akan semakin besar pula variabel eksogen dapat menjelaskan variabel endogen, sehingga dapat dikatakan bahwa model strukturalnya semakin lebih baik.

(51)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Klasifikasi Responden

4.1.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4. 1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Keterangan Jumlah Persentase

(%)

Laki-laki 49 32%

Perempuan 102 68%

Jumlah 151 100%

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa total responden yang terdapat pada penelitian ini berjumlah 151 sampel yang terdiri dari 102 perempuan dan 49 laki-laki. Maka dari itu, hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi oleh responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 68%.

4.1.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4. 2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur

Keterangan Jumlah Persentase (%)

18+ s/d 19 Tahun 6 4% 19+ s/d 20 Tahun 16 11% 20+ s/d 21 Tahun 24 16% 21+ s/d 22 Tahun 51 34% 22+ s/d 23 Tahun 34 23% 23+ s/d 24 Tahun 7 5% 24+ s/d 25 Tahun 10 7%

(52)

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Lebih dari 25 Tahun 3 2%

Jumlah 151 100%

Tabel 4.2 menggambarkan rentang usia responden dan penelitian ini didominasi oleh responden dengan rentang usia 21 sampai 22 tahun yaitu sebanyak 51 orang dari total responden 155 orang atau sebesar 34%. Kemudian, responden dengan rentang usia 22 sampai 23 tahun menempati posisi tertinggi kedua dengan total responden 34 orang atau sebesar 23%.

4.1.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenjang Studi

Tabel 4. 3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenjang Studi

Keterangan Jumlah Persentase (%) Strata 1 145 96% Strata 2 6 4% Strata 3 0 0% Jumlah 151 100%

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, responden dengan jenjang studi Strata 1 (S1) menjadi mayoritas dalam penelitian ini yaitu sebanyak 145 responden dengan persentase 96%.

(53)

4.1.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pemasaran yang Dilakukan

Tabel 4. 4

Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pemasaran yang Dilakukan

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Offline 32 21%

Online 41 27%

Offline dan Online 78 52%

Jumlah 151 100%

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden, yaitu sebanyak 78 orang atau sebesar 52% memasarankan produk mereka secara offline maupun online.

4.1.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Usaha yang Dijalankan

Tabel 4. 5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Usaha yang Dijalankan

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Kurang dari 1 Tahun 61 40%

1 - 2 Tahun 58 38%

3 - 4 Tahun 18 12%

5 - 6 Tahun 9 6%

7 - 8 Tahun 0 0%

9 - 10 Tahun 0 0%

Lebih dari 10 Tahun 5 3%

Jumlah 151 100%

Berdasarkan tabel 4.5 responden yang mendominasi pada penelitian ini adalah responden yang masih menjalankan usahanya dalam rentang waktu kurang

(54)

dari satu tahun, yaitu sebesar 40%. Posisi tertinggi kedua adalah responden yang telah menjalankan usahanya dalam rentang waktu 1 sampai 2 tahun sebesar 38%. 4.1.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Omset Usaha per Tahun

Tabel 4. 6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Omset Usaha per Tahun

Keterangan Jumlah Persentase (%) Kurang dari Rp. 100.000.000 79 52% Rp.100.000.000 - Rp.200.000.000 13 9% Rp. 200.000.000 - Rp. 300.000.000 6 4% Rp. 300.000.000 - Rp. 400.000.000 13 9% Rp. 400.000.000 - Rp. 500.000.000 7 5% Rp. 500.000.000 - Rp. 600.000.000 5 3% Rp. 600.000.000 - Rp. 700.000.000 4 3% Rp. 700.000.000 - Rp. 800.000.000 2 1% Rp. 800.000.000 - Rp. 900.000.000 2 1% Rp.900.000.000 - Rp. 1.000.000.000 6 4% Rp.1.000.000.000 - Rp. 1.300.000.000 5 3% Rp. 1.300.000.000 - 1.600.000.000 1 1% Rp. 1.600.000.000 - Rp. 1.900.000.000 1 1% Rp. 1.900.000.000 - Rp. 2.200.000.000 0 0% Rp.2.200.000.000 - Rp. 2.500.000.000 0 0% Lebih dari Rp. 2.500.000.000 7 5% Jumlah 151 100%

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi oleh responden yang memiliki omset usaha kurang dari Rp 100.000.000,00 per tahun, yaitu sebesar 52%.

(55)

4.1.7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Program Studi

Tabel 4. 7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Program Studi

Keterangan Jumlah Persentase (%) Akuntansi 74 49% Ilmu Ekonomi 7 5% Managemen 26 17% Lainnya 44 29% Jumlah 151 100%

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi oleh responden dengan program studi Akuntansi sebesar 49%.

4.1.8. Klasifikasi Responden Berdasarkan Universitas

Tabel 4.8 Klasifikasi Responden Berdasarkan Universitas

Keterangan Jumlah

Persentase (%) Universitas Islam Indonesia (UII) 96 64% Universitas Gadjah Mada (UGM) 19 13% Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 4 3% Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(UMY) 8 5%

Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Yogyakarta (UPN VY) 5 3%

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN 8 5%

Lainnya 11 7%

Jumlah 151 100%

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa penelitian ini didominasi oleh responden yang menempuh pendidikan di universitas islam Indonesia sebesar 64%.

(56)

4.2 Model Pengukuran 4.2.1 Uji Validitas

4.2.1.1 Validitas Konvergen

Tabel 4. 9 Outer Loadings

Variabel Item Outer

Loading Keterangan Attitude ATT1 0.916 VALID ATT2 0.880 VALID ATT3 0.896 VALID ATT4 0.791 VALID Behavioral Intention BI1 0.884 VALID BI2 0.908 VALID BI3 0.869 VALID BI4 0.887 VALID

Perceived Ease of Use

PEOU1 0.910 VALID PEOU2 0.918 VALID PEOU3 0.933 VALID PEOU4 0.906 VALID PEOU5 0.910 VALID Perceived Interactivity PI1 0.862 VALID PI2 0.889 VALID PI3 0.865 VALID PI4 0.883 VALID Perceived Usefulness PU1 0.882 VALID PU2 0.913 VALID PU3 0.923 VALID PU4 0.910 VALID

(57)

Tabel 4.10 Average Variance Extracted

Variabel Average Variance Extracted (AVE)

Attitude 0.761

Behavioral Intention 0.787

Perceived Ease of Use 0.839

Perceived Interactivity 0.765

Perceived Usefulness 0.823

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai outer loadings pada setiap variabel lebih dari 0,7 dan pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai AVE untuk semua variabel lebih dari 0,5. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa data penelitian telah memenuhi syarat validitas konvergen dan dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu validitas diskriminan.

4.2.1.2 Validitas Diskriminan

Tabel 4. 11Fornell-Lacker Criterion

ATT BI PEOU PI PU ATT 0.872 BI 0.712 0.887 PEOU 0.741 0.742 0.916 PI 0.798 0.723 0.729 0.875 PU 0.742 0.745 0.780 0.817 0.907

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai akar kuadrat AVE dari setiap variabel lebih besar daripada nilai kolerasi antar variabel lainnya. Sebagai

(58)

contoh kita dapat melihat bahwa nilai kolerasi antar ATT dengan ATT yaitu sebesar 0.872 lebih besar dari kolerasi antara ATT dengan BI yang nilainya 0.712.

Tabel 4. 12 Cross Loadings

ATT BI PEOU PI PU ATT1 0.916 0.636 0.700 0.694 0.684 ATT2 0.880 0.637 0.637 0.677 0.663 ATT3 0.896 0.608 0.629 0.759 0.676 ATT4 0.791 0.602 0.619 0.649 0.558 BI1 0.668 0.884 0.659 0.646 0.686 BI2 0.628 0.908 0.698 0.662 0.691 BI3 0.611 0.869 0.663 0.643 0.642 BI4 0.616 0.887 0.607 0.613 0.619 PEOU1 0.682 0.664 0.910 0.675 0.716 PEOU2 0.673 0.658 0.918 0.654 0.725 PEOU3 0.709 0.689 0.933 0.690 0.718 PEOU4 0.662 0.672 0.906 0.655 0.696 PEOU5 0.667 0.711 0.910 0.665 0.714 PI1 0.757 0.642 0.678 0.862 0.656 PI2 0.673 0.573 0.591 0.889 0.708 PI3 0.665 0.634 0.646 0.865 0.743 PI4 0.691 0.674 0.631 0.883 0.752 PU1 0.669 0.686 0.697 0.696 0.882 PU2 0.653 0.675 0.724 0.726 0.913 PU3 0.679 0.672 0.703 0.752 0.923 PU4 0.689 0.669 0.705 0.788 0.910

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa semua indikator mempunyai koefisien kolerasi yang lebih besar dengan masing-masing konstruknya daripada nilai koefisien korelasi indikator pada konstruk lainnya.

(59)

Berdasarkan tabel 4.11 dan tabel 4.12 maka dapat disimpulkan bahwa model data yang diuji dalam penelitian ini telah memenuhi syarat dan menunjukkan bahwa konstruk pada model tersebut telah mempunyai validitas diskriminan.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Tabel 4. 13 Cronbach's Alpha dan Composite Reliability Cronbach's Alpha Composite Reliability

ATT 0.894 0.927

BI 0.910 0.937

PEOU 0.952 0.963

PI 0.898 0.929

PU 0.928 0.949

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha dan composite reliability untuk semua variabel mempunyai nilai lebih dari 0,7. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam model penelitian ini telah memenuhi syarat reliabilitas yang baik atau dapat diandalkan.

4.3 Model Struktural 4.3.1 Koefisien Determinan Tabel 4. 14 R Square R Square ATT 0.661 BI 0.649 PU 0.608

(60)

4.3.2 Path Coefficient

Tabel 4. 15 Path Coefficient

Original Sample (O) P Values Kesimpulan H1: PEOU -> PU 0.780 0.000*** Diterima H2: PEOU -> BI 0.299 0.003*** Diterima H3: PU -> ATT 0.270 0.003*** Diterima H4: PU -> BI 0.251 0.023** Diterima H5: PI -> ATT 0.577 0.000*** Diterima H6: PI -> BI 0.159 0.061* Diterima H7: ATT -> BI 0.177 0.044** Diterima Keterangan: ***p<0.01 **p<0.05 *p<0.1

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa PEOU (perceived ease of use) memiliki pengaruh positif signifikan (β = 0.299) terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK. Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bashir & Mdadhavaiah, 2015; Kamal et al., 2020; Leon, 2018; Patel & Patel, 2016). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa PU (perceived usefulness) memiliki pengaruh positif yang signifikan (β = 0.251) terhadap niat untuk menggunakan SI APIK dan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bashir & Madhavaiah, 2015; Kamal et al., 2020; Leon, 2018; Patel & Patel, 2016; Wang & Chen, 2018; Wu & Chen, 2017). Selanjutnya, PI juga memiliki pengaruh positif yang signifikan (β = 0.159) terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK. Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa ATT (attitude) memiliki pengaruh positif yang signifikan (β

(61)

= 0.177) terhadap niat untuk menggunakan aplikasi akuntansi SI APIK. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Buabeng-Andoh, 2018; Gao & Huang, 2019; Leon, 2018; Wang & Chen, 2018; Wu & Chen, 2017; Yoon, 2016).

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa besarnya nilai R-Square 64,9% mengindikasikan model yang terkait dengan niat untuk menggunakan SI APIK dikatakan cukup kuat (moderat). Berkaitan dengan PU, dapat dilihat bahwa PEOU memiliki pengaruh yang signifikan (β = 0.780) terhadap PU. Dengan begitu, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Buabeng-Andoh, 2018; Gao & Huang, 2019; Leon, 2018; Wu & Chen, 2017; Yoon, 2016). PEOU memiliki kemampuan sebesar 60,8% dalam menjelaskan PU. Hal tersebut menunjukkan bahwa model yang terkait PU tergolong cukup kuat. Kemudian, berkaitan dengan ATT, PU (β = 0.270) dan PI (β = 0.577) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ATT. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bashir & Madhavaiah, 2015; Buabeng-Andoh, 2018; Gao & Huang, 2019; Leon, 2018; Wang & Chen, 2018; Wu & Chen, 2017; Yoon, 2016). PU dan BI mampu menjelaskan 66,1% varians terkait ATT. Hasil ini menunjukkan bahwa model yang terkait dengan ATT tergolong cukup kuat.

Gambar

Gambar 2. 1 Tampilan Aplikasi SI APIK
Gambar 2. 2 Fitur-Fitur pada Aplikasi SI APIK
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu  No  Nama  Peneliti  Judul  Penelitian  Variabel  Penelitian  Hasil  Penelitian  1
Gambar 2. 4 Model Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Resource pooling (Sumber daya terkelompok), penyedia layanan komputasi awan memberikan layanan melalui sumber daya yang dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi

Berdasarkan hasil observasi awal penelitian di SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan di SMA Negeri 3 Meulaboh, kepala sekolah di kedua sekolah tersebut memiliki kemampuan

Metode edukasi nutrisi disini dapat berupa metode penyuluhan tentang nutrisi dengan suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang

NAMA NAMA PNS RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2011 BERLAKU UNTUK BULAN DESEMBER 2011.. CATATAN MUTASI PEGAWAI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai uji efek antidiabetik ekstrak daun andong pada mencit dapat diperoleh kesimpulan bahwa konsentrasi yang

derivative-rich melinjo (Gnetum gnemon L.) seed extract improves obesity and survival of C57BL/6 mice fed a high-fat diet.. Bioscience, Biotechnology,

Amiur Nurudin dan Azhari Akmal Tarigan,”Hukum Perdata Islam di Indonesia; studi kritis perkembangan hukum Islam dari Fiqih; UU no.1 tahun 1974 sampai KHI”, yang