• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI GEL UNDESILENIL FENILALANIN DALAM AKTIFITAS SEBAGAI PENCERAH KULIT KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI GEL UNDESILENIL FENILALANIN DALAM AKTIFITAS SEBAGAI PENCERAH KULIT KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN. Oleh :"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI GEL UNDESILENIL FENILALANIN DALAM AKTIFITAS SEBAGAI PENCERAH KULIT

KARYA ILMIAH YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN

Oleh :

YEDI HERDIANA, S.Si, M.Si NIP : 132 317 988

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI

JATINANGOR 2007

(2)

Abstrak

FORMULASI GEL UNDESILENIL FENILALANIN DALAM AKTIFITAS SEBAGAI PENCERAH KULIT

Yedi Herdiana

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor

Telah dilakukan penelitian formulasi gel pencerah kulit dengan zat aktif undesilenil fenilalanin di laboratorium. Metode penelitian dimulai dari penyiapan bahan baku, pemeriksaan bahan baku, pemilihan basis, dan formulasi gel dengan zat aktif undesilenil fenilalanin. Hasil pemilihan dan evaluasi basis gel dari ketiga basis (HPMC, ultrez 10, capigel 98) menunjukkan bahwa capigel dan ultrez 10 memberikan hasil yang baik pada konsentrasi 1,9 %. Kemudian pada kedua basis tersebut ditambahkan zat aktif undesilenil fenilalanin, tetapi viskositas sediaan menjadi menurun, dipengaruhi oleh sifat undesilenil fenilalanin yang larut dalam cairan yang bersifat basa (trietanolamin), kemudian konsentrasi bahan pembentuk gel ditingkatkan menjadi 3,5 %, dan dapat disimpulkan bahwa gel yang terbaik pada konsentrasi tersebut adalah basis gel dengan capigel 98 yang mempunyai viskositas lebih rendah dan sifat kelengketannya tidak tinggi dari pada ultrez 10.

Kata kunci : Undesilenil fenilalanin, capigel 98, ultrez 10.

Abstract

GEL FORMULATION UNDESILENIL FENILALANIN IN ACTIVITY AS LIGHTENING SKIN

The research of skin lightening gel using active ingredient of undecylenoyl phenylalanine had been carried out, the research took place in of laboratory. Research began from preparation and inspection of raw material, selection of gelling base, and formulation of gel. The evaluation result of three bases (HPMC, ultrez 10, capigel 98) showed that ultrez 10 and capigel 98 gave good result in 1,9 % concentration. Undecylenoyl phenylalanine was added to both bases, but viscosity of gel was decrease. Because of solubility undecylenoyl phenylalanin in base solution (thrietanolamine), for giving good result, concentration of both base was included to 3,5 %. Capigel 98 gave best viscosity and viscid compared with ultrez 10.

(3)

I. PENDAHULUAN

Kulit yang sehat, bersih dan cerah alami merupakan idaman juga simbol dalam kecantikan bagi kebanyakan wanita di Asia termasuk di Indonesia. Upaya menjadikan kulit lebih terang bercahaya alami telah dilakukan sejak dulu, misalnya yang dilakukan oleh para wanita keraton dengan tradisi luluran atau masker dari bahan alam. Untuk menjadikan kulit yang cerah dan bercahaya tidak cukup dibersihkan dengan produk pembersih saja, kotoran dan debu bisa terangkat, tetapi sel kulit yang mati dan sisa residu masih menempel, Kulit terlihat berwarna lebih gelap karena kulit juga punya kekuatan alami melakukan pigmentasi, seperti halnya regenerasi kulit yang bersifat otomatis(1).

Perkembangan teknologi farmasi, membawa pengaruh besar gaya hidup seseorang. Sejak usia bayi sampai dewasa manusia menggunakan kosmetik baik pria maupun wanita untuk mendapatkan penampilan yang lebih baik. Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan, gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit.

Undesilenil fenilalanin adalah salah satu bahan aktif yang mempunyai efek pencerah terhadap kulit, dapat menghilangkan/merubah warna kulit yang hitam karena sinar matahari. Efeknya telah diuji secara in vivo selama 7 hari dalam perawatan bagi wanita Asia, dan memiliki stabilitas yang baik dalam semua sediaan kosmetik, salah satunya adalah bentuk sediaan gel. Gel adalah suatu sediaan setengah padat yang terdiri dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik besar yang tersuspensi dalam cairan. Gel banyak disukai karena bersifat transparan, lunak, lembut, mudah dioleskan, dan tidak meninggalkan lapisan berminyak pada permukaan kulit.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, perlu diformulasi undesilenil fenilalanin sebagai gel yang bermanfaat sebagai pencerah kulit.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat dispersi setengah padat undesilenil fenilalanin yang diformulasi dalam suatu bentuk gel, yang dapat memberikan efek pencerahan terhadap kulit.

Penelitian ini dibatasi hanya pada formulasi sediaan gel undesilenil fenilalanin serta dengan evaluasi.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gel adalah suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan. Makromolekul pada sediaan gel disebarkan keseluruh cairan sampai tidak terlihat ada batas diantaranya, cairan ini disebut gel satu fase. Jika massa gel terdiri dari kelompok-kelompok partikel kecil yang berbeda, maka gel ini dikelompok-kelompokkan sebagai sistem dua fase dan sering pula disebut magma atau susu. Gel dianggap sebagai dispersi koloid karena masing-masing mengandung partikel-partikel dengan ukuran koloid (6).

Gel secara luas digunakan pada berbagai produk obat-obatan, kosmetik dan makanan, juga pada beberapa proses industri. Dalam bidang pengobatan, gel dapat digunakan sebagai bahan dasar (pembawa) dalam pembuatan sediaan topikal. Keuntungan dari gel dibandingkan dengan bentuk sediaan topikal lainnya yaitu memungkinkan pemakaian yang merata dan melekat dengan baik, mudah digunakan, mudah meresap, dan mudah dibersihkan oleh air. Penyimpanan gel harus dalam wadah yang tertutup baik terlindung dari cahaya dan ditempat sejuk.

Dalam sediaan farmasi, gel digunakan untuk sediaan oral sebagai gel murni, atau sebagai cangkang kapsul yang dibuat dari gelatin, untuk obat topikal yang langsung dipakai pada kulit, membran mukosa atau mata, ataupun untuk sediaan dengan kerja yang lama yang disuntikkan secara intramuskular. Zat pembentuk gel digunakan sebagai pengikat dalam granulasi, koloid pelindung dalam suspensi, pengental untuk sediaan oral dan sebagai basis supositoria. Dalam kosmetik, gel digunakan dalam berbagai ragam dan aneka produk seperti: shampo, sediaan pewangi, pasta gigi dan sediaan untuk perawatan kulit dan rambut.

Karakteristik gel harus digunakan dengan tujuan penggunaan sediaan. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi: inert, aman, tidak bereaksi dengan komponen farmasi lain. Inkompatibilitas yang potensial dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kation, pengawet, surfaktan dengan senyawa pembentuk gel anionik.

Senyawa polieter menunjukkan antaraksi dengan fenol dan asam karboksilat. Pemilihan bahan pembentuk gel dalam setiap formulasi bertujuan membentuk sifat seperti: padatan yang cukup baik, selama penyimpanan mudah dipecah bila diberikan daya pada sistem.

Tujuan utama penggunaan obat pada terapi dermatologi adalah untuk menghasilkan efek terapeutik pada tempat-tempat spesifik di jaringan epidermis. Daerah yang terkena umumnya epidermis dan dermis, sedangkan obat-obat topikal tertentu seperti emoliens, antimikroba, dan deodorant terutama bekerja pada permukaan kulit saja.

(5)

Apabila suatu sistem obat digunakan secara topikal, maka obat akan keluar dari pembawanya dan berdifusi ke permukaan jaringan kulit, ada 3 jalan masuk yang utama melalui daerah kantung rambut, melalui kelenjar keringat, dan stratum korneum yang terletak diantara kelenjar keringat dan kantung rambut.

Faktor-faktor dalam penetrasi kulit yaitu pada dasarnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi saluran cerna dengan laju difusi yang sangat tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan hanya sedikit tergantung pada zat pembawa, pH, dan konsentrasi. Perbedaan fisiologis melibatkan kondisi kulit, yakni apakah kulit dalam keadaan baik atau terluka, umur kulit, daerah kulit yang diobati, ketebalan fase pembatas kulit, perbedaan spesies dan kelembapan yang dikandung oleh kulit.

III. ALAT, BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan adalah mortir dan stamper, timbangan analitik, pH universal, viscotester VT-04 E , Pipet tetes, beaker glass, kaca arloji, gelas ukur, spatel, batang pengaduk, kertas perkamen dan kaca objek

3.2 Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan adalah undesilenil fenilalanin, ultrez 10, capigel 98, HPMC, trietanolamin, propilenglikol, DMDM hydantoin dan air suling.

3.3 Metodologi Penelitian

Pemeriksaan terhadap bahan baku undesilenil fenilalanin, capigel 98, DMDM

hydantoin sesuai dengan sertifikat analisis, pemeriksaan ultrez 10, HPMC (hidroksi propil metil selulosa), propilenglikol dilakukan menurut Handbook of Excipient Pharmaceutical

edisi IV. Prosedur pemeriksaan meliputi uji organoleptik dan uji kelarutan.

Studi penggunaan undesilenil fenilalanin sebagai bahan aktif dalam sediaan gel didasarkan pada aktifitasnya sebagai pencerah kulit. Penelitian ini meliputi formulasi sediaan, uji organoleptik, uji pH, uji viskositas, dan uji keamanan sediaan yang diuji pada kira-kira 20 orang relawan dan dioleskan pada punggung tangan.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemeriksaan bahan baku

Pemeriksaan bahan baku undesilenil fenilalanin, ultrez 10, capigel 98 dan DMDM

hydantoin dilakukan sesuai sertifikat analisis, dan pemeriksaan bahan baku trietanolamin, hidroksi propil metil selulosa dan propilenglikol meliputi : pemerian, kelarutan, identifikasi

(6)

organoleptik sesuai dengan persyaratan Handbook of Excipient Pharmaceutical dari zat tersebut.

Tabel 4.1

Data Pengamatan Organoleptik Bahan Baku

Bahan Pemeriksaan Pustaka Pengamatan

Undesilenil fenilalanin Pemerian Bentuk Serbuk Serbuk

Bau Khas Khas

Warna Putih Putih

Kelarutan Larut dalam basa

Larut dalam trietanolamin

Capigel 98 Pemerian Bentuk Cairan Cairan

Bau Khas Khas

Warna Putih Putih

Kelarutan Larut dalam air Larut dalam air

Ultrez 10 Pemerian Bentuk Cairan Cairan

Bau Khas Khas

Warna Putih Putih

Kelarutan Larut dalam air Larut dalam air

HPMC Pemerian Bentuk Serbuk Serbuk

Bau Tidak berbau Tidak berbau

Warna Putih Putih

Kelarutan Larut dalam air Larut dalam air Propilenglikol Pemerian Bentuk Cairan kental Cairan kental

Bau Tidak berbau Tidak berbau Warna Jernih, tidak berwarna Jernih, tidak berwarna, Kelarutan Dapat bercampur dengan air Dapat bercampur dengan air Trietanolamin Pemerian Bentuk Cairan jernih, Cairan jernih,

Bau Amoniak, Amoniak,

Warna Tidak berwarna sampai berwarna kuning, Tidak berwarna sampai berwarna kuning,

Kelarutan Dapat bercampur dengan air

Dapat bercampur dengan air

Dmdm hydantoin Pemerian Bentuk Cairan Cairan Bau

Sedikit berbau

aldehid Sedikit berbau aldehid

Warna Tidak berwarna, mendekati kuning transparan Tidak berwarna, mendekati kuning transparan Kelarutan

Dapat larut dalam

air dan alkohol Dapat larut dalam air

4.2 Pemilihan Basis Gel

Dibuat terlebih dahulu 5 formulasi basis tanpa zat aktif sebanyak 250 ml dengan variasi konsentrasi gelling agent capigel 98, ultrez 10, dan HPMC. Formulasi basis dapat dilihat pada tabel 5.2, 5.3, 5.4 berikut.

(7)

Tabel 4.2

Formula Gel Basis Ultrez 10

Bahan Konsentrasi Bahan (% b/v) F1 F2 F3 F4 F5 Ultrez 10 1,3 1,5 1,7 1,9 2 Trietanolamin 0,56 0,56 0,56 0,56 0,56 Propilenglikol 10 10 10 10 10 DMDM hydantoin 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 Air Suling ad 100 ad 100 ad 100 ad 100 ad 100 Tabel 4.3

Formula Gel Basis Capigel 98

Bahan Konsentrasi Bahan (% b/v) F1 F2 F3 F4 F5 Capigel 98 1,3 1,5 1,7 1,9 2 Trietanolamin 0,56 0,56 0,56 0,56 0,56 Propilenglikol 10 10 10 10 10 DMDM hydantoin 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 Air Suling ad 100 ad 100 ad 100 ad 100 ad 100 Tabel 4.4

Formula Gel Basis HPMC

Bahan Konsentrasi Bahan (% b/v) F1 F2 F3 F4 F5 HPMC 1 1,25 1,5 1,75 2 Propilenglikol 10 10 10 10 10 DMDM hydantoin 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 Air Suling 100ad 100ad 100ad 100ad ad 100

4.3 Prosedur pembuatan basis

4.3.1 Prosedur pembuatan basis gel dengan capigel 98 dan ultrez 10 1. Gelling agent, dimasukkan dalam mortir

2. Kemudian ditambahkan air panas (suhu 800C), diaduk perlahan-lahan sampai bercampur homogen.

3. Dan ditambahkan TEA sambil terus diaduk hingga terbentuk gel bening. 4. Kemudian ditambahkan propilenglikol diaduk hingga homogen.

(8)

5. Ditambahkan DMDM hydantoin dan diaduk hingga homogen. 6. Kemudian ditambahkan air suling hingga volume yang ditentukan. 4.3.2 Prosedur pembuatan basis gel dengan HPMC

1. HPMC dikembangkan didalam mortir dengan air panas (suhu 800C), dan diaduk hingga bercampur homogen.

2. Kemudian ditambahkan propilenglikol sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga terbentuk gel bening.

3. Ditambahkan kedalam campuran DMDM hydantoin sambil diaduk hingga homogen.

4. Ditambahkan air suling hingga volume yang diinginkan.

4.4 Evaluasi basis gel

Pengujian stabilitas fisik gel dilakukan melalui beberapa tahap pengamatan, antara lain adalah:

4.4.1 Pengukuran pH

Pengukuran pH dari formula yang dibuat dengan cara mencelupkan kertas pH universal ke dalam gel setelah tercelup dengan sempurna, pH universal tersebut dilihat perubahan warnanya dengan menggunakan standar pH universal. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali untuk masing-masing sediaan pada hari ke 1, 3, 5, 7, 14, 21, dan 28 hari. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Data Pengamatan pH Basis Gel HPMC

Lama hari pengukuran No pH basis gel HPMC F1 F2 F3 F4 F5 1 1 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 3 6 6 6 6 6 3 1 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 3 6 6 6 6 6 7 1 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 3 6 6 6 6 6 14 1 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 3 6 6 6 6 6 21 1 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 3 6 6 6 6 6 28 1 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 3 6 6 6 6 6

(9)

Tabel 4.6

Data Pengamatan pH Basis Gel Ultrez 10

Lama hari

pengukuran no

pH basis gel Ultrez

F1 F2 F3 F4 F5 1 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 3 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 7 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 14 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 21 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 28 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 Tabel 4.7

Data Pengamatan pH Basis Gel Capigel 98

Lama hari

pengukuran no pH basis gel Capigel

1 1 F1 F2 F3 F4 F5 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 3 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 7 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 14 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 21 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 28 1 7 7 7 7 7 2 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7

(10)

4.4.2 Pengukuran Viskositas

Pengukuran viskositas sediaan gel dilakukan dengan menggunakan Viscotester VT-04 E dengan cara sebagai berikut: sediaan yang akan diperiksa ditempatkan dalam wadah bermulut besar dengan volume 225 ml, kemudian alat dinyalakan dan didiamkan beberapa lama hingga diperoleh angka yang stabil. Pengukuran dilakukan pada hari ke 1, 3, 5, 7, 14, 21, dan 28 hari. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 5.12, 5.13, 5.14 dan grafik 5.4, 5.5, 5.6 berikut

Tabel 4.8

Data Pengukuran Basis Viskositas Gel HPMC

Lama pengamatan

Viskositas basis (dpas)

F1 F2 F3 F4 F5 1 8.67 20.67 27 38 77.33 3 8.67 20.67 27 38 77.33 5 8.67 20.67 27 38 77.33 7 8.67 20.67 27 38 77.33 14 8.67 20.67 27 37 77.33 21 8.17 18.67 18.67 33 69 28 7.67 17.67 17.67 32 68 Standar. Deviasi 0.39 1.25 4.31 2.63 4.32 Tabel 4.9

Data Pengukuran Basis Viskositas Gel Ultrez 10

Lama pengamatan

Viskositas Basis (Dpas)

F1 F2 F3 F4 F5 1 0.82 3.17 11 19.67 36 3 0.82 3.17 11 19.67 36 5 0.82 3.17 11 19.67 36 7 0.82 3.17 11 21 36 14 0.88 3.67 11.67 21 38.33 21 0.97 3.67 12.83 22.23 40.33 28 0.92 3.7 13.83 24.33 40.67 SD 0.06 0.27 1.14 1.74 2.15 Tabel 4.10

Data Pengamatan Viskositas Basis Capigel 98

Lama pengamatan

Viskositas Basis (Dpas)

F1 F2 F3 F4 F5 1 0.2 0.5 1.5 30 34 3 0.2 0.5 1.5 30 34 5 0.2 0.5 5 30 37 7 1.75 2.5 8 30.67 42 14 5 12 24.67 31.67 50 21 5.33 12.33 25.33 32.33 50.33 28 5.33 13 26.33 33.33 51 SD 2.54 6.16 11.68 1.33 7.8

(11)

4.5 Formulasi gel undesilenil fenilalanin

Formulasi gel undesilenil fenilalanin dengan menggunakan bahan pembentuk gel ultrez 10 dan capigel 98 dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut:

Tabel 4.11

Formula Gel Undesilenil Fenilalanin

Bahan Konsentrasi (%) Undesilenil fenilalanin Ultrez 10 Capigel 98

Gelling agent 3,5 3,5

Trietanolamin 1,25 1,25

Propilenglikol 10 10

DMDM hydantoin 0,6 0,6

Air Suling ad 100 ad 100

IV. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Penelitian formulasi gel pencerah undesilenil fenilalanin dilakukan karena dilatarbelakangi dengan kebutuhan wanita Indonesia yang banyak menginginkan kulit yang cerah dan bersih alami, dilihat pada penelitian yang dengan membagikan beberapa daftar pertanyaan kepada 100 orang wanita berusia 19-23 tahun, 98 % menyatakan “perlu” dalam menjadikan kulit menjadi cerah dan pilihan pertama lebih memilih produk kosmetik pencerah yang aman. Sedangkan dari 17 orang pria, yang menyatakan “perlu” dalam menjadikan kulit jadi bersinar adalah sebanyak 88.23 %, dan lebih banyak memilih menggunakan produk kosmetik pencerah yang aman untuk menjadikan kulitnya cerah bersinar.

Undesilenil fenilalanin sebagai zat aktif pencerah merupakan zat síntesis yang dapat menghilangkan/mengubah warna kulit yang hitam karena sinar matahari dan efeknya sudah terbukti secara in vivo hanya dengan perawatan selama 7 hari pada konsentrasi 2 %. Bahan pembentuk gel yang digunakan adalah membedakan 3 jenis bahan pembentuk gel yaitu HPMC, ultrez 10, dan capigel 98. HPMC merupakan bahan pembentuk gel yang berasal dari bahan polimer glukosa dan sangat mudah membentuk gel. Ultrez 10 dan capigel 98 merupakan nama dagang dari kopolimer akrilat yang merupakan bahan pembentuk gel yang sering digunakan dipasaran. Salah satu kekurangan sifat gel adalah cepat mengeras jika kontak dengan udara terbuka dalam waktu relatif lama, kekerasan atau kekakuan ini disebabkan karena penguapan air dari basis sediaan, untuk mengatasi keadaan ini dilakukan dengan penambahan humektan, humektan yang digunakan adalah propilenglikol. Kandungan air yang tinggi dalam sediaan gel akan menyebabkan mudahnya mikroorganisme atau jamur untuk tumbuh, oleh karena itu dalam pembuatan gel sangat diperlukan penambahan zat

(12)

pengawet, pengawet yang digunakan adalah DMDM hydantoin, yaitu suatu pengawet antibakteri yang memiliki efektivitas tinggi, dengan bentuk cairan dan tidak berwarna serta dapat larut dalam air sehingga baik digunakan untuk sediaan gel yang bahan dasarnya air, dan pada konsentrasi 0,6 % diharapkan tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme sampai batas waktu yang ditentukan.

Pada pembuatan basis gel dilakukan suatu variasi konsentrasi, konsentrasi yang divariasikan mulai dari konsentrasi 1.3%, 1.5 %, 1.7 %, 1.9 % dan 2.0 % untuk capigel 98 dan ultrez 10, dilakukan sesuai dengan rekomendasi penggunaan kopolimer akrilat dapat membentuk gel pada rentang 0.5-2 %, sedangkan HPMC dimulai dari 1%, 1.25 %, 1.5%, 1.75% dan 2 %. Variasi ini dilakukan untuk mengetahui pada konsentrasi berapa bahan pembentuk gel akan menghasilkan basis gel yang baik, yang dapat dilihat dengan melakukan evaluasi terhadap basis tersebut, yaitu secara organoleptik, pengukuran pH, pengukuran viskositas, dan homogenitas.

Setelah dibuat sediaan basis gel, yang diperoleh untuk semua formula mempunyai karakter organoleptik berwarna bening, dan tidak berbau serta jernih, tetapi basis dengan HPMC pada uji kesan sesudah pemakaian memberikan rasa lengket, dan hal ini akan memberikan keadaan yang tidak nyaman pada pemakaian sehingga pada basis gel dengan HPMC tidak ditambahkan zat aktif. Dari hasil pengamatan pH sediaan yang diamati baik pada basis gel dengan bahan pembentuk gel HPMC, ultrez 10 dan capigel 98, kesemuanya mempunyai pH yang dapat diterima untuk sediaan kulit, yaitu pH 6 untuk HPMC dan 7 untuk ultrez 10 dan capigel 98, uji pH sediaan merupakan parameter fisikokimia yang harus dilakukan pada sediaan dermal, karena pH sediaan dapat mempengaruhi efektivitas, stabilitas dan kenyamanan penggunaan sediaan pada kulit. Pada pengujian viskositas yang ditunjukkan dari setiap formula, setiap kenaikan konsentrasi menghasilkan viskositas yang semakin tinggi, dan dari variasi konsentrasi diperoleh basis yang baik, yaitu pada konsentrasi 1,9 % untuk capigel 98 dan ultrez 10.

Pada tahap selanjutnya dilakukan suatu orientasi sederhana dengan cara membuat sediaan gel dengan skala kecil sebanyak 15 gram yang telah ditambahkan zat aktif, dan hasil orientasi yang diperoleh viskositas gel pencerah undesilenil fenilalanin menjadi menurun yaitu menjadi 1 dpas, dan pengujian ini dilakukan selama tiga kali dan hasil yang diperoleh tetap sama, untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan orientasi lagi dengan meningkatkan konsentrasi bahan pembentuk gel pada sediaan gel pencerah dengan skala kecil yaitu 15 gram, dan hasil yang diperoleh konsistensi sediaan menjadi lebih kental, dan zat aktif ditambahkan pada sediaan menggunakan bahan pembentuk gel capigel 98 dan ultrez 10, tahap selanjutnya

(13)

sediaan dievaluasi secara organoleptik, pengukuran pH, viskositas, homogenitas seperti yang dilakukan pada basis gel. Serta dilakukan uji iritasi sediaan.

KESIMPULAN

Penambahan zat aktif dilakukan terhadap basis gel dengan bahan pembentuk gel capigel 98 dan ultrez 10. Gel pencerah undesilenil fenilalanin yang baik adalah gel dengan bahan pembentuk gel capigel 98, dilihat dari uji kenyamanan sediaan gel pencerah undesilenil fenilalanin dengan bahan pembentuk gel ultrez 10, relawan menyatakan sifat lengket yang lebih dari pada gel pencerah undesilenil fenilalanin dengan bahan pembentuk gel capigel 98. Dan nilai standar deviasi dan koefisien variasi gel dengan capigel 98 lebih kecil dibandingkan dengan ultrez 10.

DAFTAR PUSTAKA

1. Http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/15_152_faktorkesehatan.pdf/15_152_faktor kesehatankulit.html, 27-11-2006, 19.30

2. http://wwwseppic.com/Fo_ACTI.asp?id=3, 3-06-2007

3. Wijaya,A., 1996, Oksidasi LDL, Aterosklerosis dan Antioksidan, forum diagnosticum 3, 1-14

4. Martin Alfred.,dkk, 1983. Farmasi Fisik, edisi kedua, UI Pres, Jakarta, Salemba hal 1170,1220-1250.

5. Agoes G dan ST.Draijanto,1993, Teknologi Farmasi Sediaan Liquid Dan Semi

Liquid, 1993, pusat antar universitas, bidang ilmu hayati, penerbit ITB, Bandung,

222-234.

6. Ansel.Howard.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV, UI Press, Jakarta, 314-317.

7. Aiache.,JM.,Goyot.A.M. Farmasetika 2 Biofarmasi, edisi 2., terjemah Widji Soerartri, Drs., Air Langga University Press, Surabaya, 1993, 34-35,222-223,153-155,471-474. 8. Lieberman, Rieger, M.M and Banker.1989. Pharmaceutical Dosage Form: disperse

system. Volume 2. New york : Marcell dekker Inc. 495-508

9. Wade, A and P.J Waller, Handbook Of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, The Pharmaceutical Press. London. 1994.71-73,407-408,538-539.

10. Direktorat Jenderal POM Rri, 1979, Farmakope Indonesia, edisi ketiga, DEPKES RI, 535

Referensi

Dokumen terkait

Ini ber t epat an dengan kajian ini, iait u unt uk mengenal past i masalah kemahir an membaca dan menulis mat a pelajar an Bahasa Melayu dalam kalangan mur id sekolah

Pemanfaatan bersama jaringan transmisi dan distribusi dilakukan melalui sewa jaringan antara pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang melakukan usaha

No country that ONI tested blocked access to a Web site as a result of a keyword appearing in the body content of the page, however, there are a number of countries that block

6 Menyanyi lagu dengan teknik, postur, ekspresi dan cara yang betul..

Sehingga sistem informasi ini sangat mendukung dalam pengambilan keputusan sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat

ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum. Tersangka adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili disidang

Dengan ini menyatakan bahwa usulan saya dengan judul:” Penanaman Jagung Sebagai Upaya Untuk Memanfaatkan Sawah Selama Musim Kemarau di Desa Sendangsari”, yang diusulkan untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah pembelajaran matematika dengan media pembelajaran macromedia flash 8 menghasilkan prestasi belajar matematika