LAPORAN
AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
K E M E N T E R I A N P E M B E R D A Y A A N P E R E M P U A N
D A N P E R L I N D U N G A N A N A K R I
2020
Jl. Medan Merdeka Barat No.15, RT.2/RW.3, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10160. https://www.kemenpppa.go.id/
Presiden Joko Widodo
".... menghapus akar
permasalahan mengenai
diskriminasi dan kekerasan
terhadap perempuan dan anak
adalah strategi yang pintar
untuk memastikan dunia yang
adil dan makmur"
"Saya percaya peran sentral perempuan
dalam mendidik anak-anak kita dan
menopang ekonomi keluarga”
Presiden Joko Widodo
I Gusti Ayu Bintang Darmawati
Menteri PPPA
Laporan Kinerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian sasaran strategis Tahun 2020. Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian PPPA mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) No. 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggaran Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian PPPA.
Laporan Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas kinerja, transparansi dari pelaksanaan tugas, fungsi dan penggunaan anggaran dalam mencapai visi dan misi serta sasaran strategis yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Kementerian PPPA Tahun 2020. Kementerian PPPA sebagai lembaga sektor publik yang berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2020 Tentang Kementerian PPPA mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Secara umum capaian sasaran srategis dan indikator kinerja utama telah mencapai target yang ditetapkan. Capaian ini merupakan upaya sungguh-sungguh seluruh jajaran di Kementerian PPPA yang telah berkontribusi untuk organisasi ini. Atas capaian tersebut Kami mengapresiasi seluruh keluarga besar Kementerian PPPA dan segenap pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal yang telah mendukung tugas dan fungsi Kementerian PPPA dalam mewujudkan Good Governance dan Clean Government yang responsif gender dan ramah anak.
KATA
PENGANTAR
Secara umum capaian
sasaran srategis dan
indikator kinerja utama
telah mencapai target
yang ditetapkan
Akhir kata, Kami berharap Laporan Kinerja ini bermanfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban Kementerian PPPA serta sebagai media evaluasi dalam pengelolaan kinerja untuk mendorong peningkatan akuntabilitas kinerja di masa yang akan datang.
Jakarta, 25 Februari 2021
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
"Ekonomi mustahil berkembang tanpa
melibatkan perempuan sebagi agen atau
sebagai bagian dalam perhitungan ekonomi."
Amartya Sen
Laporan Kinerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Tahun 2020 merupakan gambaran kinerja dari seluruh unit kerja di Kementerian PPPA termasuk pengukuran dan evaluasi serta hasil analisis terhadap kinerja pencapaian sasaran dan kegiatan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan selama tahun 2020. Laporan Kinerja ini juga menjelaskan berkaitan dengan: 1) Perencanaan Kerja yang dilakukan pada tahun 2020; 2) Capaian kinerja atas perencanaan yang telah ditetapkan; dan 3) Realisasi anggaran yang dicapai dari masing-masing program/kegiatan sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
RINGKASAN
EKSEKUTIF
Mengacu pada tugas dan fungsi Kementerian PPPA, pada tahun 2020, Kementerian PPPA mendukung salah satu Prioritas Nasional yaitu: Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan, dengan 3 (tiga) Program Prioritas Nasional yaitu: 1) Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan; 2) Revolusi Mental, Pembangunan Kebudayaan, dan Prestasi Bangsa; dan 3) Penguatan Ketahanan Bencana.
Sejalan dengan itu, Kementerian PPPA telah menetapkan visi dalam Rencana Strategis 2020-2024 yaitu “Kementerian yang PEDULI (Profesional, Ekual, Dedikasi, Unggul, Loyal, dan Integritas) dalam mewujudkan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mewujudkan lndonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong-Royong”.
Visi tersebut diperkuat dengan 3 (tiga) Misi dan 6 (enam) Tujuan yang diterjemahkan kedalam 6 (enam) sasaran strategis yaitu: (i) Sasaran strategis 1: Meningkatnya Kualitas Hidup dan Peran Perempuan Dalam Pembangunan; (ii) Sasaran strategis 2: Meningkatnya Kualitas Tumbuh Kembang Anak dan Kapasitas Kelembagaan Pemenuhan Hak serta Perlindungan Khusus Anak; (iii) Sasaran strategis 3: Meningkatnya partisipasi masyarakat dan kualitas keluarga dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pemenuhan hak anak; (iv) Sasaran strategis 4: Menurunnya segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di ruang publik, domestik, tempat kerja, situasi darurat kondisi khusus, dan perempuan korban TPPO, serta meningkatnya layanan bagi perempuan korban kekerasan dan TPPO; (v) Sasaran strategis 5: Meningkatnya layanan bagi anak korban kekerasan dan yang memerlukan perlindungan khusus; dan (vi) Sasaran strategis
6:
6: Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Kemen PPPA. Pencapaian keenam sasaran strategis tersebut diukur dengan 20 (dua puluh) indikator kinerja.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Kementerian PPPA akan memperkuat upaya optimalisasi pencapaian kinerja dan anggaran melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Kinerja dan Anggaran; Penyempurnaan manajemen kinerja dan IKU tahun 2020-2024 dengan tahapan sebagai berikut:
Integrasi sistem manajemen kinerja dengan Renstra Kementerian PPPA 2020-2024.
Penguatan regulasi dan harmonisasi kebijakan antar pemangku kepentingan. Konsolidasi dan koordinasi dengan K/L, Pemda dan Lembaga masyarakat. Penguatan sistem data dan informasi.
Penguatan pengawasan dan kelembagaan layanan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian kinerja Kementerian PPPA saat ini sedang dilakukan beberapa perbaikan, antara lain:
1. 2. a. b. c. d. e.
Pada tahun 2020, semua Sasaran Strategis yang tercapai dengan kategori “Baik” yaitu: (i) sasaran strategis 1 mencapai 98,44%; (ii) sasaran strategis 2 mencapai 98,24%; (iii) sasaran strategis 3 mencapai 92,14%; (iv) sasaran strategis 4 mencapai 225,30%; (v) sasaran strategis 5 mencapai 108,68%; dan (vi) sasaran strategis 6 mencapai 92,11%. Secara keseluruhan capaian kinerja Kementerian PPPA telah mencapai target dengan realisasi capaian kinerja sebesar 119,32% dari target yang telah ditetapkan.
Dalam mewujudkan target kinerja Kementerian PPPA dan agenda prioritas nasional, Kementerian PPPA mendapat dukungan anggaran dari pagu APBN sebesar Rp.273.600.000.000,-. Namun ada penghematan sebesar Rp.72.860.000.000,- sehingga pagu anggaran tahun 2020 berkurang menjadi Rp.200.770.000.000,-. Kemudian mendapatkan dana hibah sebesar Rp.2.700.000.000,- sehingga Jumlah anggaran menjadi Rp.203,487.000.000,-. Dari total anggaran tersebut, terealisasikan sebesar Rp.199.480.957.000,- atau 98,03% dari total pagu anggaran. Apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian sasaran strategis sebesar 119,32% menunjukkan adanya efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
Demikian juga dilihat dari capaian indikator kinerja, dari 20 indikator kinerja utama, sebanyak 19 indikator dalam kategori baik dengan realisasi capaian kinerja >90%, dan satu indikator dengan kategori cukup yaitu indikator ke 20: Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian PPPA dengan realisasi capaian kinerja sebesar 66,93%. Dibandingkan tahun sebelumnya, capaian kinerja Kementerian PPPA Tahun 2020 telah mengalami peningkatan.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
KATA PENGANTAR ...
RINGKASAN EKSEKUTIF ...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GAMBAR ...
PERNYATAAN TELAH DIRIVIU ...
iv
vii
ix
x
xii
xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG ...
B. TUGAS DAN FUNGSI ...
C. PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN PPPA ...
D. SISTIMATIKA PENYAJIAN ...
2
3
7
8
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 11
A. RENCANA STRATEGIS ...
B. PROGRAM PRIORITAS NASIONAL TAHUN 2020 ...
C. PERJANJIAN KINERJA ...
D. PENGUKURAN KINERJA ...
12
15
16
20
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 24
A. CAPAIAN KINERJA ...
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ...
C. CAPAIAN LAINNYA ...
D. REALISASI ANGGARAN ...
25
27
113
123
BAB IV PENUTUP ... 129
LAMPIRAN ... 132
DAFTAR ISI
ixLaporan Kinerja KPPPA 2020
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Kementerian PPPA Tahun 20200
Proyek Kementerian PPPA yang Mendukung Prioritas Nasional Tahun 2020
Perjanjian Kinerja Kementerian PPPA Tahun 2020
Alokasi Anggaran Kementerian PPPA Per Porgram Tahun 2020 Alokasi Anggaran Sasaran Strategis Kementerian PPPA Tahun 2020 Ringkasan Capaian Kinerja Kementerian PPPA Tahun 2020
Jumlah Anggota DPR RI Menurut Jenis Kelamin Tahun 1955-2019 Persentase PNS yang Menduduki Jabatan Struktural menurut Jenis Kelamin, Tahun 2018-2019
Pencapaian APE 2018 Kategori Indeks PUG
Perbandingan K/L dan Pemda yang melakukan penginputan Data Pelaksanaan PUG pada Aplikasi Tahun 2018 dan 2020
Indeks PUG K/L, Provinsi dan Nasional 2018 dan 2019
Bobot/Kontribusi Dimensi, Variabel, dan Indikator Penyusun Indeks Pembangunan Ketahanan Keluarga
Dimensi, variable dan Indikator Kualitas Keluarga Hasil Pengukuran IKK Tahun 2019 per Indikator
Angka Kekerasan Terhadap Perempuan dan Rasio kasus per-unit layanan Tahun 2019 dan 2020
Data KtP dan TPPO Menurut Banyaknya Layanan yang Diterima
Jumlah Provinsi/Kab/Kota yang Memberikan Layanan Sesuai Standar tahun 2019 dan 2020
Angka Kekerasan Terhadap Anak dan Rasio kasus per-unit layanan Tahun 2019 dan 2020
Jumlah Anak yang mendapatkan Layanan per Jenis Layanan yang diberikan Kepada Anak Korban Kekerasan Menurut Metode Pelaporan, 2019 dan 2020
DAFTAR
TABEL
x Hal. 13 15 16 18 18 25 34 35 41 41 42 42 60 64 67 72 76 78 85 89Laporan Kinerja KPPPA 2020
Tabel 3.16 Tabel 3.17 Tabel 3.18 Tabel 3.19 Tabel 3.20 Tabel 3.21 Tabel 3.22 Tabel 3.23 Tabel 3.24 Tabel 3.25 Tabel 3.26 Tabel 3.27 Tabel 3.28 Tabel 3.29Jumlah Anak yang menjadi Korban Kekerasan Tahun 2019-2020 Komponen Penilaian Reformasi Birokrasi
Indeks Integritas Organisasi Tahun 2018 dan 2019
Opini BPK atas LK Kementerian PP- PA, Tahun 2015-2019 Nilai interval tingkat maturitas
Nilai Maturitas Kementerian PPPA Tahun 2019
Rincian Penilaian AKIP Kementerian PP- PA Tahun 2019 Penilaian IKPA Tahun 2020 berdasarkan Satuan Kinerja Jenis kebijakan yang disusun Kementerian PPPA tahun 2020
Jenis kebijakan lainnya/kerjas yang disusun Kementerian PPPA tahun 2020
Penyerapan Anggaran Berdasarkan Satuan Kerja
Realisasi anggaran berdasarkan Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2020
Realisasai Anggaran dibandingkan Capaian Kinerja Realisasi Pagu Anggaran Prioritas Nasional Tahun 2020
xi Hal. 89 97 99 103 104 105 105 112 113 119 123 124 126 127
Laporan Kinerja KPPPA 2020
DAFTAR
GAMBAR
xii Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4 Gambar 1.5 Gambar 1.6 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12Struktur Organisasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2020
Struktur Organisasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (berjalan efektif Tahun 2021)
Pegawai Kementerian PPPA Tahun 2020 Berdasarkan Jenis Kelamin Pegawai Kementerian PPPA Tahun 2020 Berdasarkan Unit Kerja Pegawai Kementerian PPPA Tahun 2020 Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pegawai Kementerian PPPA Tahun 2020 Berdasarkan Golongan Alokasi anggaran per unit kerja Eselon I
Anggaran Kemnterian PPPA Tahun 2015-2020 Layout Aplikasi SIMEKAR
Perkembangan IPM perempuan, IPM laki-laki 2010-2019 Perkembangan IPG, 2010-2019
Perkembangan Umur Harapan Hidup menurut Jenis Kelamin, 2010-2019
Perkembangan Harapan Lama Sekolah menurut Jenis Kelamin, 2010-2019
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Jenis Kelamin, 2010-2019
Perkembangan Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan menurut Jenis Kelamin (Ribuan Rupiah), 2010-2020
Indeks Pembangunan Gender Menurut Provinsi Tahun 2019 Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender Tahun 2010-2019 Presentase Keterlibatan Perempuan di Parlemen menurut Provinsi tahun 2019
Persentase Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut Jenis Kelamin, 2010-2019
Perkembangan Persentase Perempuan sebagai Tenaga Profesional Perkembangan Persentase Sumbangan Pendapatan Perempuan Tahun 2010-2019 Hal. 4 5 5 6 6 7 19 19 21 29 30 30 31 31 32 32 33 34 35 36 37
Laporan Kinerja KPPPA 2020
xiii Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20 Gambar 3.21 Gambar 3.22 Gambar 3.23 Gambar 3.24 Gambar 3.25 Gambar 3.26 Gambar 3.27 Gambar 3.28 Gambar 3.29 Gambar 3.30 Gambar 3.31 Gambar 3.32 Gambar 3.33 Gambar 3.34 Gambar 3.35Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010 sd 2019
Tingkat Partisipasi Anggatan Kerja (TPAK) Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal 2019 Perkembangan IPA Indonesia 2018-2019
Capaian Indeks Perlindungan Anak Indonesia, 2018-2019
Capaian Indeks Perlindungan Anak Menurut Provinsi, 2018-2019 Tren Persentase Perempuan Usia 20 – 24 Tahun menurut Usia Perkawinan Pertama, 2008-2019
Penerima penghargaan KLA berdasarkan peringkat Persebaran KLA di 34 Provinsi
Perkembangan SRA Tahun 2016-2020
Perkembangan Pusat Kreatifitas Anaka Tahun 2016-2020
Perkembangan Puskesmas Ramah Anak dan Perempuan tahun 2015-2020
Persentase Pengasuhan Tidak Layak Tahun 2018-2019
Prevalensi Kekerasan Fisik yang Dilaporkan Terjadi Pada Kelompok Umur 13-17 Tahun
Prevalensi Kekerasan Emosional yang Dilaporkan Terjadi Pada Kelompok Umur 13-17 Tahun
Prevalensi kekerasan emosional melalui media daring yang dilaporkan terjadi pada kelompok umur 13-17 tahun
Prevalensi kekerasan seksual kontak yang dilaporkan terjadi pada kelompok umur 13-17 tahun
Prevalensi kekerasan seksual non-kontak yang dilaporkan terjadi pada kelompok umur 13-17 tahun
Perkembangan Persentase anak usia 10-17 tahun yang bekerja, 2012-2019
Persentase anak usia 10-17 tahun yang bekerja menurut provinsi, 2018-2019
Persentase anak usia 10-17 tahun yang bekerja menurut provinsi dan kelompok usia, 2019
Nilai Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian PPPA Tahun 2015 - 2019
Hasil Survei Internal Integritas Jabatan
Perbandingan Nilai AKIP Kementerian PP-PA 2015-2019
Hal. 38 39 45 46 47 50 52 52 54 54 55 56 82 82 82 83 83 91 92 93 96 98 106
Gambar 3.36 Gambar 3.37 Gambar 3.38
Nilai Indeks SPBE Tahun 2019 dan 2020 beserta Domainnya Perbandingan Nilai IKPA Kementerian PP-PA 2019-2020
Persentase Penyerapan Anggaran Kementerian PPPA Tahun 2019 dan 2020
Laporan Kinerja KPPPA 2020
xivHal. 111 112 123
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Kami telah mereviu laporan kinerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk tahun anggaran 2020 sesuai pedoman reviu atas laporan kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam laporan kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini.
Jakarta, 23 Februari 2020 Inspektur Kementerian PPPA
Fakih Usman
NIP. 19691018.198912.1.001
Laporan Kinerja KPPPA 2020
LIMA PRIORITAS ARAHAN PRESIDEN
Peningkatan Pemberdayaan Perempuan
dalam Kewirausahaan; Peningkatan Peran
Ibu dan Keluarga dalam
Pendidikan/Pengasuhan Anak; Penurunan
Kekerasan terhaap Perempuan dan Anak;
Penurunan Pekerja Anak; dan Pencegahan
Perkawinan Anak.
PENDAHULUAN:
BAB
A. Latar Belakang
B. Tugas dan Fungsi
C. Peran Strategis Kementerian PPPA
D. Sistimatika Pelaporan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, senantiasa membangun akuntabilitas yang dilakukan melalui pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan terukur. Diharapkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dapat berlangsung dengan bijaksana, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
A. LATAR BELAKANG
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
PENDAHULUAN
Pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan dan kewenangan dalam penyelenggaraan perlindungan khusus anak harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP).
LAKIP Kementerian PPPA adalah kinerja Kementerian sesuai dengan tugas dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2020 tentang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang sudah dituangkan dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan juga mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Laporan kinerja ini akan memberikan gambaran pencapaian kinerja Kementerian PPPA dalam satu tahun anggaran beserta dengan hasil capaian indikator kinerja dari masing-masing unit satuan kerja yang ada di lingkungan Kementerian PPPA di tahun 2020.
3 perumusan dan penetapan kebijakan di bidang kesetaraan gender, perlindungan
hak perempuan, perlindungan anak, tumbuh kembang anak, dan partisipasi masyarakat;
penetapan sistem data gender dan anak;
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kesetaraan gender, perlindungan hak perempuan, perlindungan anak, tumbuh kembang anak, dan partisipasi masyarakat;
koordinasi pelaksanaan penanganan perlindungan perempuan dan anak berbasis gender;
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; dan
pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
B. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI
Untuk mewujudkan hal tersebut, Presiden memberikan tugas kepada Kementerian PPPA melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2015 untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pemberdayaan perempuan dan tugas pemerintahan di bidang perlindungan anak untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya Kementerian PPPA menyelenggarakan fungsi:
Dalam Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, telah ditetapkan Arahan Presiden dan diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan RPJMN 2020-2024. Salah satu agenda yang ditetapkan adalah “Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing”, yang meliputi 7 sub agenda diantaranya adalah: Peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Kementerian PPPA, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2015 Tentang Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Organisasi Kementerian PPPA terdiri dari 1 Sekretarian Menteri; 1 Inspektorat; 5 Deputi; dan 4 Staf Ahli Menteri.
Penjabaran Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PPPA ditetapkan melalui
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penjabaran Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PPPA ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2015, dengan struktur organisasi sebagai berikut:
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
SEKRETARIAT DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN SEKRETARIAT DEPUTI BIDANG KESETARAAN GENDER SEKRETARIAT DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN ANAK SEKRETARIAT DEPUTI BIDANG TUMBUH KEMBANG
ANAK
SEKRETARIAT DEPUTI BIDANG PARTISIPASI
MASYARAKAT ASDEP PEMENUHAN HAK
SIPIL, INFORMASI, DAN PARTISIPASI ANAK ASDEP PEMENUHAN HAK ANAK ATAS PENGASUHAN,
KELUARGA, DAN LINGKUNGAN ASDEP PEMENUHAN HAK ANAK ATAS KESEHATAN DAN KESEHJATERAAN ASDEP PEMENUHAN HAK ANAK ATAS PENDIDIKAN, KREATIVITAS, DAN
BUDAYA
MENTERI
SEKRETARIAT KEMENTERIAN
BIRO PERENCANAAN
DAN DATA BIRO HUKUM DANHUMAS
BIRO UMUM DAN SUMBER DAYA
MANUSIA
INSPEKTORAT
DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN ANAK DEPUTI BIDANG TUMBUHKEMBANG ANAK DEPUTI BIDANG PARTISIPASIMASYARAKAT DEPUTI BIDANG
KESETARAAN GENDER DEPUTI BIDANG PERLINDUNGANHAK PEREMPUAN
ASDEP PARTISIPASI MEDIA ASDEP PARTISIPASI ORGANISASI KEAGAMAAN DAN KEMASYARAKATAN ASDEP PARTISIPASI LEMBAGA PROFESI DAN
DUNIA USAHA ASDEP PERLINDUNGAN
ANAK DALAM SITUASI DARURAT DAN
PORNOGRAFI ASDEP PERLINDUNGAN
ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DAN
STIGMATISASI ASDEP PERLINDUNGAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ASDEP PERLINDUNGAN ANAK DARI KEKERASAN DAN EKSPLOITASI Staf Ahli Bidang Pembangunan Keluarga
Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Keluarga Staf Ahli Bidang Penanggulangan Kemiskinan Staf Ahli Bidang Komunikasi Pembangunan 1. 2. 3. 4. Staf Ahli ASDEP PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DALAM
KETENAGAKERJAAN ASDEP PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DARI KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA
ASDEP PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DALAM
SITUASI DARURAT DAN KONDISI KHUSUS ASDEP PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN DARI
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG ASDEP KESETARAAN
GENDER BIDANG POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN, DAN KEAMANAN ASDEP KESETARAAN GENDER BIDANG EKONOMI ASDEP KESETARAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN PEMBANGUNAN KELUARGA ASDEP KESETARAAN GENDER BIDANG INFRASTUKTUR, DAN LINGKUNGAN Gambar 1.1
Struktur Organisasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2020
Pada tahun 2020 Menteri PPPA mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PPPA ini dibentuk untuk penyesuaian dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2020 tentang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Pelaksanaan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PPPA sesuai Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 2020, baru akan efektif berjalan mulai tahun 2021.
Dalam menjalankan tugasnya, Kementerian PPPA di dukung oleh Sumberdaya Manusia sebanyak 434 pegawai yang terdiri dari 331 pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 103 Pegawai Non ASN. Adapun sebaran pegawai berdasarkan unit kerja, jenis kelamin, golongan, dan pendidikan dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini:
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
MENTERI Staf Ahli Bidang Penanggulangan Kemiskinan
Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Staf Ahli Bidang Pembangunan Keluarga 1.
2. 3.
SEKRETARIAT KEMENTERTIAN
Biro Hukum dan Humas Biro Perencanaan dan Keuangan
Biro Data dan Informasi Biro SDM dan Umum
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak
Sekretariat Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Asdep Perumusan Kebijakan Perlindungan
Khusus Anak Asdep Perlindungan Anak
Kondisi Khusus Asdep Perlindungan Khusus
Anak dari Kekerasan Asdep Pelayanan Anak
yang Memerlukan Perlindungan Khusus Deputi Bidang Perlindungan
Hak Perempuan
Sekretariat Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak
Asdep Perumusan Kebijakan PHP
Asdep PHP Pekerja dan TPPO
Asdep PHP dalam RT dan Rentan Asdep Pelayanan Perempuan Korban Kekerasan
Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat
Sekretariat Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat
Asdep Peningkatan Partisipasi Keluarga
Asdep Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi
dan Dunia Usaha Asdep Peningkatan Partisipasi Organisasi
Keagamaan dan Kemasyarakatan
Inspektorat
Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak
Sekretariat Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak
Asdep Perumusan Kebijakan Pemenuhan Hak
Anak Asdep Pemenuhan Hak
Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Asdep Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan
dan Lingkungan Asdep Pemenuhan Hak Anak atas Kekerasan dan
Pendidikan
Deputi Bidang Kesetaraan Gender
Sekretariat Deputi Bidang Kesetaraan Gender
Asdep Perumusan Kebijakan Kesetaraan
Gender
Asdep PUG Bidang Ekonomi
Asdep PUG Bidang Politik dan Hukum
Asdep PUG Bidang Sosial dan Budaya
Gambar 1.2
Struktur Organisasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (berjalan efektif Tahun 2021)
Gambar 1.3
Pegawai Kementerian PPPA Tahun 2020 Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber data: Bagian SDM
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Gambar 1.4
Pegawai Kementerian PPPA Tahun 2020 Berdasarkan Unit Kerja
Sumber data: Bagian SDM
Gambar 1.5
Pegawai Kementerian PPPA Tahun 2020 Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber data: Bagian SDM
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Gambar 1.6
Pegawai Kementerian PPPA Tahun 2020 Berdasarkan Golongan
Sumber data: Bagian SDM
C. PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN PPPA
Sebagai Kementerian yang membidangi urusan perempuan dan anak, Kementerian PPPA mempunyai peran strategis dalam penyelenggaraan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dengan 5 (lima) Arahan Presiden yaitu: 1) Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dalam Kewirausahaan; 2) Penurunan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak; 3) Peningkatan Peran Ibu dan Keluarga dalam Pendidikan/Pengasuhan Anak; 4) Penurunan Pekerja Anak; dan 5) Pencegahan Perkawinan Anak. Hal ini dikuatkan dengan UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak; UU Perlindungan Anak No. 35 tahun 2014 tentang perubahan dari Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; UU Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; dan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarustamaan Gender.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024, terdapat 7 agenda pembangunan nasional. Dalam pelaksanaan agenda tersebut, Kementerian PPPA mengemban 1 dari 7 Agenda Prioritas, yaitu: meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing. SDM yang unggul, tangguh, berkualitas dan berdaya saing merupkan motor
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
D. SISTIMATIKA PELAPORAN
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Kementerian PPPA Tahun 2020 adalah sebagai berikut:
penggerak pembangunan nasional untuk terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan Penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issues) yang sedang dihadapi organisasi.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Pada bab ini diuraikan mengenai rencana strategis, prioritas nasional, serta rencana kerja dan anggaran serta diuraikan mengenai pengukuran kinerja organisasi.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Realisasi Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi berdasarkan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan dalam mendukung RPJMN. B. Analisis Capaian Kinerja
Pada sub bab ini dijelaskan upaya yang dilakukan, kendala, serta tindak lanjut dalam pencapaian sasaran sesuai pernyataan klaim kinerja.
C. Realisasi Kinerja lainnya
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja lainnya yang meliputi: (1) perumusan Kebijakan strategis dan teknis yang telah diterbitkan yang digunakan sebagai panduan dalam rangka Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak; dan (2) Kerjasama Kemitraan Nasional dan Internasional.
D. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dalam rangka mendukung tercapaianya kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
“Perempuan dan laki-laki harus
mempunyai akses yang sama,
kesempatan yang sama untuk
mengontrol dan berpartisipasi dalam
pembangunan. Pada akhirnya,
memperoleh manfaat yang sama pula
dari pembangunan,”
BAB
PERENCANAAN
DAN PERJANJIAN
KINERJA:
A. Rencana Strategis
B. Prioritas Nasional
C. Perjanjian Kinerja
D. Pengukuran Kinerja
Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak merupakan salah satu agenda pembangunan nasional pada pilar layanan dasar dan perlindungan sosial dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang akan mendukung percepatan pencapaian tujuan pembangunan nasional. Rencana pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak disusun dengan mempertimbangkan kapasitas Kementerian PPPA sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan sebagaimana mandat peraturan perundang-undangan dan ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PPPA 2020-2024. Renstra Kementerian PPPA 2020-2024 disusun mengacu pada 5 (lima) Arahan Presiden dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 dan ditetapkan melalui Permen PPPA Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2020-2024. Rencana Strategis Kementerian PPPA 2020-2024, memuat visi, misi dan tujuan yang merupakan panduan/acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi.
A. Rencana Strategis
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
Visi:
“Kementerian yang PEDULI (Profesional, Ekual, Dedikasi, Unggul, Loyal, dan Integritas) dalam mewujudkan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak untuk mewujudkan lndonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong-Royong".
Visi ini mencerminkan tekad kuat Kementerian PPPA didasari nilai-nilai tinggi dalam mewujudkan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk terwujudnya lndonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong-Royong.
Meningkatkan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Hak Perempuan;
Meningkatkan Pemenuhan Hak Anak;
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dan Kualitas Keluarga dalam Pembangunan PPPA;
Meningkatkan Perlindungan Hak Perempuan dari kekerasan termasuk TPPO; Meningkatkan Perlindungan Khusus Anak; dan
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Kemen PPPA. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Peningkatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan dari kekerasan termasuk TPPPO;
Peningkatan perlindungan anak; dan
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
1. 2. 3.
Berdasarkan visi dan misi tersebut ditetapkan tujuan Kementerian PPPA sebagai berikut:
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Untuk mendukung pencapaian tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, telah ditetapkan 6 sasaran strategis yang merupakan kondisi yang diinginkan/dicapai oleh Kementerian PPPA dengan 20 Indikator Kinerja Utama/IKU (Tabel 2.1), yaitu:
Tabel 2.1
Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Kementerian PPPA Tahun 2020
Dalam rangka pencapaian visi, Kementerian PPPA memformulasikan misi yang mencerminkan kegiatan inti dan mandat dengan lebih baik, yaitu:
13 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) TPAK Perempuan Indeks PUG Nasional a. b. c. d. No. Tujuan Meningkatkan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Hak Perempuan Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Hidup dan Peran Perempuan Dalam Pembangunan.
Indikator Kinerja Utama
1.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Meningkatnya Kualitas Tumbuh Kembang Anak dan Kapasitas
Kelembagaan Pemenuhan Hak serta Perlindungan Khusus Anak
Meningkatnya partisipasi masyarakat dan kualitas keluarga dalam
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pemenuhan hak anak
No. Tujuan
Meningkatkan
Pemenuhan Hak Anak
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2.
Menurunnya segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di ruang publik, domestik, tempat kerja, situasi darurat kondisi khusus, dan perempuan korban TPPO, serta
meningkatnya layanan bagi perempuan korban kekerasan dan TPPO Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat dan Kualitas Keluarga dalam Pembangunan PP PA 3. Meningkatkan Perlindungan Hak Perempuan dari kekerasan termasuk TPPO 4.
Meningkatnya layanan bagi anak korban kekerasan dan yang memerlukan perlindungan khusus Meningkatkan
Perlindungan Khusus Anak
5.
Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Kemen PPPA
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Kemen PPPA 6. 14 IndeksPerlindungan Anak (IPA) Proporsi Perempuan berusia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 18 tahun
Jumlah Kab/Kota dengan peringkat menuju KLA Persentase Balita yang mendapatkan pengasuhan a. b. c. d. Indeks Pembangunan Partisipasi Masyarakat Indeks Kualitas Keluarga a.
b.
Prevalensi perempuan usia 15-64 tahun yang
mengalami kekerasan dan TPPO dalam 12 bulan terakhir (SPHPN) Prevalensi perempuan korban kekerasan dan TPPO yang mendapat layanan komprehensif (SPHPN dan SIMFONI) Persentase pemda yang menyediakan layanan bagi perempuan korban
kekerasan dan TPPO yang sesuai standar
a.
b.
c.
Prevalensi anak 13-17 tahun yang pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya (SNPHAR 2018) Persentse anak korban kekerasan yang mendapat layanan komprehemsif (SNPHAR dan SIMFONI) Persentase anak berusia 10-17 tahun yang bekerja a.
b.
c.
Indeks Reformasi Birokrasi Opini BPK atas Laporan Keuangan
Tingkat Maturitas SPIP Nilai SAKIP
a. b. c. d.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
IKU pada level Kementerian PPPA seluruhnya bersifat outcome, yang ditetapkan menggunakan kriteria SMART yaitu Specific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Agreeable (dapat disetujui), Realistic (realistis), dan Time-bounded (memiliki batas waktu pencapaian).
B. PROGRAM PRIORITAS NASIONAL TAHUN 2020
Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020, ditetapkan 5 (lima) Prioritas Nasional (PN) yang meliputi: 1) Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan; 2) Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah; 3) Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja; 4) Ketahanan Pangan, Air, Energi dan Lingkungan Hidup, dan 5) Stabilitas Pertahanan dan Keamanan.
Prioritas Nasional dimaksud selanjutnya diterjemahkan lebih lanjut dalam Program-Program Prioritas, untuk kemudian didetilkan kembali ke dalam Kegiatan-Kegiatan Prioritas serta dijabarkan dalam bentuk Proyek Prioritas Nasional yang akan didukung oleh Proyek Pendukung Pro-PN pada setiap Kementerian/Lembaga yang terkait. Mengacu pada tugas dan fungsi Kementerian PPPA pada tahun 2020, Kementerian PPPA mendukung 1 (satu) Prioritas Nasional dan Program Prioritas yang diwujudkan dalam 2 (dua) proyek prioritas dan menjadi output pada Renja Tahun 2020. Berkaitan dengan hal tersebut, proyek prioritas yang menjadi tugas Kementerian PPPA adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Proyek Kementerian PPPA yang Mendukung Prioritas Nasional Tahun 2020
Program Prioritas
Priortas Nasional Kegiatan Proritas Proyek Prioritas
Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan Revolusi Mental, Pembangunan Kebudayaan, dan Prestasi Bangsa Meningkatnya pemenuhan hak dan perlindungan anak, perempuan serta pemuda
Pemenuhan Hak dan Perlindungan bagi Anak, Perempuan dan Pemuda
Meningkatnya peran keluarga untuk
penyemaian nilai-nilai luhur dalam rangka membangun karakter bangsa
Peningkatan Kualitas Keluarga
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
C. PERJANJIAN KINERJA
Sebagai wujud nyata komitmen Kementerian PPPA dalam meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur, disusun Perjanjian Kinerja Tahun 2020 dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Perjanjian Kinerja Kementerian PPPA Tahun 2020 ditetapkan di awal tahun 2020, yang memuat Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja yang terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian PPPA. Rumusan sasaran dan indikator pada perjanjian kinerja tahun 2020 ada beberapa perbedaan dibandingkan dengan sasaran dan indikator tahun sebelumnya, karena rumusan tahun 2020 berdasarkan sasaran dan indikator yang tertuang dalam Renstra Kementerian PPPA 2020-2024 yang disusun mengacu pada RPJMN 2020-2024. Perjanjian Kinerja Kementerian PPPA 2020 secara rinci sebagai berikut:
Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Kementerian PPPA Tahun 2020
91,21
SS 3 Meningkatnya partisipasi masyarakat dan kualitas keluarga dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pemenuhan hak anak
Proporsi perempuan berusia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 18 tahun
2.
No.
SS 1 Meningkatnya Kualitas Hidup dan Peran Perempuan Dalam Pembangunan
Indikator Kinerja
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
2.
Target
1.
Sasaran Strategis
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
1.
73,24 TPAK Perempuan
3. 52,51%
Indeks PUG Nasional
4. 64,16%
SS 2 Meningkatnya Kualitas Tumbuh Kembang Anak dan Kapasitas Kelembagaan Pemenuhan Hak serta Perlindungan Khusus Anak
2. 1. Indeks Perlindungan anak (IPA) 66,34 10,19% Jumlah Kabupaten/Kota dengan
peringkat menuju KLA
3. 247
Persentas balita yang
mendapatkan pengasuhan tidak layak
4. 3,64%
3. Indeks Pembangunan Partisipasi Masyarakat
1. 5,0
Indeks kualitas keluarga
2. 73,0
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Menurun
No.
SS 4 Menurunnya segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di ruang publik, domestik, tempat kerja, situasi darurat kondisi khusus, dan perempuan korban TPPO, serta meningkatnya layanan bagi perempuan korban kekerasan dan TPPO
Indikator Kinerja Target
4.
Sasaran Strategis
Prevalensi perempuan usia 15-64 tahun yang mengalami kekerasan dan TPPO dalam 12 bulan
terakhir (SPHPN) 1.
Prevalensi perempuan korban kekerasan dan TPPO yang mendapat layanan komprehensif (SPHPN dan Simfoni)
2. 20%
Persentase pemda yang menyediakan layanan bagi perempuan korban
kkekerasan dan TPPO yang sesuai standar
3. 20%
SS 5 Meningkatnya layanan bagi anak korban kekerasan dan yang memerlukan perlindungan khusus
5. Prevalensi anak 13-17 tahun yang pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya (SNPHAR 2018)
1. Menurun
Persentse anak korban kekerasan yang mendapat layanan
komprehemsif (SNPHAR dan Simfoni)
2. 65%
Persentase anak berusia 10-17 tahun yang bekerja
3. 6%
Indeks Reformasi birokrasi
1. 70
Opini BPK atas Laporan Keuangan
2. WTP
Tingkat Maturitas SPIP
3. 3
Nilai SAKIP
4. 96%
SS 6 Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Kemen PPPA
6.
Dalam mewujudkan target kinerja yang diperjanjikan tahun 2020, Kementerian PPPA mendapat dukungan anggaran dari pagu APBN sebesar Rp.273.600.000.000,-. Namun ada penghematan sebesar Rp.72.860.000.000,- sehingga pagu anggaran tahun 2020 berkurang menjadi Rp.200.770.000.000,-. Kemudian mendapatkan dana hibah sebesar Rp.2.700.000.000,- sehingga jumlah anggaran menjadi Rp.203,487.000.000,- yang digunakan untuk melaksanakan 30 kegiatan yang terangkum dalam 4 (empat) program sebagai berikut:
Angaran sebesar Rp203.487.939.000,- tersebut digunakan untuk mendukung terwujudnya 6 sasaran strategis Kementerian PPPA tahun 2020 dengan alokasi sebagai berikut:
Tabel 2.5
Alokasi Anggaran Sasaran Strategis Kementerian PPPA Tahun 2020
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Deputi Bidang Kesetaraan Gender SS 1 Meningkatnya Kualitas Hidup dan
Peran Perempuan Dalam Pembangunan 1.
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak
SS 4 Menurunnya segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan di ruang publik, domestik, tempat kerja, situasi darurat kondisi khusus, dan perempuan korban TPPO, serta meningkatnya layanan bagi perempuan korban kekerasan dan TPPO
98.868.901
No. Anggaran
(dalam ribuan Rp) PenanggungjawabUnit Kerja
Sasaran Strategis
15.947.508 SS 2 Meningkatnya Kualitas Tumbuh
Kembang Anak dan Kapasitas Kelembagaan Pemenuhan Hak serta Perlindungan Khusus Anak
2. 12.449.509
Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat 8.892.500
SS 3 Meningkatnya partisipasi masyarakat dan kualitas keluarga dalam
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pemenuhan hak anak
3.
Satker Dekon 20.000.000
4. 16.717.906
5. SS 5 Meningkatnya layanan bagi anak korban kekerasan dan yang memerlukan perlindungan khusus
19.207.848 Deputi Bidang
Perlindungan Khusus Anak
11.403.767 KPAI 6. SS 6 Meningkatnya Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik di Kemen PPPA SekretariatKementerian PPPA
Jumlah 203.487.939 Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Anggaran (dalam ribuan Rp) Program 32.665.414 Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
43.061.124 Program Perlindungan Anak
203.487.939 Jumlah
28.892.500 Program Partisipasi Lembaga dalam Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
98.868.901 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya
Tabel 2.4
Alokasi Anggaran Kementerian PPPA Per Porgram
Anggaran Kementerian PPPA dari Tahun 2015 s/d 2020 mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan anggaran. Tahun 2015 anggaran Kementerian PPPA sebesar Rp.217.719.899.000,- kemudian tahun 2016 terjadi pelonjakan kenaikan anggaran sebesar Rp.708.851.452.000,-, atau mencapai 225,58%, namun kemudian tahun 2017 mengalami penurunan menjadi Rp.503.859.053.000,- atau 28,92% dari anggaran 2016, kemudian pada tahun 2018 meningkat kembali walaupun tidak signifikan yaitu Rp.556.170.204.000,- dan pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi Rp.496.145.116.000,-. Pada tahun 2020 anggaran kembali menurun menjadi sebesar Rp.203.487.939.000,- (Gambar 2.2):
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Bila dilihat per unit eselon 1, maka alokasi anggaran terbesar adalah untuk Program Dukungan Manajemen yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Kementerian PPPA yaitu sebesar Rp98.868.901.000,-atau 48,6% dengan belanja terbesar pembayaran gaji dan tunjangan pegawai.
Sehingga alokasi anggaran per unit kerja Eselon I adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Anggaran Kementerian PPPA Tahun 2015-2020 Gambar 2.1
Alokasi anggaran per unit kerja Eselon I
D. PENGUKURAN KINERJA
Berdasarkan rekomendasi Kementerian PANRB, untuk meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasi dan pengukuran kinerja di kementerian PPPA, pada tahun 2020 Kementerian PPPA membangun Sistem Manajeman Kinerja dan Anggaran (SIMEKAR). SIMEKAR merupakan aplikasi berbasis web bertujuan untuk mengelola data terkait kinerja dan anggaran di Kementerian PPPA yang dilakukan secara rutin. Pada aplikasi SIMEKAR terdapat 3 modul utama yang menjadi tujuan pembuatan aplikasi yaitu Modul Renstra, Modul Manajemen Kinerja, dan Modul Pelaksanaan Anggaran. Setiap modul memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan tujuan utama pembuatan aplikasi SIMEKAR. Didalam modul-modul SIMEKAR terdapat beberapa sub modul yaitu:
Modul RENSTRA terdiri dari penginputan Visi, Misi dan Tujuan, SS dan IKSS, SP dan IKSP setelah Renstra ditetapkan;
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Modul Renstra terdiri dari sub modul: Visi, Misi, dan Tujuan; Sasaran Strategis Kementerian; Sasaran Program (eselon 1); dan Sasaran Kegiatan (eselon 2); Modul Manajemen Kinerja terdiri dari sub modul: Perjanjian Kinerja; Rencana Aksi; Capaian Kinerja; dan Pohon Kinerja;
Modul Pelaksanaan Anggaran terdiri dari sub modul: Upload ADK Satker; Pagu DIPA Detil Satker; Penetapan Target Fisik Kegiatan; Upload Realisasi SAS; Realisasi Anggaran Detil; Realisasi Fisik Kegiatan; Laporan Bulanan; Laporan Triwulan; dan Rekapitulasi.
1. 2. 3.
Alur Proses Pengukuran Kinerja melalui Aplikasi SIMEKAR sebagai berikut:
1.
Penetapan Kinerja terdiri dari penginputan Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi Pencapaian PK per triwulanan setelah PK ditetapkan; Penetapan Pagu DIPA, Penetapan Target Fisik (Output, Sub Output, Komponen);
2.
Pelaporan Kinerja terdiri dari input laporan capaian PK per tri wulan sesuai dengan rencana aksi yang ditetapkan, laporan capaian fisik kegiatan per bulan sesuai dengan target fisik yang telah ditetapkan;
3.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Capaian Kinerja yang terdiri dari capaian kinerja dari penetapan kinerja triwulan dan monitoring pelaporan; serta realisasi capaian kinerja fisik kegiatan dan anggaran dari penetapan kinerja fisik dan anggaran;
4.
Rekapitulasi yang terdiri dari Pohon Kinerja yang merupakan cascading indikator kinerja dari Kementerian sampai dengan Eselon 2; dan Rekapitulasi pelaksanaan anggaran yang terdiri laporan capaian bulanan dan triwulanan dan rekapitulasi penyerapan anggaran.
5.
Gambar 2.3
Layout Applikasi SIMEKAR
Tahun 2020 pelaksanaan SIMEKAR masih dalam tahap ujicoba, untuk penyempurnaan lebih lanjut pada tahun 2021 ditambahkan menu monitoring sehingga setiap triwulan dapat dilakukan klarifikasi dan validasi untuk mengetahui perkembangan capaian kinerja, mengidentifikasi kendala jika capaian kinerja tidak tercapai atau terhambat, Melakukan penilaian apakah rencana aksi sudah tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran, sebagai sumber informasi bagi pimpinan dalam pengambilan kebijakan, sebagai sumber daya dalam pengambilan penyusunan laporan kinerja dan sebagai dasar penyusunan rencana kerja periode berikutnya. Untuk ini aplikasi SIMEKAR mulai dilaksanakan secara penuh pada tahun 2021 dan diharapkan kedepannya pelaksanaan manajemen kinerja dan anggaran lingkup Kementerian PPPA akan semakin baik.
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Our children are the rock on which our
future will be built, our greatest assets
as a nation. They will be the leaders of
our country, the creators of our
national wealth, those who care for and
protect our people
nelson mandela
AKUNTABILITAS
KINERJA:
BAB
A. Capaian Indikator Kinerja Utama
B. Analisis Capaian Kinerja
C. Capaian Kinerja Lainnya
D. Realisasi Anggaran
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Akuntabilitas kinerja Kementerian PPPA adalah perwujudan kewajiban Kementerian PPPA untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanatkan para pemangku kepentingan. Akuntabilitas kinerja memuat realisasi dan tingkat capaian kinerja yang telah diperjanjikan secara terukur dengan sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran capaian kinerja Kementerian PPPA tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) pencapaian setiap indikator pada masing-masing sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dengan realisasinya.
A. Capaian Indikator Kinerja Utama
AKUNTABILITAS
KINERJA
Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Pengukuran kinerja mencakup penilaian indikator kinerja sasaran yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja (PK). Capaian kinerja Kementerian PPPA pada tahun 2020 sebesar 119,32% yang dihitung dari rata-rata capaian dari seluruh sasaran kinerja. Meskipun telah mencapai target, namun masih terdapat beberapa kinerja yang capaian masih perlu peningkatan. Adapun capaian kinerja utama Kementerian PPPA tahun 2020 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Ringkasan Capaian Kinerja Kementerian PPPA Tahun 2020
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian
91,25 Indeks Pembangunan Gender (IPG)
1. Indeks 91,07 99,80
102,73 73,24
Indeks 75,24
Indeks Perberdayaan Gender (IDG) 2. 98,82 52,51 Persen 51,89 TPAK Perempuan 3. 92,41 64,16 Indeks 59,29
Indeks PUG Nasional 4.
98,44
Rata-rata capaian SS 1 Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Kualitas Hidup dan Peran Perempuan Dalam Pembangunan
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian
66,34 Indeks Perlindungan Anak (IPA)
5. Indeks 66,26 99,88
Rata-rata capaian SS 2 98,24
10,19 Proporsi perempuan berusia 20-24
tahun yang menikah sebelum berusia 18 tahun
6. Persen 10,82 94,18
247 Jumlah kabupaten/kota dengan
peringkat KLA
7. Nilai 247 100
3,64 Persentase balita yang mendapatkan
pengasuhan tidak layak
8. Persen 3,68 98,91
5,0 Indeks Pembangunan Partisipasi
Masyarakat
9. Indeks 4,18 83,6
Rata-rata capaian SS 3 92,14
73,0 73,5 100,68 Indeks
Indeks Kualitas Keluarga 10.
Menurun Prevalensi perempuan usia 15-64
tahun yang mengalami kekerasan dan TPPO dalam 12 bulan terakhir
(sumber: SPHPN) yang terlaporkan)
11. Nilai Menurun 100
315 20
Persen 63
Persentase perempuan korban kekerasan dan TPPO yang mendapat layanan komprehensif (SPHPN dan Simfoni)
12.
260,90 20
Persen 52,18
Persentase pemda yang menyediakan layanan bagi perempuan korban kekerasan dan TPPO yang sesuai standar
225,30
13.
Rata-rata capaian SS 4 Sasaran Strategis 3:
Meningkatnya partisipasi masyarakat dan kualitas keluarga dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pemenuhan hak anak Sasaran Strategis 2:
Meningkatnya Kualitas Tumbuh Kembang Anak dan Kapasitas Kelembagaan Pemenuhan Hak serta Perlindungan Khusus Anak
Sasaran Strategis 4:
Menurunnya segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di ruang publik, domestik, tempat kerja, situasi darurat kondisi khusus, dan perempuan korban TPPO, serta meningkatnya layanan bagi perempuan korban kekerasan dan TPPO
Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Hidup Perempuan dalam Pembangunan, memiliki 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu: (1) Indeks Pembangunan Gender (IPG), indikator ini sebagai salah satu ukuran keberhasilan menurunkan kesenjangan atau gap pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan; (2)
Indeks
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian
Menurun Prevalensi anak 13-17 tahun yang
pernah mengalami kekerasan
sepanjang hidupnya (SNPHAR 2018)
14. Nilai Menurun 100
131,54 65
Persen 85,50
Persentase Anak Korban Kekerasan yang Mendapat Layanan
Komprehensif (SNPHAR dan Simfoni) 15.
94,49 6
Persen 6,35
Persentase anak berusia 10-17 tahun yang bekerja
108,68
16.
Rata-rata capaian SS 5 Sasaran Strategis 5:
Meningkatnya layanan bagi anak korban kekerasan dan yang memerlukan perlindungan khusus
70 Indeks Reformasi Birokrasi
17. Indeks 70,16 100
100 WTP
Nilai WTP
Opini BPK atas Laporan Keuangan 18.
101,27 3
Nilai 3,038
Tingkat Maturitas SPIP
92,11
19.
Rata-rata capaian SS 6 Sasaran Strategis 6:
Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Kemen PPPA
Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian PPPA
20. Nilai 96% 64,25 66,93
Rata-rata capaian kinerja 119,32
Analisis capaian kinerja Kementerian PPPA tiap Sasaran Strategis dalam setiap perspektif dilakukan untuk menjelaskan upaya yang dilakukan, kendala, serta tindak lanjut dalam pencapaian sasaran sesuai pernyataan klaim kinerja. Analisis capaian kinerja Kementerian PPPA dapat dijelaskan sebagai berikut:
B. Analisis Capaian Kinerja
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Sasaran Srategis 1:
Meningkatnya Kualitas Hidup Perempuan dalam Pembangunan
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), indikator ini sebagai salah satu ukuran keberhasilan meningkatkanya kapabilitas perempuan dalam berbagai bidang kehidupan; (3) TPAK Perempuan; dan (4) Indeks PUG Nasional. Ke empat IKU ini sebagai salah satu ukuran keberhasilan tujuan Kementerian PPPA nomor 1 (satu) “Meningkatkan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Hak Perempuan”. Capaian 4 (empat) IKU dari Sasaran Srategis tersebut adalah: :"
Laporan Kinerja KPPPA 2020
No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Indeks Pembangunan Gender (IPG) 1.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 2.
TPAK Perempuan 3.
Indeks PUG Nasional 4. 91,25 73,24 52,51 64,16 91,07 75,24 51,89 59,29 99,80 102,73 98,82 92,41
Isu gender merupakan isu multi dimensi meliputi hampir semua aspek dan permasalahan dari berbagai sisi, yaitu: kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan ketenagakerjaan. Isu Gender juga menjadi salah satu poin dalam tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs), yang merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya mensejahterakan masyarakat. Persoalan gender tercantum sebagai tujuan ke-5 dari 17 tujuan SDGs, yakni: “mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan”. Selain secara khusus dicantumkan dalam tujuan kelima, isu gender juga tercakup pada hampir seluruh tujuan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan. :
Strategi yang digunakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut adalah melalui penerapan Pangarusutamaan Gender (PUG), yang menjadi salah satu tujuan pembangunan nasional yang berkeadilan. PUG mendorong kesetaraan gender di seluruh aspek pembangunan melalui pengintegrasian pengalaman, kebutuhan serta aspirasi perempuan dan laki-laki, ke dalam berbagai kebijakan dan program mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pemantauan. Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan, mengintruksikan kepada seluruh Menteri dan Kepala Lembaga non Kementerian (K/L), Lembaga Tinggi Negara, Kapolri, Panglima TNI, para Gubernur dan para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia untuk melaksanakan pengarusutamaan gender dalam pembangunan. :
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Indikator Kinerja I: Indeks Pembangunan Gender
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Untuk mengukur kesetaraan gender dan mengevaluasi hasil pembangunan perspektif gender digunakan beberapa indikator, diantaranya adalah Indeks Pembangunan Gender (IPG). IPG merupakan perbandingan antara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) laki-laki dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) perempuan dengan menghitung kualitas dari dimensi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Pada dimensi pendidikan digunakan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, dimensi kesehatan menggunakan umur harapan hidup, serta dimensi ekonomi menggunakan pengeluran konsumsi. :
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Angka IPG menggambarkan kesenjangan atau gap pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Semakin kecil kesenjangan antara IPM dan IPG menunjukkan bahwa semakin kecil pula kesenjangan pencapaian pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Semakin dekat angka IPG ke 100, maka semakin kecil kesenjangan gender. IPG dihitung berdasarkan data pembangun IPM terpilah jenis kelamin yang dipublikasikan BPS tahun 2020, menggunakan data 2019. Berikut ini merupakan grafik perkembangan IPM perempuan, IPM laki-laki, dan IPG tahun 2010-2019.
Gambar 3.1
Perkembangan IPM perempuan, IPM laki-laki 2010-2019
Sumber: Badan Pusat Statistik, Buku Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2020
Secara tren dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 IPG terus mengalami peningkatan hingga mencapai 91,07. Target IPG tercapai sebesar 99,80% dari target ditetapkan yaitu 91,25. Indeks ini naik sebesar 0,08 poin dari tahun 2018. Meskipun demikian, IPM perempuan masih berada di bawah IPM laki-laki.:"
Bila dilihat dari tiga indikator pembentuk IPG yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi, maka terlihat di bidang Kesehatan, Angka Harapan Hidup baik laki-laki maupun perempuan mengalami peningkatan dalam sembilan tahun terakhir. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan status kesehatan masyarakat Indonesia. Data tahun 2010-2019 menunjukkan bahwa angka harapan hidup perempuan selalu lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Kondisi ini mengindikasikan derajat kesehatan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Tahun 2019 angka harapan hidup perempuan sebesar 73,33 tahun, dan angka harapan hidup laki-laki sebesar 69,44. Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Gambar 3.3
Perkembangan Umur Harapan Hidup menurut Jenis Kelamin, 2010-2019
Sumber: Badan Pusat Statistik
Gambar 3.2
Perkembangan IPG, 2010-2019
Sumber: Badan Pusat Statistik, Buku Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2020
Pada dimensi pendidikan menunjukkan sudah tidak ada lagi perbedaan peluang sekolah antara perempuan dan lak-laki. Hal ini ditunjukkan melalui angka harapan lama sekolah antara laki-laki dan perempuan yang hampir segaris pada gambar di bawah ini. :"
Sedangkan untuk ukuran rata-rata lama sekolah yang didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk laki-laki dan perempuan usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal, menggambarkan capaian pendidikan jangka panjang. Berikut ini merupakan perkembangan rata-rata lama sekolah antara laki-laki dan perempuan dimana menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan laki-laki 1 tahun lebih lama dibandingkan perempuan.
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Sumber: Badan Pusat Statistik
Gambar 3.5
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Jenis Kelamin, 2010-2019
Sumber: Badan Pusat Statistik
Gambar 3.4
Perkembangan Harapan Lama Sekolah menurut Jenis Kelamin, 2010-2019
Di bidang ekonomi, masih terjadi ketimpangan yang cukup signifikan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Dalam sembilan tahun terakhir, perbedaan pengeluaran per kapita antara laki-laki dan perempuan cukup besar. Meskipun terdapat kecenderungan meningkat, pengeluaran per kapita perempuan masih lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Pada tahun 2019, pengeluaran per kapita perempuan adalah Rp.9,244 juta/orang/tahun atau hanya sekitar 58,26% dari pengeluaran per kapita laki-laki yang telah mencapai Rp.15,855 juta/orang/tahun.
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Gambar 3.6
Perkembangan Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan menurut Jenis Kelamin (Ribuan Rupiah), 2010-2020
Sumber: Badan Pusat Statistik
Secara nasional, masih terdapat disparitas capaian IPG antar provinsi, namun rata-rata capaian IPG semakin meningkat. Capaian IPG tertinggi adalah Provinsi Yogyakarta sebesar 94,77 sedangkan untuk capaian terendah adalah Provinsi Papua sebesar 80,05.
Gambar 3.7
Indeks Pembangunan Gender Menurut Provinsi Tahun 2019
Sumber: Badan Pusat Statistik
Dalam menilai sejauh mana pemberdayaan gender di Indonesia, digunakan sebuah indeks komposit, yaitu Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). IDG mengukur partisipasi aktif perempuan pada kegiatan ekonomi dengan 3 (tiga) indikator, yaitu persentase sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja, keterlibatan perempuan di parlemen, dan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan melalui indikator perempuan sebagai tenaga manajerial, professional, administrasi, dan teknisi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa IDG digunakan untuk melihat sejauh mana pencapaian kapabilitas perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. :
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Berdasarkan tren setiap tahunnya, angka Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) selalu mengalami peningkatan.
Gambar 3.8
Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender Tahun 2010-2019
Capaian IDG pada tahun 2019 meningkat sebesar 3,14 poin dibandingkan tahun 2018 dari 72,10 menjadi 75,24. Nilai ini melampau batas target yang ditetapkan yaitu 73,24 dengan capaian 102,73%. Peningkatan IDG di tahun 2019 didukung dengan peningkatan pada komponen perempuan sebagai tenaga professional dan komponen sumbangan pendapatan perempuan.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Jika melihat dari ketiga komponen pembentuk Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), komponen keterlibatan perempuan dalam parlemen pada tahun 2019 yang dilihat dari Hasil Pemilu 2019 terdapat 120 anggota DPR perempuan (20,87%) mengalami peningkatan dari hasil Pemilu 2014 sebanyak 97 perempuan (17,3%). Keterwakilan perempuan di parlemen merupakan salah satu Indikator SDG’s pada indikator 5.5.1, yaitu proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen tingkat pusat, parlemen daerah, dan pemerintah daerah. :"
Indikator Kinerja 2 : Indeks Pemberdayaan Gender
Capaian keterlibatan perempuan di parlemen adalah sebesar 20,52% atau dibawah quota minimal 30%. Jika dilihat dari masing-masing provinsi terdapat 22 provinsi yang masih berada di bawah 20%. Kalimantan Tengah merupakan satu-satunya provinsi yang telah mencapai persentase keterwakilan perempuan lebih dari minimal 30%, yaitu sebesar 35,56%. Tiga provinsi dengan persentase keterlibatan perempuan di parlemen yang terendah adalah Nusa Tenggara Barat yang hanya diwakili oleh 1,54% perempuan, Kepulauan Bangka Belitung yang hanya direpresentasikan 4.44% perempuan, dan Sumatera Barat yang hanya diwakili 4.62% perempuan. Secara rinci dapat dilihat pada gambar di berikut.
Pemilu Laki-laki Perempuan Persentase Perempuan Jumlah 1955 256 16 272 5,88 1971 429 31 460 6,74 1977 423 37 460 8,04 1982 418 42 460 9,13 1987 441 59 500 11,80 1992 438 62 500 12,40 1997 442 58 500 11,60 1999 456 44 500 8,80 2004 485 65 550 11,82 2009 460 100 560 17,86 2014 463 97 560 17,32 2019 455 120 575 20,87
Pendahuluan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Akuntabilitas Kinerja Penutup
Laporan Kinerja KPPPA 2020
Tabel 3.2
Jumlah Anggota DPR RI Menurut Jenis Kelamin Tahun 1955-2019
Sumber: Buku Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2020
Sumber: Buku Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2020
Gambar 3.9
Presentase Keterlibatan Perempuan di Parlemen menurut Provinsi tahun 2019 Berikut ini merupakan data jumlah anggota DPR RI menurut jenis kelamin periode tahun 1955-2019.