• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG PT. INHUTANI I BATU AMPAR KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh FADHLIANNOOR NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG PT. INHUTANI I BATU AMPAR KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh FADHLIANNOOR NIM"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

FADHLIANNOOR NIM. 120 500 153

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A

(2)

PT. INHUTANI I BATU AMPAR, MENTAWIR Kabupaten Kutai Kartanegara

Nama : FADHLIANNOOR

NIM : 120 500 153

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing

Andrew Stefano, ST, MT NIP. 19760315 200912 1002

Penguji I,

Ir. Herijanto Thamrin, MP NIP. 19621107198903 1 015

Penguji II,

Yulianto, S.Kom, M.MT NIP. 19830719 200912 1 007

Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi GeoInformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Husmul Beze, S.Hut.,M.Si NIP. 19790613 200812 1 003

(3)

iii melimpahkan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya, maka laporan praktik kerja lapang ini dapat diselesaikan.

Sebuah penghargaan yang tak ternilai harganya tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu selama melakukan kegiatan dan penyelesaian laporan praktik kerja lapang ini.

Pada kesempatan ini tak lupa disampaikan pula ucapan terima kasih setulus hati kepada :

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan do’a, dorongan dan motivasi. 2. Bapak Abdul Salam, S.Hut, selaku Pembimbing PKL yang banyak

memberikan arahan dan masukan kepada penulis.

3. Bapak Andrew Stefano, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing PKL.

4. BapakIr. Herijanto Thamrin, MP dan BapakYulianto, S.Kom, M.MT, selaku dosen penguji.

5. Seluruh Staf dan karyawan PT. Inhutani I yang telah membantu dalam kegiatan PKL.

6. Semua teman-teman mahasiswa yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan dalam kegiatan PKL danpenyelesaian laporan ini, mendapat balasan yang setimpal dari Allah Subhanahuwata’ala. Amin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyakkekurangan, dikarenakan oleh keterbatasan dalam penguasaan materi. Namundiharapkan dari informasi yang tersaji di dalamnya dapat

(4)

iv bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Apabila dalam penyajian Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja penulis mohon maaf.

Kampus Sungai Keledang, 12 Mei 2015

(5)

v

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 3

C. Hasil yang Diharapkan ... 4

BAB. II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 5

B. Areal Kerja ... 6

C. Aksebilitas ... 8

D. Manajemen PT INHUTANI I ... 9

E. Visi Misi PT. INHUTANI I ……… 9

F. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL ………..10

BAB. III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Pengukuran Batas RKT ( Rencana Kerja Tahunan ) 1. Tujuan ... 12

2. Dasar Teori ... 12

3. Alat dan Bahan ... 14

4. Prosedur Kerja ... 14

5. Hasil yang Dicapai ... 15

6. Pembahasan ... 15

B. Pengukuran Jaringan Jalan 1. Tujuan ... 16

2. Dasar Teori ... 16

3. Alat dan Bahan ... 18

4. Prosedur Kerja ... 18

5. Hasil yang Dicapai ... 19

6. Pembahasan ... 20

C. Pengolahan Data 1. Tujuan ... 21

2. Dasar Teori ... 21

3. Alat dan Bahan ... 23

4. Prosedur Kerja ... 23

5. Hasil yang Dicapai ... 26

(6)

vi Lampiran ... 30

(7)

vii

1. Table Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 10

2. Hari libur yang diberikan perusahaan ... 11

3. Hasil Pengukuran Batas ... 15

4. Table Hasil Pengukuran Jaringan Jalan ... 19

Lampiran 5. Table data hasil pengolahan pengukuran jaringan jalan ... 31

(8)

viii

1. Proses download data lapangan ... 23

2. Proses unduh citra google menggunakan Stich Map ... 24

3. Proses edit jalan yang menumpuk menggunakan ARCGIS ... 24

4. Proses digitasi jalan yang belum di ukur ... 25

5. Proses Layout ... 26

Lampiran 6. Hasil Tracking dandigitasijaringanjalan ... 35

7. Hasilpengukuranbatas RKT... 35

8. KegiatanPengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 ... 36

9. Kegiatanpengukuranuntukpengerasanjalan ... 36

10. KegiatanPengukuranJalanRusak ... 37

11. KegiatanPengolahan Data ... 37

12. Kegiatan Pembangunan Camp ... 38

13. Kondisi Banjir di Camp ... 38

14. PetajaringanjalanPT.INHUTANI I ... 49

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1990 tentang hak pengusahaan hutan tanaman industri, Hutan Tanaman industri yang selanjutnya disingkat menjadi HTI adalah hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. Dimana dalam operaasionalnya berpegangan pada hak pengusahaan HTI. Hak pengusahaan HTI ini adalah hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan yang kegiatannya mulai dari penanaman, pemeliharaan, pemungutan, pengolahan dan pemasaran. Pengusahaan HTI bertujuan untuk menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah dan devisa, meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan hidup, memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha.

Sasaran pada akhir jangka waktu pembangunan HTI, diarahkan pada pembentukan hutan yang tertata dengan baik, terutama dalam hal pengelolaannya, komposisi dan struktur hutannya, serta lingkungan biofisik dan sosial ekonominya. Sedangkan sasaran yang akan dicapai pada setiap periode lima tahun, adalah pembentukan penutupan lahan dengan tumbuhan hutan yang berkualitas, perampungan penataan kawasan, serta konsolidasi unit HTI dengan mengantisipasi pembangunan regional dan pembangunan kehutanan daerah, termasuk pembangunan dan pengembangan indistri perkayuan.

Pengusahaan HTI pada hakekatnya merupakan alokasi sumber daya antar waktu. Sumberdaya tersebut berupa sumber daya alam (hutan, tanah dan

(10)

air) tenaga kerja, modal, sarana/prasarana dan kemampuan manejerial yang profesional.Pengusahaan HTI merupakan suatu asaha yang berjangka panjang, sehingga perlu dikelola sebaik-baiknya dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam pengusahaanya agar mampu memberikan keuntungan secara terus-menerus secara lestari.

Pengusahaan HTI sangat bergantung pada keadaan alam dan memerlukan waktu panjang, serta mengandung resiko kegagalan yang tidak kecil, terutama apabila tidak dilengkapi dengan sarana pengendalian yang memadai. Karena sifat usaha yang demikian itu, maka perencanaan yang matang yang meliputi seluruh tahap pengusahaan, merupakan salah satu persyaratan untuk bisa mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Praktek kerja lapang merupakan kegiatan intrakulikuler yang wajib dilakukan mahasiswa program studi diploma sebelum penulisan tugas akhir. Praktek kerja lapang dapat ditempuh mahasiswa Program Studi Diploma III sekurang – kurangnya telah menyelesaikan 114 SKS. Praktek kerja lapang merupakan implementasi keilmuan dan bidang studi yang dimiliki mahasiswa pada dunia kerja yang sebenarnya. Salah satu lokasi yang bisa digunakan mahasiswa Program Studi Geoinformatika dalam melakukan PKL adalah di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibidang HTI. Salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibidang HTI di Kalimantan Timur adalah PT INHUTANI I Batu Ampar Balikpapan.

Perguruan tinggi merupakan wahana pembinaan bagi penerus bangsa dandalam era pembangunan bangsa untuk menghadapi masa globalisasidiharapkan menghasilkan penerus bangsa yang terdidik dan terbaik. MahasiswaProgram Studi Geoinformatika bagian dari penerus bangsa yang

(11)

dibina dalamlembaga pendidikan tinggi teknik, tidak dapat disangkal bahwa mahasiswatersebut yang akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu kampus dimatamasyarakat secara umum, baik regional maupun internasional. Dengan adanyadinamika masyarakat yang selalu berpacu dengan segala kompleksitaskehidupannya, program studi Geoinformatika sebagai salah satu penyelenggarapendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda juga tidak terlepas darikondisi tersebut, sehingga diperlukan pengenalan tentang kegiatan kerja dilapangan pekerjaan secara langsung dengan rangkuman khusus Praktik KerjaLapang (PKL). PKL sendiri adalah kegiatan Akademik yang wajib dilakukan dilapangan selama periode tertentu untuk menjadikan para mahasiswa lebihmemahami bidang studinya. Salah satu perwujudan dengan diadakannyaPraktik Kerja Lapang (PKL) pada suatu instansi-instansi maupun perusahaanterkait yang mendukung kegiatan pendidikan. Praktik kerja lapang dilaksanakanpada semester akhir (semester VI).

B. Maksud dan Tujuan

1. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja, baik itu standar operasional pekerjaan dan kegiatan di lapangan.

2. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis berupa teori dan praktek yang telah didapatkan tentang aktifitas di dalam bidang pekerjaan yang sesuai dengan konsentrasi ilmu yang diambil.

3. Mempelajari bidang kerja manajemen pada instansi perusahaan BUMN yaitu PT. INHUTANI.

(12)

C. Hasil yang Diharapkan

1. Dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru tentang standar pekerjaan di bidang perencanaan.

2. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan mahasiswa.

3. Mengetahui secara lebih jelas mengenai kegiatan perusahaan khususnyayang berkaitan dengan geoinformatika dan bisa mendapatkan pengalamankerja serta dapat berinteraksi dalam suatu tim kerja.

(13)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. INHUTANI I adalah Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tanggal 8 Desember 1973 yang merupakan kelanjutan dari PN. Perhutani Kalimantan Timur berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 Th. 1972, Akte Notaris Suleman Ardjosasmita No. 5 tanggal 8 Desember 1972 dan Akte Notaris Imas Fatimah No. 38 tanggal 10 Desember 1984. Kantor Pusat PT. INHUTANI I berkedudukan di Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lt. 12, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat; dengan kantor unit pelaksana lapangan di Base Camp Batu Ampar, Jalan Balikpapan – Samarinda Km. 38, Kecamatan Samboja, Kalimantan Timur.

PT Inhutani I berdiri tahun 1973 (PP No 21 Tahun 1972), lanjutan dari PN Perhutani Kalimantan Timur. Areal konsesi seluas 2,2 juta Ha dengan masa konsesi 20 tahun (Periode Pertama) dari tahun 1973 sampai dengan 1993. Pada tahun 2006, PT Inhutani I memperoleh perpanjangan prinsip masa konsesi periode kedua yang berlaku hingga 2038. Bidang usaha pokok (core business) Perseroan adalah pengelolaan hutan dan produksi hasil hutan dengan asset produksi berupa 8 (delapan) Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) seluas+ 616.532 hektar dan potensi produksi kayu bulat sebanyak +350.000 m3 per tahun, 3 (tiga) Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) seluas+ 73.316 hektar, dan 3 (tiga) Industri Pengolahan Kayu dengan produk utama woodworking yang mampu menghasilkan out put sebanyak +17.500 m3 per tahun. Di samping mengelola asset produksi tersebut di atas, Perseroan juga memiliki saham pada perusahaan patungan dengan bidang usaha masing-masing : 2 (dua) perusahaan bidang industriplywood, 3 (tiga) perusahaan bidang

(14)

pengelolaan hutan alam, dan 15 (lima belas) perusahaan bidang HTI. Dalam upaya meningkatkan kinerja usaha, Perseroan juga melaksanakan optimalisasi asset yang dimiliki dengan melaksanakan kegiatan penyadapan getah Pinus dan Karet, serta melaksanakan usaha jasa wisata hutan. Core Business Perseroan adalah Pengelolaan Hutan Alam dan Pembangunan Hutan Tanaman serta Unit industri.

Berdasarkan kelompok hutan, areal tersebut di atas berada pada kelompok hutan Sungai Merdeka-Sungai Sepaku. secara administratif pemerintahan terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara, Penajam Paser Utara Dan Kotamadya Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan pembangunan Hutan Tanaman Industri Unit Batu Ampar – Mentawir yang telah dilaksanakan sejak tahun 1990/1991, tetapi pada bulan Pebruari – Maret 1998 telah mengalami kebakaran hutan bersama-sama dengan areal hutan lainnya di wilayah Kalimantan Timur (kebakaran hutan besar pada tahun tersebut).

B. Areal Kerja

Areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir adalah areal sebagaimana dimaksud pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 239/Kpts-II/1998 tanggal 27 Pebruari 1998 tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir atas Areal Hutan seluas ± 16.521 Ha. Secara geografi areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir berada di kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Kotamadya Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dengan koordinat 0º57’13” - 1º05’28” LS dan 166º44’21” – 116º58’29” BT.

Luas areal kerja hutan tanaman industri Unit Batu Ampar – Mentawir yang telah direncanakan sampai dengan tahun 1998 seluas 2.011,57 Ha dengan realisasi penanaman seluas 1.303,12 Ha. adapun tanaman yang masih bisa dimanfaatkan

(15)

seluas ± 590 Ha dengan jenis Akasia. Areal Kerja IUPHHK-HTI Unit Batu Ampar-Mentawir, sebagian terletak dalam wilayah kabupaten Kutai Kertanegara, sebagian terletak dalam wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi terletak dalam wilayah Kotamadya Balikpapan. Ketiga bagian areal ini terletak lebih dari 50 – 100 Km dari ibukota masing-masing kabupaten, yaitu Tenggarong dan Penajam. Dari Kotamadya Balikpapan jarakareal Batu Ampar ±24 Km dan Mentawir berjarak ±68 Km, sedangkan dari ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda letak Batu Ampar berjarak ±52 Km dan Mentawir berjarak ±82 Km. Kesemua areal tersebut dapat ditempuh melalui sarana jalan darat.

Prasarana perhubungan darat yang menghubungkan areal unit kerja ke dandari beberapa kota atau pusat pemukiman, pusat perekonomian, perindustrian dan pemerintahan daerah sebagian besar sudah berupa jalan aspal, hanya sebagian kecil saja jalan yang berbatu yang perlu ditingkatkan. Prasarana perhubungan air/sungai yang tersedia adalah Sungai Sepaku yang menghubungkan Balikpapan dengan bagian areal Mentawir dengan jarak ±20 mil laut. Jenis sarana perhubungan air/sungai yang umum digunakan adalah kelotok, speedboat dan kapal penumpang. Frekuensi kapal penumpang melalui Sungai Sepaku dari dan ke bagian areal Mentawir, dua hari sekali. Prasarana perhubungan udara yang terdekat adalah bandara Sepinggan (±12 Km dari Balikpapan), yang merupakan pintu gerbang Provinsi Kalimantan Timur.

Adapun realisasi kegiatan IUPHHK-HTI PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir yang telah terlaksana sejak dikeluarkannya SK IUPHHK-HTI lain:

a. Pembuatan Base Camp,

b. Persemaian dan pembibitan tanaman, c. Penanaman dan pemeliharaan tanaman, d. Pengadaan tenaga kerja,

(16)

e. Pembuatan jalan utama dan jalan cabang, f. Penanaman areal pinggir jalan,

g. Pembuatan areal plasma nutfah di Asistenan Sel Merdeka,

h. Pembuatan Buffer Zone dengan Kawasan Lindung S. Wain – S. Bugis,

i. pembuatan Kegiatan wisata Bukit Bangkirai, lengkap dengan sarana wisata (canopy bridge, mess tamu dan fasilitas rumah makan),

C. Aksebilitas

Areal Kerja IUPHHK-HTI Unit Batu Ampar-Mentawir, sebagian terletak dalam wilayah kabupaten Kutai Kertanegara, sebagian terletak dalam wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi terletak dalam wilayah Kotamadya Balikpapan. Ketiga bagian areal ini terletak lebih dari 50 – 100 Km dari ibukota masing-masing kabupaten, yaitu Tenggarong dan Penajam. Dari Kotamadya Balikpapan jarakareal Batu Ampar ±24 Km dan Mentawir berjarak ±68 Km, sedangkan dari ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda letak Batu Ampar berjarak ±52 Km dan Mentawir berjarak ±82 Km. Kesemua areal tersebut dapat ditempuh melalui sarana jalan darat.

Prasarana perhubungan darat yang menghubungkan areal unit kerja ke dandari beberapa kota atau pusat pemungkiman, pusat perekonomian, perindustrian dan pemerintahan daerah sebagian besar sudah berupa jalan aspal, hanya sebagian kecil saja jalan yang berbatu yang perlu ditingkatkan. Prasarana perhubungan air/sungai yang tersedia adalah Sungai Sepaku yang menghubungkan Balikpapan dengan bagian areal Mentawir dengan jarak ±20 mil laut. Jenis sarana perhubungan air/sungai yang umum digunakan adalah kelotok, speedboat dan kapal penumpang. Frekuensi kapal penumpang melalui Sungai Sepaku dari dan ke bagian areal Mentawir, dua hari sekali. Prasarana perhubungan udara yang terdekat

(17)

adalah bandara Sepinggan (±12 Km dari Balikpapan), yang merupakan pintu gerbang Provinsi Kalimantan Timur.

D. Manajemen PT. INHUTANI I

PT INHUTANI I dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh seorang Direktur yang membawahi empat biro. Direksi bertanggungjawab kepada Pemegang Saham (Pemerintah) dan diawasi oleh Dewan Komisaris. Di Kantor cabang yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri PT. INHUTANI I dipimpin oleh seorang Manajer. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wakil Manajer. Dan struktur organisasi utama terlampir.

E. Visidan MisiPT. INHUTANI I Visi Perusahaan :

Menuju Industri Kehutanan Hijau (Green Forestry Industry) dengan Diversifikasi Usaha Non Kayu Secara Seimbang Berbasis Unit Kerja untuk Meningkatkan Kinerja Usaha Perseroan.

Misi Perusahaan :

1. Mengelola hutan secara lestari dan bersertifikasi. 2. Mengembangkan hutan tanaman Karet unggul.

3. Mengembangkan industri pengolahan kayu berbasis Engineering wood Produk untuk menghasilkan finish Produk unggul.

4. Mengembangkan usaha non kayu berbasis potensi dan kompetensi sumberdaya perseroan

F. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dimulai di dua tempat yaitu di Dinas Bina Marga dan Pengairan Daerah Kota Samarinda yang berada di jalan Kesuma Bangsa No. 82 Samarinda dari tanggal 2 Maret 2015 hingga tanggal 31Maret 2015

(18)

dan di PT. INHUTANI I tepatnya di Bukit Bangkirai Kec. Samboja Kab. Kutai Kartanegara terhitung dari tanggal 2April 2015 hingga 2 mei 2015. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Tabel Kegiatan PKL

No Waktu Kegiatan Lokasi Keterangan

1. 25 Maret 2015 Persiapan Keberangkatan ke PT. INHUTANI I - - 2. 26 – 31 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2012, 2013 dan 2015 Praktik 3. 2,3,4,6, April 2015 Pengukuran Panjang Jalan RKT 2013 dan 2014 Praktik 4. 7, 8, 9, 10, 11 dan 12

April 2015 Pembuatan Camp RKT 2014 Praktik 5. 13, 22, 23 April 2015 Pengolahan Data Base Camp Praktik

Dari Tabel 2.1 di atas ada beberapa tanggal yang tidak tercantumdikarenakan pada tanggal tersebut perusahaan meliburkan karyawan, adapunhari libur yang diberikan perusahaan selama kita melakukan praktik kerja lapangmulai pada tanggal 25 Maret 2015 sampai dengan 2 Mei 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hari Libur Yang Diberikan Perusahaan

No. Waktu Keterangan

1. 29 Maret, 5, 12, 19, 26 April 2015 Hari Minggu 2. 23, 25, 28, 30, Maret 2015 dan 1 April 2015 Hujan& Banjir

(19)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

Kegiatan yang dikerjakan pada saat Praktek Kerja Lapang (PKL) di perusahaan HTI PT. INHUTANI I Batu Ampar sebagai berikut :

A. Pengukuran Batas Rencana Kerja Tahunan 1. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran Batas Rencana Kerja Tahunan yang selanjutnya di singkat RKT menggunakan GPS Garmin tipe 60 Csx yang kemudian dari hasilpengukuran tersebut bertujuan untuk mengetahui luasan lahan RKT.

2. Dasar Teori

Rencana kerja tahunan yang merupakan rancangan rencana kerja dalam kurun waktu 1 tahun yang dirancang dan mencakup seluruh anggaran. tertentu.Pengukuran batas RKT merupakan bagian dari kegiatan surveiyaitu kegiatan untuk pengumpulan data lapangan atau memetakan permukaanbumi baik secara alami maupun buatan manusia yang direferensikan dalamkumpulan titik-titik koordinat X,Y,Z yang akan memberikan gambaran akuratmengenai kondisi lapangan sehingga para perencana dapat mengetahui kondisi - kondisilapangan berdasarkan data ukur yang didapatkan di lapangan. GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data lapangan berupa koordinat.

Menurut Winardi (2011), dalam bidang survei dan pemetaan untuk pengukuran batas, GPS dapat digunakan untuk menentukan posisi titik-titik batas. Posisi yang diperoleh adalah posisi yang benar terhadap sistem koordinat bumi. GPS yang yang merupakan singkatan dari Global

(20)

Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit. Sistem yang pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika ini digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil (survei dan pemetaan). Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa dilakukan kegiatan survei dan hasil dari survei dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan.GPS bisa menghasilkan data spasial berupa titik, garis dan poligon.

Pengukuran poligon batas areal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui batas – batas RKT ( Rencana Kerja Tahunan ). Pada dasarnya konsep pengukuran dengan menggunakan GPS adalah reseksi (pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi 3 dimensi (x,y,z) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System) 1984, sedangkan tinggi yang diperoleh adalah tinggi ellipsoid. Secara prinsip, GPS bekerja berdasarkan sinyal - sinyal yang dipancarkan oleh satelit - satelit tersebut. Informasi mengenai posisi satelit, jarak antara satelit dan permukaan bumi, informasi waktu, kelayakan satelit secara terus - menerus dan simultan dikirimkan kepada penerima sinyal di bumi, yang selanjutnya diolah menjadi informasi koordinat yang secara global dapat diketahui oleh setiap orang dengan satuan pengukuran dan sistem koordinat yang jelas (Paul, 2001).

GPS adalah sistem navigasi yang terdiri atas satelit di angkasa dan instrumen di bumi yang menerima tanda dari satelit tersebut.Dua puluh empat satelit khusus GPS secara tetap mengelilingi bumi. Alat receiver GPS

(21)

genggam menerima sinyal ( seperti radio ) dari satelit tersebut dan menggunakan informasi dari sinyal tersebut untuk menghitung lokasi yang pasti dari receiver di permukaan bumi. Sebuah receiver GPS bekerja dengan mengukur jarak ke arah tiga atau lebih satelit yang ada dalam bidang pandangnya.Receiver mengetahui tempat tiap satelit berada, kapanpun dan dimanapun (John, 2003).

3. Alat dan Bahan a. GPS 60 Csx b. Baterai Alkalin A2

c. Peta Rencana Lahan Karet RKT 2014 d. Parang

e. Kompas f. Cat g. Kuas

4. Prosedur Kerja

a. Penyusunan Rencana Kerja

b. Menyiapkan alat yang diperlukan dan memastikan alat berfungsi dengan baik.

c. Menuju lokasi yang akan di ukur yang ditempuh dengan berjalan kaki. d. Mengaktifkan GPS, kemudianmenunggusignal satelit hingga minimal

terlihat 4 satelit.

e. Menekan tombol Mark dan menunggu angka Estimated Accurasy sekecil mungkin, lalu menekan tombol OK

f. Mengganti namapoint sesuai Kode yang tertera dipeta perencanaan yang telah ada. Titik ini berfungsi sebagai titik awal pengukuran.

(22)

g. Mengaktifkan track untuk memulai tracking dan mengelilingi lahan yang diukur hingga kembali ke titik awal dan membentuk sebuah poligon. h. Memberikan Titik jika menemukan objek tertentu , contohnya sungai atau

camp .

i. Memberikan cat pada areal batas yang dilewati.

j. Jika pengukuran telah selesai, kemudian menekan tombol off dan mengganti namatrack dengan tanggal pengukuranlalu menyimpan hasil track.

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil pengukuran batas areal RKT disampaikan pada tabel berikut. Tabel 3. Hasil Pengukuran Batas

No Waktu Kegiatan Prestasi Jumlah

Pekerja 1. 25 Maret

2015

Pengukuran Batas Blok

Terasan RKT 2013 6,3 Ha 6 Orang 6. Pembahasan

Pengukuran batas dilakukan untuk mengetahui luasan dan batas Areal RKT yang akan ditanam tanaman Karet, dan juga sebagai perbaikan batas pada peta perencanaan yang telah ada, Proses pengukuran biasanya telah dibentuk tim survey terlebih dahulu yang beranggotakan 4 hingga 10 orang pekerja yang terdiri dari surveyor, perintis, dan asisten surveyor. Jumlah GPS yang digunakan tergantung seberapa luas lahan yang akan diukur. Jika lahan yang diukur cukup luas biasanya menggunakan lebih dari 1 GPS, hal ini dilakukan agar proses pengukuran dapat selesai dengan lebih cepat. Untuk lahan yang telah diukur di Areal RKT 2014 merupakan areal semak belukar yang cukup lebat terutama tumbuhan bambu yang cukup luas sehingga membuat proses pengukuran menjadi terkendala, dan masalah

(23)

transfortasi yang kurang menjadikan proses pengukuran menjadi lambat dikarenakan harus berjalan kaki kelokasi pengukuran yang begitu jauh. Dalam proses pengukuran bila cuaca hujan kegiatan pengukuran tidak bisa berjalan dengan maksimal bahkan cenderung terhenti karena lokasi dan jalan yang dilewati menjadi berat dan licin yang bisa membahayakan keselamatan kerja, selain itu tingkat akurasi GPS juga berpengaruh yang berarti juga akan mempengaruhi presisinya data yang akan diperoleh.

B. Pengukuran Jaringan Jalan 1. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran jaringan jalanbertujuan untuk mengetahui panjang jalan , posisi jalan , dan juga mengetahui antara jalan cabang dengan jalan poros sebagai infrastruktur jalur transfortasi hutan. 2. Dasar Teori

Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalulintas. Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan darijalan seperti jembatan, lintas atas (over pass), lintas bawah ( under pass ) dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan jalan antara lain rambu-rambu dan marka jalan, pagar pengaman lalulintas,sebagainya.Klasifikasi jalan berdasarkan peranan, yang membagi ruas jalan menurut peranannya dalam sistem jaringan jalan sistem primer, berdasarkan PP No. 26 tahun 1985 adalah : a. Jalan Arteri Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang

(24)

ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua (pasal 4 ayat2)

b. Jalan Kolektor Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua lainnya serta kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga yang berada dibawah pengaruhnya, (pasal 4 ayat 3)

c. Jalan Lokal Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang kesatu dengan persil, kota jenjang kedua dengan persil serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang dibawahnya sampai dengan persil ( pasal 4 ayat 4 ).

Jaringan jalan terdiri dari ruas-ruas jalan yang menghubungkan satu dengan yang lain pada titik pertemuan yang merupakan simpul-simpul transportasi yang dapat memberikan alternatif pilihan bagi pengguna jalan . Jaringan jalan berdasarkan sistem (pelayanan penghubung) terbagi atas menurut (Miro, 1997:28):

a. Sistem Jaringan jalan Primer adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan kota/ wilayah di tingkat nasional.

b. Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan zona-zona, kawasan-kawasan (titik simpul didalam kota).

Sedangkan berdasarkan peranannya, jaringan jalan dapat dibagi atas menurut (Miro, 1997:28)

(25)

a. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah masuk (accces road) dibatasi secara efisien

b. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan jarak sedang dengan kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk masih dibatasi

c. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan jarak dekat (angkutan setempat) dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Pengukuran jaringan jalan sangat berpengaruh terhadap perencanaan pembangunan jalan transportasi hutan, sehingga diperlukannya peta jaringan jalan agar proses pembangun jalan dapat terencana.

3. Alat dan Bahan a. GPS 60csx b. Baterai Alkaline A2 c. Patok d. Parang e. Spidol 4. Prosedur Kerja

a. Penyusunan Rencana kerja b. Menyiapkan alat dan bahan

c. Memastikan agar GPS handheld beroperasi dengan baik dan juga melakukan pengecekan jumlah daya batrai yang terdapat pada GPS yang akan digunakan untuk pengukuran jaringan jalan.

(26)

d. Menuju lokasi yang akan diukur yang ditempuh dengan berjalan kaki. e. Mengaktifkan GPS, kemudian menunggu signal satelit hingga minimal

terlihat 4 satelit.

f. Menekan tombol Mark dan menunggu angka Estimated Accuracy sekecil mungkin, lalu menekan tombol OK

g. Mengganti namapoint sesuai Kode yang tertera dipeta perencanaan yang telah ada. Titik ini berfungsi sebagai titik awal pengukuran.

h. Mengaktifkan trackuntuk memulai tracking dan mulai berjalan mengitari jalan yang akan diambil sampai dengan batas jalan terakhir.

i. Memberikan Titik pada GPS jika menemukan jalan cabang. j. Memberikan patok disetiap jalan cabang.

k. Jika pengukuran telah selesai, kemudian matikan GPSdan mengganti namatrack dengan tanggal pengukuran lalu menyimpan hasil track.

5. Hasil yang dicapai

Proses pengukuran jaringan jalan disampaikan pada table berikut ini : Tabel 4. Hasil Pengukuran Jaringan Jalan.

No Waktu Kegiatan Prestasi Jumlah

Pekerja 1. 26 Maret 2015 Pengukuran Jaringan

Jalan RKT 2013

4,7 Kilo

Meter 6 Orang 2. 27 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 1,5 Kilo

Meter 7 Orang 3. 31 Maret 2015 Pengukuran Jaringan

Jalan RKT 2013

2,13 Kilo

Meter 5 Orang 4. 2 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,20 Kilo

Meter 8 Orang 5. 3 April 2015 Jalan RKT 2013-2014 Pengukuran Jaringan 1,7 Kilo

Meter 6 Orang 6. 4 April 2015 Pengukuran Jaringan

Jalan RKT 2014

2,20 Kilo

Meter 4 Orang 7. 6 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,13 Kilo

Meter 6 Orang 8 27 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 7,9 Kilo

(27)

6. Pembahasan

Pengukuran jaringan jalan dilakukan untukmengetahui panjang jalan , posisi jalan, dan juga mengetahui antara jalan cabang dengan jalan poros sebagai infrastruktur jalur transportasi hutan, Proses pengukuran biasanya telah dibentuk tim survei terlebih dahulu yang beranggotakan 4 hingga 10 orang pekerja yang terdiri dari surveyor, perintis, dan asisten surveyor. Jumlah GPS yang digunakan pada proses pengukuran jaringan jalan sangatlah terbatas, hanya ada 2 GPS sehingga proses pengukuran terkesan lama, dan masalah transportasi yang kurang menjadikan proses pengukuran menjadi lambat dikarenakan harus berjalan kaki kelokasi pengukuran yang begitu jauh. Dalam proses pengukuran bila cuaca hujan kegiatan pengukuran tidak bisa berjalan dengan maksimal bahkan cenderung terhenti karena lokasi dan jalan yang dilewati menjadi berat dan licin yang bisa membahayakan keselamatan kerja, selain itu tingkat akurasi GPS juga berpengaruh yang berarti juga akan mempengaruhi presisinya data yang akan diperoleh.

C. Pengolahan Data 1. Tujuan

Tujuan dari pengolahan data ini adalah untuk memperoleh informasi berbasis geografis seperti jaringan jalan , batas RKT, Luas areal , panjang jalan dan informasi yang lain nya.

2. Dasar teori

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap,

(28)

menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (Budiyanto, 2002).

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan antara data grafis dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference).Di samping itu, Sistem Informasi Geografi ini juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data. Untuk selanjutnya menghasilkan output yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah geografi. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan terjemahan dari Geographical Information System (GIS).

a. Komponen Sistem Informasi Geografi

Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Perangkat Keras (hardware)

Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan.Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat.Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses :

(29)

a) Input data: mouse

b) Olah data: processor, RAM, VGA Card c) Output data: screening.

2) Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

a) Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG b) Data Base Management System (DBMS)

c) Alat untuk menganalisa data-data

d) Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa 3. Alat dan Bahan

a. Laptop

b. Software Arc Gis 9.3 c. Data Tracking GPS d. Data Point GPS

e. Kabel data untuk mendownload data f. Global Mapper

g. Map Source Garmin

h. Citra Google Map Areal Balikpapan

i. Stich Map untuk mendownload citra google map 4. Prosedur Kerja

(30)

Jalankan software Map Source Garmin, pilih transfer kemudian Recieved From Device.

Gambar 1. Proses download data lapangan

b. Download citra google menggunakan Stich Map

Jalankan Google Earth kemudian jalankan Stich Map dan pilih Stich and Calibrate Google Earth Imageskemudian save as dengan tipe file *.tif.

(31)

c. Proses editing data trackingyang saling menumpuk dan data batas. Data tracking yang telah di unduh menggunakan Map Source Garmin di edit menggunakan Software ArcGis

Gambar 3. Proses edit jalan yang menumpuk menggunakan ARCGIS d. Input data Tracking yang telah di edit menggunakan SoftwareArcGis. e. Memasukan data batas areal RKT yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan memiliki data raster yang belum di definisikan koordinatnya, dan data tersebut langsung di georeference menggunakan software ArcGis

f. Proses digitasi jalan dan batas yang belum diukur.

Pada tahap ini ada sebagian jalan yang belum diukur dikarenakan kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk di ukur, karena kondisi rawa dan banjir. Maka pada tahap ini kami memanfaatkan citra google tadi untuk melakukan proses digitasi jalan tersebut.

(32)

Gambar 4. Proses digitasi jalan yang belum di ukur g. Proses layout

Gambar 5.Proses Layout 5. Hasil yang dicapai

Pada hasil yang dicapai terdapat beberapa data attribut keterangan nama jalan, data Peta jaringan jalan dan batas RKT 2012, 2013, 2014terlampir.

6. Pembahasan

Data jalan yang diukur menumpuk sehingga menyulitkan untuk proses layout dikarenakan pekerja harian kurang menguasai penggunaan

(33)

GPS. Sebagian jalan yang tidak dapat ditembus karena area rawa dan curam maka data jalan yang seharusnya diukur tidak terlaksana sehingga proses digitasi menggunakan software ArcGis dan data raster yaitu citra google yang telah di definisikan koordinatnya yang menjadi referensi jaringan jalan untuk digitasi.

(34)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT.INHUTANI I adalah :

1. Mahasiswa wajib menguasai dan tidak boleh melupakan alat ukur sederhana seperti clinometer, kompas, dan lain-lain. Baik itu dalam menggunakan maupun dalam segi pengolahan datanya.

2. Mahasiswa harus mengerti bahwa kegiatan yang bersifat target itu harus segera dilaksanakan, dan target tersebut harus dapat diselesaikan.

B. Saran

Adapun saran dari penulis yang dapat diberikan dalam rangka membangun kinerja bersama antara PT. INHUTANI I unit Batu Ampar dengan mahasiswa PKL pada waktu yang akan datang serta meningkatkan kualitas dan kemampuan mahasiswa PKL adalah :

1. Pihak perusahaan harusnya mengajak diskusi tentang alat yang diperlukan untuk kegiatan pengukuran kelerengan jalan, sehingga kegiatan pengukuran berjalan dengan maksimal.

2. Kegiatan pengukuran jalan menggunakan GPS harusnya diberikan fasilitas transportasi seperti motor, untuk efesiensi waktu dan mahasiswa dapat membantu kegiatan lainnya yang belum dikerjakan seperti kegiatan terasering, pembuatan base map.

3. Seharusnya pihak perusahaan terusmemberikan arahan dan koordinasiserta memberikan evaluasi kegiatan mahasiswa tentang kegiatan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Profil PT. INHUTANI I.

http://www.inhutani1.co.id (diunduh tanggal 3 Mei 2015).

Anonim. 2013. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan

Tanaman Industri I - 2 PT INHUTANI I (Unit Batuampar-Mentawir).

Oktavia, D. 2012. Sistem Informasi Geografis (SIG).

http://doktafia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30525/SISTEM+INFOR MASI+GEOGRAFIS+-+1.pdf. (diakses pada tanggal 14 Januari 2015).

Winardi. 2010. Penentuan Posisi dengan GPS Untuk Survei Terumbu Karang.

Jakarta : LIPI.

Wikipedia. 2013. Penerapan Geometrik Jalan Raya/Sistem Jaringan Jalan.

http://id.wikibooks.org/wiki/Penerapan_Geometrik_Jalan_Raya/Sistem_Jaring an_Jalan (diakses tanggal 3 mei 2015).

(36)
(37)

Tabel5.1Tabel data hasil pengolahan pengukuran jaringan jalan

No. Panjang Jalan Kode Jalan (Meter) 31 106,598 F12 32 102,021 F13 33 225,145 F14 34 225,145 F15 35 133,169 F16 36 164,001 F17 37 114,914 A4\E0 38 171,516 F20 39 241,508 F21 40 443,882 F22 41 619,377 E0 42 411,386 F23 43 410,694 E15 44 393,947 E16 45 166,452 E1 46 219,963 E17 47 581,140 E2 48 647,478 E3 49 197,544 E18 50 775,908 E19 51 245,345 E20 52 933,218 D20 53 5795,001 D21 54 1406,819 D22 55 303,724 D23 56 1274,421 D24 57 158,085 A2\CO 58 2312,993 A3\DO 59 419,457 C18 60 740,011 C19

No. Panjang Jalan Kode Jalan (Meter) 1 1554,260 J23 2 682,281 H16 3 126,662 H14 4 285,366 H17 5 250,805 H12 6 754,894 H13 7 379,659 H8 8 231,246 H9 9 47,819 H10 10 638,757 H11 11 116,144 H18 12 342,704 H3 13 326,826 H4 14 119,953 H7 15 119,953 H19 16 147,289 H15 17 285,013 H20 18 141,656 H15\H16 19 201,941 H21 20 240,398 H14 21 327,473 H22 22 581,953 H23 23 169,148 H1\H3 24 748,195 H24 25 586,378 A8\H0 26 581,338 F2 27 822,120 F1 28 442,328 F10 29 442,328 F3 30 327,864 F11

(38)

Tabel 5.2 Tabel data hasil pengukuran Jaringan Jalan

No. Panjang Jalan Kode Jalan (Meter) 91 170,375 B33 92 206,929 B34 93 83,527 B35 94 104,330 B36 95 107,035 B37 96 163,314 A1\B0 97 396,319 A2\CO 98 171,221 A4\E0 99 153,089 A5\F0 100 157,353 A8\H0 101 153,876 G0 102 1186,965 G18 103 363,868 A15 104 317,519 A8\I0 105 512,574 G2 106 321,158 A9\I0 107 82,356 J1 108 409,048 J3

Total Jarak yang diukur= 58,662 Kilometer.

No. Panjang Jalan Kode Jalan (Meter) 61 928,653 C20 62 7734,189 C21 63 818,101 C2 64 103,477 C21 65 388,107 C22 66 36,504 C23 67 353,667 C24 68 2152,819 C1 69 315,277 C24 70 144,724 D25 71 623,871 D26 72 654,623 D27 73 1186,965 B1 74 173,501 B17 75 423,630 B9 76 1613,428 B18 77 969,255 B19 78 162,181 B20 79 460,840 B21 80 238,439 B22 81 268,723 B23 82 404,212 B24 83 278,377 B25 84 153,955 B26 85 148,829 B27 86 198,276 B28 87 140,590 B29 88 371,179 B30 89 67,237 B31 90 124,458 B32

(39)

Tabel6. Table hasil pengolahan pengukuran batas RKT Tanaman Karet

No. Areal Luas (Hektar)

1. RKT 2012 201.100836 2. RKT 2013 502.818414 3. RKT 2014 537.183588 4. RKT 2015 650.12721

(40)

Gambar6. Hasil Tracking dan digitasi jaringan jalan

(41)

Gambar8. Kegiatan Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013

(42)

Gambar 10. Kegiatan Pengukuran Jalan Rusak

(43)

Gambar 12. Kegiatan Pembangunan Camp

(44)
(45)

Gambar

Tabel 1. Tabel Kegiatan PKL
Tabel 3. Hasil Pengukuran Batas
Gambar 1. Proses download data lapangan
Gambar 3. Proses edit jalan yang menumpuk menggunakan ARCGIS  d. Input data Tracking yang telah di edit menggunakan SoftwareArcGis
+7

Referensi

Dokumen terkait

(10) Masa kerja yang lama juga dapat berpengaruh terhadap nyeri punggung bawah karena merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang dalam jangka waktu panjang

Besaran insentif dapat mencapai maksimal 1,5 x (70% dari nilai remunerasi) atau setara dengan capaian kinerja 54 poin bagi dosen dengan tugas tambahan (DT) dan tenaga kependidikan

(2) Plafon Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Besaran Tambahan Penghasilan kepada Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural

• Gejala : nyeri dada, batuk, sesak, atau keluhan yang berhubungan dengan penekanan organ-organ sekitar tumor. stridor dan wheezing  penekanan pada bronkus disfagi 

Kombinasi dosis yang dilakukan antara ragi dengan vitamin C pada pakan buatan diduga dapat meningkatkan daya tahan ikan dalam mencegah penyakit yang disebabkan bakteri

dalam pakan ikan yang berfungsi sebagai immunostimulan mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan terhadap bakteri Streptococcus iniae pada ikan nila GIFT (Oreochromis

Untuk mengatasi masalah ini maka ekstrak kombinasi Temulawak dan Sambung nyawa akan dibuat dalam bentuk sediaan Self-nanoemulsifying drug delivery system (SNEDDS) karena

Masalah yang dapat diidentifikasi ialah pengaruh daun bangunbangun dalam menaikkan imunitas tubuh, untuk melihat pengaruh daun bangunbangun terhadap imunitas tubuh